• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN ITS DANA ITS TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN ITS DANA ITS TAHUN 2020"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENELITIAN UNGGULAN ITS

DANA ITS TAHUN 2020

STUDI INOVASI PENGGUNAAN VARIASI LAMINASI BILAH BAMBU

UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL WISATA SUNGAI

BERPENGGERAK

PADDLE WHEEL

BERMESIN

DUAL-FUELED

DALAM RANGKA MENINGKATKAN POTENSI WISATA AIR

TIM PEGUSUL:

Dr. Ir. HERI SUPOMO, M.Sc. / (0016045406)

Prof. Ir. EKO BUDI DJATMIKO, M.Sc., Ph.D. / (0026125806) Dr-Ing. SETYO NUGROHO / (0020106507)

EKA WAHYU ARDHI, S.T., M.T. / (0025057906)

Anggota Mahasiswa:

Abdul Rahman Safaruddin (NRP 04111950030002) Gede Ega Satya Laksana (NRP 04111640000088)

Timotius Dwi Setyanto (NRP 04111640000053)

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2020

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... 2 DAFTAR GAMBAR ... 4 DAFTAR TABEL ... 5 DAFTAR LAMPIRAN ... 6 BAB 1 RINGKASAN ... 7 BAB 2 PENDAHULUAN ... 8 2.1 Latar Belakang ... 8

2.2 Tujuan dan Sasaran ... 12

2.3 Tujuan dan Saran... 13

2.4 Relevasi ... 13

BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA... 15

3.1 State of The Art ... 15

3.2 Road Map Penelitian ... 16

3.3 Telaah Literatur ... 17

3.3.1 Penggerak Paddle Wheel... 17

3.3.2 Mesin Pembakaran Dalam ... 20

3.3.3 Dual-fueled ... 21

3.3.4 Laminasi Bambu sebagai Bahan Konstruksi Kapal ... 21

3.3.5 Metode Pembangunan Kapal Berbahan Laminasi Bambu ... 23

BAB 4 METODE... 26

4.1 Identifikasi Masalah ... 26

4.2 Studi Literatur ... 26

4.3 Proses Desain Kapal Wisata ... 27

4.4 Pembuatan Prototipe ... 27

4.5 Pengujian Prototipe ... 27

4.6 Target Luaran Penelitian ... 28

4.7 Tugas dan Fungsi Anggota Penelitian... 29

BAB 5 JADWAL DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA ... 32

5.1 Jadwal ... 32

5.2 Rancangan Anggaran Biaya ... 33

(3)

BAB 7 LAMPIRAN ... 38 Lampiran 1. Biodata Tim Peneliti ... 38

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pemanfaatan Sungai sebagai Wahana Wisata di Venisia ... 8

Gambar 2.2 Keindahan Suasana Sungai Kalimas ... 9

Gambar 2.3 Bambu di Pulau Jawa ... 12

Gambar 3.1 Road Map Penelitian ... 16

Gambar 3.2 Paddle Wheel ... 18

Gambar 3.3 Ilustrasi Blade Meninggalkan Air ... 19

Gambar 3.4 Hasil Potongan Batang Bambu dengan Panjang 4 Meter ... 24

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Data kapal wisata sungai yang beroperasi di Sungai Kalimas Surabaya ... 10

Tabel 5.1 Jadwal Penelitian di Tahun Pertama ... 32

Tabel 5.2 Jadwal Penelitian di Tahun Kedua... 32

Tabel 5.3 Rincian Usualan Dana Tahun Pertama ... 33

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Biodata Ketua ... 39 LAMPIRAN 2 Biodata Anggota 1 ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 3 Biodata Anggota 2 ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 4 Biodata Anggota 3 ... Error! Bookmark not defined.

(7)

BAB 1

RINGKASAN

Dewasa ini, wisata sungai menjadi sebuah primadona baru bagi para wisatawan. Terlebih berkat viral-nya revitalisasi Sungai Kalimas Surabaya yang dijadikan sebuah destinasi wisata oleh Pemerintah Kota Surabaya. Namun seiring dengan maraknya wisata sungai, tentunya akan ada polusi pada lingkungan. Hal ini menjadi penting karena di sungai terdapat banyak sekali manfaat untuk kehidupan yang tidak boleh rusak oleh ulah manusia. Penggunaan laminasi bilah bambu sebagai material konstruksi kapal merupakan sebuah terobosan teknologi dan solusi tuntas untuk mengatasi permasalahan bahan kapal wisata. Bambu merupakan tumbuhan dengan tingkat newness, renewable, dan sustainable yang tinggi. Berbeda dengan kayu yang butuh waktu cukup panjang untuk layak konstruksi, bambu membutuhkan waktu kurang dari lima tahun untuk dapat digunakan sebagai bahan baku konstruksi kapal. Selain itu bambu juga lebih ramah lingkungan apabila dibandingkan dengan FRP (Fibre Reinforced Plastic) karena bambu merupakan material alami yang mudah terurai dan bukan polutan bagi lingkungan. Selain itu, penggunaan Dual-fueled Combustion Engine Paddle Wheel pada wisata sungai dirasa tepat untuk menggantikan combustion engine biasa. Hal ini dikarenakan dual-fueled combustion engine paddle wheel memiliki emisi yang lebih bersih sehingga kontaminasi lingkungan hidup di sungai dapat diminimalisir. Penggunaan dual-fueled combustion engine juga menambah kenyamanan bagi penumpang dikarenakan gas buang yang dihasilkan tidak setinggi combustion engine. Untuk itu perlu dilakukan sebuah studi terkait perancangan dan pembuatan sebuah prototype perahu wisata sungai yang dimaksud. Adapun prototype ini merupakan sebuah perahu wisata sungai berbahan laminasi bilah bambu dengan penggerak dual-fueled combustion engine. Sehingga harapannya, akan ada kapal wisara sungai yang eco-friendly, renewable, dan feasible untuk beroperasi di sungai dalam rangka meningkatkan potensi wisata air

Kata kunci: Variasi Laminasi Bilah Bambu; Kapal Wisata Sungai; Dual Fueled Combustion Engine; Wisata Air

(8)

BAB 2

PENDAHULUAN

2.1Latar Belakang

Sungai merupakan sebuah aliran air yang memanjang dari sumber menuju muara secara terus menerus. Air dapat mengalir pada sungai karena dipengaruhi secara langsung oleh gravitasi bumi. Secara umum sungai merupakan sebuah bagian penting dari hydrological cycle, di mana berfungsi untuk mengalirkan air dari daratan menuju laut.

Apabila ditinjau dari sisi lingkungan, sungai juga menyimpan banyak manfaat untuk kehidupan dan ekosistem. Sejak zaman prasejarah, sungai merupakan sumber kehidupan, mencangkup: sumber air untuk minum, kebersihan, dan kesuburan tanaman-tanaman pertanian. Sungai juga merupakan habitat untuk hewan dan tumbuhan, untuk kemudian membentuk sebuah ekosistem sungai.

Walaupun demikian, sungai juga menjadi sebuah pembatas antara dua daratan yang menyebabkan manusia harus menyebrangi sungai menggunakan beberapa moda transportasi: kapal ataupun jembatan. Namun dengan kemajuan zaman, sungai lebih lanjut menjadi sebuah medium bagi kapal berlalu lalang dari satu tempat ke tempat yang lain, di mana masih dalam satu aliran sungai.

Gambar 2.1 Pemanfaatan Sungai sebagai Wahana Wisata di Venisia

Selain beberapa manfaat yang telah disebutkan sebelumnya, sungai juga dapat dimanfaatkan sebagai sebuah wahana pariwisata yang cukup populer. Di Venisia, Itali, kanal yang mulanya berguna sebagai saluran air dan salah satu wahana transportasi bagi masyarakat kota, kemudian berubah menjadi sebuah wahana pariwisata yang cukup populer. Pemanfaatan sungai sebagai wahana wisata ini tidak lepas dari tata letak sungai Venisia yang apik dan bersih seperti pada Gambar 2.1. Hal ini juga ditunjang dengan maraknya perahu-perahu kecil yang

(9)

disebut gondola yang dapat disewa oleh turis untuk kemudian digunakan memutari Kota Venisia. Gondola ini sangat ramah lingkungan karena sebagian besar digerakkan oleh tenaga manusia (dayung). Hal ini membuat sungai di Venesia terjaga kebersihannya.

Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki banyak sungai. Mulai sungai-sungai besar, seperti Sungai Musi dan Sungai Kapuas, hingga sungai-sungai-sungai-sungai kecil yang mengalir disepanjang daerah. Sungai-sungai di Indonesia sendiri banyak digunakan sebagai moda transportasi, khususnya sungai-sungai besar. Tidak jarang ada kapal-kapal niaga berukuran cukup besar berlayar di sungai besar tersebut. Selain transportasi, sungai-sungai ini juga memegang peranan penting dalam kesuburan tanah-tanah di sepanjang Indonesia. Karena Indonesia dikenal dengan negara agraris, maka masyarakat membutuhkan sungai dan kandungan zat hara di dalamnya untuk meningkatkan kesuburan tanah produksi tani mereka.

Namun demikian, sungai di Indonesia, khususnya sungai kecil masih belum dimanfaatkan dengan maksimal pada sektor wisata. Hanya sebagian kecil sungai yang ada di Indonesia benar-benar digarap dengan baik untuk dapat merangsang pariwisata. Salah satu contoh sungai yang sukses disulap menjadi wahana wisata adalah Sungai Kalimas, Surabaya.

Sungai Kalimas merupakan sebuah sungai yang sudah sejak lama digunakan sebagai sarana transportasi karena memiliki muara sekaligus dermaga kapal niaga: Dermaga Kalimas. Namun, beberapa tahun terakhir pihak Pemerintah Kota Surabaya mulai membenahi Sungai Kalimas untuk kemudian dikembangkan menjadi wahana wisata. Sungai Kalimas dibersihakan dari sampah dan sekelilingnya dihias dengan taman dan lampu gantung. Sebuah dermaga perahu wisata juga dibangun di lokasi Taman Prestasi untuk bersandarnya perahu-perahu wisata. Banyak perahu kecil yang pada akhirnya dapat dinaiki oleh wisatawan untuk mengarungi dan melihat keindahan suasana Sungai Kalimas seperti pada Gambar 2.2.

(10)

Semenjak Sungai Kalimas direvitalisasi menjadi salah satu tujuan wisata Kota Surabaya, wisatawan yang datang untuk menaiki wahana perahu wisata meningkat. Melansir Jatim Now, pada saat pembukaan wahana ini, penumpang yang datang mencapai 200 orang. Setiap akhir pekan pun wisata sungai ini tidak pernah terpantau sepi pengunjung. Secara keseluruhan, hal tersebut menunjukkan bahwa wisata sungai sebenarnya dapat menjadi cukup populer di kalangan wisatawan apabila dirancang dan dieksekusi dengan baik.

Namun seiring dengan maraknya wisata sungai, tentunya akan ada dampak pada lingkungan yang harus diperhatikan. Dengan adanya perahu-perahu yang berlayar menyusuri sungai tentunya akan menimbulkan polusi udara. Hal ini menjadi penting karena sungai merupakan bagian dari lingkungan yang di dalamnya terdapat banyak sekali manfaat-manfaat untuk kehidupan yang tidak boleh rusak oleh ulah manusia.

Tabel 2.1. Data kapal wisata sungai yang beroperasi di Sungai Kalimas Surabaya

No Perahu Kapasitas Kapasitas (HP) & Merk

Tahun Pengadaan

1 Kalimas 2 (Fiber) 12 25 Yamaha 2012

2 Perahu Naga 1 (Fiber) 10 25 Yamaha 2017

3 Bus Air 1 (Fiber) 25 25 Yamaha -

4 Bus Air 2 (Fiber) 25 25 Yamaha -

5 Perahu Naga 2 (Fiber) 10 25 Yamaha 2007 6 Perahu Naga 3 (Fiber) 10 25 Yamaha 2007

7 Kalimas 1 (Fiber) 12 25 Yamaha 2012

8 Perahu dayung (Fiber) 10 - -

9 Sawunggaling Surya Transport (Fiber) 12 11.5 Yanmar 2017

10 Perahu Wisata (Speed Boat-Banana Boat

(Fiber) 2 40 Yamaha 2016

Apabila berkaca pada Wisata Sungai Kalimas di Surabaya, nyaris seluruh perahu yang digunakan untuk wisata merupakan perahu dengan sistem penggerak combustion engine seperti terlihat pada Tabel 2.1. Mesin penggerak ini memiliki dua kelemahan fatal, dimana suara mesin sangat berisik hingga mengganggu kenyamanan wisata dan polusi udara yang mencemari lingkungan sekitar.

Salah satu cara untuk memenuhi komponen eco-friendly adalah dengan cara menggunakan dual fuel engine sebagai penggerak utama perahu. Dual fuel engine belum banyak digunakan sebagai penggerak utama kapal, padahal dual fuel engine ini memiliki

(11)

banyak sekali keunggulan apabila dibandingkan dengan combustion engine. Kelebihan pertama yaitu tentu saja ramah lingkungan. Dual fuel engine merupakan mesin dengan perpaduan gas dan bensin. Polusi yang dihasilkan oleh mesin ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan combustion engine biasa. Selain itu, penggunaan dual fuel engine juga dinilai lebih hemat dikarenakan harga gas yang relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan tenaga fosil.

Selain mesin penggerak, permasalahan lainnya adalah bahan baku utama konstruksi perahu yang beroperasi di Sungai Kalimas. Untuk mengatasi jumlah wisatawan, maka tentunya haruslah ada peningkatan jumlah perahu. Namun demikian bahan baku seluruh perahu yang beroperasi di Sungai Kalimas berbahan baku Fibre Reinforced Plastic (FRP). Hal ini menjadi masalah taatkala material FRP adalah sebuah material yang tidak ramah lingkungan karena merupakan material tidak terbarukan dan sulit untuk terurai secara alami. Penggunaan FRP yang berlebih tentunya tidak baik untuk keberlangsungan lingkungan hidup.

Salah satu material yang ramah lingkungan dan dirasa dapat mengganti FRP sebagai bahan baku utama konstruksi perahu adalah kayu solid. Sayangnya, meskipun kayu solid telah teruji secara kekuatan mekanis, namun kayu solid adalah material yang cukup langka dan mahal. Hal ini dikarenakan penggundulan hutan yang terjadi sekitar akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Sehingga perlu sebuah material baru yang ramah lingkungan, murah, dan melimpah di alam.

Salah satu material substitusi yang paling mungkin dapat diaplikasikan pada proses pembuatan perahu wisata sungai adalah bambu. Bambu merupakan salah satu alternatif material yang baik untuk mengatasi kelangkaan kayu, mengingat karateristik bambu yang positif [Morisco, 2006]: populasi tersebar di seluruh nusantara, penanaman dan perawatan mudah, pertumbuhan yang cepat (15-30 cm/hari) [Chen, 2007], umur mampu konstruksi ≥ 3 tahun, dan harga yang relatif lebih murah dibanding kayu solid dengan sifat mekanik yang memadai. Dibandingkan dengan kayu yang membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun agar bisa dipanen dan digunakan sebagai material utama kapal, bambu yang mampu konstruksi hanya membutuhkan waktu sekitar 3-4 tahun.

(12)

Gambar 2.3 Bambu di Pulau Jawa

Berdasarkan survei yang telah dilakukan di daerah Jawa Timur [Supomo, 2016], dapat dikatakan bahwa keberadaan bambu sangat melimpah, ditinjau dari sisi jenis dan jumlah. Ada dua jenis bambu yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi kapal: Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dan Bambu Ori (Bambusa Arudinacea) [Supomo, 2015]. Jenis bambu Betung (Dendrocalamus asper) penyebarannya hanya di dataran tinggi (350m – 700 m dpl) di hampir seluruh lereng gunung di Jawa. Sedangkan Jenis bambu Ori (Bambusa Arundinacea) banyak tersebar di dataran rendah (0 – 300m dpl) tersebar hampir di semua pinggiran sawah pulau Jawa seperti pada Gambar 2.3.

Demi menangani permasalahan terkait lingkungan, tentu diperlukan sebuah solusi kongkrit mengingat keberadaan perahu wisata adalah sebuah komponen yang sangat vital dalam operasional pariwisata sungai. Untuk itu perlu dilakukan sebuah studi terkait perancangan dan pembuatan prototipe sebuah perahu wisata sungai yang eco-friendly, renewable, dan feasible untuk beroperasi di sungai wisata ataupun daerah wisata air yang ditargetkan. Adapun prototipe ini merupakan sebuah perahu wisata sungai berbahan baku bambu laminasi dengan penggerak dual fuel engine. Agar perahu ini juga feasible untuk dapat menyusuri sungai di Indonesia, prototipe ini juga dirancang berpenggerak paddle wheel untuk menghindari tanaman-tanaman sungai yang dapat tersangkut pada kapal apabila menggunakan penggerak propeller (baling-baling)

2.2Tujuan dan Sasaran

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana desain kapal wisata sungai berbahan laminasi bambu berpenggerak paddle wheel bermesin dual fuel engine?

(13)

2. Bagaimana produk rancangan kapal wisata sungai berbahan laminasi bambu berpenggerak paddle wheel bermesin dual fuel engine?

3. Bagaimana proses produksi prototipe kapal wisata sungai berbahan laminasi bambu berpenggerak paddle wheel bermesin dual fuel engine?

4. Bagaimana tingkat acceptance kapal wisata sungai berbahan laminasi bambu berpenggerak electric paddle wheel dalam bidang economic dan social?

2.3Tujuan dan Saran

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan prototipe kapal wisata sungai electric paddle wheel. Tujuan ini secara tahapan adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan desain kapal wisata sungai berpenggerak paddle wheel bermesin dual fuel engine dengan memperhatikan jarak tempuh dan kondisi sungai

2. Menghasilkan produk rancanagan berupa Lines Plan, General Arrangement, Construction Profile dan Scantling, kapal wisata sungai

3. Membuat cetakan kapal wisata sungai berbahan bambu laminasi sesuai dengan desain yang telah dihasilkan kemudian melakukan assembly semua komponen konstruksi kapal wisata berbahan bambu laminasi

4. Economicand SocialAcceptanceanalysis terhadap reaksi masyarakat mengenai kapal wisata sungai berbahan laminasi bambu

Adapun sasaran dari penelitian ini adalah pengembangan kapal wisata sungai yang memiliki nilai yang tinggi pada aspek newness, sustainability, eco-friendly, dan renewability. Sehingga harapannya mampu merangsang pemerintah khususnya dinas pariwisata lokasi setempat untuk mengembangkan wisata sungai lebih lanjut.

2.4Relevasi

Kapal wisata sungai merupakan kapal yang penting untuk dikembangkan dalam rangka menunjang pariwisata Indonesia. Indonesia sendiri memiliki beberapa sungai yang apabila direvitalisasi menjadi destinasi wisata tentunya dapat menarik banyak wisatawan. Namun demikian, populasi kapal wisata sungai masih belum banyak untuk memenuhi kebutuhan wisata. Hal ini berkaitan erat dengan minimnya perhatian pemerintah pada sector wisata sungai. Adapun populasi kapal wisata sungai yang ada di Indonesia masih berupa kapal-kapal konvensional yang kurang nyaman dan kurang cocok untuk digunakan untuk wisata sungai. Hal ini menjadi pijakan awal untuk kemudian dilakukan penelitian terkait kapal yang nyaman dan ramah lingkungan untuk digunakan sebagai wisata sungai.

(14)

Pengembangan kapal wisata sungai ramah lingkungan berbahan laminasi bambu dan berpenggerak berpenggerak paddle wheel bermesin dual fuel engine merupakan sebuah kebaruan dan terobosan teknologi. Hal ini dibuktikan dengan belum adanya penelitian atau prototipe mengenai kapal sejenis, baik skala nasional maupun internasional.

(15)

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 State of The Art

Fitur unggulan utama daripada inovasi ini terletak pada term ramah lingkungan. Di mana penggerak utama kapal wisata sungai ini menggunakan dual duel engine. Hal ini dapat mengurangi emisi polusi yang biasanya dihasilkan oleh combustion engine. Polusi dapat berkurang karena emisi dari gas lebih ramah lingkungan daripada bensin.

Penggunaan laminasi bambu sebagai bahan baku pembuatan kapal juga mendukung term ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan material laminasi bambu telah diteliti sebagai material yang awet dan ramah lingkungan. Material ini dapat dengan mudah terurai secara alami dan dapat didaur ulang oleh manusia. Selain itu, pembangunan kapal menggunakan laminasi bilah bambu juga terbukti lebih murah apabila dibandingkan dengan kayu solid atau material lainnya.

Pemilihan penggunaan paddle wheel juga merupakan salah satu unggulan dari inovasi ini. Di mana paddle wheel merupakan penggerak kapal yang sangat durable apabila dioperasikan di sungai jika dibandingkan dengan baling-baling propeller. Hal ini dikarenakan sungai merupakan habitat tumbuhan-tumbuhan air yang dapat menghambat putaran propeller apabila tersangkut. Dengan menggunakan paddle wheel risiko tersangkutnya tumbuhan air dapat dimitigasi, karena bentuk paddle wheel tidak memungkinkan tumbuhan air untuk tersangkut.

Desain paddle wheel juga merupakan desain yang apik dan jarang digunakan di perahu-perahu Indonesia. Penggunaannya memungkinkan untuk menarik lebih banyak konsumen karena desainnya yang menarik. Hal ini tentunya akan menunjang revenue kapal tersebut apabila dioperasikan.

Padahal, Kapal wisata sungai yang ada di Jawa Timur kebanyakan merupakan kapal standar yang biasa digunakan oleh nelayan. Kapal tersebut tidak memiliki desain khusus yang memang ditujukan untuk wisata sungai. Di mana kebanyakan masih menggunakan penggerak propeller yang rawan terjerat tumbuhan air. Hal ini tentu menambah ketidaknyamanan operasi Kapal wisata sungai.

Selain itu, kapal-kapal tersebut juga menggunakan bahan baku kayu dan FRP yang di mana bahan-bahan tersebut sangat tidak ramah lingkungan. Penggunaan FRP berbahaya bagi

(16)

lingkungan karena material tersebut sangat sulit untuk terurai secara alami dan bahkan membutuhkan biaya yang mahal untuk proses daur ulangnya.

Penggunaan combustion engine pada kapal wisata sungai juga membuat kapal-kapal tersebut tidak ramah lingkungan. Combustion engine menghasilkan polusi pada lingkungan tempat kapal tersebut beroperasi. Selain itu polusi suara yang dihasilkan oleh mesin sangat mengganggu penumpang saat perjalanan berlangsung. Beberapa kapal wisata memasang peredam untuk meredam suara bising tersebut, tapi pemasangan peredam itu berakibat pada bertambahnya biaya produksi.

3.2 Road Map Penelitian

Penelitian dasar untuk menjadikan bambu sebagai bahan baku kapal sustainability dibandingkan kayu yang dimulai dari tahun 2012 dengan meneliti sifat fisik dari dari berbagai variasi bambu, kemudian berlanjut dengan meneliti sifat mekanik laminasi bilah bambu pada tahun 2013. Proses laminasi untuk menggabungkan dua bilah bambu atau lebih memerlukan perekat (lem) yang kuat sehingga tepatnya pada tahun 2014 dilakukan uji perekat bambu laminasi untuk mengetahui tingkat kekuatan dan kerekatan dari perekat (lem) yang digunakan. Setelah ditemukannya perekat yang baik maka pada tahun 2015 dilakukan beberapa metode (cara) laminasi dengan berbagai alat untuk didapatkan motode yang efisien dan produktif.

Sifat Fisik Variasi Bambu Uji Perekat (Lem) Bambu Laminasi Desain Prototipe Kapal Ikan 2GT Uji Layak Laut Kapal Ikan 2GT dan Desain Kapal Ikan Jukung Desain Kapal Wisata Sungai Desain Kapal Penyebrangan dan Kapal Wisata 30GT Studi Kelakan Industri Kapal Bambu laminasi dan Proses Komersialisasi Sifat Mekanik Laminasi Bilah Bambu Uji Metode (Cara) Laminasi dengan berbagai Alat Pembangunan Kapal Ikan 2GT Pembangunan Kapal Ikan Jukung Produksi Kapal Wisata Sungai Pembangunan Kapal Penyebrangan dan Kapal Wisata 30GT Penelitian mengenai Dampak: BKI, Otoritas Pelabuhan, Konsumen, Lembaga Pembiaayan

dan lain-lain Penelitian mengenai aspek-aspek lainnya Tahun 2012 Tahun 2018 Tahun 2014 Tahun 2016 Tahun 2020 Tahun 2022 Tahun 2013 Tahun 2015 Tahun 2017 Tahun 2019 Tahun 2021 Tahun 2024 - Seterusnya Tahun 2023 Tahun 2023

(17)

Pada tahun 2016 dilakukan desain prototipe kapal ikan 2GT, sehingga hasil penelitian dan pengujian dari bambu yang telah didaptkan direalisasikan dalam bentuk pembangunan kapal Ikan 2GT di tahun 2017 dan dilakukan pengujian layak laut beserta desain kapal Ikan jukung pada tahun 2018 yang direalisasikan pembangunannya di tahun 2019. Adapun beberapa rencana penelitian yang akan dilaksanakan pada tahun 2020 yaitu desain kapal wisata sungai yang akan dibangun pada tahun 2021, pada tahun 2022 desain kapal penyebrangan dan kapal wisata 30GT yang akan dibangun pada tahun 2023, pada tahun 2023 juga akan dilakukan studi kelayakan kapal bambu laminasi dan proses komersial beserta penelitian kapal bambu mengenai dampak Biro Klasifikasi Indonesia, Otoritas Pelabuhan, Konsumen, Lembaga pembiayaan lainnya. Pada tahun 2024 dan seterusnya akan dilakukan penelitian mengenai aspek-aspek lainnya.

Dari peta jalan di Gambar 3.1, didapatkan bahwa rencana penelitian di tahun 2020 mempunyai koherensi yang cukup baik dengan peta jalan penelitian milik PUI Desain. Hal ini terutama pada bagian transportasi terutama desain kapal kecil (boat). Sehingga penelitian ini memiliki sinergi yang baik dengan PUI Desain.

3.3 Telaah Literatur

3.3.1 Penggerak Paddle Wheel

Seperti namanya, maka paddle wheel ini adalah suatu roda yang pada bagian diameter luarnya terdapat sejumlah bilah/sudu-sudu yang berfungsi untuk memperoleh momentum geraknya seperti yang ada pada Gambar 3.2. Ini adalah salah satu tipe propulsors mekanik yang aplikasinya sudah jarang ditemui saat ini. Penggunaan propulsi paddle wheel pada saat ini kebanyakan ditunjukkan untuk pariwisata sungai. Sistem propulsi paddle wheel meningkatkan nilai pariwisata sungai itu sendiri, dikarenakan banyak wisatawan menganggap kapal paddle wheel memiliki nilai keunikan dan nostalgia tersendiri. Kelemahan teknis dari propulsi ini adalah terletak pada adanya penambahan/ perubahan lebar kapal sebagai konsekuensi terhadap penempatan kedua roda pedal di sisi sebelah kiri dan kanan dari badan kapal. Selain itu, keberadaan instalasi roda pedal adalah relatif berat bila dibandingkan dengan pengunaan screw propoller.

Pada sistem propulsi paddle wheel pada umumnya mengunakan tipe fixed blade yaitu dimana sudu–sudu terikat secara mati pada bagian roda pedal tersebut, sehingga hasil momentum gerak dari roda pedal tidaklah begitu optimal. Namun bila ditinjau dari aspek teknis pembuatannya adalah sangat jauh lebih muda dikarenakan dari tingkat kompleksitas konstruksi

(18)

yang sederhana. Kelemahan teknis dari propulsor ini adalah terletak pada adanya penambahan/perubahan lebar kapal sebagai konsekuensi terhadap penempatan kedua roda pedal di sisi sebelah kiri dan kanan dari badan kapal. Selain itu, keberadaan instalasi roda pedal adalah relatif berat bila dibandingkan dengan screw propeller. Sehingga secara umum aplikasi roda pedal membawa konsekuensi juga terhadap berat instalasi motor penngerak kapal. Kemudian paddle wheel ini juga rentan terhadap gerakan rolling kapal, yang mana akan menyebabkan ketidakseimbangan momentum gerak yang dihasilkan. Kondisi ini tentu akan mengakibatkan gaya dorong paddle wheel menjadi tidak seragam antara roda disebelah kiri dan kanan kapal, sehingga laju gerak kapal berubah menjadi zig – zag. Aplikasi yang tepat dari roda pedal ini adalah untuk perairan yang tenang, seperti danau, sungai dan pantai. (Sistem Propulsi, S.W Adji 2006)

Gambar 3.2 Paddle Wheel Sumber: (Sistem Propulsi, S.W Adji 2006)

Untuk menentukan ukuran dari paddle wheel dengan mempertimbangkan tinggi sarat penuh dan tahanan kapal yang telah diketahui dari bentuk lambung kapal. Paddle wheel berputar akan berusaha mendorong air yang pada bagian sudu dari paddle wheel tercelup air dari putaran motor listrik. Gaya dari motor DC berputar dan dihubungkan poros pada sebuah sudu/blade pada paddle wheel dapat dituliskan sebagai berikut:

F = 0,5 ρ Cd A Vr

2 (1)

Dengan keterangan seperti berikut:

F = gaya pada sebuah blade atau sudu

Ρ = massa jenis air

Cd = Coeffisien of Discharge

(19)

Vr = kecepatan relatif

Luasan sebuah blade yang tercelup didalam air tentunya akan berubah – ubah karena blade itu berputar dengan pusat rotasinya yaitu poros. Untuk perpindahan sebuah blade untuk secara matematisnya adalah dari posisi vertikal dalam air menjadi 90o dari posisi awal. Jika θ adalah besarnya sudut antara pusat kincir dengan perpindahan blade yaitu dari θ = 0 menjadi θ = θ1 (ketika sebuah blade mulai meninggalkan air) hingga θ = θL (ketika sebuah blade

meninggalkan air penuh) yang diilustrasikan pada Gambar 3.3 berikut ini,

Gambar 3.3 Ilustrasi Blade Meninggalkan Air Sumber: (Sistem Propulsi, S.W Adji 2006)

Untuk mengetahui besarnya Vc dapat kita ketahui dengan menggunakan teori trigonometri dengan berdasarkan gambar diatas, dapat dituliskan:

𝐬𝐢𝐧 𝜽 = 𝒐𝒑𝒑 ∶ 𝒉𝒚𝒑 𝐬𝐢𝐧(𝟗𝟎 − 𝜽) = 𝑽𝒌𝒑𝒍 ∶ 𝑽𝒄 𝑽𝒄 = 𝑽𝒌𝒑𝒍 𝐬𝐢𝐧(𝟗𝟎 − 𝜽) 𝑽𝒄 = 𝑽𝒌𝒑𝒍 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝑫𝒂𝒏, 𝑽𝒃 = 𝑽𝒌𝒑𝒍 𝒑 (2) Sehingga, 𝑽𝒓 = 𝑽𝒄 − 𝑽𝒃 𝑽𝒓 = (𝑽𝒌𝒑𝒍𝐬𝐢𝐧(𝟗𝟎 − 𝜽)) − (𝑽𝒌𝒑𝒍 𝒑) (3) Keterangan, Vb = kecepatan blade

Vc = komponen kecepatan pada blade

(20)

Untuk nilai p (konstanta) pertama kali dikemukakan oleh Antoine Parent pada tahun 1740 yang telah memperkenalkan bahwa untuk nilai optimum nilai p dengan c, dengan daya output dan input telah diketahui dengan efisiensi adalah daya output dibagi dengan daya input, maka untuk nilai p ditemukan 1/3 dan efisiensi maksimum 33%. Torsi pada pusat kincir air dapat dituliskan rumus:

𝑴(𝜽) = 𝑭 𝑳𝒆𝒗𝒆𝒓𝑨𝒓𝒎 (4)

Dimana Leverarm adalah jarak pusat paddle wheel ke pusat luasan blade yang tercelup air. Berdasarkan momen torsi tersebut kerja paddle wheel dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑾𝒐𝒓𝒌 𝒅𝒐𝒏𝒆 = 𝟐 ∫ 𝒅𝒙 (5)

Kerja sebuah blade antara θ=0 dan θ= θL, sehingga untuk persamaan diatas untuk

batasan integral adalah θ=0 dan θ= θL. Dikarenakan nilai kerja total blade pada suatu paddle

wheels dalam pengukurannya tidak menggunakan parameter derajat, maka untuk besaran derajat dapat diubah terlebih dahulu, sehingga persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑾𝒐𝒓𝒌 𝑫𝒐𝒏𝒆 = 𝑵 𝑾𝒐𝒓𝒌 𝑫𝒐𝒏𝒆 (𝝅/𝟏𝟖𝟎) (6)

Dimana Total Work Done adalah kerja total blade dan N adalah jumlah blade. Dalam menentukan jumlah blade kita dapat melalui eksperimen.

3.3.2 Mesin Pembakaran Dalam

Mesin pembakaran dalam merupakan mesin kalor yang bekerja dengan cara mengubah energi kimia yang dimiliki bahan bakar menjadi energi mekanis dimana proses perubahan energi dilakukan di dalam ruang bakar yang tertutup. Keunggulan mesin pembakaran dalam dibandingkan dengan jenis mesin lainnya adalah tidak diperlukannya alat pengubah panas menjadi energi kinetik. Dengan tidak adanya alat pengubah panas menjadi kinetik membuat energi yang terbuang pada proses transfer energi semakin kecil. Bahan bakar yang umum digunakan adalah bensin dan solar. Mesin berbahan bakar bensin dikenal dengan mesin otto dan mesin solar dikenal dengan mesin diesel.

Mesin bensin umumnya menggunakan busi untuk menghasilkan pembakaran pada ruang bakar. Busi menghasilkan percikan api yang kemudian membakar udara yang sudah tercampur dengan bahan bakar di dalam ruang bakar. Udara yang masuk ke dalam ruang bakar sudah tercampur dengan bahan bakar. Untuk menyampur bahan bakar dengan udara menggunakan pengabut bahan bakar seperti karburator dan injeksi. Perbedaan karburator dengan injeksi adalah injeksi membutuhkan electronic control unit atau ECU untuk mengontrol semprotan

(21)

bahan bakar dan waktu pengapian sedangkan karburator hanya membutuhkan capacitor discharge ignition atau CDI untuk mengatur pengapian. Karburator bekerja dengan sistem vakum dari intake mesin.(CF, 1985)

3.3.3 Dual-fueled

Emisi gas buang dari sisa pembakaran mesin berbahan bakar minyak dapat menyebabkan pencemaran udara. Kandungan yang terdapaat pada gas buang seperti CO, CO2, dan HC sangat berbahaya bagi pernapasan makhluk hidup. Untuk menekan kandungan gas beracun tersebut, perlu digunakan bahan bakar selain bahan bakar minyak.

Dual-fueled merupakan sebuah sistem yang menggunakan dua jenis bahan bakar berbeda untuk menghasilkan gas buang yang lebih ramah lingkungan. Kedua jenis bahan bakar yang digunakan yaitu bensin dan LPG. Bensin digunakan untuk menyalakan mesin. Ketika mesin sudah menyala dan panas, bahan bakar dialihkan ke LPG. Dengan digunakannya LPG sebagai bahan bakar selama kapal berlayar, zat beracun darigas buang yang dihasilkan akan lebih sedikit.

Penggunaan bensin dan LPG tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari hasil penelitian (Romandoni & Siregar, 2010), penggunaan LPG meningkatkan torsi hingga 63,9% serta peningkatan tenaga tertinggi 50,44% pada putaran 2000 RPM, selain itu konsumsi bahan bakar menurun hingga 23,09% pada putaran 6000 RPM. Dari segi emisi gas buang, gas CO mengalami penurunan yang drastis mencapai 99,56% pada putaran mesin 5500 RPM, penurunan gas CO hingga 55,72% pada 3500 RPM, serta penurunan gas HC terbesar pada putaran 5500 RPM dengan penurunan sebesar 77,67%. Penggunaan LPG sebagai alternatif pengganti BBM sangat berpotensi mengingat penurunan gas buang sangat berpengaruh terhadap kenyamanan penumpang kapal.

3.3.4 Laminasi Bambu sebagai Bahan Konstruksi Kapal

Bambu Laminasi merupakan balok atau papan yang terseusun dari bilah bambu yang melintang dengat direkatkan oleh perekat tertentu. Pada tahun 1942 bambu laminasi telah banyak digunakan sebagai papan ski di daerah Amerika Serikat. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, bambu laminasi dapat juga digunakan sebagai, kursi, lantai, dan furniture lainnya [Bogi, Tugas Akhir.2006]

Balok Laminasi ini memeliki kekuatan lebih tinggi bila dibandingkan dengan balok kayu biasa, hal ini dikarenakan pada proses pembuatannya bambu tersebut sudah disortir terlebih dahulu untuk memilih bambu dengan kualitas terbaik dan mengurangi bahan yang tidak bagus.

(22)

Bambu yang sudah melewati proses penyortiran kemudian akan direkatkan menggunakan lem perekat. Perekatan dilakukan kearah lebar (Horizontal) dan kearah tebal (Vertikal). Hasil perekat itulah yang berupa balok dan papan.

Secara garis besar keuntungan yang dapat diperoleh dari teknologi laminasi adalah sebagai berikut:

1. Teknologi laminasi secara tidak langsung memperbaiki sifat fisika dan mekanika bambu serta dapat mengatasi masalah retak, pecah, ataupun cacat akibat pengeringan karena lamina terdiri atas lembaran- lembaran yang tipis.

2. Teknologi laminasi memungkinkan pembuatan struktur bangunan berukuran besar yang lebih stabil melalui komponen (lembaran) yang digunakan setelah dikeringkan sebelum dirakit menjadi produk laminasi

Jenis-Jenis Perekat

a. Bahan Perekat Berbahan Dasar Formaldehyde

Jenis-jenis perekat buatan (Synthetic resin adhesive) yang dalam perekatan kayu adalah Phenol Formaldehyda (PF), Resolsionol Formaldehyda (RF), Melamine Formaldehyda (MF) dan Urea Formaldehyda (UF) [Prayitno, 1994]. Diantara ketiganya UF paling banyak digunakan karena harganya yang lebih terjangkau, pematangan cepat dan tidak meinggalkan bekas warna pada papan yang dihasilkan.

Perekat UF jenis kempa panas (Hot Press) hanya untuk penggunaan non-Struktural (seperti plywood, papan chip dan lainnya), sedang jenis kempa dingin (Cold Press) cocok untuk keperluan structural. Perekat UF hanya tahan terhadap cuaca di dalam ruang untuk menjamin rekatan yang baik diperlukan tekanan. Pengempaan mengakibatkan perekat tertekan agar mengalir sisi (flow) atau meresap ke dalam bahan perekat (penetrasi) dan meninggalkan sebagian perekat berada pada permukaan bahan yang direkat dalam bentuk film perekat yang kontinu [Prayitno, 1996].

Perekat terlabur (glue spread) yang biasa dipergunakan untuk perekat bambu laminasi adalah 50#/MDGL, tapi jumlah ini bisa bervariasi kurang atau lebih tergantung sifat atau keadaan permukaan bahan bambu yang akan direkat [Prayitno, 1994].

b. Bahan Perekat Berbahan Dasar Air

Perekat/lem yang dipergunakan berikutnya, memakai produk Yona Bond 4700, yaitu perekat yang memakai sistem Water Based Adhesives. Perekat ini merupakan hasil polimerisasi

(23)

dari 2 komponen: Polymer Resin yang reaktif terhadap air (water based) dan Polivinil asetat (PVAc) sebagai crosslinker (pengikat), adapun proses polimerisasi kimiawi 2 komponen tersebut dengan kayu laminasi akan menghasilkan ikatan kimia yang kuat sekali (chemical bonding).

c. Perekat Berbahan Dasar Polymer

Bahan perekat yang digunakan adalah jenis perekat Polymer dengan kode (KR -7800). Perekat jenis ini berbentuk cairan putih, agak kental menyerupai kekentalan cat dinding tembok. Perekat jenis Polymer mudah mengeras pada variasi suhu yang luas, lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung Formaldehyda, ekonomis dan mempunyai daya rekat yang kuat. Bahan pengeras (hardener), digunakan Isocyanate sebagai crosslinker dengan kode (AJ – 1).

d. Proses Perekatan

Dalam perekatan kayu dipergunakan istilah glue spread adalah jumlah perekat yang dilaburkan per satuan luas permukaan bidang rekat. Jumlah perekat yang dilaburkan menggambarkan banyaknya perekat terlabur agar tercapainya garis perekat yang pejal dan kuat. Satuan luas permukaan rekat ditentukan dengan satuan Inggris yakni seribu kaki persegi (1000 square feet) dengan sebutan MSGL (Thousand Square Feet Single Glue Line) yang dinyatakan dalam satuan pound (Lbs). Bila kedua bidang permukaan dilabur maka disebut MDGL (Thousand Square Feet Double Glue Line) atau pelaburan dua sisi. Di Laboratorium satuan perekat dikonversikan menjadi lebih sederhana yang disebut GPU (gram pick up) dengan persamaan: 𝑮𝑷𝑼 = 𝑺𝒙𝑨 𝟐𝟎𝟒𝟖. 𝟐 ( 𝒈𝒓 𝒄𝒎𝟐) = 𝑺𝒙𝑨 𝟎. 𝟐𝟎𝟒𝟖𝟐( 𝒈𝒓 𝒄𝒎𝟐) (7)

3.3.5 Metode Pembangunan Kapal Berbahan Laminasi Bambu

Kapal berbahan bambu laminasi memiliki beberapa tahapan dalam proses pembangunannya, diantaranya adalah tahap persiapan, tahap fabrikasi komponen konstruksi, tahap assembly komponen konstruksi dan tahap penyempurnaan/finishing.

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap dimana mengumpulkan seluruh bahan–bahan material dan kebutuhan–kebutuhan perlengkapan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi masalah– masalah teknis pada saat pembangunan dimulai. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu dimulai dari pemilihan bambu kemudian penebangan, pemotongan seperti pada Gambar 3.4

(24)

dan pembelagan bambu, serta pengawetan, pematusan, perataan, penghalusan semua sisi-sisi bilah bambu.

Gambar 3.4 Hasil Potongan Batang Bambu dengan Panjang 4 Meter Sumber: (Supomo, 2016)

2. Tahap fabrikasi komponen konstruksi

Komponen konstruksi yang dibuat pada tahap ini merupakan komponen – komponen konstruksi yang dapat dikerjakan secara individu bukan komponen yang dikerjakan on board. Komponen – komponen konstruksi tersebut adalah balok lurus, balok lengkung, papan datar, dan papan lengkung. Untuk balok lurus itu sendiri salah satu contohnya yaitu berupa lunas dan galar, kemudian untuk balok lengkung yaitu berupa linggi dan gading. Sedangkan untuk contoh papan datar dan papan lengkung yaitu berupa konstruksi papan sekat, papan geladak, dan papan dinding bangunan atas.

3. Tahap assembly komponen konstruksi

Assembly komponen konstruksi merupakan tahapan dimana penyatuan seluruh konstruksi yang telah dibangun pada tahap fabrikasi. Awal dari tahap ini yaitu dengan peletakkan lunas, dimana lunas ini sebagai awalan dan acuan untuk pemasangan konstruksi lainnnya. Setelah itu proses assembly dilanjutkan dengan pemasangan wrang, yang kemudian dilanjutkan dengan pemasangan gading. Dengan ketiga konstruksi tersebut, maka kerangka dari kapal bambu sudah diselesaikan. Kerangka ini kemudian akan dilanjutkan dengan pemasangan kulit diikuti dengan pemasangan sekat dan geladak.

4. Tahap penyempurnaan/finishing

Tahapan terakhir yang dilakukan untuk pembuatan kapal bambu yaitu tahap penyempurnaan/ finishing. Dimana pada tahap ini dilakukan penghalusan permukaan kapal,

(25)

pengencangan (mur, baut dan sekrup), pengecekan sambungan – sambungan yang ada pada kapal, dan pengecatan kapal. Setelah tahap ini selesai, maka kapal bambu laminasi telah selesai diproduksi dan siap untuk dilakukan sea trial.

(26)

BAB 4

METODE

4.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahapan pertama dalam melakukan sebuah penelitian. Karena penelitian sejatinya berasal dari sebuah masalah dan yang nantinya masalah tersebut diharapkan akan terpecahkan oleh penelitian yang akan dibuat. Tahapan ini akan berisikan latar belakang dari penilitian ini. Masalah yang ada saat ini adalah material fiber merupakan salah satu material yang paling sering digunakan dalam pembangunan kapal. Namun, Material fiber bersifat tidak ramah lingkungan, sedangkan kampanye tentang ramah lingkungan sedang massif dilakukan. Oleh karena itu, dengan adanya material pengganti yang bersifat ramah lingkungan dengan sifat material yang sama dengan fiber, diharapkan akan terealisasinya material yang bersifat ramah lingkungan untuk dijadikan pengganti dari fiber ini.

Perairan yang bersih merupakan sebuah parameter utama dalam mengoperasikan kapal. Terutama pada kapal yang beroperasi pada perairan sungai. Karena sungai dekat dengan daratan sehingga sangat berpeluang akan banyaknya sampah dan akar-akar tumbuhan yang akan mengganggu pengoperasian kapal. Ketika terdapat banyak sampah dan akar tumbuhan, akan menyebabkan propeller kapal tidak bekerja dengan maksimal. Oleh karena itu dibutuhkan alat pengganti propeller dimana tetap dapat beroperasi ketika banyak sampah dan hal-hal lain yang akan menghambat pengoperasian propeller.

4.2 Studi Literatur

Tahapan selanjutnya adalah studi literatur. Dimana studi literatur adalah tahapan untuk mendapatkan dasaran teori maupun penelitian yang telah dilakukan dan berhubungan. Nantinya akan digunakan sebagai dasaran dalam penelitian ini. Berikut ini adalah literatur yang digunakan untuk menunjang penelitian ini:

 Kapal wisata

Pada literatur ini penulis mendapatkan definisi dari kapal wisata dan jenis-jenis kapal wisata.

 Kapal Paddle wheel

Pada literatur ini penulis mendapatkan definisi dari kapal paddle wheel dan jenis-jenis kapal paddle wheel tersebut.

(27)

Pada literatur ini penulis mendapatkan definisi dari bambu laminasi serta proses pembuatan bambu laminasi tersebut. Dikarenkan nantinya material utama dalam pembuatan lambung kapal ini adalah bambu laminasi.

 Pembangunan kapal bambu laminasi

Pada literatur ini penulis mendapatkan definisi dan proses pembangunan kapal berbahan bambu laminasi dari tahapan awal sampai dengan tahapan penyelesaian.

4.3 Proses Desain Kapal Wisata

Tahapan ini akan memberi luaran berupa ukuran-ukuran utama kapal wisata dengan populasi tertinggi yang selanjutnya akan dilakukan tahap desain dari data ukuran utama yang sudah didapat. Tahapan desain yang dilakukan adalah:

 Pembuatan Rencana Garis (Lines Plan)

 Pembuatan Rencana Umum (General Arrangement)  Perhitungan konstruksi kapal

4.4 Pembuatan Prototipe

Tahapan selanjutnya adalah pembuatan prototipe dari kapal yang sudah diteliti. Pembuatan prototipe dalam penilitian ini menggunakan teori pembangunan kapal dengan menggunakan material bambu laminasi. Berikut ini adalah tahapan pembuatan prototipe kapal tersebut:

 Pembuatan alat cetak  Proses preparation

 Fabrikasi elemen konstruksi  Proses assembly

 Proses erection  Proses finishing

 Proses commissioning 4.5 Pengujian Prototipe

Tahapan ini adalah tahapan terakhir dimana setelah dibuatnya prototipe maka akan dilakukan pengujian terhadap prototipe tersebut. Tujuan dari pengujian adalah memastikan semua yang ada sudah sesuai dengan apa yang direncanakan diawal. Jika masih ada yang kurang maka akan dilakukan pengecekan hingga perbaikan agar prototipe tersebut sesuai dengan yang diharapkan.

(28)

Gambar 4.1. Diagram Metodologi Penelitian

4.6Target Luaran Penelitian

Target luaran yang diharapkan pada Penelitian Unggulan ITS Tahun 2020 pada tahun pertama adalah

 Draft Jurnal Nasional yang Terakreditasi tentang topik pada penelitian ini yaitu terkait Penggunaan Variasi Laminasi Bilah Bambu Untuk Pembangunan Kapal Wisata Sungai Bermesin Dual-Fueled Paddle wheel.

(29)

 Draft Paten Sederhana Kekayaan Intelektual terkait dengan produk Variasi Laminasi Bilah Bambu Untuk Pembangunan Kapal Wisata Sungai Bermesin Dual-Fueled Paddle wheel

 Draft Model/Purwarupa(Prototype) Kapal Wisata Sungai berbahan Laminasi bilah bambu dan Bermesin Dual-Fueled Paddle wheel.

 Menghasilkan Model atau Prototipe Kapal Wisata Sungai berbahan Laminasi bilah bambu dan Bermesin Dual-Fueled Paddle wheel yang dapat didemonstrasikan di lingkungan wisata air baik sungai, Danau, Maupun Laut.( Tingkat Kesiapan Teknologi level 6 )

Target luaran yang diharapkan pada Penelitian Unggulan ITS Tahun 2020 pada tahun Kedua adalah

 Accepted Jurnal Nasional yang terakreditasi tentang topik pada penelitian ini yaitu terkait Study Penggunaan Variasi Laminasi Bilah Bambu Untuk Pembangunan Kapal Wisata Sungai Bermesin Dual-Fueled Paddle wheel.

 Produk Kapal Wisata Sungai berbahan Laminasi bilah bambu dan Bermesin Dual-Fueled Paddle wheel terdaftar pada Paten Sederhana Kekayaan Intelektual Indonesia.

 Produk Kapal Wisata Sungai berbahan Laminasi bilah bambu dan Bermesin Dual-Fueled Paddle wheel.

 Menghasilkan produk Kapal Wisata Sungai berbahan Laminasi bilah bambu dan Bermesin Dual-Fueled Paddle wheel Yang dapat diaplikasikan dalam rangka meningkatkan Potensi Wisata Air.

4.7 Tugas dan Fungsi Anggota Penelitian

Pada tabel 4.1 berikut ini merupakan penjelasan susunan organisasi tim dan peran tanggung jawab tiap posisi.

No. Nama

Fakultas/Departemen/

Institusi Posisi

Peran Tanggung Jawab

1 Dr. Ir. Heri Supomo, M.Sc. FTK/Teknik Perkapalan/ITS Ketua  Mengkoordinir kegiatan penelitian  Membuat detail kerangka peta jalan penelitian dan membuat detail

(30)

langkah-No. Nama Fakultas/Departemen/ Institusi Posisi Peran Tanggung Jawab langkah penelitian.  Membuat rancangan standar metode produksi kapal bambu laminasi adaptasi dari metode CPPS  Membuat rancangan prototype elemen konstruksi kapal wisata sungai  Merencanakan jadwal pembangunan kapal, pembelian material, dan produksi prototyipe kapal wisata sungai  Membuat rancangan kerangka laporan progress

2 Prof. Ir. Eko Budi D., MSc, PhD FTK/Teknik Kelautan/ITS Anggota  Membuat konsep sosialisasi kapal wisata sungai melalui pameran dan social media

 Membantu membuat konsep proses produksi kapal bambu laminasi  Membantu merencanakan jadwal pembangunan kapal  Membantu membuat kerangka laporan

(31)

No. Nama

Fakultas/Departemen/

Institusi Posisi

Peran Tanggung Jawab

3 Dr.-Ing Setyo Nugroho FTK/Teknik

Transportasi Laut/ITS Anggota

 Membuat konsep FGD dan sosialisasi hasil riset bambu laminasi kepada komunitas luas  Membantu konsep proses produksi kapal bambu laminasi  Membantu merencanakan jadwal pembangunan kapal  Membantu membuat kerangka laporan

4 Eka Wahyu Ardhi, ST, MT

FTK/Teknik

Transportasi Laut/ITS Anggota

 Membantu proses desain paddle-wheel dan motor listrik

 Membantu proses pembuatan kapal  Membuat rancangan dan analisa kekuatan elemen konstruksi kapal bambu laminasi  Membantu menganalisis pembuatan metode produksi  Membantu kerangka laporan kemajuan, logbook dan laporan akhir

(32)

BAB 5

JADWAL DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

5.1 Jadwal

Berikut ini merupakan jadwal penelitian selama dua tahun. Tabel 5.1 merupakan jadwal untuk pelaksanaan penelitian di tahun pertama. Sementara itu Tabel 5.2 merupakan jadwal untuk pelaksanaan penelitian di tahun kedua.

Tabel 5.1 Jadwal Penelitian di Tahun Pertama

Tabel 5.2 Jadwal Penelitian di Tahun Kedua

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Koordinasi tim dan pembagian tugas 2 Studi Literatur tentang Kapal wisata, Kapal

paddle wheel, Laminasi Bilah bambu, dll 3 Survei destinasi dan kapal wisata 4 Survei material komponen kapal wisata 5 Pengolahan hasil Survei

6 Pengadaan material untuk uji 7 Pembuatan spesimen 8 Uji material untuk kapal

9 Pembuatan desain awal (preliminary) 10 Pembuatan basic design

11 Pembuatan desain prototipe 12 Perancangan metode produksi 13 Penulisan Logbook tahun pertama

14 Pembuatan Laporan Kemajuan tahun pertama 15 Pembuatan Laporan Akhir tahun pertama 16 Pembuatan Laporan keuangan tahun pertama

No Jenis Kegiatan Tahun ke-1

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Koordinasi tim dan pembagian tugas

2

Studi Literatur tentang Pembangunan kapal, metode produksi kapal berbahan laminasi bilah bambu

3 Pengadaan Material untuk pembangunan 4 Produksi Lambung Kapal Wisata 5 Produksi Paddle Wheel

6 Perakitan Komponen permaesinan 7 Proses outfitting kapal wisata 8 Finishing Kapal wisata 9 Uji coba Kapal wisata 10 Penulisan Logbook tahun kedua

11 Pembuatan Laporan Kemajuan tahun kedua 12 Pembuatan Laporan Akhir tahun kedua 13 Pembuatan Laporan keuangan tahun kedua

(33)

5.2 Rancangan Anggaran Biaya

Total biaya yang diusulkan dalam program pengabdian ini untuk tahun 1 (pertma) adalah Rp. 96.855.750,00 (Sembilan Puluh Enam Juta Delapan Ratus Lima Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Rupiah) dengan rincian pengeluaran sebagaimana diberikan dalam Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Rincian Usualan Dana Tahun Pertama BIAYA LANGSUNG PERSONEL

Item Satuan Volume Harga satuan Total

Pembantu Peneliti OB 6 Rp 2,400,000.00 Rp 14,400,000.00 Skretariat/Administrasi

Penelitian OB 4 Rp 300,000.00 Rp 1,200,000.00 Engineering OB 4 Rp 500,000.00 Rp 2,000,000.00 Petugas Survey OH/OR 10 Rp 150,000.00 Rp 1,500,000.00 Pembantu Lapangan OH 4 Rp 80,000.00 Rp 320,000.00 Pengolah Data OP 4 Rp 1,540,000.00 Rp 6,160,000.00 TOTAL Rp 25,580,000.00 BIAYA MATERIAL PENELITIAN

Item Satuan Volume Harga satuan Total

BAMBU (Bilah) Bilah 1500 Rp 2,000.00 Rp 3,000,000.00 LEM UNIT 60 Rp 160,000.00 Rp 9,600,000.00 Thiner Unit 30 Rp 18,000.00 Rp 540,000.00 Paku Kg 2 Rp 9,000.00 Rp 18,000.00 Baut KG 1 Rp 7,750.00 Rp 7,750.00 Amplas Unit 15 Rp 8,500.00 Rp 127,500.00 PIU 765 Unit 1 Rp 800,000.00 Rp 800,000.00 Flapdisk Unit 25 Rp 8,500.00 Rp 212,500.00 TOTAL Rp 14,305,750.00 BIAYA LANGSUNG NON PERSONEL

Item Satuan Volume Harga satuan Total

BIAYA SURVEY OK 10 Rp 250,000.00 Rp 2,500,000.00 BIAYA TRANSPORT OH 14 Rp 160,000.00 Rp 2,590,000.00 TOTAL Rp 5,090,000.00

BIAYA TIDAK LANGSUNG

Item Satuan Volume Harga satuan Total

Konsumsi Rapat OH 98 Rp 35,000.00 Rp 3,430,000.00 Penyewaan Mobil DAY*JML 20 Rp 350,000.00 Rp 7,000,000.00 Penyewaan Truck DAY*JML 4 Rp 950,000.00 Rp 3,800,000.00 Penginapan DAY*JML 30 Rp 350,000.00 Rp 10,500,000.00 Luaran KI (paten, hak

cipta,dll) PAKET 1 Rp 16,500,000.00 Rp 16,500,000.00 Pembelian ATK PAKET 1 Rp 10,650,000.00 Rp 10,650,000.00 TOTAL Rp 51,880,000.00

TOTAL

(34)

BIAYA MATERIAL PENELITIAN Rp 14,305,750.00 BIAYA LANGSUNG NON PERSONEL Rp 5,090,000.00

BIAYA TIDAK LANGSUNG Rp 51,880,000.00

TOTAL Rp 96,855,750.00

Sedangkan untuk total biaya yang diusulkan dalam program pengabdian ini untuk tahun 1 (pertma) adalah Rp. 96.855.750,00 (Sembilan Puluh Enam Juta Delapan Ratus Lima Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Rupiah) dengan rincian pengeluaran sebagaimana diberikan dalam Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Rincian Usualan Dana Tahun Ke-Dua BIAYA LANGSUNG PERSONEL

Item Satuan Volume Harga satuan Total

Pekerja OB 6 Rp 2,500,000.00 Rp 15,000,000.00 Pengawas Pekerja OB 6 Rp 3,000,000.00 Rp 18,000,000.00 Skretariat/Administras i Penelitian OB 2 Rp 300,000.00 Rp 600,000.00 Pengolah Data OP 2 Rp 1,540,000.00 Rp 3,080,000.00 TOTAL Rp 36,680,000.00

BIAYA MATERIAL PENELITIAN

Item Satuan Volume Harga satuan Total

BAMBU (Bilah) OB 3000 Rp 2,000.00 Rp 6,000,000.00 Lem Unit 60 Rp 160,000.00 Rp 9,600,000.00 Thiner Unit 30 Rp 20,000.00 Rp 600,000.00 Paku Kg 5 Rp 9,000.00 Rp 45,000.00 Baut KG 4 Rp 7,750.00 Rp 31,000.00 Amplas Unit 35 Rp 8,500.00 Rp 297,500.00 PIU 765 Unit 2 Rp 900,000.00 Rp 1,800,000.00 Flapdisk Unit 40 Rp 8,500.00 Rp 340,000.00 Rp 18,713,500.00 BIAYA TIDAK LANGSUNG

Item Satuan Volume Harga satuan Total

Konsumsi Rapat OH 34 Rp 35,000.00 Rp 1,190,000.00 Penyewaan Truck DAY*JM L 2 Rp 750,000.00 Rp 1,500,000.00 ATK PAKET 1 Rp 2,500,000.00 Rp 2,500,000.00 Ruang Penunjan Penelitian unit 1 Rp 3,000,000.00 Rp 3,000,000.00 TOTAL Rp 8,190,000.00 BIAYA PERALATAN PENELITIAN

Item Satuan Volume Harga satuan Total Biaya pemakaian mesin planer H 30 Rp 100,000.00 Rp 3,000,000.00 Biaya Pemakaian Wood CNC H 25 Rp 120,000.00 Rp 3,000,000.00 Biaya Pemakaian Workshop H 15 Rp 250,000.00 Rp 3,750,000.00

(35)

Biaya Pemakaian

Gerinda H 60 Rp 80,000.00 Rp 4,800,000.00 Biaya Pemakaian Bor

Listrik H 20 Rp 80,000.00 Rp 1,600,000.00 Biaya Pemakaian

Kompresor Cat H 6 Rp 800,000.00 Rp 4,800,000.00 Biaya sewa tempat

FGD UNIT 1 Rp 1,500,000.00 Rp 1,500,000.00 TOTAL Rp 22,450,000.00 BIAYA PERMESINAN dan sistem penggerak

Item Satuan Volume Harga satuan Total SEHER / PISTON

SET 150 WATER COOLED

Unit 3 Rp 200,000.00 Rp 600,000.00

CRANKSHAFT

COMP STANDART Unit 1 Rp 671,500.00 Rp 671,500.00 Rumah Kopling 6

Keping Lebar Unit 1 Rp 395,000.00 Rp 395,000.00 Radiator unit 1 Rp 1,100,000.00 Rp 1,100,000.00 Carbulator Assy Unit 1 Rp 290,000.00 Rp 290,000.00 Blok Mesin Unit 1 Rp 2,200,000.00 Rp 2,200,000.00 bak kopling Unit 1 Rp 600,000.00 Rp 600,000.00 Water Pump Unit 1 Rp 400,000.00 Rp 400,000.00 Spul 12 Pole Unit 1 Rp 305,000.00 Rp 305,000.00 Dynamo starter Unit 2 Rp 300,000.00 Rp 600,000.00 KONVERTER KIT

BENSIN KE

LPG/BIOGAS Unit

1 Rp 350,000.00 Rp 350,000.00

Diskonn Fan Comp

Cooling Assy Unit 1 Rp 600,000.00 Rp 600,000.00 Pompa Oli 37 T Unit 2 Rp 225,000.00 Rp 450,000.00 Kiprok-Regulator Unit 1 Rp 250,000.00 Rp 250,000.00 As Kick Starter Unit 2 Rp 295,000.00 Rp 590,000.00 Pedal Gigi Paket 1 Rp 675,000.00 Rp 675,000.00 GARDAN DEPAN /

REVERSE GEAR

SET Unit

1 Rp 1,450,000.00 Rp 1,450,000.00

Pulley Besi / Puli Besi Unit 1 Rp 435,000.00 Rp 435,000.00 Stainless Shaft Paket 2 Rp 1,500,000.00 Rp 3,000,000.00 Plat Stainless F1 304

Tebal 4mm X 200mm

X 250mm Unit

6 Rp 155,000.00 Rp 930,000.00

Bearing Unit 6 Rp 75,000.00 Rp 450,000.00 Aki Motor Unit 2 Rp 245,000.00 Rp 490,000.00 As Kopling 11T

Mainshaft 11T Unit 2 Rp 325,000.00 Rp 650,000.00 Rp 17,481,500.00

TOTAL

BIAYA LANGSUNG PERSONEL Rp 36,680,000.00

BIAYA MATERIAL PENELITIAN Rp 18,713,500.00

BIAYA TIDAK LANGSUNG Rp 8,190,000.00

(36)

BIAYA PERALATAN PENELITIAN Rp 22,450,000.00

(37)

BAB 6

DAFTAR PUSTAKA

CF, T. (1985). Internal combustion engine in theory and practice. In Combustion, Fuels, Materials, Design (Vol. 2).

Romandoni, N., & Siregar, I. H. (2010). Studi Komparasi Performa Mesin Dan Kadar Emisi Gas Buang Sepeda Motor Empat Langkah Berbahan Bakar Bensin Dan Lpg.

(38)

BAB 7

LAMPIRAN

(39)

LAMPIRAN 1 Biodata Ketua

1. Ketua

a. Nama Lengkap : Dr. Ir. Heri Supomo, M.Sc. b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 19640416 198903 1 003

d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor Kepala/ Pembina utama muda/ IV-E e. Jabatan Struktural : -

f. Bidang Keahlian : Teknologi Produksi dan Manajemen Perkapalan g. Departemen/Fakultas : Teknik Perkapalan/ Teknologi Kelautan

h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya i. Alamat Rumah dan No. Telp : Jl. Rungkut Asri Utara III, no 25

081553685553 j. Riwayat penelitian

Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian

Pendanaan Sumber* Jml

(juta Rp) 1. 2017

Analisis Producability Dan Kelayakan Ekonomi Purwarupa Kapal Bambu Laminasi Untuk Komersialisasi Series Kapal Ikan Nasional

BOPTN- desentraliasi ITS

255

2. 2015

Penelitian PUPT: Studi Inovasi Material Alternatif Bambu Untuk Produksi Kapal Kecil Berbasis Efisiensi Dan Berwawasan Lingkungan( Tahun ke 3 ) BOPTN- desentraliasi ITS 135 3. 2014

Penelitian PUPT: Studi Inovasi Material Alternatif Bambu Untuk Produksi Kapal Kecil Berbasis Efisiensi Dan Berwawasan Lingkungan ( Tahun ke 2 ) BOPTN- desentraliasi ITS 85 4. 2013

Penelitian PUPT: Studi Inovasi Material Alternatif Bambu Untuk Produksi Kapal Kecil Berbasis Efisiensi Dan Berwawasan Lingkungan ( Tahun ke 1 ) BOPTN- desentraliasi ITS 100 5. 2013

Prototype Alat Pembuatan Gading Laminasi Bambu

BOPTN- desentraliasi ITS

55

6. 2013 Studi Inovasi Material Alternatif Bambu untuk Produksi Bangunan Atas Kapal Yang Efisien

Jur. Tek. Perkapalan

25

7. 2010-2012

Perancangan Kapal Penyeberangan Antar Pulau Berbasis Kinerja dan Unjuk Kerja (3 tahun )

PHKI-ITS 120 (selama 3

tahun)

k. Riwayat pengabdian

Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No

.

Tahu

n Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan

(40)

(juta Rp)

1 2017 Pelatihan Kapal Kayu Disperindag Sumbar Padang

Disperinda

g-SUMBAR

2 2017 Desain Pengembangan Perahu Wisata Sungai Berpenggerak Kincir Dilengkapi Panel Surya

PT.

Telkomsel 142.8

3 Akademik Paper UPT Kapal Rakyat 49.25

4 2016 Produksi Perahu Wisata Sungai Berpenggerak Kincir Dilengkapi Panel Surya

PT.

Telkomsel 548.5

5 2016 Pelatihan Kapal Kayu Disperindag Sumbar Padang

Disperinda

g-SUMBAR

6 2014 Training Pembuatan Papan Laminasi Bambu pada Nelayan di Jawa Timur

Disperinda g-JATIM

7 2014 Narasumber SIDA Jawa Timur Disperinda g-JATIM

8 2013 Sosialisasi Pembuatan Kapal Laminasi Bambu Disperinda g-JATIM

9 2013 Pembina IKM Kapal Rakyat Jawa Timur Disperinda g-JATIM

10 2013 Pelatihan Keselamatan Pelayaran untuk Kapal-Kapal Nelayan Jawa Timur

Disperinda g-JATIM 11 2013 Analisa kapal pasca terbakar oleh KNKT KNKT

12 2013 Tim Pembentukan Cluster Kapal Rakyat Jawa Timur

Disperinda g-JATIM

13 2013 Training Linesplan IKM Galangan Kapal Rakyat Jawa Timur

Disperinda g-JATIM

14 2013 Staff Ahli UP3KR Jawa TimuR Disperinda g-JATIM

15 2013 Training Mouldloft Bentuk Kapal Ikan Disperinda g-JATIM

16 2013 Analisa kapal fiber pasca tubrukan dengan kapal cargo (BAZARNAS)

BAZARN

AS

17 2011 Pengawasan Review Biaya Produksi SPB 8000 ton

(41)

18 2009

Pembinaan dan Pelatihan Desa Pesisir Perbatasan Wilayah NKRI (Kerjasama dengan BAKORKAMLA)

Bakorkaml

a

l. Publikasi ilmiah

Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal pada 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel llmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1.

Flexure strength analysis of laminated bamboo slats (Bambusa Arundinacea) for constructing small fishing boat shell Transaction : B Royal IInstitute of Naval Artitecture No IJSCT-167, published June 2015 2.

Bambu Laminasi, Material Alternatif Pengganti Kayu Untuk Pembangunan Kapal Ikan

Jurnal Maritim

(jurnalmaritim.com 29 Januari 2015

3 Pengaruh CGT dan Indikator lain dalam Perhitungan Produktivitas Galangan Nasional

Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan UNDIP, “KAPAL “

No. 3 / Vol. 5/Oktober 2010

m. Paten

Paten pada 5 Tahun Terakhir

No. Judul /Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

1. Metode Pembuatan Gading Berbahan Laminasi Bambu

2013 Paten Nasional

P00201304785

2 Metode Laminasi Bambu Cold Press Planking System (CPPS) dan Konstruksi Kapal yang dihasilkan dengan Metode tersebut

2013 Paten Nasional

P00201300587

2. Anggota I

a. Nama Lengkap : Prof.Ir. Eko Budi Djatmiko, MSc, PhD b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 19581226 198403 1 002

d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Guru Besar/ Pembina Utama/ IV-E e. Jabatan Struktural : -

f. Bidang Keahlian : Hidrodinamika dan Bangunan Laut g. Departemen/Fakultas : Teknik Kelautan/Teknologi Kelautan

(42)

i. Alamat Rumah dan No. Telp : Jl. Teknik Industri, D 24 Kampus ITS sukolilo, Surabaya

0816513170 j. Riwayat penelitian

Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber* Jumlah

(Juta Rp.)

1 2012 – 2014

Pengembangan Model Sistem Piranti Pengontrol Pasif Pereduksi Getaran akibat Vorteks pada Komponen Struktur di bawah Air dari Anjungan Lepas Pantai Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi 110 2 2013 – 2014

Studi Komparasi Karakteristik Gerakan dan Operabilitas Semi-Submersibel dengan Konfigurasi Lambung Persegi Empat

Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi 55 3 2013 – 2014

Advanced Signal Processing and Communication Techniques for Underwater Acoustic Channel

Penelitian Kerja

Sama Luar Negeri 250

3 2013 – 2014

Integrasi AIS dengan Sistem Kontrol Auto Navigasi untuk Pencapaian Zero Waiting Time

Penelitian Berbasis

Kompetensi 150

4 2014 – 2015

Advanced Signal Processing and Communication Techniques for Underwater Acoustic Channel

Penelitian Kerja

Sama Luar Negeri 250

5 2014 – 2016

Pengembangan Desain Kapal Perang Crocodile-Hydrofoil Untuk Teknologi Pertahanan dan Keamanan Laut Masa Depan Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi 600 6 2015 – 2016

Penerapan Teknologi Berkelanjutan Sebagai Solusi Penyediaan Energi Bagi Masyarakat Pulau Kecil Terluar: Studi Kasus Pulau Maratua

Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi 100 7 2016 – 2017

Pengembangan Prototipe Kapal Ikan Berbahan Bambu Laminasi dalam Rangka Komersialisasi dan

Pemberdayaan Galangan Kapal Rakyat Insinas Riset Pratama Kemiteraan 200 8 2016 – 2017

Pengembangan Piranti Lunak Sistem Perencanaan Pemuatan Kapal (Stowage Planning) Bersertifikat Internasional Insinas Riset Pratama Kemiteraan 750 9 2016 – 2017

Penerapan Sistem Transportasi Maju Untuk Wilayah Kepulauan Dalam Kerangka Digital Island

Penelitian Terapan Unggulan

Perguruan Tinggi

(43)

10 2016 – 2017

Penerapan Kerangka Digital Island Pada Sistem Pendidikan Wilayah Kepulauan Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi 200 11 2016 – 2017

Perancangan dan Analisis Sistem Konversi Energi Gelombang Laut Berkonfigurasi Articulated Tower

Penelitian Laboratorium, Dana Lokal ITS

50

k. Riwayat pengabdian

Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan

Sumber* Jumlah

(Juta Rp.) 1 2012

Review dan Verifikasi untuk Rencana Pengembangan Lapangan Gas MDA & MBH Madura Strait PSC

HCML (Husky-CNOOC Madura Ltd.)

350

2 2013

Mooring Analysis for SPM

Offloading System and PLEM Design for Crude Oil Off-Loading Facility at RU VI Pertamina Balongan

PT Pertamina PE

250

3 2013-2016

Students' Research and Developments for Small Islands (SRD-SI/ SR&DT)

DAAD in cooperation with Hochschule Wismar, Germany 700 4 2014 –

2015 Provisin of Certification Study INPEX Masela Ltd.

USD 196,560

5 2015

Pengembangan Konsorsium Sustainable Island Development Initiatives (SIDI)

Kemenristekdikti

100

6 2015 Tim Penyusunan Kebijakan Pola Pengadaan 3500 Kapal Ikan Nasional

Kementerian Kelautan dan Perikanan RI n/a 7 2015 – 2016

Mooring System Selection for Bangka Strait Storage Tanker

Conoco Phillips (Grissik) Ltd.

650

8 2016

Pengembangan Perahu Wisata Sungai Berpenggerak Kincir Dilengkapi Panel Surya: Desain

PT Telkomsel

142

9 2017

Pengembangan Perahu Wisata Sungai Berpenggerak Kincir Dilengkapi Panel Surya: Pembangunan

PT Telkomsel

548

10 2017

Technical Assistant Pengiriman Laut untuk Pemasangan Baja Struktur Proyek Jembatan Holtekamp - Jayapura Konsorsium PT. PP (Persero) Tbk. - PT. Hutama Karya (Persero) - PT. Nindya Karya (Persero) 715 l. Publikasi ilmiah

(44)

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/ Nomor/Tahun 1 “Hydrodynamic Analysis of Additional Effect of Submarine Appendages”

Advances and Application in Fluid Mechanics Vol. 13, Issue 1, pp. 65 – 74, January 2012 2

“The Flight Performance Criteria for Adaptive Control Design During Hydro Planing and Ground Effect Altitude of Wing In Surface Effect-Craft”

International Review of Mechanical Engineering (IREME) Vol. 7, No. 4, pp. 633-645, May 2013 3

“Neural Network-Based Engine Propeller Matching (NN-EPM) for Trimaran Patrol Ship”

Applied Mechanics and Materials

Vol. 493, pp 388-394, 2014

4

“Cavitation Noise Characterization of Two B-Series Propeller Models in Cavitation Tunnel”

Journal of Engineering and Applied Sciences

Vol. 10, No. 3, 2015

5

“Computational Fluid Dynamics Investigation on the Outer Wing of Flying Boat Remote Control Model”

Jurnal Teknologi, Universiti Teknologi Malaysia Vol. 76, No. 1, pp. 221-228, 2015 6

“A Study of the Dynamic Longitudinal Hull Structural Responses and Ultimate Strength of Drillship” Journal of Ocean, Mechanical and Aerospace - Science and Engineering Vol. 17, pp. 1-8, March, 2015 7

“Ensemble Kalman Filter with a Square Root Scheme (EnKF-SR) for Trajectory Estimation of AUV SEGOROGENI ITS” International Review of Mechanical Engineering (IREME) Vol. 9, No. 6, pp. 553-560, November, 2015

8 “The Hydro Planing Simulation of Flying Boat Remote Control Model”

Jurnal Teknologi, Universiti Teknologi Malaysia Vol. 78, No. 6, pp. 191-197, 2016 m. Paten

Paten pada 5 Tahun Terakhir

No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

1 n/a n/a n/a n/a

3. Anggota II

a. Nama Lengkap : Dr.-Ing Setyo Nugroho b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 19651020 199601 1 001

d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor/

e. Jabatan Struktural : Kepala Departemen Transportasi Laut f. Bidang Keahlian : Transportasi Laut dan pelayaran g. Departemen/Fakultas : Transportasi Laut/ Teknologi Kelautan

h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya i. Alamat Rumah dan No. Telp : Jl. Teknik Kimia Gedung W lantai 2, Kampus

ITS, Sukolilo, Sruabaya. 081335260040

Gambar

Gambar 2.1 Pemanfaatan Sungai sebagai Wahana Wisata di Venisia
Gambar 2.2 Keindahan Suasana Sungai Kalimas
Tabel 2.1. Data kapal wisata sungai yang beroperasi di Sungai Kalimas Surabaya
Gambar 2.3 Bambu di Pulau Jawa
+7

Referensi

Dokumen terkait

cukup banyak dan menyebar di gedung- gedung yang berbeda sehingga jangkauan video yang terekam dapat lebih luas. Dengan pelatihan penggunaan dan manajemen

Anak-anak di desa ini mulai dari kecil sudah diajari bagaimana cara menenun ulos, karena menurut orang tua ulos adalah masa depan anak-anaknya apabila orang tua

karyawan terhadap prosedur atau peraturan dalam melakukan pekerjaan. 4) Kualitas pekerjaan, merupakan kesempurnaan hasil pekerjaan, kerapihan, kebenaran prosedur kerja,

Antena monopole yang dirancang dengan analisis elemen groundplane,elemengroundplane dibuat menyerupai struktur satelit yang berukuran 1U (10 x 10 x 10 cm)Teknik deployment

Sehingga diperlukan kegiatan atau program yang sifatnya komprehensif dan integral melalui pembentukan Komite Aksi Kota Tegal Penghapusan BPTA yang ditetapkan

(3) Pemetaan bidang Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dengan mengikut sertakan Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, dan instansi

Sebagai sebuah kawasan yang disusun oleh berbagai tipe ekosistem hutan maka dinamika yang paling umum yang dapat ditemukan pada kawasan Taman Nasional

Bekerja sama dalam kelompok 4 Selalu konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera pada indicator 3 Konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera pada indicator 2