PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS KERJA KARYAWAN
DI KPSBU JAWA BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh: Irfan Kurniawan
(0900848)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
Irfan Kurniawan, 2014
PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS KERJA KARYAWAN
DI KPSBU JAWA BARAT
Oleh
Irfan Kurniawan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Irfan Kurniawan 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS KERJA KARYAWAN
DI KPSBU JAWA BARAT
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Dra.Hj. Nani Sutarni, M.Pd. NIP. 19611108 198601 2 003
Pembimbing II,
Hady Siti Hadijah, S.Pd, M.Si. NIP. 19720127 200604 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI,
Irfan Kurniawan, 2014
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS KERJA KARYAWAN
DI KPSBU JAWA BARAT
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Penguji I
Drs. H. Ade Sobandi, M.Si, M.Pd. NIP. 19570401 198403 1 003
Penguji II
Drs. Hendri Winata, M.Si. NIP. 19620617 198803 1 003
Penguji III
PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS KERJA KARYAWAN
DI KPSBU JAWA BARAT
Oleh:
Irfan Kurniawan 0900848
Skripsi ini dibimbing oleh :
Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. dan Hady Siti Hadijah, S.Pd, M.Si
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah kurang optimalnya kualitas kerja karyawan di KPSBU Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap kualitas kerja karyawan di KPSBU Jawa Barat.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengembangan sumber daya manusia dan kualitas kerja. Indikator yang digunakan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusiaini adalah peserta, instruktur, materi, dan sarana prasarana, sedangkan indikator untuk kualitas kerja adalah ketepatan, ketelitian, keterampilan, dan kerapihan,
Penelitian ini menggunakan metode explanatory survey, teknik pengumpulan datanya dengan cara penyebaran angket.Instrumen yang digunakan adalah angket model Skala Likert. Anggota populasi berjumlah 31 orang karyawan IB/Keswan KPSBU Jawa Barat. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana.
Berdasarkan data yang diperoleh, hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengembangan Sumber Daya Manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kerja karyawan di KPSBU Jawa Barat.
Irfan Kurniawan, 2014
THE INFLUENCE OF HUMAN RESOURCEDEVELOPMENT TOWARD THE QUALITY OF THE EMPLOYEES OF KPSBU IN WEST JAVA
By:
Irfan Kurniawan 0900848
This study is guided by:
Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. dan Hady Siti Hadijah, S.Pd, M.Si
The issues raised in this study isthe less optimal quality of KPSBU employee in West Java. This study aims to find out the effect of human resources
development program toward the quality of the KPSBU’s employees in West Java.
The variables analyzed in this research are the human resources development program and the work quality. The indicators used for the human resource development program are participants, instructors, materials, and infrastructure, while the indicator for the work qualityare accuracy, punctuality, skill, and efficiency,
This study used explanatory survey method, the data collection techniques that used in this study was questionnaires. The instrument used in this study was a questionnaire Likert scale models. This study used 31 employees IB / Keswan KPSBU West Java as population. The data analysis technique used in this study was a simple regression analysis.
Based on the data obtained, the results showed that the human resources development program had a significant positive effect on the quality of the KPSBU’s employee in West Java..
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KERANGKA TEORITIS ... 12
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Konsep Pengembangan SDM ... 12
2.1.1.1 Pengertian Sumber Daya Manusia ... 12
2.1.1.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 13
2.1.1.3 Fungsi – Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 15
2.1.1.4 Pengertian Pengembangan SDM ... 19
2.1.1.5 Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia... 22
2.1.1.6 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 25
2.1.1.5 Metode dan Pengembangan ... 27
Irfan Kurniawan, 2014
2.1.2.1 Pengertian Kualitas ... 29
2.1.2.2Pengertian Kualitas Kerja ... 32
2.1.2.3 Faktor-faktor yang meningkatkan Kualitas Kerja ... 35
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu ... 38
2.2 Kerangka Pemikiran ... 40
2.3 Hipotesis ... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 49
3.1 Objek Penelitian ... 49
3.2 Metode Penelitian... 49
3.3 Operasional Variabel Penelitian ... 51
3.3.1 Operasional Variabel Pengembangan SDM ... 52
3.3.2 Operasional Variabel Kualitas kerja ... 55
3.3.3 Sumber Data ... 56
3.4 Populasi Penelitian ... 57
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 57
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian ... 58
3.6.1 Uji Validitas ... 58
3.6.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Uji Persyaratan Teknik Analisis Data ... 67
3.7.1Uji Normalitas ... 67
3.7.2Uji Homogenitas... 69
3.7.3Uji Linieritas... 70
3.8 Teknik Analisis Data ... 72
3.9 Uji Hipotesis ... 73
4.1 Karakteristik Responden ... 77
4.1.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 77
4.1.2Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 78
4.1.3Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 78
4.1.4Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 79
4.2 Deskripsi Variabel ... 80
4.2.1 Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 80
4.2.2 Kualitas Kerja ... 89
4.2.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 98
4.2.3.1Uji Normalitas ... 98
4.2.3.2Uji Homogenitas ... 100
4.2.3.3Uji Linieritas ... 101
4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 101
4.2.4.1Pengujian Hipotesis Statistik ... 102
4.2.4.2Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y ... 104
4.2.4.3Regresi Linier Sederhana ... 105
4.2.4.4Koefisien Determinasi ... 106
4.3 Pembahasan ... 107
4.3.1 Analisis Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 107
4.3.2 Analisis Kualitas Kerja ... 108
4.3.3 Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Kerja ... 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 111
Irfan Kurniawan, 2014
5.2 Saran ... 112
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring era globalisasi yang semakin pesat, persaingan antar perusahaan
pun semakin meningkat. Setiap perusahaan ingin menjadi yang terbaik dari
perusahaan pesaingnya. Keadaan ini menuntut setiap perusahaan ingin
mempunyai sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan keterampilan dan
kemampuan yang dapat memberikan hasil kerja maksimal.Perkembangan
teknologi menuntut perusahaan melakukan perubahan dalam berbagai aspek.Para
karyawan harus dapat beradaptasi atas sistem – sistem yang berlaku dalam
perusahaan, mereka harus dikembangkan secara terus menerus untuk
mempertahankan atau meningkatkan kemampuannya.
Kinerja sumber daya manusia yang baik merupakan hal penting bagi
kelangsungan hidup organisasi. Bila organisasi ingin berkembang dengan pesat,
organisasi harus mampu mempunyai sumber daya manusia yang mampu
menghasilkan kinerja yang baik pula. Sumber daya manusia yang efektif akan
membuat karyawan semakin loyal terhadap organisasi, semakin termotivasi untuk
bekerja, bekerja dengan rasa senang dan yang lebih penting kepuasan kerja yang
tinggi akan memperbesar kemungkinan tercapainya produktivitas dan kinerja
yang tinggi pula. Karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi diantaranya dapat
dilihat dari kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja, pengetahuan, kreativitas,
Irfan Kurniawan, 2014
Menurut Wilson dan Heyel (1987:101) dalam Wungu dan Brotoharsojo
(2003:57) mengatakan bahwa “Quality of work (kualitas kerja) menunjukkan
sejauh mana mutu seorang pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya meliputi
ketepatan, kelengkapan, dan kerapian”.Dari pendapat tersebut, jelas bahwa
kualitas kerja dapat diukur melalui ketepatan, kelengkapan, dan kerapian.Yang
dimaksud ketepatan adalah ketepatan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan,
artinya terdapat kesesuaian antara rencana kegiatan dengan sesaran atau tujuan
yang telah ditetapkan, sedangkan kelengkapan adalah kelengkapan ketelitian
dalam melaksanakan tugasnya, dan kerapian adalah kerapian dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaannya.
Sumber daya manusia merupakan salah satu asset terpenting bagi
perusahaan.Peranan sumber daya manusia tidak hanya dilihat dari hasil
produktivitas kerja saja tetapi juga dapat dilihat dari kualitas kerja yang
dihasilkan.Keunggulan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh keunggulan daya
saing manusianya, bukan hanya ditentukan oleh sumber daya lainnya seperti
sumber daya fisik, finansial, dan teknologi.Hal ini dikarenakan sumber daya
manusia dalam organisasi atau perusahaan adalah sebagai perencana, pelaksana,
dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam memberikan konstribusi terhadap
pencapaian tujuan organisasi.
Begitu juga yang terjadi di salah satu unit usaha Koperasi Peternak Sapi
Bandung Utara (KPSBU) merupakan koperasi yang telah berdiri sejak 1971
berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh penulis dari lembaga
KPSBU Jawa Barat masih belum optimal. Hal ini terlihat dari hasil kerja
karyawan yang tidak rapi dan tidak detail sehingga sulit dimengerti dan
berdampak pada penyelesaian kerja tidak tepatwaktu, selain itupun hasil kinerja
karyawan yang tidak sesuai dengan yangdiharapkan (target). Sehingga banyak
target yang telah ditetapkan oleh Koperasi belum bisa dicapai dengan baik.
Seperti dijelaskan pada tabel berikut
Tabel 1.1
Data Target Dan Realisasi Produksi Dan Kualitas Susu
Di Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (Kpsbu) Tahun 2010 – 2012
TAHUN SATUAN PRODUKSI SUSU SATUAN KUALITAS SUSU
TARGET REALISASI TARGET REALISASI
2010
Sumber: Data KPSBU Bagian Produksi, Tahun 2012
Berdasakan data dari Tabel 1.1 diatas pada tahun 2010 KPSBU Jawa Barat
menargetkan total produksi 46.350.200 Liter per tahun, ternyata yang
terealisasikan adalah sebanyak 40.956.200 Liter per tahun atau 88.36%, tahun
2011 KPSBU Jawa Barat mencoba untuk meningkatkan target produksinya
menjadi 47.502.500 Liter per tahun, ternyata hasil yang dapat terealisasikan yaitu
mencapai 41.300.650 Liter per tahun atau 86.94%. Pada tahun 2012 KPSBU Jawa
Barat mencoba untuk meningkatkan target produksinya menjadi 48.550.500 Liter
per tahun, ternyata hasil yang dapat terealisasikan dibawah target yaitu
41.520.500 Liter per tahun atau 85.52%.Fenomena diatas mengindikasikan bahwa
target perusahaan selalu meningkat akan tetapi realisasi selalu menurun dari tahun
Irfan Kurniawan, 2014
Peningkatan pencapaian target produksi susu KPSBU Jawa Barat tidak
diimbangi dengan adanya peningkatan kualitas kerja karyawannya, antara lain :
1. Pengetahuan karyawan terhadap pengoperasian alat teknologi yang
mendukung pelaksanaan tugas pegawai.
2. Umumnya karyawan yang dipekerjakan masih relatif muda, belum banyak
pengalaman dan tingkat kompetensi yang belum memadai.
3. Sering terjadi perubahan struktur organisasi yang cepat.
4. Kualitas karyawan yang memahami operasionalisasi masih sangat terbatas
karena masih banyak menggunakan cara konvensional tanpa bekal
pemahaman atas prinsip-prinsip operasionalisasi secara memadai. Kondisi ini
akan membawa dampak terhadap pola pikir yang masih cenderung
konvensional.
Hal ini menjadi salah satu penyebab turunnya kualitas susu di KPSBU
Jawa Barat. Menurut hasil wawancara dengan Bapak H. Darojat (Kep. Bagian
SDM Personalia) di KPSBU Jawa Barat digunakan metode penilaian kinerja
karyawan yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali dengan sistem penilaian
yang dilaksanakan setiap hari kerja, tetapi dalam bentuk tidak tertulis yang
nantinya akan diakumulasikan pada saat waktu penilaian. Penilaian ini bermaksud
untuk mengetahui sejauh mana kualitas kerja yang ditempuh oleh karyawan.
Tabel 1.2
Rekapitulasi Hasil Penilaian Kerja Karyawan Unit Penanganan Susu/Produksi Kpsbu Jawa Barat
Periode September 2011 – Agustus 2012
NO KUALIFIKASI NILAI JUMLAH
1 GRADE 1 SANGAT BAIK (A) 5 orang
2 GRADE 2 BAIK (B) 8 orang
3 GRADE 3 CUKUP BAIK (C) 12 orang
4 GRADE 4 CUKUP (D) 6 orang
5 GRADE 5 KURANG BAIK (D) -
Jumlah 31 orang
Sumber: Data KPSBU Bagian Personalia, Tahun 2012
Berdasarkan dari data tabel 1.2 di atas dapat dilihat masih terdapat
karyawan pada grade 3 dan 4. Pada dasarnya perusahaan telah menetapkan target
seluruh karyawannya berada pada grade 1 dan grade 2, tetapi pada kenyataannya
masih banyak karyawan yang berada pada grade 3 dengan jumlah 12 orang dan
grade 4 dengan jumlah 6 orang.Hal ini menunjukkan kurang optimalnya hasil
kerja karyawan sehingga tidak sesuai dengan yang di harapkan.
Berdasarkan hasil wawancara penurunan kualitas susu secara umum
cenderung diakibatkan oleh kualitas kerja karyawan yang kurang maksimal yang
berada pada posisi berkinerja cukup, sementara untuk berkinerja baik dan unggul
masih sangat rendah. Kriteria penilaian yang dilakukan oleh setiap kepala bagian
dilihat dari aspek sikap prilaku, tanggung jawab, inisiatif, kerjasama, emosi,
disiplin.
Begitu juga yang terjadi di bagian IBKeswan yang bertugas sebagai salah
satu yang menangani hasil dari prosuksi susu tersebut dimana tugas – tugasnya
Irfan Kurniawan, 2014
1. Melakukan proses pemeriksaan dan penangangan kesehatan hewan.
2. Melakukan proses penerimaan kualitas susu.
3. Mengawasi proses pemeriksaan kualitas susu yang akan dipasarkan.
4. Menjaga kelancaran penyegelan tangki susu ke Industri Pengolahan Susu (IPS)
Dari 4 point di atas yang dikatakan kurang optimalnya kualitas kerja di atas
ialah faktor pengetahuan yang masih konvensional dalam hal penanganan kesehatan
hewan, kemudian di tambah dengan pengalaman yangmasih kurang karena sebagian
besar karywan masih relatif muda. Sehingga bisa dikatakan kualitas kerja yang
dihasilkan belum optimal.
Maka untuk meningkatkan kualitas kerja maka pihak KPSBU melakukan
pengembangan karyawan untuk menyelesaikan masalah secara berkesinambungan
agar kualitas kerja karyawan meningkat sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai dengan baik.Program pengembangan karyawan pada KPSBU yang telah
ditetapkan pada Rapat Umum Anggota. Berikut data rencana kerja KPSBU tahun
2012 sebagai alat kontrol mengadakan pelatihan dan pengembangan.
Tabel 1.3
Rencana Kerja KPSBU Tahun 2012
No. Unit Rencana Kerja KPSBU Tahun 2012
Sebagai Alat Kontrol Pelatihan Dan Pengembangan
1. Kelembagaan
dan HR & GA
a. Pendidikan dasar-dasar perkoperasian bagi
anggota dan karyawan
b. Pembinaan karyawan untuk meningkatkan
pelayanan kepada anggota
c. Meningkatkan kemampuan SDM manajemen
untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang,melalui pendidikan dan pelatihan baik dalam maupunluar negeri
2. Penanganan
susu sapi
a. Penyuluhan teknis peternakan sapi perah.
c. Peningkatan kapasitas Dokter Hewan, Paramedis dan Inseminator
3. Pelayanan dan
Usaha
a. Menambah tempat-tempat pelayanan kesehatan anggota
b. Penyempurnaan sistem pembukuan simpanan
anggota
c. Diversifikasi usaha KPSBU
d. Penambahan kendaraan operasional susu eceran
Sumber: Data KPSBU Bagian Personalia, Tahun 2012
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian ialah bagian
IBKESWAN yang mana merupakan bagian yang menangani baik atau buruknya
kualitas susu yang dihasilkan. Tabel dibawah ini menunjukkan partisipasi
karyawan KPSBU bagian IBKESWAN yang mengikuti kegiatan pengembangan.
Tabel 1.4
Pengembangan KPSBU Bag. IBKESWAN Tahun 2010 - 2012
Tahun Banyaknya Peserta
2010 7
2011 12
2012 9
Sumber: Data KPSBU Bagian Personalia, Tahun 2012
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa peserta pengembangan KPSBU Bag.
IBKESWAN pada tahun 2011 meningkat dari tahun 2010 sebanyak 5 orang dari
7 orang menjadi 12 orang. Tetapi pada tahun 2012 terjadi penurunan peserta
pengembangan sebesar 3 orang dari 12 orang menjadi 9 orang. Dengan
menurunnya peserta pengembangan, menurun pula kesempatan karyawan untuk
mendapatkan pengembangan. Hal ini dapat menurunkan kualitas kerja karyawan
KPSBU Bag. IBKESWAN
Berdasarkan fakta diatas, salah satu cara untuk mengatasi masalah
rendahnya kualitas kerja karyawan ini adalah dengan melakukan pengembangan
Irfan Kurniawan, 2014
Hasibuan (2007:68) yang berpendapat bahwa “Pengembangan karyawan dirasa
semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan ataujabatan, sebagai
akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan
yang sejenis”.Hasibuan (2007:70) juga berpendapat bahwa: “Dengan
pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan
kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill, dan
managerial skill karyawan yang semakin baik”.
Senada dengan yang disampaikan oleh Sedarmayanti yaitu Pengembangan
Sumber Daya Manusia adalah suatu proses peningkatan kualitas ataupun
kemampuan manusia dalam rangka mencapai tujuan pengembangan bangsa.
Psoses ini mencakup perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya
manusia.
Mengingat sangat pentingnya pengembangan SDM bagi perusahaan
maupun individu itu sendiri. Diharapkan dengan adanya pengembangan SDM
yang baik dan efektif akan berdampak pada perkembangan perusahaan
kedepannya untuk memperoleh sumber daya yang berkualitas di KPSBU Jawa
Barat. Dengan adanya Pengembangan SDM yang baik diduga akan dapat
menghasilkan kualitas kerja yang sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
mengetahui pengaruh pengembangan SDM terhadap kualitas kerja karyawan
“Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Kerja karyawan di KPSBU Jawa Barat”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, pada sebuah organisasi atau
perusahaan agar dapat mencapai tujuannya harus dibekali oleh karyawan yang
berkualitas, sedangkan untuk mendapatkan karyawan yang produktif dan
berkualitas adalah tidak mudah, karena untuk menciptakan semangat kerja yang
produktif harus didukung oleh kondisi fisik dan mental yang terjamin
kesejahteraannya, lingkungan kerja yang kondusif, hubungan yang baik antar
personal serta program pengembangan karyawan agar lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan masalah yang telah diuaraikan di atas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran efektivitas pengembangan sumber daya manusia di
KPSBU Jawa Barat ?
2. Bagaimana gambaran tingkat kualitas kerja karyawan di KPSBU Jawa
Barat ?
3. Adakah pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap kualitas
kerja karyawan pada KPSBU Jawa Barat ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitian pasti ada maksud dan tujuannya maka dari itu
Irfan Kurniawan, 2014
diadakannya pengembangan SDM itu bisa berpengaruh terhadap kualitas kerja
karyawan yang ada di KPSBU Jawa Barat.
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk memperoleh gambaran efektivitas pengembangan sumber daya
manusia di KPSBU Jawa Barat.
2. Untuk memperoleh gambaran tingkat kualitas kerja karyawan di KPSBU
Jawa Barat.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengembangan sumber daya
manusia terhadap kualitas kerja karyawan pada KPSBU Jawa Barat
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah kegunaan teroritis dari hasil penelitian
ini akan memberikan sumbangan bagi ilmu Manajemen Perkantoran yang secara
khusus mengenai pengaruh Pengembangan SDM terhadap kualitas kerja
karyawan di KPSBU Jawa Barat.
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas ilmu
Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya Pengembangan SDM serta
pengaruhnya terhadap kualitas kerja karyawan.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rekomendasi yang positif
bagi pihak-pihak yang berkepentingan yang berhubungan dengan
pengembangan SDM dan pengaruhnya dengan kualitas kerja karyawan.
b. Bagi penulis
Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan, pengalaman dan
diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan dari ilmu yang diperoleh
saat kuliah mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya yang
Irfan Kurniawan, 2014
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh pengembangan SDM
terhadap kualitas kerja yang dilakukan di KPSBU dengan responden karyawan di
KPSBU Jawa Barat.
Adapun yang menjadi variabel penelitian ini adalah Pengembangan SDM
sebagai variabel bebas atau independent variabel (X) atau variabel yang
mempengaruhi dan Kualitas Kerja sebagai variabel terikat atau dependent variabel
(Y) atau variabel yang dipengaruhi. Dalam hal ini penulis mencoba menganalisis
ada tidaknya pengaruh pengembangan SDM terhadap kualitas kerja di KPSBU
Jawa Barat.
3.2 Metode Penelitian
Dalam mengadakan suatu penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu harus
menentukan metode apa yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman
atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian yang akan membawa
peneliti kepada suatu kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan dari
masalah yang diteliti, serta bertujuan agar peneliti memperoleh gambaran
permasalahan sehingga tujuan penelitian akan tercapai dengan baik. Penelitian
objek yang diteliti secara sistematis yang dapat memecahkan masalah dari
fenomena tersebut, dengan menggunakan suatu metode penelitian.
Menurut Sugiyono (2008:1), “metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keguanaan tertentu”.
Berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka penelitian ini bersifat
deskriptif dan verifikatif. Menurut Travers dalam Sugiyono (2008:21)
menjelaskan bahwa, “Penelitian dengan pembelian metode deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel lain”. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran efektifitas pengembangan SDM terhadap kualitas kerja
karyawan di KPSBU Jawa Barat.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif,
yaitu untuk melihat keterikatan anatara dua variabel atau lebih melalui analisa
data yang tepat. Metode deskriptif lebih menekankan pada studi untuk
memperoleh informasi mengenai gejala yang muncul pada saat penelitian
berlangsung.
Selain itu, penelitian ini juga bersifat verifikatif. Penelitian verifikatif yaitu
penelitian yang diarahkan untuk menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang
telah ada (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011:5). Dalam
penelitian ini akan diuji apakah terdapat pengaruh antara pengembangan SDM
Irfan Kurniawan, 2014
Berdasarkan jenis penelitian yaitu deskriptif yang dilaksanakan melalui
pengumpulan data di lapangan, maka metode yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah Explanatory Survey.Explanatory Survey adalah penelitian
yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan
fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau
perilaku individu dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana
atau pengambilan keputusan. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989:5)
mengemukakan ”Metode explanatory survey yaitu metode untuk menjelaskan
hubungan kausal antara dua variabel atau lebih melalui pengajuan hipotesis”.
Penelitian survey ini merupakan studi bersifat kuantitatif dan umumnya survey
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan datanya. (Uep Tatang Sontani
dan Sambas Ali Muhidin, 2011:6).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan
menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan statistik. Dan
juga penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dalam hubungannya dengan
variabel-variabel yang ada. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk
mengetahui hubungan yang ada diantara variabel-variabel tersebut.
3.3Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai dua variabel, yaitu variabel
pengembangan SDM sebagai variabel bebas (variabel independent) dan variabel
Variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu
meluas.Menurut Sugiyono (2008:31) menyatakan bahwa “Variabel penelitian
pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan“. Terdapat dua variabel yang menjadi kajian dari
penelitian ini antara lain :
a. Pengembangan SDM sebagai variabel bebas (independent variable).
b. Kualitas kerja karyawan sebagai variabel terikat (dependent variable)
Penelitian ini terdiri dari Variabel bebas (Variabel independent) dan
Variabel terikat (Variabel dependent). Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi. Variabel
ini sendiri dibuat agartidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan variabel yang
ingin diteliti dan jugadapat dijadikan kerangka acuan bagi peneliti untuk
mendeskripsikanpermasalahan yang hendak diungkap
3.3.1 Operasional Variabel Pengembangan SDM
Hasibuan (2007): 69 mendefinisikan bahwa pengembangan SDM adalah
pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengankebutuhan
pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. Pendidikanmeningkatkan
keahlian teoritis, konseptual dan moral karyawan sedangkan latihan bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan.
Indikator yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan karyawan adalah
Irfan Kurniawan, 2014
Variabel pengembangan SDM dapat diukur melalui indikator yang
meliputi: (1) Peserta, (2) Instruktur, (3) Materi, dan (4) Fasilitas. Uraian dari
indikator tersebut secara lebih rinci akan dibahas dalam tabel berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Pengembangan SDM
Variabel Indikator Ukuran Skala Item
soal
a. Peserta 1) Tingkat partisipasi
karyawan mengikuti
pengembangan yang
dilaksanakan oleh
perusahaan.
2) Tingkat motivasi karyawan
dalam mengikuti kegiatan
pengembangan yang
dilaksanakan oleh
perusahaan.
3) Kemampuan peserta dalam
memahami materi
pengembangan.
Interval 1
2
3
2. Instruktur 1) Tingkat kemampuan
menyajikan materi
3. Materi 1)Kesesuaian materi dengan
tujuan pengembanagan.
2)Kebermanfaatan materi
terhadap pekerjaan
karyawan.
3)Materi pengembangan sesuai
dengan perkembangan
1) Kenyamanan tempat dalam
kegiatan pengembangan.
2) Kelengkapan fasilitas dalam
menunjang kegiatan
pengembangan.
3) Ketersediaan alat peraga
yang membantu dalam
kegiatan pengembangan.
Interval 12
13
14
Irfan Kurniawan, 2014
3.3.2 Operasional Variabel Kualitas kerja
Kualitas kerja adalah sejauh mana mutu seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas meliputi ketepatan, kelengkapan, dan kerapian (Wilson dan
Heyel (1987:101) dalam Wungu dan Brotoharsojo (2003:57)). Variabel kualitas
kerja dapat diukur melalui indikator yang meliputi: (1) ketepatan, (2) ketelitian,
(3) keterampilan (4) kerapihan.
Uraian dari indikator kualitas kerja tersebut secara lebih rinci akan dibahas
dalam tabel berikut :
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Kualitas Kerja
Variabel Indikator Ukuran Skala Item
soal
Ketepatan 1) Tingkat kesesuaian hasil
kerja dengan apa yang
diharapkan oleh
3) Tingkat kesesuaian jumlah
kerja yang dihasilkan
dengan standar yang telah
ditetapkan.
Interval 1
2
3
Ketelitian 1) Karyawan melakukan
pekerjaan dengan detail..
2) Tingkat ketelitian karyawan
dalam menyelesaikan
Interval 4
pekerjaan.
3) Menghasilkan pekerjaan
dengan teliti.
6
Keterampilan 1) Tingkat keterampilan dalam
menyelesaikan pekerjaan..
Kerapian 1) Tingkat kerapian
Melakukan pekerjaan
2) Menghasilkan pekerjaan
dengan rapi
Interval 9
10
Sumber: Wilson dan Heyel (1987:101) dalam Wungu dan Brotoharsojo (2003:57)
3.3 Sumber Data
Dalam penelitian ini, sumber data yang dipergunakan adalah sumber data
primer dan sumber data sekunder:
1. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya.
Didapatkan melalui wawancara langsung dengan pihak KPSBU bagian
IBKESWAN, serta melalui penyebaran angket yang diberikan kepada
karyawan KPSBU Bagian IBKESWAN.
2. Data sekunder merupakan data yang tidak berhubungan langsung dengan
objek penelitian. Penulis menggunakan data sekunder yaitu buku-buku
literature, internet, maupun hasil observasi mengenai pegawai KPSBU
Irfan Kurniawan, 2014
3.4 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:90) berpendapat bahwa “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”.
Pendapat lain Uep Tatang Sontani dan Sambas A. Muhidin (2011:1)
menyatakan bahwa : ”Populasi adalah keseluruhan elemen atau unit penelitian
atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai
objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan)”.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan di KPSBU
Jabar khususnya di bagian IB / Keswan yang berjumlah 31 orang.Gambaran
mengenai jumlah populasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Populasi Penelitian
No Divisi/Bagian Jumlah
Karyawan
1 IB / KESWAN
(Inseminasi Buatan Kesehatan Hewan) 31
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Pelaksanaan pengumpulan
data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan
dalam membahas permasalahan penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik
Wawancara dan teknik Angket atau Kuesioner dalam mengumpulkan data..
Berhubungan dengan metode penelitian yang digunakan yaitu metode
survey. Kuesioner atau dikenal dengan sebutan angket menurut Sambas Ali M
(2009:108) adalah “ Salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan
pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan tertulis yang sudah
dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden”.
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena
akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.Instrumen yang
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid
dan reliabel.
3.6.1 Uji Validitas
Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena
akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Menurut
Sugiyono (2008:137) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
Irfan Kurniawan, 2014
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang
valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian
pun akan menjadi valid dan reliabel.
Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden.Data angket yang
terkumpul kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah
item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.4
Jumlah Angket untuk Uji Coba
No. Variabel Jumlah Item Angket
1 Pengembangan Sumber Daya Manusia (X) 14
2 Kualitas Kerja (Y) 10
Total 24
Sumber : Angket Penelitian
Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur sampai seberapa
besar ketapatan dan kecermatan suatu alat ukur di dalam melakukan
fungsinya.Arikunto (1998:160) menyatakan bahwa “validitas dalam penelitian
dijelaskan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
keshahihan sesuatu instrumen”.
Pengujian validitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik korelasi
product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut :
]
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
i
= Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2
i
Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2
i
Y
= Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden
i iY
X
= Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh
tiap respoden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang
bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba
instrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang menyaratkannya, namun
disarankan sekitar 20-30 orang responden.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan
pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data
Irfan Kurniawan, 2014
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah
diisi pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item
angket dari skor-skor yang diperoleh.
8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan
dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel.
9. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n- 2,
dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah
20 orang, sehingga diperoleh db = 20 –2 = 18 dan α = 5 %.
10. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya : 1. Jika rxyhitung > r tabel, maka valid
2. Jika rxyhitung ≤ r tabel, maka tidak valid
Jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada
kuosioner penelitian.Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan Microsoft Office Excel 2007.Maka akan diperoleh nilai rxy hitung
kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan n = 20 dengan taraf nyata (α) =
0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Jika rhitung> rtabel maka item tersebut
dinyatakan valid, dan sebaliknya jikarhitung< rtabel maka item tersebut dinyatakan
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel Pengembangan Sumber Daya Manusia (X)
No.
Item r hitung r tabel Keterangan
1 0,540 0,444 Valid
2 0,518 0,444 Valid
3 0,562 0,444 Valid
4 0,540 0,444 Valid
5 0,523 0,444 Valid
6 0,536 0,444 Valid
7 0,562 0,444 Valid
8 0,802 0,444 Valid
9 0,530 0,444 Valid
10 0,697 0,444 Valid
11 0,599 0,444 Valid
12 0,620 0,444 Valid
13 0,550 0,444 Valid
14 0,569 0,444 Valid
Sumber: Hasil Uji Coba Angket
Dari tabel pengujian validitas variabel Pengembangan Sumber Daya
Manusia (X) terhadap 14 item angket menunjukan ke-14 itemnya dinyatakan
valid, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data Pengembangan
Irfan Kurniawan, 2014
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Kerja (Y)
No. Item r hitung r tabel Keterangan
Sumber: Hasil Uji Coba Angket
Pada pengujian validitas di atas untuk variabel kualitas kerja (Y),
terdapat 10 item angket menunjukan sebanyak 10 item yang dinyatakan valid,
sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel kualitas
kerja berjumlah 10 item.
Dengan demikian secara keseluruhan rekapitulasi jumlah angket hasil uji
coba dapat ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.7
Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba
No Variabel
Jumlah Item Angket Sebelum
Uji Coba
Setelah Uji Coba Valid Tidak Valid
1 Pengembangan Sumber Daya Manusia
(X) 14 14 0
2 Kualitas Kerja (Y) 10 10 0
Total 24 24 0
3.6.2 Uji Reliabilitas
Pengujian alat pengumpulan data kedua adalah pengujian reliabilitas
instrumen.Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya
konsisten dan cermat akurat.Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Uep dan Sambas Ali Muhidin,
2011:123).
Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah Koefisien Alpha (α) dari Cronbach (1951), yaitu sebagai
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya bulir soal
= jumlah varians
= varians total
Dimana rumus variansnya adalah sebagai berikut :
(Suharsimi Arikunto, 1993 : 236)
Keterangan:
= varians
Irfan Kurniawan, 2014
N = jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menyebar instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang
bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan
pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data
selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi
pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
7. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
8. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.
9. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh.
10.Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.
11. Menghitung nilai koefisien alpha (α).
12.Membandingkan nilai koefisien alpha dengan nilai koefisien korelasi yang
bebas (db) = n- 2, dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam
uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20 – 2 = 18 dan α = 5%.
13.Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya : 1. Jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel,
2. Jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel.
Setelah diperoleh nilai r11, kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel
dengan N = 20 dengan taraf nyata (α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Jika
rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya jika rhitung <
rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana
terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitias Variabel X dan Variabel Y
No. Variabel Hasil Ket.
rhitung rtabel
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (X) 0,835 0,444 Reliabel
2. Kualitas Kerja (Y) 0,768 0,444 Reliabel
Sumber: Uji Coba Angket
Hasil uji reliabilitas variabel Xdan variabel Y menunjukkan bahwa kedua
variabel tersebut dinyatakan reliabel karena rhitung> rtabel.Setelah memperhatikan
kedua pengujian instrumen di atas, penulis menyimpulkan bahwa instrumen
dinyatakan valid dan reliabel.Itu berarti penelitian ini dapat dilanjutkan, artinya
tidak ada hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian dikarenakan
Irfan Kurniawan, 2014
3.7 Uji Persyaratan Teknik Analisis Data
Alasan dilakukannya pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian
ini adalah karena analisis data yang digunakan merupakan analisis
parametrik.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis data
untuk melihat apakah data yang diperoleh memenuhi atau tidak untuk
dilakukannya analisis parametrik.Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih
dahulu dilakukan pengujian persyaratan pengolahan data.Uji persyaratan
pengolahan data untuk uji hipotesis penelitian ini meliputi uji normalitas,
homogenitas dan linieritas.
3.7.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji
statsistik yang akan dipergunakan. Terdapat beberapa teknik yang digunakan
untuk menguji normalitas data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
pengujian normalitas dengan uji Liliefors. Kelebihan Liliefors test adalah
penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan
ukuran sampel kecil, n = 4 (Harun Al Rasyid, 2004). Langkah kerja uji normalitas
dengan metode Lilifors menurut Sambas dan Maman (2009: 73) sebagai berikut:
1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.
2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik
(observasi).
7. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara keduaproporsi.
8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (N,a) dimana N adalah jumlah populasi dan a = 0,05, maka H0 diterima. Bentuk hipotesis statistik yang akan diuji adalah (Harun Al Rasyid, 2004) :
H0: X mengikuti distribusi normal H1: X tidak mengikuti distribusi normal
Berikut adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas data :
Tabel 3.9
Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas
X F fk Sn (Xi) Z Fo (Xi)
Sn (Xi) - Fo (Xi) │
Sn (Xi) - Fo (Xi)│
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Sumber : Sambas dan Maman (2009: 73)
Keterangan :
Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar
Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fksebelumnya
Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n
Kolom 5 : Nilai Z, formula, Z =
Dimana :X = dan S =
Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif Luas Kurva
Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.
Kolom7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion dengan
Irfan Kurniawan, 2014
Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih
mana yang paling besar nilainya.Nilai tersebut adalah D hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara .
Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :
a. D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.
b. D hitung ≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.
3.7.2 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Peneliti menggunakan uji homogenitas adalah
untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.
Pengujian homogenitas data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji Barlett. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :
x² = ( 1n 1 0) [ B –(∑db. LogSi2) ……….. Ating dan Sambas (2006:294)
Dimana :
Si2 = Varians tiap kelompok
dbi = n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Burlett = (Log S2Gab) (∑dbi)
S2Gab = Varians gabungan = S2Gab=
Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006:295) mengemukakan
bahwa langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan,
dengan model tabel sebagai berikut:
Tabel 3.10
Model Tabel Uji Barlett
Sampel Db = n – 1 Si2 Log Si2
Sumber : Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006:295)
3. Menghitung varians gabungan dengan rumus: S2=
4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.
6. Menghitung nilai χ²
7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0.05 dan db = k-1, dimana k adalah banyaknya indikator.
8. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika nilaiχ²hitung<χ²tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan homogen).
b. Jika nilai χ²hitung ≥χ²tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan tidak homogen).
3.7.3 Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat
dengan variabel bebas bersifat linier.Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran
regresi.Pengujian kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol,
bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier.
Selanjutnya model persamaan tersebut dilakukan uji linearitas dengan
Irfan Kurniawan, 2014
1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) denganrumus:
JKReg[a] =
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b\a]) dengan rumus: JKReg[b\a] = b.
4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus: JKRes= ∑XY² - JKReg[b\a]-JKReg[a]
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus: RJKRes=
8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus: JKE =
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.
9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKRes–JKE
10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:
RJKTC =
11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE =
12.Mencari nilai Fhitung dengan rumus: Fhitung =
13.Mencari nilai Ftabelpada taraf signifikansi 95% atau α 5% menggunakan rumus:
Ftabel = F(1-α)(db TC,db E)dimana db TC = k-2 dan db E = N-k 14.Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel.
15.Membuat kesimpulan :
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada
tujuan penelitian yang sudah dirumuskan, yaitu (1) untuk melihat bagaimanakah
gambaran variabel-variabel yang diteliti dan (2) untuk melihat ada tidaknya
hubungan antar variabel. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik analisis data
deskriptif dan teknik analisis data inferensial. Teknik analisis deskriptif digunakan
untuk manganalisis gambaran variabel, sementara teknik analisis inferensial
digunankan sebagai alat untuk menarik kesimpulan ada tidaknya pengaruh antar
variabel yang diteliti.Secara khusus, analisis data deskriptif yang digunakan
adalah dengan menghitung ukuran pemusatan dan penyebaran data yang telah
diperoleh, dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.Selanjutnya
analisis data inferensial yang digunakan adalah analisis regresi sederhana.Analisis
regresi sederhana ini digunakan karena tujuan penelitian hendak mengkaji ada
tidaknya pengaruh antar variabel dan jenis data yang diperoleh berbentuk data
interval.
Langkah kerja analisis data desriptif meliputi:
1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban
responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses.
2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan data yang diperoleh
responden.
3. Menghitung frekuensi data yang diperoleh.
4. Menyajikan data yang sudah diperoleh, baik dalam bentuk tabel ataupun grafik.
Irfan Kurniawan, 2014
Sementara langkah kerja analisis data inferensial (analisis regresi) meliputi:
1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban
responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses.
2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan skor yang diperoleh
responden.
3. Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing responden
4. Menghitung nilai koefisien regresi. 5. Menghitung nilai uji statistik F.
6. Menentukan titik kritis atau nilai tabel r atau nilai tabel F, pada derajat bebas (db = N – k – 1) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.
7. Membandingkan nilai hitung r atau nilai hitung F dengan nilai r atau nilai F yang terdapat dalam tabel.
8. Membuat kesimpulan. Kriteria kesimpulan: Jika nilai hitung r atau F lebih besar dari nilai tabel r atau F, maka item angket dinyatakan signifikan.
3.9 Uji Hipotesis
Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian
tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu
hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan
menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan model statistik parametrik
analisis regresi dimaksudkan untuk mempelajari hubungan linier antara dua
variabel. Model regresi linier sederhana : ŷ = a + bx
Dimana : ŷ : variabel tak bebas (nilai duga)
a : penduga bagi intersap (α)
b : penduga bagi koefisien regresi (β)
dan
1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1 .
: β≤ 0 : Tidak terdapat pengaruh positif pengembangan sumber daya
manusia terhadap kualitas kerja karyawan.
: β> 0 : Terdapat pengaruh positif pengembangan sumber daya manusia
terhadap kualitas kerja karyawan.
2. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji
F, yaitu:
Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Menghitung jumlah kuadrat regresi dengan rumus :
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a , dengan rumus:
c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan
rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan
rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan
Irfan Kurniawan, 2014
g. Menghitung F, dengan rumus :
3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk
dbreg = 1 dan dbres = n-2
4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a) (dbreg(b/a)(dbres)
Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F>Ftabel, maka H0 yang menyatakan
bahwa tidak ada pengaruh positif pengembangan sumber daya manusia
terhadap kualitas kerja karyawan ditolak.
5. Membuat kesimpulan. (Somantri dan Muhidin, 2006:246)
Koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan korelasi product
moment. Ini digunakan untuk mengetahui derajat keeratan dua variabel yang
memiliki skala pengukuran interval. Koefisien korelasi product moment diperoleh
dengan rumus :
(Ating Somantri & Sambas Ali M, 2006:231)
Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y. Nilai
koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: - 1 < r < + 1. Tanda positif
menunjukkan adanya korelasi positif/korelasi langsung antara kedua variabel yang
berarti. Setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti dengan penurunan nilai-nilai Y,
Tabel Interpretasi nilai r sebagai berikut
Tabel 3.11
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
No. Besarnya nilai r Interpretasi
1 Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat Kuat
2 Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Kuat
3 Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Sedang/Cukup Kuat
4 Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Lemah
5 Antara 0,000 sampai dengan 0,199 Sangat Lemah
Sumber : Sugiyono (2006:214)
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel bebas
terhadap variabel terikat maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan
rumus sebagai berikut :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian yang telah
dilakukan penulis pada karyawan di KPSBU Jawa Barat, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran secara umum efektivitas pengembangan sumber daya manusia di
KPSBU Jawa Barat dapat dikatakan cukup efektif, hal tersebut dapat terlihat
dari analisis deskriptif pengembangan sumber daya manusia pada hasil
jawaban responden mengenai pengembangan sumber daya manusia ada pada
kriteria cukup efektif. Hasil penelitian ini diukur melalui beberapa indikator,
yaitu:1) peserta; 2) instruktur; 3) materi; dan 4) sarana & prasarana.
Berdasarkan pada indikator-indikator tersebut,diketahui bahwa indikator
materi memiliki kontribusi yang paling tinggi bagi efektif tidaknya
Pengembangan Sumber Daya Manusia di KPSBU Jawa Barat sedangkan
indikator peserta masih berada pada tingkat sedang.
2. Gambaran secara umum gambaran tingkat kualitas kerja karyawandapat
dikatakan berada pada tingkat sedang. Hasil penelitian ini diukur melalui
beberapa indikator, yaitu: 1) ketepatan; (2) ketelitian; (3) keterampilan; dan
(4) kerapihan. Berdasarkan pada indikator-indikator tersebut, diketahui bahwa
tinggi bagi pencapaian kualitas kerja, sedangkan indikator kerapihan masih
dalam tingkat rendah.
3. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan,maka dapat disimpulkan bahwat erdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari pengembangan sumber daya manusia terhadap kualitas kerja
karyawan di KPSBU Jawa Barat.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dan melihat hasil
penelitian tersebut, maka penulis memberikan rekomendasi mengenai
pengembangan sumber daya manusia dan kualitas kerja karyawan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menujukkan bahwa Pengembangan Sumber Daya Manusia di
KPSBU Jawa Barat cukup efektif. Kondisi demikian sudah bagus untuk itu
minimal dipertahankan, maksimal terus ditingkatkan dengan memperbaiki
hal-hal yang lemah antara lain:indikator partisipasi peserta dalam kegiatan
pengembangan masih belum optimal. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis
merekomendasikan untuk lebih banyak lagi pihak perusahaan
mengikutsertakan para karyawan untuk mengikuti kegiatan pengembangan
terutama kepada karyawan yang belum lama mempunyai masa kerja.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwakualitas kerja karyawandi KPSBU Jawa
Barat berada pada kategori sedang. Kondisi demikian sudah bagus untuk itu
minimal dipertahankan, maksimal terus ditingkatkan dengan memperbaiki
hal-hal yang lemah antara lain:indikator kerapihan yang masih berada pada tingkat
perusahaan agar lebih ketat melakukan pengawasan kepada karyawan disana
sehingga karyawan merasa terkontrol dan mempunyai rasa tanggung jawab
yang tinggi tehadap pekerjaan yang dihadapinya.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pengembangan sumber
daya manusia mempunyai pengaruh yang positif terhadap kualitas kerja
karyawan. Oleh karena itu, pihak KPSBU Jabar harus memperhatikan
pengembangan sumber daya manusia dengan memperhatikan faktor-faktor
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Armstrong, Michael. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo.
Bangun, Wilson. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
Gomes, Cardoso F. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV Andri Offset.
Gouzali Saydam, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta: Binarupa Aksara.
Hasibuan Melayu SP. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
______. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Jiwo Wungu, Hartanto Brotoharsojo (2003). Tingkatkan Kinerja Perusahaan
Anda Dengan Merit System.Jakarta : Murai Kencana.
Kadarisman. M. (2012). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Riorini, Sri Vandayuli. (2003). Quality Performance dan Komitmen
Organisasi.Jurnal Media Riset Bisnis dan Manajemen.Volume 4 No.3.
Sedarmayanti. (1995). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Ilham Jaya.
______. (2008). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju.
Singarimbun Masri, dkk. (1989). Metode Penelitian Survey.Cetakan ke-18 Edisi Revisi. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Somantri, A. dan Sambas A. Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam
______. (2009). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Sondang P. Siagian (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT.Bumi Aksara, Jakarta.
Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Mudihin. (2011). Desain Penelitian
Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.
Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
______. (2008). Teknik Analisis Regresi dan korelasi bagi para peneliti Bandung: Alfabeta.
Suwatno dan Priansa, Doni Juni. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi
Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
T. Hani, Handoko. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Haji Masagung.
Tim Dosen Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB. (2010). Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Karya Adika Utama
Toha, Miftah. (2009). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Veithzal Rivai. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Wahyudi, Bambang. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : CV. Sulita.
______. (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Sulita.
Windardi, J. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi.Jakarta : Kencana.
Wungu & Brotoharjo. (2003). Tingkatkan Kinerja Perusahaan Anda Dengan
Merit Sistem. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka