• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Prosedur Penentuan Kadar Asam Cuka Secara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Prosedur Penentuan Kadar Asam Cuka Secara"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PROSEDUR PENENTUAN KADAR ASAM CUKA

PENGEMBANGAN PROSEDUR PENENTUAN KADAR ASAM CUKA

SECARA

SECARA

TITRASI ASAM – BASA DENGAN BERBAGAI INDIKATOR ALAMI

TITRASI ASAM – BASA DENGAN BERBAGAI INDIKATOR ALAMI

(SEBAGAI ALTERNATIF PRAKTIKUM TITRASI ASAM – BASA DI

(SEBAGAI ALTERNATIF PRAKTIKUM TITRASI ASAM – BASA DI

SMA)

SMA)

Das Salirawati, M.Si dan Regina Tutik Padmaningrum, M.Si 

Das Salirawati, M.Si dan Regina Tutik Padmaningrum, M.Si 

 Jurdik Kimia

 Jurdik Kimia FMIP

FMIPA - UN 

A - UN 

ABSTRAK 

ABSTRAK 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tepat tidaknya dan cermat tidaknya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tepat tidaknya dan cermat tidaknya ketiga

ketiga

indikator alami (daun kubis ungu, daun

indikator alami (daun kubis ungu, daunrhoeo discolor rhoeo discolor , kayu secang), kayu secang) digunakan dalam penentuan

digunakan dalam penentuan

kadar asam cuka. Selain itu, penelitian ini bertujuan

kadar asam cuka. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adauntuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

tidaknya perbedaan

kadar asam cuka hasil pengukuran secara titrasi

kadar asam cuka hasil pengukuran secara titrasi asam-basa antara yangasam-basa antara yang menggunakan ketiga

menggunakan ketiga

indikator alami dengan indikator pp. indikator alami dengan indikator pp.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain tiga sampel Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain tiga sampel dan dua

dan dua

variabel, yaitu sampel berupa tiga indikator alami yang

variabel, yaitu sampel berupa tiga indikator alami yang digunakan sebagaidigunakan sebagai penentu titik akhir

penentu titik akhir titrasi. Varia

titrasi. Variabel pertama dalam bel pertama dalam penelitian ini adalah variabel penelitian ini adalah variabel bebas berupabebas berupa  jenis indikator yang

 jenis indikator yang

digunakan sebagai penentu titik akhir titrasi (terdiri dari tiga

digunakan sebagai penentu titik akhir titrasi (terdiri dari tiga sub-variabel)sub-variabel),, variabel terikat berupa

variabel terikat berupa

kadar asam cuka hasil titrasi, dan variabel kontrol berupa indikator pp. kadar asam cuka hasil titrasi, dan variabel kontrol berupa indikator pp. Populasi penelitian ini

Populasi penelitian ini

adalah indikator alami yang dibuat dari bahan

adalah indikator alami yang dibuat dari bahan alam, sedangkan sampel yangalam, sedangkan sampel yang digunakan adalah tiga

digunakan adalah tiga

indikator alami, yaitu indikator daun kubis ungu, daun

indikator alami, yaitu indikator daun kubis ungu, daunrhoeo discolor,rhoeo discolor, dandan kayu secang yang

kayu secang yang

dibuat segar ketika akan digunakan. Data penelitian yang

dibuat segar ketika akan digunakan. Data penelitian yang diperoleh berupadiperoleh berupa volum asam oksalat

volum asam oksalat

yang digunakan untuk standarisasi larutan a!" dan volum a!" yang digunakan untuk standarisasi larutan a!" dan volum a!" yangyang digunakan untuk titrasi

digunakan untuk titrasi

sampel asam cuka. #erata volum a!" yang diperlukan untuk mencapai titik sampel asam cuka. #erata volum a!" yang diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi, baik

akhir titrasi, baik

yang menggunakan indikator pp

yang menggunakan indikator pp maupun ketiga indikator alami tersebutmaupun ketiga indikator alami tersebut digunakan untuk

digunakan untuk

menghitung kadar asam cuka. menghitung kadar asam cuka.

$erdasarkan hasil penelitian ini dapat

$erdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bah%a ketiga indikatordisimpulkan bah%a ketiga indikator alami, masingmasing

alami, masingmasing

indikator daun kubis ungu, daun

indikator daun kubis ungu, daunrhoeo discolor rhoeo discolor , kayu secang tepat dan cermat, kayu secang tepat dan cermat digunakan

digunakan

dalam penentuan kadar asam cuka.

dalam penentuan kadar asam cuka. &idak ada perbedaan kadar asam cuka&idak ada perbedaan kadar asam cuka hasil pengukuran secara

hasil pengukuran secara

titrasi asam-basa yang menggunakan ketiga indikator alami dengan

titrasi asam-basa yang menggunakan ketiga indikator alami dengan indikatorindikator pp.

pp.

'ata kunci  indikator alami, titrasi

'ata kunci  indikator alami, titrasi asam basa, asam cukaasam basa, asam cuka

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakan Ma!ala"

A. Latar Belakan Ma!ala"

lmu 'imia merupakan salah satu cabang

lmu 'imia merupakan salah satu cabang lmu Pengetahuan *lam yang

lmu Pengetahuan *lam yang

dalam

dalam

pembelajarannya sangat memerlukan kegiatan penunjang berupa

pembelajarannya sangat memerlukan kegiatan penunjang berupa

praktikum maupun

(2)

eksperimen di laboratorium. "al ini dikarenakan ilmu kimia dibangun

dengan metode

ilmiah. +elalui tahapan metode ilmiah, maka diperoleh produk-produk

ilmiah ilmu

kimia, seperti konsep, prinsip, aturan, hukum, dan teori. Dengan

demikian ilmu kimia

mencakup pengertian kimia sebagai produk dan kimia sebagai proses.

!leh karena itu proses pembelajaran ilmu kimia harus diusahakan

mengarah

kepada kegiatan yang mendorong sis%a belajar lebih akti, baik secara

sik, sosial,

maupun psikis dalam memahami konsep. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan guru

adalah dengan menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang

sesuai, yaitu pendekatan

keterampilan proses (onny Semia%an, dkk, /012  /2). Pendekatan ini

menekankan

pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan

mengkomunikasikan hasilnya.

+etode praktikum adalah salah satu bentuk pendekatan keterampilan

proses yang

bagi sis%a S+* selain melatih bagaimana penggunaan alat dan bahan

kimia yang tepat,

 juga membantu pemahaman sis%a terhadap materi kimia yang

diajarkan di kelas.

Selama ini praktikum kimia yang dilakukan di S+* tidak menyertai

seluruh

konsep kimia yang diajarkan di kelas. "al ini karena keterbatasan alat

dan bahan kimia

yang dimiliki oleh setiap S+*, sehingga yang dipraktikkan hanya

mengikuti apa saja

bahan dan alat yang tersedia. Padahal setiap konsep kimia S+*

sebenarnya dapat diikuti

dengan suatu mata praktikum yang sesuai.

Salah satu materi pokok (konsep) kimia di S+* adalah #eaksi

etralisasi dengan

kompetensi dasar yang ingin dicapai 3melakukan titrasi asam-basa

untuk menentukan

/

konsentrasi larutan asam atau basa4. 5ntuk melaksanakan praktikum

titrasi asam-basa

diperlukan suatu indikator sebagai penentu titik akhir titrasi. Pada

umumnya indikator

yang digunakan adalah indikator pp, tetapi seringkali ketiadaan

indikator pp, praktikum

titrasi asam-basa ini akhirnya tidak dilakukan.

$erdasarkan hal ini, maka perlu dicari indikator asam-basa lain yang

sekiranya

dapat diperoleh dan dibuat mudah, baik oleh guru maupun sis%a itu

sendiri. ndikator

yang dimaksud adalah

#n$#kat%r ala&#, yaitu indikator yang dibuat

dari bahan tanaman

(3)

yang biasanya berasal dari tanaman yang ber%arna. 5ntuk keperluan

titrasi asam-basa,

diperlukan indikator alami yang memiliki perubahan %arna yang tajam

ketika berada

dalam suasana asam ke basa atau sebaliknya. $eberapa diantara

indikator alami adalah

daun kubis ungu, daun

rhoeo discolor 

, dan kayu secang yang memiliki

%arna spesik

pada suasana asam dan basa, sehingga diharapkan mampu

menentukan titik akhir titrasi.

Pada penelitian ini akan dilihat ketepatan dan kecermatan berbagai

indikator

alami, yaitu daun kubis ungu, daun

rhoeo discolor 

, dan kayu secang

sebagai indikator

dalam menentukan kadar asam cuka dengan pembanding indikator pp.

$ila ternyata

semua indikator alami tersebut memiliki ketepatan dan kecermatan

yang tinggi, maka

dapat digunakan sebagai indikator alternati pengganti indikator pp

yang biasa digunakan

dalam praktikum titrasi asam-basa di S+*.

"asil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi guru-guru kimia

S+* dalam

memperkenalkan indikator alami dan manaatnya dalam pelaksanaan

praktikum, khususnya

pada materi titrasi asam-basa. Selain itu, diharapkan guru mampu

mencari dan

mengembangkan sendiri jenis-jenis bahan alami yang terdapat di

sekitarnya yang mudah

diperoleh untuk dapat digunakan sebagai indikator alami.

B. T#tra!# A!a& ' Ba!a

*sidimetri dan alkalimetri adalah salah satu cara analisis kuantitati

volumetrik

berdasarkan reaksi asam-basa secara titrasi. &itrasi asam asetat 6

asam cuka ("

7

!!")

dengan larutan natrium hidrok-sida (a!") sebagai larutan standar

akan menghasilkan

garam "

7

!!a yang berasal dari sisa asam lemah dan basa kuat

yang kemudian

terhidrolisis. #eaksi hidrolisis ini merupakan reaksi keseimbangan yang

dapat ditulis 

"

7

!!" (a8) 9 a!" (a8) "

7

!!a (a8) 9 "

:

! (l)

Pada titrasi ini sebagian asam asetat (asam cuka) dan basanya akan

tinggal dalam

larutan. Saat titik ekivalen (titik akhir titrasi) terjadi, banyaknya asam

asetat (asam cuka)

dan a!" bebas adalah sama, tetapi karena asam asetat termasuk

elektrolit lemah maka

ion "

9

yang dibebaskan sangat sedikit, dan akan lebih banyak tinggal

sebagai molekul

"

7

!!". Sedangkan basa bebasnya (a!") merupakan elektrolit

kuat yang hampir

(4)

terionisasi sempurna, membebaskan ion hidroksil (!"

-

) dalam larutan.

"al ini mengakibatkan

titrasi akan berakhir pada p" di atas ;.

C. In$#kat%r A!a& ' Ba!a

ndikator asam basa adalah <at-<at %arna yang %arnanya bergantung

pada p"

larutan, atau <at yang dapat menunjukkan siat asam, basa, dan netral.

Sebagai contoh

kertas lakmus merah atau biru, ber%arna merah dalam larutan yang

p"nya lebih kecil

dari =,= dan ber%arna biru dalam larutan yang p"nya lebih besar dari

1. Dalam larutan

yang p"nya =,= sampai 1 %arna lakmus adalah kombinasi %arna

merah dan biru. $atasbatas

p" dimana indikator mengalami perubahan %arna disebut

traek

#n$#kat%r. >adi,

trayek indikator lakmus adalah =,= ? 1.

+engapa %arna indikator itu tergantung pada p" larutannya @

ndikator asambasa

adalah asam atau basa organik yang lemah yang memiliki %arna

berbeda dalam

bentuk molekul dan dalam bentuk terion. Sebagai contoh, phenol

ptialin (pp) adalah suatu

:

asam lemah yang dalam bentuk molekul tidak ber%arna dan dalam

bentuk terion

ber%arna merah. Dalam air pp bereaksi sebagai berikut 

"ind

(aq)

9 "

:

!

(l)

nd

-

(aq)

9 "

7

!

9

(aq)

tidak ber%arna merah

"ind adalah untuk melambangkan molekul indikator, sedangkan nd

-untuk ion

indikator. Pada penambahan asam, reaksi kesetimbangan di atas akan

bergeser ke kiri

dan %arna akan memudar (menjadi tidak ber%arna). Sebaliknya pada

penambahan basa,

reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan dan %arna akan makin

merah.

D. In$#kat%r Ala&#

ndikator alami dapat dibuat dari bagian tanaman yang ber%arna,

misalnya

kelopak bunga sepatu, daun kubis ungu, daun bayam merah, kayu

secang, dan kunyit.

Sebenarnya hampir semua tumbuhan ber%arna dapat dipakai sebagai

indi-kator tetapi

terkadang perubahan %arnanya tidak jelas. !leh karena itu hanya

beberapa saja yang

sering dipakai, misalnya daun kubis ungu yang memberikan %arna

merah dan hijau, daun

bayam merah yang memberikan %arna merah dan kuning.

Daun kubis ungu (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu jenis

sayuran yang

(5)

tidak banyak dikonsumsi, karena tidak semua orang menyukai rasanya

yang sedikit

berbeda dengan daun kubis biasa. Daun kubis ungu bila dilarutkan

dalam air panas akan

mengeluarkan <at kimia yang ber%arna biru atau biru keunguan bila

terlalu pekat. Aat

kimia inilah yang bila bercampur dengan asam akan berubah %arna

menjadi merah dan

bila bercampur dengan basa berubah menjadi hijau. !leh karena ada

perbedaan %arna

dalam suasana asam dan basa, maka ia dapat digunakan sebagai

indikator alami.

Daun

rhoeo discolor

merupakan tanaman herba yang kuat dengan

batang tegak,

daun yang menghadap ke ba%ah ber%arna ungu tua, dengan posisi

antar daun saling

menelungkup. $ila daun

rhoeo discolor

diiris-iris dan dikeringkan lalu

dilarutkan dalam

alko-hol, maka akan diperoleh larutan dengan %arna kuning

kemerahan. Dalam suasana

asam %arnanya berubah menjadi merah muda (pink) dan dalam

suasana basa berubah

menjadi hijau. Dengan demikian larutan daun

rhoeo discolor juga dapat

digunakan

sebagai indikator alami.

'ayu secang (Caesalpinia sappan) disebut juga kayu sapang,

kebanyakan digunakan

sebagai bahan pengecat. Saat ini kayu secang banyak diolah sebagai

minuman

yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit ("embing, dkk.,

/007  /:B). $ila

kayu secang diiris tipis-tipis dan dikeringkan (sebaiknya di oven agar

cepat keringnya),

lalu dilarutkan dalam alkohol, maka akan diperoleh larutan ber%arna

merah orange.

Dalam suasana asam akan berubah %arna menjadi kuning, sedangkan

dalam suasana basa

ber%arna merah. Dengan demikian larutan kayu secang ini juga dapat

digunakan sebagai

indikator alami.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain tiga

sampel dan

dua variabel, yaitu sampel berupa tiga indikator alami yang digunakan

sebagai penentu

titik akhir titrasi. Variabel pertama dalam penelitian ini adalah variabel

bebas berupa jenis

indikator yang digunakan sebagai penentu titik akhir titrasi (terdiri dari

tiga sub-variabel),

variabel terikat berupa kadar asam cuka hasil titrasi, dan variabel

kontrol berupa indikator

(6)

pp. Populasi penelitian ini adalah indikator alami yang dibuat dari

bahan alam, sedangkan

sampel yang digunakan adalah tiga indikator alami, yaitu indikator

daun kubis ungu, daun

rhoeo discolor,

dan kayu secang yang dibuat segar ketika akan

digunakan.

Prosedur penelitian dia%ali dengan standarisasi larutan a!" dengan

larutan

standar primer asam oksalat. Dilanjutkan pembuatan indikator alami

dari daun kubis

ungu, daun rhoeo discolor, dan kayu secang. Cangkah terakhir adalah

pengenceran asam

7

cuka yang akan ditentukan kadarnya dengan cara mentitrasi

menggunakan larutan a!"

yang telah distandarisasi.

Data penelitian yang diperoleh berupa volum asam oksalat yang

digunakan untuk

standarisasi larutan a!" dan volum a!" yang digunakan untuk

titrasi sampel asam

cuka. #erata volum a!" yang diperlukan untuk mencapai titik akhir

titrasi, baik yang

menggunakan indikator pp maupun ketiga indikator alami tersebut

digunakan untuk

menghitung kadar asam cuka. Selain itu dilakukan pengujian tingkat

kecermatan (presisi),

ketepatan (akurasi), dan uji beda dua rerata hasil pengukuran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Ha!#l Penel#t#an

Setelah ketiga jenis indikator alami selesai dibuat, yaitu indikator daun

kubis

ungu, daun

rhoeo discolor 

, dan kayu secang, maka dilakukan uji %arna

dengan cara

meneteskan ketiga jenis indikator pada larutan buer dalam berbagai

p". *dapun p"

larutan buer berturut-turut :,:E 7,:E F,BE =,BE 2,BE 2,FE ;,BE ;,1E 0,BE

/B,:E dan /:,F.

Setelah dilakukan ujicoba %arna ketiga indikator pada berbagai p",

maka

selanjutnya dapat ditentukan %arna yang akan dihasilkan pada titik

akhir titrasi (titik

ekivalensi). 5ntuk lebih jelasnya berikut ini gambar %arna yang

terbentuk pada suasana

asam, netral, dan basa dari ketiga indikator alami tersebut.

Pada indikator daun kubis ungu, dalam suasana asam ber%arna pink,

semakin mendekati

netral %arna pink berubah ungu (%arna asli daun kubis ungu), dan

dalam suasana basa

ber%arna hijau. Dengan demikian titik akhir titrasi asam cuka dengan

titran a!"

(7)

Pada indikator daun

rhoeo discolor 

, dalam suasana asam ber%arna

pink, semakin

mendekati netral %arna pink berubah menjadi hijau, dan dalam

suasana basa ber%arna

hijau kekuningan. Dengan demikian titik akhir titrasi asam cuka dengan

titran a!"

ditandai dengan terbentuknya %arna hijau.

Pada indikator kayu secang, dalam suasana asam ber%arna kuning,

semakin mendekati

netral %arna kuning berubah menjadi kuning orange, dan dalam

suasana basa mengarah

ke %arna merah. Dengan demikian titik akhir titrasi asam cuka dengan

titran a!"

ditandai dengan terbentuknya %arna kuning orange.

Setelah diketahui %arna ketiga indikator alami pada titik akhir titrasi,

maka

selanjutnya dilakukan titrasi terhadap asam cuka (asam asetat) dengan

pentitran a!".

Setiap indikator alami digunakan untuk titrasi sebanyak /B kali dan

sebagai kontrol

F

dilakukan titrasi dengan inidikator pp. *dapun rerata volum a!" B,/

+ yang

diperlukan untuk titrasi = mC asam cuka (asam asetat) sbb 

Tael *. Rerata +%l,& NaOH $ala& T#tra!# $enan Beraa#

In$#kat%r

In$#kat%r

+NaOH

-- Da,n K,#!

Un,

Da,n

R!"e"

Dis#"l"r 

Ka,

Sean

Rerata */01 */23 */01 */21

B. Pe&a"a!an

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketepatan,

kecermatan,

dan dapat tidaknya ketiga indikator alami dalam penentuan kadar

asam cuka dengan

indikator pp sebagai kontrol. $erdasarkan tujuan tersebut, maka

setelah diketahui rerata

volum a!" B,/ + yang diperlukan untuk titrasi asam cuka dengan

volum yang sudah

tertentu, selanjutnya dilakukan perhitungan kadar asam cuka yang

dinyatakan dalam

+olar dan hasilnya sebagai berikut 

Tael 4. Ka$ar A!a& C,ka Ber$a!arkan T#tra!# $enan Beraa#

In$#kat%r

In$#kat%r Ka$ar A!a& C,ka (M)

pp B,1::1

(8)

Daun

rhoeo discolor

B,1::1

'ayu secang B,;;FF

Pada penelitian ini kadar asam cuka sebenarnya sudah ditentukan

secara kuantitati, yaitu

sebesar =G v6v atau B,1;F:; +. "al ini dimaksudkan untuk melihat

seberapa tepatnya

penentuan kadar asam cuka tersebut, baik menggunakan indikator pp

sebagai kontrol,

maupun ketiga indikator alami.

5ntuk menentukan kecermatan, maka dari data hasil titrasi dengan

menggunakan

ketiga indikator alami sebagai penentu titik akhir titrasi selanjutnya

dicari besarnya

simpangan baku maupun simpangan pukul rata. $erdasarkan

perhitungan, ternyata harga

simpangan baku dan simpangan pukul rata data volum a!" untuk

keempat indikator

adalah B (nol). "al ini menyatakan bah%a pengukuran mempunyai

kecermatan yang

tinggi dan hasil pengukuran tidak bervariasi.

Penentuan ketepatan 6 keakuratan hasil pengukuran dilakukan dengan

menghitung

nilai galat mutlak dan galat relati. Halat mutlak adalah selisih antara

harga kadar

asam cuka dengan indikator pp dan harga kadar asam cuka dengan

ketiga indikator alami.

*dapun hasilnya sebagai berikut 

Tael 5. Ha!#l Per"#t,nan Galat M,tlak $an Galat Relat#6 

In$#kat%r Rata'rata

+

NaOH

(&L)

Galat

M,tlak 

Galat

Relat#6 (7)

Daun kubis ungu /,2= B,B:F: :,0F//

Daun

rhoeo discolor

/,;B B,BBBB B,BBBB

'ayu secang /,2B B,BF1F =,11:F

$erdasarkan penentuan kecermatan, ketepatan, dan tidak adanya

beda antara hasil

pengukuran dengan indikator daun kubis ungu, daun

rhoeo discolor 

,

dan kayu secang

dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan indikator pp

menunjukkan bah%a

ketiga indikator alami tersebut dapat digunakan sebagai pengganti

indikator pp, khususnya

pada penentuan kadar asam cuka secara titrasi asam-basa.

=

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi inormasi bagi

guru-guru

kimia S+* khususnya, dan guru-guru kimia pada berbagai tingkat

pendidikan tentang

(9)

dapatnya indikator alami digunakan sebagai pengganti indikator pp,

bukan hanya sekedar

penentu siat asam, basa, dan netral suatu larutan, tetapi lebih dari itu

dapat digunakan

sebagai penentu titik akhir titrasi. Selain itu, hasil penelitian ini juga

dapat membuka

%a%asan guru-guru kimia tentang pemanaatan berbagai bahan alam

yang ada dalam

kehidupan sehari-hari sebagai sumber belajar. Dengan kata lain,

sumber belajar kimia

tidak harus yang ada di laboratorium, di kelas, tetapi dapat diambil

dari alam sekitar.

"asil penelitian ini sangat memerlukan pengembangan lebih lanjut

dalam hal

penentuan senya%a apa yang terkandung dalam ketiga indikator alami

tersebut, sehingga

ia dapat memberikan %arna yang berbeda dalam suasana asam, basa,

dan netral.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Ke!#&-,lan

$erdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bah%a ketiga

indikator alami,

masing-masing indikator daun kubis ungu, daun

rhoeo discolor 

, kayu

secang tepat dan

cermat digunakan dalam penentuan kadar asam cuka dan tidak ada

perbedaan kadar asam

cuka hasil pengukuran secara titrasi asam-basa yang menggunakan

ketiga indikator alami

dengan indikator pp.

B. Saran

$erdasarkan hasil penelitian ini diharapkan guru-guru kimia S+*

(khususnya)

muncul kreativitasnya dengan mencoba berbagai tanaman di sekitar

yang paling mudah

dijumpai yang mungkin dapat digunakan sebagai indikator alami

dengan melakukan

ujicoba ketepatan dan kecermatannya terlebih dahulu seperti

langkah-langkah yang

dilakukan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

C%nn Se&#a8an/ $kk.

(/012).

Pendekatan Keterampilan Proses,

Bagaimana

Mengaktifkan Siswa dalam Belaar 

. >akarta  Hramedia.

Da/ Un$er8%%$.

(/010).

 !nalisis Kimia K"antitatif 

. >akarta 

Hramedia

H. M. He&#n 9#:aak,!,&a/ $kk.

(/007).

#anaman Berkhasiat

$%at &i 'ndonesia

.

 >akarta  Pustaka 'artini.

 ;. Ba!!ett. (/0;1).

ogels #e*t%ook of +"antitatie 'norganic !nal-sis

.

Hreat $ritain 

(10)

 ;an#e <an Clea<e.

(/00/).

em%ira Bermain dengan 'lm" Kimia.

 >akarta  &emprint.

M#ller/ ;C = M#ller/ ;N

.(/00/).

Statistika "nt"k Kimia !nalitik 

. $andung

 &$

R,#n!%n/ ;,$#t" F = R,#n!%n/ Kennet" A.

(/001).

Contemporar-Chemical

 !nal-sis. 5S*  Prentice-"all nc.

2

Referensi

Dokumen terkait

Jika indikator yang digunakan berubah warna pada saat titik equivalen, maka titik akhir titrasi akan sama dengan titik equivalen.. Akan tetapi, jika perubahan warna

Analisa CaO menggunakan Indikator Murexid dengan perubahan warna merah lembayung menjadi ungu pada titik akhir titrasi, pada MgO menggunakan indikator EBT dengan

Titik Akhir Titrasi Sampel + NaOH+ PP. Larutan

Dalam beberapa titrasi, titik akhir titrasi terletak pada trayek pH yang sangat kecil. Indikator yang digunakan untuk menyatakan titik akhir titrasi yang demikian itu digunakan

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator

Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bil pH pada titik ekuivalen 4-10. Demikian juga titik akhir

Jadi untuk suatu titrasi asam basa, elektroda indikator dapat berupa elektroda hidrogen atau sesuatu elektroda lain yang peka akan ion hidrogen, untuk titrasi

Larutan standar iodin dan pati (amilum) sebagai indikator dapat digunakan untuk titrasi penentuan kadar asam askorbat dalam suatu sampel dengan cara Titrasi Redoks