• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANATOMI TIKUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANATOMI TIKUS"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

ANATOMY OF RAT

Tujuan : 1. Untuk mengetahui anatomi makro dari muskuloskletal, sistem respirasi, saluran pencernaan, sistem sirkulasi, dan sistem reproduksi pada hewan tikus.

2. Untuk mengetahui letak dan posisi muskuloskletal, sistem respirasi, saluran pencernaan, sistem sirkulasi, dan sistem reproduksi pada hewan tikus.

3. Untuk mengetahui fungsi dari masing-masing muskuloskletal, sistem respirasi, saluran pencernaan sistem sirkulasi, dan sistem reproduksi pada hewan tikus.

PENDAHULUAN

Tikus putih (Rattus norvegicus) merupakan salah satu jenis hewan laboratorium yang sering digunakan. Tikus putih memiliki struktur tubuh yang hampir menyerupai manusia. Struktur anatomi tikus yang hampir mirip dengan manusia yaitu sistem sirkulasi, musculus dan struktur tulang ( John, 2009). Berikut adalah klasifikasi dari tikus putih (Rattus norvegicus): Kingdom : animalia Phylum : chordate Subphylum : vertebrata Class : mammalian Order : rodentia Family : muridae Genus : Rattus Species : norvegicus

Metode euthanasia pada tikus dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1. Menggunakan chloroform

Teknik ini dilakukan dengan menggunkan zat kimia chloroform. Kapas yang telah dibasahi dengan chloroform dimasukkan kedalam corong seng, kemudian mencit dimasukkan kedalam corong seng dan tunggu beberapa saat.

(2)

Teknik ini dilakukan dengan cara leher kearah cranial dipegang dengan tangan satu tangan yang lainnya memegang leher yang mengarah ke caudal. Selanjutnya tarik secara bersamaan, leher hingga kepala kearah cranial dan leher hingga ekor kearah caudal.

3. Emboli jantung

Emboli jantung dilakukan dengan cara mengisikan spuit dengan CO2 atau udara. Tusukkan tepat pada bagian jantung, kemudian suntikkan udara (CO2).

Metode nekropsi yang digunakan untuk tikus yaitu sebagai berikut:

1. Tikus diletakkan diatas paraffin atau sterofoam dengan posisi rebah dorsal. 2. Bagian ekstremitas difiksasi menggunakan jarum.

3. Cavum abdomen dibuka dengan melakukan incisi pada bagian linia alba dari abdomen.

4. Cavum thorax dibuka dengan cara melakukan pemotongan pada bagian sternum dan tulang rusuk.

5. Lakukan pengamatan pada organ yang ada pada bagian cavum thorax dan abdomen.

A. MUSCULOSKELETAL

Bab ini akan membahas mengenai stuktur skeletal dan muscular pada tikus. 1. OSTEOLOGI

(3)

Maturasi tulang tikus terjadi lebih lambat dan ossifikasi tidak sempurna (incomplete) berlangsung sampai tikus berumur 1 (satu) tahun (Strong, 1926). Pada gambar 1 dapat dilihat susunan tulang pada tikus.

Gambar 1. Osteologi pada tikus Berikut merupakan formula vertebrae pada tikus :

V. Cervicalis V. Thoracalis V. Lumbalis V. Sacralis V.

Coccygea

7 13 6 4 27-30

Pertumbuhan gigi pada tikus bersifat Monophydont menyebabkan tikus hanya satu set gigi permanen yang terdiri dari dua Dentes Incisivus dan enam Dentes Molar pada kedua rahang atas dan bawah. Dentes Incisivus pada rahang bawah lebih panjang tiga kali lipat dibanding Dentes Incisivus rahang atas dan tipe Ciri gigi pada tikus memiliki mahkota gigi lebih panjang dibanding akar giginya (Sukiya, 2003). Dentes Incisivus pada kedua rahang akan tumbuh terus-menerus sepanjang umur tikus menyebabkan terjadinya abrasi yang membuat kedua gigi tersebut tetap tajam seperti pahat. Berbeda dengan Dentes Incisivus, Dentes Molar bersifat Brachiodontic yaitu mahkota gigi rendah dan berhenti tumbuh pada umur 125 hari. (Moore, 2000). Susunan formula gigi pada yaitu :

I C P M

1 0 0 3

= 16 2

(4)

1 0 0 3

Pada bagian Scapula, Acromion dan Processus Coracoid pada tikus lebih besar dan membentuk persendian yang dalam dengan caput humerus serta Tuberositas deltoideus yang lebih mudah diamati.

Di bagian Os Femur, Trochanter mayor, Trochanter minor dan Trochanter tersier lebih besar dengan ukuran caput femuris dan colum femoris yang relatif kecil dibanding mammalia lainnya. Os Tibia dan Os Fibula bergabung (fusi) pada seperempat distal Os Tibia (Greene, 1935 dan Chiasson 1958).

(5)

Gambar 3. Titik orientasi pada tikus

bagian medial

Keterangan (Gambar 2 dan 3) A. Regio fascialis :

1. Regio dorsais nasi 2. Regio lateralis nasi 3. Regio naris et apex nasi 4. Regio oralis 5. Regio mentalis 6. Regio buccalis 7. Regio mandibularis 8. Regio intermandibularis 9. Regio orbitalis 10. Regio infraorbitalis 11. Regio zigomaticus 12. Regio articularis temporomandibularis 13. Regio masseterica B. Regio cranialis 14. Rego frontalis 15. Regio parietalis 16. Regio occipitalis 17. Regio supraorbitalis 18. Regio temporalis 19. Region auricularis

(6)

C. Regio Colli (leher) 20. Regio parotids

21. Regio subhyoidea et laringea 22. Regio colli dorsalis

23. Regio colli ventralis 24. Regio trachealis D. Regio pectoris

25. Regio presternalis 26. Regio strenalis

27. Regio mammaria thoracica 28. Regio costalis

29. Regio scapularis 30. Arcus costalis

E. Regio abdominal cranial 31. Regio hypochondriaca 32. Regio ziphoidea

F. Regio abdominal median 33. Regio abdominis lateralis 34. Regio umbilicalis

35. Regio plicae genus

36. Regio mammaria abdominalis G. Regio abdominal caudal 37. Regio inguinalis

38. Regio pubica (betina) et preputialis (jantan)

39. Regio mammaria inguinalis H. Regio dorsi

40. Regio vertebralis thoracis 41. Regio interscapularis 42. Region lumbalis I. Regio pelvis

43. Region sacralis 44. Regio tuber coxae 45. Regio glutea 46. Regio clunis

47. Regio tuber ischiadica 48. Regio radicis caudal 49. Regio corporis caudal 50. Regio apicis caudal 51. Regio perinialis 52. Regio analis

53. Regio vulva (betina) 54. Regio clitoris (jantan)

J. Regio extremitas cranial/ extremitas thoracic/ membri thoracici

55. Regio artikulasio skapulohumeri 56. Regio axillaris

57. Regio brachii 58. Regio tricipitalis

(7)

59. Regio cubiti 60. Regio antebrachii 61. Regio carpi 62. Regio manus

K. Regio extremitas caudal/ extremitas

63. Regio articulasio coxae 64. Regio femoris 65. Regio genus 66. Regio cruris 67. Regio tarsi 68. Regio pedis 2. MYOLOGI

Pada bagian bibir atas tikus terdapat belahan yang disebut Philtrum sedangkan pada bagian bawah tidak terdapat belahan.

Gambar 4.Philtrum pada tikus

Untuk melihat stuktur muskulus pada tikus maka harus dilakukan pengulitan. Saat dilakukan pengulitan akan tampak dua muskulus berwarna kecoklatan pada bagian tubuh yaitu Cutaneous maximus dan pada bagian leher yaitu Platysma. Kedua muskulus ini harus dipotong saat pengulitan.

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

Gambar 7. musculus-musculus dibagian ekstremitas cranial

Gambar .8. lapisan superficial Keterangan : 1. M. fascialis 2. M. temporalis 3. M. masseter 4. M. lacrimalis extraorbitalis 5. Gl. Parotidea 6. Gl. Mandibularis 7. M. sternocephalicus pars mastoidea 8. M. brachiocephalicus pars occipitalis

9. M. deltooideus pars acromialis 10. M. deltoideus pars scapularis 11. M. trapezius pars cervicalis 12. M. trapezius pars thoracica 13. M. cervicoauricularis 14. M. latissimus dorsi

15. M. cutaneus trunci

16. M. serratus ventralis thoraci 17. M. obliquus externus abdominis 18. M. tensor fascia latae

19. M. quadriceps femoris, musculus rectus femoris

20. M. gluteus superficialis

21. M. biceps femoris portio cranialis et caudalis

22. M. semitendinosus

23. M. gastrocnemius caput lateral 24. M. tibialis cranialis

25. M. extensor digitorum longus 26. M. triceps brachii caput lateral 27. M. triceps brachii caput longum 28. M. biceps brachii

29. M. brachialis

30. M. extensor carpi et digitorum

(13)

keterangan : 1. Gl. Parotidea

2. Gl. Mandibularis dan lymphonodus mandibularis

3. Lymphonodus retropharyngeus 4. Lymphonodus cervicalis profundus 5. Vena jugularis

6. Plexus brachialis 7. Arteri et vena subclavia

8. M. sternocephalicus pars mastoidea 9. M. brachiocephalicus pars occipitalis 10. Clavicula

11. M. pectoralis

12. M. rectus thoracis et abdominis 13. M. rhomboideus capitis

14. M. rhomboideus cervicis 15. M. splenius

16. M. longisisimus capitis et atlantis 17. Corpus adiposum nuchae

(multivesiculare s.plurivacuolare s. hiberneticum)

18. M. longissimus cervicis 19. M. longissimus thoracis 20. M. longissimus lumborum

21. M. serratus ventralis cervicis et thoracis

22. M. serratus dorsalis cranialis 23. M. serratus dorsalis caudalis 24. M. iliocostalis

25. m.i intercostalis externi

26. M. obliquus externus abdominis 27. M. obliquus internus abdominis 28. M. gluteus medius 29. M. quadriceps femoris 30. M. biceps femoris 31. M. semimembranosus et semitendinosus 32. M. tibialis cranialis 33. M. triceps surae

Berikut merupakan beberapa fungsi muskulus-muskulus A. Muskulus pada bagian kepala dan thoraks meliputi :

(14)

Muskulus ini berbentuk seperti huruf V yang terdapat rahang bawah. M. Digastricus berfungsi untuk membuka mulut.

M. Mylohyoid

Untuk melihat muskulus ini, M. Digastricus harus dikuakan terlebih dahulu. Arah serat M. Mylohyoid yaitu pada sudut kanan kearah longitudinal axis. Fungsinya yaitu untuk mengangkat bagian dasar mulut.

M. Sternohyoideus

Arah seratnya yaitu sejajar kearah longitudinal axis pada salah satu sisi garis median tubuh. Fungsi muskulus ini yaitu menarik Hyoid ke arah sternum

M. Sternomastoideus

Arah seratnya diagonal dari sternum kearah belakang telinga. Fungsinya untuk memutar kepala pada salah satu sisi ketika salah salah satu M. Sternomastoideus (bagian dekter/sinister) berkontraksi. Muskulus ini juga berfungsi untuk menundukan kepala saat kedua bagian muskuslus berkontraksi.

M. Masseter

Berfungsi untuk mengunyah atau mastikasi.

B. Muskulus pada bagian Thoraks dan ekstremitas cranial (medial) M. Pectoralis Mayor

Muskulus berbentuk segitiga yang merupakan lapis superficial pada thoraks bagian atas. Fungsinya untuk menarik kaki depan kearah thoraks

M. Pectoralis Minor

Muskulus ini berada di bawah M. Pectoralis Mayor dan fungsinya sama seperti M. Pectoralis Mayor

M. Biceps Brachii

Fungsinya sebagai Flexor (menekuk) lengan bawah M. Epitrochlearis

(15)

Muskulus ini tipis dan lokasinya pada permukaan medial dari lengan atas. Berfungsi sebagai ekstensor lengan bawah.

C. Muskulus pada bagian tengkuk dan kaki depan (lateral) M. Clavotrapezius

Merupakan salah satu muskulus membantu menopang scapula. M. Acromiotrapezius

Fungsinya untuk menarik scapula ke craniodorsal M. Spinotrapezius

Fungsinya untuk menarik scapula ke caudodorsal M. Latissimus Dorsi

Fungsinya untuk kaki depan ke dorsal, cranial, dan caudal M. Serratus Ventralis

Muskulus ini berserat dan mempunyai bentuk seperti proyeksi jari atau kipas. Lokasinya dari leher sampai dada dibagian lateral. Fungsinya untuk menekan (depress) scapula.

M. Cleidobrachialis

Muskulus ini terentang antara Os clavicula dan Os humerus. Fungsinya untuk menarik lengan ke depan

M. Acromiodeltoid

Muskulus ini terentang antara Os calvicula dan Os scapula. Berfungsi untuk menarik lengan atas menjauhi costae

M. Spinodeltoid

Terentang antara Os Scapula dan lengan atas. Fungsinya untuk menarik scapula menjauhi costae

(16)

Terentang antara Os Scapula dan Os humerus serta Os ulna. Muskulus ini memiliki 3 caput, yaitu Caput Longum, Caput Medium dan Caput Accessorius. Fungsinya sebagai ekstensor lengan bawah.

M. Brachialis

Muskulus ini sedikit tertutup oleh M. Tricep Brachii. Fungsinya sebagai fleksor lengan bawah.

M. Rhomboideus

Terentang antara dorsal scapula dan columna vertebrae. Fungsinya untuk menarik Os scapula kea rah dorso medial (Pars Thoracalis) dan menarik Os scapula kea rah dorsocranial (Pars Cervicalis)

M. Supraspinatus

Muskulus ini menutupi bagian lateral scapula dan fungsinya sebagai ekstensor sendi bahu.

M. Teres Mayor

Terentang dari caudal Os scapula dan melekat pada lengan atas. Fungsinya sebagai adductor lengan dan fleksor sendi bahu

D. Muskulus pada ekstremitas caudal (lateral) M. Gluteus Superficialis

Muskulus ini menutupi sebagian besar persentian pada paha. Fungsinya sebagai abductor kaki belakang

M. Biceps Femoris

Berada di posterior M. Gluteus. Berfungsi sebagai retractor kaki belakang dan Flexor persendian panggul

M. Semitendinosus

Berada di posterior paha dan sebagian muskulus ini tertutupi oleh M. Biceps Femoris. Fungsinya sebagai fleksor paha bawah

(17)

M. Gastrocnemius

Berfungsi sebagai fleksor persendian lutut dan ekstensor persendian tarsus M. Soleus

Muskulus ini kecil dan tipis. Lokasinya di bawah M. gastrocnemius dan berfungsi sebaai ekstensor persendian tarsus

M. Tibialis Cranial

Berfungsi sebagai fleksor persendian tumit E. Muskulus pada ekstremitas caudal (medial)

M. Gracilis

Berada di caudal (dekat ekor). Fungsi nya sebagai adductor kaki belakang dan ekstensor persendian lutut

M. Rectus Femoris

Berada di anterior paha dan berfungsi sebagai ekstensor sendi lutut dan fleksor sendi paha

M. Vastus Medialis

Terentang searah M. rectus femoris pada sisi caudal ekstensor sendi lutut M. Pectineus

Berada dekat vena femoralis. Fungsinya sebagai adductor dan supinator kaki belakang

M. Obliquus Abdominis Externus

Muskulus ini menutupi bagian ventral dan lateral abdomen. Fungsinya untuk menekan dan menjaga organ dalam pada tempatnya

M. Rectus Abdominis

Terentang searah longitudinal axis tubuh. Fungsinya untuk menekan dan menjaga organ internal

(18)

m.i. = musculi Gl. = glandula A = arteri V = vena B. SISTEM RESPIRASI

Sistem pernapasan pada rodensia terdiri dari dua pulmo dan saluran pernapasan yang menghubungkan rongga thoraks mereka dengan bagian luar tubuh.

Mulai dari bagian anterior, sistem pernapasan pada rodensia meliputi:

1. Cavum nasi, yang dipisahkan satu sama lain oleh septum nasi dan terpisahkan dar icavum buccalis oleh palatum.

2. Pharinx dibagi menjadi nasopharynx yang berada diatas palatum dan oropharynx dibelakang cavum buccalis. Ujung palatum molle bertindak sebagai katup untuk mencegah makanan masuk ke cavum nasi melewati nasopharynxsaat menelan.

(19)

3. Saluran dari pharynx ke larynx, kotak suara, disebut glottis kotak suara. Glotis akan tertutup, saat menelan makanan, dengan gerbang yang disebut epiglottis, fungsinya adalah untuk mencegah lewatnya makanan ke dalam laring dan saluran pernapasan bagian bawah.

4. Trachea terbagi pada bagian posterior dari saluran pernapasan untuk membentuk dua cabang dari bronchus primer dan akan memasuki pulmo. Trachea dan bronchus memiliki cincin tulang rawan yang tertanam dalam dinding mereka untuk mencegah terjadinya kolaps. Saat memasuki pulmo, masing-masing bronchus terbagi menjadi cabang sekunder atau disebut bronchiolus.

5. Pulmo pada rodensia, terdapat 1 lobus pada pulmo sinister dan 4 lobus pada pulmo dexter. Terdapat lobus accessories pada pulmo dexter yang akan terlihat berada pada pulmo sinister. Lobus cranial, lobus medial, lobus caudal dan lobus accessories membentuk pulmo dexter, sedangkan pulmo sinister tidak terbagi menjadi beberapa lobus. Perlu diperhatikan bahwa setiap paru-paru terletak pada rongga yang dilapisi oleh membran tipis yaitu pleura parietal dan pleura dari kedua paru-parubertemu di garis tengah untuk membentuk septum mediastinum.

(20)

Gambar Pulmo tikus (a)Tampak dorsal, (b) Tampak ventral

1. trachea

2. pulmo sinister (pars cranialis) 3. pulmo sinister (pars caudalis) 4. lobus cranialis pulmo dexter

5. lobus medius / cardiacus pulmo dexter

6. lobus accessories (lobus post caval / lobus azygos) pulmo dexter

7. lobus caudalis pulmo dexter a. margoacutus b. margo dorsalis/obtusus c. faciescostalis d. faciesmedialis e. faciesdiaphragmatica f. fissure interlobaris

(21)

Gambar Thorakstampak ventral, setelah sternum dan beberapabagian costae dihilangkan

1. Platysma colli 2. M. sternomastoideus 3. M. pectoral transversus

4. Clavicula yang tumbuh menjadi M. cleidobrachialis

5. Trachea

6. Esophagus dan hiatus esophagus 7. Pericardium yang telah dibuka,

menempel pada dinding thoraks 8. V. cava cranialis dextra

9. V. cava caudalis et foramen vena cava caudalis

10. Hiatus aorticus

11.Sentrum tendineum pada diaphragm

12. Pars lumbalis diaphragm 13. Lobus cranialis pulmo dexter 14. Lobus accessories pulmo dexter 15. Lobus caudalis pulmo dexter 16. Pars caudalis pulmo sinister Co 1. Costae prima

Co 10. Costae decima R. Ren dexter

S. Glandula adrenalis dexter

(22)

Tikus merupakan hewan yang berlambung tunggal, saluran pencernaan tikus meliputi: Esofagus, lambung, duodenum, jejunum, ileum, caecum, colon, rectum, anus, pancreas, limpa (spleen) dan hepar.

Gambar . gambaran saluran pencernaan pada tikus Beberapa fungsi organ internal pada tikus

1. Hati

Hati merupakan organ yang besar, yang terletak sebelah kanan abdomen dibawah diafragma. Berwarna merah tua, hepar memiliki banyak fungsi salah satunya menghasilkan empedu untuk membantu dalam memcah lemak. Pada tikus tidak memiliki gall bladder yang digunakan untuk menyimpan empedu

2. Esofagus

Esofagus terletak lebih kiri pada bagian leher. Esofagus berfungsi menyalurkan makanan dari mulut menuju lambung. Esofagus berbeda dengan trakea,yang mana trakea terdiri dari annulus trachealis (cincin kartilago).

(23)

Lambung terletak sebelah kiri padarongga abdomen dibawah hati. Lambung berfungsi dalam menyimpan makanan memecah makanan melalui bantuan enzim. Saluran antara esofagus dan lambung dinamakan sphincter cardiac. Lambung terdiri dari dua lekukan, lekukan pada tepi luar dinamakan greater curvatura dan lekukan pada bagian tepi dalam dinamakan lesser curvatura.

4. Limpa

Limpa memiliki warna merah tua. Limpa terletak pada greater curvatura pada lambung dan menempel pada bagian tersebut. Limpa berperan dalam imunitas.

5. Pankreas

Pankreas terlihat seperti sebuah membran yang tipis. Biasanya pancreas ditemukan pada bagian loop U dari duodenum. Pancreas menghasilkan enzim pencernaan dan hormon insulin yang digunakan untuk metabolisme glukosa.

6. Usus halus.

Usus halus terdiri atas duodenum, jejunum dan ileum. Usus halus berfunsi dalam penyerapan sari sari makanan.

7. Caecum

Caecum merupakan kantung yang menghubungkan antara usus halu dan usus besar. Dalam caecum makanan akan disimpan sementara. Hewan herbivora seperti tikus memiliki caecum yang berukuran besar sedangkan manusia dan omnivora lainnya serta karnovora memiliki ukuran caecum yang kecil yang disebut appendic. 8. Usus besar

Usus besar sering disebut colon, yang memiliki warna lebih keabu-abuan dibanding dengan usus halus. Usus besar berfungsi dalam penyerapan air .

9. Rectum

Rectum merupakan bagiansaluran pencernaan yang paling pendek dan terletak paling belakang mendekati anus. Rectum berfungsi menyimpan feses sementara sebelum dikeluarkan dari tubuh.

Tikus memiliki penghalang gastroesophageal kuat yang terdiri dari sling crural dan esophageal sphincter. Kedua barier tersebut lebih kuat dibandingkan tekanan pada rongga dada dan perut yang dilakukan pada saat bernafas. Sehingga pada kondisi normal tikus tidak mampu melakukan regurgitasi, eruktasi dan muntah. Hal tersebut karena tikus tidak bisa membuka sling crural pada waktu yang tepat dan tidak bisa membuka sphincter esofagus. Selain itu, tikus kekurangan hubungan saraf yang diperlukan untuk mengkoordinasikan otot-otot yang terlibat dalam muntah.

(24)

D. SISTEM SIRKULASI

Berikut merupakan skema sirkulasi darah pada tikus yang secara umum sama seperti hewan mammalia lainnya

Gambar . Cardiovaskular pada rodentia

a. Cabang Aorta

Untuk lebih jelasnya, percabangan Aorta dapat dilihat pada gambar . dan berikut merupakan penjelasan dari percabangan Aorta.

1. Arteri Koroner yang terletak di sekitar jantung dan berfungsi memasok jantung dengan oksigen di darah.

2. Cabang keatas yang pertama dari Aorta adalah Arteri Brachiocephalicus yang terbagi menjadiArteri Carotis Comunis Dexter yang berfungsi mensuplai sisi kanan leher dan kepala, dan Arteri Subclavia Dexter yang berfungsi mensuplai bahu dan lengan kanan.

3. Pada bagian paling anterior dari tikungan Aorta adalah Arteri Carotis Comunis Sinister yang berfungsi mensuplai darah ke sisi kiri leher.

4. Pada sebelah kiri Arteri Carotis Comunis Kiri adalah Arteri Subclavia Sinister yang berfungsi mensuplai darah ke bahu dan lengan kiri. Arteri Sublclavia berubah menjadi Arteri Aksilaris saat memasuki lengan bawah.

(25)

Gambar . Percabangan aorta b. Cabang Aorta Abdominalis

1. Cabang Arteri pertama dari Aorta Abdominal (di bawah diafragma) adalah Arteri Celiaca yang kemudian bercabang ke Arteri Gastrica yang berfungsi mensuplai Gaster/Lambung, Arteri Hepatika yang berfungsi mensuplai Hepar/Hati, limpa dan Arteri Splenica yang berfungsi mensuplai Limpa.

2. Arteri kedua yang tercabang dari Arteri Abdominalis adalah Arteri Mesenterika Superior yang berukuran lebih besar dari Arteri Celiaca dan berfungsi memberikan darah langsung ke Usus Halus.

3. Arteri Renalis berukuran pendek dan mengarah langsung ke Ginjal

4. Pada bagian posterior dari Arteri Renalis adalah Arteri Genitalia yang berfungsi mensuplai Testis atau Ovarium.

(26)

5. Pada tengah-tengah Aorta Abdominalis terdapat Arteri Iliolumbalis yang mensuplai otot-otot punggung.

6. Arteri Mesenterika Inferior yang mengarah ke Usus Buntu .

7. Aorta Abdominalis pada bagian ujung bercabang menjadi Arteri Coccigea yang berfungsi mensuplai sepanjang ekor dan biasanya digunakan untuk mengambil darah pada Rodentia (Mencit, Tikus, atau Marmut) dengan memotongnya.

8. Aorta Abdominalis pada bagian ujung juga terbagi membentuk Arteri Iliaca yang mensuplai darah ke daerah pelvis dan kaki belakang. ArteriIliaca kemudian bercabang menjadi Arteri Femoralis pada region Femuralis.

c. Cabang Vena di seluruh tubuh

1. Vena Cava Superior Dexter dan Sinister berfungsi mengumpulkan darah dari bagian atas tubuh yang disalurkan ke atrium kanan.

2. Vena Subklavia terbagi menjadi Vena Jugularis Eksternal dan Vena Aksilaris 3. Vena Cava Inferior membawa darah dari bagian bawah tubuh ke atrium kanan. Vena hepatica mengumpulkan darah dari hati dan memasuki Vena Cava Inferior di dekat diafragma.

4. Vena Renalis mengumpulkan darah dari ginjal.

5. Vena Genitalis membawa darahdari Gonad dan masuk ke Vena Cava Inferior. 6. Vena Iliacadan Vena Femoralis membawa darah dari kaki sertaVena Coccigea

(27)

Gambar . Percabangan vena E. SISTEM REPRODUKSI

Praktikan dapat mengidentifikasi jenis kelamin hewan coba (Rattus norvegicus) dengan

membandingkan jarak anogenital atau jarak relatif antara anus dengan organ genital hewan. Semakin jauh jaraknya menunjukkan hewan tersebut jantan.

Gambar . Cara Tikus jantan dan betina 1. Sistem Reproduksi Tikus Jantan

Pada tikus testis turun ke kantung skrotum selama musim kawin dan sisanya berada di rongga perut. Kantung skrotum dilapisi dengan peritoneum yang berkelanjutan dengan cavum abdomen dan organ reproduksi pejantan ditutupi dengan lapisan peritoneum visceral, Tunika vaginalis.

(28)

Gambar. Sistem reproduksi tikus jantan

Gambar .Kelenjar prostat memiliki lobus yang terletak dorsal pada deferens ductus Keterangan gambar dan . sistem reproduksi jantan

1. Testis 2. Epididymis (head) 3. Epididymis (tail) 4. Ductus deferens 5. Spermatic cord 6. Ampullary gland 7. Urethra 8. Penis 9. Cremasteric pouch

10. (a) Vesicular dan (b) Coagulating glands

11. Prostat

Sistem urinasi terdiri dari sepasang ginjal dan ureter,kandung kemih, dan uretra. Ginjal dan kelenjar adrenalin yang berdekatan tepat berada lebih cranial dari ginjal kiri.

(29)

Ginjal diklasifikasikan sebagai unipapillate, memiliki satu papilladan satu kelopak, yang masuk ureter langsung. Kandung kemih terletak digaris tengah di bagian ekor dari perut. Uretra terbuka dipenis pada jantan dan dipapilla genital dekat pangkal klitoris pada betina (bukan di vagina atau ruang depan seperti halnya pada hewan domestik dan manusia).`

Gambar . Organ Genital Tikus Jantan

(30)

Gambar .Sistem urogenital betina Keterangan gambar sistem urogenital betina

1. Ovary dengan bursa ovarian 2. Uterine horn

3. Corpus uteri 4. Vagina

5. Broad ligament 6. Round ligament 7. Glands of the clitoris 8. Ureter

9. Bladder 10. Urethra

11. External yrethral orifice with ventral clitoris 12. Uterine tube (fig 5.5)

(31)

Gambar . Bagian-bagian organ genital tikus betina

Organ Genital Interna terdiri dari ovarium, oviduk, uterus, cervix, dan vagina. Berikut penjelasan dari bagian-bagian organ genital interna betina

a. Ovarium

Bentuk ovarium sangat bervariasi, apakah ia termasuk golongan politokus ataupun monotokus (hewan yang melahirkan lebih dari satu). Ovarium adalah kelenjar berbentuk biji, terletak di kanan dan kiri uterus di bawah tuba uterin dan terikat di sebelah belakang oleh mesovarium. Struktur ovarium pada hewan, bentuknya berbeda-beda. Bentuk ovarium pada sapi dan domba menyerupai buah almond, pada babi menyerupai onggokkan buah anggur, pada kuda seperti ginjal. Ovarium tersusun oleh bagianbagian medula yang terletak di dalam dan korteks yang terletak diluamya.

(32)

b. Oviduk disebut juga tuba falopi (fallopian tubes)

Saluran ini terdapat sepasang dan merupakan penghubung antara ovarium dengan uterus. Pada hewan ternak, ovarium terletak dalam bursa ovari yang terbuka, berbeda dengan pada spesies lain seperti tikus dan mencit dimana ovarium berada dalam suatu kantong tertutup. Pada sapi dan domba, bursa ovari lebar dan terbuka, sedang pada babi, bursa berkembang dengan baik dan meski terbuka namun sebagian besar membungkus ovarium. Pada kuda, bursa ovari kecil dan menutupi ovarium hanya pada fosa ovulasi. Oviduk terdiri dari bagian interstisialis, bagian ismika (isthmus), bagian ampularis (ampulla) dan infundibulum yang berfimbria. Isthmus terhubung langsung dengan uterus, pada tempat yang disebut utero-tubal junction,

sambungan tersebut pada kuda berbentuk

papila kecil. Pada babi, sambungan ini dijaga oleh prosesus mukosa yang berbentuk seperti jari-jari. Pada sapi dan domba, di bagian uterotubal junction terdapat fleksura (lekukan), terutama pada masa estrus.

c. Uterus

Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu membran serosa (Perimetrium), merupakan lapisan terluar yang membungkus uterus yang terdiri dari jaringan ikat. Miometrium merupakan lapisan ke dua yang terdiri dari otot polos yang mengandung pembuluh darah dan limpa. Sedangkan lapisan ketiga adalah endometrium merupakan tempat nidasi atau implantasi serta perkembangan embrio. Jika tidak bunting endometrium merupakan selaput lendir yang mengandung kelenjar dan pembuluh darah.

Uterus dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Tanduk yaitu bagian superior yang berbentuk seperti tanduk dan merupakan lanjutan dari tuba valopi.

(33)

2. Tubuh yaitu bagian utama dari uterus

3. Serviks

Sisi uterus terhubung ke dinding pelvis dan abdomen oleh ligamentum lata uteri. Babi mempunyai tipe uterus bicornuate (bicornis), dimana cornua uterinya panjang, sedangkan corpus uterinya pendek. Tipe uterus sapi, kambing, domba, dan kuda mempunyai tipe uterus bipartitus, dikarenakan ujung distal dan kedua cornu berfusi sehingga menampakkan bentuk corpus yang cukup besar. Uterus bipartitus memiliki septum yang memisahkan kedua cornua uteri, dan corpus uteri besar. Corpus uteri pada kuda lebih besar dari pada sapi, kambing dan domba. Tipe uterus tikus, kelinci, marmot dan mamalia kecil lainnya adalah duplex, dimana uterusnya terdir dari 2 cornua dan saluran cervix yang terpisah dengan ujung membuka ke arah vagina. Pada manusia dan primata, tipe uterus simplex, dimana uterusnya terdiri dari corpus uteri besar berbentuk buah pear dan tidak memiliki cornua. Tipe uterus kanguru, platypus adalah delphia, dimana semua saluran kelaminnya terbagi dua yaitu dua kornua uteri, dua korpus uteri, dua servik, dan dua vagina.

Endometrium mefasilitasi mekanisme perlekatan membran extraembrional. Penggabungan endometriuin dan membran extraembrional membentuk plasenta, dan prosesnya disebut plasentasi. Melalui plasenta nutrisi ditransfer dari sirkulasi darah induk ke fetus, sedangkan sisa buangan dari fetus dikeluarkan melalui sistim induk. Hubungan perlekatan plasenta bervariasi diantara spesies, dan berdasarkan distribusi vili korion menjadikan bentuk plasenta berbagai hewan berbeda. Bentuk-bentuk plasenta pada hewan berdasarkan distribusi vili korion adalah:

1. Plasenta cotytedonaria terdapat pada sapi dan domba. Pada plasenta ini vili korion dari membran extraembrionic penetrasi ke dalam caruncula induk yang berbentuk seperti kancing terdapat di endometrium, membentuk piasentoma (disebut juga cotyledon). Jumlah cotyledon pada sapi yang bunting tua berkisar antara 70-100 biji.

2. Plasenta difusa terdapat pada kuda dan babi. Pada plasenta ini membran extraembrionik terhampar dalam lipatan-lipatan di atas endometrium, dengan vili

(34)

korion memanjang ke dalam endometrium melalui perlekatan yang lebih fragil dibandingkan pada sapi dan domba.

3. Plasenta zonary terdapat pada anjing. Pada plasenta ini perlekatan vili korion dan membran extraembrionik dengan endometrium terjadi pada tempat tertentu dan terlihat seperti sabuk mengelilingi plasenta.

Berdasarkan erat tidaknya periekatan vili korion dengan endometrium maka pada

hewan dikelompokkan menjadi:

a. Epitheliochorialis terdapat pada sapi, domba, kuda dan babi, yang artinya tidak terjadi erosi baik pada jaringan membran extraembnonik maupun endometnum ketika pembentukan plasenta. Nutrisi dan oksigen dan darah induk akan melewati lapisan extraembrionik dan induk untuk dapat mencapai darah fetus, demikian juga

sebaliknya.

b. Syndesmochorialis terdapat pada domba. Pada tipe ini terdapat erosi lapisan epithel

endometriuin.

c. Hemochorialis terdapat pada manusia. Kejadian erosi pada tipe perlekatan plasenta

ini lebih berat. Nutrisi dan darah induk hanya melewati lapisan extraembrionik untuk

mencapai darah fetus.

d. Hemoendothelialis terdapat pada kelinci, dimana erosi terjadi baik pada jaringan endometrial dan juga pada jaringan extraembrionik. Erosi tidak cukup extensif untuk

(35)

Gambar. Tipe Uterus

Sumber: http://selvianaaspbatch2kelasb.blogspot.co.id/2015/06/sistemreproduksi-betina-1.html

e. Cervix

Struktur cervix seperti sphincter (pengunci) yang mengarah ke bagian kaudal ke vagina. Pada ruminansia terdapat bentukan seperti cincin disebut annular ring yang susunannya interlocking saling mengunci satu dengan yang lain sehingga cervix tertutup.

Pada babi, cincin cervix tersusun seperti pembuka botol (corkscrew), kondisi ini disesuaikan dengan ujung penis berbentuk spiral. Cervix kuda diketahui dari lipatan-lipatan mukosa dan penonjolan lipatan ke arah vagina.

(36)

Vagina merupakan saluran reproduksi betina di caudal cervix yang terbagi menjadi dua bagian yaitu vertibulum (bagian luar vagina) dan vagina posterior (dari muara uterus sampai serviks).

Organ Genital Eksterna (terdiri dari vestibulum, labia, dan clitoris). Berikut merupakan penjelasan masing-masing bagian organ genital bagian eksterna betina

a. Vestibulum.

Perbatasan antara vagina dan vestibulum ditandai oleh orificium urethra externa dan suatu struktur seperti benang yang disebut hymen. Pada sapi, kuda, dan domba

hymen ini kadang sangat menonjol sehingga terlibat dengan kopulasi. Orificium urethra terletak di bagian ventral. Di vestibulum terdapat diverticulum suburethra yang merupakan kantong buntu, dan juga terdapat kelenjar bartholin serta ductus Gartner’s. Kelenjar Bartholin, strukturnya serupa dengan kelenjar bulbourethralis pada hewan jantan, mengeluarkan mukus, dan jumlahnya meningkat saat estrus. Ductrus Gartner’s merupakan sisa dari ductus Wolfii yang tidak berkembang.

b. Labia.

Labia terdiri dari labia majora dan labia minora. Labia majora mengandung deposit lemak, jaringan yang elastis, dan lapisan muskulus. Struktur permukaan luar sama seperti kulit. Pada labia minora terdapat jaringan ikat yang spongy (seperti spon) dan mengandung kelenjar.

(37)

Clitoris tersusun oleh jaringan erektil yang tertutup oleh sel squamous, dan dilengkapi dengan sensor ujung syaraf. Pada sapi sebagian clitoris terkubur dalam mukosa vestibulum, namun pada kuda clitorisnya berkembang baik. Pada babi, clitorisnya panjang, sinous, dan ujungnya menguncup sehingga berbentuk seperti corong.

(38)

Daftar Pustaka

Akbar, Budhi. 2010. Tumbuhan dengan Kandungan Senyawa Aktif yang Berpotensi sebagai Bahan Antifertlitas. Jakarta: Adabia Press

Anonimous. 2014. Bagian-bagian Uterus dan Fungsinya. http://www.materibiologi.com/bagian-bagian-uterus-dan-fungsinya/. Diakses pada 8 September 2015. Pukul 21.00 WIB.

Chiasson, R.B. 1958. Laboratory Atanomi Of The White Rat. W.C. Brown, Dubuque, Iowa. Greene, E.D. 1935. Anatomi of The Rat, Hafner, New York

John Kierman. Anatomical Foundations of Neuroscience. www.instruct.uwo.ca/anatomy. Moore, D.M. 2000. Laboratory Animal Medicine And Science Series Ii Rats And Mice :

Biology. University of Washington Health Sciences Center for Educational Resources : USA

Moore, Keith; Anne Agur (2007). Essential Clinical Anatomy, Third Edition. Lippincott Williams & Wilkins

Strong, R.M.,1992, The Order, Time and rate of ossification of the albino rat skeleton. Am. J. Anat. 313-355

Suckow, Mark A. et al. , 2005, The Laboratory Rat Second Edition. American College of The Laboratory Animal Medicine Series

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan darah dari lengkung aorta yang lebih ke posterior akan masuk ke aorta dorsal dan diterukan ke arah posterior tubuh yang kemudian bercabang-cabang menjadi: 14. sepasang

(Tiga cabang visceral lateral aorta abdominalis adalah a. renalis dan a testicularis pada pria dan a.ovarice pada wanita). Jumlahnya ada dua buah, satu kanan dan satu kiri. Arteri

A, mesenterica caudalis merupakan cabang tunggal yang paling kecil dari aorta abdominalis, ia mesuplai colon descendens, dan akan bercabang dalam mesocolon

 Arteri Koronaria kanan memasok darah ke atrium kanan, sebagian atrium kiri, sebagian besar ventrikel kanan, & bagian inferior ventrikel kiri2.  Arteri Koronaria kiri ,

Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah arteri.. Arteri Dibagi menjadi dua

Merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel

PEMBULUH DARAH PADA LEHER Arteri karotis adalah sepasang pembuluh darah yang terletak di bagian dalam leher yang mengantarkan darah ke otak dan

• Arteri mesenterica superior Suplai darah pd bagian distal duodenum, jejenum, ileum , caecum, appendiks, colon ascenden dan sebagian besar colon transversum • Arteri mesenterica