• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sudaryatno Sudirham. Matriks Dan Sistem Persamaan Linier

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sudaryatno Sudirham. Matriks Dan Sistem Persamaan Linier"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Matriks

Dan

Sistem Persamaan Linier

Sudaryatno Sudirham

(2)

Bahan Kuliah Terbuka

dalam format pdf tersedia di

www.buku-e.lipi.go.id

dalam format pps beranimasi tersedia di

www.ee-cafe.org

(3)
(4)

Matrik adalah susunan teratur bilangan-bilangan dalam baris

dan kolom yang membentuk suatu susunan persegi panjang

yang kita perlakukan sebagai suatu kesatuan.

Contoh:

          1 2 3 4 2 1 3 0 2 baris kolom

Nama matriks: huruf besar cetak tebal,

=

1

2

3

4

2

1

3

0

2

A

=

2

0

3

1

4

2

B

Contoh:

Notasi:

Bilangan ini bisa berupa bilangan nyata atau kompleks.

Kita akan melihat matriks berisi bilangan nyata.

(5)

Elemen Matriks

Isi suatu matriks disebut elemen matriks

Contoh:

=

2

0

3

1

4

2

B

2, 4, 1 dan 3, 0, 2 adalah elemen-emenenmatriks yang membentuk baris

2, 3 dan 4, 0, dan 1, 2 adalah elemen-elemen matriks yang membentuk kolom

Ukuran Matriks

Secara umum suatu matrik terdiri dari b baris dan k kolom, sehingga suatu matrik akan terdiri dari b×k elemen-elemen

Ukuran matriks dinyatakan sebagai b×k

Contoh:

=

2

0

3

1

4

2

(6)

          = 1 2 3 4 2 1 3 0 2 A b = k = 3 matriks bujur sangkar 3×3

Nama Khusus

Matriks dengan b = k disebut matriks bujur sangkar.

Matriks dengan k = 1 disebut matriks kolom atau vektor kolom. Matriks dengan b = 1 disebut matriks baris atau vektor baris. Matriks dengan b k disebut matrik segi panjang

Contoh:       = 2 0 3 1 4 2 B b = 2, k = 3 matriks segi panjang 2×3

=

4

2

p

k = 1 vektor kolom

q

=

[

3

2

4

]

b = 1 vektor baris Notasi nama vektor: huruf kecil cetak tebal

(7)

Secara umum, matriks A dapat kita tuliskan sebagai

[ ]

bk mn m m n n

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

=

=

L

L

L

L

L

L

L

2 1 2 22 21 1 12 11

A

elemen-elemen a11 …amn disebut

diagonal utama

(8)

Matriks Segitiga

Contoh:

Matriks segitiga bawah :

=

3

4

3

0

1

1

0

0

2

1

T

Matriks segitiga atas :

=

3

0

0

3

1

0

1

2

2

2

T

Ada dua macam matriks segitiga yaitu

matriks segitiga bawah dan matriks segitiga atas

Matriks segitiga bawah adalah matriks yang elemen-elemen di atas diagonal utamanya bernilai nol.

Matriks segitiga atas adalah matriks yang elemen-elemen di bawah diagonal utamanya bernilai nol.

(9)

Matriks Diagonal

Matriks diagonal adalah matriks yang elemen-elemen di atas maupun di bawah diagonal utamanya bernilai nol.

Contoh:

=

0

0

0

0

1

0

0

0

2

D

(10)

Matriks Satuan

Jika semua elemen pada diagonal utama adalah 1, sedang elemen yang lain adalah 0, matriks itu disebut matriks satuan.

Contoh: I A =           = 1 0 0 0 1 0 0 0 1

Matriks Nol

Matriks nol, 0, yang berukuran m×n adalah matriks yang

(11)

Anak matriks atau sub-matriks

=

2

0

3

1

4

2

B

[

2

4

1

]

[

3

0

2

]

- Dua anak matriks 1

×

3 , yaitu:

3

2

0

4

2

1

- Tiga anak matriks 2

×

1, yaitu:

- Enam anak matriks 1

×

1 yaitu: [2] , [4] , [1] , [3] , [0] , [2]; - Enam anak matriks 1

×

2 yaitu:

[

2

4

]

[ ]

2

1

[ ]

4

1

[ ]

3

0

[ ]

3

2

[

0

2

]

0

3

4

2

2

3

1

2

2

0

1

4

- Tiga anak matriks 2

×

2 yaitu:

Contoh:

(12)

Matriks dapat dipandang sebagai tersusun dari anak-anak

matriks yang berupa vektor-vektor

=

1

2

3

4

2

1

3

0

2

A

=

3 2 1

a

a

a

A

dapat kita pandang sebagai matriks

dengan anak-anak matriks berupa vektor baris

[

2

0

3

]

1

=

a

a

2

=

[

1

2

4

]

a

3

=

[

3

2

1

]

dapat kita pandang sebagai matriks

A

=

[

a

1

a

2

a

3

]

=

3

1

2

1

a

=

2

2

0

2

a

=

1

4

3

3

a

dengan anak-anak matriks yang berupa vektor kolom

Contoh:

Contoh yang lain:

=

1

2

3

4

2

1

3

0

2

A

(13)
(14)

Kesamaan Matriks

Dua matriks A dan B dikatakan sama jika dan hanya jika berukuran sama dan elemen-elemen pada posisi yang sama juga sama.

A = B

=

0

3

4

2

A

Jika

=

0

3

4

2

B

maka haruslah . Contoh:

(15)

Matriks Negatif

Negatif dari matriks berukuran m×n adalah matriks berukuran m×n yang diperoleh dengan mengalikan seluruh elemennya

dengan faktor (−1). . Contoh:

=

0

3

4

2

A

=

0

3

4

2

A

(16)

Penjumlahan

Penjumlahan dua matriks hanya didefinisikan untuk matriks yang berukuran sama

Jumlah dari dua matriks A dan B yang masing-masing berukuran

m×n adalah sebuah matriks C berukuran m×n yang

elemen-elemennya merupakan jumlah dari elemen-elemen matriks A dan

B yang posisinya sama

A

B

B

A

+

=

+

(

A

+

B

)

+

C

=

A

+

(

B

+

C

)

=

0

3

4

2

A

=

2

2

3

1

B

Jika

=

+

2

5

7

3

B

A

maka

Sifat-sifat penjumlahan matriks: Contoh:

(17)

Pengurangan Matriks

Pengurangan matriks dapat dipandang sebagai penjumlahan dengan matriks negatif

A 0 A+ =

0

A

A

A

A

=

+

(

)

=

=

0

3

4

2

A

=

2

2

3

1

B

=

+

=

2

1

1

1

2

2

3

1

0

3

4

2

B

A

Contoh:

(18)

Perkalian Matriks

            = mn m m n n a a a a a a a a a L L L L L L L 2 1 2 22 21 1 12 11 A

BA

AB

              = pq m p q q a a a a a a a a a L L L L L L L 2 1 2 22 21 1 12 11 B

Jadi jika matriks A berukuran m×n dan B berukuran p×q

maka perkalian AB hanya dapat dilakukan jika n = p.

Hasil kali matriks AB berupa matriks berukuran m×q dengan nilai elemen

pada baris ke b kolom ke k merupakan hasil kali internal (dot product) vektor

baris ke b dari matriks A dan vektor kolom ke k dari matriks B

Perkalian antara dua matriks A dan B yaitu C = AB hanya terdefinisikan jika banyak kolom matriks A sama dengan banyak baris matriks B.

Dalam perkalian matriks, urutan hatus diperhatikan.

(19)

Perkalian Matriks dengan Bilangan Skalar

Hasil kali suatu bilangan skalar a dengan matriks berukuran m

××××

n

adalah matriks berukuran m

××××

n yang seluruh elemennya bernilai a kali.

a

A = A

a

=

×

=

×

6

4

6

4

6

2

2

4

4

2

3

2

3

2

3

1

1

2

2

3

2

3

2

3

1

1

2

2

2

Perkalian matriks dengan bilangan skalar ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut

(

A B

)

aA aB a + = +

(

a +b

)

A = aA +bA

[ ]

bA

( )

ab A a = Contoh:

(20)

Perkalian Internal Vektor (dot product)

[ ]

2

3

=

a

=

3

4

b

vektor baris: vektor kolom:

. Contoh:

2 kolom

2 baris Perkalian internal antara dua vektor a dan b yaitu c = ab hanya

terdefinisikan jika banyak kolom vektor a sama dengan banyak baris vektor b.

Dalam perkalian internal vektor, urutan perkalian harus diperhatikan.

[

]

[

2

4

3

3

] [ ]

17

3

4

3

2

=

×

+

×

=

=

=

a

b

c

Jika urutan dibalik, b : 1 kolom, a : 1 baris, perkalian juga dapat dilakukan tetapi memberikan hasil yang berbeda

[

]

=

×

×

×

×

=

=

=

9

6

12

8

3

3

2

3

3

4

2

4

3

2

3

4

a

b

d

perkalian internal dapat dilakukan

(21)

Perkalian Matriks Dengan Vektor

=

4

3

1

2

A

=

3

2

b

Misalkan dan dapat dikalikan 2 kolom 2 baris

=

×

+

×

×

+

×

=

=

=

=

18

7

3

4

2

3

3

1

2

2

2 1 2 1

b

a

b

a

b

a

a

Ab

C

Jika urutan perkalian dibalik, perkalian tidak dapat dilakukan

karena b terdiri dari satu kolom sedangkan A terdiri dari dua baris.

(22)

Perkalian Dua Matriks Bujur Sangkar

=

4

3

1

2

A

=

3

5

2

4

B

dan Contoh: dapat dikalikan kolom = 2 baris = 2

Matriks A kita pandang sebagai

=

2 1

a

a

A

Matriks B kita pandang sebagai

B

=

[

b

1

b

2

]

[

]

=

×

+

×

×

+

×

×

+

×

×

+

×

=

=

=

=

18

32

7

13

3

4

2

3

5

4

4

3

3

1

2

2

5

1

4

2

2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1

b

a

b

a

b

a

b

a

b

b

a

a

AB

C

(23)

Perkalian dua matriks persegi panjang

=

2

3

1

3

4

2

A

=

3

2

3

4

2

1

B

dan dapat dikalikan kolom = 3 baris = 3

=

×

+

×

+

×

×

+

×

+

×

×

+

×

+

×

×

+

×

+

×

=

=

=

17

17

25

25

3

2

3

3

2

1

2

2

4

3

1

1

3

3

3

4

2

2

2

3

4

4

1

2

3

2

3

4

2

1

2

3

1

3

4

2

AB

C

Contoh:

(24)

=

2 1

a

a

A

B

=

[

b

1

b

2

]

[

]

=

=

=

2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1

b

a

b

a

b

a

b

a

b

b

a

a

AB

C

Pernyataan matriks dengan anak matriks pada contoh di atas adalah

, sehingga

. Dalam operasi perkalian matriks:

matriks yang pertama kita susun dari anak matriks yang berupa vektor baris

matriks yang kedua kita susun dari anak matriks yang berupa vektor kolom

(25)

( )

a

A

B

=

a

( )

AB

=

A

( )

a

B

( ) ( )

BC

AB

C

A

=

(

A

+

B

)

C

=

AC

+

BC

(

A

B

)

CA

CB

C

+

=

+

Sifat-sifat perkalian matriks

b. Tidak komutatif. Jika perkalian AB maupun BA terdefinisikan, maka pada umumnya AB BA

a. Asosiatif dan distributif terhadap penjumlahan

Jika AB = 0 tidak selalu berakibat A = 0 atau B = 0.

c. Hukum pembatalan tidak selalu berlaku.

(26)
(27)

Putaran Matriks (Transposisi)

Putaran matriks atau transposisi dari matriks A berukuran m×n adalah suatu matriks AT yang berukuran n×m dengan kolom-kolom matriks A sebagai baris-barisnya yang berarti pula bahwa

baris-baris matriks A menjadi kolom-kolom matriks AT

[ ]

bk mn m m n n

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

=

=

L

L

L

L

L

L

L

2 1 2 22 21 1 12 11

A

[ ]

pq mn n n m m

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

=

=

L

L

L

L

L

L

L

2 1 2 22 12 1 21 11 T

A

Jika maka

(28)

Putaran Vektor Baris Dan Vektor Kolom

Putaran vektor baris akan menjadi vektor kolom.

Sebaliknya putaran vektor kolom akan menjadi vektor baris.

[

]

=

=

3

4

2

3

4

2

a

T

a

[

5

4

3

]

3

4

5

T

=

=

b

b

Contoh:

(29)

Putaran Jumlah Dua Vektor Baris

Putaran jumlah dua vektor baris sama dengan jumlah putaran masing-masing vektor

[

2

4

3

]

dan

=

[

1

3

2

]

=

b

a

[

3

7

5

]

=

+

b

a

(

)

T T T

2

3

1

3

4

2

5

7

3

b

a

b

a

=

+

+

=

=

+

(

)

T T T

b

a

b

a

+

=

+

Jika maka Secara umum : Contoh:

(30)

Putaran Hasil Kali Vektor Baris Dan Vektor Kolom

Putaran hasil kali vektor baris dengan vektor kolom atau vektor kolom dengan vektor baris, sama dengan hasil kali putaran

masing-masing dengan urutan dibalik

[

]

=

=

2

3

1

dan

3

4

2

b

a

[

2

×

1

+

4

×

3

+

3

×

2

]

=

ab

Jika maka Contoh:

[

] [

]

T T T

3

4

2

2

3

1

2

3

3

4

1

2

b

a

ab

=

=

×

+

×

+

×

=

(31)

Contoh: Jika

dan

[

1

3

2

]

3

4

2

=

=

b

a

maka

×

×

×

×

×

×

×

×

×

=

2

3

3

3

1

3

2

4

3

4

1

4

2

2

3

2

1

2

ab

( )

T

[

]

T T 3 4 2 2 3 1 2 3 2 4 2 2 3 3 3 4 3 2 1 3 1 4 1 2 a b ab =           =           × × × × × × × × × = Secara umum :

( )

ab T = bTaT

(32)

Contoh:

Putaran Matriks Persegi Panjang

=

2

3

1

3

4

2

A

=

2

3

3

4

1

2

T

A

Jika maka

=

m

a

a

A

L

1

[

T T

]

1 T m

a

a

A

=

L

Jika matriks A dinyatakan sebagai susunan dari

vektor baris maka

[

a

a

a

m

]

A

L

2 1

=

Jika matriks A dinyatakan dengan vektor kolom

=

m

a

a

A

L

1 T maka

(33)

Putaran Jumlah Matriks

Putaran jumlah dua matriks sama dengan jumlah putaran masing-masing matriks.

Hal ini telah kita lihat pada putaran jumlah vektor baris.

(

)

T T T

B

A

B

A

+

=

+

[

a am

]

A L 1 = B

[

b L bm

]

1 =

[

a

b

a

m

b

m

]

B

A

+

=

+

L

+

1 1 Jika Dengan demikian dan maka

(

)

(

)

(

)

T T T T 1 T T 1 T T T 1 T 1 T T 1 1 T B A b b a a b a b a b a b a B A = +             +             =             + + =             + + = + m m m m m m L L L L

(34)

Putaran Hasil Kali Matriks

Putaran hasilkali dua matriks sama dengan hasil kali putaran masing-masing dengan urutan yang dibalik. Hal ini telah kita lihat

pada putaran hasil kali vektor baris dan vektor kolom.

( )

T T T A B AB =

=

m

a

a

A

L

1

[

b

b

n

]

B

=

1

L

=

n m n m n

b

a

b

a

b

a

b

a

AB

L

L

L

L

L

1 1 1 Jika dan maka

[

]

T T 1 1 1 1 1 T

a

a

B

A

b

b

b

a

b

a

b

a

b

a

AB

=

=

=

m n n m n m n

L

L

L

L

L

L

L

Dengan demikian maka

(35)

Matriks Simetris

Jika

dikatakan bahwa matriks B adalah simetris miring. B

BT = −

Matriks simetris adalah matriks yang putarannya sama dengan matriksnya sendiri. Jadi matriks A dikatakan simetris apabila

A AT =

Karena dalam setiap putaran matriks nilai elemen-elemen diagonal utama tidak berubah,

maka matriks simetris miring dapat terjadi jika elemen diagonal utamanya bernilai nol.

Berkaitan dengan putaran matriks, kita mengenal kesimetrisan pada matriks nyata.

(36)
(37)

Suatu sistem persamaan linier (atau himpunan persaman linier simultan) adalah satu set persamaan dari sejumlah unsur yang tak

diketahui. Bentuk umum: m n mn m n n n n

b

x

a

x

a

b

x

a

x

a

b

x

a

x

a

=

+

+

=

+

+

=

+

+

L

L

L

1 1 2 2 1 21 1 1 1 11

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sistem ini mengandung m persamaan dengan n unsur yang tak diketahui yaitu x1 ….xn.

Bilangan a11 …..amn disebut koefisien dari sistem itu, yang biasanya

merupakan bilangan-bilangan yang diketahui.

Bilangan-bilangan b1 ….bm juga merupakan bilangan-bilangan yang

diketahui, bisa bernilai tidak nol maupun bernilai nol

Jika seluruh b bernilai nol maka sistem persamaan tersebut disebut

(38)

Dari sistem persamaan linier diharapkan adanya solusi yaitu satu set nilai dari x1 …xn yang memenuhi sistem persamaan tersebut.

Jika sistem ini homogen, ia mengandung solusi trivial (solusi tak penting) yaitu x1 = 0, …., xn = 0.

Pertanyaan-pertanyaan yang timbul tentang solusi dari sistem persamaan ini adalah:

a). Benar adakah solusi dari sistem ini ?

b). Bagaimanakah cara untuk memperoleh solusi? c). Kalau sistem ini mempunyai lebih dari satu solusi,

bagaimanakah himpunan solusi tersebut?

d). Dalam keadaan bagaimanakah sistem ini tepat mempunyai satu solusi?

(39)

Operasi Baris m n mn m n n n n

b

x

a

x

a

b

x

a

x

a

b

x

a

x

a

=

+

+

=

+

+

=

+

+

L

L

L

1 1 2 2 1 21 1 1 1 11

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Pada sistem ini kita dapat melakukan operasi-operasi yang disebut

operasi baris sebagai berikut:

a). Ruas kiri dan ruas kanan dari setiap persamaan dapat dikalikan dengan faktor bukan nol yang sama, tanpa mempengaruhi himpunan sistem persamaan tersebut.

c). Mempertukarkan tempat (urutan) persamaan tidaklah mengganggu himpunan sistem persamaan.

b). Ruas kiri dari setiap persamaan dapat dijumlahkan ke ruas kiri

persamaan yang lain asal ruas kanannya juga dijumlahkan. Operasi ini tidak mengganggu keseluruhan sistem persamaan tersebut.

(40)
(41)

Sistem persamaan linier dapat dituliskan dalam bentuk matriks dengan memanfaatkan pengertian perkalian matriks. Bentuk itu adalah

=

m n mn m m n n

b

b

b

x

x

x

a

a

a

a

a

a

a

a

a

L

L

L

L

L

L

L

L

L

2 1 2 1 2 1 2 22 21 1 12 11

Penulisan Persamaan Linier Dalam Bentuk Matriks

atau secara singkat

Ax

=

b

=

=

=

m n mn m m n n

b

b

b

x

x

x

a

a

a

a

a

a

a

a

a

L

L

L

L

L

L

L

L

L

2 1 2 1 2 1 2 22 21 1 12 11

;

;

x

b

A

dengan

(42)

Dari cara penulisan tersebut di atas, kita dapat membangun suatu matriks baru yang kita sebut matriks gandengan, yaitu dengan menggandengkan matriks A dengan b menjadi

=

m mn m m n n

b

a

a

a

b

a

a

a

b

a

a

a

|

|

|

|

~

2 1 2 2 22 21 1 1 12 11

L

L

L

L

L

L

L

L

A

Matriks gandengan ini menyatakan sistem persamaan linier secara lengkap. Operasi-operasi baris pada sistem persamaan linier kita terjemahkan ke dalam matriks gandengan menjadi sebagai berikut

a). Setiap elemen dari baris yang sama dapat dikalikan dengan faktor bukan nol yang sama.

b). Satu baris boleh dijumlahkan ke baris yang lain. c). Tempat baris (urutan baris) dapat dipertukarkan.

(43)

Setiap operasi baris akan menghasilkan matriks gandengan baru.

Operasi baris dapat kita lakukan lagi pada matriks gandengan baru dan menghasilkan matriks gandengan yang lebih baru lagi dan yang terakhir

inipun setara baris dengan matriks gandengan yang lama.

Matriks gandengan baru ini disebut sebagai setara baris dengan matriks gandengan yang lama.

Dengan singkat kita katakan bahwa operasi baris menghasilkan

matriks gandengan yang setara baris dengan matriks gandengan

asalnya.

Hal ini berarti bahwa matriks gandengan baru menyatakan sistem

persamaan linier yang sama dengan matriks gandengan asalnya.

(44)
(45)

Eliminasi Gauss

Eliminasi Gauss merupakan langkah-langkah sistematis untuk memecahkan sistem persamaan linier. Karena matriks gandengan merupakan pernyataan lengkap dari suatu sistem persamaan linier, maka eliminasi Gauss cukup dilakukan pada matriks gandengan ini.

Suatu sistem persamaan linier:

Contoh:

0

2

3

4

8

2

5

3

0

2

4

8

=

+

+

=

+

=

+

=

D C B A D C B A C B A B A

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

Kita tuliskan persamaan ini dalam bentuk matriks:

=

0

8

0

8

2

3

4

1

2

5

3

1

0

2

4

1

0

0

1

1

D C B A

x

x

x

x

(46)

Matriks gandengnya adalah:

0

|

2

3

4

1

8

|

2

5

3

1

0

|

0

2

4

1

8

|

0

0

1

1

Langkah-1: Langkah pertama pada eliminasi Gauss pada matriks

gandengan adalah mempertahankan baris ke-1 (disebut mengambil

baris ke-1 sebagai pivot) dan membuat suku pertama baris-baris

berikutnya menjadi bernilai nol.

1)

baris

(

1)

baris

(

baris1)

(

pivot

8

|

2

3

3

0

0

|

2

5

2

0

8

|

0

2

3

0

8

|

0

0

1

1

+

+

Pada matriks yang diberikan ini, langkah pertama ini dilaksanakan dengan menambahkan baris ke-1 ke baris ke-2, mengurangkan baris ke-1 dari baris ke-3 dan menambahkan baris ke-1 ke baris ke-4. Hasil operasi ini adalah

(47)

Langkah-2: Langkah kedua adalah mengambil baris ke-2 dari matriks

gandeng yang baru saja kita peroleh sebagai pivot, dan membuat suku kedua baris-baris berikutnya menjadi nol. Ini kita lakukan dengan

mengalikan baris ke-2 dengan 2/3 kemudian menambahkannya ke baris ke-3, dan mengurangkan baris ke-2 dari baris ke-4. Hasil operasi ini adalah

8

|

2

3

3

0

0

|

2

5

2

0

8

|

0

2

3

0

8

|

0

0

1

1

2)

(-baris

2)

baris

2/3

(

(pivot)

0

|

2

1

0

0

3

/

16

|

2

3

/

4

5

0

0

8

|

0

2

3

0

8

|

0

0

1

1

+

(48)

Kalikan baris ke 3

dengan 3 agar diperoleh bilangan bulat

0

|

2

1

0

0

3

/

16

|

2

3

/

4

5

0

0

8

|

0

2

3

0

8

|

0

0

1

1

0

|

2

1

0

0

16

|

6

11

0

0

8

|

0

2

3

0

8

|

0

0

1

1

(49)

0

|

2

1

0

0

16

|

6

11

0

0

8

|

0

2

3

0

8

|

0

0

1

1

Langkah-3: Langkah ketiga adalah mengambil baris ke-3 sebagai

pivot dan membuat suku ke-3 dari baris ke-4 menjadi nol. Ini dapat kita lakukan dengan mengalikan baris ke-4 dengan 11 kemudian menambahkan kepadanya baris ke-3. Hasilnya adalah:

3

baris

11

pivot

16

|

16

0

0

0

16

|

6

11

0

0

8

|

0

2

3

0

8

|

0

0

1

1

+

×

(50)

Matriks gandeng terakhir ini menyatakan bentuk matriks:

16

16

16

6

11

8

2

3

8

=

=

=

=

D D C C B B A

x

x

x

x

x

x

x

yang dengan substitusi

mundur akan memberikan:

12

;

4

;

2

;

1

=

=

=

=

C B A D

x

x

x

x

Hasil terakhir langkah ketiga adalah:

16

|

16

0

0

0

16

|

6

11

0

0

8

|

0

2

3

0

8

|

0

0

1

1

Matriks terakhir ini menyatakan sistem persamaan linier:

=

16

16

8

8

16

0

0

0

6

11

0

0

0

2

3

0

0

0

1

1

D C B A

x

x

x

x

(51)
(52)

Sistem-sistem Tertentu Dan Tidak Tertentu

Sistem tertentu adalah sistem yang memberikan tepat satu solusi.

Sistem tertentu terjadi jika unsur yang tak diketahui sama banyak

dengan persamaannya, dan persamaan-persamaan ini tidak saling bergantungan.

Jika persamaan lebih banyak dari unsur yang tak diketahui, sistem

menjadi tertentu berlebihan.

Jika unsur yang tak diketahui lebih banyak dari persamaannya, maka

sistem itu menjadi kurang tertentu. Sistem yang kurang tertentu

memberikan tidak hanya satu solusi akan tetapi banyak solusi.

Sistem yang kurang tertentu selalu mempunyai solusi (dan banyak) sedangkan sistem tertentu dan tertentu berlebihan bisa memberikan solusi bisa juga tidak memberikan solusi.

(53)

Contoh Sistem Persamaan Yang Memberikan Banyak Solusi

8

2

3

0

2

4

8

=

+

=

+

=

C B C B A B A

x

x

x

x

x

x

x

Matriks gandeng:

8

|

2

3

0

0

|

2

4

1

8

|

0

1

1

Eliminasi Gauss:

8

|

2

3

0

8

|

2

3

0

8

|

0

1

1

0

|

0

0

0

8

|

2

3

0

8

|

0

1

1

Contoh:

(54)

Matriks gandengan ini menyatakan sistem persamaan :

0

0

8

2

3

8

=

=

=

C B B A

x

x

x

x

3

/

)

2

8

(

C B

x

x

=

+

Dari persamaan ke-2 kita mendapatkan

3

/

)

2

8

(

8

C A

x

x

=

+

+

yang kemudian memberikan

Karena xC tetap sembarang maka kita mendapatkan banyak

solusi. Kita hanya akan memperoleh nilai xA dan xB jika kita

(55)

Contoh Sistem Yang Tidak Memberikan Solusi

10

2

3

0

2

4

8

=

+

=

+

=

C B C B A B A

x

x

x

x

x

x

x

Matriks gandeng dan eliminasi Gauss memberikan

10

|

2

3

0

0

|

2

4

1

8

|

0

1

1

10

|

2

3

0

8

|

2

3

0

8

|

0

1

1

2

|

0

0

0

8

|

2

3

0

8

|

0

1

1

Contoh:

(56)

Sistem persamaan dari matriks gandeng terakhir ini adalah

2

0

8

2

3

8

=

=

=

C B B A

x

x

x

x

Kita lihat di sini bahwa penerapan eliminasi Gauss pada akhirnya menghasilkan suatu kontradiksi yang dapat kita lihat pada baris

terakhir.

Hal Ini menunjukkan bahwa sistem persamaan yang sedang kita tinjau

(57)

Bentuk Eselon

Bentuk matriks pada langkah terakhir eliminasi Gauss, disebut bentuk

eselon.           − − 0 0 0 2 3 0 0 1 1           − − − 2 | 0 0 0 8 | 2 3 0 8 | 0 1 1 dan

Secara umum bentuk eselon matriks gandengan adalah                       ′ ′ ′ + m r r rn rr n n b b b k k b c c b a a a | 0 | | 0 | | | 0 | 1 2 2 22 1 1 12 11 M L M L L L L L L

Dari contoh di atas, bentuk eselon matriks koefisien dan matriks gandengannya adalah

(58)

dan sistem yang telah tereduksi

pada langkah akhir eliminasi Gauss akan berbentuk m r r n rn r rr n n n n b b b x k x k b x a x c b x a x a x a ′ = ′ = ′ = + + ′ = + + = + + + + 0 0 1 2 2 2 22 1 1 2 12 1 11 M L M L L L L L L L L dengan

a

11

0

,

a

22

0

,

k

rr

0

, dan r n

a). Jika dan sama dengan nol atau tidak ada, maka sistem persamaan ini akan memberikan tepat satu solusi.

b). Jika dan sama dengan nol atau tidak ada, maka sistem persamaan ini akan memberikan banyak solusi.

c). Jika ataupun dan tidak sama dengan nol atau mempunyai nilai, maka sistem persamaan ini tidak memberikan solusi. n r =

b

r

+1

,

K

,

b

m

n r < br+1,K,bmn r = r < n br+1,K,bm

(59)

Jadi suatu sistem persamaan akan memberikan solusi jika sama dengan nol atau tidak ada.

m

r b

b+1,K, ′

Pada suatu sistem persamaan yang memberikan solusi, ketunggalan solusi terjadi jika r = n.

Nilai r yang dimiliki oleh matriks gandengan ditentukan oleh banyaknya vektor baris yang bebas linier dalam matriks gandeng. Pengertian tentang kebebasan linier vektor-vektor kita bahas berikut

ini.

n

r

<

(60)

Bebas Linier Dan Tak-bebas Linier

Vektor-Vektor

(61)

Bebas Linier Dan Tak-bebas Linier Vektor-vektor

Misalkan a1 ,a2 ,L am

adalah vektor-vektor baris dari suatu matriks A =[abk].

Kita tinjau suatu persamaan vektor

0

2 2 1 1

+

c

+

+

c

m m

=

c

a

a

L

a

Apabila persamaan vektor ini terpenuhi hanya jika semua koefisien

(c1cm) bernilai nol, maka vektor-vektor baris tersebut adalah

bebas linier.

Jika persamaan vektor tersebut dapat dipenuhi dengan koefisien yang tidak semuanya bernilai nol (artinya setidak-tidaknya ada

satu koefisien yang tidak bernilai nol) maka vektor-vektor itu

(62)

Jika satu himpunan vektor terdiri dari vektor-vektor yang bebas linier, maka tak satupun dari vektor-vektor itu dapat dinyatakan dalam kombinasi linier dari vektor yang lain. Hal ini dapat dimengerti karena

dalam persamaan tersebut di atas semua koefisien bernilai nol untuk dapat dipenuhi.

Vektor a1 misalnya, dapat dinyatakan sebagai

0

1 2 1 2 1

=

m m

=

c

c

c

c

a

a

a

L

karena koefisien-koefisien ini tidak seluruhnya bernilai nol Jika vektor-vektor tidak bebas linier maka nilai koefisien pada persamaan tersebut di atas (atau setidak-tidaknya sebagian tidak bernilai nol) maka satu vektor dapat dinyatakan sebagai kombinasi

(63)

Contoh: Dua vektor baris a1 =

[

2 3 1 2

]

dan a2 =

[

4 2 6 2

]

Vektor a1 dan a2 adalah bebas linier karena

[

2 3 1 2

] [

2 4 2 6 2

]

0 1 2 2 1 1 +c = c +c = c a a

hanya akan terjadi jika c1 = c2 = 0 Ambil vektor ketiga a3 =

[

4 6 2 4

]

Vektor a3 dan a1 tidak bebas linier karena kita dapat menyatakan a3 sebagai

[

2 3 1 2

] [

4 6 2 4

]

2 2 1 3 = a = = a

Vektor a1, a2 dan a3 juga tidak bebas linier karena kita dapat menyatakan

a3 sebagai

[

2

3

1

2

] [

0

4

2

6

2

] [

4

6

2

4

]

2

0

2

1 2 3

=

a

+

a

=

+

=

a

Akan tetapi jika kita hanya melihat a3 dan a2 saja, mereka adalah bebas linier.

(64)
(65)

Rank Matriks

Dengan pengertian tentang vektor yang bebas linier, didefinisikan rank matriks.

Banyaknya vektor baris yang bebas linier dalam suatu matriks A = [abk]

disebut rank matriks A disingkat rank A. Jika matrik B = 0 maka rank B adalah nol.

Operasi baris pada suatu matriks menghasilkan matriks yang setara baris dengan matriks asalnya. Hal ini berarti pula bahwa rank matriks

baru sama dengan rank matriks asalnya.

Dengan perkataan lain operasi baris tidak mengubah rank matriks. Jadi rank suatu matriks dapat diperoleh melalui operasi baris, yaitu

sama dengan rank matriks yang dihasilkan pada langkah terakhir eliminasi Gauss.

Bentuk eselon matriks yang diperoleh pada langkah terakhir eliminasi Gauss, mengandung vektor-vektor baris yang bebas

linier karena vektor yang tak bebas linier telah tereliminasi.

(66)

Bentuk eselon matriks koefisien dan matriks gandengannya dari sistem persamaan yang memberikan solusi tunggal dalam contoh, adalah

            − − − 16 0 0 0 6 11 0 0 0 2 3 0 0 0 1 1             − − − 16 | 16 0 0 0 16 | 6 11 0 0 8 | 0 2 3 0 8 | 0 0 1 1 dan

Dalam kasus ini rank matriks koefisien sama dengan rank matriks gandengan, yaitu 4. Selain dari pada itu rank matriks sama dengan

banyaknya unsur yang tak diketahui yaitu 4

(67)

Bentuk eselon matriks koefisien dan matriks gandengannya dari sistem persamaan yang memberikan banyak solusi, adalah

Contoh:           − − 0 0 0 2 3 0 0 1 1           − − 0 | 0 0 0 8 | 2 3 0 8 | 0 1 1 dan

Dalam kasus ini rank matriks koefisien sama dengan rank matriks gandengan, yaitu 2. Akan tetapi rank matriks ini lebih

(68)

Contoh:

Bentuk eselon matriks koefisien dan matriks gandengannya dari sistem persamaan yang tidak memberikan solusi, adalah

          − − 0 0 0 2 3 0 0 1 1           − − − 2 | 0 0 0 8 | 2 3 0 8 | 0 1 1 dan

Dalam kasus ini rank matriks koefisien tidak sama dengan

rank matriks gandengan. Rank matriks koefisien adalah 2

sedangkan rank matriks gandengannya adalah 3. Ketidak samaan rank dari kedua matriks ini menunjukkan tidak

(69)

Apa yang kita amati dalam contoh-contoh di atas ternyata berlaku umum.

c). jika rank matriks koefisien lebih kecil dari banyaknya unsur yang tak diketahui maka akan diperoleh banyak solusi.

a). agar suatu sistem persamaan memberikan solusi maka rank matriks koefisien harus sama dengan rank matriks

gandengannya;

b). agar sistem persamaan memberikan solusi tunggal maka rank matriks koefisien harus sama dengan banyaknya unsur yang tak diketahui;

(70)

Sistem Persamaan Homogen

(71)

Sistem Persamaan Homogen

Sistem persamaan disebut homogen apabila nilai b di ruas kanan dari persamaan sistem bernilai nol. Jika tidak demikian maka sistem itu disebut tak homogen. Sistem persamaan homogen berbentuk

0 . . . . . . . . . . . 0 0 2 2 1 1 2 2 22 1 21 1 2 12 1 11 = + + + = + + + = + + + n mn m m n n n n x a x a x a x a x a x a x a x a x a L L L

Bentuk matriks gandengan sistem ini adalah

            = 0 | | 0 | 0 | ~ 2 1 2 22 21 1 12 11 mn m m n n a a a a a a a a a L L L L L L L L A

(72)

Eliminasi Gauss pada sistem demikian ini akan menghasilkan             ′ ′ ′ ′ ′ ′ = ′ 0 | 0 0 0 | 0 | 0 0 | ~ 22 2 1 12 11 mn n n a a a a a a L L L L L L L A

Jika rank matriks gandengan terakhir ini sama dengan banyaknya unsur yang tak diketahui, r = n, sistem persamaan akhirnya akan

berbentuk 0 0 0 2 2 22 1 2 12 1 11 = ′ = ′ + + ′ = ′ + + ′ + ′ n mn n n n n x a x a x a x a x a x a M L L

Dari sini terlihat bahwa dan substitusi mundur akhirnya memberikan semua x bernilai nol. Ini merupakan solusi trivial dan solusi trivial ini diakibatkan oleh kenyataan bahwa r = n. Solusi tak trivial hanya akan diperoleh jika .

0 = n x n r <

(73)

Sistem Persamaan Homogen Yang Hanya Memberikan Solusi Trivial 0 2 3 4 0 2 5 3 0 2 4 0 = + − + − = − + − = − + − = − D C B A D C B A C B A B A x x x x x x x x x x x x x

Matriks gandengan sistem ini dan hasil eliminasi Gauss-nya adalah

            − − − − − − − 0 | 2 3 4 1 0 | 2 5 3 1 0 | 0 2 4 1 0 | 0 0 1 1             − − − 0 | 16 0 0 0 0 | 6 11 0 0 0 | 0 2 3 0 0 | 0 0 1 1

Rank matrik koefisien adalah 4; banyaknya unsur yang tak diketahui

juga 4. Sistem persamaan liniernya menjadi

0 16 0 6 11 0 2 3 0 = = − = − = − D D C C B B A x x x x x x x 0 = = = = C B A D x x x x

yang akhirnya memberikan

Inilah solusi trivial yang

dihasilkan jika terjadi keadaan r = n

Referensi

Dokumen terkait

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

Rancangan pabrik abon vegetarian dari bahan baku keluwih yang disusun ini diharapkan bermanfaat yaitu dapat meningkatkan nilai jual dari keluwih, sebagai makanan

Menurut Evans, Gary W., Lepore, Stephen J., dan Schroeder, Alex, Para penghuni dari rumah yang penuh, yang memiliki kedalaman arsitektur yang lebih baik (jarak

Guru dalam mengajar tidak monoton dengan cara sesekali berkeliling di dalam ruangan kelas saat menyampaikan materi karena dengan begitu peserta didik juga akan lebih

independen adalah persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, faktor isyarat bertindak, efikasi diri, sedangkan persepsi

Setelah melakukan pengolahan data, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh hubungan orangtua dan anak terhadap kepercayaan antar pribadi yang signifikan,

perimbangan antara spiritualitas diri dengan gerakan yang selalu memunculkan kesadaran ekologis berperspektif ke- ilahiyah -an/teologis. Demikian juga gerakan untuk

Berdasarkan pada kebijakan containment AS, maka pihak Washington dan Moscow mengadakan suatu perundingan untuk membagi kekuasaan Korea secara garis 38 derajat