• Tidak ada hasil yang ditemukan

RMK SAP 13 tf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RMK SAP 13 tf"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

POKOK BAHASAN : POKOK BAHASAN :

1.

1. KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIKEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 2.

2. KETERBATASAN KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASILAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 3.

3. LAPORAN KEUANGAN ANAK PERUSAHAANLAPORAN KEUANGAN ANAK PERUSAHAAN 4.

4. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI KONSEP dan STANDARLAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI KONSEP dan STANDAR 5.

5. GAMBARAN UMUM PROSES KONSOLIDASIGAMBARAN UMUM PROSES KONSOLIDASI 6.

6. KEPEMILIKAN MINORITASKEPEMILIKAN MINORITAS 7.

7. LAPORAN KEUANGAN GABUNGANLAPORAN KEUANGAN GABUNGAN PEMBAHASAN :

PEMBAHASAN :

PENGERTIAN LAPORAN KONSOLIDASI PENGERTIAN LAPORAN KONSOLIDASI

Konsolidasi adalah kombinasi bisnis yang terjadi karena pengendalian tidak Konsolidasi adalah kombinasi bisnis yang terjadi karena pengendalian tidak menyatukan proses entitas-entitas yang bergabung. Masing-masing entitas tetap beroparasi menyatukan proses entitas-entitas yang bergabung. Masing-masing entitas tetap beroparasi secara terpisah dan independen serta membuat laporan keuangan individu. Akan tetapi, secara terpisah dan independen serta membuat laporan keuangan individu. Akan tetapi, entitas-entitas tersebut berada dalam satu pengendalian yang dilakukan oleh pihak yang entitas-entitas tersebut berada dalam satu pengendalian yang dilakukan oleh pihak yang  bergabung.

 bergabung. Entitas Entitas pengendali pengendali disebut disebut dengan dengan entitas entitas induk induk dan dan entitas entitas yang yang dikendalikandikendalikan disebut dengan entitas anak. Konsolidasi diharuskan jika suatu perusahaan memiliki disebut dengan entitas anak. Konsolidasi diharuskan jika suatu perusahaan memiliki mayoritas saham beredar dari perusahaan lain.

mayoritas saham beredar dari perusahaan lain.

Karena entitas-entitas yang bergabung dalam pengendalian tetap beroprasi secara Karena entitas-entitas yang bergabung dalam pengendalian tetap beroprasi secara individu, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mensyaratkan disusunnya suatu laporan individu, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mensyaratkan disusunnya suatu laporan keuangan gabungan, yang dalam istilah akuntansi disebut laporan keuangan konsolidasi. keuangan gabungan, yang dalam istilah akuntansi disebut laporan keuangan konsolidasi. PSAK 4 revisi 2009 memberi istilah Laporan Keuangan Konsolidasi sebagai lampiran PSAK 4 revisi 2009 memberi istilah Laporan Keuangan Konsolidasi sebagai lampiran keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan seperti suatu entitas ekonomi tunggal. keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan seperti suatu entitas ekonomi tunggal. Laporan keuangan konsolidasi wajib disusun oleh entitas induk atau pengendali tertinggi Laporan keuangan konsolidasi wajib disusun oleh entitas induk atau pengendali tertinggi dalam suatu kelompok usaha.

dalam suatu kelompok usaha. Laporan keuang

Laporan keuangan konsolidasi an konsolidasi di Indodi Indonesia mengacu nesia mengacu pada Pernyataan Standapada Pernyataan Standarr Akuntansi Keuangan (PSAK) 4 revisi 2009, tentang Laporan Keuangan Konsolidasi dan Akuntansi Keuangan (PSAK) 4 revisi 2009, tentang Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri. PSAK 4 ini diadopsi dari Standar Akuntansi Internasional Laporan Keuangan Tersendiri. PSAK 4 ini diadopsi dari Standar Akuntansi Internasional (IAS) 27 tahun 2009, yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 22 (IAS) 27 tahun 2009, yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 22 Desember 2009. PSAK 4 yang terbit 22 Desember 2009 ini sebagai revisi dari PSAK 4 Desember 2009. PSAK 4 yang terbit 22 Desember 2009 ini sebagai revisi dari PSAK 4 tanggal 7 September 1994.

(2)

Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah entitas-entitas yang berbeda, Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah entitas-entitas yang berbeda,  bahkan

 bahkan undang-undang undang-undang antianti trust trust   mensyaratkan  mensyaratkan arm’s length transactionarm’s length transaction  diantara entitas  diantara entitas yang berafiliasi. Dengan persyaratan ini, entitas induk tidak diperkenankan membedakan yang berafiliasi. Dengan persyaratan ini, entitas induk tidak diperkenankan membedakan harga jual atau pembelian

harga jual atau pembelian produk terhadap produk terhadap entitas anak dan entitas lain yentitas anak dan entitas lain yang tidak berafiliasi.ang tidak berafiliasi.

1.

1. KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIKEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Laporan keuangan konsolidasi terutama ditunjukan untuk kepentingan pihak-pihak Laporan keuangan konsolidasi terutama ditunjukan untuk kepentingan pihak-pihak yang memiliki kepentingan jangka panjang dengan induk perusahaan seperti pemegang yang memiliki kepentingan jangka panjang dengan induk perusahaan seperti pemegang saham, kreditur dan penyedia dana. Laporan keuangan konsolidasi seringkali merupakan saham, kreditur dan penyedia dana. Laporan keuangan konsolidasi seringkali merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari total sumber daya perusahaan satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari total sumber daya perusahaan hasil gabungan tersebut.

hasil gabungan tersebut.

Pemegang saham yang ada dan calon pemegang saham dari induk perusahaan Pemegang saham yang ada dan calon pemegang saham dari induk perusahaan umumnya mempunyai kepentingan paling besar atas laporan keuangan konsolidasi umumnya mempunyai kepentingan paling besar atas laporan keuangan konsolidasi disbanding laporan masing-masing perusahaan secara individu karena nasib induk disbanding laporan masing-masing perusahaan secara individu karena nasib induk  perusahaan

 perusahaan dipengaruhi dipengaruhi oleh oleh oprasi oprasi dari dari anak-anak anak-anak perusahaan. perusahaan. Ketika Ketika anak anak perusahaanperusahaan menghasilkan laba, laba tersebut akan diakui oleh induk perusahaan. Dan sebaliknya, menghasilkan laba, laba tersebut akan diakui oleh induk perusahaan. Dan sebaliknya, kerugian yang diterima oleh anak perusahaan juga akan berpengaruh kepada induk kerugian yang diterima oleh anak perusahaan juga akan berpengaruh kepada induk  perusahaan.

 perusahaan. Dengan Dengan melihat melihat laporan laporan keuangan keuangan konsolidasi, konsolidasi, pemilik pemilik dan dan calon calon pemilik pemilik lebihlebih mampu untuk menentukan efisiensi dari manajemen dalam memanfaatkan sumber daya yang mampu untuk menentukan efisiensi dari manajemen dalam memanfaatkan sumber daya yang  berada pada pengendaliannya.

 berada pada pengendaliannya.

Kreditur jangka panjang dari induk perusahaan juga memperhatikan kegunaan laporan Kreditur jangka panjang dari induk perusahaan juga memperhatikan kegunaan laporan keuangan konsolidasi karena pengaruh oprasional anak perusahaan terhadap kesehatan keuangan konsolidasi karena pengaruh oprasional anak perusahaan terhadap kesehatan keseluruhan perusahaan dan masa depan induk perusahaan,relevan untuk pengambilan keseluruhan perusahaan dan masa depan induk perusahaan,relevan untuk pengambilan keputusan kreditur. Walaupun induk perusahaan dan anak perusahaan adalah entitas yang keputusan kreditur. Walaupun induk perusahaan dan anak perusahaan adalah entitas yang terpisah, kreditur induk perusahaan mempunyai klaim tidak langsung atas asset-aset anak terpisah, kreditur induk perusahaan mempunyai klaim tidak langsung atas asset-aset anak  perusahaan.

 perusahaan.

Manajemen induk perusahaan mempunyai kepentingan yang berkelanjutan untuk Manajemen induk perusahaan mempunyai kepentingan yang berkelanjutan untuk informasi terkini baik mengenai oprasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai informasi terkini baik mengenai oprasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai  perusahaan-perusahaan individual yang membentuk entitas konsolidasi. Sebagai contoh, anak  perusahaan-perusahaan individual yang membentuk entitas konsolidasi. Sebagai contoh, anak  perusahaan individual dapat mempunyai volatilit

 perusahaan individual dapat mempunyai volatilitas tinggidalam oprasinya, setelah as tinggidalam oprasinya, setelah hasiloprasihasiloprasi dan neraca digabung, manager dapat mengetahui pengaruh keseluruhan aktivitas pada dan neraca digabung, manager dapat mengetahui pengaruh keseluruhan aktivitas pada  periode

(3)

entitas konsolidasi juga dapat berguna. Contohnya, manajer dapat mengkompensasi kekurangan kas di suatu anak perusahaan dengan kelebihan kas dari anak perusahaan lain tanpa perlu melakukan pinjaman dari luar yang memerlukan biaya tambahan. Manajer induk  perusahaan menaruh perhatian kepada laporan keuangan konsolidasi untuk mengevaluasi

kinerja dari masing-masing entitas.

2. KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Walaupun laporan keuangan konsolidasi berguna, tetap harus diingat bahwa laporan keuangan konsolidasi tetap memiliki keterbatasan. Beberapa informasi akan hilang setiap kumpulan data digabungkan. Beberapa keterbatasan dari laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:

1. Karena hasil oprasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan yang dimasukan dalam laporan keuangan konsolidasi tidak diungkapkan, maka kinerja atau posisi dari satu atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja baik dari perusahaan lainnya.

2. Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk deviden induk perusahaan karena sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan yang belum dibagikan. Begitu pula karena laporan keuangan konsolidasi termasuk asset anak perusahaan, tidak semua asset yang ditampilkan tersedia untuk  pembagian deviden induk perusahaan.

3. Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi dihitung  berdasarkan informasi gabungan, rasio-rasio tersebut tidak mewakili perusahaan

mana pun yang dikonsolidasi, termasuk induk perusahaan.

4. Akun-akun yang sama dari perusahaan-perusahaan berbeda yang digabungkan dalam konsolidasi, bisa jadi tidak seluruhnya dapat diperbandingkan. Sebagai contoh, panjang siklus oprasi dari perusahan-perusahaan yang berbeda dapat  bervariasi, menyebabkan piutang dari panjang periode yang sama diklasifikasikan  berbeda.

5. Informasi tambahan tentang masing-masing perusahaan atau kelompok perusahaan yang termasuk dalam konsolidasi sering sekali diperlukan untuk penyajian wajar, tetapi tambahan pengungkapan tersebut dapat menyebabkan catatan atas laporan keuangan menjadi sangat banyak.

(4)

3. LAPORAN KEUANGAN ANAK PERUSAHAAN

LKK dan LK yang tidak dikonsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip akuntansi berlaku umum yang sama. Aspek unik dari LKK adalah laporan keuangan tersebut menyajikan hasil operasi dan posisi keuangan dari dua atau lebih entitas legal yang terpisah menjadi satu laporan keuangan untuk entitas ekonomi secara keseluruhan.

Prosedur Konsolidasi

Titik awal persiapan pembuatan LKKmbukuan dari masing-masing entitas terpisah. Karena entitas konsolidasi tidak memiliki pembukuan maka seluruh nilai yang tertera dalam laporan konsolidasi aslinya terdapat di pembukuan induk perusahaan atau anak perusahaan atau kertas kerja konsolidasi.Istilah naka perusahaan didefinisikan sebagai "sebuah entitas" ... dimana entitas lain dikenal sebagai induk yang memiliki hak pengendali finansial ."

Induk perusahaan dapat memiliki seluruh atau sebagian atau sebagian besar saham  biasa anak perusahaan tetapi setidaknya syarat mayoritas kepemilikan diharuskan dalam  penyajian LKK.

Penyusunan Neraca Konsolidasi Sesaat Setelah Akuisisi Kepemilikan Penuh. Kondisi konsolidasi yang paling sederhana terjadi jika laporan keuangan dari  perusahaan-perusahaan dengan hubungan istimewa dikonsolidasi sesaat setalah timbulnya hubungan induk perusahaan - anak perusahaan.melalui penggabungan usaha atau melalui  pembentukan anak perusahaan baru.( Figur 4-2)

Neraca untuk PT Induk dan PT Anak , 1Januari 2011 sesaat sebelum penggabungan usaha.

Aset PT Induk PT Anak

Kas 350.000.000 50.000.000 Piutang Usaha 75.000.000 50.000.000 Persediaan 100.000.000 60.000.000

(5)

Tanah 175.000.000 40.000.000

Bangunan dan Peralatan 800.000.000

600.000.000

Akumulasi Penyusutan (400.000.000)

(300.000.000)

Total Aset 1.100.000.000 500.000.000

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham

Utang Usaha 100.000.000 100.000.000 Utang Obligasi 200.000.000 100.000.000 Saham Biasa 500.000.000 200.000.000 Saldo Laba 300.000.000 100.000.000

Total Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham 1.100.000.000 500.000.000

Kepemilikan Penuh Dibeli pada Nilai Buku

Pada contoh diatas, PT Induk membeli semua saham biasa beredar dari PT Anak seharga Rp 300.000.000,- Pada tanggal penggabungan usaha , nilai wajar dari masing-masing aset dan kewajiban PT Anak = nilai buku yang disajikan pada figur 4-2. karena PT Induk mengakuisis semua saham biasa PT Anak dan PT Anak hanya mempunyai satu jenis saham  beredar.

PT Induk mencatat akuisis saham dalam pembukuannya pada tanggal penggabungan usaha dengan ayat jurnal sebagai berikut :

1 Januari 2011

(1) Investasi pada saham PT Anak

300.000.000,-Kas

(6)

Laporan keuangan terpisah PT Induk dan PT Anak sesaat setelah penggabungan usaha disajikan Figur4 -3

Aset PT Induk PT Anak

Kas 50.000.000 50.000.000 Piutang Usaha 75.000.000 50.000.000 Persediaan 100.000.000 60.000.000 Tanah 175.000.000 40.000.000

Bangunan dan Peralatan 800.000.000

600.000.000

Akumulasi Penyusutan (400.000.000) (300.000.000)

 Investasi pada saham PT Anak 300.000.000

Total Aset 1.100.000.000500.000.000

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham

Utang Usaha 100.000.000 100.000.000 Utang Obligasi 200.000.000 100.000.000 Saham Biasa 500.000.000 200.000.000 Saldo Laba 300.000.000 100.000.000

Total Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham 1.100.000.000 500.000.000

Kertas Kerja Konsolidasi

Kertas kerja untuk menyusun neraca konsolidasi sesaat setelah akuisisi disajikan pada Figur 4-4

Eliminasi

(7)

Kas 50.000.000 50.000.000 100.000.000 Piutang Usaha 75.000.000 50.000.000 125.000.000 Persediaan 100.000.000 60.000.000 160.000.000 Tanah 175.000.000 40.000.000 215.000.000

Bangunan dan Peralatan 800.000.000 600.000.000 1.400.000.000

 Investasi pd saham PT Anak 300.000.000 300.000.000 Total Aset 1.500.000.000 800.000.000 2.000.000.000 Kewajiban&Ekuitas P.Saham Akumulasi Penyusutan 400.000.000 300.000.000 700.000.000 Utang Usaha 100.000.000 100.000.000 200.000.000 Utang Obligasi 200.000.000 100.000.000 300.000.000 Saham 500.000.000 200.000.000( 2) 200.000 500.000.000 Saldo Laba 300.000.000 100.000.000 ( 2) 100.000 300.000.000

Total K + E Pem, Saham1.500.000.000 800.000.000 300.000300.000 2.000.000.000

Ayat Jurnal Eliminasi Investasi :

E (2) Saham Biasa - PT Anak 200.000.000

Saldo laba 100.000.000

Investasi pada saham PT Anak 300.000.000

(8)

Ayat jurnal kertas kerja untuk mengeliminasi akun investasi PT Induk dan akun ekuitas pemegang saham PT Anak adalah sebagai berikut :

E (4) Saham Biasa - PT Anak Rp 200.000.000

Saldo Laba Rp 100.000.000

Diferensial Rp 40.000.000

Investasi pada saham PT Anak Rp

340.000.000

Mengeliminasi saldo investasi

Saldo yang dialokasikan ke akun diferensial dalam ayat jurnal eliminasi awal tersebut  berikutnya akun di nolkan melalui satu atau lebih ayat jurnal tambahan.Ayat jurnal tambahan ini akan menyesuaikan berbagai saldo akun untuk mencerminkan nilai wajar aset dan kewajiban anak perusahaan pada saat induk perusahaan mengakuisisi anak perusahaan dan untuk memunculkan goodwil l jika ada,

4. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI KONSEP dan STANDAR Pandangan Tradisional mengenai Pengendalian

Satu-satunya kriteria paling penting untuk menentukan apakah individual perusahaan harus dikonsolidasi adalah pengendalian. PSAK 4 menyatakan bahwa laporan keuangan konsolidasi biasanya diterapkan untuk sekelompok perusahaan ketika salah satunya memiliki pengendalian atas kepentingan keuangan di perusahaan lainnya. Dinyatakan juga bahwa kondisi umum untuk pengendalian ata s kepentingan keuangan adalah kepemilikan berhak suara mayoritas. Dalam praktiknya, pengendalian ditentukan dari proporsi saham berhak suara perusahaan yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan lain.

Pengendalian Tidak Langsung

Pandangan tradisional mengenai pengendalian terdiri dari pengendalian langsung dan tidak langsung. Pengendalian langsung ( direct control ) biasanya terjadi jika suatu  perusahaan memiliki mayoritas saham biasa perusahaan lain. Pengendalian tidak

(9)

langsung (indirect control ) atau bentuk piramida terjadi jika saham biasa suatu  perusahaan dimiliki oleh satu atau lebih perusahaan yang semuanya dalam  pengendalian bersama.

Contoh dari pengendalian tidak langsung dari PT Z oleh PT P termasuk situasi kepemilikan sebagai berikut:

Di (1), P memiliki 80% X, yang memiliki 60% Z.

Di (2), P memiliki 90% X dan 70% Y; X memiliki 40% Z dan Y memiliki 30% Z.

Di (3), P memiliki 90% X dan 80%Y; X memiliki 80% W dan 30% Z; Y memiliki 15% Z; dan W memiliki 15% Z.

Pada masing-masing situasi, pengendalian P atas Z bersifat tidak langsung karena P memperoleh pengendalian tersebut dengan mengendalikan perusahaan-perusahaan lain yang mengendalikan Z.

Kemampuan Untuk Memiliki Pengendalian

Dalam situasi tertentu, pemegang saham mayoritas anak perusahaan mungkin tidak mampu untuk mempunyai kendali walaupun mereka mempunyai lebih dari 50% saham berhak suara yang beredar. Hal ini bisa terjadi, sebagai contohnya, jika anak  perusahaan dalam kondisi reorganisasi legal atau dalam kepailitan; walaupun induk  perusahaan memiliki kepemilikan mayoritas, pengendalian ada pada peradilan atau

trustee yang ditunjuk oleh pengadilan.

30% 90% 15% 15% 80% 80%

P

X

Z

80% 60% 1

P

X

Y

Z

90 70 40 % 30 2

P

W

X

Y

Z

(3)

(10)

Begitupula jika anak perusahaan berada di Negara lain dan Negara tersebut memberikan batasan pada anak perusahaan yang mencegah pengambilan laba atau asset ke induk perusahaan, konsolidasi dari anak perusahaan tersebut tidak sesuai karena ketidakmampuan induk perusahaan untuk mengendalikan aspek penting dari oprasi anak perusahaan.

Perbedaan Periode Fiskal

Perbedaan periode fisal dari induk perusahaan dan anak perusahaan tidak menyebabkan konsolidasi tidak diterapkan atas anak perusahaan tersebut. Sering terjadi periode fiskal anak perusahaan, jika berbeda dengan induk perusahaan, diubah untuk disamakan dengan periode fiskal induk perusahaan. Baik Bapepam maupun standar akuntansi yang berlaku memperbolehkan konsolidasi dari laporan keuangan anak perusahaan tanpa menyesuaikan periode fiskal anak perusahaan jika periode fiskal tersebut tidak berbeda lebih dari tiga bulan dari periode fiskal induk perusahaan dan jika dilakukan pengakuan terhadap kejadian-kejadian yang mempunyai pengaruh material terhadap posisi keuangan atau hasil oprasi.

5. GAMBARAN UMUM PROSES KONSOLIDASI GAMBARAN UMUM PROSES KONSOLIDASI

(11)

Secara umum, prosedur dan proses pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi diawali dengan penggabungan dengan cara menambahkan secara bersama-sama Laporan Keuangan yang terpisah yang terdiri dari dua entitas atau lebih. Kemudian, dilakukan  penyesuaian dan eliminasi terhadap transaksi yang terjadi di dalam satu grup. Proses  pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi akan menjadi masalah apabila kepemilikan

terhadap perusahaan anak kurang dari 100%. TEKNIK KONSOLIDASI

Contoh Laporan Keuangan Konsolidasi saat akuisisi:

PT. Raihan membeli semua saham PT. Ramadhan dengan kas sebesar Rp600.000,-tunai. Diasumsikan, nilai wajar/harga pasar PT. Ramadhan sama dengan nilai bukunya pada tanggal penggabungan.

 Neraca kedua perusahaan sebelum tanggal akuisisi adalah sebagai berikut:

Dari neraca diatas, dapat diketahui bahwa total saham yang diperoleh adalah 400.000 + 200.000 = 600.000.

(12)

Karena nilai wajar/harga pasar dan nilai bukunya sama, maka tidak ada selisih, dan tidak ada  pengakuan terhadap goodwill .

Selanjutnya transaksi pembelian saham PT. Ramadhan ini dicatat dalam jurnal seperti  berikut:

(a) Investasi di PT. Ramadhan (Db) 600.000

Kas (Kr) 600.000

(Mencatat pembelian saham PT. Ramadhan)

Dalam hal ini, tidak ada penambahan aset (aktiva) maupun kewajiban, melainkan dicatat sebagai “Investasi” saja karena yang diakuisisi hanya sahamnya saja, dimana nilai saham seharga 600.000 tersebut merupakan cerminan dari nilai net aset atau aktiva bersihnya juga. Disini, hak pengendali diperoleh dengan membeli saham PT. Ramadhan.

Berikut ini adalah neraca kedua perusahaan setelah akuisisi:

Perlu diingat bahwasannya neraca konsolidasi ini dibuat oleh PT. Raihan adalah untuk menyatukan laporan keuangan dua perusahaan yang sebelumnya terpisah.Transaksi investasi

(13)

ini merupakan transaksi antar perusahaan yang ada dalam satu grup, maka harus dieliminasi. Sehingga perlu membuat jurnal sebagai berikut:

(a) Saham – PT. Ramadhan (Db) 400.000

Laba di Tahan (Db) 200.000

Investasi di PT. Ramadhan (Kr) 600.000 (mencatat eliminasi di PT. Ramadhan)

Kemudian dibuat kerja kertas kerja konsolidasi:

Dan setelah kertas kerja selesai dibuat dengan diikutsertakan eliminasi, Neraca Konsolidasi PT. Raihan akan tampak seperti berikut:

(14)

Definisi sederhananya adalah pemegang saham minoritas di anak perusahaan yang terkonsolidasi laporan keuangannya, atau dapat diartikan pula sebagai sebagian kepemilikan saham atas anak  perusahaan yang baik secara langsung maupun tidak langsungtidak  dimiliki oleh perusahaan induk.

Jadi, hak minoritas tersebut hanya dapat kita temukan apabila perusahaan induk memiliki kepemilikan saham kurang dari 100% namun lebih dari 50% atas anak perusahaan, serta pastinya laporan induk dan anak perusahaan tersebut dikonsolidasikan pula.

Untuk lebih jelasnya lagi, saya akan memberikan sebuah contoh ilustrasi sederhana, yaitu:

Misalnya sebuah perusahaan dengan nama A yang merupakan sebuah perusahaan yang telah  beroperasi mengembangkan usahanya dengan membeli sejumlah 70% saham atas perusahaan B,

sementara sisa 30% saham tersebut dimiliki oleh pihak C. Sehingga saat laporan perusahaan A dan B dikonsolidasikan, maka akan muncul hak minoritas sejumlah 30% bagian saham perusahaan B yang dimiliki oleh pihak C.

 Namun, sampai saat ini belum ada kesepakatan perlakuan terhadap hak minoritas, yaitu akan muncul  beberapa pertanyaan ketika pembaca menemukan hak minoritas tersebut pada laporan keuangan,

yaitu:

Apakah hak minoritas dapat dianggap sebagai utang?jika dianggap utang maka seharusnya akan timbul sejumlah biaya bunga yang akan jatuh tempo, sedangkan pada hak minoritas tidak terdapat biaya bunga tersebut.

Kemudian, apakah hak minoritas dapat dianggap sebagai ekuitas?Jika dianggap sebagai ekuitas seharusnya kepemilikan atas bagian hak minoritas tersebut perlu mengikuti RUPS pada perusahaan holding, sedangkan hak minoritas tidak diikutkan pada RUPS.

7. LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Antara Pusat dan Cabang atau Konsolidasi Dan Persekutuan

1.PENGERTIAN

Pada akhir periode akuntansi, Kantor Pusat dan Kantor Cabangnya harus menyusun laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan (neraca) dan hasil usaha (rugi-laba) dari operasinya selama satu  periode. Yang wajib membuat laporan keuangan gabungan adalah kantor pusat.

Kantor Pusat akan membuat Neraca dan Rugi-Laba secara individual, demikian pula kantor Cabangnya. Meskipun laporan keuangan individual tersebut dapat menunjukkan informasi-informasi yang penting, baik untuk Kantor Pusat maupun Kantor Cabang, tetapi laporan individual tersebut

(15)

tidak dapat menggambarkan posisi keuangan dan hasil usaha kantor dan kantor cabangnya sebagai satu kesatuan ekonomis.

Dalam uraian di muka dijelaskan bahwa aktiva dan hutang yang ada di Kantor Cabang, sebetulnya adalah sebagian dari modal kantor pusat yang ditanamkan di Cabang yang bersangkutan. Demikian pula pendapatan dan biaya-biaya yang terjadi di Cabang juga merupakan sebagian dari  pendapatan dan biaya-biaya usaha dari Kantor Pusat.

Kantor cabang dianggap sebagai unit usaha yang berdiri sendiri hanya dipandang dari segi adminitrasi, tetapi dari sudut pandang manajemen dan pertanggung jawabannya terhadap para  pemilik, Cabang adalah satu kesatuan kekayaan dengan kantor pusat. Oleh karena itulah pertanggung  jawaban manajemen kepada para pemilik harus meliputi aktiva dan hutang yang ada di Kantor Pusat dan Cabangnya. Demikian pula hasil usaha yang di dapat serta biaya-biaya yang terjadi, harus dilaporkan baik yang ada di kantor Pusat maupun Kantor Cabangnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka laporan keuangan yang dibuat harus merupakan laporan keuangan gabungan antara Kantor Pusat dan Cabang. Laporan keuangan gabungan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi (the unit unit entity) secara keseluruhan.

Laporan keuangan gabungan antara Kantor Pusat dan Cabang terdiri dari Neraca gabungan dan Laporan Laba Rugi. Dalam menyusun Neraca gabungan dan laporan Laba-Rugi gabungan, semua transaksi antara Pusat dan Cabang dibatalkan dan kekayaan secara hutang Cabang dan Pusat dijadikan satu.

A. Langkah –  langkah penyusunan neraca gabungan dilakukan sebagai berikut:

a. Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening “R/K -Kantor Pusat” dengan “R/K -Kantor Cabang” dan Saldo rekening “Hutang” dengan “Piutang” antara kantor pusat dan cabang yang ada  pada neraca individual kantor pusat dan cabangnya.

 b. Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening aktiva dan rekening-rekening hutang yang ada dalam rencana individual kantor maupun kantor Cabang.

B. Langkah –  langkah penyusunan laporan laba-rugi gabungan dilakukan sebagai berikut:

a. Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening “Pengiriman barang dari pusat” dengan rekening -rekening pendapatan dan biaya yang terjadi antara Pusat dan Cabang.

(16)

 b. Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening pendapatan dan laba di luar usaha, rekening-rekening biaya dan rugi diluar usaha yang terdapat dalam laporan keuangan Rugi Laba individual Kantor Pusat dan Cabang.

Untuk memberikan gambaran yang jelas dari penyusunan laporan keuangan gabungan antara Kantor Pusat dan Kantor Cabang, diberikan contoh seperti dibawah ini. Berikut ini adalah neraca dan laporan Laba-Rugi milik Kantor pusat dan Kantor Cabangnya pada akhir tahun 2000 :

PT. “ARINTA RAMA” Kantor Pusat “Neraca” 31 Desember 2000

Kas...Rp 2.500.000,00 Hutang Dagang Rp 2.600.000,00 Piutang ... Rp 4.860.000,00 Hutang Lain” Rp 7.500.000,00 Persediaan ... Rp 8.600.000,00 Modal Saham . Rp 50.000.000,00 R/K Cabang ...Rp 7.900.000,00 Laba yg Ditahan Rp 10.300.000,00 Aktiva Tetap ...Rp 40.000.000,00

Aktiva Lain-lain .Rp 6.540.000,00

Total Aktiva ...Rp 70.400.000,00 Total Hut. & Modal....Rp 70.400.000,00

Kantor Pusat

Laporan Laba –  Rugi 31 Desember 2000

Penjualan Rp 19.600.000,00

Harga Pokok Penjualan :

Persediaan awal Rp 3.000.000,00

Pembelian Rp 6.750.000,00 +

Barang tersedia untuk dijual (Rp 750.000,00) Persediaan akhir (Rp 3.000.000,00)

(17)

Laba kotor operasi Rp 13.600.000,00 Biaya-biaya operasi :

Biaya administrasi Rp 1.000.000,00

Biaya penjualan Rp 1.500.000,00

Biaya operasi lain-lain Rp 800.000,00 +

Total biaya operasi Rp 3.300.000,00

Sedangkan Neraca dan Laporan Laba-rugi untuk kantor Cabang adalah sebagai berikut: Kantor Cabang

 Neraca 31 Desember 2000

Kas... Rp 3.400.000,00 Hutang dagang ...Rp 460.000,00 Piutang... Rp 2.250.000,00 Hutang Gaji...Rp 350.000,00 Persediaan... Rp 1.500.000,00 R/K Pusat...Rp 7.900.000,00 Aktiva tetap... Rp 1.560.000,00

Total aktiva... Rp 8.710.000,00 Total pasiva ...Rp 8.710.000,00

Kantor Cabang Laporan Laba- Rugi 31 Desember 2000

Penjualan Rp 9.500.000,00

Harga Pokok Penjuaalan :

Persediaan awal Rp 0,00

(18)

Pembelian Rp 5.200.000,00 +

Barang tersedia untuk dijual Rp 5.950.000,00 Persediaan akhir (Rp 300.000,00)

Harga pokok penjualan Rp 5.650.000,00-Laba kotor operasi Rp 3.850.000,00 Biaya-biaya operasi :

Biaya gaji Rp 150.000,00

Biaya administrasi Rp 110.000,00 Biaya penjualan Rp 190.000,00 Biaya penyusutan Rp 200.000,00 +

Total biaya operasi Rp

650.000,00-Laba bersih operasi Rp 3.200.000,00

Setelah Neraca dan Laporan Laba-rugi individual milik Pusat dan Cabang diketahui, langkah  berikutnya adalah membuat “kertas kerja penyusunan Laporan Keuangan Gabungan “ yang bentuknya

terdiri dari kolom-kolom sebagai berikut : Kertas Kerja Penyusunan Neraca Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang

31 Desember 2000 (dalam rupiah) Rekening Kantor Pusat Kantor Cabang

Eliminasi Neraca Gabungan

Debit Kredit Debit Kredit

Kas 2.500.000 3.400.000 5.900.000

Piutang 4.860.000 2.250.000 7.110.000

(19)

R/K Cabang 7.900.000 7.900.000 Aktiva Tetap 40.000.000 1.560.000 41.560.000 Aktiva Lain-lain 6.540.000 6.540.000 Jumlah aktiva 70.400.000 8.710.000 Hutang dagang 2.600.000 460.000 3.060.000 Hutang lain-lain 7.500.000 7.500.000 Hutang gaji 150.000 150.000 R/K Pusat 7.900.000 7.900.000 Modal Saham 50.000.000 50.000.000 Laba yang ditahan 10.300.000 10.300.000 Jumlah 70.400.000 8.710.000 7.900.000 7.900.000 71.210.000 71.210.000 Jurnal eliminasi : R/K Pusat Rp 7.900.000,00 R/K Cabang Rp 7.900.000,00 Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang

31 Desember 2000 Rekening Kantor Pusat Kantor Cabang Eliminasi Laporan RugiLaba Gabungan Debit Kredit Penjualan 19.600.000 9.500.000 29.100.000 Hargapokok  penjualan Persediaan awal 3.000.000 0 3.000.000 Pembelian 6.750.000 5.200.000 11.950.000

(20)

Penerimaan barang dr pusat - 750.000 750.000 -Barang tersedia dijual 9.750.000 5.950.000 14.950.000 Pengiriman barang ke cabang ( 750.000) - 750.000 -Persediaan akhir (3.000.000) ( 300.000) (3.300.000) Hargapokok  penjualan 6.000.000 5.650.000 11.650.000

Laba kotor operasi 13.600.000 3.850.000 17.450.000

Biaya biaya operasi

Biaya adm 1.000.000 110.000 1.110.000

Biaya penjualan 1.500.000 190.000 1.690.000

Biaya penyusutan - 200.000 200.000

Biaya gaji - 150.000 150.000

Biaya operasi lain 800.000 - 800.000

Total biaya operasi 3.300.000 650.000 3.950.000

Laba bersih 10.300.000 3.200.000 750.000 750.000 13.500.000

Berdasarkan Kertas Kerja Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan di atas, dapat dibuat Neraca Gabungan dan Laporan Laba-Rugi Gabungan seperti dibawah ini:

(21)

 Neraca Gabungan 31 Desember 2000

Kas ... Rp 5.900.000 Hutang dagang... Rp 3.060.000 Piutang ... Rp 7.110.000 Hutang lain-lain ... Rp 7.500.000 Persediaan ... Rp 10.110.000 Hutang gaji ... Rp 350.000 Aktiva tetap ... Rp 41.560.000 Modal saham...Rp 50.000.000 Aktiva lain-lain ... Rp 6.540.000 Laba yg ditahan...Rp 10.300.000 Total aktiva ... Rp 71.210.000 Total hut. & modal... Rp 71.210.000

Kantor Pusat dan Kantor Cabang Laporan Laba-Rugi Gabungan 31 Desember 2000

Penjualan Rp 29.100.000

Harga Pokok Penjualan :

Persediaan awal Rp 3.000.000

Pembelian Rp 11.950.000

Barang tersedia untuk dijual Rp 14.950.000

Persediaan akhir (Rp 3.300.000)

Harga pokok penjualan Rp 11.650.000

Laba kotor operasi Rp 17.450.000

Biaya-biaya operasi :

Biaya administrasi Rp 1.110.000

(22)

Biaya penyusutan Rp 200.000

Biaya gaji Rp 150.000

Biaya lain-lain Rp 800.000

Total biaya operasi Rp 3.950.000

Laba bersih operasi Rp 13.500.000

Dalam proses pembuatan Laporan Keuangan Gabungan diatas, ternyata fungsi dan kertas kerja sangat membantu dalam proses penyusunannya. Kertas kerja tersebut memuat kolom-kolom saldo rekening pembukuan milik kantor Cabang, kolom debet dan kredit untuk penyesuaianatau eliminasi, dan kolom untuk neraca gabungan atau laporan laba rugi laporan gabungan. Didalam kolom-kolom kertas kerja tersebut rekening-rekening harus terlebih dahulu digolong-golongkan sedemikian rupa sehingga penjumlahan atau penggabungan saldo rekening-rekening pembukuan yang sama jenisnya dapat dilakukan dengan mudah. Adapun jurnal eliminasi yang dibuat oleh kantor Pusat adalah sebagai  berikut:

a. R/K-Pusat...Rp 7.900.000,00 R/K-Cabang...Rp 7.900.000,00  b. Pengiriman barang ke Cabang...Rp 750.000,00

Pengiriman barang dari Pusat...Rp 750.000,00

1.2 Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Apabila Barang Dagangan di Cabang di Catat di Atas Harga PokokApabila barang untuk Cabang oleh Kantor Pusat dicatat/dinota diatas harga pokoknya, maka pada saat akan disusun laporan keuangan gabungan akan menimbulkan bebrapa masalah yang diperhatikan yaitu:

· Persediaan akhir maupun persediaan awal barang-barang dicabang yang berasal dari pusat, harus dinyatakan kembali dalam harga pokok yang sebenarnya sesuai dengan catatan Pusat.

· Kertas kerja penyusunan laporan keuangan gabungan,disusun berdasarkan neraca saldo (Trial Balance) dari pusat dan cabang. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penyususnannya.

Untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas, diberikan contoh sebagai berikut : Contoh 9

PT “ARINTA RAMA” Bandung mempunyai sebuah cabang disemarang. Pengiriman barang dagangan ke Cabang Semarang selalu dinota 125% dari harga pokoknya. Disamping dikirim dari

(23)

Pusat, Cabang Semarang diberi kebebasan untuk membeli barang dagangan dari pihak luar. Berikut ini adalah neraca saldo antara Kantor Pusat dan Kntor Cabangnya pada tanggal 21 Desember 19C.

PT “ARINTA RAMA”  Neraca Saldo 31 Desember 2000

Keterangan Kantor Pusat

Bandung Kantor Cabang Semarang Debit : Kas Rp 5.784.000,00 Rp 5.378.000,00 Piutang Dagang Rp 4.560.000,00 Rp 2.380.000,00

Persediaan barang, 1 januari 19C Rp 800.000,00 Rp 360.000,00

Aktiva Tetap Rp 6.240.000,00 Rp 4.180.000,00

R/K- Kantor Cabang Semarang Rp 6.868.000,00 Rp

-Pembelian Rp 1.760.000,00 Rp 200.000,00

Penerimaan barang dari Pusat Rp - Rp 480.000,00

Macam-macam biaya usaha Rp 2.400.000,00 Rp 2.160.000,00

Pembagian debiden Rp 1.160.000,00 Rp

-Jumlah Rp 29.572.000,00 Rp 15.138.000,00

Kredit :

Hutang dagang Rp 3.560.000,00 Rp 1.160.000,00

Cad. Kenaikan harga barang cabang Rp 136.000,00 Rp -Pengiriman barang ke cabang Rp 384.000,00 Rp

-Akumulasi penyusutan aktiva tetap Rp 920.000,00 Rp 890.000,00

(24)

Modal saham Rp 4.600.000,00 Rp -Laba ditahan 1 januari 19C Rp 1.172.000,00 Rp

-R/K Kantor Pusat Bandung Rp - Rp 6.868.000,00

Jumlah Rp 29.572.000,00 Rp 15.138.000,00

Diketahui pula bahwa pada tanggal 31 Desember 2000 persediaan barang yang masih ada pada masing-masing pihak adalah sebagai berikut :

Kantor Pusat Kantor Cabang

Bandung Semarang

- Hg. Pkok barang (dibeli dr luar) Rp 640.000,00 Rp 80.000,00 - Hg. Nota barang (dikirim dari pusat) - Rp 160.000,00 Berdasarkan data tersebut diatas, kantor pusat dapat membuta kertas kerja penyusunan laporan keuangan gabungan seperti yang tampak pada halaman berikut :

Penjelasan dan jurnal dari kertas kerja :

1. Penghapusan rekening neraca yang bersifat timbal balik ( reciprocal account) R/K Kantor Pusat Rp 6.868.000,00

R/K Kantor Cabang Rp 6.868.000,00

2. Penghapusan rekening laba-rugi yang bersifat timbal balik serta penyesuaian rekening “Cadangan Kenaikan Harga Barang Cabang “.

Pengiriman barang ke cabang Rp 384.000,00 Cadangan kenaikan harga barang cabang Rp 96.000,00*

Penerimaan barang dari pusat Rp 480.000,00 *besarnya rekening ini dihitung sebagai berikut :

(25)

3. Saldo akhir rekening “Cadangan Kenaikan Harga Barang Cabang” dalam neraca sald o per 31 Desember 2000 adalah :

Sebesar Rp 136.000,00

Berasal dari pengiriman selama tahun 2000 Rp 96.000,00

-Saldo awal, per 1 januari 2000 Rp 40.000,00

Saldo rekening “cadangan kenaikan harga barang cabang”sebesar Rp 40.000,00 ini melekat pada harga pokok persediaan awal cabang sehingga perlu disesuaikan dengan jurnal .

Cadangan kenaikan harga barang cabang Rp 40.000,00

Persediaan barang dagangan, 1 januari 2000 Rp 40.000,00

4. Persediaan akhir barang di cabangh yang berasal dari kiriman pusat adalah sebesar Rp 160.000,00. Harga ini mengandung kenaikan 25% di atas harga pokoknya. Harga pokok barang yang ada di cabang yang sebenarnya adalah :

100/125 X Rp 160.000 = Rp 128.000,00. Akibatnya nilai persediaan akhir barang dagangan di cabang harus disesuaikan sebesar Rp 160.000,00 –  Rp 128.000,00 = Rp 32.000,00 dengan jurnal :

Persediaan barang daganagn 31 Desember 2000

(Rugi-Laba) Rp 32.000,00

Persediaan barang daganagan 31 Desember 2000

(Neraca) Rp 32.000,

Setelah membuat kertas kerja tersebut, kemudian dapat disusun Laporan Laba-Rugi Gabungan, Laporan Laba yang ditahan gabungan dan Neraca Gabungan sebagai berikut :

PT. ARINTA RAMA

Laporan Laba-Rugi Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang 31 Desember 2000

(26)

Penjualan Rp 25.020.000,00 Harga Pokok Penjualan :

Persediaan awal, 1 januari 2000 Rp 1.120.000,00

Pembelian Rp 1.960.000,00

Barang tersedia dijual Rp 3.080.000,00 Persediaan akhir, 1 januari 2000 Rp 848.000,00

Harga pokok penjualan Rp 2.232.000,00

Laba kotor penjualan Rp 22.788.000,00

Macam – macam biaya usaha Rp 4.560.000,00

Laba bersih Rp 18.228.000,00

PT. ARINTA RAMA

Laporan Laba Yang Ditahan Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang

31 Desember 2000

Saldo laba yang ditahan, 1 Januari 2000 Rp 1.172.000,00

Laba bersih tahun 2000 Rp 18.228.000,00 +

Rp 19.400.000,00

Deviden yang dibagi Rp 1.160.000,00

Laba yang ditahan, 31 desember 2000 Rp 18.240.000,00

PT.ARINTA RAMA  Neraca Gabungan

(27)

Per 31 Desember 2000

Kas...Rp 11.162.000,00 Hutang Dagang ...Rp 4.720.000,00 Piutang Dagang...Rp 6.940.000,00 Modal saham ...Rp 4.600.000,00 Persediaan Barang ...Rp 848.000,00 Laba di tahan...Rp 18.240.000,00 Aktiva Tetap...Rp 10.420.000,00

Akumulasi Depr ...Rp (1.810.000,00)

Referensi

Dokumen terkait

Perkosaan adalah suatu tindakan kriminal di saat korban dipaksa untuk melakukan hubungan seksual di luar kemauannya sendiri, kejahatan dalam bentuk perkosaan

apprenticeship yaitu dengan cara memberikan bimbingan dan langsung mengerjakan sehingga kelihatannya para remaja putri lebih menggebu-gebu dalam menggunakan ATBM

pelayanan sampai tuntas sampai perijinan selesai. Adanya keterlambatan proses penyelesaian pelayanan perijinan Surat Ijin Usaha Perdagangan apakah mengundang adanya

Setelah dilakukan validasi produk oleh beberapa validator ahli materi, ahli media, dan uji coba lapangan menunjukkan bahwa buku petunjuk praktikum layak diterapkan dalam

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor. 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor

Pengaruh Kecerdasan Logis Matematis Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN 2 Tulungagung. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang

Hasil analisis Chi Square pada menunjukkan nilai p-value sebesar 0,016 < 0,05 yang artinya Ho ditolak, menunjukkan terdapat hubungan antara dukungan emosional dari

Observasi Yaitu pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap cara kerja para pengguna fitur pengamaanan file data yaitu algoritma sistem kriptografi