• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat pengetahuan penggunaan obat generik pada mahasiswa farmasi dan non farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tingkat pengetahuan penggunaan obat generik pada mahasiswa farmasi dan non farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK PADA MAHASISWA FARMASI DAN NON FARMASI DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi. Oleh: Siwi Kristina Sari Matheus NIM : 148114159. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN JUDUL TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK PADA MAHASISWA FARMASI DAN NON FARMASI DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi. Oleh: Siwi Kristina Sari Matheus NIM : 148114159. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Segala Perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan padaku (Filipi 4:13) Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu (Amsal 16:3). Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing , menjaga, dan menuntun disetiap langkah dan perjuanganku Kedua orang tuaku, Bagus Hardjo dan Sukesi serta kedua kakak ku Yohanita dan Dewi Terima kasih yang selalu memberikan doa, semangat, cinta, kasih, dan sayang Almamater yang kubanggakan Universitas Sanata Dharma. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, rahmat, dan kasih-Nya yang selalu diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK PADA MAHASISWA FARMASI DAN NON FARMASI DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA” dengan baik dan lancar. Penulisan naskah skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Fakultas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. Selaku DPA dan Kepala Progam Pendidikan Fakultas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ibu Maria Wisnu Donowati,M.Si., Apt. dan Ibu Putu Dyana Christasani, M. Sc., Apt.selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam berbagai ilmu, pengetahuan, dan wawasan, serta telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk berdiskusi dan sangat sabar untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. dan Bapak Dr. Yosef Wijoyo , Apt. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun. 4. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Wakil Rektor I yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 6. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses perkuliahan. 7. Bapak Bagus Hardjo Wibowo Matheus, Ibu Sukesi Murdiningsih, kakak Yohanita Maria dan kakak Dewi arsi, serta seluruh keluarga tercinta penulis yang telah memberikan doa, semangat, motivasi, cinta, kasih, sayang, kesabaran, dan dukungan secara finansial dari awal hingga sampai selesai penyusunan skripsi. 8. Sahabat-sahabat FSMD 2014 dan seluruh angkatan 2014 yang telah bersamasama berproses di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Teman-teman KKN, yaitu Galih, Deon, Veny, Ika, Dina, Dista, dan Eca yang selalu memberikan semangat dan dukungan doa. 10. Sahabat-sahabat “sambat”, yaitu Nadia, Amon, Meme, Senja, dan Kokoh yang telah menemani dan memberikan semangat kepada penulis dalam proses penulisan skripsi. 11. Sahabat-sahabat Kos, Chendri dan Th chintya yang telah membantu penulis dalam pengambilan data.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI COVER .......................................................................................................................... i HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI........................................................................ iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iv HALAMAN PESEMBAHAN ....................................................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ vi LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... vii PRAKATA ..................................................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................................. x DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiii ABSTRAK ..................................................................................................................... xiv ABSTRACT ................................................................................................................... xv PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 METODE PENELITIAN............................................................................................... 2 Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian .................................................. 2 Sampel Penelitian, Teknik Sampling, Lokasi, dan Waktu ................................. 3 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 4 Tata Cara Penelitian ........................................................................................... 5 Analisis Hasil Penelitian .................................................................................... 5 HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................... 6 KESIMPULAN .............................................................................................................. 16 SARAN .......................................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18 LAMPIRAN ................................................................................................................... 21 BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................... 39. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel I.. Karakteristik subjek penelitian ........................................................... 6. Tabel II. Tingkat pengetahuan penggunaan obat generik ................................ 7 Tabel III. Dimensi I tingkat pengetahuan penggunaan obat generik ................. 8 Tabel IV. Dimensi II tingkat pengetahuan penggunaan obat generik ................ 10 Tabel V.. Dimensi III tingkat pengetahuan penggunaan obat generik ............... 12. Tabel IV. Dimensi IV tingkat pengetahuan penggunaan obat generik .............. 15. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar I.. Bagan jumlah responden ............................................................... 4. Gambar II.. Dimensi I ....................................................................................... 8. Gambar III. Dimensi II ...................................................................................... 10 Gambar IV. Dimensi III .................................................................................... 13 Gambar V.. Dimensi IV .................................................................................... 15. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data ....... 22. Lampiran 2. Ethical Clearance ..................................................................... 23. Lampiran 3. Lembar Pernyataan Validitas.................................................... 24. Lampiran 4. Uji Pemahaman Bahasa ............................................................ 29. Lampiran 5. Uji Reliabilitas .......................................................................... 31. Lampiran 6. Hasil Perhitungan Uji Mann-Whitney....................................... 32. Lampiran 7. Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden ......................... 33. Lampiran 8. Informed Consent ..................................................................... 34. Lampiran 9. Kuisioner Penelitian ................................................................. 35. Lampiran 10. Dokumentasi ............................................................................. 37. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. Obat Generik adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Permasalahan yang terjadi pada masyarakat selama ini adalah mereka masih menganggap bahwa obat generik adalah obat yang murah dan tidak berkualitas.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan obat generik mahasiswa farmasi dan non farmasi di Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan penelitian jenis analitik observasional dengan rancangan cross sectional.Responden dalam penelitian ini berjumlah 109 responden, terdiri dari 55 mahasiswa farmasi dan 54 mahasiswa non farmasi.Teknik. pengambilan. sampel. yang. digunakan. non. random. sampling.Instrumen penelitian ini adalah berupa alat tulis dan kuisioner yang telah dibuat oleh peneliti.Normalitas data diuji menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan hasil data tidak terdistribusi normal (p<0,001).Untuk melihat perbedaan tingkat pengetahuan penggunaan obat generik pada mahasiswa farmasi dan non farmasi digunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan penggunaan obat generik pada mahasiswa farmasi dan non farmasi (p<0,001). Rerata tingkat pengetahuan tentang obat generik pada mahasiswa farmasi lebih tinggi dibandingkan mahasiswa non farmasi, dengan perbandingannilai rerata pada mahasiswa farmasi sebesar 77,99sedangkan mahasiswa non farmasi sebesar 31,58.. Kata Kunci: Obat Generik, Mahasiswa, Pengetahuan.. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Generic is a medicine with the official International name NonProprietary Names (INN), stipulated in the Indonesian Pharmacopoeia or other standard books for the nutritious substances they contain. The problem that occurs in the community so far is that they still think that generic medicine is cheap and it is not a medicine that has high quality. The purpose of this research is to know the description of generic medicine knowledge of pharmacy and non-pharmacy students at Sanata Dharma University. This research is an observational analytic study with the crosssectional method. Respondents in this study were 109 respondents, including 55 pharmacy students and 54 non-pharmacy students. The sampling technique used is non-random sampling. This research instrument is in the form of stationery and questionnaires that have been made by the researcher. The data were tested using Kolmogorov-Smirnov with the results of data not normally distributed (p <0.001). The Mann-Whitney test is used to see the difference in the level of knowledge of the use of generic medicine in pharmacy and non-pharmacy students. The results showed that there was a significant difference between the level of knowledge of the use of generic medicine in pharmacy and non-pharmacy students (p <0.001). The average level of knowledge about generic medicine in pharmacy students is higher than non-pharmacy students, with a comparison of average scores in pharmacy students is 77.99, while non-pharmacy students are 31.58.. Keywords: Generic Medicine, Students, Knowledge.. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.. PENDAHULUAN Obat Generik adalah obat dengan nama resmi International Non. Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Obat Generik Bermerek/Bernama Dagang adalah obat generik dengan nama dagang yang menggunakan nama milik produsen obat yang bersangkutan. Sedangkan obat paten adalah obat yang masih mempunyai hak patennya. Pada dasarnya, obat generik merupakan salah satu sediaan farmasi yang telah memenuhi persyaratan farmakope serta melewati proses pembuatan sesuai Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun turut mengawasi standar umum tersebut. Hal ini yang membedakan dengan obat bermerek dan banyak dipromosikan. Pada umumnya pemilihan kadar kandungan dalam rentang standar farmakope (Kemenkes RI, 2010). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar informasi pengetahuan masyarakat tentang obat generik, dalam skala nasional menunjukkan 31,9% masyarakat yang mengetahui atau pernah mendengar tentang obat generik. Sejumlah 85,9% tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang obat generik. Sedangkan masyarakat Indonesia yang memiliki pengetahuan yang benar tentang obat generik sebesar 14,1% (Kemenkes RI, 2013). Hal itu membuktikan bahwa banyak masyarakat belum mempunyai pengetahuan yang benar tentang Obat Generik. Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya, sedangkan menurut Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung 2 aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Permasalahan yang terjadi pada masyarakat selama ini adalah mereka masih menganggap bahwa obat generik adalah obat yang murah dan tidak berkualitas. Hal itu disebabkan oleh kurangnya edukasi dan sosiali dasar lebih. 1.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. lanjut terhadap obat generik. Selain itu, selama ini masih banyak pihak medis yang memilih untuk meresepkan obat selain generik karena adanya unsur financial incentives. Dengan kondisi tersebut, Menteri Kesehatan mengeluarkan peraturan tentang kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan pemerintah dengan peraturan Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010. Dengan demikian semua lapisan masyarakat dapat mencapai tingkat kesehatan yang baik (Kemenkes RI, 2010). Mahasiswa farmasi merupakan calon tenaga kesehatan yang akan bertugas dan bertanggung jawab dalam memberikan informasi obat. Hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan Qodria (2016) menunjukkan bahwa mahasiswa kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa non kesehatan (p<0,001). Begitu juga dengan hasil penelitian Debora (2018) didapatkan perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi, dan pengalaman pada mahasiswa kedokteran dan non kedokteran terhadap penggunaan obat generik. Berdasarkan fenomena tersebut diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang penggunaan obat generik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran. pengetahuan. dan. perbedaan tingkat. pengetahuan. mahasiswa farmasi dan non farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tentang penggunaan obat generik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan tingkat pengetahuan tentang obat generik mahasiswa farmasi dan non farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 2.. METODE PENELITIAN a.. Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian jenis analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mahasiswa farmasi dan non farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mahasiswa non farmasi terdiri dari mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yaitu mahasiswa dari Prodi Psikologi, Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Biologi, Pendidikan Bimbingan Konseling, Teknik Informatika, Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Matematika.. 2.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Variabel tergantung adalah tingkat pengetahuan responden terhadap obat generik. Variabel pengacau yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah informasi yang telah diperoleh responden baik melalui pendidikan formal maupun informal mengenai obat generik. b.. Sampel Penelitian, Teknik Sampling, Lokasi, dan Waktu. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogakarta. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif yang berada di Universitas Sanata Dharma, pada Tahun Ajaran 2017/2018, yang berusia 18-20 tahun, pernah menggunakan obat, dan bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi adalah responden yang mengisi kuisioner tidak lengkap. Teknik pengambilan sampel yang digunakan non random sampling, yaitu. Quota Sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019, setelah. mendapatkan surat ijin dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (nomor 067/WR I/F/IV/2019, terlampir pada lampiran 1). Ethical Clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (nomor 972/C.16/FK/2019, terlampir pada lampiran 2). Perhitungan besar sampel minimal dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Sani, 2016) .. 𝑛=. 2315 1+(2315 𝑥 0,12. = 95.86 ≈ 96 orang. Untuk mengantisipasi hilangnya responden karena masuk kriteria eksklusi, maka jumlah sampel ditambahkan 10%, sehingga jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 106 orang. Total jumlah calon responden yang dihubungi dan memenuhi inklusi adalah sebesar 114 orang, namun 5 diantaranya tidak mengisi kuisioner dengan lengkap. Dengan demikian jumlah total responden adalah 109 responden yang terdiri dari 55 mahasiswa farmasi dan 54 terdiri dari mahasiswa non farmasi. Detail perolehan responden dapat digambarkan dalam bagan berikut:. 3.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 114 Calon responden memenuhi kriteria inklusi. 5 Teresklusi Tidak mengisi kuisioner dengan lengkap.. 109 Responden Gambar I. Bagan Jumlah Responden. c.. Instrumen Penelitian. Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah berupa kuisioner yang telah dibuat oleh peneliti. Kuisioner ini digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data yang berisi tentang pengetahuan tentang obat generik. Kuisioner dilengkapi dengan pengisian biodata responden, yang berupa nama dan nim, usia, pendidikan terakhir, dan prodi/ fakultas responden. Kuisioner ini telah melalui uji validitas kontent oleh Expert Judgement, yaitu apoteker yang memiliki kompetensi untuk menilai konten kuisioner berdasarkan literatur yang ada. Hasil uji validitas kontent terlampir dalam lampiran 3. Setelah kuisioner dinyatakan valid, uji kuisioner dilanjutkan dengan uji pemahaman bahasa. Uji pemahaman bahasa dilakukan pada 3 mahasiswa farmasi dan 3 mahasiswa non farmasi yang memiliki karakterisktik yang serupa dengan responden. Hasil uji pemahaman bahasa terlampir pada lampiran 4. Uji reliabilitas juga dilakukan pada 15 mahasiswa farmasi dan 15 mahasiswa non farmasi, yang memiliki kriteria sama dengan responden penelitian. Kuisioner yang berisi 16 pernyataan mendapatkan hasil uji reliabilitas sebesar Alpha Cronbach 0.503 (r alpha < 0.6). Alpha Cronbach yang kurang dari 0,6 berarti pernyataan tersebut belum reliabel, hal ini disebabkan karena beberapa item kuisioner belum valid secara statistik. Maka item kuisioner yang tidak valid dihapus. Sehingga jumlah pernyataan yang digunakan dalam penelitian berjumlah 14 pernyataan. Kuisioner dengan 14 pernyataan mempunyai hasil perhitungan Alpha Cronbach 0.664 (r alpha > 0.6).. 4.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. d.. Tata Cara Penelitian. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuisioner dan alat tulis kepada responden yang telah sesuai dengan kriteria inklusi. Pengambilan data ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta selama bulan Mei 2019. Calon responden yang bersedia mengikuti penelitian ini sebelum mengisi kuisioner diberi penjelasan terkait tujuan penelitian. Calon responden diminta menandatangani informed consent sebagai bentuk persetujuan partisipasi dalam penelitian. e.. Analisis Hasil Penelitian. Data pengetahuan obat generik diperoleh menggunakan kuisioner yang telah diisi lengkap oleh responden. Data yang telah diperoleh kemudian dikoding dan dimasukkan dalam Worksheet Excel. Data ini dihitung untuk nilai jawaban yang benar setiap responden. Hasil nilai dari setiap responden akan diolah menggunakan alat hitung komputer. Uji normalitas data reponden dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov data tidak terdistribusi normal, dengan nilai kelompok responden farmasi p-value 0.000 dan nilai kelompok responden non farmasi memperoleh p-value 0.021. Jika semua data yang didapatkan terdistribusi normal maka dapat dilakukan uji T, sebaliknya jika salah satu data yang didapatkan tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney U dengan taraf kepercayaan 95% agar dapat diketahui apakah ada perbedaan data antar kelompok. Didapat nilai p-value / Sig < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara dua kelompok data, sedangkan jika yang didapat nilai p-value / Sig > 0,05 maka menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna antara dua kelompok (Istyastono, 2016). Data dari penelitian ini menggunakan uji Mann-Whitney U, nilai p-value yang diperoleh adalah <0,001. Data penelitian ini mempunyai arti bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok responden farmasi dan non farmasi.. 5.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pada penelitian ini terdapat 55 responden yang merupakan mahasiswa. farmasi dan mahasiswa non farmasi 54 responden. Detail data karakteristik responden tersaji dalam tabel I berikut:. Tabel I. Karakteristik subjek penelitian Karakteristik Usia 18 19 20 Semester II IV Pendidikan Terakhir SMA SMK. Farmasi (n=55)(%). Non Farmasi (n=54)(%). Total (%). 14 (25,4) 31 (56,4) 10 (18,2). 6 (11,2) 24 (44,4) 24 (44,4). 20 (18,35) 55 (50,46) 34 (31,19). 39 (70,9) 16 (29,1). 25 (46,3) 29 (53,7). 64 (58,72) 45( 41,28). 51 (92,7) 4 (7,3). 52 (96,3) 2 (3,7). 103 (94,49) 6 (5,50). Berdasarkan tabel I, diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 19 tahun (50,46%), sedang menempuh semester II (58,72%) dengan pendidikan terakhir SMA (94,49%). Dengan bertambahnya usia seseorang, maka seseorang akan mengalami peningkatan sesuai dengan pengetahuan maupun pengalaman yang didapatkan (Supriyadi, 2015). Mahasiswa dari program pendidikan diluar farmasi yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dari Teknik Informatika sebanyak 9 orang (8,3%), Pendidikan Matematika sebanyak 8 orang (7,3%), Matematika 3 orang (2,7%), Psikologi sebanyak 14 orang (12,8%), Bimbingan Konseling sebanyak 12 orang (11%), Pendidikan Fisika 2 orang (1,8%), Pendidikan Biologi sebanyak 2 orang (1,8%), dan Teknik Elektro sebanyak 4 orang (3,7%).. 6.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat Generik Responden Tingkat pengetahuan penggunaan obat generik responden kelompok farmasi dan non farmasi dituliskan pada tabel II berikut:. Tabel II. Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat Generik Kelompok Mahasiswa Farmasi Non Farmasi. N 55 54. Rerata 77,99 31,58. Nilai p <0,001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan obat generik pada mahasiswa farmasi dan non farmasi (p<0,001). Mahasiswa farmasi mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa non farmasi. Nilai rata-rata tingkat pengetahuan yang dilihat dari mahasiswa farmasi yaitu sebesar 77,99 dan mahasiswa non farmasi sebesar 31,58. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Qodria (2016) tentang “Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan Pengalaman Penggunaan Obat Generik di Kalangan Mahasiswa Kesehatan dan Non Kesehatan di Universitas Jember”, yang dimana hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang obat generik pada mahasiswa kesehatan dan non kesehatan (p<0,001), dengan rata-rata tingkat pengetahuan tentang obat generik yang diperoleh mahasiswa kesehatan sebesar 4,63 dan mahasiswa non kesehatan sebesar 2,31. Pada penelitian ini terdapat 4 dimensi untuk mengukur pengetahuan responden tentang obat generik. Dimensi I adalah definisi obat generik, dimensi II adalah manfaat obat generik, dimensi III adalah kebijakan obat generik, dan dimensi IV adalah penggolongan obat generik.. 7.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B.1. Tingkat pengetahuan pada dimensi I: Definisi Obat Generik. Tabel III. Dimensi I: Definisi Obat Generik Kelompok Mahasiswa Farmasi Non Farmasi. N 55 54. Rerata 62.28 47.58. Nilai p 0,008. Gambar II. Dimensi I: Definisi Obat Generik. Berdasarkan hasil uji dengan Mann-Whitney diperoleh nilai p yang 0,008, berarti terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan tentang definisi obat generik pada mahasiswa farmasi dan non farmasi. Mahasiswa farmasi mempunyai tingkat pengetahuan lebih tinggi dengan nilai rata-rata 62,28 dibandingkan dengan mahasiswa non farmasi yang mempunyai nilai rata-rata 47,58. Untuk mengukur tingkat pengtahuan tentang definisi obat generik digunakan 3 pernyataan, yaitu pada nomor 1, 7, dan 10. Pernyataan nomor 1 tentang, “Obat generik merupakan obat yang belum habis masa patennya”. Jumlah mahasiswa farmasi yang menjawab benar sebanyak 39 orang sedangkan mahasiswa non farmasi yang menjawab benar sebanyak 18 orang. Menurut peraturan menteri kesehatan nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010, obat generik. 8.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Obat paten adalah obat yang masih memiliki hak paten. Masa hak paten berlaku selama 20 tahun atau 10 tahun, menurut perundang-undangan Republik Indonesia nomor 14 tahun 2001 tentang paten. Obat generik ini disebut sebagai obat yang sudah tidak dilindungi oleh hak paten, atau obat yang masa patennya telah berakhir. Dengan demikian mahasiswa non farmasi tidak mendapatkan informasi atau pengetahuan tentang definisi obat generik yang tidak boleh diproduksi jika masa paten masih berlaku, kecuali mempunyai perjanjian dengan pemilik patennya. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan mahasiswa farmasi yang mendapat informasi atau materi tersebut dalam mata kuliah Farmasetika dasar di semester I. Pernyataan nomor 7 tentang, “Obat generik memiliki nama yang sama dengan kandungan zat berkhasiat didalamnya, sesuai nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia”. Jumlah mahasiswa farmasi yang menjawab benar sebanyak 54 orang sedangkan mahasiswa non farmasi yang menjawab benar 46 orang. Obat generik ini diambil dari nama zat aktif yang terkandung didalam obat tersebut, seperti paracetamol, asam mefenamat, amoxicillin, dan sebagainya. Responden mahasiswa non farmasi dengan total 54 responden, sebagian besar telah menjawab benar pada pernyataan ini. Hal ini sebabkan karena, mahasiswa non farmasi mempunyai pengalaman dan informasi tentang obat generik. Pengalaman pada saat sakit dan memperoleh dari apotek atau fasilitas kesehatan lainnya yang pada saat pengambilan obat telah dijelaskan mengenai obat generik tersebut. Dan pernyataan nomor 10 mahasiswa non farmasi yang menjawab benar 36 orang dibandingkan dengan mahasiswa farmasi yang menjawab benar 35 orang. Pernyataan nomor 10 “Obat generik bukan merupakan obat program dari pemerintah”. Pada pernyataan ini jumlah mahasiswa non farmasi yang menjawab benar lebih tinggi, hal ini mungkin disebabkan karena mahasiswa farmasi yang diambil sebagai responden merupakan mahasiswa semester 2 dan 4, dan yang belum mendapatkan materi mendalam tentang obat generik. Pernyataan 10 terkait. 9.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. tentang peraturan pemerintah tentang obat generik sebagai obat program pemerintah, dimana mahasiswa farmasi juga belum menempuh mata kuliah peraturan undang-undangan atau legalitas kefarmasian.. Menurut Permenkes. nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah, dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota wajib membuat perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyediaan, pengelolaan dan pendistribusian obat kepada puskesmas dan pelayanan kesehatan lain. Hal tersebut obat generik harus diwajibkan diberikan kepada masyarakat, jika pemerintah melanggar peraturan tersebut akan dikenakan peringatan lisan ataupun tertulis.. B.2. Tingkat pengetahuan pada dimensi II: Manfaat Obat Generik Tabel IV Dimensi II: Manfaat Obat Generik Kelompok Mahasiswa Farmasi Non Farmasi. N 55 54. Rerata 73,68 35,97. Gambar III. Dimensi II: Manfaat Obat Generik. 10. Nilai p <0,001.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan MannWhitney diperoleh nilai p<0,001, berarti data tersebut mempunyai perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan masing-masing responden. Mahasiswa farmasi mempunyai tingkat pengetahuan dengan rata-rata 73,68 lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa non farmasi yang mempunyai rata-rata 35,97. Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang penggunaan obat generik digunakan 5 pernyataan yaitu pada nomor 3, 6, 9, 12, dan 14. Pernyataan nomor 3 tentang “Mutu dan kualitas obat generik tidak sama dengan obat bermerek karena harga lebih murah”. Jumlah mahasiswa farmasi memperoleh jawaban nilai benar sebanyak 43 orang dan mahasiswa non farmasi sebanyak 25 orang. Mutu (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia) diartikan sebagai (ukuran) baik buruk suatu benda, kadar, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya). Mutu obat generik tidak berbeda dengan obat bermerek atau obat paten karena bahan bakunya sama. Harga obat generik lebih murah dibandingkan dengan obat bermerek karena beberapa hal, salah satunya adalah harga obat generik dikendalikan oleh pemerintah sedangkan harga obat bermerek dipengaruhi oleh biaya kemasan dan biaya promosi atau iklan. Obat-obat generik biasanya lebih murah karena perusahaan obat tidak memerlukan pengujian yang ekstensif karena obat-obat ini telah menjalani uji keamanan dan efektivitas oleh perusahaan farmasi yang pertama kali menemukannya (Kee dan Hayes, 1996). Pernyataan nomor 6 tentang “Obat generik dan obat bermerek memiliki manfaat yang sama karena kandungan zat aktifnya sama”. Mahasiswa farmasi memperoleh nilai jawaban benar sebanyak 54 orang dan mahasiswa non farmasi sebanyak 34 orang. Nama generik merupakan nama obat “resmi”, atau nama obat yang tidak hanya dimiliki pihak tertentu. Sedangkan nama merek atau nama dagang, nama yang hanya dimiliki oleh suatu pihak tertentu, dipilih oleh perusahaan obat dan biasanya merupakan merek terdaftar yang dimiliki perusahaan tertentu (Kee dan Hayes, 1996). Keduanya memiliki manfaat yang sama karena kandungan zat aktifnya (komponen utama obat), antara obat generik dan obat bermerek adalah sama . Kemudian pernyataan nomor 9 tentang “Obat generik memiliki mutu atau kualitas yang sama dengan obat bermerek”.. 11.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Mahasiswa farmasi memperoleh jawaban nilai benar sebanyak 46 orang dan mahasiswa non farmasi sebanyak 25 orang. Kualitas obat generik tidak kalah dengan obat bermerek karena obat generik memenuhi persyaratan dalam Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan lulus uji bioavailabilitas/ bioekivalensi (BA/BE) seperti yang distandarkan oleh BPOM. Pernyataan nomor 14 tentang “Terdapat perbedaan khasiat antara obat generik dan obat bermerek”. Mahasiswa farmasi memperoleh nilai jawaban benar sebanyak 52 orang dan mahasiswa non farmasi sebanyak 17 orang. Khasiat (dalam KBBI) merupakan faedah, atau kegunaan yang bersifat khas. Khasiat obat generik sendiri tidak kalah bagus dari obat paten, karena obat generik juga memiliki kandungan zat aktif serta tingkat efektivitas yang sama dengan obat paten. Pernyataan nomor 12 tentang “Obat generik bermanfaat secara ekonomis untuk. masyarakat. golongan. menengah. kebawah”.. Mahasiswa. farmasi. memperoleh jawaban nilai benar sebanyak 54 orang dan mahasiswa non farmasi 51 orang. Selisih jawaban benar antara mahasiswa farmasi dan non farmasi pada pernyataan nomor 12 sangat sedikit, yang berarti mahasiswa non farmasi sudah memahami tentang manfaat obat generik secara benar. Obat generik ini tidak hanya untuk masyarakat yang golongan menengah kebawah saja tetapi untuk semua kalangan, tetapi sering hal masyarakat untuk salah mempersepsikan hal tersebut. Namun pada penelitian ini, terutama pada pernyataan nomor 12 ini mahasiswa non farmasi sudah memahami tentang hal tersebut.. B.3. Tingkat pengetahuan pada dimensi III: Kebijakan Obat Generik Tabel V. Dimensi III: Kebijakan Obat Generik Kelompok Mahasiswa. N. Rerata. Farmasi Non Farmasi. 55 54. 74,17 35,47. 12. Nilai p <0,001.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar IV. Dimensi III: Kebijakan Obat Generik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Dimensi III adalah tentang kebijakan obat generik yang menggunakan Mann-Whitney diperoleh nilai p <0,001, berarti data tersebut mempunyai perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan masing-masing responden. Mahasiswa farmasi mempunyai tingkat pengetahuan dengan rata-rata 74,17 lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa non farmasi yang mempunyai rata-rata 35,47. Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang kebijakan obat generik digunakan 4 pernyataan yaitu pada nomor 2, 4, 11 dan 13. Pernyataan nomor 2 tentang “Obat generik diproduksi untuk mengendalikan harga obat”. Mahasiswa farmasi mendapatkan jawaban nilai benar sebanyak 51 orang dan mahasiwa non farmasi mendapatkan jawaban nilai benar sebanyak 45 orang. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor HK.02.02/MENKES/068/II/2010, bahwa Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota wajib menyediakan obat esensial dengan nama generik untuk kebutuhan Puskesmas dan Unit Pelaksana Teknis lainnya sesuai kebutuhan. Obat-obat generik biasanya lebih murah karena perusahaan obat tidak memerlukan pengujian yang ekstensif karena obat-obat ini telah menjalani uji keamanan dan efektivitas oleh perusahaan farmasi yang pertama kali menemukannya.. 13.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pernyataan nomor 4 tentang “Apoteker tidak dapat mengganti obat generik menjadi merek dagang”. Mahasiswa farmasi mendapatkan nilai jawaban benar sebanyak 44 orang dan mahasiswa non farmasi sebanyak 6 orang. Pernyataan nomor 4 tentang “Apoteker tidak dapat mengganti obat generik menjadi merek dagang”. Mahasiswa farmasi mendapatkan nilai jawaban benar sebanyak 44 orang dan mahasiswa non farmasi sebanyak 6 orang. Menurut Permenkes nomor 9 tahun 2017 tentang apotek Bab IV tentang penyelenggaraan Pasal 21 ayat 3, “Dalam hal obat yang diresepkan tidak tersedia di Apotek atau pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam Resep, Apoteker dapat mengganti obat setelah berkonsultasi dengan dokter penulis Resep untuk pemilihan obat lain”. Mahasiswa non farmasi yang menjawab benar sebanyak 6 orang, maka dapat disimpulkan belum paham jika obat generik dapat diganti dengan obat merek dagang lainnya, jika obat tersebut tidak tersedia di unit fasilitas kesehatan dan telah mendapatkan persetujuan dari dokter penulis resep. Pernyataan nomor 11 tentang “Obat generik tersedia di unit pelayanan kesehatan yang dimiliki pemerintah”. Mahasiswa farmasi mendapatkan nilai jawaban benar sebanyak 55 orang sedangkan mahasiswa non farmasi sebanyak 45 orang. Menurut Permenkes nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Pada mahasiswa farmasi telah mengerti jika obat generik tersedia di unit pelayanan kesehatan, tetapi mahasiswa non farmasi belum mengerti semua. Hal tersebut mungkin mahasiswa non farmasi telah memperoleh obat generik di unit pelayanan kesehatan, tetapi mereka tidak mengerti bahwa yang diberikan obat generik. Pernyataan nomor 13 tentang “resep dokter yang berisi obat merek dagang tidak dapat digantikan dengan obat generik”. Mahasiswa farmasi memperoleh nilai jawaban benar sebanyak 45 orang sedangkan mahasiswa non farmasi sebanyak 20 orang. Dimensi III ini mahasiswa farmasi lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa non farmasi. Menurut permenkes nomor 9 tahun 2017 tentang apotek Bab IV tentang penyelenggaraan Pasal 21 ayat 2 “Dalam hal obat yang diresepkan terdapat obat merek dagang, maka Apoteker dapat. 14.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien”. Pada pernyataan ini obat generik dapat digantikan apabila komponen aktifnya sama. mahasiswa non farmasi hampir setengah telah menjawab benar. Dengan demikian mahasiswa non farmasipun telah mengetahui informasi tersebut. B.4. Tingkat pengetahuan pada dimensi IV: Penggolongan Obat Generik. Tabel VI. Dimensi IV: Penggolongan Obat Generik Kelompok Mahasiswa Farmasi Non Farmasi. N 55 54. Rerata 72,02 37,67. Nilai p <0,001. Gambar V.Dimensi IV: Penggolongan Obat Generik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Mann-Whitney diperoleh nilai p<0,001, berarti data tersebut mempunyai perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan masing-masing responden. Mahasiswa farmasi mempunyai tingkat pengetahuan dengan rata-rata 72,02 lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa non farmasi yang mempunyai rata-rata 37,67.. 15.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang penggunaan obat generik responden digunakan 2 yaitu pada nomor 5 dan nomor 8. Pernyataan nomor 5 tentang “Panadol, Mylanta, dan Promag dikategorikan sebagai obat generik”. Mahasiswa farmasi memperoleh nilai jawaban benar sebanyak 47 orang dan mahasiswa non farmasi sebanyak 11 orang. Pernyataan nomor 8 tentang “Obat generik bermerek dipasarkan dengan menggunakan nama zat aktif”. Mahasiswa farmasi memperoleh nilai jawaban benar sebanyak 46 orang dan mahasiswa non farmasi memperoleh sebanyak 31 orang. Pada semua obat baik obat bermerek maupun obat generik, baik yang berisi zat tunggal maupun yang campuran semuanya memiliki nama kimia (Widjajanti, 1988). Sebagai contoh Amoksisilin yang dikenal sebagai nama generik dari Amoxil atau nama latinnya Amoxicillinum. Obat tersebut merupakan antibiotik dengan zat aktif Asam (2S,5R,6R)-6-[(R)-(-)-2-amino-2-(p-hidroksifenil)asetamido]-3,3-dimetil-7-okso4-tia-1-azabisiklo[3,2,0]-heptana-2-karbosila trihidrat (Athijah, 2011). Adapun contoh obat generik lainnya yaitu Asetosal dengan nama kimia Asam Asetilosalisilat, Vitamin C dengan nama kimia Asam Askorbinat, dan Kloramfenikol dengan nama kimia p-nitrofenil-2dikloroaset-amidopropanediol1,3 (Widjajanti, 1988). Pada Dimensi IV ini dapat terlihat bahwa mahasiswa non farmasi banyak yang belum mengetahui tentang penggolongan obat, khususnya obat generik. Hal tersebut dikarenakan kurangnya informasi serta pengetahuan yang diperoleh. Sedangkan sebagian besar mahasiswa farmasi mengetahui tentang penggolongan obat karena telah mendapatkan pengetahuan melalui mata kuliah yang diajarkan, yaitu mata kuliah Farmakologi.. 4.. KESIMPULAN DAN SARAN a.. Kesimpulan. Hasil pada penelitian ini yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan penggunaan obat generik pada mahasiswa farmasi dan non farmasi (p<0,001). Rerata tingkat pengetahuan tentang obat generik pada mahasiswa farmasi lebih tinggi dari mahasiswa non. 16.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. farmasi, dengan perbandingan nilai rerata pada mahasiswa farmasi sebesar 77,99 sedangkan mahasiswa non farmasi sebesar 31,58.. b.. Saran. Penelitian. selanjutnya. tidak. hanya. melihat. perbedaan. tingkat. pengetahuan mahasiswa farmasi dan non farmasi tetapi juga pemberian intervensi edukasi pengetahuan obat generik pada mahasiswa non farmasi. Karena berdasarkan temuan pada saat pemberian instrumen pada mahasiswa non farmasi banyak pertanyaan terkait obat generik.. 17.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA. Athijah, Umi, 2011. Buku Ajar Preskripsi Obat dan Resep Jilid 1. Universitas Airlangga, Surabaya. Budiman dan Riyanto, 2013. Kapita Selekta Kuesioner : Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika, Jakarta. Cahyono, 2018, Satistika Terapan & Indikator Kesehatan. Dee Publish, Yogyakarta. Cohen, L., et al, 2007. Research Methods In Education (Sixth Edition). New York. Routledge. Dinkes. Kalbar,. 2018.. Pengertian. Obat. Generik. dan. Obat. Paten.. https://dinkes.kalbarprov.go.id/pengertian-obat-generik-dan-obat-paten/. ,. diakses pada tanggal 12 februari 2019 pukul 20.25 WIB. Dahlan, 2016. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika, Jakarta. Debora, 2018. Perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi, dan pengalaman terhadap penggunaan obat generik pada mahasiswa kedokteran dan non kedokteran di universitas Lampung. Majority, 7(2). Effendi dan Tukiran, 2012. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta. Hermansyah, A. Athiyah, U, Setiawan, C. D dan Mufarrihah, 2013. Are Patients Willing To Ask for Generic Drug Substitution ?. International Journal of Pharmacy Teaching & Practiches, 4(4) : 832-837. Husein, 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi II. Jakarta : Rajawali Pers, Jakarta. Istyastono, E.P. 2016. Uji Statistik di Ilmu Farmasi dengan Program Statistika Komputasional R. Yogyakarta : Sanata Dharma University Press, hal. 2223, 48-53. Kee, J.L. dan Hayes, E.R.,1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.. 18.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kemenkes RI, 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Jakarta Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2013. Jakarta. Kemenkes RI, 2015. Peraturan Mentri Kesehatan Repunlik Indonesia Nomor 98 Tahun 2015 tentang Pemberian Informasi Harga Eceran Tertinggi Obat. Jakarta Kemenkes RI, 2017. Peraturan Mentri Kesehatan Repunlik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek. Jakarta Larasanty, 2016. Tingkat kepuasan pasien terhadap penggunaan obat generik dan obat generik bermerek (branded generic) pada pasien rawat jalan di badan rumah sakit umum tabanan. Jurnal Farmasi Udayana, 5(1), 24-27. Morison, 2015. Analisis tingkat pengetahuan dan persepsi masyarakat kota singkawang terhadap obat generic. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, 4(1), hlm 39–48. Notoatmodjo, S, 2010. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Qodria, 2016. Perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi, dan pengalaman penggunaan obat generik di kalangan mahasiswa kesehatan dan non kesehatan di universitas Jember. Skripsi. Universitas Jember. Sani, F., 2016. Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperimental. Dee Publish, Yogyakarta. Supriyadi, 2015. Lanjut Usia dan Permasalahannya. Jurnal PPKn & Hukum. 10(2), 84-94. WHO, 2014. Generic Drugs. http://www.who.int/trade/glossary/story034/en/. Diakses pada tanggal 7 November 2018. Wawan dan Dewi, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Nuha Medika, Yogyakarta. Widjajanti, N., 1988, Obat-Obatan, Yogyakarta, Kanisius.. 19.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Widodo, 2004. Panduan Keluarga Memilih & Menggunakan Obat. Kreasi Wacana, Yogyakarta.. 20.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN. 21.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 1. Surat Permohonan izin Penelitian dan Pengambilan Data. 22.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 2. Ethical Clereance. 23.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 3. Lembar Pernyataan Validitas. 24.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 4. Uji pemahaman bahasa. 29.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 5. Uji reliabilitas. 31.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 6. Hasil Perhitungan Uji Mann-Whitney a. Hasil Data Perbandingan Mahasiswa Farmasi dan Non Farmasi. b. Hasil Data Perbandingan Mahasiswa Farmasi dan Non Farmasi Setiap Dimensi. 32.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 7. Lembar Penjelasan kepada Calon Subjek LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN KEPADA RESPONDEN Saya, Siwi Kristina S Matheus dari Prodi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta akan melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat Generik pada Mahasiswa Farmasi dan Non Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Maka saya mohon kesediaan teman-teman yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk menjadi responden dalam penelitian ini. A. Kesukarelaan untuk Ikut dalam Penelitian Anda bebas untuk mengikuti penelitian ini tanpa adanya paksaan. Apabila anda telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, anda juga dapat memutuskan untuk mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat tanpa dikenakan denda ataupun sanksi apapun. Tidak ada konsekuensi bagi anda jika tidak berpartisipasi untuk menjadi responden dalam penelitian. B. Prosedur Penelitian Apabila anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, anda diminta menandatangani lembar pernyataan kesediaan menjadi responden. C. Kewajiban Responden Sebagai responden penelitian, anda berkewajiban untuk mengisi kuisioner secara lengkap. Pertanyaan diisi dengan jawaban yang sejujurnya. D. Risiko Penelitian Dalam penelitian ini, tidak akan menimbulkan risiko karena tidak terdapat tindakan (pemberian obat). Pengisian kuisioner dapat dilakukan selama 30 menit, sehingga ada risiko kehilangan waktu selama pengisian kuisioner. Meskipun demikian, anda dapat berhenti kapan saja jika merasa tidak nyaman ketika melakukan pengisian kuisioner. E. Manfaat Penelitian Bagi peneliti informasi yang diberikan akan dapat diolah untuk mendapatkan tingkat pengetahuan penggunaan obat generik pada mahasiswa farmasi dan non farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta F. Kerahasiaan Semua informasi yang berkaitan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas responden. G. Kompensasi Setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan kompensasi. Berupa souvenir sebagai ucapan terima kasih atas kesediaan sebagai. H. Pertanyaan lebih lanjut dan nomor kontak peneliti Pertanyaan lebih lanjut terkait penelitian ini dapat ditanyakan kepada peneliti Siwi Kristina S M dengan nomor telepon 082138828686 atau kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana dengan nomor telepon 0274-563929. Yogyakarta, Peneliti. Mei 2019. Siwi Kristina S Matheus. 33.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 8. Informed Consent LEMBAR KONFIRMASI PERSETUJUAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT). 1. Saya …………………………………………… (mohon menuliskan nama) Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul “TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK PADA MAHASISWA FARMASI DAN NON FARMASI DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA” 2. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami “Lembar informasi” yang berisi informasi yang terkait dengan penelitian ini dan ketentuan-ketentuan dalam berpartisipasi sebagai responden. 3. Saya menyatakan bahwa peneliti telah memberikan penjelasan secara lisan untuk memperjelas hal-hal terkait dengan informasi tersebut diatas. Saya telah memahaminya dan telah diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas. 4. Saya menyadari bahwa mungkin saya tidakakan secara langsung menerima manfaat dari hasil penelitian tersebut. 5. Data yang dikumpulkan akan digunakan demi kepentingan penelitiandan data pribadi saya akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan responden. 6. Saya juga telah diberitahu bahwa pelaksanaan penelitian ini telah mendapatkan izin dari instansi berwenang. 7. Apabila terdapat hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan, saya berhak memutuskan mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini. Yogyakarta,. Mei 2019. Yang membuat pernyataan,. (…………………………...). 34.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 9. Kuesioner Penelitian KUISIONER B.. Karakteristik Responden. Responden diharapkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan mengisi titik-titik atau kolom dengan memberi tanda checklist (√) atau silang (x) pada jawaban yang sesuai: 1.. Nama / NIM. : ....................................................................... 2.. Usia. : ....................................................................... 3.. Pendidikan terakhir ( ) SMA. : ( ) SMK jurusan (…………..) /SMF : ………………………………………….... 4.. Prodi / Fakultas. C.. SkriningPendahuluan. 1.. Apakah anda pernah menggunakan obat generik? a. Pernah b. Tidak pernah (jika pernah, jawablah pertanyaan 2 dan 3). 2.. Sebutkan obat generik yang pernah anda gunakan? …………………………………………………………………………………. 3.. Dimanakah anda memperoleh obat tersebut? a. Apotek b. Rumah sakit c. Warung terdekat d. Lain-lain (sebutkan) …………………………………………………………………………………. D.. Kuisioner. Pilihlah salah satu jawaban terhadap pernyataan berikut yang menurut saudara benar.. No. Pernyataan. . 1.. Obat generik merupakan obat yang belum habis masa patennya. 35. Benar. Salah.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.. Obat generik diproduksi untuk mengendalikan harga obat. 3.. Mutu dan kualitas obat generik tidak sama dengan obat bermerek karena harga lebih murah. 4.. Apoteker tidak dapat mengganti obat generik menjadi merk dagang. 5.. Panadol, Mylanta, dan promag dikategorikan sebagai Obat Generik. 6.. Obat generik dan obat bermerek memiliki manfaat yang sama karena kandungan zat aktifnya sama. 7.. Obat generik memiliki nama yang sama dengan kandungan zat berkhasiat didalamnya, sesuai nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia. 8.. Obat Generik Bermerk dipasarkan dengan menggunakan nama zat aktif. 9.. Obat generik memilliki mutu/kualitas yang sama dengan obat bermerek. 10. Obat generik bukan merupakan obat program dari pemerintah. 11.. Obat generik tersedia diunit pelayanan kesehatan yang dimiliki pemerintah. 12.. Obat generik bermanfaat secara ekonomis untuk masyarakat golongan menengah kebawah. 13.. Resep dokter yang berisi obat merek dagang tidak dapat digantikan dengan obat generik. 14.. Terdapat perbedaan khasiat antara obat generik dan obat bermerek. 36.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 10. Dokumentasi. 37.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BIOGRAFI PENULIS Penulis skripsi dengan judul “Tingkat Pengetahuan Penggunaan obat Generik pada Mahasiswa Farmasi dan Non Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” bernama Siwi Kristina S. Matheus. Penulis lahir di Magelang, 30 April 1996 merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Bagus Hardjo Wibowo Matheus dan Sukesi Murdiningsih. Penulis menempuh pendidikan formal di TK Tunas Rimba (20002002), melanjutkan pendidikan ke SD Negeri Kedungsari 4 Magelang (20022008), kemudian pendidikan menengah di SMP Negeri 4 Magelang (2008- 2011), dan SMA Negeri 5 Magelang (2011-2014). Pendidikan dilanjutkan hingga perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2014. Semasa kuliah, penulis aktif dalam beberapa kegiatan kuliah dan diluar kuliah, seperti Divisi Publikasi dan Dokumentasi Pharmalympic, UKF Taekwondo dan berhasil menjuarai beberapa perlombaan. Selain itu, kegiatan diluar kuliah, seperti komunitas photographer, “brewer” meracik kopi.. 39.

(55)

Gambar

Tabel I.  Karakteristik subjek penelitian
Tabel III.  Dimensi I: Definisi Obat Generik
Gambar III.  Dimensi II: Manfaat Obat Generik
Gambar IV. Dimensi III: Kebijakan Obat Generik
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut mendukung hasil penelitian ini bahwa pengetahuan responden dalam kategori baik untuk obat generik terdapat pada responden yang pernah praktik yaitu sebanyak

Kesimpulan terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap masyarakat dalam pemilihan obat generik dan tidak ada hubungan tingkat pendapatan dengan sikap masyarakat dalam

Telah dilakukan penelitian berupa hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang obat generik secara komprehensif di 10 Kota/Kabupaten di Sumatera Barat.. Obat

Lain halnya pada kategori pengetahuan mengenai perbedaan obat generik dan obat generik bermerek yang menunjukkan bahwa pada pasien laki-laki dan perempuan lebih

Adapun penelitian Cristiana 2014 mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai obat tradisional dan obat modern terhadap tindakan pemilihan obat pada pengobatan mandiri

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian Survei Penggunaan Internet untuk Pencarian Informasi Obat dan Pengobatan di Kalangan Mahasiswa Non-Kesehatan Universitas Sanata Dharma

Distribusi frekuensi pengetahuan dan persepsi responden terhadap obat paten dan obat generik KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah : Dari hasil penelitian yang dilakukan

Penelitian dilakukan dengan mengukur tingkat pengetahuan pasien mengenai pengetahuan obat generik, obat bermerk, dan obat paten di Apotek Sari Dewi Palagan Yogyakarta Populasi dan