• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL TAHUN 2016"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERTANIAN NASIONAL

TAHUN 2016

(2)

MUATAN RPJMN 2015-2019

BIDANG PANGAN DAN PERTANIAN

(3)

RPJMN 2015-2019

(4)

Kementerian Pertanian

4

www.pertanian.go.id

RPJMN 2015-2019

(5)

C6.

(6)

Kementerian Pertanian

6

www.pertanian.go.id

C7.

Arah Kebijakan Umum Kedaulatan pangan dalam RPJMN 2015-2019

Pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan:

peningkatan produksi pangan pokok,

stabilisasi harga bahan pangan,

terjaminnya bahan pangan yang aman dan berkualitas dengan nilai

gizi yang meningkat, serta

meningkatnya kesejahteraan pelaku usaha pangan.

(7)

C7.

(8)

POTENSI, TANTANGAN, &

PERMASALAHAN

PEMBANGUNAN PERTANIAN

(9)

1.

KEANEKARAGAMAN

HAYATI DAN

EKOSISTEM

Potensi

Sumber Daya

Alam yang

Melimpah.

2. LAHAN

PERTANIAN

Masih tersedia

areal yang

berpotensi

untuk perluasan

areal pertanian.

Jumlah luasan dan

sebaran hutan,

sungai, rawa dan

danau serta curah

hujan yang cukup

tinggi dan merata

sepanjang tahun

3. TENAGA KERJA

PERTANIAN

Tingginya

jumlah

penduduk

yang sebagian

besar berada

di perdesaan

dan memiliki

kultur budaya

kerja keras

4. TEKNOLOGI

Tersedia paket

tekonologi

tepat guna

untuk

meningkatkan

kuantitas,

kualitas dan

produktivitas

5. PASAR

Jumlah

penduduk

Indonesia

yang sangat

besar

Peningkatan

pendapatan

per kapita

penduduk

Produk pertanian

Indonesia

berpeluang untuk

dipasarkan ke

pasar Internasional

(10)

Kementerian Pertanian

www.pertanian.go.id

TANTANGAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

BAHAN BAKU

PANGAN,

INDUSTRI DAN

ENERGI

PERUBAHAN

IKLIM,

KERUSAKAN

LINGKUNGAN

& KERUSAKAN

ALAM

KONDISI

PEREKONOMIAN

GLOBAL

PENINGKATAN

JUMLAH

PENDUDUK &

URBANISASI

DISTRIBUSI

DAN

PEMASARAN

PRODUK

PERTANIAN

1

2

3

4

5

10

(11)

1. LAHAN

Konversi lahan

yang tidak

terkendali

Keterbatasan

dalam pencetakan

lahan baru

Penurunan

kualitas lahan

Rata-rata

kepemilikan lahan

yang sempit

Ketidakpastian

status

kepemilikan lahan

2.

INFRASTRUKTUR

Kerusakan

jaringan irigasi

yang tinggi

Pendangkalan

waduk

Kurang

memadainya

sarana pelabuhan

dan transportasi

ternak

3. SARANA

PRODUKSI

Sistem

pengadaan benih

yang tidak sesuai

dengan musim

tanam

Belum

terbangunnya

sistem

pembibitan sapi

nasional

4. REGULASI /

KELEMBAGAAN

Perijinan investasi

untuk

pengembangan

integrasi

sawit-sapi

Perijinan HGU

investasi

tanaman pangan

yang belum

diatur petunjuk

pelaksanaannya

kecuali untuk

tebu

Kelembagaan

petani yang

belum

mempunyai posisi

tawar yang kuat

5.

SDM

Kemampuan

petani, peternak

dan pekebun

dalam

memanfaatkan

teknologi maju

Menurunnya

minat generasi

muda untuk

terjun di bidang

pertanian

Keterbatasan

tenaga penyuluh,

pengamat OPT,

Pengawas Benih

Tanaman serta

tenaga Kesehatan

Hewan

6. PERMODALAN

Sulitnya akses

petani terhadap

permodalan

Tunggakan kredit

usaha tani yang

belum

terselesaikan

Persyaratan

agunan kredit

KKPE berupa

sertifikat,

menghambat

penyaluran

(12)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERTANIAN 2015-2019

(13)

Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi,

Jagung, dan Kedelai

Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Daging

Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Gula

Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Cabai

dan Bawang Merah

(14)

Kementerian Pertanian

www.pertanian.go.id

PERMASALAHAN DAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI

PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI

PENINGKATAN

PRODUKSI

PADI, JAGUNG,

KEDELAI

Koordinasi:

egosektoral

Sinergi,

Harmonisasi, dan

Simplifikasi

Pembiayaan:

skiim

pembiayaan belum

berpihak pada petani

Penugasan BRI

untuk petani

Kelembagaan:

a. UPJA

b. Penyuluhan

c. Petani

Revitalisasi

Dampak perubahan

iklim:

kekeringan, banjir, dan

jadwal tanam maju/mundur

KATAM terpadu &

standing crop

Kualitas panen:

mutu rendah dan

kehilangan hasil

tinggi: 10,82%

Alsintan

SDM:

rumah tangga petani 10

terakhir menurun dari 31

jt menjadi 26 jt

Mekanisasi/alsintan

Input:

Pupuk

Desentralisasi

subsidi pupuk

Benih

6 tepat spesifik

lokasi

Konversi lahan:

60-100 ribu ha/th

Regulasi agraria

Infrastruktur: 52%

saluran irigasi rusak

Perbaikan irigasi

(15)

PENINGKATAN

PRODUKSI

PADI, JAGUNG DAN

KEDELAI

Revitalisasi

Penggilingan Padi

Kecil

Rehab

jaringan

irigasi tersier

Pendampingan

dan Pengawaln

penyuluh

Bantuan Pupuk

dan Benih

Traktor R2 dan R4;

Alsintan Pasca

Panen

Penumbuhan

Pabrik pakan mini

di sentra produksi

Peningkatan

penyerapan

jagung lokal oleh

industri pakan

pengembangan

sistem benih

unggul

Pengembangan

dryer

KEGIATAN OPERASIONAL PENINGKATAN PRODUKSI

PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI

Keterkaitan

industri

tahu-tempe dan pakan

(16)

Kementerian Pertanian

16

www.pertanian.go.id

PENINGKATAN

PRODUKSI

GULA

PERMASALAHAN DAN UPAYA KHUSUS

PENINGKATAN PRODUKSI GULA

Pabrik sudah tua

69,3%

Membangun PG

baru (BUMN dan

Swasta)

Pembiayaan:

Persyaratan

perolehan KKP-E

rumit

Kemudahan

persyaratan petani

Dampak perubahan

iklim:

Kekeringan

Pengairan, dengan

pompanisasi

rendah, kurang dari 80 ton/ha

Protas tebu:

Bongkar dan Rawat

Ratoon

Tenaga Kerja:

Terbatas dan sulit

Mekanisasi,

pengadaan alsintan

Hama-Penyakit:

Penurunan produktivitas

sampai 30%

Pengendalian H-P

terpadu

Impor Gula:

Lebih dari 3 juta ton

Regulasi tingkatkan

produksi dan stop agraria

produktivitas rendah

Penggunaan bibit

60 %

Penggunaan benih

(17)

KEGIATAN OPERASIONAL PENINGKATAN PRODUKSI GULA

PENINGKATAN

PRODUKSI

GULA

Bantuan

Bibit

Unggul

Bongkar/

Rawat Ratoon

Pengembangan

Investasi

Perluasan

areal Tebu

Revitalisasi

Pabrik Gula

(18)

Kementerian Pertanian

www.pertanian.go.id

Upaya khusus

:

1. Menyediakan lahan

pakan dan padang

penggembalaan dengan

kepastian status dan

infrastruktur penunjang

2. Meningkatkan efisiensi

dan transparansi dalam

proses perijinan

3. Menyusun regulasi dan

kepastian hukum

4. Mempercepat

penambahan populasi

sapi potong

5. Kebijakan pengendalian

impor.

Permasalahan

1. Ketidakpastian

status dan

ketersediaan

lahan

2. Infrastruktur yang

tidak memadai/

menunjang

3. Prosedur

birokrasi yang

rumit

4. Importasi sapi

dan daging sapi

cenderung masih

tinggi.

PERMASALAHAN DAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN

PRODUKSI DAGING

(19)

KEGIATAN OPERASIONAL PENINGKATAN PRODUKSI DAGING

PENINGKATAN

PRODUKSI

DAGING

Penyelamatan

Betina

Produktif

Pengembangan

Integrasi

Sawit-Sapi

Pengadaan bibit

dan indukan ternak

sapi

Percepatan

kelahiran

ternak sapi

(20)

Kementerian Pertanian

www.pertanian.go.id

Produksi cabai dan

bawang merah tidak

merata sepanjang tahun,

Investasi irigasi mahal

bagi petani

Harga berfluktuasi

berdampak pada inflasi

Sentra bawang merah

terkonsentrasi di Pulau

Jawa

Pada bulan-bulan tertentu

(Oktober - Maret) memicu

impor

Pemerataan produksi dan

ketersediaan bulanan

sepanjang tahun

(Penanaman di musim

kering/kemarau,Juli –

Oktober)

Mendorong pengembangan

sentra di luar Pulau Jawa

Fasilitasi sarana irigasi tetes

Pengembangan sistem

perbenihan

Promosi konsumsi cabai

kering olahan

MASALAH

UPAYA KHUSUS

20

PERMASALAHAN DAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN

PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH

(21)

Pengembangan

kawasan

cabai

merah dan cabai rawit merah di

musim kemarau dengan irigasi

tetes

Pengembangan kawasan bawang

merah di musim kering/kemarau

dengan dukungan irigasi

spray

hose

Penumbuhan

penangkar

benih

bawang merah 4

Gerakan pengendalian OPT ramah

lingkungan

Pengembangan

kawasan

cabai

merah, cabai rawit merah, dan

bawang merah.

Penerapan GAP/GHP

Fasilitasi sarana pascapanen

KEGIATAN OPERASIONAL PENINGKATAN PRODUKSI

CABAI DAN BAWANG MERAH

(22)

PERENCANAAN 2016

(23)

Produksi Komoditas Strategis Pertanian

Jambi dalam Target Kinerja

2015

2016

2017

2018

2019

Nasional

73.445.034 76.226.000 78.132.000 80.085.000 82.078.000

2,82

Jambi

761.666

790.991

810.770

831.036

851.717

2,83

1,04

Nasional

20.313.731 21.353.794 22.360.000 23.484.708 24.700.000

5,01

Jambi

45.287

50.809

53.203

55.880

58.771

6,78

0,24

Nasional

1.200.000

1.817.000

2.757.996

2.941.000

3.000.000

27,96

Jambi

10.933

16.555

25.129

26.796

27.334

27,96

0,91

Nasional

2.972.000

3.270.000

3.500.000

3.660.000

3.820.000

6,50

Jambi

25.110

38.170

45.920

51.190

56.110

23,35

1,26

Nasional

509.680

552.200

602.430

656.910

716.060

8,87

Jambi

4.430

4.800

5.230

5.710

6.220

8,85

0,87

Nasional

1.125.247

1.172.663

1.231.765

1.293.846

1.359.056

4,83

Jambi

1.116

1.172

1.231

1.293

1.358

5,03

0,10

Nasional

1.082.136

1.106.700

1.139.902

1.174.098

1.209.321

2,82

Jambi

41.508

42.753

44.036

45.357

46.718

3,00

3,86

Produksi Jagung

(Ton)

Rincian IKU

Target

Pertumbuhan

(%/thn)

Share

Produksi Padi

(Ton)

Produksi Kedelai

(Ton)

Produksi Tebu

(Ton)

Produksi Daging

Sapi (Ton)

Produksi Bawang

Merah (Ton)

Produksi Cabai

Merah (Ton)

(24)

Kementerian Pertanian

www.pertanian.go.id

KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2016

24

• Agro-Science Park / Agro-Techno Park

• Benih, Pupuk, Alsintan, Irigasi, Optimasi Lahan (UPSUS)

• 1.000 Desa Mandiri Benih

• Pengembangan Perkebunan (Kakao, Tebu)

• Pembibitan, IB, pakan ternak dan keswan-kesmavet

• Pengembangan cabai, bawang dan jeruk

• Integrasi sawit – sapi

• Penyuluhan dan pendampingan

(25)

Lanjutan………

1. Food Estate (Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kep. Aru)

2. Pengembangan Tebu dan Pembangunan Pabrik Gula (Sulawesi, NTB, dan

lainnya)

3. Pengembangan Kelapa Sawit di Wilayah Perbatasan (Kalbar, Kaltim, Kaltara)

4. Cetak Sawah 200rb ha

5. Perluasan Lahan Kering 200 rb ha

6. 1.000 Desa Mandiri Organik (Pangan, Hortikultura, Perkebunan)

7. Pengembangan Sumber Air

8. Inisiasi Bank Pertanian

9. Inisiasi Asuransi Pertanian

10. Konservasi / Rehabilitas Lahan Eks Tambang

11. Integrasi Hutan–Pangan, Bun–Pangan,

12. Bioenergi (Cassava/Ubi Kayu) dan Perkebunan

(26)
(27)

KAWASAN PERTANIAN SUMATERA

Komoditas: Padi

15 Kab/kota

Komoditas: Jagung

8 Kab/kota

Komoditas: Ubi Kayu

6 Kab/kota

Komoditas: Kedelai

5 Kab/kota

Kab. Aceh Timur

Kab. Aceh Barat

Kab. Langkat

Kab. Nias Selatan

Kab. Batu Bara

Kab. Dharmasraya

Kab. Merangin

Kab. Ogan Komering Ilir

Kab. Banyuasin

Kab. OKU Timur

Kab. Ogan Ilir

Kab. Bengkulu Utara

Kab. Lampung Selatan

Kab. Lampung Timur

Kab. Lampung Tengah

Kab. Aceh Tenggara

Kab. Simalungun

Kab. Pasaman

Kab. Tanjung Jabung Barat

Kab. OKU Timur

Kab. Lampung Selatan

Kab. Lampung Timur

Kab. Lampung Tengah

Kab. Bireuen

Kab. Pidie Jaya

Kab. Tebo

Kab. Banyuasin

Kab. Tulang Bawang

Kab. Toba Samosir

Kab. Deli Serdang

Kab. Serdang Bedagai

Kab. Lampung Timur

Kab. Lampung Tengah

Kab. Tulang Bawang

Komoditas: Tebu

1 Kab/kota

Kab. Lampung Tengah

Sumber:

1. Permentan No. 50/2012 Pedoman Kawasan Pertanian

(28)

28

28

Lanjutan...

Komoditas: Cabai

38 Kab/kota

Komoditas:

Bawang Merah

10 Kab/kota

Komoditas: Jeruk

26 Kab/kota

Komoditas:

Sapi Potong

24 Kab/kota

Kab. Aceh Besar Kab. Aceh Tamiang Kab. Aceh Jaya Kab. Bener Meriah Kab. Deli Serdang Kab. Langkat Kab. Agam

Kab. Lima Puluh Kota Kab. Pasaman Barat Kab. Kuantan Singingi Kab. Indragiri Hulu Kab. Indragiri Hilir Kab. Pelalawan Kab. Siak Kab. Kampar Kab. Rokan Hulu Kab. Rokan Hilir Kab. Meranti Kab. Sarolangun Kab. Bungo

Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Timur Kab. Lampung Tengah Kota Bandar Lampung

Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Besar Kab. Pidie

Kab. Tapanuli Utara Kab. Deli Serdang Kota Medan Kab. Pesisir Selatan Kab. Tanah Datar Kab. Agam

Kab. Lima Puluh Kota Kab. Pasaman Barat Kota Padang

Kota Padang Panjang Kab. Siak Kota Pekanbaru Kota Dumai Kab. Bintan Kota Batam Kab. Merangin

Kab. Muaro Jambi Kota Jambi

Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Banyuasin

Kab. Ogan Ilir Kota Palembang Kab. Belitung Kab. Bangka Tengah Kab. Rejang Lebong Kab. Kaur

Kab. Mukomuko Kab. Lebong Kab. Kapahiang Kab. Tanggamus Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Kab. Pesawaran Kab. Mesuji

Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Besar Kab. Pidie

Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kab. Simalungun

Kab. Humbang Hasundutan Kab. Samosir

Kab. Pesisir Selatan Kab. Agam

Kab. Kampar Kota Pekanbaru

Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Musi Rawas Kab. Banyuasin Kab. Bangka Tengah Kab. Tanggamus Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah

Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Jaya Kab. Bener Meriah Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Utara Kab. Simalungun Kab. Dairi Kab. Karo Kab. Tanah Datar Kab. Agam

Kab. Lima Puluh Kota Kab. Solok Selatan Kab. Kuantan Singingi Kab. Indragiri Hilir Kab. Kampar Kab. Kerinci

Kab. Tj. Jabung Barat Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Ilir

Kab. Bangka Tengah Kab. Bengkulu Utara Kab. Lebong Kab. Kepahiang Kota Bengkulu Kab. Lampung Selatan Kab. Way Kanan

Sumber:

1. Permentan No. 50/2012 Pedoman Kawasan Pertanian

2. Kepmentan No. 3/2015 Penetapan Kawasan Tan Pangan

3. Kepmentan No.43/2015 Penetapan Kawasan Peternakan Nasional

4. Kepmentan No. 45/2015 Penetapan Kawasan Hortikultura Nasional

5. Kepmentan No. 46/2015 Penetapan Kawasan Perkebunan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan

5 Sangat baik  Kemampuannya baik sekali dalam memberikan kontribusi yang efektif dalam pencapaian tujuan tim baik sekali dan tuker jaga 91 % - 100

Kode 1 dan 2 memiliki arti terdapat 2 sampel yang dibawa oleh pendaftar untuk diuji, kode 4 dan 5 memiliki arti sampel yang diuji memiliki no urut 4 dan 5 di bulan tersebut, kode

Identitas hibridisasi dai warga Tionghoa Jawa Timur ini juga menguatkan pernyataan dari Longhurst, dkk (2008:142), bahwa identitas merupakan sifat

Soebandi Jember, hal ini ditunjukkan oleh koefisien jalur motivasi terhadap kinerja yang signifikan dan kuat, pengembangan karir berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap

Abstraksi : Persyaratan mutu mencakup kadar bagian yang hilang pada pemanasan 950 derajat Abstraksi : Persyaratan mutu mencakup kadar bagian yang hilang pada pemanasan 950

Penelitian pengembangan bahan ajar BIPA yang lain adalah yang dilakukan oleh Anneke Heritaningsih Tupan yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar BIPA Melalui Materi Otentik

Kajian dari penelitian ini hanya sebatas menganalisis ada tidaknya bakteri asam pada proses fermentasi tanpa melakukan identifikasi apakah merupakan bakteri asam laktat