• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Ekologi Bulu Babi dalam Komunitas Rumput Laut di Perairan Pesisir Kema Kabupaten Minahasa Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Ekologi Bulu Babi dalam Komunitas Rumput Laut di Perairan Pesisir Kema Kabupaten Minahasa Utara"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis

PERAN EKOLOGI BULU BABI DALAM KOMUNITAS RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PESISIR KEMA KABUPATEN MINAHASA UTARA

Ruddy Djonie Moningkey

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UNSRAT. Manado 95115.

ABSTRACT

A study on the functional role of the sea urchin, Salmacis belli, on seagrass bed near the coast of Kema, North Minahasa Regency, was done by analyzing the gut contents, the food preference, and the feeding periodicity.

Sea urchins and plants were collected from the seagrass bed by snorkeling along a 100 M transect line with 30 quadrates randomly placed. The feeding periodicity was determined from the gut index in 24 hours with 3 hour intervals.

The results showed that the sea urchin S. belli fed mainly on seagrass Thallasia hemprichii, Enhalus acoroides and Halimeda opuntioa. The feeding periodicity data indicated that the sea urchins actively fed in the day. The grazing capacity of the sea urchin was not affected by their body size.

In high density, sea urchins could potentially cause negative impact on the seagrass bed (i.e., destruction of the meadow).

Keywords : Ecological role, Sea Urchin, Seagrass, Kema.

PENDAHULUAN

Padang lamun merupakan sumber makanan penting (dalam bentuk detritus) bagi banyak organisme laut (Nybakken, 1993). Daun-daun yang berdiri tegak dapat mematahkan kekuatan ombak sehingga menciptakan habitat yang tenang dalam air dan dapat berfungsi sebagai daerah asu-han bagi beberapa spesies ikan dan krus-tasea. Pengrusakan padang lamun dapat berdampak terhadap kehancuran beberapa spesies komersil tertentu dan juga kehan-curan pantai. Padang lamun, dengan daun-daun dan sistem akar yang menyilang bisa berfungsi sebagai perangkap sediment sehingga dapat mencegah terjadinya erosi pantai.

Walaupun padang lamun menunjang berbagai komunitas fauna di perairan dang-kal, tetapi sedikit sekali konsumer lamun yang benar-benar herbivora. Makro herbi-vora yang dominan tercatat hanyalah bulu babi, ikan, penyu (Chelonia midas) dan dugong (Dugong dugon) (Greenway, 1995).

Bulu babi Salmacis belli banyak menghuni daerah lamun di rataan terumbu perairan pesisir Kema (Lumingas dkk., 1996). Karena mempunyai sebaran geogra-fis yang sangat terbatas, bulu babi ini ja-rang diteliti. Sebagai herbivora yang

bera-sosiasi dengan lamun, perlulah dilakukan kajian tentang kebiasaan makanan hewan ini untuk mengetahui jenis makanan utama-nya, waktu aktif makannya dan variasi ka-pasitas memakan terhadap ukuran. Peneli-tian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai komposisi makanan, makanan pilihan, periode makanan serta in-deks isi usus yang merupakan ukuran rela-tif kapasitas memakan bulu babi di padang rumput-rumputan perairan pesisir kema.

Penelitian ini bertujuan untuk me-ngetahui fungsi ekologis atau kebiasaan makanan bulu babi Salmacis belli di per-airan Kema. Dengan mengentahui kompo-sisi makanannya, pilihan periodisitas me-makannya serta variasi kapasitas pengam-bilan makanan dengan ukurannya dapat di-ketahui posisi atau peran ekologis bulu babi tersebut dalam komunitas rumput laut. In-formasi ini bermanfaat sebagai baseline da-lam pengelolaan rasional sumberdaya perairan pantai.

METODE PENELITIAN

Pengambilan contoh individu bulu babi dilakukan di daerah yang terdapat tumbuhan air/lamun yang dilalui oleh garis transek sepanjang 100 m,sedangkan con-toh tumbuhan air diambil dengan

(2)

2 nakan kwadrat 25x25 cm. Setiap individu

bulu babi yang terkoleksi diukur dan dibe-dah dalam keadaan awet. Diameter cang-kang diukur pada bagian ambitus dengan

vernier calipers digital berketelitian 0,01

mm, dan kemudian cangkang, bulu babi di-buka pada bagian oral dengan bantuan martil atau gunting. Usus dan gonad diang-kat dengan pingset dari cangkang dan dipi-sahkan. Cangkang (termasuk lanter) dan usus dikeringkan dalam oven dengan tem-peratur 60°C sampai berat konstan. Cang-kang, usus dan lantera ditimbang dengan timbangan berketelitian 0,001 gram.

Untuk mengetahui makanan pilihan bulu babi (berdasarkan jenis makanan yang yang ada dalam lambung bulu babi) dilaku-kan pengukuran berdasardilaku-kan indeks pilihan dari Ivlev dengan rumus (Krebs, 1989):

Ei=

ሺri-niሻ

ሺri+niሻ

dimana: Ei = indeks pilihan Ivlev untuk

spesies i

ri = presenstase spesies i dalam susunan makanan

ni = presentase spesies i dalam lingkungan

Indeks isi usus (IU) yang oleh Regis (1979) dianggap sebagai indeks fisiologis dihitung dengan rumus:

IU=Bu Bc×100

dimana: Bu = berat kering usus (termasuk isinya);

Bc = berat kering total cangkan (ter-masuk lentera tetapi tanpa usus dan gonad).

Oleh Regis (1979), IU dapat diang-gap sebagai kemampuan pengambilan ma-kanan secara makroskopis. Untuk menge-tahui kebiasaan waktu makanan (feeding

periodicity) dalam waktu 24 jam, 15 individu

diambil setiap interval waktu 3 jam, selan-jutnya dilihat fluktuasi rata-rata IU dengan waktu. Sedangkan untuk mengetahui varia-si kapavaria-sitas pengambilan makanan dengan ukuran, data IU dan diameter ambitus cangkang dipaskan dengan model linier sederhana (Scherrer, 1984).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas pengambilan makanan bulu babi

Salmacis belli cenderung proporsional

de-ngan ukuran tubuhnya. Tidak terdapat va-riasi berat relatif makanan dalam usus dihu-bungkan dengan diameter bulu babi. Gam-bar 1 menunjukkan hubungan Indeks Usus (IU) dengan diameter (D) ambitus cangkan bulu babi. Hubungan kedua variabel terse-but adalah sebagai berikut:

IU=13,45-0,07D (N=120; r=-0,14)

Gambar 1. Hubungan Indeks Usus dan Diameter ambitus cangkang bulu babi S. belli di perairan dangkal pantai Kema.

Analisis ragam menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh ukuran (diameter) cangkang terhadap Indeks Usus (P>0,05) atau dengan kata lain variasi IU bebas dari pengaruh variasi D (r tidak nyata). Hal ini berarti bahwa pengambilan contoh bulu ba-bi pada sembarang ukuran untuk mengkaji periode keaktifan melakukan grazing (

feed-ing periodicity) tidak dipengaruhi oleh efek

ukuran.

Gambar 2. Periodisitas pengambilan makanan bulu babi S. belli selama 24 jam diukur berdasarkan Indeks Usus.

Gambar 2 menunjukkan osilasi berat relatif IU harian (feeding periodicity) dalam selang waktu 3 jam. Rata-rata berat isi usus >7,79% dan <11,71% dari berat ke-ring cangkang. Osilasi harian indeks terse-but tidak pernah menunjukkan bahwa usus bulu babi mengalami kekosongan pada periode-periode tertentu. Nampaknya bulu babi S. belli hanya aktif mencari makan

11.13 11.05 7.80 8.63 7.94 7.70 10.27 12.15 7 8 9 10 11 12 13 13:00 16:00 19:00 22:00 1:00 4:00 7:00 10:00 Indeks Usus Periode (Jam)

(3)

pada si ri, bulu kan gra dengan nya ya hari (Gu dikaji b wan te atau je bi ini d dimana amatan bulu ba meman bawah nyerang isi usus kan ba an air hempric meda o berupa pur ser Gambar Gambar posisi massa usus b 0 10 20 30 40 50 60 70 Biomassa   Relatif   (%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Biomassa   Relatif   (%) iang hari se babi terse azing. Keny n kebiasaa ang bersem

uille et. al., Posisi fung berdasarka ersebut. Ka nis makana dilakukan p a mereka a n di lapan abi memak njat dan m atau bag g bagian a s 30 spesi hwa hanya sebagai chii, Enha opuntia, se bahan-ba ta bahan ta 3. Proporsi makanan perairan. 4. Proporsi makanan Gambar 3 makanan b di lingkun bulu babi. 31.25 0 0 0 0 0 0 0 0 Thallasia  hemprichii 0.295 Thallasia hempr edangkan p ebut kuran yataan ini a n bulu ba mbunyi jus , 1986). gsional bu n kebiasaa ajian kebia an yang di pada siang ktif menca gan menu kan rumput menggigit ian distal atas dauna men bulu a terdapat makanan lus acoroi edangkan i han subst ak teridenti biomassa sp bulu babi S. biomassa sp bulu babi S. dan 4 me berdasarka gn peraira Gambar 62.25 i Enhalus acoro Jenis Maka ‐0.291

ichii Enhalus acoroi

Jenis Maka pada mala ng aktif me agak kontra bi pada u stru pada ulu babi S. an makana asaan mak imakan bul hari pada ri makan. P unjukkan b tan laut de daunan b dan tidak n. Hasil an babi menu 3 jenis tum yakni Tha iudes dan isi usus la rat seperti ifikasi lainn pesies tanam belli di lingk pesies tanam belli dalam u nunjukkan an propors n dan di d 5 menunju 6.50 oiudes Halimeda op anan 0.194 iudes Halimeda op nan 3 m ha- elaku-adiksi mum-siang . belli an he-kanan lu ba-a sba-aba-at Peng-bahwa engan agian k me-nalisis unjuk- mbuh-allasia Hali-ainnya lum-nya. man air kungan man air usus. kom-si bio-dalam ukkan ma sa Ga ru jen an tap pa ter se pu op ka di me se se ac leb ma lih ke jen jen ko ne sa ka sa da ac me dis Te pil ya ca de (1 ru mi puntia puntia Jurn akanan pil arkan Indek ambar 5. Pilih berd Berda mputan la nis makana n, dengan p pi spesies akan maka rmasuk yan ebut (Indek utan laut T puntia, wala a tidak me lapangan, erupakan m ebut (Indek ecara kua coroides m bih besar d akanan ter han diband etersediaan nis pertam nis terakhir Anwa omposisi m elitian ini avignyi di ra aina. Tetap avignyi me ap T. he coroides. S erupakan sukai bulu engor (1994 lihan pada aitu rumput atum di sta es di stasi 994) seba mputan lau ili Diadem ‐0.4 ‐0.3 ‐0.2 ‐0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 Indeks   Pilihan   Ivlev nal Perikana ihan bulu ks Ivlev. han makana dasarkan Ind asarkan be ut E. aco an bulu ba proporsi te rumputan nan pilihan ng kurang ks Ivlev <-0 T. hemprich aupun prop ndominasi tetapi ked makanan p ks Ivlev > antitatif da mempunyai dari pada H rakhir ini te ing jenis y n di lapan ma lebih b r tadi. rono (19 akanan ya pada b ataan terum pi pada pe ngadakan emprichii Sedangkan jenis mak babi ters 4) mendap bulu babi tan laut Th asiun Buna iun Likupa liknya tida ut dalam la atidae di 0.295 Thallasia  hemprichii Enha Jen an dan Kela babi terse an bulu ba deks Ivlev. erat kering oroides me abi S. belli rbesar (62 laut ini bu n, bahkan disukai bul 0,1). Sebal

hii dan alga porsi bioma komposisi ua jenis m pilihan bulu 0,1). Jadi alam isi proporsi H. opuntia t ermasuk m yang pertam gan (di li banyak dib 995) me ng sama d ulu babi mbu berlam enelitian te pilihan se juga terh n H. opun kanan yan ebut. Dem patkan jenis i Tripneust Thallassode aken dan E ang. Monin ak menemu ambung bu daerah ter ‐0.291 alus acoroiudes Ha nis Makanan autan Tropis but berda-abi S. belli g, rumput-endominasi di lapang-,25%). Te-ukan meru-cenderung lu babi ter-iknya rum-ae hijau H. assa mere-i makanan makanan ini u babi ter-walaupun usus, E. biomassa tetapi jenis akanan pi-ma karena ngkungan) bandingkan ndapatkan dengan pe-Diadema mun Tong-ersebut, D. lain terha-hadap E. ntia hanya ng kurang mikian pula s makanan tes gratilla entrum cili-E. accoroi-ngkey dkk. ukan jenis ulu babi fa-rumbu ka-0.194 alimeda opuntia s -i -i -n a s -a ) n -a -a g a a -s

(4)

4 rang pulau Bunaken dan hanya

menemu-kan jenis-jenis alga seperti Euchema sp.,

Bornetella sp., Gracilaria sp., Neomeris sp.,

Galaxaura sp., dan Laurencia sp.

Dari hasil penelitian beberapa pene-liti di atas, maka adanya jenis makanan pi-lihan berhubungan dengan kelimpahan dan ketersediaan makanan di alam. Dalam ke-adaan terbatasnya kelimpahan dan keter-sediaan makanan, bulu babi kurang menga-dakan pilihan terhadap jenis makanan da-lam komposisi makan mereka. Sebaliknya, berlimpahnya ketersediaan makanan di alam memungkinkan bulu babi memilih ma-kanan terutama yang berkualitas lebih baik dengan biaya enerji lebih sedikit untuk memperolehnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bulu babi Salmacis belli

dapat berpotensi merusak padang lamun terutama jika mereka membentuk agregasi yang sangat padat. Hewan ini ternyata me-lakukan grazing terhadap rumput laut (

Thal-lasia hemprichii dan Enhalus acoroides)

dan alga (Halimeda opuntia) di padang rumputan laut di perairan dangkal pantai Kema. Grazing (pengambilan makanan) terutama dilakukan pada siang hari sedang-kan pada malam hari aktivitas masedang-kan ini menurun. Berat makanan atau kapasitas pengambilan makanan selalu proporsional dengan ukuran tubuh bulu babi (diameter). Walaupun di lingkungan laut, proprosi bio-massa E. acoroides lebih tinggi dibanding

T. hemprichii dan H. opuntia, tetapi bulu

babi S. belii memilih kedua spesies terakhir ini untuk dijadikan makanan pilihan.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, perlu adanya penelitian lanjutan mengenai laju konsumsi atau laju grazing bulu babi ini terhadap tumbuhan air makanan bulu babi di laboratorium atau perlu dilakukan penelitian eksperimen di lapangan mengenai pengaruh pengangkatan atau penambahan kepadatan bulu babi di alam terhadap tutupan rumputan laut.

DAFTAR PUSTAKA

Anwarono, L. 1995. Studi tentang kebiasaan makan bulu babi Diadema savignyi di

Per-airan Tongkeina. Skripsi S1 (tidak

dipublika-sikan), Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado.

Azzolina, J, F. 1988. Contribution a letude de la dynamique des populaions de l’oursin comestible Parancentrotus lividus (La-marck). Croissance, recrutement, mortalite, migration. These Doct., Univ. Aix-Marseille II, Marseille.

Camp, D. K., Cobb, S.P. dan van Breesveld, J. F. 1973. Overgrazing of seagrass by a regular urchin, Lutechinus variegatus. Bioscience, 23: 37-38.

Dayton, P.K. 1985. The Structure and regulation of Some South American kelp communities. Ecol Monogr., 55: 447-468. Dean, T.A., Scroeter, S.C. dan Dixon, J. D.

1984. Effects of grazing by two species of sea urchin (Stronglyloncentotus francisca-nus and Lytechinus anamesus) on recruit-ment and and survival of two spesies of kelp (Macrocystis pyrifera and Pterygopho-ra californica). Mar. Biol., 78: 301-313. Greenway, M. 1995. Trophic relationship of

macrofauna within a Jamaica seagrass meadow and the role of the echinoid

Lytechinus variegatus (Lamarck). Bull. Mar. Sci., 56: 719-736.

Guille, A., Laboute, P dan Menou, J.L. 1986. Guide des etoiles de mer, oursin e autres Echinodermes du lagon de Nouvelle-Caledonia. ORSTOM, Paris.

Harrold, C. dab Pearse, J. S. 1987. The eco-logical role of echinoderms in kelp forests. Dalam: Echinoderm studies II. Jangoux, M. dan Lawrence, J. M. (eds.), Balkema, Rotterdam, p. 137-233.

Krebs, C. J. 1989. Ecological Methodology. Harper Collins, New York.

Lang, C. dan Mann, K. H. 1976. Change in sea urchin populations after the destruction of kelp beds. Mar. Biol., 36: 321-326.

Lawrence, J.M. 1975. On the relationships between marine plants and sea urchins. Oceanger. Mar. Biol. Ann. Rev., 13: 321-326.

Lumingas, L. J. L., Boneka, F. B., Sumilat, D.A., Ompi, M dan Kaligis, J.F. 1996. Distribusi kelimpahan, struktur ukuran

(5)

5 Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis morfometri bulu babi, Diadema svignyi,

Echinometra mathaei, Tripneustes gratilla (Echinodermata: Echinoidea) di semenan-jung Minahasa. Laporan Penelitian. Fakul-tas Perikanan, UniversiFakul-tas Sam Ratulangi. Moningkey, R., Windarto, A., Manengkey, H.

dan Rindorindo, D. 1994. Studi kebiasaan makanan (food habit) bulu babi Diademati-dae di daerah rataan terumbu karang pulau Bunaken. Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

North, W.J. dan Pearse, J.S. 1970. Sea urchin population explosion in southern California coastal waters. Science, 167, 209.

Nybakken, J.W. 1993. Marine Biology: an ecological approach, 3rd ed. Harper Collins, New York.

Regis, M.B. 1979. Analyse des fluctuations des indices physiologiques chez deux echinoids (Paracentrotus lividus (Lemarck) et Arbacia lixula L.) du golfe de Marseille. Thetys, 9 (2): 167-181.

Gambar

Gambar 1.  Hubungan  Indeks Usus dan Diameter  ambitus cangkang bulu babi S. belli di  perairan dangkal pantai Kema

Referensi

Dokumen terkait

We have developed a methodological framework which utilizes Fuzzy Set theory to capture and describe the effect of urban features upon urban growth and applies

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk terbaik dengan mengkombinasikan pupuk kompos TKKS, kotoran ayam, arang sekam padi dengan pupuk NPK dosis

Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini antara lain memuat substansi pokok : kondisi kebutuhan dalam negeri, mekanisme pelaksanaan dan ketentuan harga,

1) PJPK mengeluarkan Surat Penetapan Pemenang Tunggal Pengadaan Badan Usaha sebagai pelaksana Proyek Kerjasama berdasarkan BAHN. 2) Pemenang tunggal yang ditetapkan

perbaikan mutu mutu pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan dari dari Berwick (2002). Berwick (2002) maka maka outsourching outsourching dapat

Pemberian pupuk NPK berbagai dosis pada jabon merah dengan media campuran tanah PMK, kompos dan pasir dengan perbandingan 2:1:1 tidak berpengaruh pada pertambahan

Penulis mengajukan sebuah kasus longitudinal dengan diagnosis thalassemia dengan hemosiderosis, epilepsi, penyakit jantung rematik, gizi kurang, severely stunted , dan

RTRWN RTRW Provinsi Riau RTRW Kota Pekanbaru Pertimbangan Kebutuhan Infrastruktur Regional Pertimbangan Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Perkotaan Pekanbaru Program Prioritas