PERANCANGAN STRUKTUR
GEDUNG HOTEL 8 LANTAI
Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah SI-4111 Rekayasa dan Perancangan Struktur
Dosen :
Prof. Dr. Ir. I Gde Widiadnyana Merati
Asisten : Alexander Wibowo, S.T. Kennardi Swady, S.T. Disusun oleh: Ilma Fadilah (15011063) Junisa Arini (15011064)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
GEDUNG HOTEL 8 LANTAI
Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah SI-4111 Rekayasa dan Perancangan Struktur
di Program Studi Teknik Sipil Institut teknologi Bandung
Disusun oleh:
Ilma Fadilah (15011063) Junisa Arini (15011064)
Bandung, Desember 2014,
Asisten 1, Asisten 2,
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 2
KATA PENGANTAR
Dalam mata kuliah SI-4111 Rekayasa dan Perancangan Struktur ini dirasakan perlu adanya sarana yang dapat membantu mahasiswa untuk memahami kuliah ini dengan baik terutama dalam bidang perencanaan konstruksi struktur bangunan tahan gempa. Oleh karena itu, diadakanlah suatu tugas besar bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini. Tugas Besar “Perencanaan Gedung Hotel 8 Lantai” ini adalah suatu latihan perancangan dan perencanaan bangunan tahan gempa dengan menggunakan material beton bertulang. Kami pada kesempatan ini mencoba merancang elemen struktur gedung Hotel ini sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang sudah dibakukan sehingga diharapkan tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Dengan tugas besar ini, penulis juga merasa sangat terbantu dalam memahami mata kuliah SI-4111 Rekayasa dan Perancangan Struktur.
Kemudian Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya tugas ini bisa diselesaikan. 2. Prof. Dr. I. I Gde Widiadnyana Merati, atas ilmu rekayasa struktur yang telah
diajarkan selama proses perkuliahan berlangsung.
3. Alexander Wibowo, S.T. dan Kennardi Swady, S.T. atas segala bimbingannya pada tugas besar ini.
4. Semua anggota Kelas 2 Rekayasa Struktur yang selalu saling memberi semangat dan saling membantu setiap waktu baik di saat belajar, asistensi, maupun saat mengerjakan tugas besar bersama.
Dalam segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila terdapat kekeliruan ataupun kekurangan dalam pengerjaan tugas ini.
Bandung, Desember 2014
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... 1 KATA PENGANTAR ... 2 DAFTAR ISI ... 3 BAB I ... 8 PEMODELAN STRUKTUR ... 81.1 Deskripsi Umum Struktur ... 8
1.2 Kriteria Design ... 10
1.2.1 Deskripsi Material ... 12
1.2.2 Pembebanan Bangunan ... 12
1.2.3 Kombinasi Pembebanan ... 14
1.2.4 Analisis Ragam Spektrum ... 15
1.3 Respon Spektra ... 15
1.3.1 Parameter Percepatan Gempa dan Kelas Situs ... 16
1.3.2 Faktor Keutamaan dan Kategori Resiko Bangunan ... 17
1.3.3 Koefisien-koefisien Situs dan Parameter-parameter Respon Spektra Percepatan Gempa MCER ... 19
1.4 Preliminary Design ... 22
1.4.1 Data dan Ketentuan Perancangan Awal ... 22
1.4.2 Perancangan Awal Balok dan Pelat Lantai ... 23
1.4.3 Menghitung Beban yang Bekerja pada Tributary Area ... 24
1.4.4 Perancangan Awal Kolom ... 27
1.4.5 Rekapitulasi Perancangan Awal ... 29
1.5 Software yang digunakan ... 30
1.5.1 Pemodelan dengan Software ETABS ... 30
BAB II ... 39
ANALISIS STRUKTUR ... 39
2.1 Analisis Gaya Lateral Ekivalen ... 39
2.1.1 Geser Dasar Seismik... 39
2.1.2 Periode Alami Fundamental ... 40
2.1.3 Prosedur Gaya Lateral Ekivalen ... 41
2.1.4 Analisis Respons Dinamik ... 43
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 4
2.3 Pengecekan Deformasi Struktur ... 45
2.4 Pengecekan terhadap Ketidakberaturan Torsi ... 47
2.5 Pengecekan terhadap Pengaruh P-Delta ... 52
BAB III ... 59
DETAILING STRUKTUR ... 59
3.1 Desain Balok ... 59
3.1.1 Cek Apakah Balok Memenuhi Definisi Komponen Struktur Lentur ... 59
3.1.2 Menghitung Keperluan Baja Tulangan Untuk Menahan Momen Lentur ... 60
3.1.3 Kapasitas Minimum Momen Positif dan Momen Negatif ... 63
3.1.4 Hitung Probable Moment Capacities (Mpr) ... 64
3.1.5 Diagram Gaya Geser ... 69
3.1.6 Sengkang untuk Gaya Geser ... 71
3.1.7 Lap Splicing untuk Bentang Menerus ... 74
3.1.8 Cut-off Points ... 75
3.2 Desain Kolom ... 78
3.2.1 Definisi Kolom ... 78
3.2.2 Cek Konfigurasi Tulangan ... 79
3.2.3 Kuat Kolom ... 80
3.2.4 Desain Tulangan Confinement... 81
3.3 Detailing Desain Hubungan Balok-Kolom SRPMK... 87
3.4 Desain Shear Wall ... 93
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 103
4.1 Kesimpulan ... 103
4.2 Saran ... 106
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 5 DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Denah Struktur Tampak Atas ... 9
Gambar 1.2 Denah Struktur Tampak Depan ... 10
Gambar 1.3 Struktur Bangunan (3D) ... 10
Gambar 1.4 Peta Gerak Tanah Seismik untuk Ss ... 16
Gambar 1.5 Peta Gerak Tanah Seismik untuk S1 ... 16
Gambar 1.6 Respon Spektra Desain ... 21
Gambar 1.7 Respon Spektra Desain Kota Jayapura ... 21
Gambar 1.8 Define Material Properties pada ETABS ... 30
Gambar 1.9 Define Frame Sections pada ETABS ... 31
Gambar 1.10 Input Dimensi Balok pada ETABS ... 31
Gambar 1.11 Input Reinforcement Data Balok pada ETABS ... 32
Gambar 1.12 Input Dimensi Kolom pada ETABS ... 32
Gambar 1.13 Input Reinforcement Data Kolom pada ETABS ... 33
Gambar 1.14 Input Dimensi Pelat pada ETABS ... 33
Gambar 1.15 Input Dimensi Shearwall pada ETABS ... 34
Gambar 1.16 Define Diafragma pada ETABS ... 34
Gambar 1.17 Define Response Spectrum Functions pada ETABS ... 35
Gambar 1.18 Input Static Load Cases pada ETABS ... 35
Gambar 1.19 Define Response Spectrum Cases arah X dan Y pada ETABS ... 36
Gambar 1.20 Define Load Combinations pada ETABS ... 36
Gambar 1.21 Define Mass Source pada ETABS ... 37
Gambar 1.22 Assign Beban SIDL pada ETABS ... 37
Gambar 1.23 Assign Live Load pada ETABS ... 38
Gambar 2.24 Faktor Pembesaran Torsi ... 47
Gambar 3.1 Ilustrasi Kebutuhan Tulangan pada Balok Induk ... 69
Gambar 3.2 Output software pcaColoumn untuk kolom 600x600 mm ... 79
Gambar 3.3 Output software pcaColoumn untuk kolom 800x800 mm ... 79
Gambar 3.4 Input beban service khusus dimensi 800x800 mm ... 80
Gambar 3.5 Sketsa penampang desain kolom dimensi 600x600 mm ... 86
Gambar 3.6 Sketsa penampang desain kolom dimensi 800x800 mm ... 86
Gambar 3.7 Desain Hubungan Balok Kolom ... 87
Gambar 3.8 Desain Hubungan Balok Kolom ... 89
Gambar 3.9 Balok Sudut ... 91
Gambar 3.10 Balok Eksterior ... 91
Gambar 3.11 Balok Interior ... 92
Gambar 3.12 Output Penampang Shearwall Arah X dan Y spcolumn ... 96
Gambar 3.13 Output Material Properties Shearwall Arah X dan Y spcolumn ... 97
Gambar 3.14 Output Diagram Interaksi M-P Shearwall Arah X spcolumn ... 97
Gambar 3.15 Pemodelan Shearwall dari Response 2000 ... 98
Gambar 3.16 Regangan Longitudinal Shearwall X dan Y ... 99
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 6 DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Elevasi Bangunan ... 8
Tabel 1,2 Lokasi Model Struktur Beserta Klasifikasi Situs ... 17
Tabel 1.3 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa ... 18
Tabel 1.4 Faktor Keutamaan Gempa ... 18
Tabel 1.5 Koefisien situs, Fa ... 19
Tabel 1.6 Koefisien situs, Fv ... 19
Tabel 1.7 Hasil Perhitungan Sd ... 21
Tabel 1.8 Data Perancangan Gedung 8 Lantai ... 22
Tabel 1.9 Hasil Perhitungan Dimensi Balok Induk, Balok Anak, dan Pelat ... 23
Tabel 1.10 Hasil Perhitungan Self Load untuk 1 unit Tributary Area ... 25
Tabel 1.11 Hasil Perhitungan SIDL, DL, dan LL ... 26
Tabel 1.12 Hasil Perhitungan Beban Aksial (Pu) pada Kolom Setiap Lantai ... 27
Tabel 1.13 Hasil Perhitungan Nilai Ag dan a pada kolom setiap lantai ... 28
Tabel 1.14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dimensi Struktur Gedung Hotel 8 Lantai ... 29
Tabel 2.1 Hasil Analisis Struktur pada RUN 1 ... 40
Tabel 2.2 Nilai Koefisien Ct dan x ... 40
Tabel 2.3 Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung berdasarkan RSNI 03-1726-2012 ... 41
Tabel 2.4 Berat Bangunan ... 42
Tabel 2.5 Analisis respons dinamik ... 43
Tabel 2.6 Perubahan Dimensi Kolom ... 45
Tabel 2.7 Simpangan Antar Lantai Ijin ... 46
Tabel 2.8 Simpangan Antar Lantai Akibat Beban ENVE (envelope) ... 46
Tabel 2.9 Torsi pada Lantai 8 dan Lantai 1 Untuk Setiap Kombinasi Beban ... 48
Tabel 2.10 P delta pada lantai 8 dan lantai 1 untuk setiap kombinasi beban ... 53
Tabel 3.1 Moment Envelope Balok Pojok Eksterior ... 60
Tabel 3.2 Moment Envelope Balok Eksterior ... 60
Tabel 3.3 Moment Envelope Balok Interior ... 61
Tabel 3.4 KebutuhanTulangan Berdasarkan Detail SRPMK untuk Balok Pojok Eksterior ... 63
Tabel 3.5 Perhitungan Kebutuhan Tulangan untuk Balok eksterior Pojok ... 66
Tabel 3.6 Perhitungan Kebutuhan Tulangan untuk Balok eksterior ... 67
Tabel 3.7 Perhitungan Kebutuhan Tulangan untuk Balok Interior ... 68
Tabel 3.8 Perhitungan Diagram Gaya Geser untuk Balok Pojok Eksterior ... 70
Tabel 3.9 Perhitungan Diagram Gaya Geser untuk Balok Eksterior ... 70
Tabel 3.10 Perhitungan Diagram Gaya Geser untuk Balok Interior ... 70
Tabel 3.11 Penulangan Geser untuk Balok Pojok Eksterior ... 75
Tabel 3.12 Penulangan Geser untuk Balok Eksterior ... 75
Tabel 3.13 Penulangan Geser untuk Balok Interior ... 75
Tabel 3.14 Pengecekan Gaya Aksial Terfaktor Maksimum ... 78
Tabel 3.15 Desain tulangan confinement ... 83
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 7
Tabel 4.1 Penulangan Longitudinal Balok Pojok Eksterior ... 103
Tabel 4.2 Penulangan Longitudinal Balok Eksterior... 104
Tabel 4.3 Penulangan Longitudinal Balok Interior ... 104
Tabel 4.4 Penulangan Geser untuk Balok Pojok Eksterior ... 104
Tabel 4.5 Penulangan Geser untuk Balok Eksterior ... 104
Tabel 4.6 Penulangan Geser untuk Balok Interior ... 105
Tabel 4.7 Penulangan Kolom ... 105
Tabel 4.8 Penulangan Transversal Joint ... 105
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 8
BAB I
PEMODELAN STRUKTUR
1.1 Deskripsi Umum Struktur
Struktur yang akan didesain dalam pengerjaan tugas ini adalah sebuah bangunan yang memiliki fungsi sebagai hotel yang terletak di wilayah Jayapura dengan kondisi tanah sedang (SD). Gedung ini terdiri dari 8 lantai dengan denah lantai yang tipikal, kecuali pada lantai dasar tinggi kolom sebesar 8 m. Pada setiap sisi gedung dipasang shear wall. Berikut ini dilampirkan data elevasi bangunan.
Tabel 1.1 Data Elevasi Bangunan Lantai Tinggi Lantai (m) Elevasi (m)
8 (atap) 36 7 4 32 6 4 28 5 4 24 4 4 20 3 4 16 2 4 12 1 4 8 Dasar 8 0
Bangunan hotel ini memiliki dimensi 49 m x 35 m dengan bentuk yang simetris. Luas bangunan per lantai sekitar 1.715 m2, sedangkan luas bangunan total mencapai 13.720 m2. Setiap lantai memiliki dua buah void yang direncanakan untuk tangga dan elevator dengan masing-masing berukuran 3,5 m x 3,5 m. Berikut ini gambaran struktur tampak atas dan depan.
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 9 Gambar 1.1 Denah Struktur Tampak Atas
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 10
Gambar 1.2 Denah Struktur Tampak Depan
Gambar 1.3 Struktur Bangunan (3D)
1.2 Kriteria Design
Bangunan ini akan direncanakan sebagai struktur bangunan tahan gempa. Kriteria desain untuk struktur bangunan tahan gempa mensyaratkan bahwa bangunan harus didesain agar mampu menahan beban gempa sesuai dengan SNI 03-1726-2012. Akibat pengaruh gempa rencana tersebut, struktur bangunan secara keseluruhan harus masih dapat berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.
Berdasarkan UBC 1997, tujuan desain bangunan tahan gempa adalah untuk mencegah terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan korban jiwa, dengan tiga kriteria standar sebagaiberikut:
1. Ketika terjadi gempa kecil, tidak terjadi kerusakan sama sekali.
2. Ketika terjadi gempa sedang, diperbolehkan terjadi kerusakan arsitektural tetapi bukan merupakan kerusakan struktural.
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 11 3. Ketika terjadi gempa kuat, diperbolehkan terjadinya kerusakan struktural
dan non-struktural, namun kerusakan yang terjadi tidak sampai menyebabkan bangunan runtuh.
Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan struktur bangunan tahan gempa:
Sistem struktur yang digunakan harus sesuai dengan tingkat kerawanan(risiko) daerah tempat struktur bangunan tersebut berada terhadap gempa.
Aspek kontinuitas dan integritas struktur bangunan perlu diperhatikan. Dalam pendetailan penulangan dan sambungan-sambungan, unsur-unsur struktur bangunan harus terikat secara efektif menjadi satu kesatuan untuk meningkatkan integritas struktur secara menyeluruh.
Konsistensi sistem struktur yang diasumsikan dalam desain dengan struktur yang dilaksanakan harus terjaga.
Material beton dan bajatulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratanmaterial konstruksi untuk struktur bangunan tahan gempa. Unsur-unsur arsitektural yang memiliki massa yang besar harus terikat
dengan kuat pada sistem portal utama dan harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap sistem struktur.
Metoda pelaksanaan, sistem quality control, dan quality assurance dalam tahapan konstruksi harus dilaksanakan dengan baik dan harus sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah besarnya gaya gempa yang diterima struktur bangunan pada dasarnya dipengaruhi oleh karakteristik gempa yang terjadi, karakteristik tanahtempat bangunan berada, dan karakteristik struktur bangunan. Karakteristik struktur bangunan yang berpengaruh diantaranya adalah bentuk bangunan, massa bangunan, beban gravitasi yang bekerja, dan kekakuan.
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 12 1.2.1 Deskripsi Material
Karakteristik material beton dan baja tulangan yang digunakan pada struktur beton bertulang tahan gempa akan sangat mempengaruhi perilaku plastifikasi struktur yang dihasilkan. Dalam mendesain struktur bangunan ini digunakan material beton bertulang dengan material properties sebagai berikut:
Mutu beton yang digunakan fc’ = 30 MPa Tegangan leleh baja fy = 400 MPa
Modulus Elastisitas beton √ Modulus Elastisias baja
1.2.2 Pembebanan Bangunan
Beban-beban yang bekerja pada gedung hotel 8 lantai yang direncanakan adalah sebagai berikut:
1. Beban Mati (Dead Load)
Beban mati ialah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu. Beban-beban struktur yang dikategorikan sebagai beban mati adalah sebagai berikut :
- Berat Sendiri
Berat sendiri komponen struktur dipengaruhi oleh ρ(massa jenis) dari material penyusunnya. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian material bangunan, digunakan material beton bertulang dengan massa jenis sebesar 2400 kg/m3. - Super Imposed Dead Load
SIDL adalah beban-beban tambahan yang selalu berada pada struktur yang ikut memberikan tambahan beban kepada keseluruhan struktur. Yang dapat digolongkan ke dalam SIDL adalah beban partisi/tembok, finishing, ducting, lighting, ceiling dan MEP (Mechanical, Electrical, and Plumbing), kursi, meja dan perangkat-perangkat lainnya. Untuk gedung hotel 8 lantai ini, beban SIDL yang diaplikasikan pada pelat dapat dikategorikan seperti berikut ini :
SIDL untuk pelat Atap
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 13 Beban Atap = 50 kg/m²
Total SIDL atap = 90 kg/m² SIDL untuk pelat Lantai
MEP + Plafon = 40 kg/m² Adukan 2 cm ubin = 42 kg/m² Lantai ubin tanpa adukan = 24 kg/m² Total SIDL lantai = 106kg/m²
Selain beban SIDL yang diaplikasikan pada pelat, pada gedung hotel 8 lantai ini juga diaplikasikan beban SIDL dinding batako tebal 20 cm yang memiliki berat jenis 250 kg/m³ setinggi 4meter diaplikasikan berupa beban garis sepanjang balok perimeter dengan nilai sebagai berikut :
Beban dinding untuk Lantai : 1000 kg/m2
2. Beban Hidup (Live Load)
Beban hidup ialah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut. Khusus pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan, baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik) butiran air.
Pada gedung hotel 8 lantai ini, beban hidup yang direncanakan umumnya berasal dari beban manusia yang beraktivitas di dalam gedung hotel tersebut. Beban hidup yang diaplikasikan pada gedung hotel 8 lantai ini sesuai dengan rangkuman PPIG 1989 adalah sebesar 192 kg/m² dan khusus untuk atap diberi beban sebesar 100 kg/m²
3. Beban Gempa
Analisis Statik Ekivalen
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, struktur gedung beraturan dapat direncanakan terhadap pembebanan gempa nominal akibat
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 14 pengaruh Gempa Rencana dalam arah masing-masing sumbu utama denah struktur tersebut, berupa beban gempa nominal statik ekivalen dapat dijelaskan dalam pasal-pasal SNI 1726:2012. Persamaan yang digunakan di dalam menghitung gaya geser dasar pada bangunan dengan metode statik ekivalen sebagai berikut:
Gedung hotel 8 lantai yang direncanakan terletak di Surabaya dengan jenis tanah sedang.
o Nilai I (Faktor Keutamaan Gempa)
Berdasarkan SNI 1726:2012, untuk kategori gedung umum seperti untuk perumahan, toko, hotel, hotel, mall, dan pabrik merupakan kategori risiko II yang memiliki nilai I sebesar 1.0.
o Nilai Wt (Berat bangunan)
Berat bangunan yang diperhitungkan untuk gaya geser dasar bangunan didapat dari output ETABS (total center mass rigidity)
o Nilai R (Faktor Modifikasi Response)
Untuk sistem ganda dengan rangka pemikul momen khusus yang mampu menahan 25% gaya gempa yang ditetapkan dan dinding geser beton bertulang khusus, memiliki koefisien modifikasi respon R sebesar 7.
1.2.3 Kombinasi Pembebanan
Berdasarkan RSNI-03-1726-201X, faktor-faktor dan kombinasi beban untuk beban mati nominal, beban hidup nominal, dan beban gempa nominal sama dengan SNI 03-1726-2012. Akan tetapi, pada kombinasi yang terdapat beban gempa didalam persamaannya harus didesain berdasarkan pengaruh beban seismik yang ditentukan seperti berikut ini .
Dimana :
E : Pengaruh beban seismik
Eh : Pengaruh beban seismik horizontal yang akan di definsikan selanjutnya Ev : Pengaruh beban seismik vertikal yang akan didefinisikan selajutnya
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 15
Oleh karena itu, kondisi pembebanan yang dipakai menjadi :
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Dimana
1.2.4 Analisis Ragam Spektrum
Prosedur analisis spektrum response ragam dilakukan dengan menggunakan software ETABS. Analisis spektrum response ragam ini dilakukan dengan metode kombinasi kuadrat lengkap (Complete Quadratic Combination/CQC) dengan input gaya gempa menggunakan respons spektra desain berdasarkan subbab 1.2
1.3 Respon Spektra
Respon spektra adalah respon maksimum suatu struktur degree of freedom (SDOF), akibat pengaruh suatu sumber getaran gempa yang sama. Perencanaan struktur bangunan tahan gempa bertujuan untuk mencegah terjadinya keruntuhan struktur yang dapat berakibat fatal pada saat terjadi gempa. Berdasarkan SNI 1726-2012, kinerja struktur pada waktu menerima beban gempa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Akibat gempa ringan, struktur bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada elemen strukturalnya maupun pada elemen nonstruktural.
Akibat gempa sedang, elemen struktural bangunan tidak boleh rusak tetapi elemen nonstrukturalnya boleh mengalami kerusakan ringan, namun struktur bangunan masih dapat dipergunakan.
Akibat gempa besar, baik elemen struktural maupun elemen nonstruktural bangunan akan mengalami kerusakan, tetapi struktur bangunan tidak boleh runtuh.
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 16 1.3.1 Parameter Percepatan Gempa dan Kelas Situs
Parameter percepatan gempa mengacu pada SNI 03-1726-2012 pasal 14 ditetapkan berdasarkan parameter Ss dan S1. Parameter SS dan S1 harus ditetapkan masing-masing
dari respons spektral percepatan 0,2 detik dan 1 detik dalam peta gerak tanah seismik dengan kemungkinan 2 persen terlampaui dalam 50 tahun (MCER, 2 persen dalam 50
tahun), dan dinyatakan dalam bilangan desimal terhadap percepatan gravitasi.
Gambar 1.4 Peta Gerak Tanah Seismik untuk Ss
Gambar 1.5 Peta Gerak Tanah Seismik untuk S1
Ss adalah parameter respons spektra percepatan gempa (batuan dasar) MCER
terpetakan untuk perioda pendek 0.2 detik. Untuk menentukan nilai Ss dapat dilihat pada
gambar diatas dimana untuk daerah Jayapura Ss antara 1,5g – 2,0g. Maka dipilih nilai Ss =
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 17 S1 adalah parameter respons spektra percepatan gempa (batuan dasar) MCER
terpetakan untuk perioda 1,0 detik. Untuk menentukan nilai dari S1 dapat dilihat dari
gambar diatas dimana untuk daerah Jayapura terdapat pada daerah berwarna kuning muda dimana nilai S1 antara 0,5g – 0,6g. sehingga dipilih nilai S1 = 0,6 g.
Tabel 1,2Lokasi Model Struktur Beserta Klasifikasi Situs
1.3.2 Faktor Keutamaan dan Kategori Resiko Bangunan
Besarnya beban gempa rencana yang direncanakan untuk berbagai kategori bangunan gedung, tergantung pada probabilitas terjadinya keruntuhan struktur bangunan selama umur rencana yang diharapkan. Untuk itu, pengaruh gempa rencana harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan bangunan (Ie). Bedasarkan SNI 03-1726-2012 faktor keutamaan bangunan ditentukan berdasarkan kategori resiko bangunan.
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 18
Tabel 1.3 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa
Jenis pemanfaatan Kategori risiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan - Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
I
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor - Pasar
- Gedung perkantoran - Gedung hotel/ rumah susun - Pusat perbelanjaan/ mall - Bangunan industri - Fasilitas manufaktur - Pabrik
II
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan - Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat - Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
III
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental - Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas lainnya untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik, tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau material atau peralatan pemadam kebakaran ) yang disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan darurat
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi struktur bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko IV.
IV
Tabel 1.4 Faktor Keutamaan Gempa
Kategori Risiko Faktor Keutamaan Gempa, Ie
I atau II 1,0
III 1,25
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 19 Dari kedua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk jenis pemanfaatan gedung sebagai gedung Hotel, maka kategori resiko gedung termasuk ke dalam kategori resiko II dengan faktor keutamaan gempa sebesar 1,0.
1.3.3 Koefisien-koefisien Situs dan Parameter-parameter Respon Spektra Percepatan Gempa MCER
Parameter percepartan respon spektra pada periode pendek (SMS) dan periode 1 detik (SM1) yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs harus ditentukan dengan perumusan berikut ini:
dan koefisien situs Fa dan Fv mengikuti tabel berikut ini: Tabel 1.5 Koefisien situs, Fa
Tabel 1.6 Koefisien situs, Fv
Perhitungan
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 20 Kategori resiko II S1 0,6 g Fa 1 Sms 1,5
Ie 1 Ss 1,5 g Fv 1,5 Sm1 0,9 Parameter Percepatan Spektra Desain
Parameter percepatan spektra desain untuk periode pendek SDS dan periode 1 detik SD1 harus ditentukan melalui perumusan berikut ini:
Respon Spektra Desain
1. Untuk periode yang lebih kecil dari T0, spektrum respons percepatan desain, Sa harus
diambil dari persamaan;
( )
2. Untuk periode yang lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari atau sama
dengan Ts spektrum respons percepatan desain, Sa sama dengan Sds
3. Untuk periode yang lebih besar dari Ts ,spectrum respons percepatan desain Sa diambil
berdasarkan persamaan;
Keterangan:
Sds = parameter respons spectral percepatan desain pada perioda pendek Sd1 = parameter respons spectral desain pada perioda 1 detik
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 21
Gambar 1.6 Respon Spektra Desain
Tabel 1.7 Hasil Perhitungan Sd
Dari tabel diatas, diplot Sa vs T. Sehingga diperoleh respon spektra dibawah ini
Gambar 1.7 Respon Spektra Desain Kota Jayapura
T Sd 0 0,4 0,12 1 0,6 1 1,2 0,5 1,4 0,429 1,6 0,375 1,8 0,333 2 0,3 2,2 0,273 2,4 0,25 2,6 0,231 2,8 0,214 3 0,2 3,2 0,1875 3,4 0,1765 3,6 0,1667 3,8 0,1579 4 0,15 4,2 0,1429 4,4 0,1364 4,6 0,1304 4,8 0,125 5 0,12 5,2 0,1154 5,4 0,1111 5,6 0,1071 5,8 0,1034 6 0,1 6,2 0,0968 6,4 0,0937 6,6 0,0909 6,8 0,0882 7 0,0857 7,2 0,0833 7,4 0,0811 7,6 0,0789 7,8 0,0769 8 0,075 8,2 0,0732 8,4 0,0714 8,6 0,0698 8,8 0,0682 9 0,0667 9,2 0,0652 9,4 0,0638 9,6 0,0625 9,8 0,0612 10 0,06 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 2 4 6 8 10 Sa( g) T(s)
Respon Spektra Desain
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 22
1.4
Preliminary Design
1.4.1 Data dan Ketentuan Perancangan Awal
Tujuan dari perancangan ini adalah merancang bangunan 8 lantai yang merupakan bangunan hotel. Tahap awal dari perancangan bangunan 8 lantai ini adalah membuat preliminary Design. Berikut ini data-data awal perancangan bangunan hotel 8 lantai:
Tabel 1.8 Data Perancangan Gedung 8 Lantai
SPESIFIKASI MATERIAL
Concrete
Unit
Concrete Beam and Slab
fc'
30
MPa
Concrete Column
fc'
30
MPa
Concrete Density
ɣc
2400
kg/m
3Modulus Elasticity of Concrete
Ec
25742.9602
MPa
Steel Reinforcement
Yielding Stress
fy
280
MPa
Ultimate Stress
fu
400
MPa
Modulus Elasticity of Steel Reinforcement
Es
200000
MPa
Steel Reinforcement Density
ɣs
7850
kg/m
3Percepatan Gravitasi
g
9.81
m/s
2Live Load Hotel 192 kg/m2 Live Load Atap 100 kg/m2
Beban Atap 50 kg/m2
MEP + Plafon 40 kg/m2
Total SIDL Atap 90 kg/m2 Lantai ubin tanpa adukan 24 kg/m2
MEP + Plafon 40 kg/m2
Plester 2 cm 42 kg/m2
Total SIDL per Lantai 106 kg/m2
SIDL Atap
SIDL per Lantai
DATA PERANCANGAN GEDUNG
sumbu x 7 meter
sumbu y 7 meter
jumlah lantai 8
Tinggi per Lantai 4 meter
Tributary Area 49 m2
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 23 1.4.2 Perancangan Awal Balok dan Pelat Lantai
Tahap yang pertama dilakukan dalan perancangan awal adalah menentukan dimensi dari setiap struktur pada bangunan tersebut. Mula-mula struktur yang dirancang yaitu balok anak, balok induk, dan pelat. Sementara itu untuk perhitungan pelat, pelat eksterior menjadi acuan dalam perhitungan. Karena bagian tersebut akan mengalami lendutan terbesar. Untuk ketentuan dimensi pelat ditentukan dari SNI-03-2847-2012.
Secara umum, jenis pelat dibedakan menjadi 2 jenis: 1. Pelat Satu Arah
2. Pelat Dua Arah
Berdasarkan gambar denah gedung, diketahui bahwa sisi panjang pelat 7 meter dan sisi pendek pelat adalah 3,5 meter. Sehingga, pelat yang digunakan yaitu pelat satu arah. Sementara itu, untuk perhitungan balok anak dan balok induk ditentukan dengan ketentuan berikut ini:
1. Balok Anak 2. Balok Induk
Berikut ini adalah hasil perhitungan untuk menentukan dimensi balok induk, balok anak, dan pelat:
Tabel 1.9 Hasil Perhitungan Dimensi Balok Induk, Balok Anak, dan Pelat
Dimensi
Dimensi Asli
Dimensi Pembulatan
Panjang (L)
Tebal (h)
Lebar (b)
Tebal (h)
Lebar(b)
Balok Induk
7000
583.333
291.667
600
300
Balok Anak
7000
437.500
218.750
450
250
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 24 Contoh perhitungan: 1. Balok induk Hasil Pembulatan 2. Balok Anak Hasil Pembulatan 3. Pelat
1.4.3 Menghitung Beban yang Bekerja pada Tributary Area
Tributary Area merupakan suatu daerah dimana beban-beban yang bekerja pada daerah tersebut akan diterima oleh kolom yang menjadi pusat Tributary Area. Tribuary Area pada gedung 8 lantai ini memiliki dimensi 7 m x 7 m. Sehingga luas Tributary Area ini adalah 49 m2. Setelah mengetahui luas Tribuary Area, langkah selanjutnya adalah menghitung beban-beban yang bekerja pada Tribuary Area tersebut. Berikut ini adalah perhitungan untuk setiap jenis beban yang bekerja pada Tribuary Area:
Berat Sendiri (Self Load)
Self Load adalah beban yang berasal dari struktur-struktur utama di dalam gedung 8 lantai tersebut. Struktur-struktur yang memberikan self Load dalam 1 unti tributary area adalah 2 balok induk, 1 balok anak, dan pelat seluas tributary area.
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 25 Berikut ini adalah hasil perhitungan Self Load di dalam Tribuary Area sesuai data-data pada tabel 1.9:
Tabel 1.10 Hasil Perhitungan Self Load untuk 1 unit Tributary Area
SL Setiap Lantai
Dalam 1 Unit Tributary Area
Volume (m3) Densitas (kg/m3)
Berat (kg)
N
Balok Induk
2.52
2400
6048
59330.88
Balok Anak
0.7875
2400
1890
18540.9
Pelat
1.8375
2400
4410
43262.1
SL Struktur
121133.88
Contoh Perhitungan:
a. Self Load Akibat Balok Induk (Sli)
( )
b. Self Load Akibat Balok Anak
( )
c. Self Load Akibat Pelat
( )
d. Self Load Struktur per Lantai Tributary Area
SIDL ( Super Imposed Dead Load), DL (Dead Load), dan LL (Live Load)
Langkah selanjutnya yaitu menghitung beban-beban yang bekerja setiap lantai sesuai dengan fungsinya sebagai hotel. Beban –beban tersebut adalah DL Total (Dead Load Total) yang merupakan jumlah dari SL Struktur (Self Load Struktur) ditambah dengan SIDL (Super Imposed Dead Load) per lantai, dan LL (Live Load) per
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 26 lantai dengan fungsi setiap lantai bangunan. Pada prencanaan gedung ini RL (Rain Load) diabaikan. Berikut ini hasil perhitungan SIDL, DL, RL, dan LL di daam tributary area:
Tabel 1.11 Hasil Perhitungan SIDL, DL, dan LL
DL dan LL
DL Struktur
121133.88
N
SIDL Atap
43262.1
N
DL Total Atap
164395.98
N
SIDL Lantai
50953.14
N
DL Total Hotel
172087.02
N
LL Atap
48069
N
LL Hotel
92292.48
N
Contoh Perhitungan (Lantai 8/Atap): a. Super Imposed Dead Load (SIDL Atap)
b. Dead Load Total Atap (DL Total Atap)
c. Super Imposed Dead Load (SIDL Lantai)
d. Dead Load Total Atap (DL Total Hotel)
e. Live Load Total Atap (LL Total Atap)
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 27
f. Live Load Total Hotel (LL Total Hotel)
1.4.4 Perancangan Awal Kolom
Pada tahapan ini, akan menentukan dimensi kolom berdasarkan beban total yang diterima kolom. Semakin ke bawah dimensi kolom akan semakin besar karena pada kolom bawah menerima akumulasi beban dari lantai di atasnya. Perhitungan ini mulai dikerjakan dari lantai teratas bangunan lalu bangunan di bawahnya. Hasil dari perhitungan kolom ini akan dibulatkan 100 mm ke atas agar mempermudah dalam pengerjaan di lapangan.
Mula-mula kita menghitung beban aksial (Pu) maksimum yang bekerja pada kolom akibat beban-beban yang bekerja pada tributary area. Beban aksial pada kolom dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
( ) ( ) ( )
Berikut ini adalah hasil perhitungan beban aksial (Pu) maksimum yang diterima kolom:
Tabel 1.12 Hasil Perhitungan Beban Aksial (Pu) pada Kolom Setiap Lantai
Kemudian, menghitung dimensi kolom dengan terlebih dahulu menghitung nilai Ag. Setelah mendapatkan nilai Ag dilanjutkan dengan menghitung dimensi kolom (panjang sisi kolom=a). Nilai Ag dan a dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini:
√
DL LL Atap LL Hotel Pu (N) DL LL Atap LL Hotel Pu (N) Pembulatan
Lantai 7 164395.98 48069 0 274185.576 164395.98 48069 0 274185.576 Lantai 6 340250.04 48069 140361.48 709788.816 351551.16 48069 48069 575682.192 Lantai 5 520812.9 48069 232653.96 1074132.216 538706.34 48069 140361.48 947936.376 Lantai 4 707968.08 48069 324946.44 1446386.4 725861.52 48069 232653.96 1320190.56 Lantai 3 895123.26 48069 417238.92 1818640.584 913016.7 48069 324946.44 1692444.744 Lantai 2 1090754.28 48069 509531.4 2201065.776 1119007.08 48069 417238.92 2087301.168 Lantai 1 1286385.3 48069 601823.88 2583490.968 1324997.46 48069 509531.4 2482157.592 Lantai Dasar 1505560.32 48069 694116.36 2994168.96 1530987.84 48069 601823.88 2877014.016
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 28 Berikut ini adalah hasil perhitungan nilai Ag dan pada kolom:
Tabel 1.13 Hasil Perhitungan Nilai Ag dan a pada kolom setiap lantai
Catatan: pada lantai 8 tidak terdapat kolom karena tidak terdapat lantai diatasnya, sementara itu kolom pada lantai 7 memikul beban akibat lantai 8.
Pada perencanaan kolom diambil dimensi yang terbesar dari setiap 4 lantai untuk memperoleh dimensi kolom yang tipikal per 4 lantai.
Contoh perhitungan (Lantai 6):
Panjang sisi kolom pada lantai 7 = 400 mm
a. Beban Aksial Maksimum (Pu) lantai 6:
( ( )) ( ) ( *( ) +) ( ) - Menghitung Ag Ag (mm2) a(mm) Pembulatan
a(mm) Dimensi Kolom
Lantai 8/Atap 0 0 0 0 Lantai 7 24372.0512 156.115506 200 400 Lantai 6 63092.3392 251.181885 300 400 Lantai 5 95478.4192 308.995824 400 400 Lantai 4 128567.68 358.563356 400 400 Lantai 3 161656.9408 402.065841 500 600 Lantai 2 195650.2912 442.32374 500 600 Lantai 1 229643.6416 479.211479 500 600 Lantai Dasar 266148.352 515.895679 600 600
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 29 - Menghitung a (sisi kolom) lantai 6
√ √
Lakukan perhitungan untuk seluruh lantai, ambil dimensi terbesar dari 4 lantai untuk mendapatkan dimensi kolom yang tipikal. Untuk lantai 4-7 diperoleh dimensi kolom sebesar 500 mm. Kemudian, lakukan pengecekan Pu dengan menggunakan a yang telah ditentukan. Jika Pu baru < Pu awal, maka dimensi kolom dapat digunakan.
1.4.5 Rekapitulasi Perancangan Awal
Berikut ini adalah rekapitulasi hasil-hasil perhitungan perancangan awal (preliminary design) untuk menentukan dimensi dari balok induk, balok anak, pelat, dan kolom dari bangunan 8 lantai.
Tabel 1.14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dimensi Struktur Gedung Hotel 8 Lantai
REKAPITULASI DIMENSI BALOK DAN PELAT
Panjang Bentang Balok Induk dan Anak (L1)
7000
Mm
Panjang Bentang Pelat Eksterior (L2)
7000
Mm
Tebal Balok Induk (h1)
600
Mm
Tebal Balok Anak (h2)
450
Mm
Lebar Balok Induk (b1)
300
Mm
Lebar Balok Anak (b2)
250
Mm
Tebal Pelat (h3)
150
Mm
Tebal Shearwall
30
Mm
REKAPITULASI DIMENSI KOLOM
Lantai 8/Atap
0
mm
Lantai 7
400
mm
Lantai 6
400
mm
Lantai 5
400
mm
Lantai 4
400
mm
Lantai 3
600
mm
Lantai 2
600
mm
Lantai 1
600
mm
Lantai Dasar
600
mm
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 30
1.5 Software yang digunakan
Dalam penyusunan tugas besar ini diperlukan beberapa program/software untuk membantu penyusun dalam melakukan desain dan perhitungan. Program/software yang digunakan dalam laporan ini terdiri dari:
1. Csi ETABS untuk perhitungan/analisis struktur atas
2. SpColumn untuk perhitungan diagram interaksi kolom dan shearwall 3. Response 2000 untuk perhitungan shearwall
4. Microsoft Excel untuk perhitungan dengan sistem tabel 5. Microsoft Word untuk pengetikan laporan
1.5.1 Pemodelan dengan Software ETABS
Dalam perancangan gedung apartemen 8 lantai ini, digunakan program ETABS sebagai alat bantu pemodelan. Berikut beberapa langkah input data yang dilakukan:
1. Define material properties
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 31 2. Define frame sections
Gambar 1.9 Define Frame Sections pada ETABS 3. Modify rectangural section (balok)
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 32 4. Input reinforcement data (balok)
Gambar 1.11Input Reinforcement Data Balok pada ETABS
5. Modify rectangural section (kolom)
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 33 6. Input reinforcement data (kolom)
Gambar 1.13 Input Reinforcement Data Kolom pada ETABS 7. Define wall/slab/deck sections (pelat)
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 34 8. Define wall/slab/deck sections (shearwall)
Gambar 1.15 Input Dimensi Shearwall pada ETABS
9. Define Diaphragm
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 35 10. Define Response Spectrum Functions
Gambar 1.17 Define Response Spectrum Functions pada ETABS
11. Define Static Load Cases
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 36 12. Define Response Spectrum Case Data Arah X dan Arah Y
Gambar 1.19 Define Response Spectrum Cases arah X dan Y pada ETABS
13. Define Load Combinations sesuai dengan kombinasi pembebanan yang ditentukan (34 Combo)
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 37 14. Define Mass Source
Gambar 1.21Define Mass Source pada ETABS
15. Assign beban SIDL
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 38 16. Assign Live Load (Beban Hidup)
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 39
BAB II
ANALISIS STRUKTUR
2.1 Analisis Gaya Lateral Ekivalen
2.1.1 Geser Dasar Seismik
Berdasarkan SNI 1726:2012, analisis gaya lateral ekivalen harus terdiri dari penerapan gaya lateral statis ekivalen pada model matermatis linier struktur. Geser dasar seismik (V) dalam arah yang ditetapkan harus sesuai dengan persamaan berikut:
Dimana:
Cs = koefisien respons seismik Wt = berat total gedung
Adapun persamaan-persamaan yang digunakan dalam menentukan Cs adalah sebagai berikut: 1. Cs maksimum ( ) 2. Cs hasil hitungan ( ) 3. Cs minimum 4. Cs minimum jika ( )
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 40 2.1.2 Periode Alami Fundamental
Setelah melakukan pemodelan dengan dimensi yang telah ditentukan pada BAB sebelumnya, kemudian dilakukan RUN 1 Struktur untuk mengetahui:
1. Periode Getar Strukur
2. Memastikan dua mode pertama struktur adalah translasi
3. Jumlah mode shape struktur mencukupi (diatas 90% pada semua arah) Setelah pemodelan struktur di run, didapatkan hasil seperti gambar berikut:
Tabel 15 Hasil Analisis Struktur pada RUN 1
Dari hasil tabel diatas, dapat dilihat periode struktur yang dihasilkan pada mode 1 adalah T1 = 1.290detik. Periode yang dihasilkan ini akan di cek ke validannya dengan periode fundamental pendekatan yang diatur dalam SNI-03-1726-2012. Periode Fundamental (T) yang digunakan memiliki nilai batas maksimum dan batas minimum, yaitu :
1.
Dimana hn = ketinggian struktur (m)
Koefisien Ct dan x ditentukan dari tabel berikut:
Tabel 16 Nilai Koefisien Ct dan x
Mode Period UX UY UZ SumUX SumUY SumUZ RX RY RZ SumRX SumRY SumRZ
1 1,29997 79,795 0 0 79,795 0 0 0 99,589 0,0019 0 99,5891 0,0019 2 1,25912 0 80,181 0 79,795 80,181 0 99,622 0 0,0124 99,6222 99,5892 0,0143 3 1,01424 0,002 0,0136 0 79,797 80,195 0 0,0159 0,0023 77,222 99,6381 99,5915 77,236 4 0,37729 13,714 0 0 93,511 80,195 0 0 0,1473 0,0002 99,6381 99,7388 77,236 5 0,3699 0 13,469 0 93,511 93,664 0 0,1109 0 0,001 99,749 99,7388 77,237 6 0,27716 0,0001 0,0006 0 93,511 93,664 0 0 0 15,538 99,749 99,7388 92,775 7 0,17958 4,4909 0 0 98,002 93,664 0 0 0,2364 0 99,749 99,9753 92,775 8 0,17704 0 4,3758 0 98,002 98,04 0 0,2283 0 0,0002 99,9773 99,9753 92,775 9 0,12613 0 0 0 98,002 98,04 0 0 0 5,0823 99,9773 99,9753 97,858 10 0,10742 1,3483 0 0 99,35 98,04 0 0 0,0117 0 99,9773 99,9869 97,858 11 0,10572 0 1,3257 0 99,35 99,366 0 0,01 0 0 99,9873 99,9869 97,858 12 0,07441 0,0449 0,0001 0 99,395 99,366 0 0 0,0011 1,3251 99,9873 99,988 99,183
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 41 Tipe struktur yang didesain pada tugas ini adalah rangka beton pemikul momen sehingga nilai Ct = 0,0466 dan x = 0,9, sehingga nilai dari periode fundamental adalah:
2.
Dimana Tamaksimum adalah nilai batas atas perioda bangunan dan Cu ditentukan Tabel
berikut:
Tabel 17Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung berdasarkan SNI 03-1726-2012
Diketahui bahwa nilai SD1 struktur yang didesain adalah >0.4 , maka Cu ditentukan
sebesar 1.4. Sehingga nilai batas atas periode struktur bangunan adalah :
Dapat dilihat periode yang didapatkan pada hasil analisis struktur di ETABS masih berada dalam rentang periode fundamental pendekatan sehingga periode yang didapatkan bernilai valid.
Kemudian dicek arah mode 1 dan mode 2 yang paling dominan. Didapatkan bahwa mode 1 struktur adalah translasi arah x dan mode 2 struktur adalah translasi arah y, sehingga syarat bahwa dua mode pertama harus dalam arah translasi terpenuhi.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1 di atas dimana pada mode 1 nilai yang dominan adalah UX dan pada mode 2 nilai yang dominan adalah UY, sedangkan pada mode 3 nilai yang dominan adalah RZ yaitu rotasi. Nilai mode shape juga sudah mencukupi karena nilai SumUX, SumUY, SumRX, SumRY, dan SumRZ semuanya diatas 90%.
2.1.3 Prosedur Gaya Lateral Ekivalen
Sds 1
Sd1 0,6
R 7
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 42 Berdasarkan SNI 03-1726-2012, beban geser dasar nominal static ekivalen adalah :
Untuk menentukan nilai Cs :
1. Cs maksimum ( ) ( ) 2. Cs hitungan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 3. Cs minimum Rekapitulasi
Karena nilai Cshitungan terletak di interval antara nilai Cs minimum dan Cs maksimum,
maka digunakan nilai Cshitungan. Nilai berat bangunan dapat dilihat dari hasil perhitungan
pada pemodelan ETABS. Berat bangunan untuk struktur yang digunakan adlaah sebagai berikut :
Tabel 18 Berat Bangunan
Lantai Massa (ton) Berat (kN) LANTAI 8 1201.5903 11787.6008 LANTAI7 1276.9856 12527.2287 LANTAI 6 1276.9856 12527.2287 LANTAI 5 1276.9856 12527.2287 LANTAI 4 1373.3984 13473.0383 LANTAI 3 1484.1034 14559.0544 LANTAI 2 1484.1034 14559.0544 LANTAI 1 1644.3228 16130.8067 Total 11018.4751 108091.241 Cs 0,1429 Cs min 0,044 Cs (X) 0,0659 Cs (Y) 0,0681
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 43 Dari perhitungan periode getar didapat bahwa periode getar mode 1 (arah X) adalah 1,299 detik dan periode getar mode 2 (arah Y) adalah 1,259 detik. Berat bangunan yang diperoleh adalah 108091,241 kN. Jadi, didapat nilai gaya lateral ekivalen untuk masing masing arah adalah :
2.1.4 Analisis Respons Dinamik
Berdasarkan SNI 03-1726-2012, nilai akhir dinamik struktur gedung terhadap pembebanan gempa nominal akibar pengaruh gempa rencana dalam suatu arah tertentu tidak boleh diambil kurang dari 85% nilai respon ragam yang pertama. Bila respon dinamik struktur gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal (Vt), maka persyaratan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dimana :
Vt = adalah gaya geser dasar nominal yang didapat dari hasil analisis ragam respon spectrum yang dilakukan (gaya geser dinamik)
V1 = adalah gaya geser dasar nominal respon ragam pertama (gaya geser static) Untuk memenuhi persyaratan tersebut, maka gaya geser tingkat nominal akibat pengaruh Gempa Rencana sepanjang tinggi struktur gedung hasil analisis ragam spectrum respons dalam suatu arah tertentu, harus dikalikan nilainya dengan suatu Faktor Skala :
Berikut adalah hasil dari analisis repons dinamik dengan menggunakan persyaratan diatas.
Tabel 19 Analisis respons dinamik
Arah X Arah Y
Faktor Skala 1,4014 1,4014 Vb stat 7127,081 7358,273
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 44 Vb din/stat 0,9246 0,9218
CEK RATIO 1 OK OK
0.85 Vbstat/din 0,9193 0,9222
CEK RATIO 2 OK OK
2.2 Pengecekan terhadap Sistem Ganda
Sistem ganda (dual system) adalah salah satu sistem struktur yang beban gravitasinya dipikul sepenuhnya oleh space frame (Rangka), sedangkan beban lateralnya dipikul bersama oleh space frame dan shear wall ( Dinding Geser / Dinding Struktur ). Menurut SNI 03-1726-2012 Pasal 5.2.3 space frame sekurang-kurangnya memikul 25% dari beban lateral dan sisanya dipikul oleh shear wall. Karena shear wall dan space frame dalam dual system merupakan satu kesatuan struktur maka diharapkan keduanya dapat mengalami defleksi lateral yang sama, atau setidaknya space frame mampu mengikuti defleksi lateral yang terjadi.
Shear wall adalah dinding geser yang terbuat dari beton bertulang dimana tulangan tersebut akan menerima gaya lateral terhadap gempa sebesar beban yang telah direncanakan. Dinding geser adalah elemen-elemen vertikal yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya horizontal. Dinding geser harus diletakkan pada tiap tingkat struktur tanpa spasi (menerus). Untuk membentuk struktur bentuk kotak yang efektif, panjang dinding geser yang sama harus diletakkan simetris pada empat sisi gedung untuk mencegah terjadinya mekanisme torsi (puntir) akibat peletakkan dinding geser yang asimetris. Dengan sistem ini, dimensi rangka utama dapat diperkecil karena adanya shear wall. Penggunaan sistem ganda ini dirasa lebih hemat dibandingkan dengan Sistem Rangka Pemikul Momen , karena dalam Sistem Rangka Pemikul Momen, semakin tinggi struktur gedung, maka semakin besar dimensi yang digunakan sehingga kemampuan struktur lebih banyak terbuang untuk menahan berat sendiri yang besar. Begitu pula dengan dual system dimana semakin tinggi gedung tersebut dan berada pada wilayah gempa kuat, maka semakin tebal pula shearwall yang dibutuhkan, sehingga berat shearwall juga semakin besar.
Dengan menggunakan software ETABS didapat bahwa sistem portal gedung (space frame) dapat memikul 32,74% akibat pengaruh beban gempa arah X dan 26,14% akibat pengaruh beban gempa arah sumbu Y. Hal tersebut menunjukan bahwa rasio geser yang diserap oleh frame memenuhi ketentuan yang sekurang-kurangnya 25%.
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 45 Adapun tebal dinding geser sebesar tebal minimum 25 cm dan terdapat perubahan dimensi kolom dari perancangan awal (Preliminary Design) agar memenuhi persyaratan sistem ganda sebagai berikut.
Tabel 20Perubahan Dimensi Kolom
Dimensi Kolom (mm)
Perubahan Dimensi Kolom (mm)
Lantai 8/Atap
0
0
Lantai 7
400
600
Lantai 6
400
600
Lantai 5
400
600
Lantai 4
400
600
Lantai 3
600
800
Lantai 2
600
800
Lantai 1
600
800
Lantai Dasar
600
800
2.3 Pengecekan Deformasi Struktur
Berdasarkan SNI, simpangan antar lantai hanya terdapat satu kinerja, yaitu pada kinerja batas ultimate. Penentuan simpangan antarlantai tingkat desain (Δ) harus dihitung sebagai perbedaan defleksi pada pusat massa tidak terletak segaris, dalam arah vertikal, diizinkan untuk menghitung defleksi didasar tingkat berdasarkan proyeksi vertikal dari pusat massa di tingkat atasnya. Defleksi pusat massa di tingkat x (δx) dalam mm harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut:
Dimana:
CD = faktor pembesaran defleksi
Ie =defleksi pada lokasi yang diisyaratkan dan ditentukan sesuai dengan
analisis elastic
Δxe = faktor keutamaan yang ditentukan
Dengan demikian, deformasi struktur yang didapat dari story drift pada ETABS tidak boleh melebihi deformasi izin struktur.
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 46 Tabel 21 Simpangan Antar Lantai Ijin
( ) Simpangan ijin maksimum sesuai dengan persamaan berikut.
Untuk tinggi per lantai 4 m (h)
Untuk tinggi lantai 8 m (h)
Dengan demikian, deformasi struktur yang didapat dari story drift pada ETABS tidak boleh melebihi deformasi izin struktur. Berikut adalah hasil perhitungan untuk mengecek deformasi struktur.
Tabel 22 Simpangan Antar Lantai Akibat Beban ENVE (envelope)
LANTAI Kombinasi Beban Story Drift Simpangan Δx Δizin Keterangan
LANTAI 8 ENVE 0,002444 0,009776 0,05377 0,07692 OK
LANTAI 7 ENVE 0,002850 0,011400 0,06270 0,07692 OK
LANTAI 6 ENVE 0,003201 0,012804 0,07042 0,07692 OK
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 47
LANTAI 4 ENVE 0,003421 0,013684 0,07526 0,07692 OK
LANTAI 3 ENVE 0,003386 0,013544 0,07449 0,07692 OK
LANTAI 2 ENVE 0,003124 0,012496 0,06873 0,07692 OK
LANTAI 1 ENVE 0,001873 0,014984 0,08241 0,15385 OK
2.4 Pengecekan terhadap Ketidakberaturan Torsi
Ketidakberaturan torsi didefinisikan ada jika simpangan antar lantai tingkat maksimum, torsi yang dihitung termasuk tak terduga, di sebuah ujung struktur melintang terhadap sumbu lebih dari 1,2 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di kedua ujung struktur.
Gambar 2.24 Faktor Pembesaran Torsi
Struktur yang dirancang untuk kategori desain seismik C, D, E, atau F, di mana tipe 1a atau 1b ketidakberaturan torsi terjadi seperti didefinisikan dalam Tabel 10 harus mempunyaipengaruh yang diperhitungkan dengan mengalikan
M
ta di masing-masingtingkat dengan faktor pembesaran torsi (
A
x) seperti digambarkan dalam gambar di atasdan ditentukan dari persamaan berikut:
[ ] Keterangan :
adalah perpindahan maksimum di tingkat x (mm) yang dihitung dengan mengasumsikan Ax= 1 (mm)
adalah rata-rata perpindahan di titik-titik terjauh struktur di tingkat x yang dihitungdengan mengasumsikan Ax= 1 (mm)
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 48 Faktor pembesaran torsi (Ax) tidak disyaratkan melebihi 3,0. Pembebanan yang
lebih parah untuk masing-masing elemen harus ditinjau untuk desain. Berikut adalah hasil perhitungan pengecekan terhadap persyaratan torsi tersebut.
Tabel 23 Torsi pada Lantai 8 dan Lantai 1 Untuk Setiap Kombinasi Beban
Story Point Load UX ΔMAX ΔAVG RATIO Ax Ket
STORY8 1 COMB3 MAX 0,0148 0,0148 0,01475 1,00339 0,6991605 OK STORY8 6 COMB3 MAX 0,0147 STORY8 43 COMB3 MAX 0,0145 0,0145 0,0145 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB3 MAX 0,0145 STORY1 1 COMB3 MAX 0,0022 0,0023 0,00225 1,022222 0,7256516 OK STORY1 6 COMB3 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB3 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB3 MAX 0,0023 STORY8 1 COMB4 MAX 0,0152 0,0152 0,01515 1,0033 0,6990358 OK STORY8 6 COMB4 MAX 0,0151 STORY8 43 COMB4 MAX 0,015 0,015 0,015 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB4 MAX 0,015 STORY1 1 COMB4 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB4 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB4 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB4 MAX 0,0023 STORY8 1 COMB5 MAX 0,0151 0,0151 0,01505 1,003322 0,6990664 OK STORY8 6 COMB5 MAX 0,015 STORY8 43 COMB5 MAX 0,0149 0,0149 0,0149 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB5 MAX 0,0149 STORY1 1 COMB5 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB5 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB5 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB5 MAX 0,0023 STORY8 1 COMB6 MAX 0,0149 0,0149 0,01485 1,003367 0,6991287 OK STORY8 6 COMB6 MAX 0,0148 STORY8 43 COMB6 MAX 0,0146 0,0146 0,0146 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB6 MAX 0,0146 STORY1 1 COMB6 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB6 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB6 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB6 MAX 0,0023 STORY8 1 COMB7 MAX 0,0492 0,0492 0,04915 1,001017 0,6958581 OK STORY8 6 COMB7 MAX 0,0491 STORY8 43 COMB7 MAX 0,0494 0,0494 0,04935 1,001013 0,6958523 OK STORY8 48 COMB7 MAX 0,0493 STORY1 1 COMB7 MAX 0,0075 0,0075 0,0075 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB7 MAX 0,0075 STORY1 43 COMB7 MAX 0,0075 0,0076 0,00755 1,006623 0,7036728 OK STORY1 48 COMB7 MAX 0,0076 STORY8 1 COMB8 MAX 0,0496 0,0496 0,04955 1,001009 0,6958467 OK STORY8 6 COMB8 MAX 0,0495 STORY8 43 COMB8 MAX 0,0499 0,0499 0,04985 1,001003 0,6958382 OK STORY8 48 COMB8 MAX 0,0498 STORY1 1 COMB8 MAX 0,0075 0,0075 0,0075 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB8 MAX 0,0075 STORY1 43 COMB8 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 49
STORY1 48 COMB8 MAX 0,0076 STORY8 1 COMB9 MAX 0,0493 0,0493 0,04925 1,001015 0,6958552 OK STORY8 6 COMB9 MAX 0,0492 STORY8 43 COMB9 MAX 0,0495 0,0495 0,04945 1,001011 0,6958495 OK STORY8 48 COMB9 MAX 0,0494 STORY1 1 COMB9 MAX 0,0075 0,0075 0,0075 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB9 MAX 0,0075 STORY1 43 COMB9 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB9 MAX 0,0076 STORY8 1 COMB10 MAX 0,0495 0,0495 0,0495 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB10 MAX 0,0495 STORY8 43 COMB10 MAX 0,0497 0,0497 0,0497 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB10 MAX 0,0497 STORY1 1 COMB10 MAX 0,0075 0,0075 0,0075 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB10 MAX 0,0075 STORY1 43 COMB10 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB10 MAX 0,0076 STORY8 1 COMB11 MAX 0,0156 0,0156 0,0156 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB11 MAX 0,0156 STORY8 43 COMB11 MAX 0,0156 0,0156 0,0156 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB11 MAX 0,0156 STORY1 1 COMB11 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB11 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB11 MAX 0,0024 0,0024 0,0024 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB11 MAX 0,0024 STORY8 1 COMB12 MAX 0,0152 0,0152 0,0152 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB12 MAX 0,0152 STORY8 43 COMB12 MAX 0,0151 0,0151 0,01505 1,003322 0,6990664 OK STORY8 48 COMB12 MAX 0,015 STORY1 1 COMB12 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB12 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB12 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB12 MAX 0,0023 STORY8 1 COMB13 MAX 0,0153 0,0153 0,0153 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB13 MAX 0,0153 STORY8 43 COMB13 MAX 0,0152 0,0152 0,0152 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB13 MAX 0,0152 STORY1 1 COMB13 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB13 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB13 MAX 0,0023 0,0024 0,00235 1,021277 0,7243096 OK STORY1 48 COMB13 MAX 0,0024 STORY8 1 COMB14 MAX 0,0155 0,0155 0,0155 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB14 MAX 0,0155 STORY8 43 COMB14 MAX 0,0155 0,0155 0,01545 1,003236 0,6989465 OK STORY8 48 COMB14 MAX 0,0154 STORY1 1 COMB14 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB14 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB14 MAX 0,0023 0,0024 0,00235 1,021277 0,7243096 OK STORY1 48 COMB14 MAX 0,0024 STORY8 1 COMB15 MAX 0,05 0,05 0,05 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB15 MAX 0,05 STORY8 43 COMB15 MAX 0,0504 0,0504 0,0504 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB15 MAX 0,0504 STORY1 1 COMB15 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB15 MAX 0,0076 STORY1 43 COMB15 MAX 0,0076 0,0077 0,00765 1,006536 0,7035518 OK
KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 50
STORY1 48 COMB15 MAX 0,0077 STORY8 1 COMB16 MAX 0,0496 0,0496 0,0496 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB16 MAX 0,0496 STORY8 43 COMB16 MAX 0,0499 0,0499 0,0499 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB16 MAX 0,0499 STORY1 1 COMB16 MAX 0,0075 0,0075 0,0075 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB16 MAX 0,0075 STORY1 43 COMB16 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB16 MAX 0,0076 STORY8 1 COMB17 MAX 0,0499 0,0499 0,0499 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB17 MAX 0,0499 STORY8 43 COMB17 MAX 0,0503 0,0503 0,0503 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB17 MAX 0,0503 STORY1 1 COMB17 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB17 MAX 0,0076 STORY1 43 COMB17 MAX 0,0076 0,0077 0,00765 1,006536 0,7035518 OK STORY1 48 COMB17 MAX 0,0077 STORY8 1 COMB18 MAX 0,0497 0,0497 0,0497 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB18 MAX 0,0497 STORY8 43 COMB18 MAX 0,0501 0,0501 0,05005 1,000999 0,6958326 OK STORY8 48 COMB18 MAX 0,05 STORY1 1 COMB18 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB18 MAX 0,0076 STORY1 43 COMB18 MAX 0,0076 0,0077 0,00765 1,006536 0,7035518 OK STORY1 48 COMB18 MAX 0,0077 STORY8 1 COMB19 MAX 0,0296 0,0296 0,02955 1,001692 0,6967965 OK STORY8 6 COMB19 MAX 0,0295 STORY8 43 COMB19 MAX 0,0295 0,0295 0,02945 1,001698 0,6968045 OK STORY8 48 COMB19 MAX 0,0294 STORY1 1 COMB19 MAX 0,0045 0,0045 0,0045 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB19 MAX 0,0045 STORY1 43 COMB19 MAX 0,0045 0,0045 0,0045 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB19 MAX 0,0045 STORY8 1 COMB20 MAX 0,03 0,03 0,02995 1,001669 0,6967651 OK STORY8 6 COMB20 MAX 0,0299 STORY8 43 COMB20 MAX 0,03 0,03 0,02995 1,001669 0,6967651 OK STORY8 48 COMB20 MAX 0,0299 STORY1 1 COMB20 MAX 0,0045 0,0045 0,0045 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB20 MAX 0,0045 STORY1 43 COMB20 MAX 0,0045 0,0046 0,00455 1,010989 0,7097908 OK STORY1 48 COMB20 MAX 0,0046 STORY8 1 COMB21 MAX 0,0299 0,0299 0,02985 1,001675 0,6967728 OK STORY8 6 COMB21 MAX 0,0298 STORY8 43 COMB21 MAX 0,0299 0,0299 0,02985 1,001675 0,6967728 OK STORY8 48 COMB21 MAX 0,0298 STORY1 1 COMB21 MAX 0,0045 0,0045 0,0045 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB21 MAX 0,0045 STORY1 43 COMB21 MAX 0,0045 0,0046 0,00455 1,010989 0,7097908 OK STORY1 48 COMB21 MAX 0,0046 STORY8 1 COMB22 MAX 0,0297 0,0297 0,02965 1,001686 0,6967886 OK STORY8 6 COMB22 MAX 0,0296 STORY8 43 COMB22 MAX 0,0296 0,0296 0,02955 1,001692 0,6967965 OK STORY8 48 COMB22 MAX 0,0295 STORY1 1 COMB22 MAX 0,0045 0,0045 0,0045 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB22 MAX 0,0045 STORY1 43 COMB22 MAX 0,0045 0,0045 0,0045 1 0,6944444 OK