• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekstruk Final Compile Verylast

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rekstruk Final Compile Verylast"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN STRUKTUR

GEDUNG HOTEL 8 LANTAI

Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah SI-4111 Rekayasa dan Perancangan Struktur

Dosen :

Prof. Dr. Ir. I Gde Widiadnyana Merati

Asisten : Alexander Wibowo, S.T. Kennardi Swady, S.T. Disusun oleh: Ilma Fadilah (15011063) Junisa Arini (15011064)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

GEDUNG HOTEL 8 LANTAI

Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah SI-4111 Rekayasa dan Perancangan Struktur

di Program Studi Teknik Sipil Institut teknologi Bandung

Disusun oleh:

Ilma Fadilah (15011063) Junisa Arini (15011064)

Bandung, Desember 2014,

Asisten 1, Asisten 2,

(3)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 2

KATA PENGANTAR

Dalam mata kuliah SI-4111 Rekayasa dan Perancangan Struktur ini dirasakan perlu adanya sarana yang dapat membantu mahasiswa untuk memahami kuliah ini dengan baik terutama dalam bidang perencanaan konstruksi struktur bangunan tahan gempa. Oleh karena itu, diadakanlah suatu tugas besar bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini. Tugas Besar “Perencanaan Gedung Hotel 8 Lantai” ini adalah suatu latihan perancangan dan perencanaan bangunan tahan gempa dengan menggunakan material beton bertulang. Kami pada kesempatan ini mencoba merancang elemen struktur gedung Hotel ini sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang sudah dibakukan sehingga diharapkan tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Dengan tugas besar ini, penulis juga merasa sangat terbantu dalam memahami mata kuliah SI-4111 Rekayasa dan Perancangan Struktur.

Kemudian Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya tugas ini bisa diselesaikan. 2. Prof. Dr. I. I Gde Widiadnyana Merati, atas ilmu rekayasa struktur yang telah

diajarkan selama proses perkuliahan berlangsung.

3. Alexander Wibowo, S.T. dan Kennardi Swady, S.T. atas segala bimbingannya pada tugas besar ini.

4. Semua anggota Kelas 2 Rekayasa Struktur yang selalu saling memberi semangat dan saling membantu setiap waktu baik di saat belajar, asistensi, maupun saat mengerjakan tugas besar bersama.

Dalam segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila terdapat kekeliruan ataupun kekurangan dalam pengerjaan tugas ini.

Bandung, Desember 2014

(4)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 3

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... 1 KATA PENGANTAR ... 2 DAFTAR ISI ... 3 BAB I ... 8 PEMODELAN STRUKTUR ... 8

1.1 Deskripsi Umum Struktur ... 8

1.2 Kriteria Design ... 10

1.2.1 Deskripsi Material ... 12

1.2.2 Pembebanan Bangunan ... 12

1.2.3 Kombinasi Pembebanan ... 14

1.2.4 Analisis Ragam Spektrum ... 15

1.3 Respon Spektra ... 15

1.3.1 Parameter Percepatan Gempa dan Kelas Situs ... 16

1.3.2 Faktor Keutamaan dan Kategori Resiko Bangunan ... 17

1.3.3 Koefisien-koefisien Situs dan Parameter-parameter Respon Spektra Percepatan Gempa MCER ... 19

1.4 Preliminary Design ... 22

1.4.1 Data dan Ketentuan Perancangan Awal ... 22

1.4.2 Perancangan Awal Balok dan Pelat Lantai ... 23

1.4.3 Menghitung Beban yang Bekerja pada Tributary Area ... 24

1.4.4 Perancangan Awal Kolom ... 27

1.4.5 Rekapitulasi Perancangan Awal ... 29

1.5 Software yang digunakan ... 30

1.5.1 Pemodelan dengan Software ETABS ... 30

BAB II ... 39

ANALISIS STRUKTUR ... 39

2.1 Analisis Gaya Lateral Ekivalen ... 39

2.1.1 Geser Dasar Seismik... 39

2.1.2 Periode Alami Fundamental ... 40

2.1.3 Prosedur Gaya Lateral Ekivalen ... 41

2.1.4 Analisis Respons Dinamik ... 43

(5)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 4

2.3 Pengecekan Deformasi Struktur ... 45

2.4 Pengecekan terhadap Ketidakberaturan Torsi ... 47

2.5 Pengecekan terhadap Pengaruh P-Delta ... 52

BAB III ... 59

DETAILING STRUKTUR ... 59

3.1 Desain Balok ... 59

3.1.1 Cek Apakah Balok Memenuhi Definisi Komponen Struktur Lentur ... 59

3.1.2 Menghitung Keperluan Baja Tulangan Untuk Menahan Momen Lentur ... 60

3.1.3 Kapasitas Minimum Momen Positif dan Momen Negatif ... 63

3.1.4 Hitung Probable Moment Capacities (Mpr) ... 64

3.1.5 Diagram Gaya Geser ... 69

3.1.6 Sengkang untuk Gaya Geser ... 71

3.1.7 Lap Splicing untuk Bentang Menerus ... 74

3.1.8 Cut-off Points ... 75

3.2 Desain Kolom ... 78

3.2.1 Definisi Kolom ... 78

3.2.2 Cek Konfigurasi Tulangan ... 79

3.2.3 Kuat Kolom ... 80

3.2.4 Desain Tulangan Confinement... 81

3.3 Detailing Desain Hubungan Balok-Kolom SRPMK... 87

3.4 Desain Shear Wall ... 93

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

4.1 Kesimpulan ... 103

4.2 Saran ... 106

(6)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 5 DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Denah Struktur Tampak Atas ... 9

Gambar 1.2 Denah Struktur Tampak Depan ... 10

Gambar 1.3 Struktur Bangunan (3D) ... 10

Gambar 1.4 Peta Gerak Tanah Seismik untuk Ss ... 16

Gambar 1.5 Peta Gerak Tanah Seismik untuk S1 ... 16

Gambar 1.6 Respon Spektra Desain ... 21

Gambar 1.7 Respon Spektra Desain Kota Jayapura ... 21

Gambar 1.8 Define Material Properties pada ETABS ... 30

Gambar 1.9 Define Frame Sections pada ETABS ... 31

Gambar 1.10 Input Dimensi Balok pada ETABS ... 31

Gambar 1.11 Input Reinforcement Data Balok pada ETABS ... 32

Gambar 1.12 Input Dimensi Kolom pada ETABS ... 32

Gambar 1.13 Input Reinforcement Data Kolom pada ETABS ... 33

Gambar 1.14 Input Dimensi Pelat pada ETABS ... 33

Gambar 1.15 Input Dimensi Shearwall pada ETABS ... 34

Gambar 1.16 Define Diafragma pada ETABS ... 34

Gambar 1.17 Define Response Spectrum Functions pada ETABS ... 35

Gambar 1.18 Input Static Load Cases pada ETABS ... 35

Gambar 1.19 Define Response Spectrum Cases arah X dan Y pada ETABS ... 36

Gambar 1.20 Define Load Combinations pada ETABS ... 36

Gambar 1.21 Define Mass Source pada ETABS ... 37

Gambar 1.22 Assign Beban SIDL pada ETABS ... 37

Gambar 1.23 Assign Live Load pada ETABS ... 38

Gambar 2.24 Faktor Pembesaran Torsi ... 47

Gambar 3.1 Ilustrasi Kebutuhan Tulangan pada Balok Induk ... 69

Gambar 3.2 Output software pcaColoumn untuk kolom 600x600 mm ... 79

Gambar 3.3 Output software pcaColoumn untuk kolom 800x800 mm ... 79

Gambar 3.4 Input beban service khusus dimensi 800x800 mm ... 80

Gambar 3.5 Sketsa penampang desain kolom dimensi 600x600 mm ... 86

Gambar 3.6 Sketsa penampang desain kolom dimensi 800x800 mm ... 86

Gambar 3.7 Desain Hubungan Balok Kolom ... 87

Gambar 3.8 Desain Hubungan Balok Kolom ... 89

Gambar 3.9 Balok Sudut ... 91

Gambar 3.10 Balok Eksterior ... 91

Gambar 3.11 Balok Interior ... 92

Gambar 3.12 Output Penampang Shearwall Arah X dan Y spcolumn ... 96

Gambar 3.13 Output Material Properties Shearwall Arah X dan Y spcolumn ... 97

Gambar 3.14 Output Diagram Interaksi M-P Shearwall Arah X spcolumn ... 97

Gambar 3.15 Pemodelan Shearwall dari Response 2000 ... 98

Gambar 3.16 Regangan Longitudinal Shearwall X dan Y ... 99

(7)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 6 DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Elevasi Bangunan ... 8

Tabel 1,2 Lokasi Model Struktur Beserta Klasifikasi Situs ... 17

Tabel 1.3 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa ... 18

Tabel 1.4 Faktor Keutamaan Gempa ... 18

Tabel 1.5 Koefisien situs, Fa ... 19

Tabel 1.6 Koefisien situs, Fv ... 19

Tabel 1.7 Hasil Perhitungan Sd ... 21

Tabel 1.8 Data Perancangan Gedung 8 Lantai ... 22

Tabel 1.9 Hasil Perhitungan Dimensi Balok Induk, Balok Anak, dan Pelat ... 23

Tabel 1.10 Hasil Perhitungan Self Load untuk 1 unit Tributary Area ... 25

Tabel 1.11 Hasil Perhitungan SIDL, DL, dan LL ... 26

Tabel 1.12 Hasil Perhitungan Beban Aksial (Pu) pada Kolom Setiap Lantai ... 27

Tabel 1.13 Hasil Perhitungan Nilai Ag dan a pada kolom setiap lantai ... 28

Tabel 1.14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dimensi Struktur Gedung Hotel 8 Lantai ... 29

Tabel 2.1 Hasil Analisis Struktur pada RUN 1 ... 40

Tabel 2.2 Nilai Koefisien Ct dan x ... 40

Tabel 2.3 Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung berdasarkan RSNI 03-1726-2012 ... 41

Tabel 2.4 Berat Bangunan ... 42

Tabel 2.5 Analisis respons dinamik ... 43

Tabel 2.6 Perubahan Dimensi Kolom ... 45

Tabel 2.7 Simpangan Antar Lantai Ijin ... 46

Tabel 2.8 Simpangan Antar Lantai Akibat Beban ENVE (envelope) ... 46

Tabel 2.9 Torsi pada Lantai 8 dan Lantai 1 Untuk Setiap Kombinasi Beban ... 48

Tabel 2.10 P delta pada lantai 8 dan lantai 1 untuk setiap kombinasi beban ... 53

Tabel 3.1 Moment Envelope Balok Pojok Eksterior ... 60

Tabel 3.2 Moment Envelope Balok Eksterior ... 60

Tabel 3.3 Moment Envelope Balok Interior ... 61

Tabel 3.4 KebutuhanTulangan Berdasarkan Detail SRPMK untuk Balok Pojok Eksterior ... 63

Tabel 3.5 Perhitungan Kebutuhan Tulangan untuk Balok eksterior Pojok ... 66

Tabel 3.6 Perhitungan Kebutuhan Tulangan untuk Balok eksterior ... 67

Tabel 3.7 Perhitungan Kebutuhan Tulangan untuk Balok Interior ... 68

Tabel 3.8 Perhitungan Diagram Gaya Geser untuk Balok Pojok Eksterior ... 70

Tabel 3.9 Perhitungan Diagram Gaya Geser untuk Balok Eksterior ... 70

Tabel 3.10 Perhitungan Diagram Gaya Geser untuk Balok Interior ... 70

Tabel 3.11 Penulangan Geser untuk Balok Pojok Eksterior ... 75

Tabel 3.12 Penulangan Geser untuk Balok Eksterior ... 75

Tabel 3.13 Penulangan Geser untuk Balok Interior ... 75

Tabel 3.14 Pengecekan Gaya Aksial Terfaktor Maksimum ... 78

Tabel 3.15 Desain tulangan confinement ... 83

(8)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 7

Tabel 4.1 Penulangan Longitudinal Balok Pojok Eksterior ... 103

Tabel 4.2 Penulangan Longitudinal Balok Eksterior... 104

Tabel 4.3 Penulangan Longitudinal Balok Interior ... 104

Tabel 4.4 Penulangan Geser untuk Balok Pojok Eksterior ... 104

Tabel 4.5 Penulangan Geser untuk Balok Eksterior ... 104

Tabel 4.6 Penulangan Geser untuk Balok Interior ... 105

Tabel 4.7 Penulangan Kolom ... 105

Tabel 4.8 Penulangan Transversal Joint ... 105

(9)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 8

BAB I

PEMODELAN STRUKTUR

1.1 Deskripsi Umum Struktur

Struktur yang akan didesain dalam pengerjaan tugas ini adalah sebuah bangunan yang memiliki fungsi sebagai hotel yang terletak di wilayah Jayapura dengan kondisi tanah sedang (SD). Gedung ini terdiri dari 8 lantai dengan denah lantai yang tipikal, kecuali pada lantai dasar tinggi kolom sebesar 8 m. Pada setiap sisi gedung dipasang shear wall. Berikut ini dilampirkan data elevasi bangunan.

Tabel 1.1 Data Elevasi Bangunan Lantai Tinggi Lantai (m) Elevasi (m)

8 (atap) 36 7 4 32 6 4 28 5 4 24 4 4 20 3 4 16 2 4 12 1 4 8 Dasar 8 0

Bangunan hotel ini memiliki dimensi 49 m x 35 m dengan bentuk yang simetris. Luas bangunan per lantai sekitar 1.715 m2, sedangkan luas bangunan total mencapai 13.720 m2. Setiap lantai memiliki dua buah void yang direncanakan untuk tangga dan elevator dengan masing-masing berukuran 3,5 m x 3,5 m. Berikut ini gambaran struktur tampak atas dan depan.

(10)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 9 Gambar 1.1 Denah Struktur Tampak Atas

(11)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 10

Gambar 1.2 Denah Struktur Tampak Depan

Gambar 1.3 Struktur Bangunan (3D)

1.2 Kriteria Design

Bangunan ini akan direncanakan sebagai struktur bangunan tahan gempa. Kriteria desain untuk struktur bangunan tahan gempa mensyaratkan bahwa bangunan harus didesain agar mampu menahan beban gempa sesuai dengan SNI 03-1726-2012. Akibat pengaruh gempa rencana tersebut, struktur bangunan secara keseluruhan harus masih dapat berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.

Berdasarkan UBC 1997, tujuan desain bangunan tahan gempa adalah untuk mencegah terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan korban jiwa, dengan tiga kriteria standar sebagaiberikut:

1. Ketika terjadi gempa kecil, tidak terjadi kerusakan sama sekali.

2. Ketika terjadi gempa sedang, diperbolehkan terjadi kerusakan arsitektural tetapi bukan merupakan kerusakan struktural.

(12)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 11 3. Ketika terjadi gempa kuat, diperbolehkan terjadinya kerusakan struktural

dan non-struktural, namun kerusakan yang terjadi tidak sampai menyebabkan bangunan runtuh.

Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan struktur bangunan tahan gempa:

 Sistem struktur yang digunakan harus sesuai dengan tingkat kerawanan(risiko) daerah tempat struktur bangunan tersebut berada terhadap gempa.

 Aspek kontinuitas dan integritas struktur bangunan perlu diperhatikan. Dalam pendetailan penulangan dan sambungan-sambungan, unsur-unsur struktur bangunan harus terikat secara efektif menjadi satu kesatuan untuk meningkatkan integritas struktur secara menyeluruh.

 Konsistensi sistem struktur yang diasumsikan dalam desain dengan struktur yang dilaksanakan harus terjaga.

 Material beton dan bajatulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratanmaterial konstruksi untuk struktur bangunan tahan gempa.  Unsur-unsur arsitektural yang memiliki massa yang besar harus terikat

dengan kuat pada sistem portal utama dan harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap sistem struktur.

Metoda pelaksanaan, sistem quality control, dan quality assurance dalam tahapan konstruksi harus dilaksanakan dengan baik dan harus sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah besarnya gaya gempa yang diterima struktur bangunan pada dasarnya dipengaruhi oleh karakteristik gempa yang terjadi, karakteristik tanahtempat bangunan berada, dan karakteristik struktur bangunan. Karakteristik struktur bangunan yang berpengaruh diantaranya adalah bentuk bangunan, massa bangunan, beban gravitasi yang bekerja, dan kekakuan.

(13)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 12 1.2.1 Deskripsi Material

Karakteristik material beton dan baja tulangan yang digunakan pada struktur beton bertulang tahan gempa akan sangat mempengaruhi perilaku plastifikasi struktur yang dihasilkan. Dalam mendesain struktur bangunan ini digunakan material beton bertulang dengan material properties sebagai berikut:

 Mutu beton yang digunakan fc’ = 30 MPa  Tegangan leleh baja fy = 400 MPa

 Modulus Elastisitas beton √  Modulus Elastisias baja

1.2.2 Pembebanan Bangunan

Beban-beban yang bekerja pada gedung hotel 8 lantai yang direncanakan adalah sebagai berikut:

1. Beban Mati (Dead Load)

Beban mati ialah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu. Beban-beban struktur yang dikategorikan sebagai beban mati adalah sebagai berikut :

- Berat Sendiri

Berat sendiri komponen struktur dipengaruhi oleh ρ(massa jenis) dari material penyusunnya. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian material bangunan, digunakan material beton bertulang dengan massa jenis sebesar 2400 kg/m3. - Super Imposed Dead Load

SIDL adalah beban-beban tambahan yang selalu berada pada struktur yang ikut memberikan tambahan beban kepada keseluruhan struktur. Yang dapat digolongkan ke dalam SIDL adalah beban partisi/tembok, finishing, ducting, lighting, ceiling dan MEP (Mechanical, Electrical, and Plumbing), kursi, meja dan perangkat-perangkat lainnya. Untuk gedung hotel 8 lantai ini, beban SIDL yang diaplikasikan pada pelat dapat dikategorikan seperti berikut ini :

 SIDL untuk pelat Atap

(14)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 13 Beban Atap = 50 kg/m²

Total SIDL atap = 90 kg/m²  SIDL untuk pelat Lantai

MEP + Plafon = 40 kg/m² Adukan 2 cm ubin = 42 kg/m² Lantai ubin tanpa adukan = 24 kg/m² Total SIDL lantai = 106kg/m²

Selain beban SIDL yang diaplikasikan pada pelat, pada gedung hotel 8 lantai ini juga diaplikasikan beban SIDL dinding batako tebal 20 cm yang memiliki berat jenis 250 kg/m³ setinggi 4meter diaplikasikan berupa beban garis sepanjang balok perimeter dengan nilai sebagai berikut :

 Beban dinding untuk Lantai : 1000 kg/m2

2. Beban Hidup (Live Load)

Beban hidup ialah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut. Khusus pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan, baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik) butiran air.

Pada gedung hotel 8 lantai ini, beban hidup yang direncanakan umumnya berasal dari beban manusia yang beraktivitas di dalam gedung hotel tersebut. Beban hidup yang diaplikasikan pada gedung hotel 8 lantai ini sesuai dengan rangkuman PPIG 1989 adalah sebesar 192 kg/m² dan khusus untuk atap diberi beban sebesar 100 kg/m²

3. Beban Gempa

Analisis Statik Ekivalen

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, struktur gedung beraturan dapat direncanakan terhadap pembebanan gempa nominal akibat

(15)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 14 pengaruh Gempa Rencana dalam arah masing-masing sumbu utama denah struktur tersebut, berupa beban gempa nominal statik ekivalen dapat dijelaskan dalam pasal-pasal SNI 1726:2012. Persamaan yang digunakan di dalam menghitung gaya geser dasar pada bangunan dengan metode statik ekivalen sebagai berikut:

Gedung hotel 8 lantai yang direncanakan terletak di Surabaya dengan jenis tanah sedang.

o Nilai I (Faktor Keutamaan Gempa)

Berdasarkan SNI 1726:2012, untuk kategori gedung umum seperti untuk perumahan, toko, hotel, hotel, mall, dan pabrik merupakan kategori risiko II yang memiliki nilai I sebesar 1.0.

o Nilai Wt (Berat bangunan)

Berat bangunan yang diperhitungkan untuk gaya geser dasar bangunan didapat dari output ETABS (total center mass rigidity)

o Nilai R (Faktor Modifikasi Response)

Untuk sistem ganda dengan rangka pemikul momen khusus yang mampu menahan 25% gaya gempa yang ditetapkan dan dinding geser beton bertulang khusus, memiliki koefisien modifikasi respon R sebesar 7.

1.2.3 Kombinasi Pembebanan

Berdasarkan RSNI-03-1726-201X, faktor-faktor dan kombinasi beban untuk beban mati nominal, beban hidup nominal, dan beban gempa nominal sama dengan SNI 03-1726-2012. Akan tetapi, pada kombinasi yang terdapat beban gempa didalam persamaannya harus didesain berdasarkan pengaruh beban seismik yang ditentukan seperti berikut ini .

Dimana :

E : Pengaruh beban seismik

Eh : Pengaruh beban seismik horizontal yang akan di definsikan selanjutnya Ev : Pengaruh beban seismik vertikal yang akan didefinisikan selajutnya

(16)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 15

Oleh karena itu, kondisi pembebanan yang dipakai menjadi :

   ( ) ( )  ( ) ( )  ( ) ( )  ( ) ( ) Dimana

1.2.4 Analisis Ragam Spektrum

Prosedur analisis spektrum response ragam dilakukan dengan menggunakan software ETABS. Analisis spektrum response ragam ini dilakukan dengan metode kombinasi kuadrat lengkap (Complete Quadratic Combination/CQC) dengan input gaya gempa menggunakan respons spektra desain berdasarkan subbab 1.2

1.3 Respon Spektra

Respon spektra adalah respon maksimum suatu struktur degree of freedom (SDOF), akibat pengaruh suatu sumber getaran gempa yang sama. Perencanaan struktur bangunan tahan gempa bertujuan untuk mencegah terjadinya keruntuhan struktur yang dapat berakibat fatal pada saat terjadi gempa. Berdasarkan SNI 1726-2012, kinerja struktur pada waktu menerima beban gempa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

 Akibat gempa ringan, struktur bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada elemen strukturalnya maupun pada elemen nonstruktural.

 Akibat gempa sedang, elemen struktural bangunan tidak boleh rusak tetapi elemen nonstrukturalnya boleh mengalami kerusakan ringan, namun struktur bangunan masih dapat dipergunakan.

 Akibat gempa besar, baik elemen struktural maupun elemen nonstruktural bangunan akan mengalami kerusakan, tetapi struktur bangunan tidak boleh runtuh.

(17)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 16 1.3.1 Parameter Percepatan Gempa dan Kelas Situs

Parameter percepatan gempa mengacu pada SNI 03-1726-2012 pasal 14 ditetapkan berdasarkan parameter Ss dan S1. Parameter SS dan S1 harus ditetapkan masing-masing

dari respons spektral percepatan 0,2 detik dan 1 detik dalam peta gerak tanah seismik dengan kemungkinan 2 persen terlampaui dalam 50 tahun (MCER, 2 persen dalam 50

tahun), dan dinyatakan dalam bilangan desimal terhadap percepatan gravitasi.

Gambar 1.4 Peta Gerak Tanah Seismik untuk Ss

Gambar 1.5 Peta Gerak Tanah Seismik untuk S1

Ss adalah parameter respons spektra percepatan gempa (batuan dasar) MCER

terpetakan untuk perioda pendek 0.2 detik. Untuk menentukan nilai Ss dapat dilihat pada

gambar diatas dimana untuk daerah Jayapura Ss antara 1,5g – 2,0g. Maka dipilih nilai Ss =

(18)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 17 S1 adalah parameter respons spektra percepatan gempa (batuan dasar) MCER

terpetakan untuk perioda 1,0 detik. Untuk menentukan nilai dari S1 dapat dilihat dari

gambar diatas dimana untuk daerah Jayapura terdapat pada daerah berwarna kuning muda dimana nilai S1 antara 0,5g – 0,6g. sehingga dipilih nilai S1 = 0,6 g.

Tabel 1,2Lokasi Model Struktur Beserta Klasifikasi Situs

1.3.2 Faktor Keutamaan dan Kategori Resiko Bangunan

Besarnya beban gempa rencana yang direncanakan untuk berbagai kategori bangunan gedung, tergantung pada probabilitas terjadinya keruntuhan struktur bangunan selama umur rencana yang diharapkan. Untuk itu, pengaruh gempa rencana harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan bangunan (Ie). Bedasarkan SNI 03-1726-2012 faktor keutamaan bangunan ditentukan berdasarkan kategori resiko bangunan.

(19)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 18

Tabel 1.3 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa

Jenis pemanfaatan Kategori risiko

Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara lain:

- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan - Fasilitas sementara

- Gudang penyimpanan

- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya

I

Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:

- Perumahan

- Rumah toko dan rumah kantor - Pasar

- Gedung perkantoran - Gedung hotel/ rumah susun - Pusat perbelanjaan/ mall - Bangunan industri - Fasilitas manufaktur - Pabrik

II

Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:

- Bioskop

- Gedung pertemuan - Stadion

- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat - Fasilitas penitipan anak

- Penjara

- Bangunan untuk orang jompo

III

Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:

- Bangunan-bangunan monumental - Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan

- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah dan unit gawat darurat

- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi kendaraan darurat

- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat perlindungan darurat lainnya

- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas lainnya untuk tanggap darurat

- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada saat keadaan darurat

- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik, tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau material atau peralatan pemadam kebakaran ) yang disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan darurat

Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi struktur bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko IV.

IV

Tabel 1.4 Faktor Keutamaan Gempa

Kategori Risiko Faktor Keutamaan Gempa, Ie

I atau II 1,0

III 1,25

(20)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 19 Dari kedua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk jenis pemanfaatan gedung sebagai gedung Hotel, maka kategori resiko gedung termasuk ke dalam kategori resiko II dengan faktor keutamaan gempa sebesar 1,0.

1.3.3 Koefisien-koefisien Situs dan Parameter-parameter Respon Spektra Percepatan Gempa MCER

Parameter percepartan respon spektra pada periode pendek (SMS) dan periode 1 detik (SM1) yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs harus ditentukan dengan perumusan berikut ini:

dan koefisien situs Fa dan Fv mengikuti tabel berikut ini: Tabel 1.5 Koefisien situs, Fa

Tabel 1.6 Koefisien situs, Fv

Perhitungan

(21)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 20 Kategori resiko II S1 0,6 g Fa 1 Sms 1,5

Ie 1 Ss 1,5 g Fv 1,5 Sm1 0,9  Parameter Percepatan Spektra Desain

Parameter percepatan spektra desain untuk periode pendek SDS dan periode 1 detik SD1 harus ditentukan melalui perumusan berikut ini:

Respon Spektra Desain

1. Untuk periode yang lebih kecil dari T0, spektrum respons percepatan desain, Sa harus

diambil dari persamaan;

( )

2. Untuk periode yang lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari atau sama

dengan Ts spektrum respons percepatan desain, Sa sama dengan Sds

3. Untuk periode yang lebih besar dari Ts ,spectrum respons percepatan desain Sa diambil

berdasarkan persamaan;

Keterangan:

Sds = parameter respons spectral percepatan desain pada perioda pendek Sd1 = parameter respons spectral desain pada perioda 1 detik

(22)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 21

Gambar 1.6 Respon Spektra Desain

Tabel 1.7 Hasil Perhitungan Sd

Dari tabel diatas, diplot Sa vs T. Sehingga diperoleh respon spektra dibawah ini

Gambar 1.7 Respon Spektra Desain Kota Jayapura

T Sd 0 0,4 0,12 1 0,6 1 1,2 0,5 1,4 0,429 1,6 0,375 1,8 0,333 2 0,3 2,2 0,273 2,4 0,25 2,6 0,231 2,8 0,214 3 0,2 3,2 0,1875 3,4 0,1765 3,6 0,1667 3,8 0,1579 4 0,15 4,2 0,1429 4,4 0,1364 4,6 0,1304 4,8 0,125 5 0,12 5,2 0,1154 5,4 0,1111 5,6 0,1071 5,8 0,1034 6 0,1 6,2 0,0968 6,4 0,0937 6,6 0,0909 6,8 0,0882 7 0,0857 7,2 0,0833 7,4 0,0811 7,6 0,0789 7,8 0,0769 8 0,075 8,2 0,0732 8,4 0,0714 8,6 0,0698 8,8 0,0682 9 0,0667 9,2 0,0652 9,4 0,0638 9,6 0,0625 9,8 0,0612 10 0,06 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 2 4 6 8 10 Sa( g) T(s)

Respon Spektra Desain

(23)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 22

1.4

Preliminary Design

1.4.1 Data dan Ketentuan Perancangan Awal

Tujuan dari perancangan ini adalah merancang bangunan 8 lantai yang merupakan bangunan hotel. Tahap awal dari perancangan bangunan 8 lantai ini adalah membuat preliminary Design. Berikut ini data-data awal perancangan bangunan hotel 8 lantai:

Tabel 1.8 Data Perancangan Gedung 8 Lantai

SPESIFIKASI MATERIAL

Concrete

Unit

Concrete Beam and Slab

fc'

30

MPa

Concrete Column

fc'

30

MPa

Concrete Density

ɣc

2400

kg/m

3

Modulus Elasticity of Concrete

Ec

25742.9602

MPa

Steel Reinforcement

Yielding Stress

fy

280

MPa

Ultimate Stress

fu

400

MPa

Modulus Elasticity of Steel Reinforcement

Es

200000

MPa

Steel Reinforcement Density

ɣs

7850

kg/m

3

Percepatan Gravitasi

g

9.81

m/s

2

Live Load Hotel 192 kg/m2 Live Load Atap 100 kg/m2

Beban Atap 50 kg/m2

MEP + Plafon 40 kg/m2

Total SIDL Atap 90 kg/m2 Lantai ubin tanpa adukan 24 kg/m2

MEP + Plafon 40 kg/m2

Plester 2 cm 42 kg/m2

Total SIDL per Lantai 106 kg/m2

SIDL Atap

SIDL per Lantai

DATA PERANCANGAN GEDUNG

sumbu x 7 meter

sumbu y 7 meter

jumlah lantai 8

Tinggi per Lantai 4 meter

Tributary Area 49 m2

(24)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 23 1.4.2 Perancangan Awal Balok dan Pelat Lantai

Tahap yang pertama dilakukan dalan perancangan awal adalah menentukan dimensi dari setiap struktur pada bangunan tersebut. Mula-mula struktur yang dirancang yaitu balok anak, balok induk, dan pelat. Sementara itu untuk perhitungan pelat, pelat eksterior menjadi acuan dalam perhitungan. Karena bagian tersebut akan mengalami lendutan terbesar. Untuk ketentuan dimensi pelat ditentukan dari SNI-03-2847-2012.

Secara umum, jenis pelat dibedakan menjadi 2 jenis: 1. Pelat Satu Arah

2. Pelat Dua Arah

Berdasarkan gambar denah gedung, diketahui bahwa sisi panjang pelat 7 meter dan sisi pendek pelat adalah 3,5 meter. Sehingga, pelat yang digunakan yaitu pelat satu arah. Sementara itu, untuk perhitungan balok anak dan balok induk ditentukan dengan ketentuan berikut ini:

1. Balok Anak 2. Balok Induk

Berikut ini adalah hasil perhitungan untuk menentukan dimensi balok induk, balok anak, dan pelat:

Tabel 1.9 Hasil Perhitungan Dimensi Balok Induk, Balok Anak, dan Pelat

Dimensi

Dimensi Asli

Dimensi Pembulatan

Panjang (L)

Tebal (h)

Lebar (b)

Tebal (h)

Lebar(b)

Balok Induk

7000

583.333

291.667

600

300

Balok Anak

7000

437.500

218.750

450

250

(25)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 24 Contoh perhitungan: 1. Balok induk Hasil Pembulatan 2. Balok Anak Hasil Pembulatan 3. Pelat

1.4.3 Menghitung Beban yang Bekerja pada Tributary Area

Tributary Area merupakan suatu daerah dimana beban-beban yang bekerja pada daerah tersebut akan diterima oleh kolom yang menjadi pusat Tributary Area. Tribuary Area pada gedung 8 lantai ini memiliki dimensi 7 m x 7 m. Sehingga luas Tributary Area ini adalah 49 m2. Setelah mengetahui luas Tribuary Area, langkah selanjutnya adalah menghitung beban-beban yang bekerja pada Tribuary Area tersebut. Berikut ini adalah perhitungan untuk setiap jenis beban yang bekerja pada Tribuary Area:

Berat Sendiri (Self Load)

Self Load adalah beban yang berasal dari struktur-struktur utama di dalam gedung 8 lantai tersebut. Struktur-struktur yang memberikan self Load dalam 1 unti tributary area adalah 2 balok induk, 1 balok anak, dan pelat seluas tributary area.

(26)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 25 Berikut ini adalah hasil perhitungan Self Load di dalam Tribuary Area sesuai data-data pada tabel 1.9:

Tabel 1.10 Hasil Perhitungan Self Load untuk 1 unit Tributary Area

SL Setiap Lantai

Dalam 1 Unit Tributary Area

Volume (m3) Densitas (kg/m3)

Berat (kg)

N

Balok Induk

2.52

2400

6048

59330.88

Balok Anak

0.7875

2400

1890

18540.9

Pelat

1.8375

2400

4410

43262.1

SL Struktur

121133.88

Contoh Perhitungan:

a. Self Load Akibat Balok Induk (Sli)

( )

b. Self Load Akibat Balok Anak

( )

c. Self Load Akibat Pelat

( )

d. Self Load Struktur per Lantai Tributary Area

SIDL ( Super Imposed Dead Load), DL (Dead Load), dan LL (Live Load)

Langkah selanjutnya yaitu menghitung beban-beban yang bekerja setiap lantai sesuai dengan fungsinya sebagai hotel. Beban –beban tersebut adalah DL Total (Dead Load Total) yang merupakan jumlah dari SL Struktur (Self Load Struktur) ditambah dengan SIDL (Super Imposed Dead Load) per lantai, dan LL (Live Load) per

(27)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 26 lantai dengan fungsi setiap lantai bangunan. Pada prencanaan gedung ini RL (Rain Load) diabaikan. Berikut ini hasil perhitungan SIDL, DL, RL, dan LL di daam tributary area:

Tabel 1.11 Hasil Perhitungan SIDL, DL, dan LL

DL dan LL

DL Struktur

121133.88

N

SIDL Atap

43262.1

N

DL Total Atap

164395.98

N

SIDL Lantai

50953.14

N

DL Total Hotel

172087.02

N

LL Atap

48069

N

LL Hotel

92292.48

N

Contoh Perhitungan (Lantai 8/Atap): a. Super Imposed Dead Load (SIDL Atap)

b. Dead Load Total Atap (DL Total Atap)

c. Super Imposed Dead Load (SIDL Lantai)

d. Dead Load Total Atap (DL Total Hotel)

e. Live Load Total Atap (LL Total Atap)

(28)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 27

f. Live Load Total Hotel (LL Total Hotel)

1.4.4 Perancangan Awal Kolom

Pada tahapan ini, akan menentukan dimensi kolom berdasarkan beban total yang diterima kolom. Semakin ke bawah dimensi kolom akan semakin besar karena pada kolom bawah menerima akumulasi beban dari lantai di atasnya. Perhitungan ini mulai dikerjakan dari lantai teratas bangunan lalu bangunan di bawahnya. Hasil dari perhitungan kolom ini akan dibulatkan 100 mm ke atas agar mempermudah dalam pengerjaan di lapangan.

Mula-mula kita menghitung beban aksial (Pu) maksimum yang bekerja pada kolom akibat beban-beban yang bekerja pada tributary area. Beban aksial pada kolom dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

( ) ( ) ( )

Berikut ini adalah hasil perhitungan beban aksial (Pu) maksimum yang diterima kolom:

Tabel 1.12 Hasil Perhitungan Beban Aksial (Pu) pada Kolom Setiap Lantai

Kemudian, menghitung dimensi kolom dengan terlebih dahulu menghitung nilai Ag. Setelah mendapatkan nilai Ag dilanjutkan dengan menghitung dimensi kolom (panjang sisi kolom=a). Nilai Ag dan a dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini:

DL LL Atap LL Hotel Pu (N) DL LL Atap LL Hotel Pu (N) Pembulatan

Lantai 7 164395.98 48069 0 274185.576 164395.98 48069 0 274185.576 Lantai 6 340250.04 48069 140361.48 709788.816 351551.16 48069 48069 575682.192 Lantai 5 520812.9 48069 232653.96 1074132.216 538706.34 48069 140361.48 947936.376 Lantai 4 707968.08 48069 324946.44 1446386.4 725861.52 48069 232653.96 1320190.56 Lantai 3 895123.26 48069 417238.92 1818640.584 913016.7 48069 324946.44 1692444.744 Lantai 2 1090754.28 48069 509531.4 2201065.776 1119007.08 48069 417238.92 2087301.168 Lantai 1 1286385.3 48069 601823.88 2583490.968 1324997.46 48069 509531.4 2482157.592 Lantai Dasar 1505560.32 48069 694116.36 2994168.96 1530987.84 48069 601823.88 2877014.016

(29)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 28 Berikut ini adalah hasil perhitungan nilai Ag dan pada kolom:

Tabel 1.13 Hasil Perhitungan Nilai Ag dan a pada kolom setiap lantai

Catatan: pada lantai 8 tidak terdapat kolom karena tidak terdapat lantai diatasnya, sementara itu kolom pada lantai 7 memikul beban akibat lantai 8.

Pada perencanaan kolom diambil dimensi yang terbesar dari setiap 4 lantai untuk memperoleh dimensi kolom yang tipikal per 4 lantai.

Contoh perhitungan (Lantai 6):

Panjang sisi kolom pada lantai 7 = 400 mm

a. Beban Aksial Maksimum (Pu) lantai 6:

( ( )) ( ) ( *( ) +) ( ) - Menghitung Ag Ag (mm2) a(mm) Pembulatan

a(mm) Dimensi Kolom

Lantai 8/Atap 0 0 0 0 Lantai 7 24372.0512 156.115506 200 400 Lantai 6 63092.3392 251.181885 300 400 Lantai 5 95478.4192 308.995824 400 400 Lantai 4 128567.68 358.563356 400 400 Lantai 3 161656.9408 402.065841 500 600 Lantai 2 195650.2912 442.32374 500 600 Lantai 1 229643.6416 479.211479 500 600 Lantai Dasar 266148.352 515.895679 600 600

(30)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 29 - Menghitung a (sisi kolom) lantai 6

√ √

Lakukan perhitungan untuk seluruh lantai, ambil dimensi terbesar dari 4 lantai untuk mendapatkan dimensi kolom yang tipikal. Untuk lantai 4-7 diperoleh dimensi kolom sebesar 500 mm. Kemudian, lakukan pengecekan Pu dengan menggunakan a yang telah ditentukan. Jika Pu baru < Pu awal, maka dimensi kolom dapat digunakan.

1.4.5 Rekapitulasi Perancangan Awal

Berikut ini adalah rekapitulasi hasil-hasil perhitungan perancangan awal (preliminary design) untuk menentukan dimensi dari balok induk, balok anak, pelat, dan kolom dari bangunan 8 lantai.

Tabel 1.14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dimensi Struktur Gedung Hotel 8 Lantai

REKAPITULASI DIMENSI BALOK DAN PELAT

Panjang Bentang Balok Induk dan Anak (L1)

7000

Mm

Panjang Bentang Pelat Eksterior (L2)

7000

Mm

Tebal Balok Induk (h1)

600

Mm

Tebal Balok Anak (h2)

450

Mm

Lebar Balok Induk (b1)

300

Mm

Lebar Balok Anak (b2)

250

Mm

Tebal Pelat (h3)

150

Mm

Tebal Shearwall

30

Mm

REKAPITULASI DIMENSI KOLOM

Lantai 8/Atap

0

mm

Lantai 7

400

mm

Lantai 6

400

mm

Lantai 5

400

mm

Lantai 4

400

mm

Lantai 3

600

mm

Lantai 2

600

mm

Lantai 1

600

mm

Lantai Dasar

600

mm

(31)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 30

1.5 Software yang digunakan

Dalam penyusunan tugas besar ini diperlukan beberapa program/software untuk membantu penyusun dalam melakukan desain dan perhitungan. Program/software yang digunakan dalam laporan ini terdiri dari:

1. Csi ETABS untuk perhitungan/analisis struktur atas

2. SpColumn untuk perhitungan diagram interaksi kolom dan shearwall 3. Response 2000 untuk perhitungan shearwall

4. Microsoft Excel untuk perhitungan dengan sistem tabel 5. Microsoft Word untuk pengetikan laporan

1.5.1 Pemodelan dengan Software ETABS

Dalam perancangan gedung apartemen 8 lantai ini, digunakan program ETABS sebagai alat bantu pemodelan. Berikut beberapa langkah input data yang dilakukan:

1. Define material properties

(32)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 31 2. Define frame sections

Gambar 1.9 Define Frame Sections pada ETABS 3. Modify rectangural section (balok)

(33)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 32 4. Input reinforcement data (balok)

Gambar 1.11Input Reinforcement Data Balok pada ETABS

5. Modify rectangural section (kolom)

(34)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 33 6. Input reinforcement data (kolom)

Gambar 1.13 Input Reinforcement Data Kolom pada ETABS 7. Define wall/slab/deck sections (pelat)

(35)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 34 8. Define wall/slab/deck sections (shearwall)

Gambar 1.15 Input Dimensi Shearwall pada ETABS

9. Define Diaphragm

(36)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 35 10. Define Response Spectrum Functions

Gambar 1.17 Define Response Spectrum Functions pada ETABS

11. Define Static Load Cases

(37)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 36 12. Define Response Spectrum Case Data Arah X dan Arah Y

Gambar 1.19 Define Response Spectrum Cases arah X dan Y pada ETABS

13. Define Load Combinations sesuai dengan kombinasi pembebanan yang ditentukan (34 Combo)

(38)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 37 14. Define Mass Source

Gambar 1.21Define Mass Source pada ETABS

15. Assign beban SIDL

(39)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 38 16. Assign Live Load (Beban Hidup)

(40)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 39

BAB II

ANALISIS STRUKTUR

2.1 Analisis Gaya Lateral Ekivalen

2.1.1 Geser Dasar Seismik

Berdasarkan SNI 1726:2012, analisis gaya lateral ekivalen harus terdiri dari penerapan gaya lateral statis ekivalen pada model matermatis linier struktur. Geser dasar seismik (V) dalam arah yang ditetapkan harus sesuai dengan persamaan berikut:

Dimana:

Cs = koefisien respons seismik Wt = berat total gedung

Adapun persamaan-persamaan yang digunakan dalam menentukan Cs adalah sebagai berikut: 1. Cs maksimum ( ) 2. Cs hasil hitungan ( ) 3. Cs minimum 4. Cs minimum jika ( )

(41)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 40 2.1.2 Periode Alami Fundamental

Setelah melakukan pemodelan dengan dimensi yang telah ditentukan pada BAB sebelumnya, kemudian dilakukan RUN 1 Struktur untuk mengetahui:

1. Periode Getar Strukur

2. Memastikan dua mode pertama struktur adalah translasi

3. Jumlah mode shape struktur mencukupi (diatas 90% pada semua arah) Setelah pemodelan struktur di run, didapatkan hasil seperti gambar berikut:

Tabel 15 Hasil Analisis Struktur pada RUN 1

Dari hasil tabel diatas, dapat dilihat periode struktur yang dihasilkan pada mode 1 adalah T1 = 1.290detik. Periode yang dihasilkan ini akan di cek ke validannya dengan periode fundamental pendekatan yang diatur dalam SNI-03-1726-2012. Periode Fundamental (T) yang digunakan memiliki nilai batas maksimum dan batas minimum, yaitu :

1.

Dimana hn = ketinggian struktur (m)

Koefisien Ct dan x ditentukan dari tabel berikut:

Tabel 16 Nilai Koefisien Ct dan x

Mode Period UX UY UZ SumUX SumUY SumUZ RX RY RZ SumRX SumRY SumRZ

1 1,29997 79,795 0 0 79,795 0 0 0 99,589 0,0019 0 99,5891 0,0019 2 1,25912 0 80,181 0 79,795 80,181 0 99,622 0 0,0124 99,6222 99,5892 0,0143 3 1,01424 0,002 0,0136 0 79,797 80,195 0 0,0159 0,0023 77,222 99,6381 99,5915 77,236 4 0,37729 13,714 0 0 93,511 80,195 0 0 0,1473 0,0002 99,6381 99,7388 77,236 5 0,3699 0 13,469 0 93,511 93,664 0 0,1109 0 0,001 99,749 99,7388 77,237 6 0,27716 0,0001 0,0006 0 93,511 93,664 0 0 0 15,538 99,749 99,7388 92,775 7 0,17958 4,4909 0 0 98,002 93,664 0 0 0,2364 0 99,749 99,9753 92,775 8 0,17704 0 4,3758 0 98,002 98,04 0 0,2283 0 0,0002 99,9773 99,9753 92,775 9 0,12613 0 0 0 98,002 98,04 0 0 0 5,0823 99,9773 99,9753 97,858 10 0,10742 1,3483 0 0 99,35 98,04 0 0 0,0117 0 99,9773 99,9869 97,858 11 0,10572 0 1,3257 0 99,35 99,366 0 0,01 0 0 99,9873 99,9869 97,858 12 0,07441 0,0449 0,0001 0 99,395 99,366 0 0 0,0011 1,3251 99,9873 99,988 99,183

(42)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 41 Tipe struktur yang didesain pada tugas ini adalah rangka beton pemikul momen sehingga nilai Ct = 0,0466 dan x = 0,9, sehingga nilai dari periode fundamental adalah:

2.

Dimana Tamaksimum adalah nilai batas atas perioda bangunan dan Cu ditentukan Tabel

berikut:

Tabel 17Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung berdasarkan SNI 03-1726-2012

Diketahui bahwa nilai SD1 struktur yang didesain adalah >0.4 , maka Cu ditentukan

sebesar 1.4. Sehingga nilai batas atas periode struktur bangunan adalah :

Dapat dilihat periode yang didapatkan pada hasil analisis struktur di ETABS masih berada dalam rentang periode fundamental pendekatan sehingga periode yang didapatkan bernilai valid.

Kemudian dicek arah mode 1 dan mode 2 yang paling dominan. Didapatkan bahwa mode 1 struktur adalah translasi arah x dan mode 2 struktur adalah translasi arah y, sehingga syarat bahwa dua mode pertama harus dalam arah translasi terpenuhi.

Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1 di atas dimana pada mode 1 nilai yang dominan adalah UX dan pada mode 2 nilai yang dominan adalah UY, sedangkan pada mode 3 nilai yang dominan adalah RZ yaitu rotasi. Nilai mode shape juga sudah mencukupi karena nilai SumUX, SumUY, SumRX, SumRY, dan SumRZ semuanya diatas 90%.

2.1.3 Prosedur Gaya Lateral Ekivalen

Sds 1

Sd1 0,6

R 7

(43)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 42 Berdasarkan SNI 03-1726-2012, beban geser dasar nominal static ekivalen adalah :

Untuk menentukan nilai Cs :

1. Cs maksimum ( ) ( ) 2. Cs hitungan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 3. Cs minimum Rekapitulasi

Karena nilai Cshitungan terletak di interval antara nilai Cs minimum dan Cs maksimum,

maka digunakan nilai Cshitungan. Nilai berat bangunan dapat dilihat dari hasil perhitungan

pada pemodelan ETABS. Berat bangunan untuk struktur yang digunakan adlaah sebagai berikut :

Tabel 18 Berat Bangunan

Lantai Massa (ton) Berat (kN) LANTAI 8 1201.5903 11787.6008 LANTAI7 1276.9856 12527.2287 LANTAI 6 1276.9856 12527.2287 LANTAI 5 1276.9856 12527.2287 LANTAI 4 1373.3984 13473.0383 LANTAI 3 1484.1034 14559.0544 LANTAI 2 1484.1034 14559.0544 LANTAI 1 1644.3228 16130.8067 Total 11018.4751 108091.241 Cs 0,1429 Cs min 0,044 Cs (X) 0,0659 Cs (Y) 0,0681

(44)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 43 Dari perhitungan periode getar didapat bahwa periode getar mode 1 (arah X) adalah 1,299 detik dan periode getar mode 2 (arah Y) adalah 1,259 detik. Berat bangunan yang diperoleh adalah 108091,241 kN. Jadi, didapat nilai gaya lateral ekivalen untuk masing masing arah adalah :

2.1.4 Analisis Respons Dinamik

Berdasarkan SNI 03-1726-2012, nilai akhir dinamik struktur gedung terhadap pembebanan gempa nominal akibar pengaruh gempa rencana dalam suatu arah tertentu tidak boleh diambil kurang dari 85% nilai respon ragam yang pertama. Bila respon dinamik struktur gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal (Vt), maka persyaratan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dimana :

Vt = adalah gaya geser dasar nominal yang didapat dari hasil analisis ragam respon spectrum yang dilakukan (gaya geser dinamik)

V1 = adalah gaya geser dasar nominal respon ragam pertama (gaya geser static) Untuk memenuhi persyaratan tersebut, maka gaya geser tingkat nominal akibat pengaruh Gempa Rencana sepanjang tinggi struktur gedung hasil analisis ragam spectrum respons dalam suatu arah tertentu, harus dikalikan nilainya dengan suatu Faktor Skala :

Berikut adalah hasil dari analisis repons dinamik dengan menggunakan persyaratan diatas.

Tabel 19 Analisis respons dinamik

Arah X Arah Y

Faktor Skala 1,4014 1,4014 Vb stat 7127,081 7358,273

(45)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 44 Vb din/stat 0,9246 0,9218

CEK RATIO 1 OK OK

0.85 Vbstat/din 0,9193 0,9222

CEK RATIO 2 OK OK

2.2 Pengecekan terhadap Sistem Ganda

Sistem ganda (dual system) adalah salah satu sistem struktur yang beban gravitasinya dipikul sepenuhnya oleh space frame (Rangka), sedangkan beban lateralnya dipikul bersama oleh space frame dan shear wall ( Dinding Geser / Dinding Struktur ). Menurut SNI 03-1726-2012 Pasal 5.2.3 space frame sekurang-kurangnya memikul 25% dari beban lateral dan sisanya dipikul oleh shear wall. Karena shear wall dan space frame dalam dual system merupakan satu kesatuan struktur maka diharapkan keduanya dapat mengalami defleksi lateral yang sama, atau setidaknya space frame mampu mengikuti defleksi lateral yang terjadi.

Shear wall adalah dinding geser yang terbuat dari beton bertulang dimana tulangan tersebut akan menerima gaya lateral terhadap gempa sebesar beban yang telah direncanakan. Dinding geser adalah elemen-elemen vertikal yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya horizontal. Dinding geser harus diletakkan pada tiap tingkat struktur tanpa spasi (menerus). Untuk membentuk struktur bentuk kotak yang efektif, panjang dinding geser yang sama harus diletakkan simetris pada empat sisi gedung untuk mencegah terjadinya mekanisme torsi (puntir) akibat peletakkan dinding geser yang asimetris. Dengan sistem ini, dimensi rangka utama dapat diperkecil karena adanya shear wall. Penggunaan sistem ganda ini dirasa lebih hemat dibandingkan dengan Sistem Rangka Pemikul Momen , karena dalam Sistem Rangka Pemikul Momen, semakin tinggi struktur gedung, maka semakin besar dimensi yang digunakan sehingga kemampuan struktur lebih banyak terbuang untuk menahan berat sendiri yang besar. Begitu pula dengan dual system dimana semakin tinggi gedung tersebut dan berada pada wilayah gempa kuat, maka semakin tebal pula shearwall yang dibutuhkan, sehingga berat shearwall juga semakin besar.

Dengan menggunakan software ETABS didapat bahwa sistem portal gedung (space frame) dapat memikul 32,74% akibat pengaruh beban gempa arah X dan 26,14% akibat pengaruh beban gempa arah sumbu Y. Hal tersebut menunjukan bahwa rasio geser yang diserap oleh frame memenuhi ketentuan yang sekurang-kurangnya 25%.

(46)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 45 Adapun tebal dinding geser sebesar tebal minimum 25 cm dan terdapat perubahan dimensi kolom dari perancangan awal (Preliminary Design) agar memenuhi persyaratan sistem ganda sebagai berikut.

Tabel 20Perubahan Dimensi Kolom

Dimensi Kolom (mm)

Perubahan Dimensi Kolom (mm)

Lantai 8/Atap

0

0

Lantai 7

400

600

Lantai 6

400

600

Lantai 5

400

600

Lantai 4

400

600

Lantai 3

600

800

Lantai 2

600

800

Lantai 1

600

800

Lantai Dasar

600

800

2.3 Pengecekan Deformasi Struktur

Berdasarkan SNI, simpangan antar lantai hanya terdapat satu kinerja, yaitu pada kinerja batas ultimate. Penentuan simpangan antarlantai tingkat desain (Δ) harus dihitung sebagai perbedaan defleksi pada pusat massa tidak terletak segaris, dalam arah vertikal, diizinkan untuk menghitung defleksi didasar tingkat berdasarkan proyeksi vertikal dari pusat massa di tingkat atasnya. Defleksi pusat massa di tingkat x (δx) dalam mm harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut:

Dimana:

CD = faktor pembesaran defleksi

Ie =defleksi pada lokasi yang diisyaratkan dan ditentukan sesuai dengan

analisis elastic

Δxe = faktor keutamaan yang ditentukan

Dengan demikian, deformasi struktur yang didapat dari story drift pada ETABS tidak boleh melebihi deformasi izin struktur.

(47)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 46 Tabel 21 Simpangan Antar Lantai Ijin

( ) Simpangan ijin maksimum sesuai dengan persamaan berikut.

Untuk tinggi per lantai 4 m (h)

Untuk tinggi lantai 8 m (h)

Dengan demikian, deformasi struktur yang didapat dari story drift pada ETABS tidak boleh melebihi deformasi izin struktur. Berikut adalah hasil perhitungan untuk mengecek deformasi struktur.

Tabel 22 Simpangan Antar Lantai Akibat Beban ENVE (envelope)

LANTAI Kombinasi Beban Story Drift Simpangan Δx Δizin Keterangan

LANTAI 8 ENVE 0,002444 0,009776 0,05377 0,07692 OK

LANTAI 7 ENVE 0,002850 0,011400 0,06270 0,07692 OK

LANTAI 6 ENVE 0,003201 0,012804 0,07042 0,07692 OK

(48)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 47

LANTAI 4 ENVE 0,003421 0,013684 0,07526 0,07692 OK

LANTAI 3 ENVE 0,003386 0,013544 0,07449 0,07692 OK

LANTAI 2 ENVE 0,003124 0,012496 0,06873 0,07692 OK

LANTAI 1 ENVE 0,001873 0,014984 0,08241 0,15385 OK

2.4 Pengecekan terhadap Ketidakberaturan Torsi

Ketidakberaturan torsi didefinisikan ada jika simpangan antar lantai tingkat maksimum, torsi yang dihitung termasuk tak terduga, di sebuah ujung struktur melintang terhadap sumbu lebih dari 1,2 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di kedua ujung struktur.

Gambar 2.24 Faktor Pembesaran Torsi

Struktur yang dirancang untuk kategori desain seismik C, D, E, atau F, di mana tipe 1a atau 1b ketidakberaturan torsi terjadi seperti didefinisikan dalam Tabel 10 harus mempunyaipengaruh yang diperhitungkan dengan mengalikan

M

ta di masing-masing

tingkat dengan faktor pembesaran torsi (

A

x) seperti digambarkan dalam gambar di atas

dan ditentukan dari persamaan berikut:

[ ] Keterangan :

adalah perpindahan maksimum di tingkat x (mm) yang dihitung dengan mengasumsikan Ax= 1 (mm)

adalah rata-rata perpindahan di titik-titik terjauh struktur di tingkat x yang dihitungdengan mengasumsikan Ax= 1 (mm)

(49)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 48 Faktor pembesaran torsi (Ax) tidak disyaratkan melebihi 3,0. Pembebanan yang

lebih parah untuk masing-masing elemen harus ditinjau untuk desain. Berikut adalah hasil perhitungan pengecekan terhadap persyaratan torsi tersebut.

Tabel 23 Torsi pada Lantai 8 dan Lantai 1 Untuk Setiap Kombinasi Beban

Story Point Load UX ΔMAX ΔAVG RATIO Ax Ket

STORY8 1 COMB3 MAX 0,0148 0,0148 0,01475 1,00339 0,6991605 OK STORY8 6 COMB3 MAX 0,0147 STORY8 43 COMB3 MAX 0,0145 0,0145 0,0145 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB3 MAX 0,0145 STORY1 1 COMB3 MAX 0,0022 0,0023 0,00225 1,022222 0,7256516 OK STORY1 6 COMB3 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB3 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB3 MAX 0,0023 STORY8 1 COMB4 MAX 0,0152 0,0152 0,01515 1,0033 0,6990358 OK STORY8 6 COMB4 MAX 0,0151 STORY8 43 COMB4 MAX 0,015 0,015 0,015 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB4 MAX 0,015 STORY1 1 COMB4 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB4 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB4 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB4 MAX 0,0023 STORY8 1 COMB5 MAX 0,0151 0,0151 0,01505 1,003322 0,6990664 OK STORY8 6 COMB5 MAX 0,015 STORY8 43 COMB5 MAX 0,0149 0,0149 0,0149 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB5 MAX 0,0149 STORY1 1 COMB5 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB5 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB5 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB5 MAX 0,0023 STORY8 1 COMB6 MAX 0,0149 0,0149 0,01485 1,003367 0,6991287 OK STORY8 6 COMB6 MAX 0,0148 STORY8 43 COMB6 MAX 0,0146 0,0146 0,0146 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB6 MAX 0,0146 STORY1 1 COMB6 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB6 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB6 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB6 MAX 0,0023 STORY8 1 COMB7 MAX 0,0492 0,0492 0,04915 1,001017 0,6958581 OK STORY8 6 COMB7 MAX 0,0491 STORY8 43 COMB7 MAX 0,0494 0,0494 0,04935 1,001013 0,6958523 OK STORY8 48 COMB7 MAX 0,0493 STORY1 1 COMB7 MAX 0,0075 0,0075 0,0075 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB7 MAX 0,0075 STORY1 43 COMB7 MAX 0,0075 0,0076 0,00755 1,006623 0,7036728 OK STORY1 48 COMB7 MAX 0,0076 STORY8 1 COMB8 MAX 0,0496 0,0496 0,04955 1,001009 0,6958467 OK STORY8 6 COMB8 MAX 0,0495 STORY8 43 COMB8 MAX 0,0499 0,0499 0,04985 1,001003 0,6958382 OK STORY8 48 COMB8 MAX 0,0498 STORY1 1 COMB8 MAX 0,0075 0,0075 0,0075 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB8 MAX 0,0075 STORY1 43 COMB8 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK

(50)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 49

STORY1 48 COMB8 MAX 0,0076 STORY8 1 COMB9 MAX 0,0493 0,0493 0,04925 1,001015 0,6958552 OK STORY8 6 COMB9 MAX 0,0492 STORY8 43 COMB9 MAX 0,0495 0,0495 0,04945 1,001011 0,6958495 OK STORY8 48 COMB9 MAX 0,0494 STORY1 1 COMB9 MAX 0,0075 0,0075 0,0075 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB9 MAX 0,0075 STORY1 43 COMB9 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB9 MAX 0,0076 STORY8 1 COMB10 MAX 0,0495 0,0495 0,0495 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB10 MAX 0,0495 STORY8 43 COMB10 MAX 0,0497 0,0497 0,0497 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB10 MAX 0,0497 STORY1 1 COMB10 MAX 0,0075 0,0075 0,0075 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB10 MAX 0,0075 STORY1 43 COMB10 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB10 MAX 0,0076 STORY8 1 COMB11 MAX 0,0156 0,0156 0,0156 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB11 MAX 0,0156 STORY8 43 COMB11 MAX 0,0156 0,0156 0,0156 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB11 MAX 0,0156 STORY1 1 COMB11 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB11 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB11 MAX 0,0024 0,0024 0,0024 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB11 MAX 0,0024 STORY8 1 COMB12 MAX 0,0152 0,0152 0,0152 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB12 MAX 0,0152 STORY8 43 COMB12 MAX 0,0151 0,0151 0,01505 1,003322 0,6990664 OK STORY8 48 COMB12 MAX 0,015 STORY1 1 COMB12 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB12 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB12 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB12 MAX 0,0023 STORY8 1 COMB13 MAX 0,0153 0,0153 0,0153 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB13 MAX 0,0153 STORY8 43 COMB13 MAX 0,0152 0,0152 0,0152 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB13 MAX 0,0152 STORY1 1 COMB13 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB13 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB13 MAX 0,0023 0,0024 0,00235 1,021277 0,7243096 OK STORY1 48 COMB13 MAX 0,0024 STORY8 1 COMB14 MAX 0,0155 0,0155 0,0155 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB14 MAX 0,0155 STORY8 43 COMB14 MAX 0,0155 0,0155 0,01545 1,003236 0,6989465 OK STORY8 48 COMB14 MAX 0,0154 STORY1 1 COMB14 MAX 0,0023 0,0023 0,0023 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB14 MAX 0,0023 STORY1 43 COMB14 MAX 0,0023 0,0024 0,00235 1,021277 0,7243096 OK STORY1 48 COMB14 MAX 0,0024 STORY8 1 COMB15 MAX 0,05 0,05 0,05 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB15 MAX 0,05 STORY8 43 COMB15 MAX 0,0504 0,0504 0,0504 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB15 MAX 0,0504 STORY1 1 COMB15 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB15 MAX 0,0076 STORY1 43 COMB15 MAX 0,0076 0,0077 0,00765 1,006536 0,7035518 OK

(51)

KELOMPOK 12 | ILMA FADILAH 15011063|JUNISA ARINI 15011064 50

STORY1 48 COMB15 MAX 0,0077 STORY8 1 COMB16 MAX 0,0496 0,0496 0,0496 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB16 MAX 0,0496 STORY8 43 COMB16 MAX 0,0499 0,0499 0,0499 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB16 MAX 0,0499 STORY1 1 COMB16 MAX 0,0075 0,0075 0,0075 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB16 MAX 0,0075 STORY1 43 COMB16 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB16 MAX 0,0076 STORY8 1 COMB17 MAX 0,0499 0,0499 0,0499 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB17 MAX 0,0499 STORY8 43 COMB17 MAX 0,0503 0,0503 0,0503 1 0,6944444 OK STORY8 48 COMB17 MAX 0,0503 STORY1 1 COMB17 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB17 MAX 0,0076 STORY1 43 COMB17 MAX 0,0076 0,0077 0,00765 1,006536 0,7035518 OK STORY1 48 COMB17 MAX 0,0077 STORY8 1 COMB18 MAX 0,0497 0,0497 0,0497 1 0,6944444 OK STORY8 6 COMB18 MAX 0,0497 STORY8 43 COMB18 MAX 0,0501 0,0501 0,05005 1,000999 0,6958326 OK STORY8 48 COMB18 MAX 0,05 STORY1 1 COMB18 MAX 0,0076 0,0076 0,0076 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB18 MAX 0,0076 STORY1 43 COMB18 MAX 0,0076 0,0077 0,00765 1,006536 0,7035518 OK STORY1 48 COMB18 MAX 0,0077 STORY8 1 COMB19 MAX 0,0296 0,0296 0,02955 1,001692 0,6967965 OK STORY8 6 COMB19 MAX 0,0295 STORY8 43 COMB19 MAX 0,0295 0,0295 0,02945 1,001698 0,6968045 OK STORY8 48 COMB19 MAX 0,0294 STORY1 1 COMB19 MAX 0,0045 0,0045 0,0045 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB19 MAX 0,0045 STORY1 43 COMB19 MAX 0,0045 0,0045 0,0045 1 0,6944444 OK STORY1 48 COMB19 MAX 0,0045 STORY8 1 COMB20 MAX 0,03 0,03 0,02995 1,001669 0,6967651 OK STORY8 6 COMB20 MAX 0,0299 STORY8 43 COMB20 MAX 0,03 0,03 0,02995 1,001669 0,6967651 OK STORY8 48 COMB20 MAX 0,0299 STORY1 1 COMB20 MAX 0,0045 0,0045 0,0045 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB20 MAX 0,0045 STORY1 43 COMB20 MAX 0,0045 0,0046 0,00455 1,010989 0,7097908 OK STORY1 48 COMB20 MAX 0,0046 STORY8 1 COMB21 MAX 0,0299 0,0299 0,02985 1,001675 0,6967728 OK STORY8 6 COMB21 MAX 0,0298 STORY8 43 COMB21 MAX 0,0299 0,0299 0,02985 1,001675 0,6967728 OK STORY8 48 COMB21 MAX 0,0298 STORY1 1 COMB21 MAX 0,0045 0,0045 0,0045 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB21 MAX 0,0045 STORY1 43 COMB21 MAX 0,0045 0,0046 0,00455 1,010989 0,7097908 OK STORY1 48 COMB21 MAX 0,0046 STORY8 1 COMB22 MAX 0,0297 0,0297 0,02965 1,001686 0,6967886 OK STORY8 6 COMB22 MAX 0,0296 STORY8 43 COMB22 MAX 0,0296 0,0296 0,02955 1,001692 0,6967965 OK STORY8 48 COMB22 MAX 0,0295 STORY1 1 COMB22 MAX 0,0045 0,0045 0,0045 1 0,6944444 OK STORY1 6 COMB22 MAX 0,0045 STORY1 43 COMB22 MAX 0,0045 0,0045 0,0045 1 0,6944444 OK

Gambar

Gambar 1.3 Struktur Bangunan (3D)
Gambar 1.4  Peta Gerak Tanah Seismik untuk Ss
Tabel 1.12 Hasil Perhitungan Beban Aksial (Pu) pada Kolom Setiap Lantai
Tabel 1.13 Hasil Perhitungan Nilai Ag dan a pada kolom setiap lantai
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Skripsi yang berjudul “ AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN BIOAUTOGRAFI FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK ( Annona muricata L. ) TERHADAP Klebsiella pneumoniae DAN

Hasil pengujian alat dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran nilai kelembaban tanah dari alat yang dibuat dengan hasil nilai kelembaban tanah yang didapat

Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa D3 Teknik Sipil angkatan 2010 JPTS FPTK UPI, serta semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan Tugas Akhir ini

Pengendalian mutu konscp six sigma pada perusahaan beton ready mix merupakan sebagai proses manajcmcn mutu produk betOn ready mix, permasalahan yang timbul adalah

Perhitungan Rasio Lancar Keuangan PT Gajah Tunggal Tbk, PT GoodYear Indonesia Tbk, PT Indo Kordsa Tbk, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk dan PT Multistrada Arah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kondisi kemampuan pemerolehan bahasa anak dipengaruhi oleh lingkungan micrositemnya (2) pemahaman orangtua terhadap kondisi anak

Berdasarkan data yang diperoleh, hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengembangan Sumber Daya Manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kerja