• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP Charitas Jakarta tahun ajaran 2017/2018 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deskripsi penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP Charitas Jakarta tahun ajaran 2017/2018 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DESKRIPSI PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VII SMP CHARITAS JAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh Helena Tri Wahyuni Nim: 141114010. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. TUHAN KEPADA SIAPA AKU AKAN PERGI, KALAU TIDAK KEPADA-MU ( YOH 6: 68). iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati dan menguatkan saya selama proses studi. 2. Kongregasi Suster Santo Fransiskus “ Charitas” (FCh) yang telah memberi kesempatan dan mendan telah mendukung saya. dalam menempuh tugas studi di. program studi bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 3. Keluarga dan sahabat Terima. kasih. kepada. Bapak. Yulius. warino,. Ibu. Barbara Wartinem, Saudara/Saudariku; dan temanteman Bimbingan Dan Konseling Angkatan 2014 yang telah mendukung dan mendoakan saya selama tugas studi.. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK DESKRIPSI PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VII SMP CHARITAS JAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL Helena Tri Wahyuni Universitas Sanata Dharma 2018. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran seberapa baik penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP Charitas Jakarta tahun ajaran 2017/2018, dan mengetahui program bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP Charitas Jakarta berdasarkan butir item Kuesioner Penyesuaian Sosial yang teridentifikasi perolehan skornya rendah. Penelitian ini adalah peneliti deskriptif. Subjek Penelitian adalah siswa kelas VII SMP Charitas Jakarta dengan sampel 30 siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah Kuesioner Penyesuaian sosial. Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner menggunakan Alpa Cronbach dan diperoleh Koefisien reliabilitas instrument tinggi yaitu 0,878. Teknik analisis data adalah kategorisasi menurut Azwar (2007). Penyesuaian Sosial digolongkan menjadi empat, yaitu selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: ada 3 siswa (10%) yang penyesuaian sosialnya sangat tinggi, ada 17 siswa ( 56,67%) yang penyesuaian sosialnya tinggi, dan ada 10 siswa ( 33,33%) siswa yang penyesuaian sosialnya sedang dan tidak ada siswa yang penyesuaian sosialnya rendah dan sangat rendah. Topik-topik bimbingan pribadi sosial yang diusulkan berdasarkan Item-item Kuesioner Penyesuaian Sosial yang teridentifikasi rendah dan sedang adalah 1) Persahabatan; 2) Suka menolong; 3) kedisiplinan; dan 4) Menghargai orang lain. Kata Kunci: Penyesuaian Sosial, Topik-topik bimbingan klasikal penyesuaian sosial.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT SOCIAL ADJUSTMENT DESCRIPTION OF SMP CHARITAS JAKARTA STUDENTS CLASS VII YEAR 2017/2018 AND THE IMPLICATIONS ON THE PERSONAL-SOCIAL GUIDANCE TOPICS Helena Tri Wahyuni Sanata Dharma University 2018. This research was aimed to get the picture of how good the social adjustments of class VII students from SMP Charitas Jakarta year 2017/2018, and to know the appropriate classroom guidance to improve the social adjustments of SMP Charitas Jakarta students, class VII, based on the low score items in Social Adjustments Questionnaire. This research was a descriptive research. The research subject was SMP Charitas Jakarta students, class VII, by taking the sampling of 30 students. The data gathering tool used was Social Adjustment Questionnaire. The questionnaire reliability index was measured using Alpa Cronbach and found the reliability coefficient of the instrument was high, which was 0,878. The data analysis technique was categorization according to Azwar (2007). Social Adjustment was classified into four categories, they were always, often, rarely, never. The research result was as follow: 3 students (10%) with very high social adjustment, 17 students ( 56,67%) with high social adjustment, and 10 students ( 33,33%) with medium social adjustments and none of the students were low or very low in social adjustment. The proposed personal-social guidance topics were based on the Social Adjustments Questionnaire items that were indicated low and medium, which were: 1) Friendship; 2) Helpful; 3) Discipline and; 4) Appreciate other. Keywords: Social Adjustment, Social Adjustment classroom guidance topics. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan rasa syukur penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 3. Juster Donal Sinaga. M. Pd. Selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dengan penuh sukacita, sabar dalam membimbing dan mendampingi, dan memberikan motivasi selama penulisan skripsi. 4. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membekali peneliti dengan berbagai ilmu pengetahuan selama ini sehingga berguna bagi peneliti. 5. Mas St. Priyatmoko, yang telah sabar membantu peneli selama mengurus administrasi perkuliahan serta penyelesaian skripsi ini.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Kedua orang tua penulis Bapak Yulius warino dan Ibu Barbara Wartinem yang selalu setia dengan cinta dan kasih sayang memberikan motivasi, nasihat, perhatian, kepercayaan, doa dan semuanya yang tak bisa peneliti ungkapkan satu persatu sehingga skripsi ini dapat terselesaiakan. 7. Sr. M Beatrik, FCh selaku kepala sekolah SMP Charitas Jakarta yang telah berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 8. Seluruh Siswa-siswa kelas VII SMP Charitas Jakarta atas bantuan dan kerjasamanya sebagai responden yang bersedia mengisi instrument penelitian ini, sehingga data dapat berjalan dengan lancar dalam penelitian. 9. Para suster Kongregasi Santo Fransiskus “Charitas” yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis selama tugas studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling Sanata Dharma (BK). 10. Teman-teman BK angkatan 2014 yang dengan setia, mendukung dan mendoakan penulis sehingga giat dan sukacita dalam belajar, kebersamaan dan pergulatan. 11. Semua pihak yang belum disebutkan satu per satu yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas seluruh bantuan, dukungan, dan arahan yang sudah diberikan. Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam menulis skripsi ini. Namun, saya berharap skripsi ini dapat. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........... vii ABSTRAK ........................................................................................................ viii ABSTRACT ......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii DAFTRA LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6 D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6 1. Manfaat Teoritis………………………………………………………….6 2. Manfaat Praktis…………………………………………………………..6 E. Definisi Operasional........................................................................................ 7 F. Sistematika Penelitian ....................................................................................... BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Penyesuaian Sosial ....................................................................... 10 1.. Pengertian Penyesuaian Sosial....................................................... 10. 2.. Aspek-aspek Penyesuaian Sosial ................................................... 11. 3.. Ciri-ciri Penyesuaian Sosial yang baik .......................................... 14. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian Sosial yang baik 16. B. Remaja ....................................................................................................... 17 1. Pengertian Remaja……………………………………………………17 2. Ciri-ciri Remaja………………………………………………………18 3. Tugas Perkembangan Remaja Tekait dengan Sosial…………………20 4. Remaja dalam Masa Pubertas……………………………………….. 21 5. Tugas Perkembangan Sosial Masa Pubertas………………………….22 6. Karakteristik Masa Pubertas…………………………………………..23 C. Sejarah SMP Charitas Lebak Bulus Jakarta .................................................. .24 D. Situasi Umum SMP Charitas ......................................................................... 26 E. Bimbingan Pribadi Sosial ............................................................................... 28 1.Definisi Bimbingan Pribadi Sosial ......................................................... 28 2. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial .......................................................... 29 3. Bentuk-Bentuk Bimbingan Pribadi Sosial ............................................. 31 4. Strategi-strategi Bimbingan Pribadi Sosial…………………………… 31 5. Langkah-Langkah Penyusunan Topik Bimbingan Pribadi Sosial ……..33 F. Penelitian yang Relevan………………………………………………………34 G. Kerangka Pikir………………………………………………………………..35. BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 36 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 36 C. Subjek Penelitian........................................................................................... 36 1. Populasi .................................................................................................... 36 2. Sampel ……………………………………………………………………37 D. Teknik dan Instrumen pengumpulan Data ................................................... 37 1. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 37 2. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 38 E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................................. 41 1. Validitas Instrumen .................................................................................... 41 2. Reliabilitas Instrumen ................................................................................ 44. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. F. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 49 B. Pembahasan Hasil ......................................................................................... 54 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ....................................................................................................... 60 5.2 Saran .............................................................................................................. 60 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62 LAMPIRAN. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner Penyesuaian Sosial ................................................ 40 Tabel 2 Rincian Item Valid dan Tidak Valid ..................................................... 43 Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Sosial Setelah Uji Coba.................... 44 Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 46 Tabel 5 Kriteria Guilford……………………………………………………….46 Tabel 6 Penentuan Kriteria……………………………………………………..48 Tabel 7 Distribusi Skor Penyesuaian Sosial....................................................... 50 Grafik8 Grafik Distribusi Skor .......................................................................... 50 Tabel 9 Distribusi Perolehan Skor Item ............................................................ 52 Tabel 10 Item-item Penyesuaian Sosial .............................................................. 53 Tabel 11 Usulan Topik-topik Bimbingan Berdasarkan Aspek yang Tergolong dalam Butir Item Penyesuaian Sosial yang Tergolong Sedang ............. 58. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 : Hasil Olah Data Penyesuaian Sosial.............................................. 64 Lampiran 2 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................. 67 Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian Penyesuaian Sosial ...................................... 70 Lampiran 4 : Surat Ujin Penelitian...................................................................... 77. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu hidup berdampingan satu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia perlu berinteraksi dengan lingkungannya, supaya ia dapat memenuhi kebutuhannya, untuk bertahan hidup individu perlu perhubungan dengan orang lain, oleh karena itu kemampuan dalam penyesuaian sosial sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Hurlock (1991), menjelaskan penyesuaian sosial sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara baik dengan orang lain, baik terhadap teman maupun terhadap orang yang tidak dikenal, sehingga sikap orang terhadap mereka menyenangkan. Biasanya orang yang berhasil melakukan penyesuaian sosial dengan baik bisa mengembangkan sikap sosial yang menyenangkan seperti kesediaan untuk membantu orang lain.. 1.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Selama. hidupnya. manusia. akan. selalu. mengalami. tugas. perkembangan yang dimulai dari masa prenatal hingga masa dewasa. Siswa kelas VII masuk dalam katagori remaja awal. Masa remaja merupakan masa menentukan diri untuk menjadi pribadi yang dewasa. Masa remaja meliputi masa remaja awal ( usia 12-15 tahun), masa remaja tengah (usia 15-18 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun). Pada masa inilah remaja mulai bertanya-tanya siapakah jati dirinya sekarang dan yang akan datang, serta apa yang akan dilakukannya. Masa remaja seringkali dikenal sebagai fase mencari jati diri, di masa ini seseorng berada masa transisi, yaitu masa individu-individu untuk berpindah ke masa individu, masa itu disebut masa pubertas. Seseorang yang berada pada masa pubertas akan menemukan hal-hal yang baru dalam hidupnya, jika seseorang telah melewati masa pubertas maka ina akan masuk pada masa individu yang penuh dengan hal yang baru yang individu alami. Menurut Monks (2002) pubertas berasal dari kata puber yaitu pubescere yang artinya mendapat puber atau rambut kemaluan, yaitu sustu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual. Menurut Root (dalam Hurlock, 2004) pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan diman terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Pubertas adalah masa ketika seorang individu mengalami perubahan fisik, psikis, dan kematangan fungsi seksual. Ditegaskan oleh Syamsudin (1990) bahwa “ Masa puber adalah masa yang penuh dengan reaksi dan depresi disertai emosinya masih labil.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. dan belum terkendalikan seperti perasaan marah, gembira, sedih dipengaruhi oleh psikologisnya. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud masa pubertas adalah masa transisi atau berubahan dari makluk aseksual menjadi seksual sehingga terjadi proses perubahan proporsi tubuh yang ditandai dengan kematangan seksual alat reproduksi. Pada perempuan kematangan seksual ini ditandai dengan terjadinya menstruasi dan pada laki-laki terjadinya mimpi basah. Masa pubertas dalam kehidupan masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada perempuan pubertas ditandai dengan menstruasi pertama, sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah pertama. Individu perempuan akan mengalami menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu juga da perubahan bentuk fisik, seperti payudara mulai berkembang, dll. Individu laki-laki mualai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainya. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia individu. Masa pubertas memiliki tugas perkembangan yang sulit berkaitan dengan penyesuaian sosial. Interaksi sosial terjadi di lingkungan sekolah, salah satunya di sekolah menengah pertama. Interaksi sosial pada masa pubertas cenderung sangat meningkat, hal ini terjadi karena individu memiliki tugas perkembangan yang harus dilakukan, salah satu tugasnya adalah menjalin hubungan yang lebih.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. matang dengan teman sebanyanya. Saat individu menjalankan interaksi sosial teman sebaya lainnya di sekolah, dituntut untuk dapat melakukan penyesuaian, baik yang bersifat penyesuaian diri maupun penyesuaian sosial. Penyesuaian diri berkaitan dengan keadaan yang terjadi dalam diri individu, misalnya: perasaan dan pikiran individu, keadaan fisik, sedangkan penyesuaian sosial berkaitan dengan keadaan yang terjadi di lingkungan, di mana ada orang-orang serta peraturan-peraturan di dalamnya. Kemampuan individu dalam melakukan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya berbeda-beda, ada individu yang mampu melakukan penyesuaian sosial secara baik dan yang buruk. Penyesuaian sosial yang baik bahwa individu mampu dan berhasil dalam menyesuaikan dengan lingkungan serta teman sebaya. Penyesuaian sosial yang kurang baik/ buruk. bahwa. individu. kurang. dapat. menyesuaiakan. dengan. lingkungannya serta kurang mampu bergaul dengan teman sebayanya. Individu yang penyesuaiannya baik akan mengalami kebahagiaan dan di terima dalam keluarga/kelompoknya, sedangkan individu yang penyesuaiannya kurang baik akan mengalami kesedihan. Sebagai contoh, individu yang melakukan penyesuaian dengan baik, mudah bergaul dengan orang yang baru kenal, sopan santun, berwibawa, sedangkan penyesuaian buruk seperti: pendiam, marah, arogan, tidak mempunyai tata krama..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Pada masa perpindahan dari sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Pertama biasanya individu sangat sulit untuk melakukan penyesuaian sosial, hal ini disebabkan pergaulan siswa sangat sulit, masih besar sifat individunya dan lebih sulit lagi dalam menerima situasi lingkungan yang baru serta kelompok sosial yang baru dan biasanya individu tidak dapat menerima kekurang-kekurangan yang ada pada teman sebayanya. Winkel (2006) Menegaskan bahwa perpindahan dari Sekolah Dasar kesatuan pendidikan lanjutan ini merupakan langkah yang cukup berarti dalam kehidupan individu, baik kerena tambahan tuntutan belajar bagi siswa lebih berat, maupun karena siswa akan mengalami banyak perubahan dalam diri sendiri. Hambatan yang lain adalah perbedaan lingkungan yang memiliki seseorang dengan lingkungan baru yang ditemui, misalnya seseorang yang hidup dilingkungan baru, kebiasaan yang baru, aturanaturan yang baru, bahkan relasipun juga baru semuanya itu dibutuhkan suatu kematangan dalam mengelola hidup individu. Informasi yang didapat dari pihak sekolah SMP Charitas/guru BK bahwa belum pernah ada peneliti lain yang meneliti tentang topik penyesuaian sosial kelas VII SMP Charitas, sehingga belum diketahui seberapa baik penyesuaian sosial siswa-siswi yang berada di sekolah Charitas Jakarta. Alasan peneliti tertarik untuk meneliti tentang penyesuaian sosial karena Mengingat sangat pentingnya penyesuaian sosial di kalangan sekolah tersebut. Selain itu peneliti ingin mengetahui seberapa baik penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP Charitas Jakarta..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Kalau penyesuaian sosial siswanya kurang baik atau negatif akan diusulkan topik-topik bimbingan pribadi sosial untuk membantu meningkatkan penyesuaian sosial siswa di SMP Charitas Jakarta tahun ajaran 2017/2018. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diindentifikasikan beberapa masalah antara lain sebagai berikut: 1. Beberapa siswa belum bisa berbaur dengan teman-temannya. 2. Beberapa siswa merasa kurang nyaman secara sosial di lokasi sekolah. 3. Beberapa siswa kurang mampu untuk bersosialisasi dengan siswa yang lainnya. 4. Kurang mampu untuk bergaul dengan orang-orang yang baru dikenal. 5. Siswa kurang percaya diri. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada menjawab masalah-masalah yang teridentifikasi di atas khususnya masalah mengenai penyesuaian sosial siswa SMP Charitas Jakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dibuat dan dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa baik penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP Charitas tahun ajaran 2017/2018?.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. 2. Berdasarkan butir item yang teridentifikasi perolehan skornya rendah, topik-topik bimbingan pribadi sosial apa yang sesuai untuk meningkatkan penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP Charitas tahun ajaran 2017/2018? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendiskripsikan penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP Charitas tahun ajaran 2017/2018. 2. Mengidentifikasi butir item yang capaian skornya rendah sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi sosial yang dapat meningkatkan penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP Charitas tahun ajaran 2017/2018. F. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat secara teroritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan sumbangan pengetahuan dalam bidang Bimbingan dan Konseling khususnya yang berhubungan dengan penyesuaian sosial pada siswa remaja awal..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. 2. Manfaat Praktis a. Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti sebagai bekal. konselor. sehingga. diharapkan. penelitian. ini. dapat. menambah bahan kajian untuk mengembangkan yang lebih mendalam dan lebih luas di masa yang akan datang. b. Pembimbing Mendapatkan pengetahuan dari topik bimbingan yang dapat digunakan untuk mendampingi siswa. c. Sekolah Memberikan bahan pertimbangan bagi sekolah bahwa selain mencetak peserta didik yang berprestasi baik namun peserta didik juga harus dibekali dengan bekal moral yang baik, agar kelak ketika terjun dimasyarakat memiliki moral yang baik. G. Definisi istilah 1. Penyesuaian sosial merupakan kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan efesien/sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga. dituntut. hidup. bermasyarakat. yang. mampu. untuk. bersosialisasi dengan cara-cara yang luwes dan dapat diterima dan memuaskan. 2. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII SMP Charitas Jakarta yang berusia 12-14 tahun, tahun ajaran 2017/2018..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. 3. Bimbingan pribadi-sosial adalah seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik/siswa agar dapat menghadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, reaksi dan sosial yang dialaminya..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka ini dipaparkan mengenai hakekat penyesuaian sosial, hakekat remaja dan bimbingan pribadi sosial. A. Penyesuaian Sosial 1. Pengertian Penyesuaian Sosial Menurut Hurlock (1991), penyesuaian sosial sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara baik dengan orang lain, baik terhadap teman maupun terhadap orang yang tidak dikenal, sehingga sikap orang terhadap mereka menyenangkan. Biasanya orang yang berhasil melakukan penyesuaian sosial dengan baik bisa mengembangkan sikap sosial yang menyenangkan seperti kesediaan untuk membantu orang lain. Schneiders. (1964). mengemukakan. bahwa. penyesuaian. sosial. merupakan suatu proses mental dan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaiakan diri sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam diri yang dapat diterima oleh kelompoknya. Jadi penyesuaian sosial adalah reaksi seseorang terhadap rangsangan-rangsangan dari dalam diri sendiri maupun reaksi seseorang terhadap situasi yang berasal dari lingkungan.. 10.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. Hal ini berarti bagaimana usaha seseorang untuk hidup bergaul dengan orang lain serta hidup didalam kelompok masyarakat. Seseorang yang mampu melakukan penyesuaian sosial dengan baik dapat berprilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku dan dia juga memiliki kemampuan dalam menjalin relasi dengan orang lain, seperti dengan orang yang dikenalinya maupun dengan orang yang tidak dikenalnya serta bersedia membantu orang lain. Penyesuaian sosial adalah kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan.. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyesuaian sosial adalah penyesuaian dengan orang lain, lingkungan, dan segala sesuatu yang ada di sekitarnya untuk memenuhi harapan sosial dan untuk memenuhi kebutuhan sosial. 2. Aspek- aspek Penyesuaian Sosial Menurut Schneiders (1964), penyesuaian sosial memiliki beberapa aspek-aspek sebagai berikut: a. Pengakuan/penghargaan (Recognition) Menghormati dan menerima hak-hak orang lain. Dalam hal ini individu tidak melanggar hak-hak orang lain yang berbeda dengan dirinya, untuk menghindari terjadinya konflik sosial ketika individu dapat menghargai dan menghormati hak-hak orang lain maka orang lain akan menghormati dan menghargai hak-hak kita.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. sehingga hubungan sosial antar individu dapat terjalin dengan sehat dan harmonis. Contoh : mau mendengarkan dan menerima pendapat atau masukan dari orang lain. b. Pengikutsertaan (Participation) Setiap individu harus dapat mengembangkan dan melihara persahabatan. Seseorang yang tidak mampu membangun relasi dengan orang lain dan lebih menutup diri dari relasi sosial akan menghasilkan penyesuain diri yang buruk. Individu ini tidak memiliki ketertarikan untuk berpartisipasi dengan aktivitas dilingkungannya serta tidak mampu untuk mengekspresikan diri mereka sendiri, sedangkan bentuk penyesuaian akan dikatakan baik apabila individu tersebut mampu menciptakan relasi yang sehat dengan orang lain, mengembangkan persahabatan, berperan aktif dalam kegiatan sosial, serta menghargai nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Contoh : aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lingkungan masyarakat.. c. Persetujuan sosial (Social approval). Minat dan simpati terhadap kesejahteraan orang lain. Hal ini dapat merupakan bentuk penyesuaian diri dimasyarakat, dimana individu dapat peka dengan masalah dan kesulitan orang lain.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. disekelilingnya. serta. bersedia. membantu. meringankan. masalahnya. Selain itu individu juga harus menunjukan minat terhadap tujuan, harapan dan aspirasi, cara pandang ini juga sesuai dengan tuntutan dalam penyesuaian keagamaan (religious adjustment). Contoh: Peka terhadap lingkungan dan masyarakat serta memiliki simpati terhadap orang lain. d. Mementingkan kepentingan orang lain (Altruisme) Memiliki sifat rendah hati dan tidak egois. Rasa saling membantu dan mementingkan orang lain merupakan nilai-nilai moral yang aplikasi. dari. penyesuaian. nilai-nilai moral. yang. tersebut baik. merupakan yang. bagian. apabila. dari. diterapkan. dimasyarakat secara wajar dan bermanfaat maka akan membawa pada penyesuaian diri yang kuat. Bentuk dari sifat-sifat tersebut memiliki rasa kemanusian, rendah diri, dan kejujujuran dimana individu yang memiliki sifat ini akan memiliki kestabilan mental, keadaan emosi yang sehat dan penyesuaian yang baik. Contoh:. membantu. teman. disaat. membutuhkan. pertolongan/bantuan. e. Penyesuaian (Conformity). Menghormati dan mentaati nilai-nilai integritas hukum, tradisi dan. kebiasaan.. Adanya. kesadaran. untuk. mematuhi. dan. menghormati peraturan dan tradisi yang berlaku dilingkungan.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. maka ia akan dapat diterima dengan baik dilingkungannya. Contoh: mematuhi aturan yang ada di lingkungan masyarakat. 3. Ciri-ciri Penyesuaian Sosial yang baik Schneiders (1964) mengemukakan ciri penyesuaian sosial yang baik sebagai berikut: a. Memiliki pengendalian diri yang tinggi dalam menghadapi situasi atau persoalan, dengan kata lain tidak menunjukkan ketegangan. emosi. yang. berlebihan.. Tidak. menunjukkan. mekanisme psikologis yang berlebihan, bertindak wajar dalam memberikan reaksi terhadap masalah kongkrit yang dihadapi, mampu mengolah pikiran dan perasaan dengan baik, sehingga menemukan. cara-cara. yang. tepat. untuk. menyelesaikan. masalahnya. b. Memiliki pertimbangan rasional dan pengendalian diri, memiliki kemampuan dasar berfikir serta dapat memberikan pertimbangan terhadap tingkah laku yang diperbuat untuk mengatasi masalah yang dihadapi. c. Mampu belajar sehingga dapat mengembangkan kualitas dirinya terutama. dalam. bersedia. belajar. dari. pengalaman. dan. memanfaatkan pengalaman tersebut dengan baik. d. Mempunyai sikap realistik, objektif, dapat menilai situasi, masalah dan kekurangan dirinya secara objektif..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. Yusuf (2000) menyatakan penyesuaian yang baik sebagai berikut: a. Mampu menilai diri sendiri secara realistis, yaitu mampu menilai diri sebagaimana adanya, baik kelebihan maupun kelemahan. b. Mampu menilai situasi realistik, yaitu mampu menghadapi situasi atau kondisi kehidupan secara realistik dan mampu menerima secara wajar dan rasional. c. Menerima tanggung jawab, yaitu memiliki keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapi. d. Kemandirian, yaitu memiliki sikap mandiri dalam cara pandang/berfikir dan bertindak, maupun mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri secara. konstruktif. dengan. norma. yang. berlaku. di. lingkungannya. e. Dapat mengontrol emosi, yaitu merasa aman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustasi, depresi atau stress secara positif atau konstruktif. f. Berorientasi keluar, yaitu bersifat respek, empati terhadap orang lain, mempunyai kepedulian terhadap situasi, masalah-masalah lingkungan..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. g. Penerimaan sosial, dinilai positif oleh orang lain, berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sifat bersahabat. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial yang Baik Ada beberapa faktor agar individu diterima di dalam kelompok, apabila individu dapat memenuhinya, maka individu akan diterima di dalam kelompok tersebut. Syamsudin (2004) mengemukakan mengenai masalah-masalah yang dihadapi individu yang mempengaruhi penyesuaian sosial sebagai berikut: a. Munculnya kecanggungan-kecanggungan dalam pergaulan akibat adanya perbedaan dalam perkembangan fisik. b. Munculnya sikap penolakan diri akibat body image tidak sesuai dengan gambaran diri yang sesungguhnya. Seseorang ingin terlihat tampan atau cantik, akan tetapi hal ini tidak seperti yang mereka inginkan. c. Munculnya prilaku-prilaku yang menyimpang pada individu yang tak terbimbing oleh norma. Maka timbullah masalah pada diri seseorang yang memiliki prestasi di bawah kapasitasnya atau rendah diri pada seseorang yang titak pernah selesai. Seseorang merasa malu dan pesimis jika prestasinya menurun dan menjadi bahan ejekan teman-temannya. Menurut Hurlock (1992) hal yang dapat menyebabkan individu diterima dalam suatu kelompok adalah sebagai berikut:.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. a. Kesan pertama menyenangkan, seperti penampilan yang menarik, sikap yang tenang dan ramah. b. Penampilan diri yang sesuai dengan teman-teman sebaya. c. Prilaku sosial yang baik ditandai dengan kerja sama, tanggung jawab, jujur, bijaksana dan jujur. d. Sikap kepribadian yang menimbulkan penyesuaian sosial yang baik, seperti sikap ramah, tidak mementingkan diri sendiri, sikap kier dengan temannya, dan tidak egois. B. Remaja 1. Pengertian Remaja Istilah. adolescence. atau. remaja. berasal. dari. kata. Latin. “adolescere”(kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang bearti tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 2002: 206). Santrock ( 2007: 20) menganggap masa remaja sebagai periode transisi dari masa kanakkanak ke masa dewasa, yang melibatkan berbagai perubahan seperti perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Piaget (Hurlock, 2002) menyatakan bahwa masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Beberapa ahli biasanya membedakan waktu usia remaja ini dibedakan atas tiga tahap, yaitu 12-15 tahun disebut masa remaja awal, 15-18 tahun disebut masa remaja pertengahan dan 18-21 tahun disebut masa remaja akhir..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. Hurlock. (1999). menerangkan. bahwa. salah. satu. tugas. perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan orang lain diluar lingkungan keluarga. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan pengaruh kelompok teman sebaya agar dapat diterima dilingkungan. 2. Ciri-ciri Masa Remaja Hurlock (2002) menjelaskan ciri-ciri masa remaja adalah sebagai berikut: a. Masa remaja sebagai periode penting Pada periode ini remaja mengalami berbagai perkembangan seperti perkembangan fisik dan perkembangan emosi. Jika remaja mampu menerima segala perubahan fisik yang dialami dengan baik dan mampu mengelola emosinya dengan baik, maka remaja yang bersangkutan akan memiliki penyesuaian sosial yang baik. Sebaliknya, jika remaja cenderung tidak menerima perubahan fisik dan tidak mampu mengendalikan emosinya, remaja akan memiliki penyesuaian yang buruk. b. Masa remaja sebagai masa peralihan Pada masa peralihan status remaja bukan lagi sebagai anakanak, namun belum saatnya juga disebut sebagai orang dewasa. Peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya. Pada masa remaja ini remaja mencoba-coba hal baru dan berusaha menentukan perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuia untuknya. c. Masa remaja sebagai usia bermasalah Pada periode ini masa remaja menganggap dirinya sudah mampu dan tidak mau meminta bantuan pada orang tua, bahkan kadang-kadang merasa mandiri dan menolak bantuan orang dewasa. Tidak jarang antara remaja dan orang tua terjadi perbedaan pendapat, sehingga sering kali muncul. Perubahan yang menarik dalam dirinya dan hubungan dengan orang lain. d. Masa remaja sebagai periode mencari identitas Pada periode ini remaja mulai mencari identitas diri dengan berusaha mencari dan menemukan figur yang dapat dijadikan idola. Mereka mulai mendambakan diri yang sesuai dengan dirinya, yakni identitas dirinya sendiri. Jika remaja menyadari segala kelebihannya, minat dan bakatnya serta mampu mengembangkan. secara. maksimal,. maka. pennyesuaian. sosialnya baik. e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan Dalam kehidupan bermasyarakat orang dewasa seringkali berkembang pandangan yang cenderung negatif terhadap remaja. Remaja sering takut tidak mampu mengatasi masalah-.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. masalahnya ini dapat mempengaruh akan penyesuaian sosialnya. f. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Pada periode ini remaja sering melihat sesuatu menurut keinginanya dan bukan seperti apa adanya. Remaja kurang mampu bersikap rasional dan kurang objektif terhadap dirinya dan lingkungan. Hal mengalami. kegagalaan. ini sering menyebabkan remaja dan. kekecewaan. yang. dapat. mempengaruhi penyesuaian sosial secara kurang baik. 3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja Terkait dengan Sosial Havighurst (2004,) menjelaskan tugas-tugas perkembangan dalam hal sosial, yaitu: a. Mencapai hiburan sosial yang lebih matang dengan temanteman sebayanya baik dengan teman-teman sejenis maupun dengan teman jenis kelamin lainnya. Seseorang dalam melakukan tindakan sosial tidak hanya dengan sesama jenis, tetapi baiknya dengan lawan jenis agar dapat berelasi pada semua orang dengan baik. b. Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing, artinya mempelajari dan menerima peranan masing-masing sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau norma-norma masyarakat..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. c. Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat dipertanggung jawabkan. Artinya, ikut serta dalam kegiatankegiatan sosial sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab, menghormati serta mentaati nilai-nilai sosial yang berlaku dalam lingkungannya, baik regional maupun nasional. 4. Remaja dalam Masa Pubertas Pubertas adalah masa ketika seorang individu mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan seksual. Masa pubertas merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa individuindividu yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Menurut Monks (2002) pubertas berasal dari kata puber yaitu pubescere yang artinya mendapatkan rambut kemaluan, yaitu salah satu kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksualitas. Puberts sering kali didefinisikan sebagai periode transisi antara masa individu-individuke masa individu, atau masa usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah emosi, dn mudah terangsang perasaannya dan sebagainya. Pubertas adalah usia dimana mereka mampu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana mereka tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan masa sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. (Hurlock, 1996). Selain mampu berintegrasi dengan orang lain yang lebih tua di lingkungan masyarakat, individu sangat berpengaruh terhadap teman sebaya. Pengaruh teman sebaya meliputi sikap, pembicaraan, minat penampilan dan perilaku. Kelompok sebaya selalu memberi tempat untuk individu untuk bersosialisasi dalam suasana dimana nilai-nilai yang brlaku bukannlah nilai-nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainnkan oleh teman-teman seusianya. Individu pada masa pubertas yang menjalani kehidupan di lingkungan sosialnya diwarnai dengan tugas perkembangan yang harus mereka capai di usia mereka saat ini. 5. Tugas Perkembangan Sosial Masa Pubertas Individu pada masa pubertas menjalankan kehidupan diwarnai dengan tugas perkembangan yang harus mereka capai di usia mereka saat ini. Havighurst (dalam Melly, 1984) menjelaskan tugas-tugas perkembangan dalam hal sosial, yaitu: a. Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing, artinya mempelajari dan menerima kelamin masing-masing, artinya mempelajari dan menerima peranan masing-masing sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau normanorma masyarakat..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. b. Memperlihatkan. tingkah. dipertanggungjawabkan.. laku Sikap. yang. secara. tanggungjawab. sosial. dapat. menjadikan. seseorang dihargai oleh orang lain. c. Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebayanya baik dengan teman-teman sejenis maupun dengan teman jenis kelamin lain. Seseorang daalam melalukan tindakan sosial tidak hanya dengan sesama jenis, tapi baiknya dengan lawan jenis agar dapat berelasi pada semua orang dengan baik. 6. Karakteristik Masa Pubertas Gunarsa ( 1989) merangkum beberapa karakteristik yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan, yaitu: a. Kecanggungan dalam pergaulan dan kelakua dalam gerakan b. Ketidak stabilan emosi. c. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua. d. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi individu tidak sanggup memenuhinya semuanya. e. Senang bereksperimentasi dan senang berksplorasi. f. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan. g. Kecenderungan. membentuk. kelompok. dan. kecenderungan. kegiatan berkelompok. C. Sejarah SMP Charitas Lebak Bulus, Jakarta Selatan Pada Tahun 1979, Bapak uskup Agung Jakarta, Mgr. Leo Soekoto, SJ mempersilahkan Kongregasi charitas membantu keuskupan Agung.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. Jakarta wilayah selatan untuk mengelola sekolah Katolok khususnya di Paroki baru St. Stefanus Cilandak Jakarta Selatan. Tanggal 16 Juli 1979 merupakan awal tahun ajaran baru sejarah sekolah Charitas di Jakarta dengan 2 (dua) grup yaitu TKK bertempat di jalan Cerme, Cepete Selatan dan 2 (dua) kelas untuk kelas 1 SD meminjam di SD Pangudi Luhur Jln. H. Nawai. Pada awal mulanya dengan jumlah peserta didik sebanyak 73 peserta didik, menempati kelas/local gedug SD Charitas siang hari, mulailah langkah awal pendidikan SMP Charitas dengan jumlah tenaga pendidik sebanyak 9 (Sembilan) dan 1 (satu) orang tata usaha. Pendidikan lanjutan tingkat pertama di bawah asuhan Yayasan Pendidkan Charitas. Memasuki tahun kedua unsur pemerintahan mulai memberikan sumbangan dan perhatian besar, khususnya instansi terkait yaitu kantor Departeman Pendidikan dan Kebudayaan ( Depdikbud ) DKI Jakarta pada tanggal 1 Agustus 1986 mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Ijin Operasional Sekolah No. SP. 592/101.1A/1.86 sebagai landasan hokum hadirnya SMP Charitas. Tahun ajaran 1987/1988 merupakan awal baru siswa kelas 3 mengikuti ujian EBTA/EBTANAS menggabung di SMP Negri 85 Pondok Labu sebagaimana tertuang dalam surat keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan kebudayaan( Depdikbud ) DKI Jakarta No. Kep.40/101. A1/I/88 tanggal 20 Februari 1988, dan untuk pertama kalinya lulus 100% dengan NEM yang pantas disyukuri, karena tidak mengecewakan orang tua/wali peserta didik..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. Pada tanggal 24 September 1988 gedung SMP Charitas yang berlokasi di Kampung Kapuk tepatnya di Jln. Mawar Indah No.75 lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan diresmikan oleh Bapak Drs. Soegijo selaku kepala kantor wilayah Departemen Pendidikan dan kebudayaan propinsi DKI Jakarta atas nama Gubenur DKI Jakarta. Sejak saat itu seluruh staf dewan Guru dan karyawan serta seluruh peserta didik SMP Charitas berpindah tempat proses belajar mengajarnya, dari gedung SD Charitas di pondok labu ke gedung berlantai 3 (tiga) di lebak Bulus sampai dengan sekarang. Perkembangan peserta didik memasuki tahun ke 4 semakin besar jumlahnya dan hal tersebut dikarenakan tambahnya kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan di sekolah katolik. Sejalan dengan perkembangannya, pihak instansi, dalam hal ini kantor Wilayah Departemen pendidikan dan kebudayaan DKI Jakarta, kembali melakukan pemeriksaan dan pengamatan langsung terhadap jalannya kegiatan belajar mengajar dan kewenangan tenaga pengajar serta sarana prasarana pendukung proses kegiatan belajar mengajar ternyata memenuhi syarat, maka dengan SK Kepala Kantor wilayah Departeman Pendidikan dan kebudayaan propinsi DKi Jakarta No. 515/101/101.G/U/1989 pada EBTANAS. tahun. menyelenggarakan. 1988/1989. diberikan. EBTA/EBTANAS. mandiri.. kewenangan Tahun. dapat. 1989/1990. mengajukan permohonan Akreditas sekolah kepada Kepala Kantor Wilayah Departeman Pendidikan dan Kebudayaan DKI dilakukan.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. pemeriksaan/ penelitian oleh suatu tim akreditasi pada Charitas jenjang status akreditasinya “ DISAMAKAN” sebagai tertuang dalam SK Kepala Kanwil Depdikbud DKI Jakarta No. 72A/101/U/1990 tanggal 19 Januari 1990. Berdasarkan surat keputusan Badan Akreditas Nasional sekolah Nomor Dp. 020823 tanggal 08 November 2011 SMP Charitas terakreditasi “A” dengan nilai 93. (Charitas Christis Urget Nos 1996: 145). Visi dan Misi sekolah SMP Charitas Lebak Bulus, Jakarta selatan sebagai berikut; VISI: Menjadi pribadi yang cerdas, disiplin, dan peduli dalam kasih persaudaraan, sedangkan MISI: mengembangkan kecerdasan spiritual,. Emosional,. intelektual,. dan. Sosial. secara. harmonis.. Mengembangkan pribadi yang memiliki daya juang, dan semangat kompetitif, membudayakan sikap hidup disiplin, dan mewujudkan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan sekitar dalam kasih persaudaraan, (Panduan dan program Pemelajaran SMP Charitas 2015: 7). D. Situasi Umum SMP Charitas Lebak Bulus, Jakarta Selatan SMP Charitas lebak bulus terakreditas A, yang beralamatkan Jalan Mawar Indah 75, Lebak Bulus Cilandak, Jakarta Selatan. Ada pun nama Yayasan sekolahan ini adalah Yayasan pendidikan Charitas. Yayasan Pendidikan Charitas Jakarta menaungi sekolah mulai dari jenjang KBTK-SD-SMP- hingga SMA. SMP Charitas Jakarta berdiri sejak tahun 1985 dan didirikan oleh kongregasi Suster-suster Santo fransiskus Charitas. SMP Charitas merupakan rumah berkualitas untuk bermain, belajar dan berkarya bagi para peserta didik dengan landasan cinta kasih.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. dan keteladanan sebagaimana motto Charitas “ In Omnibus Charitas”( kasih dalam segalanya). Para pendidik mendidik Program pendidikan Charitas diberikan secara menyeluruh Holistik Education dengan cara yang kreatif, menyenangkan dan berbasis pada pengembangan kecerdasan Multiple Intellegences. Kegiatan elajar mengajar dikembangakan dalam lingkungan yang menyenangkan dan nyaman serta lebih ditekankan pada proses (Active Learning) dan bukan pada penjajalan materi. Lima pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh sekolah Charitas dalam rangka pelaksanaan kurikulum yaitu: a. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Belajar untuk memahami dan menghayati( learning to know) c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif d. Belajar untuk menjadi seseorang, membantu dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif efektif dan menyenangkan. e. Belajar untuk menjalani kehidupan bersama dan berguan bagi orang lain. Peserta didik yang lulus dari SMP Charitas memiliki kopetensi sebagai berikut”: mampu menunjukkan sikap gembira, sederhana dan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari, mampu menunjukkan kecakapan yang.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. tinggi dalam berbahasa Indonesia dan inggris secara aktif maupun pasig, mempunyai kecakapn yang tinggi dalam mengakses dan menolah informasi dari buku bacaan, media masa, internet, dan masyarakat, menunjukkan kemampuan untuk mengekpresikan diri melalui barbagai cara, media dan bentuk keseniaan. E. Bimbingan Pribadi-Sosial 1. Definisi Bimbingan Pribadi-Sosial Bimbingan pribadi sosial merupakan proses untuk membantu seseorang dalam mengembangkan potensinya, mengenal dirinya sendiri serta mengenal lingkungan sekitarnya dan membantu mengatasi masalah yang dihadapi sehingga menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan individu dan kehidupan sosial. Kegiatan bimbingan di sekolah memusatkan pelayanan pada peserta didik sebagai individu yang harus mengembangkan kepribadianya. Siswa SMP sebagai remaja awal memang sangat memerlukan bimbingan, terutama dalam relasi sosialnya. Siswa SMP merupakan individu yang sedang tumbuh dan berkembang menjadi semakin dewasa. Sekolah sebagai institusi pendidikan perlu membantu siswa dalam mengembangkan diri. Menurut Winkel (2006) bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulan batinnya sendiri, dalam mengatur dirinya sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. nafsu. seksual. serta. bimbingan. dalam. membina. hubungan. kemanusiaan dengan sesama dan berbagai lingkungan. 2. Tujuan Bimbingan Pribadi- Sosial Yusuf (2006: 14), mengatakan secara rinci menyebutkan tujuan yang ingin dicapai dari bimbingan pribadi sosial antara lain: a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja maupun masyarakat pada umumnya. b.. Memiliki sikap toleran terhadap umat beragama lain dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.. c.. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.. d.. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang berkaitan dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.. e.. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.. f.. Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. h. Memiliki rasa tanggun jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya. i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahmi dengan sesame manusia. j.. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.. k.. Memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan secara efektif.. 3. Bentuk-Bentuk Bimbingan Pribadi Sosial Bentuk-bentuk bimbingan yang utama digunakan ialah bimbingan kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Bimbingan kelompok dapat dilaksanakan dengan berbagai cara misalnya dibentuk kelompok kecil dalam rangka lanyanan konseling ( konseling kelompok). Sifat bimbingan yang cocok ialah sifat perseverative dan preventif, sehingga dapat menyesuaian diri dengan perubahanperibahan dalam dirinya dan meletakkan dasar bagi perkembangannya (Winkel, 2006: 144)..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. 4. Strategi-strategi Bimbingan Pribadi Sosial Winkel (2006: 128) mnjelaskan tentas strategi/ perencanaan dalam bimbingan pribadi sosial sebagai berikut: a. Identifikasi Masalah Pada langkah ini yang harus diperhatikan guru adalah mengenali gejala-gejala awal dari suatu masalah yang dihadapi siswa. Maksud dari gejala awal disini adalah apabila siswa menunjukkan tingkah laku berbeda atau menyimpang dari biasanya. Untuk mengetahui gejala awal tidaklah mudah, karena harus dilakukan secara teliti dan hati-hati dengan memperhatikan gejala-gejala yang nampak, kemudian dianalisis dan selanjutnya dievaluasi. b. Diagnosis Pada langkah diagnosis yang dilakukan adalah menetapkan ”masalah” berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah. Dalam langkah ini dilakukan kegiatan pengumpulan data mengenai berbagai hal yang menjadi latar belakang atau yang melatar belakangi gejala yang muncul. c. Prognosis Langkah prognosis ini pembimbing menetapkan alternatif tindakan bantuan yang akan diberikan. Selanjutanya melakukan perencanaan mengenai jenis dan bentuk masalah apa yang sedang dihadapi individu..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. d. Pemberian Bantuan Setelah guru merencanakan pemberian bantuan, maka dilanjutkan dengan merealisasikan langkah-langkah alternatif bentuk bantuan berdasarakan. masalah. dan. latar. belakang. yang menjadi. penyebabnya. Langkah pemberian bantuan ini dilaksanakan dengan berbagai pendekatan dan teknik pemberian bantuan. e. Evaluasi dan Tindak Lanjut Setelah pembimbing dan klien melakukan beberapa kali pertemuan, dan mengumpulkan data dari beberapa individu, maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi dapat dilakukan selama proses pemberian bantuan berlangsung sampai pada akhir pemberian bantuan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, seperti. melalui. wawancara,. angket,. observasi. diskusi,. dokumentasi dan sebagainya. 5. Langkah-Langkah Penyusunan Topik Bimbingan Pribadi Sosial Penyusunan. program. bimbingan. dan. konseling. umumnya. mengikuti empat langkah pokok, yaitu identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan penilaian kegiatan. Keempat langkah di atas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang sebaiknya dilakukan secara berkesinambung (Winkel, 2006) a. Identinfikasi kebutuhan. Program yang baik adalah program yang sesuai (match) kebutuhan konseli seperti: Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self actualization needs) seperti pengembangan potensi diri. Kebutuhan harga diri.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. (esteem needs) seperti status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan,. reputasi,. kehormatan. diri. dan. penghargaan.. Kebutuhan social (social needs) seperti cinta, persahabatan, perasaan memiliki, kekeluargaan dan asosiasi. Kebutuhan keamanan dan rasa aman (safety and security needs) seperti perlindungan dan stabilitas. Kebutuhan fisiolgis (physiological needs) seperti makan, minum, perumahan, seks dan istirahat, Semua kebutuhan di atas perlu di analisis untuk ditetapkan kebutuhan mana yang akan diprioritaskan untuk diberikan pelayanan bimbingan konseling. b.. Penyusunan rencana kegiatan. Rencana kegiatan bimbingan disusun atas dasar jenis-jenis dan prioritas kebutuhan konseli. Selain itu, rencana kegiatan bimbingan juga harus disesuaikan dan diintegrasikan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya serta disusun secara spesifik dan realistis.. c. Pelaksanaan. kegiatan.. Pelaksanaan. kegiatan. merupakan. realisasi rencana program bimbingan yang telah disusun. Dalam kaitannya, buat format monitoring dan kembangkan dalam rangka pencatatan proses kegiatan (proses bimbingan). d. Penilaian kegiatan. Penilaian dilakukan mencakup semua kegiatan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Penilaian dilakukan pada setiap tahap kegiatan dalam keseluruhan program. Hasil penilaian merupakan gambaran tentang proses seluruh hsil yang dicapai disertai dengan rekomendasi tentang kegiatan berikutnya (follow up). F. Penelitian yang Relevan Penelitian menurut Laurentinus (2014) yang berjudul Deskripsi penyesuaian Sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap bimbingan pribadi sosial” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 50 siswa ( 94,3%) yang memiliki penyesuaian sosial sangat tinggi, 3 siswa(5,6%) yang memiliki tingkat.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. penyesuaian sosialnya tinggi, tidak ada siswa yang memiliki tingkat penyesuaian sosialnya cukup rendah, rendah dan sangat rendah. Berdasarkan analisis terhadap skor item terdapat 18 item (45%) masuk dalam katagori sangat baik, 16 item (40%) masuk dalam baik, 6 item (15%) yang masuk dalam katagori cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 6 item penyesuain sosial tersebut, diusulkan topik-topik bimbingan pribadi sosial. Penelitian menurut yuli (2004) yang berjudul Penyesuaian sosial para siswa kelas VII SMP Taman Dewata tahun ajaran 2010/2011” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 66 siswa (54,55%) yang memiliki tingkat penyesuaian sosial tinggi, 55 siswa (45,45%) yang memiliki tingkat penyesuaian sosialnya rendah, dan hasil penelitian diusulkan topiktopik bimbingan untuk meningkatkan penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP Taman Dewasa-Jetis Yogyakarta. Sedangkan penelitian dari Dewi (2008) yang berjudul Deskripsi tingkat kemampuan penyesuaian sosial Remaja terhadap teman sebaya di Panti Asuhan Wira Karta Tama Purworejo tahun ajaran 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 25 anak yang memiliki tingkat kemampuan penyesuaian sosial terhadap kelompok sebaya dalam katagori tinggi, 15 anak yang memiliki tingkat kemampuan penyesuaian sosial terhadap kelompok sebaya dalam katagori rendah, dan sebagai usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial untuk para remaja panti Asuhan Wira Karya Taman tahun ajaran 2007/2008..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. G. Kerangka Pikir Pengertian. Pengakuan. Pengikutsertaan. Persetujuan Sosial PENYESUAIAN SOSIAL. Aspek-aspek Penyesuaian Sosial. Mementingkan kepentingan orang lain Penyesuaian. Ciri-ciri Penyesuaian Sosial yang Baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36. BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini, dipaparkan tentang Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian,. Subjek. dan. Sampel. Penelitian,. Teknik. dan. Instrumen. pengumpulan data, Validitas dan Reliabilitas Instrumen, dan Teknik Analisa Data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Stastitika deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2010:208). Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP Charitas Jakarta. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian diadakan di SMP Charitas Jakarta. Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai November 2017, dan pengumpulan data dilakukan pada tanggal 4-6 Desember 2017 yang beralamatkan Jln. Mawar Indah 75, Lebak Bulus Cilandak, Jakarta Selatan. C. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan. 36.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa–siswai kelas VII SMP Charitas Jakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah tersebut, jumlah siswa-siswi kelas VII SMP Charitas adalah 63 siswa. 2. Sampel Penelitian Sugiyono (2014) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini dengan sistem acak, tidak pandang bulu, sehingga semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampling. D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang dibutuhkan. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau dianalisis. Untuk itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelititian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk kuesioner. Menurut Arikunto (2014: 194) “Kuesioner atau angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38. informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”. Sedangkan menurut Sugiyono (2014). Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden. untuk. dijawab.. Kuesioner. merupakan. cara. untuk. menyampaikan pertanyaan secara tertulis pada lembar yang telah disediakan dan harus dikembalikan. 2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati ( Sugiyono, 2010: 148). Dalam penelitian ini penulis menggunakan pernyataan dengan menggunakan model Skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial ( Sugiyono, 2014: 134). Dalam skala Likert terdapat 5 alternatif jawaban, tetapi dalam kuesioner ini hanya 4 alternatif jawaban yang disediakan. Alternatif jawaban tengah atau ragu-ragu (RG) tidak disediakan untuk mengurangi kecenderungn responden dalam memberikan jawaban yang netral dan untuk meningkatkan variabelitas respon ( Sugiyono, 2013). Dalam kuesioner penyesuaian sosial ini ada dua bentuk yaitu pernyataan favourable (Positif) dan unfavourable (negatif). Pernyataan favourable (positif) yaitu item yang sesuai atau menunjukkan penyesuaian sosial yang baik. Sedangkan unfavourable (negatif) yaitu.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39. item yang tidak sesuai atau belum menunjukkan penyesuaian sosial yang baik Peneliti menyediakan empat alternatif jawaban, yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Pemberian skor untuk masing-masing item pernyataan dalam instrumen ini ditentukan sebagai berikut: untuk pernyataan Favourable (positif) skor yang diberikan bergerak dari 4 – 1 dan untuk item unfavaurable (negatif) bergerak 1 – 4. Pada item positif, alternative jawaban”selalu” memperoleh skor 4, “sering” memperoleh skor 3, “kadang-kadang” memperoleh skor 2, dan tidak pernah memperoleh skor 1. Sebaliknya, untuk pernyataan unfavourable skor yang diberikan untuk jawaban selelu 1, sering adalah 2, kadang-kadang adalah 3, dan tidak pernah adalah 4. Kuesioner bersifat terbuka dan tertutup. Dalam penelitian ini kuesioner yang akan diberikan kepada responden adalah dengan pertanyaan tertutup di mana peneliti sudah menyiapkan pertanyaan dan alternatif jawaban maka peneliti mengharapkan responden memilih salah satu dari jawaban yang telah tersedia dan kuesioner terbuka berarti kuesioner yang tidak menyediakan alternatif jawaban. Kuesioner diberikan kepada siswa-siswi kelas VII SMP Charitas. Kuesioner Penyesuaian Sosial ini dikembangkan dari konsep Schneiders. (1964).. Pengakuan/penghargaan,. Apek-aspek. penyesuaian. Pengikutsertaan,. sosial. Persetujuan. terdiri: Sosial,. Mementingkan kepentingan orang lain, Penyesuaian. Pada penyusunan.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 40. kuesioner ini, peneliti membuat kisi-kisi yang dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1 Kisi-Kisi Kuesioner Penyesuaian Sosial Siswa kelas VII SMP Charitas Jakarta Tahun Ajaran 2017/2018 No Aspek Indikator Nomor Item Total Positif Negatif 1 Pengakuan/penghargaa a. Menghormati 3 2 5 n hak-hak orang lain b. Menerima 2 2 4 hak-hak orang lain 2 Pengikutsertaan a. Menciptakan 4 4 8 relasi yang baik b. Menjalin 4 2 6 persahabatan 3 Persetujuan Sosial a. Memiliki 5 3 8 kepekaan b. Menunjukkan 3 3 6 rasa simpati pada orang lain 4 Mementingkan a. Suka menolong 4 4 8 kepentingan orang lain b. Mengutamaka 3 1 4 kepentingan orang lain 5. Penyesuaian. Jumlah Total. a. Menghormati nilai-nilai yang ada b. Mengikuti aturanaturan yang ada di lingkungan. 4. 2. 6. 2. 3. 5. 34. 26. 60.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 41. E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen Validitas adalah alat yang mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2005: 7). Selain itu menurut Nurgiyantoro. (2009:. 339),. Validitas. isi. adalah. validitas. yang. mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrument dengan tujuan dan deskripsi masalah yang akan diteliti. Sebagai Validisator dalam penelitian ini adalah ahlinya yang diwakili oleh dosen pembimbing. Setelah mendapatkan validitas isi melalui penilaian ahli (dosen pembimbing) tentang penggunaan kosakata, pencocokan setiap aspekaspek yang akan dipakai, dan mengelompokan antara item-item Favourable (positif) dan unfavaurable (negatif) setelah itu dilakukan validitas impiris. Teknik statistik yang dipergunakan untuk menguji validitas instrumen penelitian ini adalah teknik kolerasi Product-Moment dari Person yaitu dengan mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total peraspek dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 20. Adapun rumus Product Moment adalah sebagai berikut:.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 42. Pengujian validitas ini menggunakan batas kritis nilai koefisien validitas sebesar 0,30. Apabila korelasi butir instrument tersebut positif dan besar koefisien validitasnya sama dengan atau lebih besar dari 0,30 maka konsistensi internal item dinyatakan tinggi. Item yang memiliki nilai konsistensi internal yang tinggi dapat dinyatakan sebagai item yang valid. Sebaliknya, item yang nilai koefisien validitasnya kurang dari 0,30, dinyatakan sebagai item yang tidak valid. Dari 60 item yang diuji coba terdapat 32 item yang nilai koefisien validitasnya sama dengan atau lebih besar dari 0.30. Sedangkan 28 item yang memiliki nilai koefisien validitas lebih kecil dari 0.30. Berikut adalah rincian item yang valid dan tidak valid sebagai berikut:.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 43. Tabel 2 Rincian Item Valid dan Tidak Valid dari Kuesioner Penyesuaian Sosial No. Aspek. Item Valid. Item tidak Valid. 1. Pengakuan/penghargaan. 13467 9. 258. 2. Pengikutsertaan. 10 11 13 14 18 19 12 15 16 17 20 21 22. 3. Persetujuan Sosial. 23. 25 27 29 30 32 34 24 26 28 31 33 37 36. 4. Mementingkan kepentingan orang lain. 38 39 42 43 46 49. 40 41 44 45 47 48. 5. Penyesuaian. 51 54 55 57 58 59. 50 53 56 60. Jumlah. 32. 28. Setelah uji coba dan menghitung nilai koefisien validitas masing-masing item diketahui jumlah item yang valid dan tidak valid..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 44. Kisi-kisi instrument setelah uji coba adalah sebagai berikut:. No. 1. 2. 3. 4. 5. Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Sosial Setelah Uji Coba Siswa Kelas VII SMP Charitas Jakarta Tahun ajaran 2017/2018 Aspek Indikator Nomor Item Positi Negat f if Pengakuan/penghargaa c. Menghormati hak3 1 n hak orang lain d. Menerima hak1 2 hak orang lain Pengikutsertaan c. Menciptakan relasi 3 1 yang baik d. Menjalin 3 1 persahabatan Persetujuan Sosial c. Memiliki kepekaan 3 1 d. Menunjukkan rasa 2 1 simpati pada orang lain Mementingkan c. Suka menolong 2 kepentingan orang lain d. Mengutamaka 2 kepentingan orang lain Penyesuaian. Jumlah Total. c. Menghormati nilai-nilai yang ada d. Mengikuti aturan-aturan yang ada di lingkungan. 3. 4 3 4 4 4 3. 2 2. 3. 1. 23. To tal. 3. 10. 4. 32. 2. Reliabilitas Instrumen Menurut Arikunto (1999) uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat kepercayaan alat tes. Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa instrumen yang reliabilitas adalah instrumen yang jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 45. sama. Pengukuran reliabilitas dari penelitian ini akan dilakukan dengan satu kali pengukuran guna mencari reliabilitas internal setiap instrument. Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha ( Azwar, 2007), sebagai berikut:. Rumus Cronbach Alpha. (. ). Keterangan:. α = Koefisien alpha Varians skor belahan Satu. = Varians skor belahan dua. = Varians skor skala Dalam penelitian ini, uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program IMB SPSS stastics 21. Hasil penghitungan didapatkan skor sebagai berikut:.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 46. Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha. Cronbach's. N of Items. Alpha Based on Standardized Items .878. .878. 32. Hasil pengujian reliabilitas tersebut dikonfirmasikan ke kriteria Gulford (Masidjo, 1995) seperti disajikan dalam tabel,5. No 1 2 3 4 5. Tabel 5. Kriteria Guilford Koefisien Korelasi 0,91 – 1,00 0,70 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20. Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah. Berdasarkan kriteria di atas dapat disimpulkan bahwa koefisiensi reliabilitas dari 32 item yang valit, dengan menggunakan cronbach’s Alpha sebesar 0, 878 termasuk dalam katogori tinggi. F. Teknik Analisis Data Sugiyono (2014) menjelaskan analisis merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Adapun yang dilakukan dalam analisis ini adalah mengelompokkan data, mentabulasi data, menyajikan data yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dari penelitian ini..

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 47. Berikut ini dijelaskan langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk menganalisis data Penelitian Deskripsi penyesuaian Sosial siswa kelas VII SMP Charitas tahun 2017/2018: 1) Menentukan skor dilakukan mengacu pada Pedoman skoring pada item angket dilakukan dengan cara memberikan nilai angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat pernyataan favorable atau unfavorable, kemudian memasukkannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item. 2) Membuat tabulasi skor keseluruhan item-item data penelitian dengan menggunakan Microsoft Excel 2010. 3) Menghitung jumlah skor keseluruan item untuk subjek. 4) Menghitung. validitas. dan. reliabilitas. koesioner. dengan. menggunakan program IMB SPSS Statistic 5) Pengkategorisasi penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP Charitas Jakarta Tahun 2017/2018. Kategorisasi dilakukan menurut Azwar yaitu disusun berdasarkan distribusi normal. Menurut Azwar (2007) tujuan dari katagori ini adalah untuk memisahkan subjek penelitian ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdasarkan kualifikasinya. Adapun penetapan norma katagorisasinya digunakan hitungan yang terdapat pada tabel,6..

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 48. Tabel 6 Penentuan Kriteria Secara Keseluruhan No 1 2 3 4 5 Keterangan:. Norma µ + 1.5 σ < X µ + 0.5 < X ≤ µ + 1.5 σ µ + 1.5 < X ≤ µ +0.5 σ µ - 1.5 < X ≤ µ - 0.5 σ X ≤ µ - 1.5 σ. Kategorisasi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah. Skor Maksimum teoritik. : Skor tertinggi yang didapat. Skor Minimum Teoritik. : Skor terendah yang didapat. Standar deviasi ( ). : Luas jarak rentangan. Mean teoritik (µ). : Rata-rata teoritis skor maksi- mum dan skor minimum.

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 49. BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian, pembahasan dan usulan topiktopik bimbingan pribadi-sosial. A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Penyesuaian Sosial Siswa Kelas VII SMP Charitas Jakarta Tahun 2017/2018 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyesuaian sosial yang dimiliki oleh siswa kelas VII SMP Charitas Jakarta, dan mengidentifikasi butir-butir penyesuaian sosial yang belum tercapai pada siswa kelas VII SMP Charitas Jakarta. Dengan mengikuti norma katagorisasi yang ditemukan pada tabel diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: Skor maksimun teoritik. : 4x32 = 128. Skor minimum teoritik. : 1x 32 = 32. Rata-rata teoritik. :1128+32 2 =80 :128-32 6 = 16. Standar deviasi. Penentuan katagorisasi setelah dilakukan penghitungan dapat dilihat pada tabel, 7. 49.

Gambar

Gambar 1. Grafik distribusi skor Penyesuaian Sosial siswa kelas VII SMP  Charitas.

Referensi

Dokumen terkait

Agar dapat mengembangkan watak dapat bertindak dengan kemandirian berpendapat dan bertanggung jawab pribadi yang makin besar. Prosses pendidikan

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan interaktif company profile perusahaan jasa konstruksi CV.. Menjadi referensi bagi kalangan desainer 3D maupun animator

Mineral aragonit terbentuk pada lingkungan yang mempunyai temperatur tinggi dengan penyinaran matahari yang cukup, sehingga batuan karbonat yang tersusun oleh

[r]

chosen probabilities.. The Battle of the Sexes Wrestling Opera Wrestling Joan 2,1 0,0 • Pure Strategy – Both watch wrestling – Both watch opera • Mixed Strategy – Jim chooses

Karena fitur keamanan yang ada pada standar 802.11 tidak menyediakan integritas pesan yang kuat, bentuk lain dari serangan aktif yang membobol integritas sistem sangat

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk dan validitas empiris. Validitas konstruk sering juga disebut validitas logis yang berkenaan

Penentuan shio dalam program sederhana ini dilakukan dengan pertama kali dengan menginput tanggal, bulan dan tahun kelahiran kemudian dilakuakn perhitungan dengan cara