• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lap Tetap Metil Ester

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lap Tetap Metil Ester"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

SATUAN PROSES II

SATUAN PROSES II

PEMBUATAN METIL ESTER

PEMBUATAN METIL ESTER

Dosen Pembimbing : Ir. Muhammad Taufik M. Dosen Pembimbing : Ir. Muhammad Taufik M. Si.Si.

Disusun oleh : Disusun oleh :

Kelompok I 4KIA

Kelompok I 4KIA

1.

1. Amalia Amalia Rahmah Rahmah 061540421594061540421594 2.

2. Cindy Cindy Pakpahan Pakpahan 061540421590615404215955 3.

3. Darnia Darnia Anita Anita 061540421596061540421596 4.

4. Dwi Dwi Septiani Septiani 061540421590615404215988 5.

5. Herlisya Herlisya Diana Diana 061540421600615404216022 6.

6. Jerra Jerra Novia Novia Anggela Anggela 061540421603061540421603 7.

7. Juwita Juwita Arrahmah Arrahmah Wijayanti Wijayanti 061540421600615404216044 8.

8. Marlisa Marlisa 061540421605061540421605 9.

9.  Novian Arradex Cumbara  Novian Arradex Cumbara 061540421690615404216977

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

(2)

I. TUJUAN

Mahasiswa dapat memahami pembuatan metil ester

II. ALAT DAN BAHAN  ALAT  Gelas Piala 600 mL  Gelas Ukur 50 mL  Labu Pemisah  Viscometer   Neraca Analitik  Stopwatch  Gelas Ukur 500 mL  Buret  Hot Plate 250 mL  Piknometer  Pipet Ukur 10 mL  Thermometer  Labu Erlenmeyer 500 mL  Pipet Tetes  Statif Dan Klem

 BAHAN  Minyak jelantah   NaOH Pa  Methanol Pa  Etanol   NaOH 0.1 N  Indicator phenoptalin

(3)

III. DASAR TEORI

Metil ester merupakan ester asam lemak yang di buat melalui  proses esterifikasi dari asam lemak dengan methanol. Pembuatan metil ester ada empat macam cara, yaitu pencampuran dan penggunaan langsung mikroemulsi, pirolisis (thermal cracking), dan transesterifikasi. Namun yang sering digunakan untuk pembuatan ,etil ester adalah transesterifikasi yang merupakan reaksi antara trigliserida (lemak atau minyak) dengan methanol untuk menghasilkan metil ester dan gliserol.

Metil ester dapat diperoleh dari pengolahan dari bermacam-macam minyak nabati, misalnya di jerman diperoleh dari minyak rapessed, di eropa diperoleh dari dari minyak biji bungah matahari dan minyak rapessed, di prancis dan italia diperoleh dari minyak biji bungah matahari, di amerika dan brazil diperoleh dari minyak kedelai, di Malaysia diperoleh dari minyak kelapa sawit, dan di Indonesia diperoleh dari minyak kelapa sawit, minyak jarak pagar, minyak kelapa, dan minyak kedelai. Selain minyak-minyak tersebut, minyak safflower, minyak linseed, dan minyak zaitun juga dapat digunakan dalam pembuatan senyawa metil ester. Pada  pengolahan minyak nabati di atas juga di hasilkan gliserol sebagai hasil

sampingnya.

Metil ester merupakan bahan baku dalam pembuatanbiodiesel atau sebagai emolien dalam produk kosmetika, sedangkan gliserol dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai aplikasi industry seperti kosmetika, sabun dan farmasi. Gliserol yang diperoleh sebagai hasil  pengolahan minyak nabati ini bukanlah gliserol murni, melainkan gliserol

mentah, biasanya memiliki kemurnian kira-kira 95%.

Minyak jelantah merupakan minyak nabati yang telah mengalami degradasi kimia dan/atau mengandung akumulasi kontaminan-kontamian didalamnya. Minyak ini dapat di daur ulang menjadi metil ester dengan reaksi transesterifikasi, sehingga minyak jelantah yang sebelumnya merupakan limbah yang berbahaya jika langsung dibuang ke lingkungan dapat menjadi suatu produk yang mempunyai nilai ekonomis dan juga

(4)

dapat mengurangi jumlah limbah minyak jelantah yang ada. Keuntungan  penggunaan minyak jelantah dalam pembuatan metil ester adalah dapat

direduksinya biaya operasional karena harga minyak jelantah pasti lebih murah dari pada minyak bersih atau baru. Kekurangannya adalah komposisi lemak yang terkandung di dalam minyak dapat berubah akibat  pemanasan dan terikat bahan makanan yang digunakan pada proses  penggorengan.

Senyawa metil ester dapat digunakan sebagai zat tambahan pada sesuatu formulasi kosemtika, salah satu contohnya yaitu caprylic atau caprylic triglyceride yang telah digunakan dalam formulasi kosmetika sebagai emolien. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bahwa senyawa metil ester lainnya juga dapat digunakan sebagai zat tambahan,  baik sebagai emolien maupun fungsi lainnnya.

Metil ester yang diperoleh dari reaksi transesterifikasi dapat dimurniakan dan ditetapkan kadarnya. Ada tiga metode analisis untuk menetapkan kadar metil ester yaitu kromatografi gas, kromatografi cair kinerja tinggi, dan kromatografi lapis tipis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan transesterifikasi :

 Suhu

Kecepatan reaksi secara kuat dipengaruhi oleh temperatur reaksi pada ummnya reaksi ini dapat dijalankan pada suhu mendekati titik didih metanol (65oC) pada tekanan atmosfer. Kecepatan reksi akan meningkat sejalan dengan kenaikan temperatur semakin tinggi temperatur berarti semakin banyak yang dapat digunakan oleh reaktan untuk mencapai energi aktivasi.

 Waktu reaksi

Semakin lama waktu reaksi maka semakin banyak produk yang dihasilkan karena ini akan memberikan kesempatan rektan untuk  bertumbukan satu sama lain. Namun setelah kesetimbangan tercapai tambahan waktu reaksi tidak akan mempengaruhi reaksi. Penelitian yang menggunakan lama reaksi 3 jam (Azis., 2005 )

(5)

 Katalis

Katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dengan menurunkan energi aktivasi reaksi namun tidak menggeser letak kesetimbangan. Tanpa katalis rekasi transesterifikasi baru dapat berjalan pada suhu sekitar 250°C. Penambahan katalis bertujuan untuk mempercepat reaksi dan menurunkan kondisi operasi. Katalis yang dapat digunakan adalah katalis asam, katalis basa ataupu penukar ion. Dengan katalis  basa reaksi dapat berjalan pada suhu kamar sedangkan katalis.

 Pengadukan

Pada reaksi transesterifikasi reaktan-reaktan awalnya membentuk sistim cairan dua fasa. Reaksi dikendalikan oleh difusi diantara diantara fase-fase yang berlangsung lambat. Seiring dengan terbentuknya metil ester ia bertindak sebagai pelarut tunggal yang dipakai bersama oleh reaktan-reaktan dan sistim dengan fase tunggalpun terbentuk. Dampak pengadukan ini sangat signifikan selama reaksi. Setelah sistim tunggal terbentuk maka pengudukan menjadi tidak lagi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi. Pengadukan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan campuran reaksi yang bagus. Pengadukan yang tepat akan mengurangi hambatan antar massa. Pengadukan transesterifikasi 1500 rpm.

 Perbandingan reaktan

Variabel penting lain yang mempengaruhi hasil ester adalah rasio molar antara alkohol dan minyak nabati. Stoikiometri reaksi transesterifikasi memerlukan 1 mol minyak trigliserida memerlukan 6 mol metanol menggunakan rasio molar alkohol-minyak = 1 : 6. Terlalu banyak alkohol yang dipakai menyebabkan biodiesel mempnyai viskositas yang rendah dibandingkan viskositas solar juga akan menurunkan titik nyala (flas point). Hal ini disebabkan karena  pengaruh sifat-sifat alkohol yang mudah terbakar. Perbandingan

(6)

IV. LANGKAH KERJA

  Pembuatan Metil Ester

 Menimbang 1 gram NaOH yang telah dihaluskan dan melarutkanya dengan metanol p.a, mengaduknya dengan stirrer hingga semua NaOH larut semua. Menaruhnya di dalam gelas kimia 250 ml.

 Memanaskan 200 ml minyak jelantah di atas hotplate dan mengaduknya menggunakan stirrer kira-kira 750-1500 rpm hingga mencapai suhu 45-550C.

 Menambahkan larutan natrium metoksida yang telah dibuat  pada langkah 1 kedalam minyak jelantah yang telah dipanaskan dan mempertahankan suhu pengadukanya pada 550C. Melakukan penambahan larutanh ini sedikit demi sedikit. Menghitung waktu pengadukan hingga 45 menit, setelah semua natriummetoksida bercampur semua.

 Memindahkan metil ester kedalam corong pisah dan mendiamkanya hingga terbentuk lapisan selama kurangn lebih 10 menit, lalu mengeluarkan lapisan bawahnya.

 Memasukkan metil ester kedalam gelas kimia dan melakukan pemurnian dengan memanaskan aquadest sebanyak 50% volume metil ester hingga suhu 600C, menuangkan metil ester kedalam aquadest dan mengaduknya perlahan selama 10 menit.

 Memindahkan metil esterdan aquadest kedalam corong  pisah dan membiarkanya sampai terbentuk dua lapisan,

kemudian lapisan bawahnnya dikeluarkan.  Menghiung volume metil ester yang diperoleh   Prosedur analisa pengujian densitas

Pengujian density

 Menimbang piknometer yang telah di bersihkan dalam keadaan belum ada isi sebagai a gram

(7)

 Mengisi piknometer dengan sampel dan menimbangnya sebagai b gram

 Membersihkan piknometer yg telah digunakan dengan sabun dan alkohol

 Menghitung besar densitas yang diperoleh. Pengujian viscositas

 Siapkan alat viscometer

 Masukkan sampel ke dalam alat viscometer

 Masukkan bola boron silica ke dalam alat viscometer yang telah berisi sampel

 Menghidupkan stopwatch pada saat bola menyentuh garis awal

 Mematikan stopwatch pada saat bagian atas bola menyentuh garis akhir

Pengujian asam lemak bebas (ALB)

 Menimbang 2- 5 gram metil ester, menambahkan larutan metanol 95% sebanyak 50 ml dan 3 tetes indikator pp.

 Melaukakan titrasi menggunakan larutan NaOH 0.1 N sampai berwana merah muda.

 Mencatat banyaknya volume NaOH yang terpakai. Keterangan :

M = Berat molekul asam lemak (gr/mol) T = Normalitas NaOH

m = Berat molekul asam lemak

Y = Volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi (mL) Pembuatan Larutan

  NaOH 0.1 N 500 mL (sebanyak 2 gram NaOH dilarutkan dalam 500ml aquadest)

 Metanol 95 % netral (memasukkan metanol (95% sebannyak yang diperlukan kedalam erlenmeyer, menambhkan 3 tetes indikator PP lalu titrasi dengan NaOH 0.1 N sampai terbentuk warna merah muda)

(8)

 Indikator pp (melarurkan 0.5 gram fenolftalein dalam 100 ml etanol).

(9)

V. DATA PENGAMATAN

No Perlakuan Pengamatan

1 1 gr NaOH + 41 ml Metanol

-  NaoH dicampurkan dengan metanol, larutan menjadi homogen.

2 20 ml minyak dipanaskan dengan suhu 500C +  Natrium Metoksida

- Sebeleum diaduk larutan tidak tercampur

- Setelah diaduk larutan menjadi homogen

3 Memasukkan larutan

kedalam corong pemisah

- Warna larutan kuning telur - Terbentuk 2 lapisan

- Lapisan bawah dibuang 4 Lapisan atas + 105 ml

aquades yang telah dipanaskan dengan suhu 600C

- Terbentuk 2 lapisan

- Warna larutan menjadi kuning  bening

- Volume yang didapat 210 ml

Nama Densitas

(ρ)

Viskositas (µ)

Asam Lemak Bebas

V NaOH Kadar

(10)

VI. DATA PERHITUNGAN

 Penentuan density

(a gram) piknometer kosong : 61,2 gram (b gram) piknometer + sampel : 147,5 gram (c gram) piknomter + aquades : 158,5 gram

V pikno = (−)   = (,−,)  / = 11 ml ρ sampel = (−)  () = (−,)   = 0,858 gr/ml  Penentuan viscositas - t = 2,30 detik 

- Bola = nickel iron alloy a. ρ = 8,1 gr/cm3  b. D = 0,5 mm c. K = 7 mPa.s cm3/gs µ = K (ρ1 – ρ2) . t = 7 mPa.s cm3/gs (8,1 gr/cm3- 0,0863 gr/cm3) 2,30 detik  = 112 mPa.s (cp)

 Asam lemak bebas

- Berat gelas kimia kosong = 89 gr  - Berat gelas kimia + isi = 92,5 gr  - Berat sampel = 3,5 gr  - Volume titran = 4,6 ml

(11)

  = m × V × N 10 × BM   × 100% = 3,5 gr × 4,6 mL × 0,1 N 10 × 283,77 gr/mol   × 100% = 1,61 2837.7  × 100% = 0.0567%

(12)

VII. PERTANYAAN

1. Tuliskan mekanisme reaksi percobaan ini ? 2. Terangkan prinsip reaksi tran-esterifikasi ?

3. Menngapa dilakukan pengadukan pada 75 –  150 rpm ? Apa yang akan terjadi jika lebih dari 150 rpm ?

4. Mengapa harus dilakukan pemurnian dengan air panas ?Apa gunanya ? 5. Apa kegunaan metil ester ?

6. Tuliskan beberapa parameter fisika kimia biodiesel ?

7. Dengan krisis energy sekarang ini apa saja yang dapat di buat  biodiesel, jelaskan ?

JAWABAN

1. Reaksi yang terjadi :

2. Prinsip transesterifikasi yaitu mengeluarkan gliserin dari minyak  jelantah dan mereaksikannya dengan alcohol (methanol)

3. Karena 75 –   150 rpm merupakan standar dalam pengadukan maka apabila pengadukan melebihi150 rpm akan menyebabkan reaksi semakin cepat dan konstanta reaksi semakin besar

(13)

4. Karena di dalam metil ester yang telah dibuat pasti masih ada H2Onya sehingga air panas dapat mengikat kadar air dan jika air panas di  buang di harapkan tidak ada H2O lagi dalam metil ester

5. Metil ester sebagai bahan bakar diesel pengganti solar yang lebih murah, senyawa metil ester digunakan sebagai zat tambahan pada formula kosmetika

6. Sifat fisika kimia biodiesel

 Viskositas = 1,9 ± 5 mm

 Kadar air = maxsimum 0,05 (% vol)

 Density = 0,815 ± 0,875 kg/L

 Kadar asam lemak bebas = 0,74%

 Flash point = minimal 130 0C

 Pour point = 8 0C

9. Bahan yang dapat dijadikan biodiesel adalah kemiri, minyak jelantah,  biji jarak, bioethanol dari bahan-bahan bergula, minyak nabati, biogas yang memanfaatkan sampah dan kotoran hewan. Karena tanaman tersebut menghasilkan minyak tanaman/nabati yang bereaksi dengan alcohol adanya katalis. Sehingga ALB yang terkandung dapat dikonversikan menjadi alkil ester, yang dapat digunakan untuk bahan  bakar mesin diesel

(14)

VIII. ANALISIS PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa metil ester itu merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari asam lemak denga methanol. Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah minyak jelantah karena memiiki asam lemak trigliserida.

Pembuatan metil ester dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu  pencampuan dan penggunaan secara langsung, mikroemulsi, pirolisis, dan transesterifikasi. Metode yang digunakan pada percobaan kali ini adalah transesterifikasi.

Pada proses pembuatan terjadi reaksi organik dimana suatu senyawa ester dirubah menjadi senyawa ester lain melalui pertukaran gugus alcohol dari ester dengan gugus alkil dari senyawa alkohol lain

Pada saat larutan natrium metoksida dilarutkan kedalam minyak  jelantah terbentuk dua lapisan yaitu lapisan bawah bewarna putih dan lapisan atas bwarna kuning. Pada saat pengadukan kecepatan yang digunakan 75-150 rpm. Karena apabila kecepatannya lebih dari itu maka larutan akan mengemulsi sehingga metil ester tidak terbentuk.

Kemudian setelah itu metil ester dimasukkan ke dalam corong  pisah. Dan terbentuk dua lapisan, untuk lapisan bawah dibuang sedangkan lapisan atas yang mengandung metil ester dilakukan pemurnian dengan memanaskan aquades dan kemudian mencampurkannya.

Setelah itu campuran yang telah terbentuk dua lapisan, dipisahkan kedalam corong pisah, yang dimana senyawa metil ester (minyak) akan  berada diatas karena berat jeninsnya lebih rendah dari aquades. Setelah dipisahkan senyawa metil ester disimpan dan dilakukan analisa kadar asam lemak, densitas, dan viskositas.

IX. KESIMPULAN

 Metil ester adalah ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari asam lemak dengan methanol.

 Minyak jelantah adalah minyak nabati yang telah mengalami degradasi kimia

 Density metil ester = 0,858 gr/cm3  Viskositas metil ester = 112 cp

(15)

X. DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2017. ” Penuntun Praktikum Satuan Proses II”. Politeknik  Negeri Sriwijaya : Palembang

Referensi

Dokumen terkait

menyelesaikan model matematika yang telah dibuatnya; c) Kesalahan melaksanakan rencana, dilihat dari hasil pekerjaan siswa yaitu ketika siswa tidak menyelesaikan model

After conducting a research in teaching English reading comprehension of descriptive texts using comic strips to Year- 7 students of “SMPN 22 Pontianak” in Academic Year

Daktilitas adalah kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca elastik yang besar secara berulang kali dan bolak balik akibat beban gempa di atas beban gempa

Gagasan atau tema dari film ini adalah wayang kulit gagrak Surakarta yang mengangkat sebuah karakter tokoh wayang kulit yaitu Werkudara yang merupakan bagian dari Pandawa dalam

a) Dengan naiknya derajat korelasi di antara variabel-variabel bebas, penaksir-penaksir OLS masih bisa diperoleh, namun kesalahan- kesalahan baku (standard

Impak kemukjizatan al-Quran yang dibahas melalui disiplin linguistik khususnya disiplin nahu Arab yang berinstrumenkan elemen al-Maf c ul al-Mutlaq ini, telah menemukan

Uraian yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa sumber kewenangan Dewan Kehormatan Ikatan Notaris Indonesia adalah diperoleh melalui delegasi dari UUJN

Hasil Pengujian awal pada air hujan dengan menggunakan pH meter 7 dari 10 sampel yang ada memiliki kecenderungan sifat basa dengan pH diatas 7 yaitu 7,4 untuk sampel kontrol, 7,3