• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012

|

185

185

185

185

185

A. Pendahuluan

Sebagai sebuah profesi, guru dituntut memi-liki empat (4) kompetensi yaitu kompetensi peda-gogik, kepribadian, sosial, dan profesional (UU No 14 tahun 2005; Permendiknas No 16 tahun 2007). Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Jadi adalah suatu hal yang ideal apabila keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam

OPINI

MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG

MENYENANGKAN PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN

KESEHATAN (PJOK)

Ramdan Pelana

1

Abstrack

Physical Education is essentially an integral part of a total sum education system aims to develop aspects of health, physical fitness, critical thinking skills, emotional stability, social skills, reasoning and moral action through physical activity and sport. Physical Education in the learning process, teachers are expected to teach a variety of sports basic movement skills, techniques and strategies of games and sports, internalization of values (sportsmanship, honesty, cooperation, etc.) and habituation of healthy living. In the lesson the teacher can provide a variety of approaches that students are moti-vated and keen to keep learning. To have the ability to manage learning (pedagogical) well, of course, teachers need to understand the important elements related to learning management.

Keywords: Physical Education, Learning, Management, Fun

–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

1 Dosen Prodi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ

kinerja seorang guru. Terkait dengan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik (kompe-tensi pedagogik) inilah guru berkepentingan untuk melakukan manajemen pembelajaran. Istilah manajemen secara luas dipahami sama dengan istilah pengelolaan, atau pengaturan. Jadi dengan melakukan manajemen pembelajaran pada dasarnya guru melakukan proses pengelolaan atau pengaturan kegiatan pembelajaran untuk para siswa.

Pendidikan Jasmani pada dasarnya meru-pakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhaan bertujuan untuk mengem-bangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru olah raga diharapkan mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik, strategi

(2)

186

186

186

186

186

|

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012 permainan, dan olahraga, internalisasi nilai-nilai

(sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat memberikan berbagai pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Untuk memiliki kemampuan mengelola pembelajaran (kompetensi pedagogik) dengan baik, tentu saja guru perlu memahami unsur-unsur penting yang berkaitan dengan manajemen pembelajaran.

Sesuai dengan latar belakang masalah ter-sebut di atas penulis ingin merumuskan masalah sebagai berikut : “Unsur-unsur penting apa saja yang berkaitan dengan manajemen pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sehing-ga proses pembelajaran lebih menyenangkan?”. Adapun tujuan umum adalah untuk mengetahui Unsur-unsur penting yang berkaitan dengan manajemen pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan

Sedangkan sebagai tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah sebagai bentuk penyelesaian tugas pada mata kuliah Manajemen Penjas

Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : Guru Pendidikan Jasmani, agar dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) guru memiliki keterampilan mengelola pembelajaran dengan baik, sehingga prosesnya dapat berjalan dengan efektif, efisien sekaligus menyenangkan bagi peserta didik yang mengikutinya. Siswa, Sehingga memperoleh situasi dan pengalaman pembelajaran yang lebih konkret, bermakna serta menyenangkan. Penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam penulisan karya tulis. B. Kajian Tentang Manajemen Pembelajaran

Yang Menyenangkan

Pengertian Manajemen Pembelajaran Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno “ménagement”, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Kata manajemen

mungkin berasal dari bahasa Italia “maneggiare” yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “me-ngendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin “manus” yang berati “tangan”. Kata ini lalu terpe-ngaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan meng-atur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen seba-gai sebuah proses perencanaan, pengorganisasi-an, pengkoordinasipengorganisasi-an, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, se-mentara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksana-kan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen dapat dikatakan sebagai tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia me-nyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu meran-cang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengevaluasian.

Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi

(3)

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012

|

187

187

187

187

187

berbagai rencana alternatif sebelum mengambil

tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk me-menuhi tujuan perusahaan. Perencanaan meru-pakan proses terpenting dari semua fungsi mana-jemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Fungsi kedua adalah pengorganisasian atau organizing. Pengorga-nisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil. Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua ang-gota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usa-ha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).

Pengevaluasian atau evaluating dalah proses pengawasan dan pengendalian performa haan untuk memastikan bahwa jalannya perusa-haan sesuai dengan rencana yang telah ditetap-kan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusa-haan, kemudian memecahkannya sebelum masa-lah itu menjadi semakin besar. Belajar menurut Gagne dalam Dahar (1989) dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu oganisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengala-man. Belajar pada hakekatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar (Diknas, 2004) Dari konsep belajar muncul istilah pembelajaran. Degeng dalam Wena (2009) meng-artikan pembelajaran sebagai upaya

membe-lajarkan siswa. Gagne dan Briggs mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu rangkaian events (kondisi, peristiwa, kejadian, dsb) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi pembe-lajar, sehingga proses belajarnya dapat berlang-sung mudah (Diknas, 2004) Pembelajaran bukan hanya terbatas pada kegiatan yang dilakukan guru, seperti halnya dengan konsep mengajar. Pembelajaran mencakup semua kegiatan yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belejar manusia. Pembelajaran mencakup pula kejadian-kejadian yang diturunkan oleh bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide maupun kombinasi dari bahan –bahan itu. Bahkan saat ini berkembang pembe-lajaran dengan pemanfaatan berbagai program komputer untuk pembelajaran atau dikenal dengan e – learning.

Berpijak dari konsep manajemen dan pembe-lajaran, maka konsep manajemen pembelajaran dapat diartikan proses mengelola yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pe-ngendalian (pengarahan) dan pengevaluasian ke-giatan yang berkaitan dengan proses membelajar-kan si pebelajar dengan mengikutsertamembelajar-kan ber-bagai faktor di dalamnya guna mencapai tujuan. Dalam “memanaje” atau mengelola pembelajaran, manajer dalam hal ini guru melaksanakan berba-gai langkah kegiatan mulai dari merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengarahkan dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan. Pengertian manajemen pembela-jaran demikian dapat diartikan secara luas dalam arti mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana membelajarkan siswa mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada penilaian pem-belajaran.

Pendapat lain menyatakan bahwa manaje-men pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran yaitu strategi pengelolaan lajaran (Made Wena, 2009). Manajemen pembe-lajaran termasuk salah satu dari manajemen im-plementasi kurikulum berbasis kompetensi (Dik-nas, 2004) Manajemen yang lain adalah manaje-men sumber daya manusia, manajemanaje-men fasilitas, dan manajemen penilaian. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal menajemen pembelajaran

(4)

188

188

188

188

188

|

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012 sebagai berikut: jadwal kegiatan guru-siswa;

strategi pembelajaran; pengelolaan bahan praktik; pengelolaan alat bantu; pembelajaran ber-tim; pro-gram remidial dan pengayaan; dan peningkatan kualitas pembelajaran. Pengertian manajemen di atas hanya berkaitan dengan kegiatan yang terjadi selama proses interaksi guru dengan siswa baik di luar kelas maupun di dalam kelas. Pengertian ini bisa dikatakan sebagai konsep manajemen pembelajaran dalam pengertian sempit.

Dengan berpijak dari beberapa pernyataan di atas, kita dapat membedakan konsep mana-jemen pembelajaran dalam arti luas dan dalam arti sempit. Manajemen pembelajaran dalam arti luas berisi proses kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan si pembelajar dengan kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian dan penilaian. Sedang manajemen pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu dikelola oleh guru selama terjadinya proses inter-aksinya dengan siswa dalam pelaksanaan pem-belajaran. Selanjutnya dalam makalah ini yang dimaksudkan manajemen pembelajaran adalah manajemen pembelajaran dalam arti luas. Kegiat-an mengelola pembelajarKegiat-an mulai dari peren-canaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian dan penilaian perlu dilakukan oleh manajer (guru) dengan maksud agar mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Seorang guru PKn penting sekali untuk memahami dan berikutnya mampu melaksanakan manajemen pembelajaran secara benar pada mata pelajaran PKn di sekolah. Manajemen pembelajaran dapat diartikan secara luas dan secara sempit. Penge-lolaan dan pembelajaran dapat dibedakan tetapi memiliki fungsi yang sama. Pengelolaan pene-kanannya pada aspek pengaturan (management) lingkungan pembelajaran. Sementara pembelajar-aan (instruction) penekanannya pada aspek mengelola atau memproses materi pembelajaran. Dan keduanya men capai tujuan yang sama yaitu tujuan pembelajaran.

C. Pembelajaran Yang Menyenangkan Sebelum membahas lebih jauh, mungkin bagi seorang guru sudah tidak asing lagi ketika

men-dengar tentang pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang lebih populer dengan sebutan PAKEM. Setiap guru, dalam melaksana-kan pembelajaran diharapmelaksana-kan selalu menerapmelaksana-kan pendekatan PAKEM. Pengertiannya bahwa setiap pembelajaran harus berjalan lebih menunjukkan aktivitas siswa (baik fisik maupun mental), sehing-ga memberikan kesempatan lebih besar berkem-bangnya daya kreativitas, berhasil guna dan tentu saja berlangsung dalam suasana yang menye-nangkan.

Menurut pendapat para ahli keberhasilan PAKEM terletak pada kata ‘menyenangkan’. Me-nyenangkan hendaknya dijadikan kunci utama dalam menerapkan PAKEM. Artinya, suasana menyenangkan itu seharusnya sudah dibang-kitkan sejak awal pembelajaran. Dave Meier, dalam bukunya yang berjudul The Accelerated Learning Handbook menuliskan; “Menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti membuat suasana ribut atau hura-hura. Ini tidak ada hubungan dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. Kegembiraan disini berarti bang-kitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan dalam diri siswa.” Bahkan pada kalimat berikutnya Meier menegaskan bahwa penciptaan kegembiraan jauh lebih penting dari-pada segala teknik metode maupun media yang digunakan. Pendapat lain menjelaskan bahwa se-orang tenaga pendidik “guru” harus dapat mencip-takan iklim pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa merasa enjoy dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan harapannya bisa mencapai prestasi belajar yang optimal (Walberg & Greenberg,1977)

D. Manajemen Pembelajaran Penjas Yang Menyenangkan

Manajemen pembelajaran dalam pengertian luas adalah keseluruhan kegiatan mengelola pro-ses membelajarkan siswa sebagai pebelajar oleh guru melalui tahap-tahap perencanaan, pelaksa-naan, penilaian dan pengendalian dengan maksud mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

(5)

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012

|

189

189

189

189

189

Manajemen pembelajaran dalam pengertian

sem-pit adalah kegiatan mengelola interaksi guru de-ngan siswa yang terjadi pada saat pelaksanaan pembelajaran.

Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan langkah-langkah sebagaiberikut: (1) Menetapkan aturan kelas (class routine). Siswa yang memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu yang diperoleh dari penga-laman hidup sebelumnya yang memungkinkan adanya kebiasaan tidak baik, jadi sebagai guru saya perlu mengarahkan dan membimbing murid saya untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik yaitu diantaranya menetapkan aturan kelas saat pertemuan awal kali masuk pada proses pembelajaran yang dilakukan. Yaitu seperti waktu awal pertama masuk saya melakukan perjanjian kepada murid-murid saya yang sekiranya semua setuju dan senang sesuai dengan kesepakatan bersama dan perjanjian tersebut tidak boleh di langgar. Perjanjian tersebut seperti jam di mulainya pelajaran, harus tepat waktu, jika telat akan di hukum. Dan aturan-aturan ini diberikan pada awal pertemuan; (2) Memulai kegiatan tepat waktu (get-ting started). Kegiatan harus mulai tepat waktu sesuai perjanjian awal yang dah disepakati ber-sama sebelumya murid-murid harus ada di tempat. Setelah berkumpul semua murid harus cepat di bariskan dan melakukan do’a. setelah itu saya segera memberikan stretching dan melakukan kegiatan secara tepat waktu agar pembelajaran berlangsung secara efektif.; (3) Mengatur pelajar-an (mpelajar-anaging the lesson). Setelah stretching selesai saya segera memberikan sedikit penjelas-an tentpenjelas-ang ypenjelas-ang akpenjelas-an di praktekkpenjelas-an. Sedikit saja dalam memberikan penjelasan karena olahraga butuh praktek dan bergerak. Misalnya memberi-kan teori dribble bola basket. Diberimemberi-kan pengarah-an terlebih dahulu, kemudipengarah-an murid disuruh mem-praktekkan langsung sambil saya dampingi, yang melakukan dribble terlebih dahulu separo kelas dulu dan bergantian. Dan masing-masing anak harus melakukan dribble mengelilingi lapangan bola basket sebanyak 3 kali; (4) Mengelompokkan siswa (grouping the student). Sebagai guru saya harus mengelompokkan siswa-siswa sama rata. Setelah itu dari salah satu kelompok harus ada

yang menjadi ketuanya, sehingga ketua harus bertanggung jawab terhadap anggota kelompok-nya. Setelah dibagi kelompok alat dibagikan kepada masing-masing kelompok, sebelumnya harus melihat alat-alat apa saja yang tersedia dan memilih jenis materi atau permainan juga terlebih dahulu melihat alat yang tersedia. Dalam satu kelas ada 40 siswa bola ada 20 buah, satu kelas dibagi 10 kelompok, setiap kelompok ada 4 siswa dan masing-masing kelompok terdapat satu ketua kelompok; (5) Memanfaatkan ruang atau lapangan dan peralatan (utilizing space and equiqment). Dalam pembelajaran bola basket saya membagi kelompok menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Setiap kelompok harus berlomba mendribble bola dari daerah satu ke daerah lain jika yang datang lebih akhir kelompok tersebut akan mendapatkan hukuman push up 5 kali; (6) Mengakhiri pelajaran (ending lesson). Setelah jam pelajaran akan berakhir kurang 15 menit saya memberikan evaluasi tentang apa yang tadi saya berikan. Tidak perlu lama-lama cukup 5 menit saja, 10 menit sisanya memberikan waktu buat siswa saya untuk ganti baju istirahat.

1. Pengelolaan Pembelajaran

Untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran, maka unsur-unsur pengelolaan pembelajaran meliputi dua tindakan yaitu:

a. Model tindakan

1) Preventif; yaitu upaya sedini

mung-kin yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaraan. (1) Tanggap /peka, yaitu kemampuan guru merespon terhadap prilaku atau aktifitas yang dianggap akan mengganggu pembelajaraan. (2) perhatiaan, selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul.

2) Refresif,kemampuan guru untuk

mengatasi, mencari dan menemu-kan solusi yang tepat untuk meme-cahkan masalah yang terjadi dalam

(6)

190

190

190

190

190

|

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012

lingkungan pembelajaraan.

3) Modifikasi tingkah laku yaitu bahwa

tingkah laku dapat diamati: (1) Pengelolaan kelompok, yaitu untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikutsertakan berbagai komponen atau unsur yang terkait. (2) Diagnosis, yaitu suatu keterampilan untuk mencari unsur-unsur yang akan menjadi penyebab gangguan maupun unsur-unsur yang akan menjadi kekuatan bagi peningkatan proses pembelajaraan.

b. Peran guru. Dalam hal ini guru berperan

untuk: (1) Mendorong siswa mengem-bangkan tanggung jawab individu terhadap lingkungannya; (2) Memba-ngun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah lakunya dengan tata tertib kelas; (3) Menimbul-kan rasa berkewajiban melibatMenimbul-kan diri dalam tugas serta tingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.

c. Hal-hal yang harus dihindari. Adapun

hal-hal yang harus dihindari yaitu: 1)Campur tangan yang berlebihan, 2) Kesenyapan, 3) Ketidak tepatan, 4) Penyimpangan, 5) Bertele-tele.

2. Teknik Pembelajaran yang Menyenangkan

Keberhasilan suatu pendidikan salah satunya ditentukan oleh bagaimana proses belajar mengajar itu berlangsung. Selain itu proses interaksi belajar pada prinsipnya tergantung pada guru dan siswa. Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif. Sedangkan, siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk aktif dalam proses balajar mengajar. Sehingga keber-hasialan belajar dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik dapat tercapai. Sebagai-mana pendapat Meier yang mengatakan bahwa “penciptaan kegembiraan jauh lebih penting daripada segala teknik metode mau-pun media yang digunakan” kita temukan

beberapa komponen pembangun suasana yang menyenangkan. Komponen-komponen tersebut adalah (1) bangkitnya minat, (2) adanya keterlibatan penuh, (3) terciptanya makna, (4) adanya pemahaman atau penguasaan materi. (5) adanya nilai yang membahagiakan. Untuk lebih memahami hal-hal penting berkaitan dengan pembela-jaran yang menyenangkan berikut kompo-nen-komponen pembangun suasana menye-nangkan tersebut.

a. Bangkitnya minat.

Seperti kita ketahui, minat adalah se-suatu yang berhubungan dengan kehen-dak atau keinginan hati. Minat juga sering dipadankan dengan gairah atau keinginan yang kuat. Sekarang cobalah Anda hubungkan antara ‘bangkitnya minat’ ini dengan ‘kegembiraan’. Jika sejak awal dalam diri siswa telah bangkit minat atau gairah untuk mempelajari sesuatu, niscaya kegiatan belajar terse-but akan menyenangkan bagi siswa tersebut. Jadi hubungan antara minat atau gairah dengan menyenangkan sangat erat dan saling mempengaruhi. Jika minat belajar telah tumbuh, maka pembelajaran akan menjadi menimbul-kan gairah dan suasananya amenimbul-kan sema-kin menyenangkan. Suasana menye-nangkan yang terpelihara sepanjang proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap gairah belajar selama pembe-lajaran berlangsung.

b. Adanya keterlibatan penuh.

Komponen ini dependen terhadap kom-ponen pertama. Maksud saya, seorang siswa tidak mungkin akan terlibat secara sepenuh hati dalam pembelajaran jika didalam diri siswa tidak ada gairah atau minat yang kuat untuk mengikuti pela-jaran. Dengan demikian harus ditum-buhkan hubungan yang kuat antara yang akan belajar dengan apa yang akan dipelajari. Agar siswa bergairah dan terlibat secara penuh dalam pembe-lajaran, guru sangat perlu

(7)

menyam-Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012

|

191

191

191

191

191

paikan tujuan pembelajaran dengan rinci dan jelas pada awal pembelajaran. Sampaikan pada para siswa bahwa apa yang akan dipelajari adalah sesuatu yang sangat penting, mudah dan akan dipelajari dengan cara yang menye-nangkan. Penyampaian tujuan, penje-lasan apa-apa yang akan dilakukan da-lam mempelajari materi sangat perlu di-sampaikan pada para siswa agar secara psikologis siswa mempersiapkan men-talnya.

c. Terciptanya makna.

Pengertian makna disini bukan dalam konteks umum yang sering dipadankan dengan kata ‘arti’. Makna tidak mudah untuk didefinisikan karena berkaitan erat dengan masing-masing pribadi dan kadang-kadang muncul sangat kuat dalam konteks yang personal. Dalam konteks pembelajaran PAKEM, kata ‘makna’ lebih dekat dengan pengertian ‘kesan’. Maksudnya, bahwa pembelajar-an ypembelajar-ang bermakna itu adalah pembela-jaran yang dapat menghadirkan sesuatu yang mengesankan. Dengan kata lain kita dapat mengatakan bahwa pembela-jaran yang tidak mampu meberikan kesan yang mendalam tidak mungkin akan bermakna. Untuk menhadirkan makna, pembelajaran harus menge-sankan. Selanjutnya, agar pembelajaran dapat mengesankan maka pembela-jaran itu harus dalam suasana yang menyenangkan. Karena ‘makna’ sering kali muncul dalam konteks yang sangat personal, maka guru harus benar-benar mengerti dan menghargai perbedaan individu setiap siswa-siswanya.

d. Pemahaman atau penguasaan materi.

Ketika minat atau gairah belajar siswa tumbuh, kemudian ia terlibat secara penuh dalam mempelajari materi-materi pelajaran, dan selanjutnya ia terkesan dengan apa yang dipelajari, maka pemahaman atas apa yang dipelajari akan tertanam kuat. Penguasaan materi

akan tertanam sangat kuat apabila siswa berminat, terlibat dan terkesan. Dengan melihat hubungan komponen pertama, kedua dan ketiga yang kemudian mela-hirkan komponen keempat, menurut saya sudah mampu menjawab keragu-raguan kita atas hasil belajar dalam pembelajaran pakem. Hubungan ke-empat komponen tersebut menjadi sangat logis dan meyakinkan.

e. Nilai yang membahagiakan.

Membahagiakan artinya membuat hati merasa tenteram. Hati yang tenteram adalah yang bebas dari rasa takut, rasa tertekan, dan jauh dari perasaan teran-cam. Berkaitan dengan belajar, bahagia adalah keadaan terbebas dari tekanan, ketakutan, dan ancaman. Perasaan ta-kut, tertekan, dan terancam tidak akan muncul dan menghantui perasaan siswa jika pembelajaran berjalan dalam sua-sana yang menyenangkan. Ketiga pera-saan tersebut (takut, tertekan, dan terancam) hanya akan menjadi kendala bagi munculnya minat belajar. Rasa bahagia pada diri siswa antara lain dapat muncul karena ia memperoleh makna dari mempelajari sesuatu. Dirinya men-jadi merasa berharga, mampu tumbuh dan berkembang dan berbeda dari se-belumnya. Ketika seorang siswa mampu memecahkan persoalan dalam proses belajarnya dalam dirinya akan tumbuh rasa bangga dan percaya diri. Perasaan bangga dan percaya diri ini akan me-nyadarkan siswa tersebut bahwa dirinya memiliki potensi sebagaimana orang lain. Dengan demikian, dalam rangka membantu siswa memperoleh nilai yang membahagiakan dalam proses pembe-lajaran, guru harus berusaha terus-menerus membantu menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri pada setiap siswanya.

A. Kesimpulan

(8)

192

192

192

192

192

|

Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012 pengalaman belajar siswa dengan berbagai

keterampilan proses sehingga mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru. Menye-nangkan dimaksudkakn agar guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenang-kan sehingga siswa memusatmenyenang-kan perhatian secara penuh. Pembelajaran yang menyenangkan merupakan usaha membangun pengalaman belajar siswa dengan berbagai keterampilan proses untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, melalui penciptaan kegiatan belajar yang beragam dan mengkondisikan suasana belajar sehingga mampu memberikan pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa, serta siswa lebih terpusat perhatiannya secara penuh. Suasana belajar perlu dirancang dengan baik oleh guru agar dalam pembelajaran tumbuh minat belajar siswa. Penciptaan suasana belajar merupakan langkah awal bagi guru untuk

memfasilitasi siswa-siswanya untuk belajar. Suasana belajar yang kondusif memungkinkan imajinasi dan kreativitas siswa berkembang. Latar belakang siswa yang beragam dapat merupakan masukan yang baik dalam kelas bila dikelola secara benar. Pengelolaan siswa berdasar kelompok keterampilan berfikir, keterampilan bertindak, dan keterampilan lainnya dirancang oleh guru dalam pengelolaan kelas: (a) Perencanaan pembelajaran, penilaian, dan pengelolaan pembelajaran; (b) Ingat menentukan keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran; (c) Sedangkan sebagai unsur-unsur pembangun atas tercapainya manajemen pembelajaran tersebut adalah model tindakan, peran aktif guru dan menghindari hal-hal yang di anggap kurang perlu dilakukan dalam mengelola pembelajaran khususnya pada pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan (PJOK).

Daftar Pustaka

Nurhadi. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta : Depdiknas,

2002

Suherman, Adang. Asesmen Balajar dalam Pendidikan Jasmani Evaluasi Alternatif untuk Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta : Depdiknas, 2001

Syarifudin. Pokok-Pokok Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta :

Depdikbud, 1998

Umaedi. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan Baru Dalam

Referensi

Dokumen terkait

mengelola diri (regulasi diri) terhadap kualitas hafalan Al- Qur‟an santri Pondok Pesantren Al-Ghurobaa ‟ Tumpang Krasak, Jati, Kudus. Bagi

Penelitian estimasi penduduk juga sudah pernah dilakukan oleh (Munifah, 2006), yang berjudul proyeksi penduduk kota Surakarta berdasarkan metode langsung dan tak langsung

Dalam perkembangan nya diare sudah dapat ditangani dengan obat-obatan dari berbagai bahan dasar baik itu obat obatan berbahan dasar bahan kimia maupun obat obatan

1) Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan alami untuk mempertahankan

hubungan antara variabel efikasi diri bersifat positif maka dapat dinyatakan bahwa semakin baik efikasi diri maka akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa menjadi

Berdasarkan hasil uji inferensial dengan Uji F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan atau serentak antara indikator rasio keuangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya faktor – faktor yang dapat mempengaruhi turnover intention. Karena pada perkembangan bisnis yang dinamis ini

Pada kesempatan kali ini penulis mencoba menyampaikan informasi mengenai cerita komik Dragon Ball Z dalam bentuk sebuah Home Page dengan menggunakan sebuah program aplikasi