ANGGOTA KELOMPOK ANGGOTA KELOMPOK KING PERSON HERNANDO KING PERSON HERNANDO NUSRAT AHMATUL ISRA NUSRAT AHMATUL ISRA QORII SERYA VERANTIKA QORII SERYA VERANTIKA RATY AZHARI RATY AZHARI RESSY RAMADHANI RESSY RAMADHANI
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan
sel-sel mastoid. Otitis media sering diawali dengan infeksi
pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ketelinga tengah melalui tubaeustachius (Kusuma, Hardi & Amin Huda Nurarif, 2013).
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah stadium dari
penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis
dari telinga tengah, mastoid dan membran timpani tidak intak (perforasi) dan ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul. Istilah kronik digunakan apabila penyakit ini hilang timbul atau menetap selama 2 bulan atau lebih (Fung,
K, 2004).
OMSK adalah infeksi di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah (Efiaty, 2007).
OMSK dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
OMSK tipe benigna (tipe mukosa = tipe aman)
Proses peradangan terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di
sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatom.
OMSK tipe maligna (tipe tulang = tipe bahaya)
OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi terletakpada marginal atau di atik, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma dengan perforasi subtotal. Sebagian komplikasi yang berbahaya atau total timbul pada atau fatal, timbul pada OMSK tipe maligna
Indera pendengaran merupakan bagian dari
organ sensori khusus yang mampu
mendeteksi sebagai stimulus bunyi. Indera pendengaran sangat penting dalam
percakapan dan komunikasi sehari-hari. Organ yang berperan dalam indera
pendengaran adalah telinga.
Telinga Luar
Telinga Tengah
Gelombang suara dari luar dikumpulkan oleh daun
telinga (pinna), masuk ke saluran eksterna
pendengaran (meatus dan kanalis auditorius
eksterna) yang selanjutnya masuk ke membrane timpani. Adanya gelombang suara yang masuk ke membrane timpani menyebabkan membrane timpani bergetar dan bergerak maju mundur. Gerakan ini
juga mengakibatkan tulang-tulang pendengaran
seperti meleus, inkus, dan stapes ikut bergerak dan selanjutnya stapes menggerakkan foramen ovale serta menggerakkan cairan perilimf pada skala vestibule. Getaran selanjutnya melalui membrane reisner yang mendorong endolimf dan membrane basiler ke arah bawah dan selanjutnya menggerak perilimf pada skala timpani. Pergerakan cairan dalam skala timpani menimbulkan potensial aksi pada sel rambut yang selanjuttnya diubah menjadi inpuls listrik. Inpuls listrik selanjutnya dihantarkan ke
nukleus koklearis, thalamus kemudian korteks
pendengaran untuk diasosiasikan. (Tarwoto, 2009 ) Mekanism Pendengara
Lingkungan
dimana kelompok sosioekonomi rendah memiliki insiden yang lebih tinggi. Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan
kesehatan secara umum, diet, tempat tinggal yang padat.
Genetik
terutama apakah insiden OMSK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik.
Otitis media sebelumnya
Secara umum dikatakan otitis media kronis
merupakan kelanjutan dari otitis media akut dan atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak
diketahui faktor apa yang menyebabkan satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi kronis.
Infeksi
Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga
tengah
Infeksi saluran napas bagian atas
Infeksi virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap
organisme yang secara normal berada dalam telinga tengah, sehingga memudahkan pertumbuhan bakteri.
Autoimun
Penderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden
lebih besar terhadap otitis media kronis.
Alergi
Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding yang bukan alergi.
Gangguan fungsi tuba eustacius
Pada otitis media kronis aktif tuba eustachius sering tersumbat
oleh edema tetapi apakah hal ini merupakan fenomena primer atau sekunder masih belum diketahui.
Telinga berair (otorrhoe) Gangguan pendengaran Otalgia ( nyeri telinga) Vertigo
Patofisiologi dari OMSK masih belum
diketahui secara pasti, tetapi dalam hal ini diduga merupakan stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi yang
sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus. Perforasi
sekunder pada OMA dapat terjadi kronis
tanpa kejadian infeksi pada telinga tengah.
Otitis media sering diawali dengan
penyumbatan pada saluran eustasius yang terjadi akibat infeksi pada saluran napas
seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah. Penyumbatan ini juga dapat diakibatkan oleh tumor
Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka
dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar
saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai
hasilnya terbentuklah nanah dan menyumbat saluran eustasius. Selain itu pembengkakan
jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Perforasi pada marginal atau pada atik. Abses atau kiste retroaurikuler (belakang
telinga)
Polip atau jaringan granulasi di liang telinga
luar yang verasal dari dalam telinga tengah.
Terlihat kolesteatom pada telinga tengah
(sering terlihat di epitimpanum). Sekret
berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatom)
Terlihat bayangan kolesteatom pada foto
Menurut Fung (2004), komplikasi pada OMSK
antara lain:
Kerusakan yang permanen dari telinga
dengan berkurangnya pandangan atau ketulian.
Mastuiditis
Cholesteatoma
Abses apidural (peradangan disekitar otak) Paralisis wajah
Labirin titis
- Foto rontgent untuk mengetahui patologi mastoid
Audiometrik untuk mengetahui tuli konduktif
Otoskop untuk melihat perforasi membran
timpani
Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan
kekakuan membran timpani
Kultur dan uji sensitifitas ; dilakukan bila
dilakukan timpanosentesis (Aspirasi jarum dari telinga tengah melalui membrane timpani).
Pemeriksaan Radiologi
OMSK Benigna
-Konservatif
Ada beberapa cara untuk membersihkan secret : -Dengan menggunakan kapas lidi
-Displacement methode” dapat dengan menggunakan larutan hydrogen peroksida (H2O2) 3%, Bila mungkin secret dihisap secara hati-hati dengan
menggunakan jarum kecil plastik
Pengobatan Lokal
-Diberikan antibiotik tetes telinga.
-Antibiotika yang adekuat oral atau parenteral
Operatif
-Miringoplasty atau Timpanopalsty Operasi ini dianjurkan apabila :
◦ Infeksi sudah tenang ◦ Tidak ada komplikasi
◦ Sekret tidak produktif lagi dalam waktu lama (1-3 bulan) ◦ Tidak terdapat tuli saraf yang berat
Biodata : Nama, umur, sex, alamat, suku, bangsa, pendidikan,
pekerjaan
Riwayat Penyakit sekarang
Keluhan utama : biasanya penderita mengeluh nyeri kepala
sinus, tenggorokan.
Riwayat penyakit dahulu :
◦ Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau
trauma
◦ Pernah mempunyai riwayat penyakit THT
◦ Pernah menderita sakit gigi geraham
Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh
anggota keluarga yang lalu yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
Riwayat spikososial
◦ Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas atau sedih)
Pola fungsi kesehatan
◦ Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa
memperhatikan efek samping
◦ Pola nutrisi dan metabolisme
Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung
◦ Pola istirahat dan tidur
Selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek
◦ Pola Persepsi dan konsep diri
Klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsep diri
menurun
◦ Pola sensorik
Daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus
menerus (baik purulen , serous, mukopurulen).
Pemeriksaan Fisik
Status kesehatan umum : keadaan umum, tanda vital, kesadaran.
Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi (mukosa
Data subyektif :
Observasi nafas :
◦ Riwayat bernafas melalui mulut, kapan, onset, frekwensinya
◦ Riwayat pembedahan hidung atau trauma
◦ Penggunaan obat tetes atau semprot hidung : jenis, jumlah, frekwensinya, lamanya.
Sekret hidung :
Warna, jumlah, konsistensi secret Epistaksis
Ada tidaknya krusta atau nyeri hidung.
Riwayat Sinusitis :
Nyeri kepala, lokasi dan beratnya
Hubungan sinusitis dengan musim atau cuaca.
Gangguan umum lainnya :
Kelemahan
Data Obyektif
Demam, drainage ada : Serous, Mukppurulen, Purulen
Polip mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral pada hidung dan Pucat, Odema
keluar dari hidung atau sinus yang mengalami radang mukosa
Kemerahan dan Odema membran mukosa
Pemeriksaan penunjung :
Perubahan sensori-persepsi : pendengaran b/d
gangguan penghantar bunyi pada organ.
Nyeri kronis b/d agen cedera biologis.
Hipertermi b/d infeksi pada telinga tengah dan
tuba eutachius ditandai dengan suhu tubuh meningkat.
Gangguan citra diri b.d adanya penyakit kronis Anxietas b/d tindakan penanganan dan rencana
oprasi.
Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan
terhadap informasi.
Risiko penyebaran infeksi b/d pertahanan primer