• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

C - 257

Penggunaan Enzim Lignoselulolitik pada Limbah Agroindustri untuk Domba Terhadap Pertambahan Berat Badan dan Konversi Pakan

Mirni Lamid

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya Kampus C, Mulyorejo, Surabaya 60115, Telp(031)5992785, Fax (031)5993015

e-mail: mirnylamid@yahoo.com

Abstrak

Ketersediaan pakan hijauan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku dan musim. Limbah agroindustri dapat dijadikan pakan alternatif pengganti hijauan, namun demikian permasalahan yang terjadi adalah rendahnya nilai nutrisi yang ditandai dengan tingginya kandungan serat kasar (selulosa, hemiselulosa, lignin) dan rendahnya protein kasar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas limbah agroindustri yang difermentasi dengan penambahan enzim lignoselulolitik untuk mengetahui pertambahan berat badan harian (PBBH) dan konversi pakan menggunakan ternak domba secara in vivo. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan yang terdiri dari PK1 = Pakan komplit limbah agroindustri (kontrol); PK2 = Pakan komplit limbah agroindustri +10 % bakteri lignoselulolitik; PK3 = Pakan komplit limbah agroindustri +5 % bakteri lignoselulolitik +5 % Enzim Lignoselulolitik. Hasil penelitian menunjukaan terdapat perbedan yang nyata (P<0,05) terhadap berat badan harian (PBBH) dan nilai konversi pakan. Penggunaan campuran bakteri lignoseluloitik dan enzim lignoselulolitik dapat meningkatkan berat badan harian (PBBH) dan menurunkan nilai konversi pakan pada domba.

Keys words : pertambahan berat badan harian (PBBH), konversi pakan, limbah agroindustri, enzim lignoselulolitik

PENDAHULUAN

Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pengembangan peternakan. Di daerah tropis seperti Indonesia ini, tampaknya sulit bagi domba untuk dapat berproduksi optimal jika hanya mengandalkan hijauan berupa rumput-rumputan yang umumnya memiliki nilai nutrisi rendah (Handayanta 2003). Persediaan rumput yang merupakan sumber pakan hijauan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh musim. Saat musim hujan, tanaman pakan ternak dapat tumbuh baik, sehingga kebutuhan pakan hijauan dapat tercukupi.

Sebaliknya pada musim kemarau, tanaman hijauan yang dihasilkan akan sangat berkurang dalam jumlah dan kualitasnya. Hal ini merupakan problem yang masih sulit diatasi, sehingga memberi peluang pada limbah agroindustri (bekatul, tongkol jagung, tumpi jagung, kulit coklat, kulit kopi dll) sebagai pakan ternak alternatif.

Potensi produksi limbah agroindustri cukup tinggi, namun demikian permasalahan yang terjadi adalah rendahnya nilai nutrisi yang ditandai dengan tingginya kandungan serat kasar (selulosa, hemiselulosa, lignin) dan rendahnya protein kasar.

(2)

C - 258 Selulosa dan hemiselulosa yang tersedia

hanya sebagian kecil yang dapat dimanfaatkan sedang sebagian besar terbuang menjadi limbah. Hal ini disebabkan dinding sel limbah agroindustri telah mengalami lignifikasi lanjut membentuk ikatan kompleks dengan lignin. Molekul selulosa dan hemiselulosa merupakan polisakarida dengan ikatan ß-1-4 glikosidik yang sulit dicerna oleh bakteri rumen ternak ruminansia, sehingga kecernaan limbah agroindustri menjadi rendah.

Penggunaan enzim selulase dan xilanase (kelompok enzim lignoselulolitik) akan mampu meningkatkan nilai nutrisi limbah agroindustri. Enzim selulase terdiri dari 3 (tiga) komponen enzim yaitu : endoglukanase (endo-1,4- -D-gluconase, atau 1,4--D-glucan 4-glucanohydrolase), eksoglukanase (exo-1,4--D-glucanase, atau 1,4--D-glucan cellobiohydrolase) dan cellobiase ( -glucosidase atau -D-glucosedi glucohidrolase) (Singleton, 2001), kompleks enzim yang penting untuk degradasi komponen hemiselulosa adalah enzim xilanase yang terdiri dari 5 (lima) komponen enzim yaitu  -1,4-endoxilanase, -xilosidase,  -L-arabinofuranosidase,  -D-glukuronidase, dan asetil xilan esterase (Sunna et al ., 2000).

Penelitian penggunaan enzim lignoselulolitik digunakan sebagai prebiotik untuk proses enzimatis limbah agroindustri bertujuan untuk meningkatkan nilai nutrisi limbah agroindustri, sehingga dapat memberikan respon positif terhadap pertambahan berat dan menurunkan nilai konversi pakan pada domba.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kandang hewan coba Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya dan untuk analisis proksimat dilakukan di Ex Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Kedokteran Hewan Universitsa Airlangga Surabaya.

Penelitian menggunakan 15 ekor domba jantan sebagai hewan coba dengan umur 1,5-2 tahun dan berat rata-rata 25-30 kg. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau Completely Randomized Design menggunakan 3 perlakuan dengan 5 ulangan. Ketiga perlakuan penelitian adalah sebagai berikut :

PK0 = Pakan komplit limbah agroindustri (kontrol)

PK1 = Pakan komplit limbah agroindustri + 10 % Bakteri lignoselulolitik

PK2 = Pakan komplit limbah agroindustri + 5 % Bakteri lignoselulolitik + 5 % Enzim Lignoselulolitik

Bahan pakan limbah agroindustri yang digunakan terdiri dari katul, tumpi jagung, bungkil kopra, jerami kangkung dan menir kedelai yang dikemas dalam bentuk pakan komplit. Ketiga perlakuan tersebut diuji pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi bahan kering dan protein kasar pada domba.

Uji potensi limbah agroindustri secara in vivo menggunakan domba

Fermentasi limbah agroindustri dilakukan dengan penambahan bakteri lignoselulolitik dan kombinasi dengan enzim lignoseluloliltik, dengan lama pemeraman 7 hari. Semua sampel pakan dianalisis untuk mengetahui kandungan

(3)

C - 259 nutrisinya yang meliputi bahan kering

(BK), serat kasar (SK) dan protein kasar (PK). Penelitian terdiri dari 3 tahap yaitu tahap adaptasi, perlakuan dan koleksi. Pada tahap adaptasi semua domba diberi obat cacing (abendazol) untuk mencegah infestasi cacing. Domba diadaptasikan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan pakan komplit selama 1 minggu. Dalam periode adaptasi : Dilakukan pada masing-masing ternak sesuai dengan pakan perlakuan sampai konsumsi pakan ternak konstan. Setelah pakan perlakuan stabil, maka tahap berikutnya dimulai. Selanjutnya pada tahap perlakuan, pakan diberikan ad libitum 2 kali/hari yaitu pk. 08.00 dan

16.00 WIB. Periode koleksi : Pada periode ini dilakukan pendataan tentang jumlah pemberian pakan dan sisa pakan masing-masing komponen sampel tersebut pada setiap ternak selama 3 bulan. Sisa pakan diambil sebanyak 10 % untuk analisis kandungan bahan kering (BK) dan protein kasar (PK). Untuk mengetahui pertambahan berat badan domba percobaan dapat dilakukan dengan menghitung jumlah pertambahan berat badan pada akhir dikurangi dengan berat badan awal penelitian (Cole, 1976). Penghitungan nilai konversi pakan menggunakan rumus sebagai berikut (Tillman dkk, 1991) :

Konversi pakan = Total Konsumsi Pakan Total Pertambahan berat badan Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan uji F mengunakan Rancangan Acak Lengkap (Kusriningrum, 2008). Apabila perlakuan memberikan perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s Multiple Test dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 12.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertambahan berat badan (PBB) pada domba dapat diketahui dengan cara menghitung selisih antara berat badan akhir dengan berat badan awal pada periode tertentu. Pertambahan berat badan merupakan salah satu bentuk manisfestasi dari adanya pertumbuhan pada seekor ternak. Nilai rata-rata PBB domba dan konversi pakan selama penelitian disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Pertambahan (PBB) dan Nilai Konversi Pakan pada Domba selama Penelitian

Variabel Perlakauan

PK1 PK2 PK3

Pertambahan berat badan (PBB) (gr/ekor/hr)

86,39 a 115,78 b 148,61 c

Konversi pakan 5,92 c 4,71 b 3,67 a

a,b,c

(4)

C - 260 Hasil penelitian diperoleh pakan komplit PK3 menghasilkan pertambahan berat badan (PBB) yang tertinggi dan konversi pakan yang terendah dibandingkan pakan PK2 dan PK1. Pertambahan berat badan merupakan salah satu kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas pakan ternak, karena pertumbuhan yang diperoleh dari suatu percobaan pakan merupakan salah satu indikasi pemanfaatan zat nutrisi dari ransum yang diberikan. Pertumbuhan umumnya dinyatakan dengan kenaikan berat badan melalui penimbangan secara periodik, yaitu setiap hari, setiap minggu atau setiap waktu lainnya. Menurut Pond et al. (2005), pengukuran PBB digunakan untuk mengukur sejauh mana pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh ternak selain untuk kebutuhan hidup pokok. Pertambahan berat badan pada domba dapat dijadikan indikator untuk mengetahui status kebutuhan nutrisi dan mengindikasi kondisi kesehatan pada ternak tersebut.

Hasil penelitian Hutagalung (1995), domba dengan pemberian pakan rumput, molases, urea menghasilkan PBB sebesar 31,10-45,55 g/ekor/hari. Hasil penelitian PK3 mempunyai PBB yang tertinggi disebabkan tingkat konsumsi pakan dan kecernaan pakan yang berbeda. Mc Donald et al. (2002), menyatakan bahwa pertumbuhan ternak dikontrol oleh konsumsi nutrisi khususnya konsumsi energi. Coleman et al. (1995), juga menyatakan bahwa naik turunnya PBB sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya konsumsi pakan, naiknya konsumsi dapat meningkatkan PBB dan sebaliknya. Nilai kecernaan juga berpengaruh terhadap PBB. Apabila nilai kecernaan pakan tinggi, maka konversi energi menjadi produk VFA di

dalam rumen akan meningkat pula, sehingga energi yang terbentuk pada metabolisme di dalam tubuh akan menghasilkan asam asetat, propionat dan butirat dalam jumlah yang optimal untuk keperluan pertumbuhan domba. Disisi lain adanya penambahan enzim lignoselulolitik akan menghasilkan oligosakarida (prebiotik pada PK3) yang akan meningkatkan kinerja dari mikroba rumen, sehingga penecernaan fermentatatif oleh mikroba rumen akan menjadi maksimal untuk menghasilkan produksi VFA.

Konversi pakan atau feed conversion ratio (FCR) merupakan perbandingan antara pakan yang dikonsumsi (BK) dengan PBB yang dihasilkan. Konversi pakan tergantung pada kualitas pakan yang diberikan, semakin tinggi nutrisi yang dikandung akan semakin baik konversi pakan yang dihasilkan. Hal ini sejalan dengan Pond et al. (1995), yang menyatakan bahwa nutrisi pakan berhubungan langsung dengan laju pertumbuhan dan komposisi tubuh selama pertumbuhan. Energi yang tersedia dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan pertumbuhan. Dudy et al. (2007), menyatakan bahwa konversi pakan ternak yaitu sebesar 5-10%. Nilai konversi dari penelitian rendah bila dibandingkan hasil penelitian Dudy et al. (2007). Rendahnya nilai konversi menunjukkan bahwa pemanfaatan pakan PK3 oleh ternak cukup efisien. Hasil penelitian ini memberi indikasi bahwa biodiversity bahan baku limbah agroindustri yang keberadaannya di pedesaan cukup banyak dapat dimanfaatkan secara optimal.

(5)

C - 261 SIMPULAN.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan :

1. Penambahan enzim lignoselulolitik 5 % + bakteri lignoselulolitik 5% dalam pakan komplit berbasis limbah agroindustri dapat meningkatkan pertambahan berat badan dan menurunkan nilai konversi pakan pada domba. 2. Penggunaan enzim lignoselulolitik

dapat meningkatkan fungsi limbah agroindustri kaya polisakarida sebagai bahan baku pakan ternak ruminansia

DAFTAR PUSTAKA

Cole, H.H. 1975. Introduction to Livestock Production. 2nd Edition. W.H. Foreman and Company. Sanfransiscp.

Duddy, G.A. Bell., C. Shands., dan R. Hegarty. 2007. Feedlotting Lambs.

http://www.dpi.nsw.gov.au/data/as sets/pdf_file/0020/193313/Feedlot ting-lambs.pdf. Diakses 18 Januari 2012.

Handayanta E. 2003. Potensi Limbah Industri Pengolahan Kedelai sebagai Bahan

Suplementasi dalam Ransum Ternak Domba. Karanganayar: APEKA.

Hutagalung, R.F. 1993. Prosesing untuk Mencegah Penurunan Kualitas Pakan. Forum

Komunikasi Hasil Penelitian Bidang Peternakan.

Kusriningrum. 2008. Dasar Rancangan Percobaan dan Rancangan Acak Lengkap. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.

Mc. Donald, P., R.A. Edwards and J.F.D. Greenhalgh. 2002. Animal Nutrition .Third ed. Logman, London and New York.

Pond, W.G., C.C. david, R.P. Kevin, dan A.S. Patricia. 1980. Basic Animal Nutrition and Feeding. Fifth Edition. John Willey and Sons. Inc. New York.

Singleton, P., D. Sainsbury, 2001, Dictionary of Biology and Molecular Biology, 3th edition, John Wiley & Sons ltd, Baffins Lane, Chichester West Sussex PO19 IUD, UK, 70-72, 679. Sunna, A., Gibbs M.D., Berqguist P.L.

2000. A novel thermostable multidomain 1,4--xylanase from Caldibacillus cellulovorans and effect of its xylan-binding domain on enxyme activity, Microbiol. 146:29447-295

Tillman, A.D. H. Hartadi, S.

Reksohadiprojo, S.

Prawirokusumo dan S. Labdosukojo, 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Gambar

Tabel 1. Rata-rata Pertambahan (PBB) dan Nilai Konversi Pakan pada Domba                  selama Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Seandainya menggunakan (bejana) emas dan perak pada selain makan dan minum adalah haram pasti sudah dijelaskan oleh Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan penjelasan

Pada penelitian yang saya lakukan, memiliki perbedaan pada penelitian- penelitian sebelumnya seperti kegiatan atau permainan dan aspek yang dikembangkan, penelitian yang

Kendala-kendala yang dialami perempuan dalam perannya membantu pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga di antaranya adalah saat musim hujan kegiatan produksi batu bata

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari karakteristik eksterior baik secara kualitatif (distribusi warna) maupun secara kuantitatif (berat badan, panjang badan,

Bila akses internet tersedia, maka selanjutnya pengguna dapat melakukan pemilihan jenjang sekolah yang pengguna ingin cari lalu aplikasi akan memeriksa dimana posisi

Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan pada bayi dan ibunya untuk menghindari tertukarnya bayi,

[r]

Untuk itu setiap pemimpin harus mampu menganalisa situasi sosial kelompok atau organisasinya, yang dapat di manfaatkan dalam mewujudkan fungsi kepemimpinan dengan kerja sama