• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Volume 2, No.2, November 2020 (1-9) htttp://e-journal.sttaw.ac.id/index.php/kaluteros

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Volume 2, No.2, November 2020 (1-9) htttp://e-journal.sttaw.ac.id/index.php/kaluteros"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 2, No.2, November 2020 (1-9)

htttp://e-journal.sttaw.ac.id/index.php/kaluteros

TIGA SIKAP JEMAAT VERSUS PELAYANAN PASTORAL

Agus widodo, M. Pd STT Adhi Wacana Surabaya aguswidodo.surabaya@gmail.com

Abstrack

The purpose of the research is to describes the truly problem inside pastoral ministry in the church. The, what is the challenge? Do the church are able to pass through the challenge or loose it? The research provide a full description about three main things which happen in pastoral ministry

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pembaca bahwa sebenarnya ada masalah dalam pelayanan pastoral didalam sebuah gereja. Apakah tantangan itu? dapatkah gereja Tuhan melewati tantangan itu atau justru ada didalamnya? Penelitian ini memberikan gambaran jelas bahwa sebenarnya ada tiga tantangan pokok dalam pelayanan pastoral

PENDAHULUAN

Gereja Tuhan pada masa kini diperhadapkan kepada berbagai macam tantangan yang berat. Pada awal tahun ini saja di seluruh dunia termasuk Indonesia diserang dengan wabah atau

(2)

pandemic virus Covid-19 atau Corona. Virus ini begitu mempengaruhi tatanan dunia dalam berbagai bidang. Semua terkena imbasnya tidak terkecuali. Banyak masyrakat menjerit sebab tekanan ekonomi yang begitu berat menghimpit yang dirasakan dalam berbagai bidang kehidupan.

Dari sisi gereja Tuhan pun tak terkecuali terkena imbas dari pandemic ini berupa pembatasan gerak dan aktifitas sebab ada pembatasan social berskala besar maupun sedang yang mengakibatkan gereja harus berpindah dari gedung gereja kepada rumah rumah jemaat. Semua kegiatan dipindahkan ke rumah rumah. Dan rumah berubah menjadi kantor, sekolah atau bahkan menjadi ruangan gereja untuk beribadah. Hal ini tidak dapat dihindari sebab pertimbangan virus ini yang menyerang manusia siapapun yang tidak berjaga jaga. Goncangan virus corona itu membuat segala bidang termasuk gereja mulai mencari alternative baru untuk membuat pekerjaan dan atau pelayanan tetap berjalan. Meskipun banyak menghadapi kendala tetapi optimism yang kuat akan terus membuat pekerjaan dan pelayanan tetap maju. Secara umum berbicara tentang tantangan maka akan ada banyak tantangan yang dialami termasuk gereja dengan segala permasalahan jemaat dan bidang pelayanan yang terkait.

Dalam penelitian ini saya akan memaparkan tiga tantangan pokok dalam pelayanan pastoral. Ada banyak tantangan dalam pelayanan pastoral tentunya akan tetapi saya mendapati bahwa tiga tantangan yang akan saya paparkan ini selalu dapat ditemui di gereja manapun. Tantangan ini secara khusus selalu dapat ditemukan dalam gereja pada umumnya.

1. Menolak/kurang respon terhadap pengajaran Firman Tuhan.

Gereja yang sehat dan dinamis adalah gereja yang memperhatikan aspek pengajarannya. Hal ini tidak berarti membiarkan pelayanan yang lain (maksudnya adalah keseimbangan pelayanan-pelayanan yang lain dengan pelayanan pengajaran). Pengajaran Alkitab yang

(3)

benar menjadi fondasi yang kuat bagi pelayanan gereja dan pertumbuhan kerohanian jemaat, akan tetapi jika jemaat mulai tidak suka dan “mempertanyakan” darimana pengajaran itu dan apa dasarnya, maka jemaat sudah ada rasa tidak percaya kepada gembala sidang dan ujung-ujungnya adalah jemaat pindah gereja. Ini adalah fenomena “kutu loncat” yaitu jemaat yang suka pindah-pindah gereja apabila di gereja yang satu tidak merasa puas, maka dia akan segera pindah ke gereja yang lain dengan satu tujuan yaitu hanya “memuaskan” telinganya. Tantangan pelayanan model ini sangat serius bagi gereja Tuhan dimanapun juga. Hamba Tuhan harus meminta karunia dari Allah untuk menuntun jemaat jemaat seperti ini untuk belajar menghormati Allah melalui respon yang benar terhadap Firman Tuhan yang disampaikan di mimbar.1

Gereja akan sedih jika banyak jemaat yang pindah gereja hanya oleh karena “merasa tidak puas” dengan pengajaran Firman Tuhan yang disampaikan oleh gembala sidangnya. Gembala sidang dan juga semua jemaat perlu untuk bersatu hati dalam kesatuan doa yang sungguh-sungguh untuk mendoakan jemaat yang lain yang mempunyai model seperti “kutu loncat” untuk bertobat dan sadar bahwa penggembalaan adalah sangat penting bagi jemaat dalam sebuah gereja. Adalah sebuah tugas pelayanan pastoral dari gembala atau jemaat yang lebih rohani atau penatua atau siapapun yang terbeban untuk mengingatkan mereka bahwa hal itu adalah salah dan perlu untuk segera bertobat.

2. Kurang setia dalam mengikuti ibadah doa.

Doa adalah merupakan nafas bagi kehidupan rohani sidang jemaat Tuhan dalam persekutuan pribadi dengan Tuhan. Gereja kami mengadakan ibadah doa puasa setiap hari selasa. Banyak sekali jemaat yang tidak datang dalam acara ibadah doa tersebut. Bila dibandingkan dengan ibadah pada hari lain, maka cukup besar sekali jumlah jemaat yang tidak datang dalam ibadah

1 Degroat, Chuck. Toughest People to Love: How to Understand, Lead, and Love the Difficul People in Your Life-Including Yourselfs. Grand Rapids: Eerdmans, 2014

(4)

doa. Ada banyak alasan yang bisa diajukan oleh masing-masing jemaat. Dari mulai sibuk, ada acara yang mendesak, dll sebagainya. Hal ini menurut saya adalah hanya alasan saja karena malas untuk berdoa. Bila hal ini diteruskan maka akan menjadi sebuah kebiasaan yang tidak baik karena menganggap bahwa ibadah doa tidak penting. Jika jemaat menganggap bahwa doa tidak penting maka bisa dipastikan bahwa rohani akan menjadi lemah dan malas untuk doa. Adalah suatu tugas jemaat atau gembala atau penatua untuk mengadakan pelayanan pastoral guna menjangkau orang-orang yang lemah dalam doa kepada Tuhan di gereja. Saya juga merasa terbeban untuk memberikan sedikit nasehat atau masukan kepada orang-orang yang mungkin saya kenal untuk suka kepada doa. Ada 1 atau 2 orang yang sedang saya doakan supaya mereka berubah menjadi cinta doa kepada Tuhan.

3. jemaat dalam gereja disadari atau tidak, suka membanding-bandingkan para pembicara Firman Tuhan

Disadari atau tidak sifat suka membanding-bandingkan seseorang dengan orang yang lain itu sangat kekanak-kanakan dan tidak dewasa. Dalam pergumulan gereja masih terdapati ada sebagian kecil jemaat yang masih suka membandingkan pembicara satu dengan pembicara yang Firman Tuhan yang lain. Ini masih tampak dalam cara mereka bicara yang tanpa sadar “suka menilai lebih” terhadap pembicara tertentu.. Banyak sekali komentar yang saya rasa tidak sopan dan terlalu berani untuk menilai membandingkan pembicara Firman Tuhan satu dengan yang lainnya. Ini adalah tantangan yang berat bagi pelayanan pastoral. Perlu banyak berdoa dan berpuasa agat Tuhan selalu tolong supaya orang-orang yang tidak dewasa tersebut bisa menjadi sadar dan kembali kepada jalan yang benar dalam Firman Tuhan dan tidak suka membanding-bandingkan antara pembicara Firman Tuhan satu dengan yang lain.

(5)

Sebagaimana diketahui bahwa tugas seorang pembicara Firman Tuhan adalah tugas yang mulia. Sering jemaat mengukur keberhasilan pembicara Firman Tuhan dengan ukuran yang salah yang arahnya hanya menyenangkan telinga pendengar. Kalau berkenan maka nilainya adalah sempurna tetapi bila tidak sesuai harapan mereka maka mereka akan menilai sangat rendah bahkan ada yang menghina pembicara tersebut, walaupun mungkin lewat batin. Para pembicara menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan diri memberitakan Firman Tuhan kepada jemaat sebab hamba Tuhan atau pembicara itu menyampaikan Firman yang adalah dari Allah saja.2 Selanjjutnya

dapat diamati bahwa timbul berbagai macam reaksi dari jemaat yang mendengar Firman Tuhan tersebut. Ada jemaat yang puas setelah mendengar Firman Tuhan dari satu orang pembicara akan tetapi disisi lain ada orang yang tidak puas sehingga mereka mencari alasan alasan untuk menghakimi pembicara itu menurut kehendak mereka.

Secara khusus ada Kelemahan-kelemahan yang ada dalam gereja atau tempat pelayanan yang berkaitan dengan pelayanan pastoral. Kelemahan kelemaham itu muncul dalam sikap sikap yang muncul dari jemaat yang ada dalam sebuah gereja.

Pertama, adanya sikap Jemaat yang satu acuh tak acuh dengan jemaat yang lain.

Dari hasil survey saya pribadi, saya merasa bahwa dalam jemaat di gereja ada sikap jemaat yang acuh tak acuh terhadap jemaat atau saudara seiman yang lain walaupun sama sama dalam satu gereja. Ada roh acuh tak acuh antara satu orang dengan orang yang lain. Ini mungkin oleh karena kebudayaan dari masyarakat kota yang hedonis dan mementingkan diri sendiri. Hal ini terlihat dalam sikap yang bisa saya lihat. Ini mungkin terasa sangat aneh, akan tetapi memang terjadi dan ini menunjukkan bahwa jemaat itu tidak rohani karena masih melihat “rupa” manusia dan memandang “pakaian” orang lain.

2 Cosgrave, Charles H and Edgerton, W. Dow. In Other Words: Incarnation Translation for Preaching. Grand Rapids: Eerdmans, 2007

(6)

Kedua, adanya sikap jemaat yang merasa bahwa gereja sendiri adalah yang paling benar dengan pengajaran tertentu sehingga menyebabkan memandang bahwa gereja lain kurang benar karena tidak berdasarkan pengajaran seperti di gereja sendiri. Merasa bahwa gerejanya sendiri yang paling benar diantara semua gereja Tuhan yang lain, ini adalah sebuah kesalahanyang sangat besar. Tuhan Yesus itu satu, tidak terbagi-bagi. Karena kepala gereja itu satu dan anggota tubuhNya sangat banyak yaitu gereja Tuhan sedunia. Jika satu gereja merasa benar dari gereja yang lain, maka secara tidak langsung bahwa gereja ini sudah menghakimi gereja Tuhan yang lain bahwa gereja yang lain itu salah dan berdasarkan kepada pengajaran yang tidak benar. Merasa paling benar adalah sebuah tindakan yang sangat salah sekali dan tidak dibenarkan oleh Firman Tuhan. Kepala dari setiap gereja adalah satu yaitu Kristus Yesus saja, tidak ada yang lain. Bila ada yang lain maka dia adalah Iblis saja. Oleh sebab itu sekarang ada gereja palsu yaitu gereja yang tergembala oleh roh lain yang bukan Yesus Kristus. Ada gembala yang lain yang siap menggembalakan gereja Tuhan yang tidak mau digembalakan oleh Yesus Kristus.

Ada beberapa kepentingan-kepentingan yang paling mendesak yang sangat diperlukan oleh gereja masa kini. Saat ini, seluruh gereja Tuhan sebenarnya kebutuhan yang paling mendasar dan sangat penting adalah pertama : penggembalaan. Dengan penggembalaan, maka jemaat-jemaat dalam gereja lokal tahu dan mengerti apa yang menjadi kewajiban dan tugas pokoknya sebagai anggota jemaat lokal dalam sebuah gereja yang baik.3 Tanpa adanya penggembalaan yang baik, maka jemaat akan

menjadi liar dan tidak tergembala, sama seperti domba yang tersesat dan tidak tergembala. Jemaat akan menjadi seperti “kutu loncat” yang berpindah dari satu gereja ke gereja yang lain, hanya karena mungkin tidak mau tergembala atau tersandung dengan jemaat yang lain. Dengan penggembalaan, semua kebutuhan

3

Oden, Thomas C. Pastorals Theoology: Essensials of Ministry, SanFransisco: HarperCollin Publishers, 1983.

(7)

jemaat akan terjawab dengan sempurna lewat perhatian dari gembala dan penatua serta jemaat-jemaat yang lain. Kuncinya adalah mau digembalakan dan tidak pindah sana dan sini. Kedua : pastoral care atau perhatian yang tulus dari gembala, penatua atau pemerhati jemaat, tim bezuk jemaat. Dengan ini, tugas dari pastoral akan terjawab dengan baik bila saling memperhatikan dan care dengan orang lain dalam satu gereja lokal. Kasih kepada sesama akan terjadi dan dapat dipraktekkan melalui perhatian yang tulus dari tim pemerhati jemaat kepada semua jemaat dalam gereja lokal dan tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain. Ketiga : saling mendoakan. doa adalah sarana yang ampuh untuk mengikutsertakan Tuhan dalam pastoral care gereja lokal. Semua yang tidak bisa dijangkau dengan usaha manusia dalam segi pastoral dapat diselesaikan lewat cara berdoa. Para pemimpin gereja, dalam hal ini adalah gembala sidang, penatua ataupun majelis gereja setempat mungkin sudah berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengadakan usaha pastoral care kepada jemaat, akan tetapi jika mendapati jalan buntu, maka hanya ada satu jalan lain yang bisa selesaikan semuanya yaitu melalui doa.

Ketiga, pelayanan Pastoral tanpa berlandaskan Theologia. Pelayanan pastoral yang tanpa berlandaskan teologia yang benar maka akan menjadi sebatas pelayanan kemanusiaan. Pelayanan pastoral yang benar harus berlandaskan kepada teologia yang benar.4 Sama seperti pelayanan sosial kemasyarakatan di

lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan yang hanya berorientasi kepada perhatian kemanusiaan tapi tidak ada arah yang secara rohani bisa dikenalkan satu jalan keselamatan didalam Yesus Kristus. Ketika gereja Berteologia tanpa Pastoral maka gereja atau jemaat Tuhan akan menjadi sebuah gereja yang berteologia tetapi tanpa pastoral yang baik maka gereja tersebut sama seperti tong kosong yang berbunyi nyaring. Artinya gereja mengkumandangkan tentang Kasih kepada sesama manusia akan tetapi semuanya hanya teori dan tidak ada praktek. Gereja Tuhan

4 Moon, Garry W., and David G. Benner, eds. Spiritual Direction and the Care of Souls: A Guide to Christian Approaches and Practices. Downers Grove: Intervarsity Press, 2004

(8)

tidak boleh hanya sebatas teori saja, akan tetapi harus diwujud-nyatakan dalam sebuah tindakan kasih yang nyata kepada semua lapisan masyarakat. sama seperti Tuhan Yesus mengasihi kepada semua orang tanpa membedakan satu dengan yang lainnya. Kasih Tuhan untuk semua orang berdosa.

Penutup

Sudah seharusnya jemaat Tuhan dalam sebuah gereja tampil menjadi jemaat jemaat yang baik, tampil menjadi teladan bagi jemaat yang lain. Tidak seharusnya jemaat justru menjadi batu sandungan bagi jemaat yang lain. Pada saat jemaat mengambil keputusan untuk tergembala dalam sebuah gereja maka sudah seharusnya jemaat sadar bahwa dirinya adalah terang dan garam yang dapat dilihat dan dirasakan bukan hanya oleh orang di luar gereja akan tetapi juga oleh jemaat jemaat didalam gereja lokal tempat dimana dirinya digembalakan gereja.

Ada banyak sikap negative yang bisa dilihat dalam diri jemaat jemaat Allah didalam sebuah gereja lokal tetapi harus diingat bahwa Tuhan Yesus Kristus memberikan sebuah teladan yang baik bahwa orang Kristen harus meniru teladan dari Kristus Yesus sendiri. Tiga sikap diatas adalah sikap yang tidak baik yang justru akan merusak persekutuan dalam sebuah gereja dimanapun berada. Apabila ada jemaat yang masih terlibat didalam tiga sikap itu sebaiknya harus segera bertobat sebab Tuhan Yesus mengasihi mereka dan menginginkan yang terbaik untuk jemaat dimanapun berada.

Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa, pertama, setiap gereja Tuhan dimanapun berada selalu berhadapan dengan banyak tantangan. Kedua, secara khusus tiga tantangan ini hampir selalu dapat ditemukan dalam sebuah gereja lokal dimanapun berada. Ketiga, dengan tantangan ini lalu gereja Tuhan tidak akan mengendurkan semangat melayani bila bertemu dengan golongan

(9)

orang orang seperti ini. Selalu ada duri dalam daging bahkan dalam pelayanan pastoral di gereja.

Daftar pustaka

Cosgrave, Charles H and Edgerton, W. Dow. In Other Words: Incarnation Translation for Preaching. Grand Rapids: Eerdmans, 2007

Degroat, Chuck. Toughest People to Love: How to Understand, Lead, and Love the Difficul People in Your Life-Including Yourselfs. Grand Rapids: Eerdmans, 2014 Oden, Thomas C. Pastorals Theoology: Essensials of

Ministry, SanFransisco: HarperCollin Publishers, 1983.

Moon, Garry W., and David G. Benner, eds. Spiritual Direction and the Care of Souls: A Guide to Christian Approaches and Practices. Downers Grove: Intervarsity Press, 2004

Referensi

Dokumen terkait

Dalam skema di atas menurut Muhammad Yamin gadai tanah menurut hukum adat dilakukan secara terang dan tunai, malu kalau disaksikan pihak ketiga dalam melakukan pinjaman,

Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Pada saat melakukan pengamatan yang diamati adalah sikap peserta didik dalam menerima materi pelajaran

Item-item pertanyaan Program Aplikasi Penggajian sebanyak 18 pertanyaan dan pengumpulan data dari 25 responden sehingga dapat diperoleh hasil analisis setiap item tersebut

Namun sistem proporsional dengan daftar terbuka adalah lebih baik karena memberikan kewenangan yang lebih besar bagi para pemilih untuk menentukan sendiri para caleg yang akan

2) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan

Dari penelitian yang berjudul Penerapan Metode SMART Dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Usaha Rakyat Pada Bank SUMUT, adapun peneliti memberikan

Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Taman Kanak-kanak Menurut Sekolah di Lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Jambi Tahun 2009/Number of School, Teachers, and

Selanjutnya kami ingin mengetahui jenis kelompok, lembaga, perkumpulan, organisasi, ataupun kegiatan lain di dalam desa ini yang diikuti oleh anggota rumah tangga yang berusia 18