• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RETRIBUSI WISATA DI DINAS PARIWISATA, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RETRIBUSI WISATA DI DINAS PARIWISATA, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RETRIBUSI WISATA DI DINAS

PARIWISATA, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN SOPPENG

Oleh:

MUHAMMAD HIDAYAT UMAR Nomor Induk Mahasiswa : 105610544615

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

i SKRIPSI

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RETRIBUSI WISATA DI DINAS

PARIWISATA, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN SOPPENG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.AP)

Disusun dan Diajukan Oleh:

MUHAMMAD HIDAYAT UMAR Nomor Stambuk: 1056 10544 615

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Muhammad Hidayat Umar Nomor Induk Mahasiswa : 1056 10544 615

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 08 Februari 2020 Yang Menyatakan,

(6)

v ABSTRAK

MUHAMMAD HIDAYAT UMAR. Pengembangan Objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

(dibimbing oleh Sudarmi, Riskasari).

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran serta penjelasan tentang Pengembangan Objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata Di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan menjadi masukan bagi Dinas Pariwisata dalam rangka menciptakan Pengembangan Objek Wisata sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata. Dari segi akademik, Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu administrasi.

Secara umum penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan Pengembangan Objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng. Jenis penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen pengumpulan data adalah wawancara terhadap informan atau narasumber dan observasi pada lokasi penelitian serta berdasarkan dokumen berupa literatur, dokumen, tabel, karya tulis ilmiah yang tersedia pada lembaga yang terkait dengan penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan objek wisata alam lejja belum optimal. (1) kriteria menarik wisatawan (Attraction) berupa view dan keindahan alam yang alami serta kondisi keamanan yang baik (2) kriteria pengembangan wisata meliputi objek wisata yang belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, promosi wisata yang masih jarang dilakukan oleh pemerintah dan dinas terkait (3) kriteria kesejahteraan masyarakat yang cukup baik bagi pedagang eceran secara langsung dalam pengelolaannya belum melibatkan masyarakat sekitar lokasi objek wisata secara maksimal. Dengan demikian objek wisata didukung oleh view dan keindahan alam serta keamanan. yang menjadi faktor pendukung berupa view dan keamanan sedangkan faktor penghambat berupa penerimaan dan pengelolaan retribusi yang belum menggunakan sistem satu pintu.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

ِِمي ِح َّرلٱِن َٰ م ۡح َّرلٱِهَّللٱِم ۡسِب

Assalamu „Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibunda Dr. Sudarmi, M.Si selaku Pembimbing I dan Kakanda Riskasari, S.Sos. M.AP selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Kakanda Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Kakanda Nurbiah Tahir, S.Sos., M.AP selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah sudi berbagi ilmunya kepada penulis selama ini.

5. Segenap Dosen yang berada di ruangan Tata Usaha, Simak, LP3M Unismuh Makassar yang telah membantu pengurusan berkas selama ini.

Selanjutnya peneliti tidak lupa pula mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tidak terhingga kepada :

(8)

vii

1. Kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta Umar Hadi Coddi dan Ibunda tercinta Hj.Nurcahaya Atas dukungan, semangat serta doa-nya yang tidak pernah berhentinya diberikan kepada penulis agar selalu diberikan kemudahan dan kelancaran untuk setiap segala urusannya. Terima Kasih atas segala perjuangan dan pengorbanannya, Semoga ayahanda dan ibunda senantiasa di rahmati oleh Allah SWT. Banyaknya rintangan dan tantangan yang harus penulis hadapi dalam penyelesaian skripsi ini dan menyadari bahwa hal ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang selalu mengarahkan penulis untuk mencapai dan memperoleh kebenaran untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Para pihak kantor, mulai dari Kantor Bupati Soppeng, Kantor Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Kantor Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga dan Destinasi Wisata Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian

3. Segenap keluarga kecil kuliah Kerja Profesi angkatan XVIII Kelurahan Takalar, Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar Terima Kasih atas persaudaraan, pengalaman berharga dan kebersamaan dalam memaknai hidup.

4. Seluruh teman-teman kelas ADN F 015 BEFORE dan ADN F 015 AFTER yang selama ini selalu bersama-sama mengikuti jadwal kuliah yang selalu punya cerita dan pengalamannya tersendiri didalam kelas.

(9)

viii

5. Kepada seluruh keluarga besar SOSPOL Universitas Muhammadiyah Makassar terutama kepada satu angkatan penulis EXECUTIVE 2015 yang selalu memberikan semangat dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini. Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi penelitian ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 08 Februari 2020 Penulis,

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Penerimaan Tim ... iii

Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Abstrak ... v Kata Pengantar ... vi Daftar Isi... ix Daftar Tabel ... xi Daftar Gambar ... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 9 C. Tujuan Penelitian ... 9 D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Pengertian Konsep dan Teori ... 10

B.Kerangka Pikir ... 21

C.Fokus Penelitian ... 21

D.Deskripsi Fokus Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Lokasi Penelitian ... 23

B. Jenis Dan Tipe Penelitian ... 23

C. Sumber Data ... 23

D. Informan Penelitian ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Teknik Analisis Data ... 26

(11)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 28 B. Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga ... 29 C. Objek Wisata Alam Lejja ... 40 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Pengunjung dan Retribusi Kawasan Wisata Alam

Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng ... 2

Tabel 3.1 Informan Penelitian ... 24

Tabel 4.1 Batas-Batas Wilayah ... 28

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir... 21 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 30

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka meningkatkan pendapatan asli retribusi wisata serta mewujutkan kesejahteraan rakyat dalam hal perekonomian maka pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan dan pembangunan dalam hal ini Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga harus berperan penting dalam menggali dan mengembangkan potensi-potensi daerahnya disektor pariwisata, karena tidak dapat dipungkiri bahwa Kabupaten Soppeng adalah salah satu kabupaten yang berada di Sulawesi Selatan sebagai daerah dengan sumberdaya alam dan budaya yang khas. Keindahan kota dengan ribuan kelelawar yang bergelantungan di pohon jantung pusat Kota Watansoppeng merupakan daya tarik tersendiri sehingga wisatawan lokal maupun mancanegara memberikan julukan Watansoppeng sebagai Kota Kelelawar.

Mengenai kawasan wisata alam lejja dalam pengembangan objek wisata dinas terkait Kabupaten Soppeng haruslah menjadi bahan penting yang di bahas secara bersama dengan instansi-instansi terkait untuk meningkatkan kontribusi Pendapatan Retribusi Wisata Kabupaten Soppeng, dalam artian agar semakin maju sektor pariwisata, maka akan semakin besar kontribusi yang akan diberikan pariwisata kepada pemerintah terkait dan tentu akan berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) daerah itu sendiri. Untuk mendukung hal tersebut maka pemerintah telah mengatur semuanya dalam PERDA Kabupaten Soppeng No.3 Tahun 2012 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Undang-Undang Nomor

(15)

10

10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 1 Tahun 2016 Tentang rencana pembangunan jangka menengah Daerah Kabupaten Soppeng.

Landasan yuridis yang telah dikemukakan diatas Pemerintah terkait dalam hal ini Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga telah melaporkan atau merancang kinerja tahunan yang salah satunya adalah laporan kinerja pendapatan retribusi kawasan wisata alam lejja yang bersumber dari data Petugas Pengelola Tiket Masuk Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng sebagi berikut : Tabel 1.1 Daftar Pengunjung dan Retribusi Kawasan Wisata Alam Permandian Air

Panas Lejja Kabupaten Soppeng

Tahun Pengunjung Target PAD Penerimaan Persentase (%) WSA dan WSL

2016 139.073 Orang 1.100.000.000 1.10.115.000 91,82% 2017 115.487 Orang 1.100.000.000 1.041.621.000 94,69% 2018 111.784 Orang 1.100.000.000 948.027.000 86,18%

Sumber: Petugas Pengelola Tiket Masuk Permandian Air Panas Lejja

Informasi yang didapat oleh peneliti mengenai data tersebut yang telah disajikan diatas yang bersumber dari Petugas Pengelola Tiket Masuk Permandian Air Panas Lejja bahwa objek wisata alam lejja tersebut menjadi favorit di Kabupaten Soppeng dan merupakan kawasan wisata yang cukup bagus dan cukup diminati serta terletak tidak jauh dari pusat kota, yaitu berada di sebelah utara Kota Wattansoppeng, sehingga tidak heran objek wisata tersebut cukup banyak diminati oleh wisatawan asing maupun domestik. Meskipun Terdapat kenyataan bahwa pencapaian penerimaan retribusi wisata ditahun 2018

(16)

11

mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tentu hal ini membuat pertanyaan besar bagi publik terkait pencapaian target yang jauh dari apa yang telah ditetapkan di tahun 2018, karena seharusnya melihat persentase ditahun-tahun sebelumnya itu bisa dikatakan mencapai target atau tidak melambung jauh dari target yang telah ditetapkan, lalu mengapa di tahun 2018 mengalami penurunan yang terbilang drastis. Pernyataan tersebut relevan dengan fakta yang terdapat dalam sebuah (Berita online Tribun Timur.com,soppeng,wartawan Tribun Timur, SUDIRMAN 31/03/2019), dengan menyatakan bahwa objek wisata yang berada di Kabupaten Soppeng yang ramai dikunjungi dan banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing adalah Permandian air panas lejja namun ada beberapa lagi seperti Waduk Ompo dan Villa Yuliana namun yang paling banyak peminatnya adalah wisata permandian air panas lejja.

Wisata Permandian Air Panas Lejja yang cukup banyak diminati wisatawan asing maupun domestik ini seharusnya berbanding lurus dengan pendapatan retribusi namun pada kenyataannya masih jauh dan belum secara maksimal bisa mendongkrak kontribusi PAD Kabupaten Soppeng dari segi sektor pariwisata karena masih terdapatnya masalah-masalah yang menghambat meningkatnya pendapatan retribusi wisata seperti belum tertatanya objek wisata secara maksimal serta sarana prasarana yang masih kurang sehingga minat wisatawan untuk berkunjung masih rendah, serta terbatasnya anggaran yang tersedia untuk pengembangan objek wisata yang menjadikan retribusi wisata alam lejja belum mendongkrak target PAD yang telah ditetapkan. Pernyataan tesebut relevan dengan hasil penelitian Yoeti

(17)

12

(2001:303) yang mengemukakan ada tiga faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan kepariwisataan yaitu tersedianya objek dan daya tarik wisata, tertatanya fasilitas sarana dan prasarana sehingga memungkinkan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawasan wisata, yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan kenyamanan pelayanan kepada masyarakat, dan di sisi lain sistem promosi/informasi mengenai kepariwisataan Kabupaten Soppeng sekarang ini hanya terbatas atau masih kurang karena jaringan telekomunikasi susah dan itu pun hanya daerah tertentu yang ada, tower ada tapi belum mempunyai surat izin dari kehutanan sampai saat ini.

Masalah-masalah inilah yang harus menjadi perhatian Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga agar bagaimana kedepannya dapat diperbaiki sehingga akan berdampak pada jumlah pengunjung tiap tahunnya dan akan berdampak pada peningkatan pendapatan Retrubusi wisata dan PAD dan taraf hidup masyarakat Kabupaten Soppeng.

Meskipun Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga telah mendapat bantuan anggaran APBD dalam kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi tahun anggaran 2018 sejumlah Rp.7.328.672.667 dengan rincian total belanja tidak langsung sejumlah Rp.2.355.715.417 dan belanja langsung sejumlah Rp.4.972.957.250, namun belum maksimal dikelola oleh Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga karena di tahun 2018 pendapatan retribusi objek wisata alam lejja masih kurang dan tidak mencapai target atau jauh dibawah target, hal ini menjadi tanda tanya bagi publik mengapa demikian.

(18)

13

Seperti yang telah dibahas sebelumya dan peneliti membuktikan dengan hasil observasi awal dilapangan bahwa dalam kenyataannya masih terdapat masalah terkait pengembangan objek wisata dimana anggaran terealisasikan namun sumber daya aparatur khususnya bidang teknis kepariwisataan, perencanaan dan pelaksana, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, masih belum baik serta belum tertatanya objek wisata secara maksimal serta sarana prasarana yang masih kurang sehingga minat wisatawan untuk berkunjung masih rendah, tentu hal ini berdampak pada minat pengunjung dan PAD Kabupaten Soppeng. Hal inilah yang menjadi latar belakang peneliti mempunyai alasan untuk memilih dan mengangkat penelitian ini dikarenakan terdapatnya masalah yang terjadi dari ruang lingkup internal organisasi dalam hal ini internal Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga seperti bidang keuangan pengelola retribusi dan bidang pengembangan objek wisata, yang dimana pengelolaan retribusi yang dilakukan oleh instansi Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga masih belum efektif dan efisien, yang menandakan timbulnya berbagai permasalahan yang telah dibahas sebelumnya diatas dan kedepannya akan menjadi masukan kepada Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga untuk mengelola retribusi semaksimal mungkin dan tepat sasaran sehingga efisien dan dapat meningkatkan jumlah pengunjung.

Seharusnya manajemen pengembangan objek wisata alam lejja dalam meningktakan retribusi wisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, harusnya berdampak pada peningkatan jumlah pengunjung dan pendapatan retribusi yang nantinya akan berkontribusi besar bagi

(19)

14

PAD Kabupaten Soppeng, dengan tertata dan memperbanyak sarana penunjang yang akan menjadi minat pengunjung. Namun pada kenyataannya permandian air panas lejja belum mengalami perubahan secara signifikan dalam hal pengembangan objek wisata yang bisa menjadi penunjang meningkatnya pendapatan retribusi, dengan masih kurangnya sarana prasarana dan view yang kurang tertata dan bersih serta akses jalan yang masih belum representatif seperti yang sudah dibahas sebelumnya diatas.

Berdasarkan Hasil observasi dilapangan bahwa Pengelolaan retribusi wisata dan anggaran APBD yang di alokasikan khusus terkait permandian air panas lejja dan Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga belum maksimal atau tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu pemerintah terkait harus lebih memperhatikan dan mengawasi serta mengkordinir jalannya anggaran dan outcome serta realisasinya semua kegiatan agar semua kegiatan berjalan efektif dan efisien dan berdaya guna dalam peningkatan profesionalisme sumber daya aparatur khususnya bidang teknis kepariwisataan, perencanaan dan pelaksana, dan juga tertatanya objek wisata secara maksimal serta sarana prasarana yang baik dan memadai sehingga kemajuan pariwisata dapat dimaksimalkan oleh karena itu pengembangan objek wisata alam lejja harus betul-betul diperhatikan dan dimaksimalkan serta dikembangkan sehingga berdampak pada pengembangan ekonomi, dan kehidupan sosial budaya masyarakat.

Pernyataan atau fakta lain dilapangan yang di dapat melalui observasi awal peneliti pengembangan pembangunan infrastruktur objek wisata yang masuk retribusi wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga

(20)

15

Kabupaten Soppeng masih belum maksimal dan masih perlu perhatian penuh dan pengelolaan yang baik dari pemerintah terkait, seperti akses jalan masuk, fasilitas pelayanan yang menunjang serta informasi mengenai daya tarik yang ditawarkan, sarana dan prasarana juga menjadi penunjang daya tarik objek wisata masih kurang dan harus dikembangkan.

Adapun wisata Permandian air panas lejja yang seharusnya dapat menarik untuk lebih di kembangkan menjadi daya tarik tersendiri ketika wisatawan berkunjung di kawasan wisata permandian tersebut, namun keindahan yang dimiliki itu, hingga kini belum berbanding lurus dengan penggarapan atau pengembangan potensi wisata yang mampu menjadi salah satu destinasi wisata terbaik di sulsel karena masih terdapatnya masalah yang mengakibatkan menurunnya pendapatan retribusi wisata. Terdapat pula fakta yang diperkuat dalam sebuah jurnal penelitian Nasrullah (2015) dengan keterbatasan anggaran untuk biaya sarana dan prasarana objek wisata masih mengandalkan dana APBD, keterbatasan APBD membuat pembangunan dan pengembangan objek wisata permandian air panas lejja tersendak hal ini mengakibatkan pengunjung harus mengantri ketika ingin mengganti pakaian maka dari itu perlu penanganan lebih oleh dinas terkait.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Spillane (2004) yang mengemukakan salah satu faktor yang menyebabkan menurunya permintaan jasa objek wisata adalah fasilitas. Fasilitas merupakan unsur industri pariwisata yang sangat penting. Beberapapun besarnya suatu daerah tujuan wisata, jika fasilitasnya tidak memandai maka keinginan wisatawan untuk mengunjungi

(21)

16

tempat wisata tersebut akan diurungkan. Seluruh fasilitas itu di bangun dengan tujuan menimbulkan rasa betah dan nyaman kepada wisatawan untuk tinggal lebih lama di objek wisata tersebut dan berniat kembali lagi kesana dalam lain kesempatan.

Kondisi seperti ini memang ironis mengingat potensi yang dimiliki objek wisata sangat berdampak pada kontribusi Pendapatan Retribusi wisata alam lejja, oleh sebab itu Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng harus mengelola dengan baik apapun potensi wisata dari hasil pendapatan asli retribusi wisata. Jadi dalam konteks ini pengembangan retribusi kawasan wisata di Kabupaten Soppeng mempunyai andil yang besar dalam upaya meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten Soppeng dengan kata lain bahwa kedudukan kawasan pariwisata ini sangat penting karena memberikan kontribusi signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Soppeng melalui retribusi wisata dari kunjungan wisatawan. Adapun pembangunan itu mewujudkan dana dimana dana itu berasal dari banyak sektor, salah satunya dari pajak retribusi dan anggaran APBD, retribusi yang akan diteliti adalah retribusi kawasan wisata permandian air panas alam lejja yang ada di Kabupaten Soppeng, dalam hal ini kontribusi retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Soppeng.

Berdasarkan uraian masalah yang telah dibahas sebelumnya diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat Judul: Pengembangan objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata Di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

(22)

17 B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan objek wisata alam lejja dalam meningkatkan retribusi wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan objek wisata Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk:

1. Untuk mengetahui pengembangan objek wisata alam lejja dalam meningkatkan retribusi wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan objek wisata Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Dapat memberi sumbangan berupa masukan bagi Pemerintah dan Dinas Pariwisata, kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng dalam hal pengembangan objek wisata.

2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti dengan hal yang sama.

(23)

18 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Manajemen

Manajemen pada umumnya sering dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas dalam organisasi berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Istilah manajemen berasal dari kata kerja“to manage” yang berarti menangani, memimpin, membimbing, atau mengatur.

Sejumlah ahli memberikan batasan bahwa manajemen merupakan suatu proses, yang diartikan sebagai usaha yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Proses ini merupakan serangkaian tindakan yang berjenjang, berlanjut dan berkaitan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sondang P. Siagian (Ahmad 2015:24) mengemukakan bahwa :

“Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain”

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen Adalah suatu proses/kegiatan yang dilakukan dua orang atau lebih melakukan Kerjasama dalam organisasi dengan tindakan mengatur segala aktivitas dengan memanfaatkan sumberdaya untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai.

Untuk lebih jelasnya mengenai fungsi manajemen yang dikemukakan George R. Terry 2013 dalam Buku Prinsip-prinsip Manajemen meliputi Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Actuating) dan Pengawasan (Controlling) akan dibahas lebih terperinci.

(24)

23 a. Perencanaan (Planning)

Planning berasal dari kata plan, yang artinya rencana, rancangan, maksud, dan niat. Planning berarti perencanaan. Perencanaan adalah proses kegiatan, sedangkan rencana merupakan hasil perencanaan. Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha merumuskan program yang didalamnya memuat segala sesuatu yang akan dilaksanakan, penentuan tujuan, kebijaksanaan, arah yang akan ditempuh, prosedur dan metode yang akan diikuti dalam usaha pencapaian tujuan.

1) Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar (fundamental) manajemen, karena organizing, staffing, directing, dan controlling pun harus terlebih dahulu dilakukan. Perencanaan ini adalah dinamis. Perencanaan ini ditunjukan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi dan situasi.

2) Perencanaan dapat pula diartikan pemilihan serangkaian kegiatan dan keputusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi waktu yang akan datang.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan

(25)

24

kepada setiap karyawan, penetapan-penetapan departemen (subsistem) serta penentuan hubungan-hubungan.

Hasil dari pengorganisasian adalah organisasi. Pengorganisasian diproses oleh organisator (manajer), hasilnya organisasi yang bersifat statis. Jika pengorganisasian baik maka organisasi pun akan baik dan tujuan pun relative mudah dicapai.

c. Pengarahan (Actuating)

G.R Terry mendefinisikan pengarahan:

Pengarahan adalah membuat anggota kelompok, agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.

d. Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan (controlling) adalah fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pengendalian ini berkaitan sangat erat sekali dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena :

1) Pengawasan harus terlebih dahulu direncanakan 2) Pengawasan baru dapat dilakukan jika ada rencana.

3) Pelaksanaan rencana akan baik, jika Pengawasan dilakukan dengan baik. 4) Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah

(26)

25

Dengan demikian peranan pengawasan ini sangat menentukan baik atau buruknya pelaksanaan suatu rencana.

Untuk lebih jelasnya mengenai pendekatan pariwisata di indonesia menurut teori James J. Spillane, S.J. ada beberapa pendekatan pariwisata yaitu sebagai berikut :

1. Kriteria daya tarik minat wisatawan (Attraction) adalah daya tarik pariwisata atau hal-hal yang menarik perhatian wisatawan yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata seperti objek dan daya tarik wisata ciptaan tuhan yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna atau berwujud musium, peninggalan purbakala, peninggalan bersejarah, wisata petualangan maupun taman rekreasi dan komplek hiburan/keindahan alam, iklim dan cuaca, kebudayaan, sejarah, sifat kesukuan, kemampuan atau kemudahan berjalan atau ketempat tertentu.

2. Kriteria pengembangan kawasan wisata adalah sebuah sistem perencanaan pembangunan yang harus didasarkan pada kondisi dan daya pendukung dengan tujuan menciptakan atraksi jangka panjang yang saling menguntungkan dan menciptakan peningkatan kesejahtraan masyarakat setempat sehingga menjadikan icon destinasi wisata dapat dilihat dan diminati dunia luar maupun mancanegara seperti pembangunan destinasi wisata yaitu objek wisata, sarana dan prasarana, pasar dan promosi wisata 3. Kriteria kesejahtraan masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan

(27)

26

usaha grosir, dll, salah satu isu yang penting adalah pengaruh dari pariwisata terhadap kesenian dan kerajinan.

Faktor pendukung :

1. Panorama Alam yang Indah, Sejuk dan Masih Asli/Alami 2. Sumber Air Panas yang melimpah

3. Kondisi Keamanan yang Baik Faktor penghambat :

1. Keterbatasan Anggaran untuk Biaya Sarana dan Prasarana 2. Lokasi Jauh dari Pusat Kota

3. Sarana dan Prasarana yang masih kurang memadai B. Pengertian Retribusi

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan retribusi daerah yang selanjutnya disebut dengan retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Menurut Samudra (1995:51) retribusi merupakan pungutan langsung yang dikenakan untuk pelayanan tertentu dari pemerintah daerah. Pungutan ini dibedakan dari pajak daerah, yang dipungut tanpa menunjuk langsung pelayanan yang diberikan. Menurut Siahaan, (2010:5) retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan.

(28)

27

Ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini dipungut di Indonesia adalah sebagai berikut Siahaan, (2010:5) :

a. Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan undang-undang dan peraturan daerah yang berkenaan.

b. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintah daerah.

c. Pihak yang membayar retribusi mendapatkan kontra prestasi (balas jasa) secara langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukannya.

d. Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang dinikmati oleh orang atau badan.

e. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis, yaitu jika tidak membayar retribusi, tidak akan memperoleh jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

C. Pajak Daerah dan Retribusi Wisata

Menurut rohmat (Mardiasmo:2002),„‟pajak adalah uraian rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum‟‟. Pada sisi lain Feldman (2008:64) memandang bahwa pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh terutang kepada pengusaha menurut norma-norma yang ditetapkanya secara umum, tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran umum.

(29)

28

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah kewajiban pembayaran iuran kepada negara yang telah ditetapkan oleh undang-undang bersifat memaksa tanpa ada jasa timbal balik langsung, yang digunakan oleh negara untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Sementara retribusi menurut Bastian (2001:107) merupakan pungutan-pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah atas pelayanan dan pengunaan fasiitas-fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah daerah bagi kepentingan masyarakat, sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.

Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Permasalahan yang dihadapi oleh daerah pada umumnya dalam kaitan penggalian sember-sumber pajak daerah dan retribusi daerah dan retribusi daerah yang merupakan dalah satu komponen dari PAD yang kurang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan daerah secara keseluruhan.

Pemberian kewenangan dalam pananganan pajak dan retribusi daerah, diharapkan dapat lebih mendorong pemerintah daerah terus berupaya untuk mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah PAD khusunya yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah berbagai macam respon timbul dari daerah-daerah untuk meningkatkan PAD melalui pajak daerah-daerah, namun kreativitas pemerintah yang berlebihan dan tak terkontrol dalam memungut pajak daerah

(30)

29

dan retribusi daerah akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat.

Sementara itu apabila diperhatikan sistem perpajakan yang dianut oleh banyak negara di dunia maka prinsip-prinsip umum perpajakan daerah pada umumnya tetap sama yaitu harus memenuhi kriteria umum tentang perpajakan daerah sebagai berikut:

a. Prinsip memberikan pendapatan yang cukup dan elastis artinya dapat mudah naik turun mengikuti naik turunya tingkat pendapatan masyarakat

b. Adil dan merata secara vertikal artinya sesuai dengan tingkat kelompok masyarakat sehingga tidak ada yang kebal pajak

c. Administrasi yang fleksibel artinya sederhana , mudah dihitung, pelayanan memuaskan bagi yang wajib pajak

d. Secara politis dapat diterima oleh masyarakat, sehingga timbul motivasi dan kesadaran pribadi untuk membayar pajak (ketaatan membayar pajaknya yang tinggi)

e. Non distorsi terhadap perekonomian dimana implikasinya pajak atau pungutan akan menimbulkan suatu beban baik bagi konsumen maupun produsen

D. Wisata Alam Permandian Air Panas Lejja

Permandian air panas alam lejja berada di kawasan hutang lindung berbukit dengan panorama yang indah di Desa BuluE Kecamatan Marioriawa ditempat ini memiliki sumber air panas dengan suhu mencapai 60°C dan kadar

(31)

30

belerangnya 1,5% yang dipercaya bisa menyembuhkan gatal-gatal dan rematik, peryataan tersebut diperkuat oleh Amiruddin kepada Tribun Soppeng,Rabu (13/4/2016) permandian ini merupakan objek wisata andalan yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara mata air permandian air panas lejja mengalir secara alami dari dalam akar batang pohon dengan diameter sekitar 50 cm dan mengeluarkan uap.

Keunikan lainya dari Destinasi Wisata Alam Permandian Air Panas Lejja adalah banyaknya botol dan plastik yang digantung diatas pohon yang menjadi sumber mata air belerang, Menurut beberapa pengunjung mereka percaya jika menggantung botol/plastik maka permohonan akan segera terkabul.

E. Konsep PAD

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Kelompok PAD dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu:

a. Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dibayarkan oleh orang pribadi atau badan yang dibayarkan kepada pemerintah daerah tanpa imbalan langsung, yang bersifat dipaksakan menurut aturan Undang-Undang yang berlaku. Dari hasil pemunguta tersebut digunakan oleh pemerintah daerah untuk mengelola dan membangun daerah tersebut.

b. Sesuai UU 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah jenis pendapatan pajak untuk kabupaten/kota terdiri atas: Pajak Hotel,

(32)

31

Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pariwisata dan Pajak Parkir. Diantara klasifikasi PAD Pajak merupakan penyumbang terbesar dalam komposisi PAD, sehingga muncul anggapan bahwa PAD identik dengan Pajak Daerah. c. Retribusi Daerah. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau

d. pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi daerah dapat digolongkan menjadi tiga:

1) Retribusi jasa umum, adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

2) Retribusi jasa usaha, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersil karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

3) Retribusi perizinan tertentu, adalah retribusi atas kegiatan pemerintah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

(33)

32

e. Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan merupakan pendapatan daerah dari keuntungan atau laba bersih perusahaan daerah untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas daerah baik perusahaan daerah yang modalnya sebagian maupun seutuhnya terdiri dari kekayaan daerah yang dipisahkan. Perusahaan daerah seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Bank Pembangunan Daerah (BPD), hotel, percetakan, perusahaan transportasi kota, pariwisata dan pasar adalah jenis-jenis BUMD yang memiliki potensi sebagai sumber-sumber Pendapatan Asli Daeah (PAD).

F. Kerangka Pikir

Penelitian ini berjudul “ Pengembangan objek wisata alam lejja dalam meningkatkan pendapatan retribusi wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng”. Penelitian ini akan dianalisis menggunakan model pengembangan objek wisata di indonesia dikemukakan menurut James J spillane S.J (1994) yaitu dalam pengembangan objek wisata harus ada Kriteria menarik minat wisatawan (Attractions), Kriteria pengembangan kawasan wisata, Kriteria kesejahteraan masyarakat disamping itu, penelitian ini juga akan menganalisis tentang faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan wisata alam lejja adapun Bagan sebagai berikut :

(34)

33 Tabel 2.1 Bagan Kerangka Pikir

G. Fokus Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini akan di fokuskan pada Pengembangan Objek Wisata Alam Lejja dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

H. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Kriteria (Attraction) menarik minat wisatwan, yaitu berkaitan dengan suatu pokok penunjang yang menjadi minat para wisatawan yang menjadi ciri khas suatu daerah yang sudah menjadi budaya atau ciri khas dari zaman dahulu atau yang mempunyai sejarah wisata yang menarik atau bisa

Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

Kabupaten Soppeng

Pengembangan objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di

Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

Indikator Pengembangan objek wisata :

1. Kriteria menarik minat wisatawan (Attractions) 2. Kriteria pengembangan

kawasan wisata 3. Kriteria kesejahteraan

masyarakat

Teori James J. Spillane, S.J. Faktor Pendukung 1. View dan keindahan alam 2. Sumber Air Panas yang melimpah 3. Kondisi keamanan yang baik Faktor Penghambat 1. Keterbatasan Anggaran untuk Biaya Sarana dan Prasarana

2. Lokasi Jauh dari Pusat Kota 3. Sarana dan

Prasarana yang masih kurang memadai

(35)

34

dikatakan view dari wisata alam lejja tersebut seperti observasi awal peneliti di destinasi wisata alam lejja bahwa terdapatnya panorama alam yang indah, sejuk masih asli/alami dan pepohonan yang rindang dan sumber air panas yang melimpah di kawasan destinasi wisata alam lejja Kabupaten Soppeng yang memberikan kenyamanan bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

2. Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata, yaitu berkaitan dengan kebutuhan atau fasilitas penunjang bagi wisatawan yang berkunjung selama mereka tinggal atau datang di Kabupaten Soppeng. Seperti observasi awal peneliti saat terjun langsung kelapangan dan mencocokkan dengan teori yang peneliti pakai bahwa diperlukan sarana dan prasaran yang baik dan memadai atau infrastruktur,transportasi,pasar atau promosi agar wisatawan menjadi tahu, nyaman dan dapat dengan mudah mengakses atau mengunjungi tempat-tempat yang menjadi tujuan wisatawan, hal ini tentu sebagai suatu pelayanan yang berkualitas pula bagi pariwisata.

3. Kriteria Kesejahteraan Masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan pada sejumlah sektor ekonomis termasuk transportasi, penjual eceran, usaha grosir, dll, salah satu isu yang penting adalah pengaruh dari pariwisata terhadap kesenian dan kerajinan.

(36)

35 BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih 2 bulan setelah ujian proposal. Objek penelitian dilaksanakan di Kota Soppeng .

B. Jenis Dan Tipe Penelitian 1. Jenis Peneliitian

Jenis penelitian yakni penelitian kualitatif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pengembangan objek wisata alam lejja Kabupaten Soppeng

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yakni digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Fenomenologi yang dimaksudkan ialah untuk memberi gambaran secara jelas mengenai fenomena yang terjadi berdasarkan pengalaman yang dialami oleh informan.

C. Sumber Data

1. Data primer, yang diperoleh secara langsung dari informan dari Kepala Dinas dan beberapa pegawai yang ada di Dinas Pariwisata, penerima dana pariwisata, masyarakat di sekitar permandian air panas lejja dan beberapa pengunjung.

2. Data Sekunder yaitu diperoleh melalui beberapa majalah ilmiah, sumber arsip dokumen pribadi, data online, dokumen resmi buku dan jurnal yang berkaitan dengan. : Pengembangan objek Wisata Alam Lejja Dalam

(37)

36

Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

D. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini memerlukan informan yang mempunyai pengetahuan tentang masalah penelitian yang akan diteliti guna memperoleh data dan informasi yang lebih akurat (James J Spillane S.J). Oleh sebab itu, informan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Informan Inisial Jabatan 1 Andi Unru Mappejanci AUM Kepala Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Soppeng

2 Hj. A. Isa Tenri Sumpala ITS Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata 3 Isikki IS Petugas Pengelola Villa di

Objek Wisata Alam Lejja 4 Rusmin RN Petugas Pengelola Objek

Wisata Alam Lejja

5 Ceka CK Pedagang

6 Ahmadi AD Pengunjung

(38)

28 E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Observasi

Observasi yaitu suatu metode atau cara untuk menganalisis dan melakukan pencatatan yang dilakukan secara sistematis, tidak hanya terbatas dari orang tetapi juga objek yang lain. Observasi dilakukan pada lokasi penelitian dengan mengidentifikasi „Pengembangan objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng.‟‟

b. Wawancara

Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan. wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang “Pengembangan objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu peneliti mengumpulkan segala macam gambar atau hasil pemotretan dokumentasi peristiwa yang sudah berlalu, dan sebagai pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan observasi.

(39)

29 F. Teknik Analisis Data

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi merupakan data mentah dari lapangan. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan data yang relevan untuk disajikan dan dapat menjawab pertanyaan.

b. Penyajian Data

Data yang telah disusun dari hasil reduksi data kemudian disajikan dalam bentuk narasi deskripsi, data yang disajikan merupakan data yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Setelah data disajikan secara rinci langka selanjutnya adalah membahas data yang telah disajikan tersebut.

c. Penarikan Kesimpulan

Setelah data tersebut dibahas maka, selanjutnya data tersebut diambil kesimpulannya. Kesimpulan digunakan sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti.

G. Pengabsahan Data

Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah perlu dilakukan pemeriksaaan keabsahan data. untuk menganalisis dan memeriksa keabsahan data, teknik yang digunakan adalah teknik:

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang sudah di peroleh dari beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan menguji data yang telah didapatkan dengan hasil pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti membandingkan hasil

(40)

30

pengamatan dari wawancara dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data didapatkan dengan wawancara lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi, apabila dengan dua teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti harus melakukan diskusi kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mememgaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, obervasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Jika hasil uji memperoleh data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

(41)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Kabupaten Soppeng

Kabupaten Soppeng ialah salah satu Kabupaten yang ada di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia . Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.500,00 km2 dan jumlah penduduk kurang lebih 226.116 jiwa. Berada pada 4.600-4,3200◦ Lintang Selatan dan 119,4718-120,0613◦ Bujur Timur. Ibukota kabupaten ini berada di Watansoppeng yang berbatasan dengan 4 kabupaten lain antara lain : Tabel 4.1 Batas-Batas Wilayah

Utara Kabupaten Sidenreng Rappang Timur Kabupaten Wajo dan Kabupaten Bone Selatan Kabupaten Bone

Barat Kabupaten Barru

Soppeng terletak pada depresiasi sungai walannaE yang terdiri dari daratan dan perbukitan dengan luas daratan ± 700 serta berada pada ketinggian rata-rata antara 100-200 m di atas permukaan laut. Ibu kota soppeng yaitu kota Watansoppeng yang berada pada ketinggian 120 m di atas permukaan laut. Kabupaten Soppeng tidak memiliki wilayah pantai, wilayah perairan hanya sebagian dari Danau Tempe.

(42)

62

Kabupaten Soppeng memiliki 8 kecamatan yaitu, Citta, Donri-donri, Ganra, Lalabata, Lliliriaja, Lilirilau, Marioriawa, dan Marioriwawo dan memiliki sebanyak 21 kelurahan dan 49 Desa.

2. Sejarah Singkat Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Soppeng Kantor Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng berlokasi Jl.Salotungo Kabupaten Soppeng.

a. Visi dan Misi Visi :

Pemerintahan Yang Melayani dan Lebih Baik Misi :

1. Menetapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro petani

2. Mewujudkan pendidikan yang unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga.

3. Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan public. 4. Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman. 5. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi. 6. Menjamin ketersediaan system pelayanan kesehatan unggul dan murah. 7. Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan

perempuan dalam pembangunan.

8. Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi-Selatan, dan

9. Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi.

(43)

63 Gambar 4.1 Struktur Organisasi

b. Struktur Organisasi KEPALA DINAS SEKERTARIAT SUB BAGIAN PERENCANAAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG KEPEMUDAAN BIDANG KEOLAHRAGAAN

SEKSI PEMBERDAYAAN PEMUDA SEKSI PENGEMBANGAN PEMUDA SEKSI INFRASTRUKTUR DAN KEMITRAAN PEMUDA SEKSI PEMBUDAYAAN OLAHRAGA SEKSI PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA SEKSI INFRASTRUKTUR DAN KEMITRAAN OLAHRAGA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

BIDANG DESTINASI DAN PROMOSI PARIWISATA BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PARIWISATA SEKSI PENGELOLAAN DAYA TARIK DAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA SEKSI DESTINASI WISATA UNGGULAN SEKSI PENGELOLAAN USAHA PARIWISATA

SEKSI SARANA DAN PRASARANA OBJEK WISATA SEKSI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF SEKSI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEPARIWISATAAN UPTD

(44)

64

Struktur Organisasi Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng dibentuk berdarakan Peraturan Bupati Soppeng NOMOR : 41 Tahun 2019 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Pada Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, struktur organisasi ini bertujuan untuk menggambarkan hirarki tanggung jawab dan pembagian tugas dalam organisasi tersebut adapun susunan Organisasi Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng.

c. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Soppeng Nomor : 41 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Pada Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng.

a. Kepala Dinas b. Sekertariat

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan 3. Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Destinasi dan Promosi Pariwisata

1. Seksi Pengelolaan Daya Tarik dan Kawasan Strategis Kawasan Pariwisata

2. Seksi Destinasi Wisata Unggulan 3. Seksi Pengelolaan Usaha Pariwisata d. Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata

(45)

65

2. Seksi Pengembangan Ekonomi Kreatif

3. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan e. Bidang Kepemudaan

1. Seksi Pemberdayaan Pemuda 2. Seksi Pengembangan Pemuda

3. Seksi Infrastruktur dan Kemitraan Pemuda f. Bidang Keolahragaan

1. Seksi Pembudayaan Olahraga

2. Seksi Peningkatan Prestasi Olahraga 3. Seksi Infrastruktur dan Kemitraan Olahraga g. Unit Pelaksana Teknis Daerah

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga dipimpin oleh seorang Kepala Dinas mempunyai tugas untuk membantu Bupati dalam memimpin dan menyelenggarakan urusan pemerintah Bidang Pariwisata dan urusan pemerintahan Bidang Kepemudaan dan Olahraga yang menjadi urusan pemerintah daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah yang menjadi kewenangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala Dinas mempunyai fungsi :

1. Kepala Dinas

a. Menyusun rencana kegiatan dinas sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

(46)

66

c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Dinas untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas. d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memeraf dan/atau menandatangani

naskah Dinas sesuai prosedur yang berlaku agar diperoleh hasil kerja yang benar dan akurat.

e. Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f. Merencanakan dan merumuskan kebijakan bidang destinasi dan promosi pariwisata, bidang pengembangan, sumber daya pariwisata, bidang Kepemudaan dan Olahraga

2. Sekertariat

a. Pengordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan Dinas b. Pengordinasian urusan umum dan kepegawaian

c. Pengordinasian perencanaan dan pelaporan d. Pengordinasian administrasi keuangan

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

3. Sub Bagaib Umum dan Kepegawaian

a. Menyusun Rencana Kegiatan Sub Bagian Umum Kepegawaian sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas

b. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi dinas

(47)

67

d. Melakukan penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan, dan

e. Melakukan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

4. Sub Bagian Keuangan

a. Mengumpulkan bahan, menyusun, dan mengelola administrasi keuangan dinas

b. Melakukan verifikasi kelengkapan administrasi penataausahaan keuangan dinas

c. Mengkoordisakan pelaksanaan akuntansi pengeluaran dan penerimaan keuangan

d. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan keuangan e. Menyusun realisasi perhitungan anggaran

f. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bendaharawan

g. Mengumpulkan bahan dan mengkoordinasikan data sebagai bahan penyusunan laporan hasil pemeriksaan keuangan

5. Bidang Destinasi dan Promosi Pariwisata

a. Perumusan kebijakan teknis Bidang Destinasi dan Promosi Pariwisata b. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang

pengelolaan daya tarik wisata, dan kawasan strategis pariwisata, pengelolaan destinasi wisata unggulan serta pengelolaan usaha pariwisata serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

(48)

68

c. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas yang terkait dengan bidang Destinasi dan Promosi Pariwisata meliputi pengelolaan daya tarik wisata, sesuai ketentuan perundang-undangan

d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang Destinasi dan Promosi Pariwisata dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

6. Seksi Pengelolaan Daya Tarik dan Kawasan Strategis Pariwisata

a. Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan teknis pengelolaan daya tarik dan kawasan strategis pariwisata.

b. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan yang berkaitan dengan program dan kegiatan pengelolaan daya tarik dan kawasan strategis pariwisata.

c. Melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan seksi Pengelolaan Daya Tarik dan Kawasan Strategis Pariwisata.

d. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi dinas. 7. Seksi Destinasi Wisata Unggulan

a. Menyusun rencana kegiatan seksi Destinasi Wisata Unggulan

b. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas sesuai prosedur yang berlaku agar diperoleh hasil kerja yang benar dan akurat.

(49)

69

d. Melakukan penyiapan bahan penyusunan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan destinasi wisata unggulan.

e. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi dinas.

f. Menilai kineja bawahan sesuai ketentuan peraturan perundang-undang. g. Melakukan penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan kepala

seksi Destinasi Wisata Unggulan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan dan.

h. Melakukan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

8. Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata

a. Mengiventarisis permasalahan yang berhubungan dengan bidang pengembangan sumber daya pariwisata yang meliputi sarana dan prasarana objek wisata, pengembangan ekonomi kreatif serta perkembangan sumber daya manusia kepariwisataan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

b. Melaksanakan penyusunan kebijakan dibidang pengembangan sumber daya pariwisata, meliputi sarana dan prasana objek wisata, pengembangan ekonomi kreatif serta pengembangan SDM kepariwisataan.

c. Melaksanakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pengembangan SDM pariwisata yang meliputi sarana dan prasarana objek

(50)

70

wisata, pengembangan ekonomi kreatif serta pengembangan sumberdaya kepariwisataan yang menjadi kewenangan daerah.

d. Melaksanakan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang pengembangan sumber daya pariwisata.

e. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengembangan sumber daya pariwisata.

f. Melaksanakan urusan pemerintah dan pelayanan umum dibidang pengembangan sumber daya pariwisata yang meliputi sarana dan prasarana objek wisata, pengembangan ekonomi kreatif serta pengembangan sumber daya kepariwisataan.

g. Melaksanakan pengembangan dan peningkatan persediaan sarana prasarana objek wisata (Zona Kreatif/Ruang Kreatif Berekspriensi, Berpromosi dan Berinteraksi bagi insan kreatif di daerah. Melaksanakan pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif tingkat dasar.

d) Struktur dan Besarnya Tarif

1. Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis fasilitas, lokasi dan jangka waktu pemakaian.

2. Besarnya tarif ditetapkan berdasarkan jumlah pengguna jasa yang dijadikan dasar alokasi beban biaya yang dipikul pemerintah daerah untuk penyelenggaraan jasa yang bersangkutan.

(51)

71

3. Dalam hal alokasi beban biaya berdasarkan tarif yang berlaku, maka tarif ditetapkan sebagai jumlah pembayaran persatuan unit pelayanan jasa yang meliputi unsur-unsur sebagai berikut.

a. Unsur biaya persatuan penyediaan biaya langsung. b. Unsur persatuan biaya tidak langsung.

c. Unsur biaya persatuan penyusutan aktiva tetap dan tidak tetap.

d. Unsur biaya persatuan lain-lain berkenaan dengan penyediaan jasa yang bersangkutan, dan

e. Unsur persatuan keuntungan yang dikehendaki.

Adapun Struktur dan besarnya tarif ditetapkan adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Struktur dan Besarnya Tarif

No Jenis Tarif Tarif Ket

A. 1.Tarif Masuk Permandian

a. Orang Dewasa 5,000 Per orang

b. Anak-Anak 3,000 Per orang

c. Kendaraan Masuk Melewati Pintu Gerbang Wisata

- Kendaraan Roda 4 10,000 Per mobil - Kendaraan Roda 2 5,000 Per Motor 2. Tarif Persewaan fasilitas

a. Balai Pertemuan (Baruga) 500,000 Per hari b. Guest House (Villa)

(52)

72

- Long Time 200,000 Per hari - Short Time 100,000 Per jam c. Penginapan / Kamar

- Long Time 200,000 Per hari - Short Time 100,000 Per jam/kamar d. Gasebo Kolam Berendang 50,000 Perjam e. Gasebo Tempat Makan 50,000 Perjam f. Ruang Makan 50,000 Perjam g. Lapangan Tenis 50,000 Perjam 3. Tarif Persewaan Alat

a. Ban Ukuran Besar 5,000 Perjam b. Ban Ukuran Kecil 3,000 Perjam c. Pakaian Renang 10,000 Perjam d. Tikar Plastik 10,000 Perjam e. WC / Kamar Ganti 2,000 1 x masuk 4. Tarif Masuk Kolam Utama dan

Kolam Mainan Anak-Anak

a. Orang Dewasa 3,000 Per orang b. Anak-Anak 2,000 Per orang 5. Tarif Masuk Lokasi Taman

Satwa,Taman Bunga

a. Orang Dewasa 3,000 Per orang b. Anak-Anak 2,000 Per orang 6. Tarif Sewa Tempat untuk

penjual

- Orang Lama 100,000 Per Bulan - Orang Baru / Temporer 7,000 Per hari

(53)

73

Sumber : Sekertariat Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng di olah 22 November 2019

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ada 6 komponen yang menjadi penetapan struktur dan besarnya tarif di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga yaitu, tarif masuk permandian, tarif penyewaan fasilitas, tarif penyewaan alat, tarif masuk kolam utama dan kolam anak-anak, tarif masuk lokasi taman satwa/taman bunga, dan tarif sewa tempat untuk penjual. Dengan tarif dan keterangan yang berbeda-beda, yang dapat dilihat sendiri dari tabel yang terlampir di atas.

e) Sejarah Singkat Permandian Air Panas Lejja

Pemandian Air Panas Lejja terletak di Desa BuluE, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng dengan batas kawasan Sebelah Utara Kampong Lejja, Sebelah Selatan Kampong DataE, Sebelah Barat Gunung Pangesoren, Sebelah Timur Desa BuluE atau Kampong Galung Kalunge. Dan berjarak sekitar 49 km sebelah utara Kota Watansoppeng atau sekitar 14 km dari Ibu Kota Kecamatan Marioriawa. Untuk menuju objek wisata ini, dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4 dengan rute perjalanan Makassar-Soppeng-Desa BuluE. Jarak sekitar 175 km dengan waktu tempuh 4 jam melalui jalan aspal.. Tipe ekosistem di kawasan ini adalah hutan hujan tropis daratan rendah

Tabel 4.3 Daftar Pengunjung dan Retribusi Kawasan Wisata Alam Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng tiga tahun terakhir.

Tahun Pengunjung Target PAD Penerimaan Persentase (%) WSA dan WSL

(54)

74

2017 115.487 Orang 1.100.000.000 1.041.621.000 94,69% 2018 111.784 Orang 1.100.000.000 948.027.000 86,18%

Sumber: Petugas Pengelola Tiket Masuk Permandian Air Panas Lejja

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa Daftar Pengunjung dan Retribusi Kawasan Wisata Alam Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng tiga tahun terakhir yaitu di tahun 2016 pengunjung WSA dan WSL sejumlah 139.073 Orang dengan target PAD 1.100.000.000 dan penerimaan 1.10.115.000 dengan hasil presentase 91,82%. Ditahun 2017 pengunjung WSA dan WSL sejumlah 115.487 Orang dengan target PAD 1.100.000.000 dengan hasil penerimaan 1.041.621.000 dengan hasil presentase 94,69% dan Ditahun 2018 pengunjung WSA dan WSL sejumlah 111.784 Orang dengan target PAD 1.100.000.000 dengan hasil penerimaan 948.027.000 dengan hasil presentase 86,18%

B.Pengembangan Objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

1. Kriteria Attractions

Kriteria Attractions adalah daya tarik pariwisata atau hal-hal yang menarik perhatian wisatawan yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata seperti objek dan daya tarik wisata ciptaan tuhan yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna atau berwujud musium, peninggalan purbakala, peninggalan bersejarah, wisata petualangan maupun taman rekreasi dan komplek hiburan/keindahan alam, iklim dan cuaca, kebudayaan, sejarah, sifat kesukuan, kemampuan atau

(55)

75

kemudahan berjalan atau ketempat tertentu dan didukung dengan kondisi keamanan dalam objek wisata itu sendiri. Untuk lebih jelasnya peneliti akan uraikan satu persatu sebagai berikut :

a. View Keindahan Alam

Menurut teori James J. Spillane S.J (1994) bahwa View keindahan alam adalah yang dimaksudkan berkaitan dengan Panorama alam yang indah, sejuk masih asli/alami dan pepohonan yang rindang dan sumber air panas yang melimpah, yang memberikan kenyamanan bagi pengunjung itu sendiri yang melakukan perjalanan wisata ke tempat atau objek-objek wisata. Untuk lebih jelasnya peneliti akan menguraikan hasil wawancara dengan beberapa informan di lapangan yang berkaitan dengan View Keindahan Alam seperti yang ada di bawah ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengan AUM, selaku kepala dinas pariwasata mengatakan bahwa :

“Wisatawan asing suka berkunjung ke objek Wisata Alam Lejja karena memiliki keunikan tersendiri mulai dari suhu air panasnya pemandangan yang masih sejuk dan alami dll WSA (Wisatawan Asing) di waktu tertentu seperti pada bulan Januari. Setiap tahun wisatawan asing kita dapat dari Kementerian Luar Negeri dan itu campur-campur ada dari Pakistan, Malaysia, Singapura, Amerika, Eropa, ada dari Tanzania, India dan biasanya 8 sampai 10 orang. Terakhir datang dari Bulgaria 18 orang dan bermalam sampai 3 malam di objek wisata Pemandian Air Panas Lejja.” (Hasil wawancara dengan AUM, tanggal 21/11/2019)

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa objek wisata alam lejja banyak diminati oleh wisatawan mancanegara karena objek wisata alam lejja mempunyai keunikan tersendiri yaitu bukan hanya permandian air panas yang ada

(56)

76

namun juga pemandangan disekitar destinasi objek wisata sangat bagus, indah dan sejuk.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan oleh ITS selaku Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, di Dinas Pariwisata, mengatakan bahwa “ Mengenai view di permandian air panas lejja itu masih alami dan sejuk, hal itu di tandai dengan permandian air panas lejja yang dominan pepohonan yang rindang dan masih masuk kategori hutan lindung. Jadi keindahan itu yang membuat wisatawan mungkin tertarik sehingga mau mengunjungi permandian air panas lejja. (wawancara dengan ITS, tanggal 21/11/2019).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dijelaskan bahwa permandian air panas lejja memiliki keunikan tersendiri dengan pemandangan yang indah dan masih mayoritas pepohonan serta dedaunan yang indah dan sejuk, menjadikan permandian air panas lejja banyak di minati oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Hal itu ditandai dengan pernyataan informan di atas bahwa wisatawan asing kebanyakan memilih untuk menginap di villa sekitaran permandian air panas lejja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan IS selaku Pengelola Villa di destinasi permandian air panas lejja, mengatakan bahwa :

“ selama ini sejak saya menjadi pengelola villa di sini sudah banyak orang atau wisatawan yang pernah menginap di sini, bahkan mereka menginap lebih dari satu hari dan tentu mereka puas dan menikmati keindahan atau pemandangan yang ada di sini di tambah lagi adanya wahana bermain yang menambah minat bagi wisatawan untuk tetap tinggal menikmati dan menghabiskan waktunya di sini. Jadi itulah semua hal yang menjadikan alam lejja ini begitu banyak peminatnya. (wawancara dengan IS,tanggal 22/11/2019).

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwasanya wisatawan sangat senang datang berkunjung di objek wisata alam lejja dikarenakan keindahan alam

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir.........................................................................
Tabel  1.1  Daftar  Pengunjung  dan  Retribusi  Kawasan  Wisata  Alam  Permandian      Air  Panas Lejja Kabupaten Soppeng
Tabel 3.1 Informan Penelitian
Tabel  4.3  Daftar  Pengunjung  dan  Retribusi  Kawasan  Wisata  Alam  Permandian  Air  Panas  Lejja Kabupaten Soppeng tiga tahun terakhir
+4

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karenanya, fokus penelitian ini adalah Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.Tujuannya

1. Peran Bagian Informasi Objek wisata alam bantimurung saat ini dikelola dengan baik oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten maros. Petugas informasi memberikan

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Strategis Perubahan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun

Dalam metode ini peneliti akan mengunakan pengamatan langsung terhadap suatu benda, kondisi, proses atau perilaku pada Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga

Kemudian setelah peneliti telah uraikan, dapat dilihat dari latar belakang diatas, hal tersebut menarik untuk diteliti, adapun yaitu meneliti bagaimana Dinas Kepemudaan Olahraga

Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Sukabumi dalam Pengelolaan Objek Wisata. Optimalisasi tugas dinas daerah sebagai unsur pelaksana otonomi daerah dan

Maksud dari penyusunan Perubahan Rencana Strategis Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2023 adalah untuk melakukan penyesuaian

Fokus Penelitian Berdasrkan bagan kerangka pikir terkait dengan penelitian Strategi Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata dalam Mengembangkan Obyek Wisata Permandian Alam Lewaja di