• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA KARTU BRIDGE PADA SISWA KELAS IV SDN III BAKALAN

PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh: FITRIA NURAINI

K7108144

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juli 2012

(2)

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fitria Nuraini

NIM : K7108144

Jurusan/Program Studi : FKIP/Pendidikan Guru Sekolah Dasar menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA KARTU BRIDGE PADA SISWA KELAS IV SDN III BAKALAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan

(3)

commit to user

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA KARTU BRIDGE PADA SISWA KELAS IV SDN III BAKALAN

PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh: FITRIA NURAINI

K7108144

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juli 2012

(4)

commit to user

vi ABSTRAK

Fitria Nuraini. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA KARTU BRIDGE PADA SISWA KELAS IV SDN III BAKALAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis huruf Jawa dengan media Kartu bridge pada siswa kelas IV SDN III Bakalan Purwantoro Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011 / 2012.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SDN III Bakalan Purwantoro Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Sedangkan objeknya adalah kemampuan menulis huruf Jawa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan atau observasi, dokumentasi, tes, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Kartu bridge dapat meningkatkan kemampuan menulis huruf Jawa pada siswa kelas IV SDN III Bakalan Purwantoro Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi prasiklus sebelum dilaksanakan tindakan, nilai rata-rata kelas 57,63 dengan persentase ketuntasan klasikal 31,25%. Siklus I nilai rata-rata kelas dalam kemampuan menulis huruf Jawa sebesar 61,41 dengan persentase ketuntasan klasikal 56,25%, siklus II nilai rata-rata kelas dalam kemampuan menulis huruf Jawa sebesar 63,91 dengan persentase ketuntasan klasikal 71,88%, dan siklus III nilai rata-rata kelas dalam kemampuan menulis huruf Jawa sebesar 70,47 dengan persentase ketuntasan klasikal 84,38%.

Simpulan penelitian ini adalah dengan media Kartu bridge dapat meningkatkan kemampuan menulis huruf Jawa pada siswa kelas IV SDN III Bakalan Purwantoro Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011/2012.

(5)

commit to user

vii ABSTRACT

Fitria Nuraini. INCREASING THE JAVANESE WRITING ABILITY THROUGH BRIDGE CARDS MEDIA AT FOURTH GRADE STUDENTS OF SDN III BAKALAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI OF 2011/2012 ACADEMIC YEAR. Thesis, Faculty of Education Sebelas Maret University Surakarta. July 2012.

The objective of this classroom action research is to increase the Javanese writing ability through bridge cards media at fourth grade students of SDN III Bakalan Purwantoro Kabupaten Wonogiri of 2011/2012 Academic Year. The method used in this research is classroom action research through cycle model. This research is done through three cycles. Every cycle consists of four stages; namely, planning, acting, observation, and reflection. The subject of this research is 16 students of fourth grade students of SDN III Bakalan Purwantoro Kabupaten Wonogiri of 2011/2012 Academic Year. The subject consists of 11 male students and 5 female students. While the method of collecting data are observation, documentation, test, and interview. The technique of data analysis uses interactive model analysis.

The result of the research is the usage of bridge cards media can increase the ability of Javanese writing of fourth grade students at SDN III Bakalan Purwantoro Kabupaten Wonogiri of 2011/2012 Academic Year. It can be seen from the pracycle condition before the implementation, the average score of the students is 57,63 with 31,25% classical graduation percentage . The average score in the first cycle of Javanese writing ability is 61, 41 with 56,25% classical graduation percentage, The average score in the second cycle of Javanese writing ability is 63, 91 with 71,88% classical graduation percentage, and The average score in the third cycle of Javanese writing ability is 70, 47 with 54,38% classical graduation percentage.

The conclusion of this research is the usage of bridge cards media can increas the Javanese writing ability of fourth grade students at SDN III Bakalan Purwantoro Kabupaten Wonogiri of 2011/2012 Academic Year.

(6)

commit to user

viii MOTTO

“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”

(QS. Al-Mujadilah: 11)

“Lakukanlah yang terbaik untuk hari ini jangan biarkan berdiam diri, masa depan bukan untuk ditunggu tetapi untuk diraih”

(Mario Teguh)

“Kegagalan tidak menjadikan hidup kita terpuruk tetapi kegagalan menjadikan kita untuk melangkah lebih maju dalam hidup”

(Penulis)

“Hiduplah dengan berilmu dan berilmulah untuk hidup” (Penulis)

(7)

commit to user

ix PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:  “Bapak dan Ibuku Tercinta”

Terimakasihku atas do’a yang tulus, kasih sayang yang tiada putus, serta pengorbanan yang tiada henti. Tiada kata seindah do’a yang

keluar darimu untukku.

“Kakak dan Adikku Tersayang”

Terimakasih atas dukungan dan motivasinya serta telah mengajariku arti sebuah perjuangan selama ini.

“Suami dan Putriku Tercinta

(Danang Dwi Nugroho dan Alifiah Putri Nugraheni)” Terimkasih atas kasih sayang, semangat, dan motivasi yang kalian

berikan setiap waktu.

“PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta” Almamaterku tercinta yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi

masa depanku yang cerah.

“Mahasiswa PGSD FKIP UNS Kelas C angkatan 2008” Terima kasih atas motivasi, bantuan, dan dukungannya.kalian selalu memberikan arti dalam hidupku dan selalu membuatku tersenyum

(8)

commit to user

x KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Menulis Huruf Jawa Dengan Media Kartu Bridge Pada Siswa Kelas IV SDN III Bakalan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012” guna memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam menyusun skripsi ini, tentunya penulis tidak lepas dari bimbingan, arahan, petunjuk, dukungan dan saran–saran dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. M.Shaifuddin, S.Pd, M.Pd, M.Sn selaku dosen pembimbing I dan Dra. Endang SM, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen PGSD yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

7. Jaeran, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SDN III Bakalan, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SDN III Bakalan.

8. Bapak dan Ibu guru, beserta siswa kelas IV SDN III Bakalan, Purwantoro, Kabupaten Wonogiri yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis.

(9)

commit to user

xi

9. Ibu, bapak dan saudara-saudara penulis tercinta yang telah memberikan dukungan baik berupa moral, doa dan materi.

10. Teman–teman mahasiswa S1 PGSD FKIP UNS yang telah memberikan dukungan, semangat, dan kerjasama selama ini. Terimakasih atas kebersamaannya yang tak terlupakan.

11. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar hasil penelitian ini bisa lebih bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya, serta pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012

(10)

commit to user

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN... ii

HALAMAN PENGAJUAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Hakikat Kemampuan Menulis Huruf Jawa ... 6

2. Hakikat Media Pembelajaran Kartu Bridge... 17

B. Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berpikir ... 28

(11)

commit to user

xiii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

C. Sumber Data ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Validitas Data ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 35

G. Indikator Kinerja ... 37

H. Prosedur Penelitian ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 46

1. Tempat Penelitian ………... 46

2. Deskripsi Kondisi Awal ………. 47

3. Deskripsi Hasil Penelitian ……….. 49

a. Siklus I ……….. 49

b. Siklus II ………. 65

c. Siklus III ……… 80

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 95

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A.Simpulan ... 99

B.Implikasi ... 99

C.Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(12)

commit to user

xiv DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir ... 29 2. Teknik Analisis Data ... ... 36 3. Prosedur Penelitian ... ... 38 4. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada

Prasiklus... 48 5. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus I

Pertemuan Pertama... ... 59 6. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus I

Pertemuan Kedua ………. ... 61 7. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Menulis Huruf

Jawa pada Siklus I... ... 63 8. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Kemampuan

Menulis Huruf Jawa pada Prasiklus dan Siklus I... ... 64 9. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus II

Pertemuan Pertama ... ... 74 10. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus II

Pertemuan Kedua... 76 11. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Menulis

Huruf Jawa pada Siklus II... 78 12. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Kemampuan

Menulis Huruf Jawa pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus

II... 79 13. Grafik Nilai Kemampuan Menulis huruf Jawa pada

Siklus III PertemuanPertama ………. ... 89 14. Grafik Nilai Kemampuan Menulis huruf Jawa pada

Siklus III Pertemuan Kedua ………. ... 91 15. Grafik Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Menulis Huruf

(13)

commit to user

xv

16. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan

Siklus III... ... 94 17. Grafik Nilai Rata-rata Kemampuan Menulis Huruf Jawa dan

Persentase Ketuntasan Klasikal pada Prasiklus, Siklus I, Siklus

(14)

commit to user

xvi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ……… 31 2. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Huruf

Jawa pada Prasiklus ………. 47 3. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Huruf

Jawa pada Siklus I Pertemuan Pertama ……….. 58 4. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Huruf

Jawa pada Siklus I Pertemuan Kedua ………. 61 5. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa

pada Siklus ………. 62

6. Perbandingan Persentase Ketuntasan Prasiklus dan Siklus I ………. 64 7. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Huruf

Jawa pada Siklus II Pertemuan Pertama………... 74 8. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Huruf

Jawa pada Siklus II Pertemuan Kedua ……….... 76 9. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa

pada Siklus II ……….. 77 10. Perbandingan Persentase Ketuntasan Prasiklus, Siklus I

dan Siklus II ……… 79

11. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa

pada Siklus III Pertemuan Pertama ……… 89 12. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa

pada Siklus III Pertemuan Kedua ………. 91 13. Perbandingan Hasil Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa

pada Siklus III ……… 92 14. Perbandingan Persentase Ketuntasan Prasiklus, Siklus I,

Siklus II dan Siklus III ……… 94 15. Nilai Rata-rata Kemampuan Menulis Huruf Jawa dan

(15)

commit to user

xvii

Siklus II dan Siklus III ………... 96 16. Perbandingan Aktivitas Siswa dan Guru dalam Proses

(16)

commit to user

xviii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar Wawancara dengan Guru Sebelum Menggunakan

Media Kartu Bridge ... 105

2. Lembar Wawancara dengan Guru Setelah Menggunakan Media Kartu Bridge ... 107

3. Daftar Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa Siswa Kelas IV SDN III Bakalan Semester I Sebelum Tindakan………. 109

4. Silabus Pembelajaran Bahasa Jawa ... 110

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... ... 111

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 124

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 137

8. Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus I Pertemuan I ………... ... 150

9. Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus I Pertemuan II ………... ... 152

10. Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus II Pertemuan I ………... ... 154

11. Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus II Pertemuan II ……….. ... 156

12. Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus III Pertemuan I ……….. ... 158

13. Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus III Pertemuan II ……….. ... 160

14. Rekapitulasi Perolehan Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus I ……….. ... 162

15. Rekapitulasi Perolehan Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus II ………. ... 163

16. Rekapitulasi Perolehan Nilai Kemampuan Menulis Huruf Jawa pada Siklus III ……… ... 164

(17)

commit to user

xix

17. Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Bahasa Jawa Siklus I Pertemuan I ... ... 165 18. Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Bahasa Jawa Siklus I Pertemuan II ... ... 166 19. Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Bahasa Jawa Siklus II Pertemuan I ……….. ... 168 20. Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Bahasa Jawa Siklus II Pertemuan II ……….. ... 169 21. Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Bahasa Jawa Siklus III Pertemuan I ……… ... 171 22. Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Bahasa Jawa Siklus III Pertemuan II ……… ... 172 23. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Bahasa Jawa Kemampuan Menulis Huruf Jawa Siklus I

Pertemuan I dan II ……….. ... 174 24. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Bahasa Jawa Kemampuan Menulis Huruf Jawa Siklus II

Pertemuan I dan II ……….. ... 176 25. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Bahasa Jawa Kemampuan Menulis Huruf Jawa Siklus III

Pertemuan I dan II ……….. ... 178 26. Pedoman Penilaian Lembar Kinerja Guru dalam

Pembelajaran ……… ... 180 27. Dokumentasi Tindakan Penelitian ……… ... 185

(18)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan bahasa daerah merupakan salah satu kebanggan Bangsa Indonesia yang menunjukkan keanekaragaman budayanya. Bahasa Jawa merupakan salah satu dari sekian banyak bahasa daerah di Indonesia yang keberadaannya ikut mewarnai keragaman budaya bangsa Indonesia. Sebagai orang Jawa, sudah menjadi kewajiban kita untuk melestarikan bahasa Jawa tersebut.

Belakangan ini bahasa Jawa sudah mengalami kemunduran secara fungsional. Hal itu dikarenakan masyarakat Jawa modern pada masa sekarang ini sudah malas mengenal bahasa Jawa dan sempitnya pemahaman yang dimiliki masyarakat terhadap bahasa Jawa. Selain itu penyebab lainnya adalah kurangnnya pemanfaatan secara maksimal oleh generasi muda, maka salah satu upaya atau langkah-langkah pelestariannya dilakukan melalui pendidikan formal. Pendidikan formal di Indonesia berlangsung sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi . Peningkatan mutu pendidikan harus dimulai sejak pendidikan dasar, sebab pendidikan dasar merupakan fondasi untuk kelanjutan pendidikan berikutnya

Menulis sebagai salah satu kemampuan dasar perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak baik sekolah sebagai penyelenggara pendidikan, masyarakat, maupun pemerintah. Hal ini disebabkan karena menulis merupakan kunci untuk memperoleh informasi lengkap dan menyeluruh. Dengan menulis dapat membuka kunci segudang ilmu. Ilmu yang tersimpan dalam buku digali dan dicari salah satunya dengan kegiatan menulis. Kemampuan menulis dapat menentukan hasil ilmu yang didapatkan tersebut. Kemampuan menulis merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak tidak memiliki kemampuan menulis, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang. Mengingat pentingnya menulis, maka anak harus belajar menulis dan kesulitan menulis harus diatasi secepat mungkin.

(19)

commit to user

2

Pemerintah juga sudah turun tangan dengan memasukkannya ke dalam kurikulum pendidikan dengan melalui proses belajar. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta didik, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Menurut Sadono (2012) pada tahun 2010 sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 423.5/5/2010 mata pelajaran bahasa Jawa sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal wajib di tingkat pendidikan dasar hingga menengah atas, memasukkan materi huruf Jawa dalam kurikulumnya. Khususnya di tingkat pendidikan dasar, pemberian materi huruf Jawa ini bertujuan untuk memberikan landasan yang kuat dalam penguasaan huruf Jawa sebagai bekal pengetahuan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan kemampuan menulis huruf Jawa siswa kelas IV SDN III Bakalan tahun ajaran 2011/2012 dalam pelajaran bahasa Jawa masih lemah. Hal ini terlihat jelas dalam nilai tugas maupun soal ulangan yang rendah. Dari hasil pengamatan peneliti di SDN III Bakalan, siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam hal menulis Jawa. Dari hasil belajar Bahasa Jawa kelas IV SDN III Bakalan pokok bahasan menulis Jawa belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini dapat diketahui dari hasil nilai kemampuan menulis huruf Jawa pada semester satu sebelum diadakan tindakan yaitu nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 55. Kriteria Ketuntasan Minimal yang harus dicapai siswa untuk mata pelajaran Bahasa Jawa adalah 65. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 16, hanya 5 siswa atau 31,25% yang sudah mencapai KKM dan masih ada 11 siswa atau 68,75% yang belum mencapai KKM. Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis huruf Jawa merupakan salah satu gejala anak yang mengalami kesulitan belajar sehingga memerlukan penanganan yang intensif.

Namun demikian, di SDN III Bakalan kemampuan menulis siswa untuk mendalami huruf Jawa ini cenderung tidak memuaskan. Hal ini disebabkan berbagai macam hal, salah satunya adalah metode mengajar guru yang masih menggunakan metode belajar konvensional, yaitu ceramah. Metode ceramah sebagai metode mengajar adalah penuturan secara lisan oleh guru terhadap

(20)

commit to user

3

kelasnya dan belum menggunakan media dalam pembelajaran. Masalah lain yang masih mengganggu adalah lingkup kompetensi yang harus dicapai cukup banyak yang meliputi: mendengarkan, membaca, menulis, dan apresiasi sementara alokasi waktu sangat terbatas yaitu 2 jam per minggu. Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis huruf Jawa. Bahkan bukan hanya siswa saja yang mengalami kesulitan membaca dan menulis huruf Jawa, akan tetapi hampir semua orang Jawa mengalami kesulitan membaca dan menulis huruf Jawa. Akibatnya berkembang rumor yang menyatakan orang Jawa sendiri tidak dapat membaca dan menulis huruf Jawa, apalagi orang lain.

Media merupakan segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (Indriana, 2011: 6). Media kartu bridge atau lebih dikenal oleh masyarakat kartu remi merupakan media yang mengandalkan kemampuan bermain maupun keuntungan. Kelebihan dari media kartu bridge itu sendiri adalah: (1) Media kartu bridge ini cenderung digunakan untuk permainan, hal ini sangat cocok untuk siswa karena siswa bisa belajar melalui permainan; (2) Melalui penggunaan media kartu bridge dalam pengajaran, memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan siswa, sehingga pesan pengajaran yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik; (3) Media kartu bridge ini menarik karena memiliki bentuk yang sederhana yaitu berbentuk seperti kartu remi biasa; (4) Media kartu bridge ini praktis dibawa kemana saja, warnanya menarik dan mudah dalam penggunaannya. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media kartu bridge aksara Jawa yang menggunakan tokoh punokawan untuk jenis kartunya (Semar, Petruk, Gareng, Bagong). Penggunaan media tersebut sangat bermanfaat terhadap proses kegiatan belajar yaitu mempermudah kemampuan siswa untuk memahami suatu materi. Pemanfaatan media kartu bridge dalam menyampaikan materi merupakan salah satu cara untuk perbaikan dalam sistem pembelajaran termasuk penyajian materi. Tujuan digunakan media kartu bridge adalah untuk memudahkan siswa dalam menangkap dan memahami materi khususnya kemampuan menulis huruf Jawa. Berdasarkan hal tersebut kartu bridge sebagai media yang sangat penting dalam menunjang kelancaran pelaksanaan pembelajaran dalam peningkatan kemampuan menulis huruf Jawa siswa.

(21)

commit to user

4

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ Peningkatan Kemampuan Menulis Huruf Jawa Dengan Media Kartu Bridge Pada Siswa Kelas IV SDN III Bakalan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahu Ajaran 2011/2012”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan media kartu bridge dapat meningkatkan kemampuan menulis huruf Jawa pada siswa kelas IV SDN III Bakalan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/ 2012?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis huruf Jawa dengan media kartu bridge pada siswa kelas IV SDN III Bakalan Purwantoro Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011 / 2012.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan didunia pendidikan dan dapat memberikan pengetahuan kepada guru tentang media pembelajaran yang inovatif serta penerapannya yaitu kartu bridge.

2. Manfaat praktis a. Bagi siswa

1) Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna karena menggunakan media yang menarik dan dapat mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf Jawa.

3) Memberikan motivasi agar lebih tertarik belajar bahasa Jawa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

(22)

commit to user

5

b. Bagi guru

1) Memperluas pengalaman mengajar guru di kelas dalam rangka merencanakan pembelajaran yang efektif, khususnya dalam menggunakan media kartu bridge.

2) Memberikan alternatif penggunaan media kartu bridge bagi guru dalam mengajarkan materi menulis huruf Jawa.

3) Menambah semangat guru dalam mengajar sehingga tidak menumbuhkan rasa bosan siswa.

c. Bagi sekolah

1) Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi masukan dalam usaha perbaikan proses pembelajaran para guru, sehingga mutu pendidikan meningkat.

(23)

commit to user

6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Menulis Huruf Jawa a. Pengertian Kemampuan

Menurut Desmita “ability (kemampuan, kecakapan) adalah suatu istilah umum yang berkenaan dengan potensi untuk menguasai suatu keterampilan” (2006: 257). Sedangkan Gagne menjelaskan bahwa “ Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam kondisi yang telah ditentukan” (Karim, As’ari, Muhsetyo, dan Sutawidjaja, 1996:26).

Selanjutnya menurut Sunarto dan Hartono “kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil pembawaan dan latihan” (2008: 120). Menurut Gordon dalam Mulyasa “kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya” (2008: 39). Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didiknya. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi yang dimiliki manusia yang merupakan pembawaan sejaklahiruntuk melakukan sesuatu dan merupakan hasil latihan atau praktek.

b. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menurut Tarigan “menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang- lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang- lambang grafik tersebut” (1986: 21).

Selanjutnya menulis menurut Indri (2012) adalah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang.

(24)

commit to user

7

Joyce Tyldesley dalam The International Journal of Code Breaker’s Secret Diary, and the Scripta (2010) menyebutkan: Writing, though not obligatory, is a difining marker of civilization. Without writing, there can be no accumulation of knowledge, no historical record, no science (though simple technology may exist), and of course no books, newspapers, emails or World Wide Web.

Menulis, walaupun tidak wajib, adalah sebuah batasan tanda dari peradaban. Tanpa menulis, peradaban dapat menjadi tidak ada pertambahan pengetahuan, tidak ada rekaman sejarah, tidak ada ilmu pengetahuan (walaupun teknologi sederhana mungkin berkembang), dan tentu saja tidak ada buku, Koran, email atau World Wide Web.

Nurudin menyatakan bahwa “Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan” (2010: 4).

Sedangkan menulis menurut Setiasih (2012) adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, yaitu menurunkan atau melukiskan lamban-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.

Abdurrahman menyimpulkan bahwa : “(1) Menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi; (2) Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa grafis; (3) Menulis diperlikan untuk keperluan mencatat dan komunikasi” (2008: 224).

Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengutarakan perasaan dan pikiran dengan jelas agar mudah di pahami oleh orang lain dalam bentuk angka maupun huruf.

c. Kemampuan Menulis

St. Y. Slamet menyatakan bahwa “kemampuan menulis yaitu kemampuan berbahasa yang bersifat produktif; artinya, kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan tulisan” (2008: 72).

Sedangkan menurut Trim dalam Kusmayadi “kemampuan menulis bukan lahir karena bakat, tetapi karena diciptakan. Artinya, tidak ada seorang pun yang

(25)

commit to user

8

dilahirkan sebagai penulis. Akan tetapi, seseorang tercipta sebagai penulis karena ia diberi peluang dan stimulus untuk belajar, berlatih, dan berkembang” (2011: 3). Selanjutnya menurut Solehan, dkk “kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis. Akan tetapi, kemampuan menulis seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran “(2008: 94) . Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan menulis, seseorang yang telah mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis dengan baik tanpa banyak latihan menulis.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dan bergantung kepada sejauh mana ia berusaha menuangkan pikirannya secara total melalui latihan atau perulangan yang dijadikan bahan tulisan.

d. Manfaat Menulis

Menurut Graves dalam Akhadiah, dkk “kegiatan menulis banyak manfaatnya, yaitu 1) Menulis menyumbang kecerdasan; 2) Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas; 3) Menulis menumbuhkan keberanian; 4) Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi” (1999: 1.4).

e. Huruf Jawa

1) Legenda Hanacaraka

Huruf Jawa menurut suyoto (2012) juga mempunyai sejarah kelahiran. Di bawah ini adalah sejarah dan arti huruf Jawa yang dikisahkan oleh Ajisaka. Aji Saka itu sendiri adalah seorang ksatria yang dahulu hidup di Pulau Majethi. Selain tampan, Aji Saka juga memiliki ilmu yang tinggi dan sakti. Ia mempunyai dua orang punggawa bernama Dora dan Sembada. Keduanya sangat menururuti perintah Aji Saka. Suatu hari Ajisaka ingin berkelana meninggalkan Pulau Majethi dan mengajak Dora, sementara Sembada tetap tinggal di pulau untuk menjaga pusaka Aji Saka yang paling sakti. Aji Saka berpesan bahwa pusaka itu tidak boleh diserahkan kepada siapapun kecuali dirinya sendiri. Ketika itu di Jawa ada sebuah negara yang dikenal sebagai Medhangkamulan. Namun,

(26)

commit to user

9

Medhangkamulan dipimpin oleh seorang pemimpin yang suka menyantap daging manusia yakni Prabu Dewatacengkar. Hampir setiap hari ia menyantap satu per satu rakyatnya hingga negara itu menjadi sepi. Aji Saka yang kebetulan melintasi Medhangkamulan berhasil mengalahkan Prabu Dewatacengkar dan menjadi raja di Medhangkamulan.

Setelah jadi raja, Aji Saka menyuruh Dora pergi ke Pulau Majethi untuk mengambil pusaka yang dijaga Sembada. Karena memegang teguh pesan dari Aji Saka, kedua orang punggawa itu pun bertarung hingga tewas. Aji Saka yang mendengar kabar kematian Dora dan Sembada cukup sedih dan mengabadikan dua punggawanya itu ke dalam sebuah aksara yang bunyinya ha na ca ra ka (ada utusan), da ta sa wa la (saling berselisih pendapat), pa dha ja ya nya (sama-sama sakti),ma ga ba tha nga (sama-sama menjadi mayat).

Cerita mengenai asal-usulhuruf Jawa diceritakan pada siswa agar siswa tertarik dan mendapat hiburan sehingga siswa mudah untuk mengingatnya.

Menurut Hastuti dalam Rohmadi, ada pengertian huruf lagi dari hanacaraka (2011: 198) , yaitu:

a) Ha : Hana hurip wening suci – adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci

b) Na : Nur candra, gaib candra, warsitaning candara – pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi

c) Ca : Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi – arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal

d) Ra : Rasaingsun handulusih – rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani

e) Ka : Karsaningsun memayuhayuning bawana – hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam

f) Da : Dumadining dzat kang tanpa winangenan – menerima hidup apa adanya

(27)

commit to user

10

g) Ta : Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa – mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup

h) Sa : Sifat ingsun handulu sifatullah – membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan

i) Wa : Wujud hana tan kena kinira – ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas

j) La : Lir handaya paseban jati – mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi

k) Pa : Papan kang tanpa kiblat – Hakekat Allah yang ada disegala arah l) Dha : Dhuwur wekasane endek wiwitane – Untuk bisa diatas tentu

dimulai dari dasar

m) Ja : Jumbuhing kawula lan Gusti – Selalu berusaha menyatu memahami kehendak-Nya

n) Ya : Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi – yakin atas titah/kodrat Illahi

o) Nya : Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki – memahami kodrat kehidupan

p) Ma : Madep mantep manembah mring Ilahi – yakin/mantap dalam menyembah Ilahi

q) Ga : Guru sejati sing muruki – belajar pada guru nurani

r) Ba : Bayu sejati kang andalani – menyelaraskan diri pada gerak alam s) Tha : Tukul saka niat – sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niatan t) Nga :Ngracut busananing manungso – melepaskan egoisme pribadi

manusia. 2) Abjad

Menurut Darusupraptapta dkk, menyatakan bahwa “yang dipelajari dalam huruf Jawa adalah huruf dasar Jawa (aksara carakan), sandhangan, aksara murda, aksara swara, aksara rekan, tanda baca, dan huruf lainnya” (1996: 5-51). Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

(28)

commit to user

11

Darusupraptapta dkk, mengemukakan “huruf carakan atau aksara carakan yang digunakan di dalam ejaan bahasa Jawa pada dasarnya terdiri atas 20 aksara pokok yang bersifat silabik (kesukuan)” (1996: 5). Huruf (aksara) tersebut adalah sebagai berikut:

a n c r k ha na ca ra ka f t s w l da ta sa wa la p d j y v pa dha ja ya nya m g b q z ma ga ba tha nga b) Pasangan

R. T Suryadipura mengatakan bahwa “huruf pasangan ialah huruf Jawa seperti halnya carakan, yang jumlahnya juga 20 buah, tetapi bentuk dan fungsinya berbeda” (2008: 29). Pasangan dapat diartikan sebagai “ setelan “, karena setiap huruf Jawa mempunyai pasangan sendiri- sendiri. Fungsi huruf pasangan ada 2 yaitu; untuk menghilangkan tanda pangkon sekaligus untuk sedikit menghemat tempat, dan untuk mematikan ( menjadikan konsonan ) huruf di depan atau di atasnya. Adapun pasangan huruf Jawa adalah:

H N C R K D T S W L

Ha na ca ra ka da ta sa wa la

P D J Y V M G B Q Z

pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga

(29)

commit to user

12

Setelah huruf dalam abjad Jawa mempunyai bentuk khas yang disebut aksara murda. Aksara murda digunakan sebagai tanda kesantunan, contuhnya dalam nama gelaran, nama orang, nama tempat, dan nama pemerintah. Berikut ini aksara murda, beserta pasangannya.

Aksara murda ! @ # $ % ^ & * na ka ta sa pa nya ga ba Pasangan

® ¯

°

± ²

³

´

na ka ta sa pa nya ga ba d) Aksara Swara

Aksara swara ( huruf vokal ) ialah huruf khas yang berfungsi sebagai huruf vokal yang menjadi suku kata.Dan biasanya digunakan pada kata asing untuk mempertegas pelafalannya.Aksara swara tidak mempunyai pasangan.Aksara swara dapat diberi sandhangan wighyan, layar dan cecak (Darusuprapta at al, 1996: 13).Berikut ialah aksara swara:

A I U E O

A I U E O

e) Aksara Rekan

Aksara rekan( huruf rekan ) ialah huruf- huruf yang ditambah untuk menampung penyerapan kata- kata Arab. Huruf- huruf ini dicipta dengan menambah cecak telu( tiga titik ) pada huruf- huruf yang sedia ada. Terdapat lima aksara rekan, masing- masing mempunyai pasangan:

(30)

commit to user

13

k+ f+ p+ j+ g+

gha fa/va kha dza za

f) Huruf- huruf lain

Antara huruf-huruf lain yang terdapat dalam abjad Jawa ialah:

x Pa cerek – untuk bunyi /re/

X Nga lelet – untuk bunyi /le/ 3) Sandhangan

Sandhangan ialah tanda yang mengubah bunyi suku kata.Terdapat bermacam- macam jenis sandhangan dalam tulisan Jawa.Sandhangan terbagi kepada tiga kategori:

a) Sandhangan Swara

Sandhangan swara ialah tanda yang bertindak sebagai “baris” kepada suku kata.Ia digunakan untuk membatalkan bunyi asal /a/ dalam suku kata dan menggantikannya dengan vokal lain, umpamanya /i/ dan /u/. Terdapat lima jenis sandhangan swara:

wulu – untuk bunyi /i/ suku– untuk bunyi /u/

pepet – untuk bunyi /e/ taling – untuk bunyi /é/ taling tarung – untuk bunyi /o/

Contohnya, ka denagan wulu menghasilkan suku kata /ki/.

b) Sandhangan Panyigeging Wanda

Sandhangan panyigeging wanda digunakan untuk mengakhiri suku kata dengan bunyi konsonan.

(31)

commit to user

14

layar – untuk bunyi /r/ Wignyan – untuk bunyi /h/ cecak – untuk bunyi /ng/

patèn atau pangkon – untuk “membunuh” bunyi pada sebuah huruf-huruf lainnya.

Contohnya, ha dengan layar menghasilkan suku kata /har/, kemudian ha dengan wignyan menghasilkan suku kata /hah/, lalu ha dengan cecak menghasilkan suku kata /hang/. Lalu ha dan na dengan patèn menghasilkan suku kata /han/. Sementara itu ha, ra dan nga tidak boleh diikuti dengan patèn.

c) Sandhangan Wyanjana

Sandhangan wyanjana digunakan untuk menggabungkan bunyi konsonan.

cakra – untuk bunyi /r/

cakra keret – untuk bunyi /re/, sebagai pengganti gabungan cakra dan pepet

pèngkal – untuk bunyi /y/

Contohnya, nadengan cakra menghasilkan suku kata nra. Beberapa sandhangan dari kategori yang berbeda boleh digabungkan sekali untuk menghasilkan suku kata yang lebih rumit.Contohnya, pa, taling,cakra dan cecak boleh digabungkan untuk menghasilkan suku kata (“preng”).

(32)

commit to user

15

d) Angka

e) Tanda Baca

adeg adeg – penanda awal ayat

pada lingsa – sama seperti fungsi koma pada lungsi – sama seperti fungsi titik

pada pangkat – mengapit angka dan petikan kata

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis huruf Jawa ialah kemampuan, kecakapan dalam menguasai cara menulis huruf Jawa dengan benar yang terdiri dari huruf dasar Jawa ( aksara carakan), sandhangan,aksara murda, aksara swara, aksara rekan, tanda baca, dan huruf lainnya yang dilakukan secara latihan dan terus- menerus. f. Cara Penulisan Huruf Jawa

R. T Suryadipura dkk, mengatakan bentuk” huruf Jawa dikenal sebagai “MBATA SARIMBAG”, maksudnya seperti cetakan batu bata, atau geometris seperti persegi panjang atau jajargenjang “(2008 : 3) . Secara detail, bentuk huruf – huruf Jawa itu adalah sebagai berikut:

1) Aslinya, huruf Jawa itu ditulis miring (= condong). Namun dibuat tegak seperti cetakan juga tidak salah.

(33)

commit to user

16

2) Letaknya di bawah garis sebab kalau ditulis di atas garis, kaki – kaki huruf itu akan kelihatan bergandengan, tertutup/ tidak menganga. Maka agak susah dibaca.

3) Hampir seluruh huruf ini sama tingginya, geometris seperti kotak, (kecuali huruf ). Polanya, kalau ditulis miring seperti jajar genjang, kalau tegak seperti persegi panjang.

4) Penampang huruf Jawa terdiri dari bagian lebar dan bagian yang sempit dengan skala tertentu seperti cantaah huruf “Na” di bawah ini.

Secara detail, lebar dan sempitnya rentang kaki – kaki huruf Jawa yang “mbata sarimbag” itu dapat dipolakan seperti huruf Ha – Na – Ca di bawah ini.

(34)

commit to user

17

Keterangan tanda “panah” pada pola huruf : a) Gerakan ke atas dibuat tipis.

b) Gerakan ke bawah atau serong ke bawah dibuat tebal.

c) Sedangkan gerakan yang mendatar, seyogianya dibuat sedikit tebal. Namun apabila dibuat tipis juga tidak salah.

Di bawah ini pola huruf Ga, Pa, Ba dan sejenisnya:

Keterangan:

a) Seperti pola huruf Ha, Na, Ca di muka, ada 3 jenis lebar / rentang kaki, yaitu 1, 2 dan 3 spasi. Tidak ada yang lebarnya sampai 4 bidang (spasi).

b) Ujung – ujung awal dan ujung bagian akhir masing – masing huruf dibuat sedikit melengkung ke dalam, (lihat tanda “panah” pada huruf ).

2. Hakikat Media Pembelajaran Kartu Bridge a. Pengertian Media

Menurut Anitah “kata media berasal dari bahasa latin, yang merupkan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang berada ditengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat” (2009: 1). Media juga dapat diartikan

(35)

commit to user

18

sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu antara sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi. Secara umum Arsyad menyampaikan “pengertian media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran “ (2011: 4).

Selanjutnya Gagne dalam Indriana “media merupakan wujud dari adanya berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar” (2011: 14).

Aim dan Scope dalam Access to selected top articles from Educational Media and Technology Journal menyebutkan bahwa “Educational media has made a considerable impact on schools, educational institutions and providers of open and distance education. Educational Media International (EMI) is a scholarly journal that publishes research, evaluation, and development studies addressing the issues, successes and challenges faced in the design, development, implementation and evaluation of educational media” (2009: 48). Media pendidikan telah membuat dampak yang cukup besar pada sekolah-sekolah, lembaga pendidikan dan penyedia pendidikan terbuka dan jarak jauh. Pendidikan Media Internasional (EMI) adalah jurnal ilmiah yang menerbitkan penelitian, evaluasi, dan pengembangan mengatasi masalah, keberhasilan dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan, implementasi desain, dan evaluasi media pendidikan.

Selanjutnya Ngadino mengatakan “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi” (2009: 11).

Jadi, dari berbagai pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah alat untuk menghubungkan dua pihak untuk menyampaikan informasi. b. Pengertian Media Pembelajaran

Anitah mengatakan bahwa “media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap” (2009 : 5).

(36)

commit to user

19

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs dalam Arsyad “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran” (2011: 4). Selanjutnya menurut Indriana “media pembelajaran merupakan salah satu alat komunikasi dalam proses pembelajaran” (2011: 15).

Jadi Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran adalah sebagai salah satu usaha guru untuk membuat pengajaran lebih konkret, memperjelas, membuat konsep yang kompleks menjadi lebih sederhana, dan membuat siswa lebih termotivasi dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sehingga secara tidak langsung, penggunaan media pembelajaran dapat membantu meningkatkan pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Diantara fungsi-fungsi dari penggunaan media pembelajaran antara lain adalah:

1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru.

2) Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi lebih konkrit)

3) Menarik perhatian siswa lebih besar (kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih menyenangkan dan tidak membosankan).

4) Semua indra siswa dapat diaktifkan.

5) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.

Beberapa manfaat media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 208) adalah:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

(37)

commit to user

20

c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti pengamatan, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Sedangkan menurut Encyclopedia of Education Research dalam Arsyad (2011: 25)merinci manfaat media pembelajaran sebagai berikut:

a. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.

b. Memperbesar perhatian siswa.

c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar siswa, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.

e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.

f. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa siswa.

g. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Dari beberapa uraian tentang manfaat media pembelajaran di atas, dapat diambil kesimpulan beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar adalah dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dan juga dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuannya

(38)

commit to user

21

d. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Menurut pendapat dari Anitah “Media dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu; Media Visual, Media Audio, Media Audio Visual, dan Multimedia” (2009: 7 – 56).

1) Media Visual

Media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Media ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Media visual yang tidak diproyeksikan

Media visual yang tidak diproyeksikan media yang sederhana, tidak membutuhkan projektor dan layar untuk memproyeksikan perangkat lunak. Media ini digunakan oleh guru karena lebih mudah pembuatan maupun penggunaannya. Termasuk dalam jenis ini antara lain: Gambar mati atau gambar diam (still picture), ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, petadatar, raealita dan model, berbagai jenis apapun.

b) Media visual yang diproyeksikan

Media ini juga merupakan suatu media visual, namun dapat diproyeksikan pada layar melalui suatu pesawat projektor. Media ini terdiri dari dua unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Media visual ini banyak jenisnya, akan tetapi pada buku ini hanya akan ditampilkan beberapa jenis yang banyak digunakan di lapangan. Adapun jenis-jenis dari media visual yang diproyeksikan yaitu: Overhead Projector (OHP), Slide (film bingkai), Filmstrip (film rangkai), opaque projector.

2) Media Audio

Media audio sangat penting peranannya untuk kegiatan belajar tipe auditif. Kegiatan ini meliputi beberapa langkah yaitu, a) dalam proses mendengarkan ,seseorang mendengarkan secara actual karena adanya stimulus auditif. b) otak meneruskan stimulus ke dalam urat syaraf otak dan memprosesnya. c) menghubungkan aspek kognitif yang sesuai dengan informasi tersebut keperistiwa riil atau kemateri yang telah dipelajari

(39)

commit to user

22

sebelumnya. Media audio dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu media audio tradisional dan media audio digital.

3) Media Audio Visual

Media ini memberikan dua fungsi yang saling mendukung, seseorang dapat melihat sekaligus mendengarkan sesuatu yang dievaluasikan. Media audio visual ini memiliki banyak jenis antara lain: slide suara, televisi, dan berbagai alat multimedia lainya.

4) Multimedia

Menurut pendapat Hefzallah dalam Sri Anitah mengatakan bahwa “multimedia digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan berbagai media secara terpadu dalam menyajikan atau mengajarkan suatu topik mata pelajaran” (2009: 56). Konsep multimedia menurut Duffy, Mc Donald & Mizell dalam Sri Anitah yang merupakan kombinasi multipel media dengan satu jenis media sehingga terjadi keterpaduan secara keseluruhan (2009: 56).

Sedangkan menurut Ibrahim dalam Daryanto media dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, audio, media proyeksi (televisi, video), dan komputer (2011: 17),. Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, maka pemilihan media harus tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk itu agar sesuai dengan tujuan, materi serta karakteristik pembelajaran maka kita harus mengetahui karakteristik media yang akan kita gunakan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembagian media secara umum ada empat yaitu media audio, media visual, media audiovisual dan multimedia. Sedangkan media Kartu bridge merupakan media yang termasuk pada jenis media visual yang tidak diproyeksikan. Hal tersebut karena media Kartu bridge adalah media yang sederhana, tidak membutuhkan projektor dan layar untuk memproyeksikannya.

(40)

commit to user

23

Menurut Sudjana dan Rivai ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran (2001: 3-4). Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut dengan media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model seperti model padat (solid models), model penampang, model susun, model kerja, dan lain-lain. Ketiga , media proyeksi seperti slide, film strips, penggunaan OHP, dan lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran. Penggunaan media diatas tidak dilihat dari kecanggihan media, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dari media pembelajaran yang digunakan. Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, diperlukan dukungan dari media pembelajaran. Namun dalam memilih media pembelajaran, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Memilih media yang terbaik untuk mewujudkan tujuan-tujuan pembelajaran bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Media memiliki jenis yang bermacam-macam dan kegunaan yang bermacam-macam pula. Oleh karena itu seorang guru perlu memilih media yang tepat sehingga media tersebut dapat digunakan dengan efektif dan efisien. Dalam memilih media, yang harus diperhatikan oleh seorang guru antara lain: media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan karakteristik dari media, ketepatgunaan dari media, kondisi siswa, ketersediaan barang, biaya, dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya. Dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran. Artinya, media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran.

(41)

commit to user

24

b. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran. Artinya, bahan pembelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangan memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

c. Kemudahan memperoleh media. Artinya, media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping

sederhana dan praktis penggunaannya.

d. Keterampilan guru dalam menggunakannya. Apa pun jenis media yang diperlukan, syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan media oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Adanya komputer, OHP, Proyektor film dan alat-alat canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa bila guru tidak dapat menggunakannya dalam pembelajaran untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. e. Tersedianya waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.

f. Sesuai dengan taraf berfikir siswa. Memilih media untuk pendidikan dan pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh siswa. Menyajikan grafik yang berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD kelaskelas rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk gambar atau poster. Demikian juga diagram yang menjelaskan alur hubungan suatu konsep atau prinsip hanya bisa dilakukan bagi siswa yang telah memiliki kemampuan berfikir tinggi.

Dengan kriteria pemilihan media diatas, guru diharapkan dapat lebih mudah memilih media mana yang akan digunakan dalam pembelajaran guna mempermudah tugas-tugas guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Kehadiran media pembelajaran jangan terlalu dipaksakan bila hal tersebut dapat mempersulit tugas guru sebagai pengajar, tapi harus sebaliknya, yakni dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

(42)

commit to user

25

Dalam memilih media untuk pembelajaran, guru tidak hanya cukup mengetahui tentang kegunaan, nilai, serta landasannya tetapi juga harus mengetahui bagaimana cara menggunakan media tersebut. Menurut Anitah adapun prinsip-prinsip umum penggunaan media adalah sebagai berikut: 1) penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dalm sistem pembelajaran, 2) media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber daya, 3) guru hendaknya memahami tingkat hirarki (sequence) dari jenis alat dan kegunaannya, 4) pengujian media pembelajaran hendaknya berlangsung terus, sebelum, selama, dan sesudah pemakainnya, 5) penggunaan multi media akan sangat menguntungkan dan memperlancar proses pembelajaran (2009: 82). g. Pengertian Media Kartu Bridge

Kartu bridge adalah permainan kartu yang mengandalkan baik kemampuan bermain maupun keuntungan. http://wikipedia bridge/htm// diunduh pada tanggal 28 Maret 2012. Berhubungan dengan media, dalam pembelajaran menulis huruf Jawa media yang bisa digunakan adalah salah satunya dengan menggunakan media kartu bridge. Media kartu bridge ini adalah media kartu permainan di mana bentuk kartunya mirip dengan kartu remi dan cara bermainnya sama seperti kita bermain kartu remi.

Dalam penelitian ini media kartu bridge yang dimaksud adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu yang di dalamnya terdapat gambar dan huruf nama-nama tokoh Punokawan yaitu (Semar, Petruk, Gareng, Bagong). Melalui pemainan kartu bridge ini dimaksudkan untuk melatih kemampuan siswa dalam menulis kata berhuruf Jawa dengan benar.

Media kartu bridge ini dibuat dari gambar-gambar tokoh Punokawan yang terdapat dalam kartu tersebut dan dapat dibuat dengan menggunakan tangan atau foto, atau hasil cetakan komputer yang digunting dan ditempelkan pada kartu tersebut. Kartu bridge tersebut berupa kartu-kartu kecil yang terbuat dari kertas sehingga dapat menarik minat siswa dengan ukuran 6 cm x 9 cm. Kartu bridge ini dibuat satu paketnya berisi 40 lembar. Dalam satu paket kartu bridge dibagi menjadi 4 jenis kartu dengan menggunakan tokoh punokawan untuk jenis kartunya (Semar, Petruk, Gareng, Bagong), masing-masing terdiri atas 10

(43)

commit to user

26

kartu(dari 1-10). Pada masing-masing jenis kartu dituliskan nama tokoh sesuai gambar yang tertera pada setiap kartu.

1) Media kartu bridge ini memiliki beberapa kelebihan antara lain:

a) Media kartu bridge ini cenderung digunakan untuk permainan. Hal ini sangat cocok untuk siswa karena siswa bisa belajar melalui permainan. b) Melalui penggunaan media kartu bridge dalam pengajaran,

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan siswa, sehingga pesan pengajaran yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik. c) Media kartu bridge ini menarik karena memiliki bentuk yang sederhana

yaitu berbentuk seperti kartu remi biasa.

d) Media kartu bridge ini praktis dibawa kemana saja, warnanya menarik dan mudah dalam penggunaannya.

2) Media kartu bridge ini memiliki beberapa kelemahan antara lain: a) Media kartu bridge ini mudah sobek dan tidak tahan lama.

b) Dan apabila siswa salah dalam penggunaannya dalam arti bukan untuk pembelajaran, bisa membuat kerugian karena salah dalam pemanfaatannya.

3) Cara penggunaan media kartu bridge, yaitu:

a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 anak.

b)Masing-masing kelompok dibagikan 1 paket kartu bridge.

c) Masing- masing kelompok memulai permainan dengan waktu bersamaan. d)Aturan main kartu bridge sebagai berikut:

(1)Salah satu anggota kelompok mengocok kartu bridge dan membagikan kartu secara rata ke seluruh anggota kelompok. Masing- masing anggota mendapatkan 3 buah kartu. Sisanya diletakkan di tengah dalam keadaan tertutup.

(2)Salah satu anggota mengambil satu kartu yang di tengah kemudian membuka kartu tersebut.

(3)Anggota lain yang memiliki kartu dengan gambar yang sama berhak membuka kartu tersebut. Sedangkan yang tidak memiliki kartu dengan

(44)

commit to user

27

gambar yang sama wajib mencari kartu yang gambarnya sama dengan mengambil kartu yang ada di tengah sampai menemukan kartu dengan gambar yang sama. Anggota yang memiliki angka paling besar pada bukaan kartu yang pertama, berhak membuka kartunya yang lain sebagai acuan anggota lain untuk membuka kartu yang sama.

(4)Anggota yang kartunya habis paling awal dialah yang menang.

(5)Masing-masing kelompok diberikan waktu 15 menit untuk memainkan permainan tersebut.

e) Setelah permainan tersebut, setiap kelompok diwajibkan membuat sebuah kalimat sederhana dengan subjek kalimatnya adalah memilih salah satu tokoh punokawan yang tertera pada kartu bridge tersebut. Kalimatnya ditulis dengan huruf Jawa.

f) Salah satu anggota kelompok maju ke depan untuk menuliskan di papan tulis kalimat yang telah disusun kelompoknya.

g) Membaca bersama-sama kalimat yang telah di tuliskan masing-masing kelompok di papan tulis.

h) Pembimbing belajar membetulkan tulisan yang masih belum benar. B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian Agus Widodo (2010), yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Menulis Jawa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sriwedari Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”. Kesimpulan : Bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan Menulis huruf Jawa pada siswa kelas V SD Negeri Sriwedari Laweyan Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan hasil nilai evaluasi sebelum tindakan yaitu 60,17 dan ketuntasan klasikal 54,17%. Pada siklus I nilai evaluasi menjadi 62,17 dan ketuntasan klasikal 62,5%. Pada siklus II nilai evaluasi menjadi 63,17 dan ketuntasan klasikal 70,83%. Sedangkan pada siklus III nilai evaluasi menjadi 69,17 dan ketuntasan klasikal 83,33%. Persamaan dalam penelitian ini yaitu terletak pada persamaan variabel terikat yaitu tentang kemampuan menulis huruf Jawa. Sedangkan

(45)

commit to user

28

perbedaannya terletak pada pada variabel bebasnya dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan variabel bebas yang penulis lakukan yaitu penggunaan media kartu bridge.

Penelitian Muhammad Irkham K.R (2010), yang berjudul ” Penggunaan media Kartu Huruf Dalam Pembelajaran Aksara Jawa sebagai Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu Tahun Ajaran 2009 / 2010”. Skripsi jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang disimpulkan bahwa dengan menggunakan media kartu Huruf dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu. Hasil Penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa motivasi belajar. Pencapaian motivasi siswa yang ditunjukkan dengan tanggapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mencapai 75%, perhatian siswa mencapai 75%, dan perasaan senang mencapai 87,5% . Pada Siklus II mengalami peningkatan dari pada siklus pertama. Pencapaian motivasi siswa dari pada siklus pertama. Pencapaian motivasi siswa 87,5 %, perhatian siswa 93,75% dan perasaan senang mencapai 93,75%. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pada variabel bebasnya yaitu penggunaan media kartu huruf. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel terikatnya dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu motivasi belajar dan variabel terikat yang penulis lakukan yaitu kemampuan menulis huruf Jawa.

C.Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teoritis diatas dapat digambarkan dalam kondisi awal bahwa dalam melaksanakan proses pembelajaran peran guru masih begitu dominan atau teacher center. Dalam menyampaikan materi, guru hanya melakukan metode ceramah dan belum memanfaatkan media pembelajaran sehingga pembelajaran kurang menarik. Karena peran siswa kurang serta pembelajaran yang kurang memotivasi, banyak siswa yang belum memahami materi yang disampaikan sehingga berdampak pada kemampuan menulis huruf Jawa menjadi kurang.

(46)

commit to user

29

Kegiatan pembelajaran yang masih monoton serta rendahnya kemampuan menulis huruf Jawa, maka dilakukan tidakan untuk mengatasi hal tersebut. Untuk meningkatkan kemapuan siswa serta meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan tindakan dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan yaitu media kartu bridge.

Dengan penggunaan media pembelajaran yang berupa kartu bridge diduga dapat meningkatkan kemampuan menulis huruf Jawa pada siswa kelas IV. Dengan penggunaan media pembelajaran, siswa termotivasi dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkat dan siswa mampu menulis huruf Jawa dengan benar.

Berdasarkan paparan diatas bahwa penggunaan media kartu bridge mampu memberikan daya tarik tersendiri untuk siswa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis huruf Jawa siswa. Untuk lebih jelasnya tentang kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 :

Gambar 1: Kerangka Berpikir Guru belum menggunakan media dalam pembelajaran Kemampuan menulis huruf Jawa rendah Kondisi awal Kondisi Tindakan Menggunakan media pembelajaran kartu bridge 1. Rencana 2. Tindakan 3. Obsevasi 4. Refleksi Siklus I Siklus II Siklus III Melalui penggunaan media kartu bridge diduga dapat meningkatkan kemampuan menulis huruf Jawa siswa SDN III Bakalan

Kondisi akhir

Gambar

Tabel     Halaman
gambar  yang  sama  wajib  mencari  kartu  yang  gambarnya  sama  dengan  mengambil  kartu  yang  ada  di  tengah  sampai  menemukan  kartu  dengan  gambar  yang  sama
Gambar 1: Kerangka Berpikir Guru belum menggunakan media dalam pembelajaran  Kemampuan  menulis huruf Jawa rendah Kondisi awalKondisi Tindakan Menggunakan  media pembelajaran kartu bridge  1
Tabel 1. Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Keterlaksanaan Model Pembelajaran NHT pada materi Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam terhadap siswa kelas X IIS SMA Negeri 3 Tuban adalah sebalagi berikut pada

Prinsip dan manfaat pembelajaran terpadu serta kajian tentang model pembelajaran terpadu, ketrampilan dasar mengajar, pengertian dan cara merancang serta

PURWOREJO, FP – Satu jam setelah melakukan penggrebegan permainan judi ceki di rumah Tri Suharto (49) warga Desa Jatingarang, Kecamatan Bayan Jumat (29/1/2016) lalu,

Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui ketaatan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi versus informasi plus alat bantu

(Studi Kasus Keluarga Single Parent di Desa Tangkilkulon Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan)” dalam penelitian tersebut dijelaskan mengenai tanggung jawab

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk mengetahui signifikansi hubung- an antara pengetahuan tentang ekosis- tem dengan sikap peduli lingkungan sis- wa;

OBJEKTIF Memastikan kawasan sekolah menjadi ‘green area’ yang kondusif untuk pembelajaran. Program taman angkat unit-unit akademik

Pada awal pelaksanan kegiatan, beberapa tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan baik oleh Tim Dosen Pelaksana KKS Pengabdian maupun oleh mahasiswa peserta KKS pengabdian antara