• Tidak ada hasil yang ditemukan

190205908-HEPATOTOKSIK-MAKALAH-docx.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "190205908-HEPATOTOKSIK-MAKALAH-docx.docx"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. Latar

Latar Belak

Belakang

ang

Hati

Hati merumerupakpakan an ororgan gan terterbesar besar daldalam am tubtubuh uh manumanusia, sia, memmempunpunyaiyai berat sekitar 1.5 kg. Walaupun berat hati hanya 2-3% dari berat tubuh , berat sekitar 1.5 kg. Walaupun berat hati hanya 2-3% dari berat tubuh , namun hati terlibat dalam 25-30% pemakaian oksigen. Sekitar 300 milyar namun hati terlibat dalam 25-30% pemakaian oksigen. Sekitar 300 milyar se

sel-l-sesel l hahati ti teterurutatama ma hehepapatotosisit t yayang ng uumlmlahahnynya a kkururanang g lelebibih h !0!0%,%, merupakan tempat utama metabolisme intermedier "#oolman, $  &ohm #.H, merupakan tempat utama metabolisme intermedier "#oolman, $  &ohm #.H, 2001'.

2001'. Ha

Hati ti mmananususia ia teterlrletetak ak papada da babagigian an aatatas s (a(a)u)um m ababdodomimininis, s, didibaba*a*ahh dia+ragma, dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada dia+ragma, dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada se

sebebelalah h kkanananan. . eeraratntnya ya 12120000-1-1000 0 grgramam. . erermumukakaan an atatas as teterlrletetakak bersentuhan diba*ah dia+ragma, permukaan ba*ah terletak bersentuhan di bersentuhan diba*ah dia+ragma, permukaan ba*ah terletak bersentuhan di at

atas as ororgagan-n-ororgagan n ababdodomemen. n. HeHepapar r didi/k/ksasasi si sese(a(ara ra ererat at ololeh eh tetekkanananan intraabdominal dan dibungkus oleh peritonium ke(uali di daerah intraabdominal dan dibungkus oleh peritonium ke(uali di daerah posterior-po

postesteriorior r yayang ng beberdrdekekatatan an dedengngan an )e)ena na (a)(a)a a in+in+ererior ior dan dan menmengagadakdakanan kontak langsung dengan dia+ragma.

kontak langsung dengan dia+ragma.

Hepar

Hepar dibungkus dibungkus oleh oleh simpai simpai yg yg tebal, tebal, terdiri terdiri dari dari serabut serabut kolagen kolagen dandan  aringan elastis

 aringan elastis yg yg disebut disebut #ap#apsul sul lisson. lisson. Simpai Simpai ini ini akan akan masuk masuk ke ke dalamdalam pa

pareren(n(hyhym m hehepar par menmengigikukuti ti pempembubululuh h dadarah rah gegetah tah benbenining g dan dan duduktuktuss biliaris. assa dari hepar seperti spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di biliaris. assa dari hepar seperti spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di da

dalam lam lemlempepengngan-an-lelempmpengenganan  plaplate te didimanmana a akakan an mamasusuk k kke e dadalamlamnyanya sistem pembuluh kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut sistem pembuluh kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut be

berbrbeda eda dedengngan an kakapilpilerer-k-kapiapiler ler di di babagigian an tutububuh h yanyang g lalain, in, ololeh eh kakarerenana lapisan endotel yang meliputinya terediri dari sel-sel +agosit yg disebut sel lapisan endotel yang meliputinya terediri dari sel-sel +agosit yg disebut sel kup+er. Sel kup+er lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel kup+er. Sel kup+er lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel mak

(2)

tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. ada tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. ada pemantauan selanutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli 4i pemantauan selanutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli 4i tengah-tengah lobuli tdp 1 )ena sentralis yg merupakan (abang dari tengah-tengah lobuli tdp 1 )ena sentralis yg merupakan (abang dari )ena-)ena hepatika ")ena-)ena yang menyalurkan darah keluar dari hepar'.4i bagian )ena hepatika ")ena yang menyalurkan darah keluar dari hepar'.4i bagian tepi

tepi di di antaantara ra loblobuli-uli-lobulobuli li terterhadahadap p tumptumpukukan an araringaingan n ikaikat t yanyang g disedisebutbut trak

traktus tus portportalisalis  &67&674 4 yaityaitu u traktraktus tus porportalitalis s yanyang g mengmengandandung ung (aba(abang- ng-(ab

(abang ang )).po.portarta, , 7.7.hephepatiatikaka, , dudu(tu(tus s bibilialiariris.8s.8ababang ang dadari ri )en)ena a poporta rta dadann 7.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah 7.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak per(abangan Sistem bilier dimulai dari (anali(uli biliaris yang halus banyak per(abangan Sistem bilier dimulai dari (anali(uli biliaris yang halus yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. 8an

8anali(ali(uli uli akakan an menmengelugeluarkarkan an isinisinya ya ke ke daldalam am intrintralobalobularularis, is, dibdiba*a a*a keke da

dalam lam emempedpedu u yg yg leblebih ih bebesar sar , , air air kkeleluar uar dardari i salsalururan an emempedpedu u menmenuuuu kandung empedu. Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, kandung empedu. Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 9 merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 9 25% oksigen darah. 7da beberapa +ungsi hati yaitu :

25% oksigen darah. 7da beberapa +ungsi hati yaitu :

1. ;ungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat 1. ;ungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat 2. ;ungsi hati sebagai metabolisme lemak

2. ;ungsi hati sebagai metabolisme lemak 3. ;ungsi hati sebagai metabolisme protein 3. ;ungsi hati sebagai metabolisme protein

<. ;ungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah <. ;ungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah 5. ;ungsi hati sebagai metabolisme )itamin

5. ;ungsi hati sebagai metabolisme )itamin . ;ungsi hati sebagai detoksikasi

. ;ungsi hati sebagai detoksikasi

=. ;ungsi hati sebagai +agositosis dan imunitas =. ;ungsi hati sebagai +agositosis dan imunitas !. ;ungsi hemodinamik

!. ;ungsi hemodinamik

Hati

Hati menerima menerima > > 25% 25% dari dari (ard(ardia( ia( output, output, aliran aliran darah darah hati hati yangyang normal > 1500 (( menit atau 1000 9 1!00 (( menit. 4arah yang mengalir normal > 1500 (( menit atau 1000 9 1!00 (( menit. 4arah yang mengalir di dalam a.hepati(a > 25% dan di dalam ).porta =5% dari seluruh aliran di dalam a.hepati(a > 25% dan di dalam ).porta =5% dari seluruh aliran da

darah rah kke e hathati. i. 7li7liraran n dardarah ah kke e hehepar par didipenpengagaruruhi hi ololeh eh +ak+aktor tor memekakaninis,s, pen

pengarugaruh h perpersarasara+an +an dan dan horhormonmonal, al, aliraliran an ini ini beruberubah bah (epa(epat t padpada a *ak*aktutu e?

(3)

tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. ada tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. ada pemantauan selanutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli 4i pemantauan selanutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli 4i tengah-tengah lobuli tdp 1 )ena sentralis yg merupakan (abang dari tengah-tengah lobuli tdp 1 )ena sentralis yg merupakan (abang dari )ena-)ena hepatika ")ena-)ena yang menyalurkan darah keluar dari hepar'.4i bagian )ena hepatika ")ena yang menyalurkan darah keluar dari hepar'.4i bagian tepi

tepi di di antaantara ra loblobuli-uli-lobulobuli li terterhadahadap p tumptumpukukan an araringaingan n ikaikat t yanyang g disedisebutbut trak

traktus tus portportalisalis  &67&674 4 yaityaitu u traktraktus tus porportalitalis s yanyang g mengmengandandung ung (aba(abang- ng-(ab

(abang ang )).po.portarta, , 7.7.hephepatiatikaka, , dudu(tu(tus s bibilialiariris.8s.8ababang ang dadari ri )en)ena a poporta rta dadann 7.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah 7.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak per(abangan Sistem bilier dimulai dari (anali(uli biliaris yang halus banyak per(abangan Sistem bilier dimulai dari (anali(uli biliaris yang halus yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. 8an

8anali(ali(uli uli akakan an menmengelugeluarkarkan an isinisinya ya ke ke daldalam am intrintralobalobularularis, is, dibdiba*a a*a keke da

dalam lam emempedpedu u yg yg leblebih ih bebesar sar , , air air kkeleluar uar dardari i salsalururan an emempedpedu u menmenuuuu kandung empedu. Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, kandung empedu. Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 9 merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 9 25% oksigen darah. 7da beberapa +ungsi hati yaitu :

25% oksigen darah. 7da beberapa +ungsi hati yaitu :

1. ;ungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat 1. ;ungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat 2. ;ungsi hati sebagai metabolisme lemak

2. ;ungsi hati sebagai metabolisme lemak 3. ;ungsi hati sebagai metabolisme protein 3. ;ungsi hati sebagai metabolisme protein

<. ;ungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah <. ;ungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah 5. ;ungsi hati sebagai metabolisme )itamin

5. ;ungsi hati sebagai metabolisme )itamin . ;ungsi hati sebagai detoksikasi

. ;ungsi hati sebagai detoksikasi

=. ;ungsi hati sebagai +agositosis dan imunitas =. ;ungsi hati sebagai +agositosis dan imunitas !. ;ungsi hemodinamik

!. ;ungsi hemodinamik

Hati

Hati menerima menerima > > 25% 25% dari dari (ard(ardia( ia( output, output, aliran aliran darah darah hati hati yangyang normal > 1500 (( menit atau 1000 9 1!00 (( menit. 4arah yang mengalir normal > 1500 (( menit atau 1000 9 1!00 (( menit. 4arah yang mengalir di dalam a.hepati(a > 25% dan di dalam ).porta =5% dari seluruh aliran di dalam a.hepati(a > 25% dan di dalam ).porta =5% dari seluruh aliran da

darah rah kke e hathati. i. 7li7liraran n dardarah ah kke e hehepar par didipenpengagaruruhi hi ololeh eh +ak+aktor tor memekakaninis,s, pen

pengarugaruh h perpersarasara+an +an dan dan horhormonmonal, al, aliraliran an ini ini beruberubah bah (epa(epat t padpada a *ak*aktutu e?

(4)

me

mempmperertatahahanknkan an alaliriran an dadararah.h. @b@batat-ob-obatatan an dadapapat t memembmbererikikan an e+e+ekek sam

sampiping, ng, salsalah ah satsatununya ya adadalaalah h e+ee+ek k hephepatoatotoktoksiksik, , yayaitu itu e+ee+ek k samsampipingng kerusakan sel-sel atau aringan hati dan sekitarnya akibat konsumsi suatu kerusakan sel-sel atau aringan hati dan sekitarnya akibat konsumsi suatu obat.

obat.

ada dasarnya, obat dianggap sebagai penyebab kerusakan hati ika: ada dasarnya, obat dianggap sebagai penyebab kerusakan hati ika:

1.

1. @bat @bat terstersebut ebut terbterbukti ukti menymenyebabebabkan kan kekerusarusakan kan hathati pi padaada binatang per(obaan.

binatang per(obaan. 2.

2. $i$ikka a susuatatu u obobat at memenynyebebababkkan an gagangngguguan an papada da hahati ti sasaatat dikonsumsi dan gangguan hati sembuh saat pemberian obat dikonsumsi dan gangguan hati sembuh saat pemberian obat dihentikan, namun timbul kembali saat diberikan obat lagi. dihentikan, namun timbul kembali saat diberikan obat lagi.

B.

B. Rumusan

Rumusan Masalah

Masalah

erdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat erdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu:

dirumuskan masalah yaitu: 1.

1. @bat-obat ap@bat-obat apa saa yang dapaa saa yang dapat menimbulkt menimbulkan an oksisitas pada Hoksisitas pada Heparepar 2.

2. agaimanagaimana eka ekanisme kanisme kera dera dari suatari suatu toksiku toksikanan 3.

3. 7pa sa7pa saa e+ek toksa e+ek toksik pada hepik pada heparHarHepatepatotokotoksiksik

C. Tujuan

C. Tujuan

aksud dan tuuan pembuatan makalah ini antara lain : aksud dan tuuan pembuatan makalah ini antara lain :

1.

1. Sebagai Sebagai bahan kbahan kaian menaian mengenai egenai e+ek toksik +ek toksik pada Hepada Hepar ataupar atau Hepatotoksik.

(5)

2. Antuk mengetahui toksikan yang dapat merusak Hepar.

3. Antuk mengetahui mekanisme suatu toksikan yang dapat merusak Hepar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAA

Hati merupakan organ yang paling penting dalam toksisitas obat dengan dua alasan, yang pertama se(ara +ungsional, letaknya diantara tempat absorpsi dan sirkulasi sistemik dan merupakan tempat utama dalam metabolisme dan eliminasi senya*a asing, yang kedua adalah karena hati merupakan organ target dari obat senya*a yang toksik. #erusakan hati yang diinduksi oleh obat "466', menimbulkan masalah klinis, 466 telah menadi penyebab utama pada kerusakan hati akut dan tranplantasi hati di negara-negara barat. Hepatotoksik intrinsik yang disebabkan oleh o)erdosis a(etaminophen merupakan kasus utama dari 466 di amerika serikat dan inggris. Sebaliknya, hepatotoksik yang disebabkan oleh kebanyakan obat lainnya adalah idiosinkrasi, dengan kata lain bah*a keadian 466 sangat ke(il pada pasien yang diberikan obat pada dosis terapinya dan

(6)

resiko dari kerusakan akut pada hati yang melibatkan idiosinkrasi suatu hepatotoksin bisanya kurang dari 1 per 10000 pasien. Bamun lebih dari 1000 obat dan produk herbal menghasilkan e+ek idiosinkarsi hepatotoksik dan ternyata idiosinkrasi menyumbang 10 % dalam kasus kerusakan akut pada hati.

466 uga merupakan tantangan terbesar bagi pemerintah dan industri, karena merupakan penyebab utama dari penghentian ui preklinis dan klinis bagi seumlah obat dan merupakan suatu ad)erse rea(tion yang umum teradi yang mengakibatkan obat tersebut ditolak untuk dipasarkan. Bamun dalam banyak kasus, obat diketahui memiliki e+ek hepatotoksik setelah beredar di pasaran, dan 466 uga lah yang membuat obat tersebut ditarik dari pasaran atau diharuskan untuk memberi label tentang adanya kemungkinan 466. Salah satu yang menarik adalah 466 dapat mengikuti semua bentuk penyakit hati baik akut maupun kronis. 7spek lain yang menarik adalah teradinya idiosinkrasi pada 466 yang tidak dapat diprediksi dan banyaknya senya*a kimia bersi+at hepatotoksik yang menyebabkan 466 idiosinkrasi. 7spek tersebut mengindikasikan bah*a terdapat berbagai enis struktur dan tipe sel target, banyaknya mekanisme yang terlibat dan pentingnya +aktor resiko pasien. Selama beberapa tahun terakhir berkembang berbagai persepsi mengenai keseluruhan proses maupun urutan proses yang terlibat dalam kerusakan sel hati se(ara umum dan 466 se(ara khusus, yang berdampak pada dilakukannya penelitian yang bertuuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme teradinya hepatotoksik. adahal sebelumnya yang menadi +okus penelitian adalah bagaimana suatu obat tertentu dapat menyebabkan kerusakan a*al pada sel hati.

(7)

466 umumnya diklasi/kasikan ke dalam hepatotoksik intrinsik )s idiosinkrasi, tapi kemudian berubah menadi alergi dan non alergi. Hepatotoksik intrinsik merupakan dose-dependent dan diprediksi hanya teradi pada dosis diatas dosis terapi, sedangkan hepatotoksik idiosinkrasi teradi tanpa adanya ketergantungan akan dosis dan tidak dapat diprediksi pada kisaran dosis mana hal ini teradi. eradinya reaksi alergi akibat hepatotoksik idiosinkrasi dikarakterisasi melalui mun(ulnya geala tertentu dan adanya reaksi imun seperti demam, ruam kulit, eosino/lia dan terbentuknya suatu antibodi. eala klinis lainnya dibedakan antara hepato(ellular, (holestati( atau mi?ed li)er enCyme pattern, kriteria histologis, onset kronis )s akut, dan tingkat keparahannya. embagian kelompok ini sangat berguna dalam praktek klinis karena akan menabarkan bagaimana (iri klinis dari 466 untuk tiap-tiap obat, dan akan memberikan petunuk mengenai mekanisme yang terlibat dalam 466 oleh obat-obat tersebut.

Bamun demikian, kita harus menyadari bah*a pembagian ini hanya bersi+at deskripti+ dan berdasarkan kriteria klinis maupun histopatologi. embagian kelompok ini akan uga memberian in+ormasi yang salah apabila digabung dengan konsep mekanis yang ada dan mungkin memang akan menadi dasar bagi paradigma klasik yang sangat berbeda dengan konsep mekanisme hepatotoksik terkini. Sebagai (ontoh, kesalahan konsep yakni ada senya*a tertentu yang elas termasuk baik dalam kelompok hepaotoksik idiosinkrasi maupun intrinsik, dan dosis atau kerusakan sel yang langsung tidak berperan penting pada teradinya hepatotoksik idiosinkrasi. 7kan tetapi, se(ara tak terduga 466 dapat teradi pada dosis yang rendah dan sering pada senya*a transaminase. 6soniaCid merupakan salah satu

(8)

(ontoh hepatotoksin yang mengakibatkan hepatotoksik intrinsik ringan dan uga idiosinkrasi yang parah pada 466.

Hambatan utama pada pengelompokan berdasarkan mekanismenya adalah bah*a 466 tidak bisa hanya dikarakterisasi dengan hanya kerusakan a*al tetapi uga melibatkan banyak mekanisme, sistem regulasi dan +aktor resik dengan interaksi yang sangat kompleks, hal ini uga menelaskan bagaimana tidak banyak terdapat model penelitian untuk mengetahui mekanisme bagi kebanyakan hepatotoksin,potensi sebuah obat menadi hepatotoksin sering kali tidak diketahui sebelum dia dipasarkan, dan kontribusi yang pasti di berbagai proses yang mengakibatkan 466 pada manusia uga tidak dapat diketahui, dan pengobatan yang tepat untuk 466 tidak tersedia ke(uali untuk hepatotoksik yang diinduksi oleh 77. enyelesaian yang mungkin tepat untuk problem ini adalah sebuah model penelitian yang umum yang merupakan gabungan dari prinsip mekanisme a*al dari to?i( li)er (ell inury dengan pengetahuan terkini mengenai regulasi komplek dari kerusakan )s proses proteksi yang terlibat dalam proses rusaknya sel hati.

7da tiga tahapan umum dalam mekanisme teradinya 4rug-6ndu(ed i)er 6nury "466'

!. Mekan"sme a#al t$ks"s"tas % D"re&t &ell stress' D"re&t m"t$&h$n(r"al "m)a"rment' (an reaks" "mun s)es"*k.

aik metabolit obat ataupun obat induk dapat menyebabkan dire(t (ell stress, dan mengganggu +ungsi mitokondria serta menstimulaasi suatu respon imun. DnCim pemetabolisme obat yang sangat berperan dalam pembentukan suatu metabolit reakti+ yang toksik adalah kelompok sitokrom <50 "8E<50', yang berperan pada metabolisme obat +ase 1. 7kan tetapi metabolisme +ase 66  uga dapat menghasilkan metabolit yang bersi+at hepatotoksik seperti asil

(9)

glukoronida yang telah diketahui menyebabkan 466. etabolit reakti+ dapat menyebabkan stress pada sel melalui banyak mekanisme termasuk diantaranya deplesi dari glutathione "SH' atau berikatan dengan suatu enCim, lemak, asam nukleat, dan stuktur sel lain. Selanutnya metabolit reakti+ atau parent drug mungkin dapat spesi/k menghambat +ungsi hepar tertentu seperti api(al "(anali(ular' bile salt eFu? pump "SD 78 11 gene' yang dimana akan menimbulkan penumpukan substratnya di dalam sel yang menyebabkan kerusakan sekunder pada sel hepar.

ada tahap penyerangan mitokondria, maka metabolit reakti+ ataupun parent drug melepaskan atau menghambat alur respiratory dari mitokondria yang menyebabkan deplesi 7 sehingga meningkatkan umlah rea(ti)e o?ygen spe(ies "&@S', menghambat G-oksidasi yang mengarah pada steatosis, merusak 4B7 mitokondria atau menyisip di proses replikasinya, atau se(ara langsung menyebabkan mito(hondria permeability transition "' yaitu dengan membuat lubang di  poreI yang letaknya ada dibagian dalam membran. 6nilah yang mungkin merupakan a*al teradinya kerusakan yang melibatkan penghambatan transport elektron mitokondria sampai tahap kritis dan peningkatan akti)asi &@S dan $B# di sitosol diatas batas yang ditentukan hingga menimbulkan kerusakan hepar. 6nhibisi a*al dari transport elektron mitokondrial tidak dapat ditentukan dari nilai 7 yang tinggi, sehingga dibutuhkan suatu marker yang bisa mendeteksi kerusakan mitokondrial seak dini.

&espon imun spesi/k yang melibatkan sel  sitotoksik yang bersamaan dengan lepasnya sitokin inJamasi yang ditimbulkan oleh metabolit reakti+ yang berikatan se(ara ko)alen dengan protein yang kemudian dikenali sebagai suatu antigen baru "pembentukan hapten'. Selanutnya mun(ulnya maor histo(ompatibility (omple? "H8' 9dependent pada antigen presenting (ells akan mengakti+kan proses terbentuknya suatu antibodi against haptens atau autoantibodies against (ell stru(ture seperti enCim 8E<50.

(10)

4alam beberapa kasus kerusakan a*al uga menargetkan nonparen(hymal li)er (ells. 8ontohnya adalah adanya toksisitas yang terhadap sel epitel empedu oleh metabolit Ju(lo?a(illin atau akti)asi langsung sel steallate oleh methotre?ate yang menyebabkan /brosis. Hepatotoksin yang berbeda memiliki pola yang khusus dalam mekanisme kerusakan a*alnya. Bamun satu yang harus disadari bah*a satu obat bisa saa melalui banyak mekanisme yang teradi bersamaan, dan bah*a banyak obat yang masih belum diketahui mekanismenya seperti apa dalam menimbulkan kerusakan hepar. ekanisme kerusakan a*al yang spesi/k ini  uga bisa disebut upstream e)entsI yang pada tahap selanutnya akan berlanut

ke do*nstream e)entsI yang tidak spesi/k yang melibatkan innate immune system yang tugasnya menyeimbangkan respon pro dan anti inJamasi yang menentukan proses lanutnya untuk kerusakan yang makin parah ataukah pemulihan.

+.Mekan"sme kemat"an sel (")erantara" $leh rese)t$r ,ang men,e-a-kan )eru-ahan )ermea-"l"tas m"t$k$n(r"a

un(ulnya (ell stress dan reaksi imun spesi/k menyebabkan . $ika mekanisme a*al ini tidak teradi se(ara langsung pada target dan merusak +ungsi mitokondria, maka mekanisme ini teradi melalui dua alur, salah satunya melalui  alur langsung yang diinisiasi oleh (ell stress yang parah "intrinsi( path*ay' atau

melalui (ara tidak langsung dengan death re(eptor ampli/ed yang dipi(u oleh (ell stress ringan danatau reaksi ion imun spesi/k "e?trinsi( path*ay'.

(11)

ada alur intriksik, stress intraselular yang parah mengakti)asi alur reti(ulum endoplasmi(, permeabilitas lisosom, atau (-un9B-terminal kinase "$B#' yang kemudian mengakti)asi pro apoptoti( "a?, bak, bad' dan menghambat anti apoptotik "bel-2, bel?' yang merupakan anggota protein bel2, kemudian mengakti)asi . Sedangkan alur e?trinsik, kerusakan a*al yang ringan dapat teradi ika response inJmasi karena mild stress dan +aktor tambahan memodulasi system imun ba*aan ,dimana sinyal dari sitokin "6-12' yang memi(u atau men(egah "6<, 610, 613, 8-1' luka biasanya seimbang. Sebagai konsekuensinya, sel li)er yang sensiti+ menadi lebih rentan terhadap e+ek letal dari tumor ne(rosis +a(tor alpha "B;K', +as lingand "+as', dan inter+eron gamma "6;L'. Hal ini sangat penting ika memikirkan bah*a hati sebagai organ utama dalam detoksi/kasi se(ara konstan terpapar hingga membuat selnya menadi stress yang akan mengakti+kan B;K dan +as. $ika a*alnya sebuah reaksi imun spesi/k, maka H8-dependent antigen yang terbentuk akan merelease B;al+a dan ;as dari #upMer (ell "hepati( ma(ro+ag' dan sel  sitotoksik. Sesuai dengan hipotesis bagi penyakit autoimun, haptenisasi sendiri tidak (ukup untuk memi(u teradinya +rank allergi( hepatoto?i(ity, karena membutuhkan stimulasi tambahan yang disebut

(12)

danger-signalI. $ika metabolit reakti+ menyebabkan stress sel ringan atau mun(ulnya inJamasi, bersamaan dengan lepasnya sitokin akan dibentuk sebuah danger signalI yang dapat meningkatkan keberadaan H866-dependent antigen, membuat hepatosit lebih mudah luka, sehingga menyebabkan autoimmune hepatoto?i(ity. erlepas dari bagaimana e?trinsi( path*ay dimulai, pada akhirnya B; K dan ;as berikatan pada intra(ellular death re(eptors, serta B; dan ;as reseptor-asso(iated death domain proteins "&744;744' akan mengakti)asi inisiator (aspase !. 7kti)asi kompleks death-re(eptor uga disebut sebagai death-indu(ing signaling (omple? "46S8'. Walaupun (aspase ! dapat memulai apoptosis melalui akti)asi langsung dari e+ektor (aspase 3, , dan =, namun akti)asi langsung ini tampak terlalu lemah dalam hepatosit untuk memperantarai apoptosis. @lehkarenanya diperlukan sebuah mekanisme ampli/kasi: (aspase ! dapat mengakti)asi protein pro-apoptitik (l-2 "seperti id', serta signaling (eramides.

. A)$)t$s"s (an Nekr$s"s

 menyebabkan inJu? proton besar-besaran melalui membrane dalam mitokondria, yang menghentikan sintesis 7 oleh mitokondria. enipisnya 7 mitokondria yang disebabkan oleh  menyebabkan teradinya pelebaran matriks dan permeabilisasi membran luar mitokondria serta pe(ahnya membran dengan melepaskan sitokrom 8 dan protein mitokondria pro-apoptotik lainnya dari ruang intermembran menuu ke sitosol.

ada apoptosis, sitokrom 8 kemudian berikatan pada sebuah (ytoplasmi( s(aMold "apa+-1' dan pro-(aspase N, membentuk sebuah kompleks yang disebut apoptosome, yang mengakti)asi signaling pro(aspase N. roses ini membutuhkan 7 dan hanya dapat dimulai bila  tidak mun(ul dengan (epat dan bersama-sama di seluruh mitokondria. Hanya ika beberapa mitokondria tertinggal utuh dan melanutkan sintesis 7, akti)asi pro-(aspase N dan memungkinkan protein mitokondrial pro-apoptotik lainnya mengakti)asi (aspase 3. #emudian (aspase 3

(13)

akan meme(ah protein sel spesi/k dan lebih auh lagi akan mengakti)asi pro-(aspase , =, dan 2, yang memiliki protein targetnya masing-masing. Bekrosis, sebaliknya, berkembang ika luka a*al yang teradi sangat parah sehingga  se(ara (epat terbentuk di seluruh mitokondria, atau ika mekanisme lain menyebabkan menipisnya 7 mitokondria se(ara (epat dan parah, menghalangi alur apoptosis. 6ni sangat khas untuk hepatotoksin yang se(ara langsung menyebabkan inisiasi stress sel yang sangat besar. agaimanapun, ketiadaan 7 uga akti)asi alur ekstrinsik akan menghantarkan kepada kematian sel nekrotik. #esimpulannya, mitokondria merupakan tokoh penting dalam kematian dan kehidupan sel dalam hepatotoksisitas: mereka dapat menadi target dari inisiasi toksisitas langsung,  memegang peran penting dalam signaling dari alur ekstrinsik dan intrinsik.

@bat 7nti  yang telah diketahui berdasarkan penelitian terkini mempunyai kemungkinan sebagai 466 adalah &i+ampisin dan 6BH berikut tinauan molekuler yang memungkinkan untuk teradinya hepatotoksik pada penggunaan obat anti  .

(14)

Bama #imia : 5, , N, 1=, 1N, 21-Heksahidroksi-23-metoksi-2, <, 12, 1, 1!, 20, 22-heptametil-! OB-"<-metil-1-piperaCinil' +ormimidoilP-2, =- "epoksipentadeka O1, 11, 13P trienimino' na+to O2, 1-bP +uran- 1, 11-"2H'-dion-21-asetat.

Sinonim : &i+ampi(inum, &i+ampin, &i)alCadin, 3-OQ"<-etil-1- piperaCinil' iminoR metilP ri+amisin.

&umus olekul : 8<3H5!B<@12. erat olekul : !22,N5.

emerian : Serbuk hablur, (oklat merah.#elarutan : Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol, eter dan aseton, mudah larut dalam kloro+orm, larut dalam etil asetat dan dalam metanol

(15)

"4epkes &6, 1NN5 S*eetman, 1NNN'. Penggunaan (an Cara Pem-er"an

&i+ampisin adalah kelompok antimikobakterial dan digunakan untuk pengobatan berbagai enis in+eksi. Sering digunakan dalam bentuk kombinasi dengan antibakterial lainnya untuk menghindari resistensi dan untuk pengobatan tuberkulosis. enggunaan pada pasien de*asa se(ara umumnya adalah 00 mg per hari melalui mulut pada keadaan lambung kosong. Sedangkan pada pasien anak-anak diberikan dosis 10 mgkg hingga 20 mgkg per hari dengan batas maksimum 00 mg per hari "S*eetman, 1NNN'.

0armak$k"net"ka

&i+ampisin segera diabsorbsi dari saluran pen(ernaan. #onsentrasi maksimum obat dalam plasma adalah = Tgm sampai 2< Tgm setelah 2 am sampai < am pemberian dosis 00 mg. Hal ini dapat berbeda antara indi)idu yang satu dengan indi)idu yang lainnya. &i+ampisin berada !0% dalam protein plasma. Waktu paruh ri+ampisin berkisar antara 2 am sampai 5 am, dengan *aktu paruh yang lebih pendek "1 am sampai 3 am' pada penggunaan 2 minggu pertama karena ri+ampisin menginduksi metabolisme terhadap ri+ampisin itu sendiri. &i+ampisin se(ara (epat dimetabolisme di hati menadi 25-@-deasetilri+ampisin. 4easetilri+ampisin diserap kembali ke saluran (erna dan meningkatkan ekskresi melalui +eses, tetapi siklus enterohepatik tetap beralan. Sekitar 0% obat diekskresikan melalui +eses sedangkan 30% obat diekskresikan melalui urin, setengah bagian tersebut diekskresikan dalam *aktu 2< am. etabolit +ormilri+ampisin  uga diekskresikan melalui urin. ada pasien gangguan ginal *aktu paruh ri+ampisin menadi lebih panang dari normalnya "S*eetman,

(16)

1NNN eloUuin, 2002'.

E/ek Sam)"ng

D+ek samping dari penggunaan ri+ampisin adalah gangguan saluran (erna "anoreksia, diare, mual dan muntah', gangguan darah "trombositopenia, eosino/lia, leukopenia dan anemia', gangguan sara+  "sakit kepala', udema dan perubahan *arna pada urin, +eses, keringat, air liur, dahak, air mata dan (airan tubuh lainnya menadi ingga hingga merah "S*eetman, 1NNN'.

B. Is$n"a1"(

Bama #ima : 7sam isonikotinat hidraCida.

Sinonim : 6soniaCidum, 6BH, 6B7H, 6sonikotinoilhidraCin, 6sonikotinilhidraCida, 6sonikotinilhidraCin, ubaCid. &umus molekul : 8H=B3@

erat molekul : 13=,1<

emerian : Hablur putih atau tidak ber*arna atau serbuk hablur putih, tidak

(17)

berbau, perlahan lahan dipengaruhi oleh udara dan (ahaya.

 itik lebur : 1=0V8 - 1=3V8

#elarutan : udah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol,

sukar larut dalam kloro+orm dan dalam eter, praktis tidak larut dalam benCena.

6soniaCid atau isonikotinil hidraCid yang sering disingkat dengan 6BH. Hanya satu deri)atnya yang diketahui, menghambat pembelahan kuman tuber(ulosis, yakni iproniaCid, tetapi obat ini terlalu toksis untuk manusia. 6soniaCid "6BH' adalah turunan asam isoni(otini( hydraCide, obat bakterisidal pilihan untuk tuberkulosis. 6BH terkenal karena ke(enderungannya menyebabkan hepatitis dengan penggunaan kronis. @)erdosis akut isoniaCid adalah penyebab umum dari obat penginduksi keang dan asidosis metabolik. " @lson,1NNN '

Penggunaan (an Cara Pem-er"an

6soniaCid adalah turunan hidraCida dan merupakan obat utama dalam pengobatan penyakit tuberkulosis. Sering digunakan dalam bentuk kombinasi. enggunaan pada pasien de*asa se(ara umumnya adalah 300 mg per hari melalui mulut pada keadaan lambung kosong. Sedangkan pada pasien anak-anak ber)ariasi, yakni: 5 mgkg per hari "menurut @rganisasi #esehatan 4unia "World Health OrganizationWH@'', 10 mgkg per hari "di 6nggris "United KingdomA#'' dan 10 mgkg hingga 15 mgkg per hari "di 7merika Serikat "United States of AmericaAS7'' dengan semuanya men(antumkan batas maksimum 300 mg per hari "S*eetman, 1NNN'.

(18)

0armak$k"net"ka

6soniaCid segera diabsorbsi dari saluran pen(ernaan. #onsentrasi maksimum obat dalam plasma adalah 3 Tgm sampai = Tgm setelah 1 am sampai 2 am pemberian dosis 300 mg. Waktu paruh isoniaCid berkisar antara 1 am sampai  am, dengan *aktu paruh yang lebih pendek pada indi)idu yang memiliki asetilator yang (epat. &ute metabolik primer adalah asetilasi dari isoniaCid menghasilkan asetilisoniaCid oleh B-asetiltrans+erase yang ditemukan dalam hati dan usus halus. 7setilisoniaCid kemudian dihidrolisis menadi asam isonikotinat dan monoasetilhidraCin. 7sam isonikotinat berkonugasi dengan glisin menghasilkan asam isonikotiurat "isonikotinil glisin', sedangkan monoasetilhidraCin yang kemudian mengalami asetilasi menadi diasetilhidraCin. eberapa bagian yang tidak dimetabolisme akan mengalami konugasi membentuk hidraCon. etabolit 6soniaCid tidak memiliki akti)itas tuberkulostatik. ada pasien dengan +ungsi ginal yang normal, lebih dari =5% dari obat diekskresikan melalui urine selama 2< am yang terutama sebagai metabolit. Seumlah ke(il obat yang diekskresikan melalui +eses. 6soniaCid uga akan dikeluarkan dari tubuh bila pasien menalani dialisis "S*eetman, 1NNN'.

E/ek Sam)"ng

D+ek samping dari penggunaan isoniaCid adalah gangguan hati "mual, muntah dan lelah', gangguan darah "anemia, agranulositosis, trombositopenia dan eosino/lia', hipersensesiti)itas "eritema' dan e+ek samping lainnya "konstipasi dan retensi urin' "S*eetman, 1NNN'.

(19)

• #erusakan parenkim hati dengan (epat, menyerupai geala

hepatitis )iral akut.

• #erusakan parenkim hati dengan lambat, menyerupai geala

hepatitis kronik akti+.

• 6n/ltrasi lemak pada sel-sel hati, menyerupai geala +atty li)er. • enghambat ekskresi empedu sehingga menimbulkan ikterus

obstrukti+, menyerupai geala kolestasis.

• erusak sel-sel saluran empedu se(ara perlahan-lahan,

menyerupai geala sirosis biliaris.

• enyebabkan granuloma sel-sel hati.

• enyebabkan luka pada parenkim hati, sehingga mendorong

terbentuknya aringan parut "/brosis' menyerupai sirosis hati.

• endorong teradinya tumor hati.

• erusak sistem pembuluh darah portal hati.

enyebab hepatotoksik diduga bersi+at multi+aktorial, namun terdapat beberapa mekanisme yang sudah diketahui dapat membuat obat tertentu bersi+at hepatotoksik, yaitu:

• eroksidasi lipid

&adikal bebas yang terkandung dalam obat dapat memi(u reaksi peroksidasi pada asam lemak tak enuh pada retikulum endoplasma sel hati, sehingga teradi degenerasi lemak dan nekrosis pada sel tersebut.

• Stres oksidati+ 

roses ini disebabkan pula oleh radikal bebas, serta dapat menyebabkan berkurangnya glutation dalam sel hati sehingga teradi gangguan keseimbangan kalsium dan kerusakan sel.

• enghambatan oksidasi, uga dapat menyebabkan reaksi

peroksidasi lipid.

• enghambatan sintesis protein melalui inhibisi enCim &B7

polimerase, yang menyebabkan nekrosis lemak dan kematian sel.

(20)

• enghambatan transportasi asam empedu pada sistem saluran

kanalikuler intrahepatik.

• &eaksi imunoalergenik, yaitu berupa reaksi sitotoksik akibat

paparan antigen asing.

• D+ek karsinogenesis, terutama oleh metabolit obat yang sangat

akti+ atau terakti)asi berlebihan oleh substansi asing.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Mekan"sme He)at$t$ks"k R"/am)"s"n

&i+ampisin adalah obat antituberkulosis. &i+ampisin bisa merusak hati dengan 3 (ara :

a' engganggu proses metabolisme bilirubin dan asam empedu. D+eknya re)ersible dan mekanismenya tidak diketahui, *alaupun ada yang mengatakan e+eknya merusak hepatosit.

b' &i+ampisin menginduksi metabolisme obat di retukulum endoplasma yang mengganggu biotrans+ormasi dari Cat 9 Cat yang hepatotoksik, apalagi ika digabung dengan isoniaCid.

(' &i+ampisin sendiri bisa mengakibatkan e+ek seperti hepatitis akibat )irus. Bamun karena ri+ampisin diberikan bersamaan obat antituberkulosis yang lain, maka hepatitis akibat ri+ampisinnya sendiri masih belum dapat dipastikan.

&i+ampisin memiliki alur utama dengan deasetilasi menadi deasetil ri+ampi(in sehingga terpisah se(ara hidrolisis

(21)

menghasilkan 3-+ormil ri+ampisin. &i+ampisin dapat menyebabkan dis+ungsi hepatoseluler di a*al pengobatan, dimana dapat teradi tanpa penghentian obat ini. ekanisme ri+ampisin menginduksi hepatotoksik belum diketahui dan tidak dapat diprediksi. Sampai sekarang belum diketahui adanya metabolit toksik reakti+ dari ri+ampisin.

&i+ampisin adalah induser kuat sistem 8E<50 pada hati dan usus, yang dapat meningkatkan metabolisme dari senya*a lain. enggunaan kombinasi ri+ampisin dan 6BH telah dihubungkan dengan peningkatan risiko hepatotoksik. &i+ampisin menginduksi hidrolasi 6BH, sehingga meningkatkan produksi hydraCine ketika dikombinasikan dengan 6BH "terutama pada asetilator lambat' yang mana dapat lebih meningkatkan toksisitas dari kombinasi tersebut. &i+ampisin uga berinteraksi dengan obat antiretro)irus "ostmann, 7., et.al., 200='.

&i+ampisin merupakan akti)ator & "pregnane  re(eptor'. & merupakan mediator seluler yang merespon ?enobiotik. & mediator +ungsi 8E37<, merupakan tempat binding heterodimer dengan retinoid ? reseptor. 8E37< merupakan enCim pemetabolisme pada hati. 4engan demikian &i+ampisin dapat menginduksi peningkatan ekspresi 8E37<.

(22)

2am-ar . Mekan"sme akt"3as" (an /ungs" P4R

7kti)asi & tergantung ligan pengikatan ligan, menyebabkan & membentuk heterodimer dengan reseptor  retinoid "&&' yang terikat pada & respon elements, yang terletak di uung 5X gen target &, sebagai hasil akti)asi transkripsi mereka. & terutama terkait dengan respon seluler ?enobiotik, termasuk induksi enCim yang terlibat dalam reaksi oksidasi dan konugasi, serta induksi transporter ?enobiotik dan endobiotik. DnCim metabolik dan transporter yang diinduksi oleh akti)asi & dapat mempengaruhi +armakokinetik dari ?enobiotik maupun endobiotik "a, et.al., 200!'.

Hasil elusidasi struktur 3 dimensi menunukkan bah*a &-ligand binding domain memiliki (elah ikatan yang besar "lebar', sehingga memungkinkannya untuk berinteraksi dengan banyak senya*a hidro+obik. anyak ligan & yang telah berhasil diidenti/kasi, diantaranya adalah antibiotik ri+ampisin, (lotrimaCole, dan ritona)ir. 6nilah yang mendasari bah*a &i+ampisin dapat membentuk ikatan dengan & "a, et.al., 200!'.

(23)

B. Mekan"sme He)at$t$ks"k Is$n"a1"(

@bat anti  kedua yang diduga uga akan mengakibatkan hepatotoksik adalah 6BH "6soniaCid'. etabolisme utama 6BH adalah asetilasi oleh enCim n-asetiltrans+erase 2 "B72' dan 8E 2D1 dan menghasilkan hepatotoksin.

2am-ar 5. Meta-$l"sme Is$n"a1"(

HidraCin merupakan penyebab hepatotoksisitas pada penggunaan 6BH. enelitian pada mikrosom li)er tikus

(24)

menunukkan bah*a terbentuk radikal B@2 selama proses metabolisme hidraCin se(ara oksidasi, yang kemungkinan merupakan penyebab utama hepatotoksisitas. enelitian menunukkan bah*a 74H lebih mudah teradi dan dapat menadi parah pada kelompok asetilator lambat. ada asetilator lambat lebih banyak 6BH yang tertinggal untuk dihidrolisis langsung menadi hidraCin serta terakumulasi sebagai asetil hidraCin yang berubah menadi hidraCin "ostmann, 7., et.al., 200='.

Huang et al. mengatakan bah*a asetilator lambat memiliki potensi 2 kali lipat mengalami 74H dibandingkan kelompok asetilator (epat. 8E2D1 (1(1 genotip berhubungan dengan tingginya akti)itas 8E2D1 dan dapat merangsang produksi hepatotoksin yang lebih banyak. enelitian menunukkan bah*a 6BH dan HidraCin dapat merangsang akti)itas 8E2D1. 6BH memiliki e+ek penghambatan akti)itas 8E172, 27, 281N dan 37<. 8E172 diduga ber+ungsi sebagai detoksi/kasi hidraCin. 6BH menyebabkan peningkatan &@S, perubahan tingkat enCim seperti Supero?ide dismutase, 8atalase, dan lu(ose--hosphate dehydrogenase. engubah tingkat (l-2a?, (yto(hrome-( translo(ation, akti)asi (aspase, dan +ragmentasi 4B7 yang dapat menyebabkan apoptosis. eningkatan &@S dapat menyebabkan kerusakan sel hati ";austo, 200'.

(25)

2am-ar 6. Mekan"sme )em-entukan R7S ,ang (a)at men,e-a-kan kerusakan sel hat"

(26)

#etika teradi kerusakan sel "seperti kerusakan 4B7', protein pro-apoptosis akan terakti)asi, yang akan mnyebabkan teradinya s "ito(hondrion ermeability ransition ores' akibatnya (yto(rhome ( "(yt (' yang terdapat didalam mitokondria dilepaskan ke sitosol. 4engan adanya (ytosoli( d7"deo?yadenosine triphosphate' atau 7, apoptoti( protease a(ti)ation +a(tor "7pa+-1' bersama dengan (ytosoli( (aspase N, d7 dan (yt (, 7pa+-1 dapat membentuk suatu apoptosome. 7kti)asi (aspase N kemudian mengakti+kan (aspase 3 dan (aspase =. 8aspase 3 yang telah diakti+kan dapat memberikan mekanisme umpan balik untuk akti)asi (aspase N. 8aspase 3 dan (aspase = merupakan protein yang mengeksekusi teradinya proses apoptosis sel. 7kti)asi dan inakti)asi diregulasi oleh beberapa protein, salah satunya protein (l2, yang merupakan protein anti-apoptosis sedangkan a? merupakan protein pro-apoptosis "ing, et al., 2005'.

(27)

2am-ar 8. Mekan"sme a)$)t$s"s karena akt"3as" &as)ase' B&l9+:Ba;' &,t$&hr$me9& transl$&at"$n' (an /ragmentas"

(28)

2am-ar !<. T,)"&al m"t$&h$n(r"$n9me("ate( an( &as)ase9 (e)en(ent )ath#a,

Bilai kritis yang dapat diambil sementara adalah kita perlu hati-hati dalam penggunaan obat anti  khususnya untuk anak-anak karena adanya kemungkinan yang (ukup kuat teradinya

(29)

2am-ar =. Im)l"kas" kl"n"s P4R

6mplikasi klinis yang paling umum untuk akti)asi & adalah teradinya interaksi obat-obat. engaturan multi terapi adalah alasan utama untuk mengatasi interaksi obat, terutama untuk pasien dengan tuberkulosis, kanker, H6Y, penyakit antung, dan diabetes. 6denti/kasi & membantu mengungkapkan mekanisme molekuler teradinya interaksi obat. #etika dua atau lebih obat digabungkan, dan satu adalah ligan &, dan yang lainnya adalah substrat dari gen target & yang mengkode enCim atau transporter, interaksi obat-obat dapat teradi. #onsekuensi klinis interaksi obat dimediasi & umumnya menurunkan e/kasi terapi dan, kadang-kadang meningkatkan toksisitas obat.

(30)

BAB I>

PENUTUP

A. es"m)ulan

&i+ampisin, 6soniaCid "6BH' dan iraCinamid adalah 3 enis obat pertama yang bersi+at hepatotoksik. ;aktor risiko hepatotoksisitas yaitu : ;aktor #linis "usia lanut, pasien *anita, status nutrisi buruk, al(ohol, punya penyakit dasar hati, karier HY, pre)alensi tinggi di negara berkembang, hipoalbumin,  8 lanut, pemakaian obat tidak sesuai aturan dan status asetilatornya' dan ;aktor enetik. &isiko hepatotoksisitas pasien 8 dengan H8Y atau H6Y yang memakai @7 adalah <-5 ? lipat. elah dibuktikan se(ara meyakinkan adanya keterkaitan antara H7-4&2 dengan tuber(ulosis pada berbagai populasi dan keterkaitan )ariasi gen B&76 dengan kerentanan terhadap tuber(ulosis.

resentasi klinis hepatitis akibat @bat 7nti uberkulosis "@7' terkait mirip dengan hepatitis )irus akut. @7 bisa menyebabkan hepatotoksisitas dengan tingkat geala yang ber)ariasi dari asimtomatik hingga simptomatik seperti mual, muntah, anoreksia, aundi(e "enyakit kuning', dll. DnCim hati transaminase mengalami kenaikan seperti pada kegagalan hati akut. $ika dalam pasien tuber(ulosis yang sedang dalam pengobatan @7 dan memberikan geala hepatitis akut seperti di ba*ah ini, maka hal ini dapat diadikan a(uan diagnose hepatotoksisitas imbas @7 telah teradi. 6ndi)idu yang diangkiti akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam,

(31)

hilang selera makan, muntah-muntah, s(lera ikterik, aundi(e, pusing dan ken(ing yang ber*arna hitam pekat.

4is+ungsi hati dapat dide/nisikan sebagai peningkatan enCim hati alanine transaminase "7' hingga 1,5 kali di atas batas atas normal atau paling tidak terdapat peningkatan dua kali dalam empat minggu pengobatan tuber(ulosis. #enaikan progresi+ 7 dan kadar bilirubin auh lebih berbahaya. eberapa penulis menyarankan menghentikan obat-obatan hepatotoksik ika tingkat 7 meningkat tiga kali atau lebih dibandingkan dengan normal, sementara yang lain merekomendasikan lima kali. 4rug-6ndu(ed Hepatitis dapat diklasi/kasikan berdasarkan potensi masing-masing @7 yang menyebabkan hepatotoksisitas.

B. Saran

engelolaan @7 perlu diperhatikan agar keadian hepatotoksik obat dapat diminimalisir sehingga pengobatan  dapat beralan e+ekti+. &ekomendasi Basional untuk mengelola hepatotoksisitas @7 antara lain:

•  $ika pasien tediagnosa hepatotoksik @7, maka pemberian @7

tersebut harus dihentikan.

•  unggu sampai aundi(e "penyakit kuning' hilang atau sembuh terlebih

dahulu.

•  $ika pasien telah menyelesaikan tahap intensi+, berikan 6BH dan

Dtambutol sampai !

bulan pengobatan untuk Short Course Kemoterapi (SCC) atau 12 bulan untuk reimen standar. "#ishore, dkk, 2010'

&ekomendasi British Thoracic Societ  "S' untuk restart terapi pada pasien hepatotoksisitas

(32)

• 6BH harus diberikan dengan dosis a*al 50 mg  hari, dinakikkan

perlahan sampai 300 mg  hari setelah 2-3 hari. $ika tidak teradi reaksi, lanutkan.

• Setelah 2-3 hari tanpa reaksi terhadap 6BH, tambahkan &i+ampisin

dengan dosis =5 mg  hari lalu naikkan menadi 300 mg setelah 2-3 hari, dan kemudian <50 mg "Z50 kg' atau 00 mg "[ 50 kg' yang sesuai untuk berat badan pasien. $ika tidak ada reaksi yang teradi, lanutkan.

• 7khirnya, piraCinamid dapat ditambahkan pada dosis 250 mg  hari,

meningkat menadi 1,0 g setelah 2-3 hari dan kemudian ke 1,5 g "Z50 kg' atau 2 g "[ 50 kg'. "#ishore, dkk, 2010'

DA0TAR PUSTAA

7ditama, Eoga dkk. edoman 4iagnosis dan enatalaksanaan uberkulosis di 6ndonesia. 6ndah @Mset 8itra ra/ka. $akarta. 200.

7min, \ulkiJi dan 7sril ahar. engobatan uberkulosis utakhir. uku 7ar 6lmu enyakit 4alam Ani)ersitas 6ndonesia $ilid 66. alai enerbit ;#-A6.  $akarta. 200.

ayupurnama, utut. Hepatotoksisitas 6mbas @bat. 7ar 6lmu enyakit 4alam Ani)ersitas 6ndonesia $ilid 6. alai enerbit ;#-A6. $akarta. 200.

;akultas #edokteran Ani)ersitas 6ndonesia.1NN5. !arma"ologi dan Terapi edisi #. $akarta: aya aru.

#ishore Y, alaian S, audel &, ishra , rabhu , Shankar &. $rug %nduced Hepatitis &ith Anti'tuercular Chemotherap Challenges and $i*culties in Treatment . #athmandu Ani)ersity edi(al $ournal "200=', Yol. 5, Bo. 2, 6ssue 1!, 25-20

Referensi

Dokumen terkait

• Peningkatan Jalan Akses Pelabuhan Rawajitu – Sp.Penawar Bina Marga Provinsi Pantai Timur Sumatera- Jawa Bagian Barat Laut (Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi)

Keadaan imunokompromais dapat terjadi sebagai akibat peyakit dasar atau pengobatan imunosupresan (kemoterapi, kortikosteroid jangka panjang). Jenis vaksin hidup merupakan

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu book-tax differences sebagai variabel dependen dan variabel

Jika diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, noda adalah bercak sehingga menjadikan adanya noda. Noda tersebut dapat mengotori, mencemarkan; menjelekan;merusak. 11

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan

Kegunaan bagi penulis yaitu sebagai bahan pemikiran yang lebih mendalam akan pentingnya berpikir kreatif dalam belajar metematika maupun dalam kehidupan, karena

Jamur diinduksikan dibagian tengah media agar yang masing-masing terdiri dari kontrol, media agar yang ditambahkan metanol dan media agar yang ditambahkan larutan