• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN BAGIAN INFORMASI OBJEK WISATA ALAM BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS DALAM MENUNJANG PARIWISATA SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD ADHAM MAULANA NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN BAGIAN INFORMASI OBJEK WISATA ALAM BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS DALAM MENUNJANG PARIWISATA SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD ADHAM MAULANA NIM"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS DALAM MENUNJANG PARIWISATA

SKRIPSI

Oleh

MUHAMMAD ADHAM MAULANA NIM 105721119317

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(2)

PERAN BAGIAN INFORMASI OBJEK WISATA ALAM BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS DALAM

MENUNJANG PARIWISATA

SKRIPSI

UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SKRIPSI MANAJEMEN PADA JURUSAN MANAJEMEN

Oleh

MUHAMMAD ADHAM MAULANA NIM 105721119317

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(3)

ii

MOTTO

Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan akan

dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

(Q.S At-Taubah: 105)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan segala kerendahan hati, karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini kupersembahkan kepada orang tua, dan saudara-saudaraku

sebagai ungkapan terima kasih atas segala ketulusan, kasih sayang, nasihat, serta Doa-nya yang senantiasa mengiringi setiap langkahku

dalam mencapai keberhasilan.

(4)

iii

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Aluddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Telp. (0411) 860132 Makassar 90221

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : “Peran Bagian Informasi Objek Wisata Alam Bantimurung Kabupaten Maros Dalam Menunjang Pariwisata

Nama Mahasiswa : Muhammad Adham Maulana No. Stambuk/Nim : 105721119317

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Menyatakan bahwa penelitian ini telah diperiksa, dan diujikan didepan panitia Penguji Skripsi Strata Satu (S1) pada tanggal 13 November 2021 di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar,13 November 2021

Menyetujui;

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Edi Jusriadi, SE.,MM Dr. Syarifuddin Sulaiman, SE.,M.Si NIDN : 0922027901 NIDN : 0907028401

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi Manajemen

Dr. H. Andi Jam’an, SE,.M.Si Muh. Nur R, S.E.,M.M NBM : 651057 NBM : 10855776

(5)

iv

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Aluddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Telp. (0411) 860132 Makassar 90221

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi atas nama MUHAMMAD ADHAM MAULANA, NIM:

105721119317, diterima dan disahkan oleh panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : ……, tanggal ……, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, ……….

……….

PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : ( ... )

(Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : ( ... )

(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : ( ... )

(Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji : 1. ( ... )

2. ( ... )

3. ( ... )

4. ( ... )

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr. H. Andi Jam’an, SE,.M.Si NBM : 651057

(6)

v

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Aluddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Telp. (0411) 860132 Makassar 90221

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Adham Maulana Stambuk : 105721119317

Program Studi : Manajemen

Dengan Judul : “Peran Bagian Informasi Objek Wisata Alam Bantimurung Kabupaten Maros Dalam Menunjang Pariwisata

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya Sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan tidak benar.

Makassar, 13 November 2021 Yang membuat pernyataan,

Muhammad Adham Maulana

Nim : 105721119317 Diketahui Oleh:

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi

Dr. H. Andi Jam’an, SE,.M.Si

Muh. Nur R, S.E,.M.M NBM : 651057 NBM : 10855776

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tidak henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulis skripsi yang berjudul “Peran Bagian Informasi Objek Wisata Alam Bantimurung Kabupaten Maros Dalam Menunjang Pariwisata”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua dan penulis Bapak Roesly Hamdi dan Ibu Bungawati tercinta yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang mereka telah berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan didunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

(8)

vii

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univerisitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh. Nur. R, S.E,.M.M selaku ketua jurusan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univerisitas Muhammadiyah Makassar

4. Bapak Dr. Edi Jusriadi, SE.,MM Selaku Pembimbing I Universitas Muhammadiyah Makassar

5. Bapak Dr. Syarifuddin Sulaiman, SE.,M.Si Selaku Pembimbing II Univerisitas Muhammadiyah Makassar.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak meluangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Angkatan 2017 yang selalu bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas penulis.

9. Rekan-rekan saya di kelas Manajemen HR 17 E yang selalu bersama yang sedikit bantuannya dan dorongannya selama ini.

10. Sahabat sekaligus partner yang selalu setia memberikan semangat dan motivasi serta bantuannya selama ini.

(9)

viii

11. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat merangpungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Uniersitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar,13 November 2021

Muhammad Adham Maulana

(10)

ix

ABSTRAK

Muhammad Adham Maulana, 2021. Peran Bagian Informasi Objek Wisata Alam Bantimurung Kabupaten Maros Dalam Menunjang Pariwisata. Program studi Manjemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, pembimbing I Bapak Edi Jusriadi dan pembimbing II Bapak Syarifuddin Sulaiman.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Peran Bagian Informasi Objek Wisata Alam Bantimurung dalam Menunjang Pariwisata dan Untuk mengidentifikasi hambatan yang dihadapi Bagian Informasi Objek Wisata Alam Bantimurung dalam mempromosikan Pariwisata. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran bagian Informasi Objek wisata alam bantimurung dikelola dengan baik oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten maros dengan melakukan kegiatan publisitas dengan memanfaatkan nilai-nilai berita tentang produk melalui media internet sehingga promosi dapat dilakukan.

Kata Kunci : Informasi Pariwisata, Pengembangan Objek Wisata

(11)

x

ABSTRAK

Muhammad Adham Maulana, 2021. The Role of the Information Section of

Bantimurung Natural Tourism Objects in Maros Regency in Supporting Tourism.

Management study program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar, supervisor I Mr. Edi Jusriadi and supervisor II Mr.

Syarifuddin Sulaiman.

This study aims to determine the role of the Information Section of Bantimurung's Natural Tourism Objects in Supporting Tourism and to identify the obstacles faced by the Information Section of Bantimurung's Natural Tourism Objects in promoting tourism. This type of research is descriptive qualitative.

Data was collected by means of interviews, documentation, and observation. The results of this study indicate that the role of the Information Section of Bantimurung's natural tourism objects is managed well by the Department of Tourism and Culture of Maros Regency by conducting publicity activities by utilizing news values about products through internet media so that promotions can be carried out.

Keywords: Tourism Information, Tourism Object Development

(12)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... ix

ABSTRACK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Parawisata ... 6

1. Pengertian Parawisata ... 6

2. Jenis-jenis Parawisata ... 7

3. Obyek dan Daya Tarik Pariwisata ... 9

(13)

xii

4. Bentuk- Bentuk Parawisata ... 10

B. Tinjauan Tentang Peran dan Pemerintah ... 12

1. Pengertian Peran ... 12

2. Pengertian Pemerintah ... 13

C. Tinjauan Tentang Informasi Pariwisata ... 14

1. Pengertian Informasi ... 14

2. Pengertian Promosi ... 15

D. Tinjauan Empiris ... 19

E. Kerangka Berpikir ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Metode Penelitian ... 23

B. Fokus Penelitian ... 23

C. Lokasi Penelitian ... 24

D. Sumber Data ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 27

B. Hasil Penelitian ... 37

C. Pembahasan ... 44

BAB V PENUTUP ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ...

51

DAFTAR LAMPIRAN ...

54

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 18 Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Desa Atau Kelurahan di Kecamatan

Bantimurung Tahun 2020 ... 29 Tabel 4.2 Kelurahan Kalabbirang memiliki batas-batas wilayah ... 29 Tabel 4.3 Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Jabatan ... 36

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir ... 21 Gambar 4.1 Struktur Pengelola Objek Wisata Alam Bantimurung ... 28 Gambar 4.2 Peta Kelurahan Kalabbirang Kabupaten Maros ... 30

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Dokumentasi ... 55

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah, keanekaragaman hayati dan peninggalan sejarah/budaya. Berlimpahnya sumber daya alam yang ada dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi ketika sumber daya tersebut dapat di kelola dengan baik sesuai dengan apa yang paling diminati masyarakat sehingga pemanfaatan sumber daya alam tersebut tidak akan menghabiskan waktu ataupun materi akibat ketidak berhasilan dalam mengelola suatu sumber daya. Pariwisata merupakan salah satu pemanfaatan sumber daya alam yang dapat bernilai ekonomi tinggi bagi suatu daerah yang mengelola sumber daya alam menjadi suatu tempat wisata yang dapat menarik pengunjung baik dari dalam maupun dari luar negeri, disamping bernilai ekonomi yang tinggi, pariwisata dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa bangga terhadap bangsa sehingga akan tumbuh masyarakat yang lebih peduli terhadap suatu bangsa. Pariwisata adalah hal yang diminati oleh setiap individu, karena dapat menghilangkan kejenuhan, berkembangnya kreativitas dan mampu menunjang produktivitas suatu individu (Asriandy, 2016).

Pariwisata dinilai sangat penting karena pariwisata memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lain seperti sektor pertanian, jasa, perdagangan, dan sektor transportasi. Pengembangan dan pendayagunaan pariwisata secara optimal akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah. Apalagi dengan adanya Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang “Pemerintahan Daerah” dan

(18)

2 Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang “Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah” yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola kekayaan sumber daya yang dimiliki, tentu akan memacu semangat pemerintah daerah untuk mengoptimalkan setiap (Tahajuddin, 2011).

Dasar hukum pengembangan pariwisata yang sesuai dengan prinsip pengembangan adalah Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (Pasal 6: Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata). Pasal 8: 1) Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota. 2) Pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian integral dari rencana pembangunan jangka panjang nasional. Pasal 11: Pemerintah bersama lembaga yang terkait dengan kepariwisataan menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kepariwisataan untuk mendukung pembangunan kepariwisataan.) serta (Pasal 12: 1) Aspek- aspek penetapan kawasan strategis pariwisata).

Dalam era modern sekarang, sebenarnya kita bisa mengatakan bahwa salah satu peran sistem informasi adalah mengambil data dan mengubahnya menjadi informasi, dan kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan (knowledge). Seiring perkembangan teknologi, peran ini telah berkembang

(19)

menjadi tulang punggung perusahaan. Tidak bisa dipungkiri lagi dimana saat ini memang sudah menjadi hal yang wajar jika seseorang memliliki Smartphone.

Penggunaan Smartphone di era sekarang sangat pesat penggunaanya, apalagi sekarang dengan adanya GPS sangat membantu para pengguna untuk memilih jalur maupun tempat yang mereka akan tuju. Destinasi alam Indonesia sangat memukau, kekayaan Indonesia sangat beragam dan banyak ini menjadi salah satu daya tarik sendiri bagi kalangan yang suka berpetualang menjelajahi destinasi wisata yang ada di Indonesia ini. Banyak tempat-tempat wisata yang tersembunyi dan banyak wisatasan yang belum mengetauhinya, salah satunya berada di Sulawesi Selatan yang tepatnya berada di daerah Kabupaten Maros.

Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terdapat sebuah Taman Nasional. Salah satunya yaitu Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN-BABUL), yang merupakan salah satu dari 50 Taman Nasional yang ada di Indonesia, yang meliputi dua Kabupaten yaitu di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep. Ciri utama dari kawasan ini adalah ekosistem karst dengan keanekaragaman hayati yang khas dan unik serta beragam fenomena alam yang indah dan menakjubkan, merupakan potensi andalan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Selain itu, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki tujuh objek wisata yang menarik yakni berupa Taman Wisata Alam Bantimurung, Leang-leang, Pattunuang, Karaenta, Leang Puteh, Bulusaraung, dan Leang Londrong.

Posisi kewilayahan Kabupaten Maros sangat strategis sebagai DTW karena berbatasan dengan Kota Makassar, apalagi letak Bandara Sultan Hasanuddin yang berada di antara Maros dan Kota Makassar yang memungkinkan untuk menjual potensi pariwisata melalui promosi. Objek wisata

(20)

4 ini tak jauh dari Ibu Kota Provinsi. Dari Makassar hanya berjarak ± 42 km.

Bandara Internasional Sultan Hasanuddin pun hanya berjarak ± 24 km dan dapat ditempuh dalam waktu ± 1 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat.

Selain itu, kawasan ini memiliki nilai sejarah yang terkait dengan kebudayaan masa Patahoeddin Daeng Paroempa Sultan Iskandar Muda Matinroe ri Masigi’na (Karaeng Simbang) yang perlu dipelihara dan dilestarikan. Selain air terjun, terdapat objek wisata lain di sekitar kawasan ini yakni goa mimpi dan goa batu.

Goa mimpi merupakan salah satu tempat yang digemari. Karena di dalam goa terdapat stalaktit (relief batu yang terbentuk dari tetesan air dan menggantung di atas langit-langit goa) indah dengan kumpulan kristal. Selain itu, kondisi alam tropis yang subur menjadikan kawasan ini sebagai pemukiman ideal bagi berbagai jenis kupu-kupu (Aswar, 2017).

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) merupakan kawasan yang memiliki kelebihan dan daya tarik tersendiri karena menjadi habitat bagi banyak spesies kupu-kupu. Salah satu blok hutan yang terkenal di kawasan TN Babul adalah Bantimurung, yang diberi julukan oleh Alfred Russel Wallace sebagai The Kingdom of Butterfly, karena dahulu banyak jumlah dan

jenis kupu-kupu yang hidup di areal ini. Bantimurung dapat dikatakan identik dengan kupu-kupu. Kupu-kupu menjadi maskot, flagship species dan ikon kebanggaan TN Babul. Pengembangan pariwisata di Bantimurung dilakukan antara lain dengan memanfaatkan potensi keberadaan kupukupu. Taman Nasional Babul dikenal ke segala penjuru dunia karena potensi kupu-kupunya (Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, 2008) dan telah menjadi objek wisata andalan serta menjadi salah satu sumber utama pendapatan asli daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

(21)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran bagian informasi Objek Wisata Alam Bantimurung dalam menunjang parawisata di Kabupaten Maros ?

2. Apa saja hambatan yang dihadapi bagian informasi Objek Wisata Alam Bantimurung dalam mempromosikan parawisata?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:

1. Untuk mengetahui peran bagian informasi Objek Wisata Alam Bantimurung dalam menunjang parawisata di Kabupaten Maros.

2. Untuk mengidentifikasi hambatan yang dihadapi bagian informasi Objek wisata Alam Bantimurung dalam mempromosikan Parawisata.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah hasanah keilmuan Ekonomi khususnya dalam Pembangunan Dan Pariwisata dengan berbagai informasi objek wisata Bantimurung dalam menunjang parawisata.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi pemerintah dan masyarakat agar Objek Wisata Bantimurung dapat dikembangkan dengan baik.

(22)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pariwisata 1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan tujuan bersenang- senang, menikmati waktu luang, tidak untuk mencari nafkah dan kunjungan tidak lebih dari enam bulan. WTO Menurut Pitana dalam (Prabowo, 2016) menjelaskan bahwa batasan pariwisata secara khusus sebagai komponen pokok sebagai berikut: (1) seseorang atau sekelompok orang melakukan perjalanan antar dua atau tiga lebih lokasi disebut traveler, (2) seseorang atau sekelompok orang melakukan perjalanan yang tidak menjadi tempat tinggal dan melakukan perjalanan kurang dari 12 bulan, dengan tujuan perjalanan bukan untuk mencari nafkah di tempat tujuan disebut visitor, (3) seseorang atau sekelompok orang yang menghabiskan waktu minimal 24 jam di daerah yang dikunjungi disebut tourist. Wisatawan yang berwisata atau berkunjung ke suatu daerah memiliki perbedaan yaitu (1) sunlust tourist, yang merupakan wisatawan dengan tipe mengunjungi suatu daerah untuk beristitrahat atau rekreasi dengan mengharapkan keadaan iklim, fasilitas, makan dan lainnya sesuai dengan negara asalnya, dan (2) wonderlust tourist, merupakan tipe wisatawan yang berwisata karena didorong oleh motivasi untuk mendapatkan pengalaman baru, mengetahui kebudayaan baru atau mengagumi keindahan alam yang belum dilihat sebelumnya, tipe wisatawan seperti ini menerima fasilitas, makan dan lainnya sesuai dengan daerah sebagai tujuan wisatanya (Prabowo dkk, 2016).

(23)

Menurut UU RI No.10 Tahun 2009, bahwa kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional.

2. Jenis-Jenis Parawisata

Menurut Pendit dalam (Eka, 2019), parawisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis

Parawisata tersebut adalah :

a. Wisata budaya. Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.

b. Wisata bahari. Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, danau, pantai, teluk atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat – lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan.

c. Wisata cagar alam (taman konservasi). Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha – usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang – undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam

(24)

8 dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat.

d. Wisata konvensi. Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan – ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional.

e. Wisata pertanian (agrowisata). Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek – proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana rombongan wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat – lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur – mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi.

f. Wisata buru. Jenis ini banyak dilakukan di negeri – negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.

Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf dan sebagainya.

g. Wisata ziarah. Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam

(25)

masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat – tempat suci, ke makam – makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah.

3. Obyek dan Daya Tarik Wisata

UU RI No 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, menyatakan bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik itu pembangunan obyek dan daya tarik wisata, yang dilakukan dengan cara mengusahakan, mengelola dan membuat obyek-obyek baru sebagai obyek dan daya tarik wisata. Dalam undang- undang di atas, yang termasuk obyek dan daya tarik wisata terdiri dari :

a. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binatang-binatang langka.

b. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata agro), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya.

(26)

10 c. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat- tempat ibadah, tempat- tempat ziarah, dan lain-lain.

d. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.

Adanya Objek dan Daya Tarik wisata menjadi hal yang memengaruhi dan menjadi bahan pertimbangan bagi wisatawan dalam menentukan lokasi berwisata. Atraksi wisata, aksesibilitas, keindahan alam dan kelebihan lain yang terdapat disuatu lokasi menjadi faktor pendorong seseorang untuk melakukan kegiatan wisata. Dalam penelitian ini, Objek dan Daya Tarik Wisatanya adalah bantimurung merupakan wisata air yang memiliki keindahan alami, lokasi yang bersejarah, akses yang mudah serta fasilitas yang tersedia.

4. Bentuk- bentuk Pariwisata

Pariwisata dapat dipelajari tidak hanya dari segi motivasi dan tujuan perjalanan saja, tetapi dapat dilihat juga dalam bentuk – bentuk perjalanan wisata. Adapun bentuk-bentuk pariwisata menurut (Diana dkk, 2017).

1. Menurut letak geografis, dimana kegiatan pariwisata yang berkembang dibedakan menjadi :

a. Pariwisata lokal (local tourism) yaitu jenis kepariwisataan yang ruang lingkupnya lebih sempit dan terbatas dalam tempat – tempat tertentu saja.

b. Pariwisata regional (regional tourism) yaitu kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan dalam suatu wilayah tertentu. Dapat regional dalam

(27)

suatu wilayah tertentu, dapat pula regional dalam nasional dan internasional.

c. Pariwisata nasional (national tourism) yaitu jenis pariwisata yang dikembangkan dalam wilayah suatu negara, dimana pesertanya tidak saja terdiri dari warga negaranya sendiri tetapi juga orang asing yang berdiam di negara tersebut.

d. Pariwisata regional-internasional yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah internasional yang terbatas tetapi melewati batas – batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut.

e. Pariwisata internasional (international tourism) yaitu kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan di banyak negara di dunia.

2. Menurut objek

a. Cultural tourism, jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni dan budaya suatu tempat atau daerah.

b. Recuperational tourism, jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan adalah untuk menyembuhkan penyakit.

c. Commercial tourism, jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional dan internasional.

d. Sport tourism, jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan adalah untuk melihat dan menyaksikan suatu pesta olahraga di suatu tempat.

e. Political tourism, jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan tujuannya melihat atau menyaksikan suatu

(28)

12 peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara.

f. Social tourism, jenis pariwisata dimana dari segi penyelenggaraannya tidak menekankan untuk mencari keuntungan.

g. Religion tourism, jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan tujuannya melihat atau menyaksikan upacara – upacara keagamaan.

B. Tinjauan Peran dan Pemerintah 1. Pengertian Peran

Setiap manusia dalam kehidupannya memiliki peranan dan fungsi dalam menjalankan kehidupan. Dalam melaksanakan peranannya, setiap manusia memiliki cara atau sikap yang berbeda-beda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan sosialnya.

Menurut Biddle dalam (Hasan & Saifullah, 2016). Berpendapat bahwa

“konsep peran selalu dikaitkan dengan posisi. Posisi pada dasarnya adalah suatu unit dari struktur social” . Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa peran merupakan prilaku individu maupun organisasi dalam menjalankan posisi pada suatu unit dari struktur sosial. Melalui posisi yang dimiliki oleh pelaku baik individu maupun kelompok inilah peranannya dilaksanakan sebagaimna mestinya.

Peranan adalah suatu rangkaian perilaku yang teratur, yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu, atau karena adanya suatu kantor yang mudah di kenal. Peranan timbul karena seseorang memahami bahwa ia bekerja tidak sendirian (Muda dkk, 2018).

(29)

Konsep tentang peran yakni sebagai berikut:

1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen.

2. Pola perilaku yang diharapkan menyertai suatu status

3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.

4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya.

5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.

2. Pengertian Pemerintah

Pemerintah Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut atas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalm UUD 1945. Pemerintah Daerah dapat berupa :

a. Pemerintahan Daerah Provinsi, yakni terdiri dari Pemerintah Daerah Provinsi dan DPRD Provinsi

b. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yakni terdiri dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan DPRD Kabupaten/Kota

Sedangkan menurut (Defa, 2015). Pemerintah Daerah adalah pelaksana fungsi-fungsi pemerintah daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintah daerah yaitu pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan evektivitas memperhatikan antara hubungan susunan pemerintah dan antar pemerintah daerah, potensi dan keanekaragaman daerah.

Kegiatan pengembangan parawisata merupakan tanggung jawab bersama diantaranya melibatkan pemerintah daerah dan masyrakat. Oleh karena

(30)

14 itu dibutuhkan kerja sama yang saling mendukung dan tidak dapat dibebankan pada suatu pihak saja. Untuk menjadikan parawisata sebagaisalah satu industri penghasil pendapatan asli daerah. Maka yang dimaksud pemerintah daerah disini adalah penyelenggara kebijakan dalammengembanglkan potensi obyek wisata yang berada di daerah kekuasaannya sehingga menghasilkan sesuatu yang bersifat ekonomis dalam memberikan kontribusi pendapatan bagi daerah .

C. Tinjauan Tentang informasi 1. Pengertian Informasi

Sistem merupakan sesuatu yang saling berhubungan atau berkaitan yang terdiri dari sejumlah elemen atau komponen bagian yang saling bekerja secara berbarengan demi untuk memperoleh suatu maksud dan tujuan tertentu.

Menurut Abdul Kadir dalam (Haykal, 2020) “Sistem adalah berupa gabungan dari bagian atau komponen yang saling terikat dengan tujuan demi untuk memperoleh dan mencapai suatu tujuan atau sasaran.

Informasi berasal dari pengelolaan sejumlah data. Dalam SIG Informasi memiliki volume terbesar. Setiap obyek geografi memiliki pengaturan data tersendiri karena tidak sepenuhnya data yang ada dapat terwakili dalam peta.

Jadi, semua data harus diasosiasikan dengan obyek spesial yang dapat membuat peta menjadi lebih informatif. Ketika data tersebut diasosiasikan dengan permukaan geografi yang representatif, data tersebut mampu memberikan informasi dengan hanya mengklik mouse pada obyek. Akan tetapi ada hal yang perlu diingat bahwa semua informasi adalah data, akan tetapi tidak semua data termasuk informasi (Arifin, 2018). Sedangkan menurut Rantung (2016) Informasi adalah sebuah konsep yang universal dalam jumlah muatan

(31)

yang besar, meliputi banyak hal dalam ruang lingkupnya masingmasing dan terekam pada sejumlah media.

Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan penjelasan pengertian informasi pariwisata merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau bagian yang saling bekerja sama dalam upaya untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan data yang berkaitan dengan kekhasan alam dan hasil kebudayaan dari sesuatu daerah. Dengan kata lain sistem informasi pariwisata adalah suatu sistem yang menyediakan berupa informasi-informasi yang mengenai tentang objek wisata, hasil kebudayaan dan sejarah suatu daerah, hingga informasi berupa kuliner, transportasi dan penginapan.

2. Pengertian Promosi

Menurut Swasta dan Irawan (dalam Susanto, 2013) promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong permintaan, yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan pada produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Susanto (2013) promosi adalah pengkomunikasian informasi antara penjual dan pembeli atau pihak-pihak lainnya agar produk tersebut dikenal dan akhirnya dibeli. Dari beberapa teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah kegiatan pengkomunikasian untuk memberikan informasi kepada orang-orang tentang produk yang akan ditawarkan sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

(32)

16 Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan untuk menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Luas ruang lingkup promosi dipengaruhi oleh berbagai macam kegiatan yang digunakan. Serta kegiatan promosi dari perusahaan pesaing merupakan factor lain yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Tanpa promosi pelanggan tidak dapat mengenal produk atau jasa yang ditawarkan.

Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dsan mempertahankan konsumennya. Salah satu tujuan promosi peruahaan adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen yang baru. Terdapat empat sarana promosi yang digunakan oleh setiap perusahaan dalam mempromosikan produknya baik barang maupun jasa. Keempat macam sarana promosi tersebut adalah:

a. Periklanan

Iklan merupakan sarana promosi yang sering digunakan olehnperusahaan untuk menginformasikan, manarik, dan mempengaruhi calon konsumennya, biasanya dibatasi oleh tempat untuk menaruh iklan tersebut. Sedangkan iklan yang ditampilkan di media digital, biasanya dibatasi oleh durasi waktu. Penggunaan promosi dengan iklan dapat melalui berbagai media seperti: pemasangan billboard dijalan, brosur, spanduk, media cetak, dan media elektronik.

b. Promosi penjualan

Tujuan dari promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau jumlah pelanggan. Promosi ini dilakukan untuk menarik pelanggan agar segera membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Pelanggan saat

(33)

ini menginginkan pengalaman keseluruhan yang sesuai dengan standar kualitas produk mereka. Pelanggan mencari penawaran yang relevan secara pribadi, dan mereka ingin merasa seperti perusahaan tempat mereka terlibat benar-benar memahami mereka sebagai individu dan mereka menginginkan tingkat keterlibatan pelanggan ini di seluruh perjalanan pelanggan atau user journey- yang berarti pemasar harus berpikir jauh dari cara tradisional mereka. Tidak memenuhi ekspektasi bisa berarti kehilangan pelanggan, menarik ulasan negatif, dan merusak reputasi merek Anda.

c. Publisitas

Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing pelanggan melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial, serta kegiatan lainnya.

Kegiatan ini dapat meningkatkan pamor perusahaan dimata para konsumen. Tujuan publisitas (Publicity) adalah untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non personal yang bersifat komersial mengenai produk tersebut di media elektronik dan media cetak, ataupun hasil wawancara yang yang ditampilkan dalam media tersebut.

Cara tersebut sangat baik untuk memperkenalkan perusahaan ataupun produk yang dihasilkan oleh perusahaan, karena publisitas bisa mencapai pembeli yang potensial yang tidak bisa dicapai dengan personal selling dan advertensi. Dengan penyajian berita tersebut, perusahaan dan produknya bisa menjadi perhatian umum.

d. Penjualan pribadi

Penjualan Pribadi adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk

(34)

18 kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya.

Masing-masing kegiatan komunikasi pemasaran memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri. Kegiatan penjualan perorangan (personal selling) penting untuk meningkatkan ekuitas merek perusahaan dan ekuitas setiap merek. Tujuan utama utama personal selling adalah melakukan tindakan persuasive kepada calon pembeli sehingga akan mampu didapat feedback saat itu juga dalam bentuk pembelian produk untuk kemudian mau menjadi loyal costumer dari produk tersebut.

Promosi (promotion) merupakan bagian dari proses pemasaran yang termasuk salah satu aspek dalam bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran pada dasarnya merupakan koordinasi interaksi dari empat komponen,yang sering disebut dengan 4P, yaitu produk (product), harga (price), lokasi distribusi (place), dan promosi (Herat dkk, 2015).

Tujuan utama promosi menurut Kotler dan Keller dalam (Novena dkk, 2013) adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Menginformasikan dapat berupa mengenai keberadaan suatu produk baru, cara pemakaian, perubahan harga, jasa-jasa yang tersedia, dan membangun citra perusahaan. Dalam membujuk pelanggan sasaran, promosi bertujuan untuk membentuk pilihan merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi konsumen terhadap atribut produk, mendorong pembelian dan mendorong pembeli menerima kunjungan wiraniaga. Sedangkan mengingat bertujuan untuk mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan pembeli akan

(35)

tempat-tempat pemasaran produk, membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan dan menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan konsumen melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian sesuai keinginan dan kebutuhannya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi.

D. Tinjauan Empiris

Tabel 2,1 Penelitian Terdahulu

No Nama

peneliti Judul Metode Analisis Hasil

1 Adhan dkk (2020).

Peran Dinas Budaya Dan Pariwisata Kabupaten Muaro Jambi Dalam Upaya Pengembangan Objek Wisata Candi Muaro Jambi

Metode Kualitatif Deskriptif Analitis Dengan Metode Pendekatan Yuridis Empiris Terkait

Pengumpulan Data Melalui Observasi,

Wawancara, Dan Dokumentasi.

kendala Dinas

Budaya dan

Pariwisata dalam pengembangan Candi tersebut minimnya dana untuk

mepromosikan keluar Daerah dan keluar Negeri, dan juga kurangnya

sumber daya

manusia yang membuat lambatnya pengembangan Candi Muaro Jambi tersebut.

2 Simamora

& Sinaga (2016).

Peran Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Pariwisata Alam dan Budaya di Kabupaten Tapanuli Utara

metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.

Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu

Hasil penelitian

peran Peran

Pariwisata dalam Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Tapanuli Utara dominan sebagai

(36)

20 data primer dan

data sekunder.

fasilitator dibandingkan

dengan peran lainnya yaitu sebagai motivator dan dinamisator..

3 Herat dkk (2015).

Peran Bidang Promosi Dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai Dalam

Mempromosikan Potensi

Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif.

Penelitian ini hanyalah

memaparkan situasi atau peristiwa.

Untuk

mempromosikan dan memasarkan potensi pariwisata Pulau Morotai sebaiknya Bidang

Promosi dan

Pemasaran

melakukan strategi bauran promosi dan meningkatkan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusianya.

4 Tanone dkk (2013).

Pengembangan Sistem

Informasi

Berbasis Web

2.0 Dalam

Menunjang Promosi Objek Daya Tarik Pariwisata

Penelitian ini akan

menggunakan pendekatan kualitatif, yang mendeskripsikan data-data teoritik yang bersifat sekunder dalam keseluruhan metode. Adapun data primer hanya

dipergunakan untuk melengkapi content dari informasi web.

menegaskan keseriusan pemeritahan

provinsi Jateng untuk kembali membangkitkan pergerakan roda pariwisata secara lebih luas dan terkonsolidasi. Tidak berlebihan rasanya berharap lewat program ini dapat meningkatkan kunjungan wisata di Jateng dan pada saat yang sama mampu memberikan kampanye yang baik pula terhadap dunia luar mengenai Indonesia

5 Rasid (2018). Peran Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Pengembangan Obyek Wisata

Penelitian dengan judul Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan

Anambas dalam pengembangan

(1) pengembangan atraksi wisata, hanya merupakan kegiatan

seremonial, tanpa konsep yang jelas dan terobosan- terobosan baru, (2),

(37)

objek wisata, merupakan

penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

sarana dan

prasarana

pariwisata, terbatas terutama menuju objek wisata maupun dilokasi objek wisata,

E. Kerangka Berpikir

Dengan memperhatikan uraian yang telah dipaparkan terdahulu, maka pada bagian ini akan diuraikan beberapa hal yang dijadikan penulis sebagai landasan berpikir untuk kedepannya. Landasan yang dimaksud akan lebih mengarahkan penulis untuk menemukan data dan informasi dalam penelitian ini guna memecahkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Untuk itu maka penulis menguraikan landasan berpikir dalam penelitian.

Dinas Pariwisata Kabupaten Maros memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka membantu pemasukan negara. Pariwisata sebagai suatu sektor ekonomi yang memiliki dampak berjenjang (Multiplier effect) mampu menghidupkan berbagai sektor ekonomi lainnya, seperti transportasi, perhotelan, kuliner, budaya dan lain sebagainya. Pariwisata ini tentu saja tidak akan berjalan dengan sendirinya, namun dibutuhkan beberapa faktor penting pendukung yaitu Informasi.

Pariwisata berbasis Sistem Informasi berarti adanya suatu manajemen sistem informasi kepariwisataan yang berbasis pengolahan data elektronik dimana keberadaan Sistem Informasi Manajemen Pariwisata ini dapat pula dibuat suatu sistem yang mendukung keputusan pariwisata. Dengan adanya sistem ini akan memudahkan wisatawan dalam menentukan rencana perjalanan wisatanya, selain itu bagi industri pariwisata dan bagi pemerintah, sistem informasi yang baik akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan.

(38)

22 Peran Pemerintah

Informasi

Parawisata

Cagar Alam Budaya Bahari

Hambatan

Solusi

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

(39)

23 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan informasi kualitatif sehingga lebih menekankan pada masalah proses dan makna dengan mendeskripsikan sesuatu masalah. Penelitian yang dilakukan bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti atau penelitian yang dilakukan terhadap variabel. Data primer diperoleh dari hasil observasi, kuisioner, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait, media internet, dan literature melalui buku- buku pendukung terhadap objek penelitian. Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami Peran bagian informasi Objek Wisata Bantimurung.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dilakukan pada awal penelitian untuk memberikan batasan-batasan hal yang diteliti. Fokus penelitian berfungsi memberikan arahan selama proses penelitian, khususnya pada proses pengumpulan data untuk mendapatkan data yang relevan dengan penelitian. Agar penelitian terarah, maka jangkauan dari ruang lingkup penelitian ini perlu ditegaskan. Sesuai dengan judul yang penulis angkat, oleh karna itu penelitian ini difokuskan pada pengamatan dan penelitian terkait Peran Bagian Informasi Objek Wisata Alam Bantimurung Dalam Menunjang Parawisata.

(40)

24 C . Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi pada Objek Wisata Alam Bantimurung terletak di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Objek Wisata Alam Bantimurung memiliki berbagai keunikan, yaitu: karst, goa-goa,air terjun dengan stalaktit dan stalakmit yang indah sebagai studi lokasi penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan membutuhkan waktu di mulai pada bulan juli sampai bulan September 2021.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung. Adapun data primer yang didapat dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara menggunakan panduan wawancara yang disusun oleh peneliti guna mendapatkan data terhadap informan di Dinas Parawisata Kabupaten Maros.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat melalui dokumentasi peneliti terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian, serta data yang didapat dari media elektronik maupun cetak, literatur, skripsi, buku-buku.

(41)

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2013) menyatakan bahwa metode observasi atau pengamatan dapat di definisikan sebagai perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu. Adapun observasi ilmiah adalah perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala atau sesuatau dengan maksud untuk menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya, dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.

Sehingga menjadi data yang menjelaskan keadaan penelitian dengan dukungan dokumentasi. Peneliti melakukan observasi secara tidak langsung (observasinon-participant). Observasi ini dilakukan dengan mengamati Wisata Bantimurung dari potensi yang dapat dikembangkan, dukungan masyarakat, pola-pola tradisional interaksi masyarakat Kecamatan Bantimurung.

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada informan-informan yang berasal dari :

a. Pengelola Tempat Wisata Alam Bantimurung (1 orang, Penanggung jawab objek wisata bantimurung)

b. Tokoh Masyarakat.

c. Perwakilan pedagang di lokasi wisata.

d. Wisatawan

(42)

26 e. Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Maros (1 orang,

Kepala Bidang Parawisata).

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa Undang-undang RI nomor 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata, peraturan- peraturan kebijakan Dinas Pariwisata Daerah, Blog Objek Wisata Bantimurung rekaman suara, dan foto-foto.

F. Teknik Analisis Data

Untuk melakukan analisis atas fakta-fakta yang ditemukan dilapangan, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data, yaitu bagian integral dalam analisis data. Pada penelitian ini peneliti melakukan dengan menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara.

2. Penyajian data, yaitu penyusunan sekumpulan informasi yang kompleks kedalam kesatuan bentuk (gestalt) yang disederhanakan, selektif dan menggunakan konfigurasi yang mudah dipahami, untuk kepentingan penarikan kesimpulan dan pengabilan tindakan.

3. Penarikan kesimpulan, yaitu menarik suatu kesimpulan dari konfigurasi data yang telah diperoleh. Penarikan kesimpulan akhir tidak terlepas dari kesimpulan- kesimpulan yang senantiasa dilakukan sejak awal hingga akhir.

(43)

27 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Objek Wisata Alam Bantimurung

Wisata Bantimurung di kenal sejak zaman kerajaan-kerajaan yang memerintah pada masa kejayaan Sultan Hasanuddin. Di mana pada masa ini,kerajaan-kerajaan yang ada di Makassar masih berebut kekuasaan untuk memperluas daerahnya masing-masing. Bantimurung sering di istilahkan sebagai tempat membanting kemurungan.Masyarakat yang mendiami lokasi bantimurung sangat percaya adanya perubahan hidup,jika sesering mungkin dapat bersemedi di areal wisata ini.Hanya di karenakan waktu itu, masih adanya Gerombolan-gerombolan yang berbuat keji atau anarkis jika, kebetulan berpapasan saat hendak menuju ke tempat wisata ini. Wisata Bantimurung terletak di Kabupaten Maros (Sekitar 41 Kilo Meter dari Kota Makassar Sulawesi Selatan).pada tahun 1980 lokasi wisata ini baru di kunjungi banyak orang.Karena sudah mendapat persetujuan dari pihak-pihak yang paham betul tentang sejarah wisata ini. Bahkan, kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung telah dilengkapi berbagai sarana rekreasi yang cukup lengkap bagi para turis.

Kawasan ini sudah tidak asing lagi bagi warga masyarakat Sulawesi Selatan. Kawasan ini menjanjikan daya tarik khusus sehingga banyak dikunjungi pengunjung, terutama saat memasuki hari-hari libur. Kawasan ini tidak hanya menyajikan panorama alam nan sejuk dengan kicauan aneka burung-burungnya yang menarik, tetapi juga memiliki air terjun yang indah.

(44)

28 Struktur Pengelola Objek Wisata Alam Bantimurung

Dinas Pariwisata

Kepala Seksi Usaha Jasa

Pariwisata

Ketua Pengelola

Bendahara

Kordinator Tata Usaha Kordinator Retribudi Administrasi Pelayanan

Gambar 4.1 Struktur Pengelola Objek Wisata Alam Bantimurung

2. Keadaan Georafis

Secara geografis, Objek Wisata Alam Bantimurung memiliki luas wilayah 1.624,25. Bantimurung berjarak 43 km dari pusat Kota Makassar, 28 km dari Bandara Sultan Hasanuddin. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Maros 13 km. Adapun luas wilayah menurut Desa atau Kelurahan di kecamatan Bantimurung Tahun 2021. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat tabel berikut:

(45)

Tabel 4.1 Luas wilayah Menurut Desa atau Kelurahan di Kecamatan Bantimurung Tahun 2021

No Kelurahan/Desa Status (D/K)

Luas (km²)

Presentasi terhadap Luas

Kecamatan

1 Alatengae D 12.04 25

2 Minasa baji D 11.11 12

3 Kalabbirang K 5.89 6

4 Tukamasea D 20.14 21

5 Mattoangin D 6.33 7

6 Mangeloreng D 9.33 10

7 Baruga D 23.68 25

8 Leang-leang K 5.85 6

Jumlah 9437

Sumber : Dinas Parawisata Kabupaten Maros Tahun 2021

Objek Wisata Alam Bantimurung berada di ketinggian 500 diatas permukaan laut. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut:

Tabel 4.2

Kelurahan Kalabbirang memiliki batas-batas wilayah

Sebelah Berbatasan

Utara Kelurahan Leang-lerang

Selatan Kecamatan Simbanb

Barat Desa Mageloreng, Desa Minasa Baji

Timur Kecamatan Cenrana

Sumber : Dinas Parawisata Kabupaten Maros Tahun 2021

(46)

30

Gambar 4.2

Peta Taman Nasional Bantimurung Sumber : Dinas Parawisata Kabupaten Maros

3. Objek Wisata Yang Ada Di Dalam Taman Wisata Alam Bantimurung Ada beberapa objek wisata yang ada di dalam Taman Wisata Alam Bantimurung yaitu :

a. Air Terjun Bantimurung

Air Terjun Bantimurung memiliki lebar 20 meter dan tinggi 15 meter. Airnya yang jernih dan sejuk meluncur dari atas gunung batu dengan deras sepanjang tahun. Di bawah curahan air terjun terdapat sebuah tempat pemandian dari landasan batu kapur yang keras dan tertutup lapisan mineral akibat aliran air selama ratusan tahun.

Kedalaman air di pemandian ini antara mata kaki hingga ke pinggang.

Di sebelah kiri air terjun terdapat tangga beton setinggi 10 meter yang merupakan jalan menuju dua gua yang ada di sekitar air terjun, yaitu Gua Mimpi dan Gua Baru. Jarak ke goa ini sekitar 800 m. Air Terjun Bantimurung Maros dengan lintasan airnya berupa batuan lebar,

(47)

bergelombang panjang, dengan permukaan halus dan indah, tempat dimana sebagian besar pengunjung menghabiskan waktu selain melihat kupu-kupu dan mencari monyet. Berbeda dengan kebanyakan air terjun, pengunjung tidak perlu turun ke lembah untuk bisa melihatnya. Lantaran bentuk rambatannya, Air Terjun Bantimurung yang tingginya tak kurang dari 30 meter ini tidak menciptakan palung besar di bawahnya. Selain karena dasar air terjun berupa batuan keras yang luas dan panjang, juga karena kontur landai batuan yang menjadi rambatan air terjunnya mampu secara efektif mengurangi daya hantam air saat jatuh ke bawah.

Karena itulah dasar Air Terjun Bantimurung Maros menjadi tempat aman yang sangat digemari para pengunjung untuk merasakan pijatan air terjun yang sejuk dan jernih. Mereka bisa duduk-duduk sambil bercanda dengan teman di sepanjang bebatuan yang lumayan nyaman ditengah deru suara air terjun.

b. Goa Batu

Goa Batu berada 800 meter dari air terjun bantimurung. Jalan menujun goa berada di sebelah kiri air terjun dengan terlebih dahulu menaiki beton setinggi 10 meter. Goa ini berdekatan dengan danau toalaka, danau yang indah dan tenang tetapi sering memakan korban sehingga ditutup. Sebelum masuk ke goa, ada baiknya pengunjung menyewa senter atau petromax untuk meembantu penerangan saat menjelajahi goa yang gelap. Harga sewa senter sebesar Rp. 10.000 dan lampu petromax sebesar Rp. 50.000.

(48)

32 Bagian dalam goa dihiasi stalaktit dan stalagmit dengan bentuk- bentuk yang indah. Stalaktit dan stalagmite yang meneteskan air yang bertonjolan sana sini. Stalaktik yang ada di goa ini apabila di perhatian dengan seksama memiliki bentuk, ada yang berbentuk ayam jago, ada yang berrbentuk kucing dan dan yang berbentuk belalai gajah. Goa batu ini biasa disebut juga goa jodoh sisertai cerita-cerita mistis. Pada dinding goa terdapat sebuat tempat berupa cekungan yang di percaya biasa memperlancarkan jodoh. Pengunjung yang percaya dengan hal seperti ini biasanya akan membawa pasangan yang ingin dinikahi lalu bersama-sama naik ke cekugan ntuk memanjatkan doa.

c. Museum Kupu-kupu

Satu hal lagi yang patut dikunjungi apabila berada di Taman Wisata Alam Bantimurrung ini yaitu Museum Kupu-kupu. Di rumah kaca yang seluaas 70 meter persegi ditata beberapa etelase kaca di sepanjang dinding dan tengah bangunan yang beris aneka warna dan jenis kupu-kupu. Dari koleksi seumlah 300 Kupu-kupu diantaranya yang terbanyak jenis papilo androkles dan papilo blumei yang berasal dari Bantimurung dann ada juga beberapa koleksi Kupu-kupu dari Papua. Kupu-kupu yang ada disini adalah Kupu-kupu yang diawetkan, karena kupu-kupu meiliki jangka umur yang pendek.

4. Fasilitas Pariwisata yang Ada di Taman Wisata Alam Bantimurung Pemerintah daerah Kabupaten Maros dan Balai Taman Wisata Alam Bantimurung mengembangkan berbagai sarana dan prasarana wisata. Ada beberapa fasilitang yang ada adalah sebagai berikut :

(49)

1. Hotel Bantimurung

Hotel Bantimurung yang dibangun diawal tahun 2013 dan berfungsi diawal tahun 2016, hotel ini di kelola langsung oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Maros oleh Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata di Seksi Jasa Usaha Pariwisata yang dipimpin oleh Bapak Alamsyah Sehuddin, SE. Hotel Bantimurung memiliki 25 buah kamar yang terdiri dari 2 area yang terpisah. Dimana area pertama merupakan area inti dari hotel tersebut yang terdiri dari 2 Lantai, di lantai 1 terdapat 5 buah kamar, lantai 2 terdapat 11 buah kamar. Sedangkan di area kedua terdiri dari 1 lantai memiliki 9 buah kamar.

Lokasi hotel Bantimurung ini berada di dalan Taman Wisata Alam Bantimurung. Harga kamar untuk tipe Deluxe Rp. 300.000, tipe Superior Rp. 250.000,tipe Standart Rp. 200.000 dan ruang meeting

Rp. 500.000.

2. Food Court

Food court Bantimurung ini menyediakan makan dan minuman untuk pengunjung Taman Wisata Alam Bantimurung. Food Court ini masih brada didalam kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung.

3. Klinik Kesehatan dan Keamanan

Klinik kesehatan dan pos jaga ini letaknya tidak terlalu jauh dari pntu masuk Taman Wisata Alam Bantimurung.

4. Baruga (aula)

Baruga letaknya tidak jauh dari mushollah. Tempat ini digunakan untuk acara family gathering dan acara sosialisasi.

(50)

34 5. Toilet

Untuk toilet ini tidak dikenakan biaya.

6. Pusat Informasi Pariwisata (Tourism Information Center) 7. Gazebo

Gazebo merupakan tempat yang digunakan untuk bersantai dan sambil bercengkrama bersama dengan menikmati keindahan pemandangan sekitar Wisata Alam Bantimurung.

8. Musholla

Letak mushola berhadapan dengan toilet dan tidak jauh dari pintu keluar dari Taman Wisata Alam Bantimurrung.

9. Informasi

Berada di dekat pintu masuk Objek wisata alam bantimurung yang dapat memberi petunjuk setiap pengunjung yang datang.

10. Lahan parkir

Lahan parkir berada di depan pintu masuk objek wisata alam bantimurung. Lahan ini sangat luas untuk parkir kendaraan roda dua dan roda empat.

11. Souvenir Shop

Tempat souvenir sop ini terletak tidak jauh daripintu masuk ke Taman Wisata Alam Bantimurung. Di sini menjual beraneka ragam oleh-oleh, mulai dari gelang, kalung, topi, kacamata hingga baju. Oleh- oleh yang palingan banyak di minati oleh pengunjung yaitu kupu-kupu yang diawetkan yang dibingkai untuk menjadi hiasan. Harga hiasan tersebut mulai dari 50 ribu sampai 1 juta tergatung ukuran dan kualitas bingkainya.

(51)

5. Keadaan Pegawai Dinas Parawisata Kabupaten Maros

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kabupaten Maros didasarkan atas Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kabupaten Maros. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros berperan dalam upaya memperkuat jati diri dan karakter masyarakat yang berlandaskan pada nilai- nilai luhur dan menjadi landasan pelaksanaan pembangunan kebudayaan. Berbagai program yang telah dilaksanakan, antara lain: (1) internalisasi nilai-nilai luhur, pengetahuan dan teknologi tradisional, serta kearifan lokal yang relevan dengan tata kehidupan bermasyarakat dan bernegara seperti nilai-nilai persaudaraan, solidaritas sosial, saling menghargai (sipakatau) (2) peningkatan apresiasi masyarakat terhadap hasil karya kreatifitas seni budaya yang ditandai dengan fasilitasi penyelenggaraan dan keikutsertaan dalam berbagai pameran, festival, pegelaran, dan pentas seni, serta pengiriman misi kesenian ke berbagai acara ditingkat regional dan nasional sebagai bentuk diplomasi/promosi kesenian daerah.

Jumlah pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kabupaten Maros berjumlah 80 orang, yang memiliki tugas dan kewenangan yang berbeda-beda pada pengelolaan Objek Wisata Alam Bantimurung. Adapun keadaan pegawai diuraikan berdasarkan jabatan.

(52)

36 Tabel 4.3 Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Jabatan

No Jabatan Jumlah

(orang)

1 Kepala dinas 1

2 Sekretaris dinas 1

3 Kepala bidang 4

4 Kepala sub bagian 11

5 Kepala seksi 9

6 Pengumpulan dan pengelolaan data 2

7 Pengurus barang/penyimpanan barang 6

8 Pengadministrasi 5

9 Operator komputer 6

10 Bendahara 1

11 Penyuluh 1

12 Pengemudi 1

13 Kordinator Pemeliharaan 1

14 Pengelola arsip 1

15 Petugas dokumentasi 1

16 Pengagenda surat 1

17 Petugas Loket 9

18 Petugas Retribusi 3

19 Petugas jaga Pintu depan 7

20 Petugas Parkir 6

21 Petugas jaga rumah adat 1

(53)

Jumlah 80

B. Hasil Peneltian

Penelitian ini bersifat analisis deskriptif dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif, dimana data yang diperoleh berdasarkan pada pernyataan dalam bentuk uraian informasi yang bersifat kualitatif yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi mengenai Peran Bagian Informasi Objek Wisata Alam Bantimurung Kabupaten Maros Dalam Menunjang Parawisata..

Adapun sumber data yang digunakan adalah data primer yang diambil secara langsung dari objek penelitian dengan cara observasi dan wawancara kepada responden. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat melalui dokumentasi peneliti terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian, serta data yang didapat dari media elektronik maupun cetak, literatur, skripsi, buku-buku.

1. Karakteristik Informan Penelitian

Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 6 orang yang yaitu : a. Bapak Yusriadi (Kabid Parawisata)

Bapak Yusriadi adalah seseorang yang berasal dari Maros.

Dia orangnya dermawan dan penolong. Bapak Yusriadi memiliki jabatan sebagai Kepala Bidang Parawisata di Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Maros, dia banyak mengetahui tentang wilayah yang ada di Maros dan tempat objek wisata alam bantimurung.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
Tabel 4.1 Luas wilayah Menurut Desa atau Kelurahan di Kecamatan  Bantimurung Tahun 2021  No  Kelurahan/Desa  Status  (D/K)  Luas (km²)  Presentasi  terhadap Luas  Kecamatan  1  Alatengae  D  12.04  25  2  Minasa baji  D  11.11  12  3  Kalabbirang  K  5.89
Foto bersama dengan bapak edi     Wawancara langsung Ibu Asriani salam,  Setelah Wawancara (04 Agustus 2021)        (28 Juli 2021)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis permasalahan dan memberikan usulan perbaikan pada kondisi fasilitas dibagian ruang tunggu dengan pendekatan

Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul atau tidak muncul atau

Sesuai dengan pengertiannya saturasi merupakan besarnya fluida dalam suatu reservoir, maka saturasi merupakan parameter yang digunakan untuk menentukan besar IGIP pada suatu

Pabrik Gula Poerwodadie didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1832 yang saat itu bernama “ Nederlands Hendel Maatschapij ” (NHM) dan berlokasi di desa Pelem,

[r]

Laju aliran yang kuat dari trailling edge daun propeller akan diubah oleh Propeller Boss Cap Fins untuk mengurangi komponen yang berputar, Gambar 2.5 menunjukkan

penyakit pada daun, tidak tumbuhnya kacang hijau, dan pertumbuhan akar sedangkan metode kuantitatif dengan menganalisis panjang batang, lebar daun serta panjang

Pelaksanaan fungsi dan peran manajer kepala ruangan sangat berpengaruh terhadap peningkatan mutu ruang rawat khususnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian