• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan dan Implimentasi Sistem Pengawasan Satuan Pendidikan (Studi Kasus: Dinas Pendidikan Kab. Grobogan) Artikel Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan dan Implimentasi Sistem Pengawasan Satuan Pendidikan (Studi Kasus: Dinas Pendidikan Kab. Grobogan) Artikel Ilmiah"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan dan Implimentasi Sistem Pengawasan Satuan Pendidikan (Studi

Kasus: Dinas Pendidikan Kab. Grobogan)

Artikel Ilmiah

diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Albertus Dhimas Widhi Kuncoro (672008279) Suprihadi, S.Si., M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga Desember 2015

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Perancangan dan Implimentasi Sistem Pengawasan Satuan Pendidikan (Studi

Kasus: Dinas Pendidikan Kab. Grobogan)

1)

Albertus Dhimas Widhi Kuncoro, 2)Suprihadi

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

E-mail : 1) 672008279@student.uksw.edu, 2) suprihadi@staff.uksw.edu

Abstract

School supervisory duties of Depeartment of Education and Culture became the essential thing in the implementation of national education program. However, the mechanism is being done manually. It caused some problems that were faced by the departement, especially by the school supervisors. For example, they lost the data, and it is difficult to get the information of the track record of a certain school. In this case study, it has been designed a supervisory system of education units in Dinas Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Kabupaten Grobogan. A prototype model was developed in this study, so that the appliaction can be suitable with the users need. Web-based application was implimented using PHP and MySQL program. This web application prototype of the education units supervisory system is expected to be able to overcome some problems faced by school supervisors and be used as the center of education units report document which is secure and efficient.

Keyword : PHP, MySql

Abstrak

Tugas pengawasan sekolah oleh Dinas Pendidikan Nasional dan Kebudayaan menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan program pendidikan nasional, tetapi mekanisme yang dilakukan saat ini masih dilaksanakan secara manual. Hal ini menimbulkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh dinas khususnya petugas pengawas sekolah, antara lain kehilangan dokumen data pengawasan, dan sulitnya mendapatkan informasi track record pengawasan sekolah untuk sekolah tertentu yang ditentukan. Pada penelitian ini, telah dirancang sistem pengawasan satuan pendidikan dengan mengambil kasus di Dinas Pendidikan Nasional dan Kebudayaan kabupaten Grobogan. Metode pengembangan sistem dipergunakan adalah prototype model, sehingga aplikasi yang dibangun dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Aplikasi dibangun berbasis

web diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL.

Prototipe aplikasi web sistem pengawasan satuan pendidikan yang dibangun sebagai hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi pengawas pendidikan dan dapat dipergunakan sebagai pusat dokumen laporan satuan pendidikan yang aman dan efisien.

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 2 Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

(7)

1. Pendahuluan

Jumlah sekolah atau penyelenggara pendidikan nasional di Indonesia saat ini sudah sangat banyak. Menurut Kemendikbud tahun 2013, Sekolah Dasar (SD / MI) berjumlah 2598, Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) berjumlah 1521, Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) berjumlah 1270, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berjumlah 1021. Pelaksanaan pendidikan di sekolah-sekolah tersebut harus diawasi dalam upaya menjaga mutu akademik dan profesionalisme guru. Hal ini menyebabkan tugas pengawasan sekolah oleh Dinas Pendidikan Nasional dan Kebudayaan menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan program pendidikan nasional [1]

Pada saat ini, tugas pengawasan sekolah masih dilaksanakan secara manual. Kondisi ini terjadi di Dinas Pendidikan Nasional dan Kebudayaan kabupaten Grobogan, provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Adrianus Darminto selaku pengawas sekolah kabupaten Grobogan, di kabupaten ini terdapat 250 sekolah dan madrasah tingkat menengah pertama dan atas serta sekolah kejuruan. Hal ini menyebabkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh dinas khususnya petugas pengawas sekolah, antara lain sering kehilangan dokumen data pengawasan, dan sulitnya mendapatkan informasi track record pengawasan sekolah untuk sekolah tertentu yang diinginkan.

Pada penelitian ini, akan dirancang sebuah sistem pengawasan satuan pendidikan dengan mengambil kasus di kabupaten Grobogan. Sistem dibangun berbasis web supaya dapat diakses secara online oleh admin sekolah, sehingga proses pelaporan data-data pengawasan oleh pihak sekolah dapat dilaksanakan dengan efisien, cepat dan tepat. Pada sistem ini juga dirancang keamanan data menggunakan base64, supaya dapat dipergunakan sebagai pusat data pengawasan sekolah yang aman dan dapat menyajikan data secara cepat dan tepat.

Mengingat luasnya masalah yang akan dibahas, maka penelitian ini memiliki ruang lingkup antara lain pertama, tidak membahas / menganalisis makna data dokumen dan informasi yang dipergunakan sebagai pengawasan satuan pendidikan. Kedua, data yang diambil hanya pada bidang pengawasan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran. Ketiga, tidak membahas teknologi web yang digunakan. Keempat, data yang dipergunakan adalah data pengawasan satuan pendidikan tingkat SMP dan sederajad di kabupaten Grobogan provinsi Jawa Tengah. Kelima, tidak melakukan perbandingan metode maupun hasil atau luaran dengan penelitian sebelumnya.

Manfaat dari penelitian ini yang dapat dicapai antara lain bagi Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan yaitu pertama, memiliki sistem pengawasan satuan pendidkan yang dapat diakses secara online oleh petugas dinas pendidikan maupun admin sekolah, sehingga pelaksaan pengawasan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Kedua, memiliki pusat data, sehingga dapat dipergunakan sebagai sistem pengarsipan dokumen hasil pengawasan satuan pendidikan secara aman. Manfaat bagi akademik, yaitu dapat digunakan sebagai contoh pembelajaran pada sistem pengawasan satuan pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan.

(8)

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu pertama adalah berjudul “Perancangan Sistem Keamanan Data pada Konsultasi Online Menggunakan Base64 (Studi Kasus: Gereja GPM Bethel Ambon)”[2]. Penelitian tersebut telah merancang aplikasi web sistem konsultasi online bagi jemaat dan pendeta. Sistem konsultasi dipergunakan pihak gereja sebagai media sarana bimbingan / konseling Pendeta dengan para jemaatnya dalam upaya peningkatan layanan pengembalaan kepada umat, studi kasus di gereja GPM Bethel Ambon. Keamanan data pada penelitian terdahulu ini yaitu aplikasi menggunakan algoritma base64 untuk mengamankan data konsultasi. Perbedaan utama dengan penelitian tersebut adalah algoritma base64 pada penelitian ini dipergunakan untuk mengamankan dokumen pelaporan satuan pendidikan. Penelitian terdahulu kedua adalah berjudul “Pembuatan Aplikasi Kriptografi Algoritma Base64 Menggunakan JAVA JDK 1.6”[3]. Ide dasar penelitian ini adalah merancang dan membangun sebuah aplikasi berbasis

desktop yang dipergunakan untuk mengamankan data teks bagi penggunanya. Manfaat dari

kedua penelitian sebelumnya bagi penelitian ini adalah dapat memberikan pengetahuan, serta penerapannya pada aplikasi online yang menjadi pembahasan utama pada penelitian ini.

Sebelum masuk dalam penjelasan utama mengenai sistem informasi pengawasan satuan pendidikan, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai beberapa istilah berikut ini yang merupakan bagian dari suatu sistem informasi. Data, menurut beberapa ahli adalah

Pertama, fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol yang menunjukan suatu ide, atau situasi dan lain-lain[4]. Kedua, data adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah diolah lebih lanjut bentuknya menjadi informasi[5]. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa data adalah sekumpulan bahan baku dapat berupa, simbol-simbol, angka, maupun huruf dalam bentuk satu kesatuan yang dapat diolah menjadi sebuah informasi. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan[6]. Sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya[7]. Dengan penjelasan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi adalah suatu kombinasi terartur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer

networks dan data communications (jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang

mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi yang berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan dengan menyediakan rangkuman rutin dan laporan tertentu[8].

Aspek-aspek keamanan komputer meliputi lima aspek, di antaranya adalah pertama privacy / confidentiality, yaitu menjamin bahwa data-data tersebut hanya bisa diakses oleh pihak-pihak tertentu. Kedua, authentication, yaitu baik pada saat mengirim atau menerima informasi, kedua belah pihak perlu mengetahui bahwa pengirim dari pesan tersebut adalah orang yang sebenarnya. Ketiga, integrity, yaitu menjamin setiap pesan pasti sampai kepada pihak yang dituju dengan data asli. Keempat, nonrepudation, yaitu mencegah pengirim ataupun penerima mengingkari bahwa pesan itu adalah kiriman dari / untuk mereka. Kelima, acces control, yaitu membatasi sumber-sumber data hanya kepada orang-orang tertentu. Keenam, availability, yaitu semua pesan bisa dibuka setiap saat yang diinginkan[9].

Keamanan algoritma kriptografi sering diukur dari banyaknya kerja yang dibutuhkan untuk memecahkan ciphertext menjadi plaintext tanpa mengetahui kunci yang digunakan. Apabila semakin

(9)

banyak proses yang diperlukan berarti juga semakin lama waktu yang dibutuhkan, maka semakin kuat algoritma tersebut dan semakin aman digunakan untuk menyandikan pesan.

Algoritma kriptografi terdiri dari fungsi dasar yaitu Enkripsi, Dekripsi dan Kunci. Enkripsi, merupakan hal yang sangat penting dalam kriptografi yang merupakan pengamanan data yang dikirimkan terjaga rahasianya, pesan asli disebut plaintext yang dirubah menjadi kode-kode yang tidak dimengerti. Dekripsi, merupakan kebalikan dari enkripsi, pesan yang telah dienkripsi dikembalikan ke bentuk asalnya

(plaintext) disebut dengan dekripsi pesan. Kunci, yang dimaksud di sini adalah kunci yang dipakai untuk

melakukan enkripsi dan dekripsi, kunci terbagi jadi 2 (dua) bagian yaitu kunci pribadi (private key) dan kunci umum (public key).

Kriptografi kunci publik sering disebut dengan kriptografi asimetris. Berbeda dengan kriptografi kunci publik, kunci yang digunakan pada proses enkripsi dan proses dekripsi pada kriptografi kunci publik ini berbeda satu sama lain. Jadi dalam kriptografi kunci publik, suatu key

generator akan menghasilkan dua kunci berbeda dimana satu kunci digunakan untuk melakukan

proses enkripsi dan kunci yang lain digunakan untuk melakukan proses dekripsi. Kunci yang digunakan untuk melakukan enkripsi akan dipublikasikan kepada umum untuk dipergunakan secara bebas. Oleh sebab itu, kunci yang digunakan untuk melakukan enkripsi disebut juga sebagai kunci publik. Sedangkan kunci yang digunakan untuk melakukan dekripsi akan disimpan oleh pembuat kunci dan tidak akan dipublikasikan kepada umum. Kunci untuk melakukan dekripsi ini disebut kunci privat[10].

Ada empat tujuan mendasar dari ilmu kriptografi yang merupakan aspek keamanan informasi yaitu pertama, kerahasiaan (confidentiality), autentikasi (authentication), integritas (integrity), dan nir-penyangkalan (non-repudiation). kerahasiaan (confidentiality) adalah pesan (plaintext) hanya dapat dibaca oleh pihak yang memliki kewenangan. Autentikasi (Authentication) yaitu pengirim pesan harus dapat diidentifikasi dengan pasti, penyusup harus dipastikan tidak bisa berpura-pura menjadi orang lain. Integritas (Integrity) yaitu penerima pesan harus dapat memastikan bahwa pesan yang dia terima tidak dimodifikasi ketika sedang dalam proses transmisi data. Nir-penyangkalan (Non-Repudiation) yaitu pengirim pesan harus tidak bisa menyangkal pesan yang dia kirimkan.

Base64 adalah sebuah skema encoding yang merepresentasikan data biner ke dalam

format ASCII. Umumnya digunakan pada berbagai aplikasi, seperti e-mail via MIME, data XML, atau untuk keperluan encoding URL. Prinsip encoding-nya adalah dengan memilih kumpulan dari 64 karakter yang dapat di-print. Data dapat disimpan dan ditransfer melewati media yang didesain untuk menangani data tekstual. penggunaan lain encoding base64 adalah untuk melakukan obfuscation atau pengacakan data[11].

Definisi Pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan pengawas sekolah (PP 74 tahun 2008). Pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru[12].

Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Satuan pendidikan adalah taman kanak-kanak/raudhatul athfal, sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah, sekolah menengah atas/madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan, pendidikan luar biasa atau bentuk lain yang sederajat. Kegiatan pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru[13].

Kegiatan pengawasan meliputi 5 (lima) bidang antara lain sebagai berikut Pengawas Taman Kanak-kanak, adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan pada Pendidikan Usia Dini Formal baik negeri maupun swasta dalam teknis penyelenggaraan dan pengembangan program pembelajaran di

(10)

taman kanak-kanak. Pengawas Sekolah Dasar, adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta baik pengelolaan sekolah maupun seluruh mata pelajaran Sekolah Dasar kecuali mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan jasmani dan kesehatan. Pengawas mata pelajaran/rumpun mata pelajaran, adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran tertentu pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta. Pengawas pendidikan luar biasa, adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta pada sekolah luar biasa di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional untuk seluruh mata pelajaran. Pengawas bimbingan dan konseling, adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta pada kegiatan bimbingan dan konseling[14].

3. Metode Perancangan Sistem

Setelah mengetahui permasalahan dan kebutuhan penelitian pada studi kasus di wilayah kerja Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan, maka diperlukan suatu metode penelitian untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditentukan. Dengan demikian, metode penelitian merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

Pada tahap pertama metode penelitian, yaitu studi pustaka. Hasil pada tahap pertama adalah pemahaman teori tentang sistem pengawasan satuan pendidikan, keamanan data dan informasi, teori Kriptografi, algoritma base64, bahasa pemrograman PHP, basis data MySql dan NetBeans sebagi editor untuk mengimplementasikan aplikasi, dan perancangan aplikasi menggunakan Unified Modelling Language.

Tahap kedua, yaitu merancang sistem keamanan data dan membangun aplikasi sistem pengawasan satuan pendidikan berbasis online, yang menerapkan sistem keamanan data yang telah dirancang menggunakan model pengembangan sistem prototype model. Prototype model dipilih karena penelitian ini tidak melakukan maintenance sistem. Hasil tahap kedua, berupa prototipe aplikasi pengawasan satuan pendidikan dengan teknologi web.

Tahap selanjutnya adalah tahap ketiga, yaitu melakukan uji coba terhadap sistem yang telah dibangun pada tahap sebelumnya. Tahap ini dilakukan untuk mengukur unjuk kerja sistem kemanan data pada aplikasi pengawasan satuan pendidikan di Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan. Hasil pada tahap ketiga adalah sebuah aplikasi berbasis web yang layak dapat dipergunakan sebagai aplikasi pengawasan satuan pendidikan oleh para pendidik, sekolah, dan petugas pengawas pendidikan di wilayah kerja Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan.

Tahap terakhir, yaitu tahap pengambilan kesimpulan dan saran, dilanjutkan dengan pembuatan laporan. Laporan diwujudkan dalam bentuk laporan penelitian dan artikel ilmiah sebagai draft jurnal publikasi hasil penelitian ini.

Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah prototype

model. Model prototype merupakan sebuah teknik pengumpulan data atau informasi tertentu

mengenai kebutuhan-kebutuhan informasi pengguna secara cepat. Dengan metode prototype ini, pengembang dan pihak Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan, yaitu Pengawas, Guru atau Pendidik, dan sekaligus Admin Sekolah, dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan aplikasi pengawasan satuan pendidikan berbasis web. Secara lengkap, alur model prototype digambarkan seperti pada gambar 1.

(11)

Gambar 1 Prototype Model[14]

Gambar 1 merupakan gambaran tahapan umum dari prototype model. Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap prototype model. Pada tahapan pertama, yaitu listen to customer atau

information gathering tentang kebutuhan aplikasi yang dibangun. Pada tahap ini dilakukan

wawancara dengan beberapa perwakilan dari Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan, yaitu 3 (tiga) orang Pengawas satuan pendidikan, 10 (sepuluh) Guru atau Pendidik, dan 3 (tiga) Admin Sekolah dari 3 (tiga) sekolah menengah pertama. Pada tahap wawancara dengan Pengawas diperoleh data dan informasi yaitu aturan dan proses bisnis pengawasan satuan pendidik bagi sekolah dan tenaga pendidik. Selain hal tersebut juga diperoleh informasi akan kebutuhan aplikasi teknologi informasi, yang dapat dipergunakan sebagai pusat data dokumen pelaporan satuan pendidikan sekolah dan guru di wilayah kabupaten Grobogan. Dengan aplikasi tersebut, memudahkan seorang Pengawas dalam pencarian dokumen laporan satuan pendidikan dari sekolah dan guru yang telah ditentukan dinas sebagai sekolah dan guru binaan Pengawas tersebut, serta layanan akses secara online. Pada tahap wawancara dengan Guru dan Admin Sekolah, diperoleh informasi yaitu kebutuhan tentang aplikasi teknologi informasi yang dapat dipergunakan sebagai sarana pelaporan satuan pendidikan kepada pihak Pengawas satuan pendidikan. Hal ini disebabkan karena proses pengiriman dokumen laporan sering terjadi masalah, antara lain dokumen hilang, dan guru atau admin sekolah atau terkadang kurir sering tidak ketemu dengan Pengawas secara langsung saat penyerahan dokumen, karena dokumen laporan harus dicetak dan dibawa kepada masing-masing Pengawas yang telah ditentukan oleh Dinas Pendidikan setempat.

Tahapan selanjutnya dalam metode prototype yaitu build/revise mock-up atau membangun aplikasi secara cepat. Pada tahap ini dilakukan pembuatan aplikasi pengawasan satuan pendidikan berbasis web yang memiliki layanan keamanan data dokumen satuan pendidikan secara cepat, lebih memfokuskan pada input output aplikasi, sesuai dengan kebutuhan umum yang diketahui pada tahap pertama.

Tahap ini dilakukan uji dan evaluasi prototype oleh user seperti pada tahap wawancara. Uji dan evaluasi prototype digunakan untuk mendapatkan umpan balik apakah aplikasi sudah sesuai dengan kebutuhan user, yaitu actor sistem.

Pengujian menggunakan metode uji fungsionalitas sistem, yaitu menggunakan metode

Blackbox, sekaligus menguji proses enkripsi dan dekripsi menggunakan algoritma base64 dalam

aplikasi web pengawasan satuan pendidikan yang dibangun. Pengujian yang lain adalah pengujian sistem kemanan data dokumen satuan pendidikan yang diterapkan pada aplikasi. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa dokumen laporan telah disandikan pada pada saat tersimpan didalam basis data.

(12)

Evaluasi dilakukan dengan cara wawancara sebagai uji responden pada penelitian ini. Jika evaluasi prototype belum sesuai dengan kebutuhan user, maka dilakukan proses perbaikan dimulai kembali ke tahap awal dan dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Pengamanan data satuan pendidikan Pendidik dan Sekolah pada aplikasi pengawasan satuan pendidikan Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan, Sistem keamanan data memiliki 2 (dua) proses utama, yaitu proses enkripsi dan dekripsi. Proses enkripsi data dijalankan pada saat dokumen laporan satuan pendidikan dikirim oleh client actor guru maupun actor Admin Sekolah, yang kemudian disimpan didalam basis data server. Proses enkripsi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Diagram Alir Proses Enkripsi Data Satuan Pendidikan

Sedangkan, proses dekripsi dijalankan pada saat dokumen laporan satuan pendidikan berupa ciphertext yang tersimpan dalam basis data, dibaca oleh aplikasi, yang kemudian

plaintext atau pesan asli hasil dekripsi diunduh pada aplikasi pengawasan satuan pendidikan pada

halaman daftar pelaporan client actor Pengawas. Untuk lebih jelas, proses dekripsi tersebut dapat dilihat pada gambar 3.

(13)

Gambar 3 Diagram Alir Proses Dekripsi Data Satuan Pendidikan

Aplikasi pengawasan satuan pendidikan berbasis web yang memiliki sistem keamanan data menggunakan algoritma base64 ini, dirancang menggunakan Unified Modelling Language (UML) sebagai pemodelan sistem. UML menyediakan beberapa diagram dalam proses perancangan sistem. Dalam sistem yang dibuat telah dirancang menggunakan beberapa diagram, yaitu: use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.

Perancangan aplikasi pengawasan satuan pendidikan Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan ini dirancang menggunakan UML (Unified Modeling Language) sebagai pemodelan sistem. Sebuah use case diagram merepresentasikan keseluruhan kerja sistem secara garis besar dan juga mempresentasikan interaksi antara actor dengan sistem yang dibangun, serta menggambarkan fungsionalitas yang dapat diberikan sistem kepada user atau actor. Use case

diagram menggambarkan interaksi antara actor dengan proses atau sistem yang dibuat. Use case diagram mempunyai beberapa bagian penting seperti: Actor, Use Case, dan Relasi. Actor

merupakan bagian dari use case yang bertindak sebagai subyek (pelaku) dalam suatu proses. Use

case adalah proses yang terjadi dalam suatu software. Use case juga menggambarkan apa yang

sedang dilakukan oleh seorang actor. Relasi menggambarkan hubungan antara actor dan use

case.

Gambar 4 merupakan use case diagram aplikasi web pengawasan satuan pendidikan Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan. Pada aplikasi tersebut terdapat 5 (lima) actor yaitu

Guest, Admin Sekolah, Guru, Pengawas dan Super Admin. Guest adalah actor sistem bagi

publik sebelum menjadi anggota sebagai actor Admin Sekolah, Guru atau Pengawas pada sistem. Untuk menjadi anggota, actor Guest harus dilakukan proses registrasi, yaitu registrasi sebagai Admin Sekolah, Pendidik (Guru) atau Pengawas. Actor Admin Sekolah, adalah actor yang telah ditentukan oleh pihak sekolah, yang bertugas dapat melakukan pelaporan satuan pendidikan level sekolah. Actor Guru atau Pendidik adalah setiap guru yang telah memiliki

NUPTK dan bertugas pada sekolah yang telah terdaftar di sistem. Jenis guru ditentukan berdasarkan tugas yang diberikan, yaitu Guru Mapel, Guru Kelas atau Guru BK. Actor Pengawas ditentukan oleh Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan dengan memiliki SK Tugas dengan masa

(14)

waktu tertentu. Seorang pengawas haruslah seorang Pendidik atau Guru. Dengan demikian, yang dapat melakukan registrasi Pengawas adalah seorang Guru atau Pendidik yang terdaftar di sistem.

Setiap actor dalam sistem, memiliki hak akses untuk login. Fasilitas login dipergunakan agar aplikasi hanya dapat dipergunakan oleh pengguna yang telah ditentukan dan terdaftar pada Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan. Setelah login berhasil, maka setiap actor tampilan dan fasilitas yang telah ditentukan berdasarkan aturan dan proses bisnis yang diperoleh pada tahap sebelumnya. Hak akses setiap actor system dapat lebih jelas terlihat pada gambar 4 sebagai use

case diagram sistem.

Kontak Registrasi Guest Registrasi Guru Registrasi Sekolah Registrasi Pengawas <<extend>> <<extend>> <<extend>> Kepala Sekolah Visi Misi

View Daftar Guru

Tambah Guru

Edit Guru

Hapus Guru Beranda Admin Sekolah

Profil Sekolah <<extend>> <<extend>> <<extend>> Daftar Guru <<include>> <<extend>> <<extend>> <<extend>> Dokumen Pelaporan Admin Sekolah Tambah Dokumen Download Laporan Hapus Dokumen Daftar Dokumen <<include>> <<extend>> <<extend>> <<extend>>

Dokumen Pelaporan Guru

<<extend>>

<<extend>> <<extend>> <<include>> Pendidik

Tambah Sekolah Binaan Daftar Sekolah Binaan

Beranda Pendidik Unit Kerja Jenis Guru Tugas Tambahan Profil Pendidikan Sekolah Binaan <<include>> Pengawas

Hapus Sekolah Binaan

Lihat Laporan <<extend>>

<<extend>> <<extend>>

Set Aktif

Set Non Aktif

Daftar Pendidik dan Admin Sekolah Admin Beranda Admin <<extend>> <<extend>> <<include>>

Gambar 4 Use Case Diagram Sistem Pengawasan Satuan Pendidikan

Activity diagram menggambarkan aliran aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang,

bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Pada sistem pengawasan satuan pendidikan Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan memiliki 2 (dua) activity diagram utama yang menjadi fokus pada penelitian ini, yaitu activity

diagram Pendidik Upload Dokumen Pelaporan dan activity diagram Pengawas Download

Dokumen Pelaporan. Activity diagram bagi Admin Sekolah Upload Dokumen Pelaporanidentik dengan proses yang terjadi pada actor Pendidik.

(15)

Mulai

Mas ukkan Username dan Pas s word

Seles ai Login Benar? Tidak Unit Kerja Jenis Guru Tugas Tambahan Profil Pendidikan Dokumen Pelaporan Logout Tambah Dokumen Pros es Enkrips i Beranda Pendidik Sim pan Ya Basis Data Sistem Pendidik

Gambar 5 Activity Diagram Pendidik Upload Dokumen Pelaporan

Gambar 5 menunjukkan activity diagram Pendidik dalam aktivitasnya mengelola konten pada system, yaitu profil, unit kerja, jenis guru untuk meneyatakan tugas pendidik, tugas tambahan jika ada, profil pendidikan formal yang telah ditempuh, serta fasilitas unggah laporan satuan pendidikan kepada pengawas yang telah ditentukan. Terlihat pada Gambar 5 bahwa bagian dokumen pelaporan dilakukan enkripsi sebelum disimpan kedalam basis data server. Layanan actor Pendidik pada sistem disediakan dengan syarat bahwa pengguna tersebut telah terdaftar pada sistem, dengan bukti telah lolos proses login.

Mulai Masukkan Username dan Password Selesai Login Benar? Tidak Beranda Pengawas Pendidik Sekolah Binaan Logout Lihat Laporan Proses Dekripsi Proses Download Ambil Dokumen Ya Basis Data Sistem Pengaw as

(16)

Gambar 6 menunjukkan activity diagram actor Pengawas pada aplikasi pengawasan satuan pendidikan. Terlihat bahwa actor Pengawas harus melakukan login sebelum mengunduh dokumen laporan satuan pendidikan yang telah dikirim oleh actor Pendidk maupun actor Admin Sekolah. Jika login berhasil, maka actor Pengawas dapat masuk kedalam Beranda Pengawas yang menampilkan profil tugas pengawas. Pada activity diagram tersebut terlihat bahwa proses dekripsi menggunakan algoritma base64 dilakukan pada saat Pengawas mengunduh data dokumen laporan.

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar obyek di dalam dan di sekitar sistem

(termasuk pengguna, display, dan sebagainya), berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri antar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

: Pendidik : View_Beranda : Controller_Depan : Model_Login' : View_Beranda

Pendidik : View_Dokumen Pelaporan

: Control_Pendidik : Model Pendidik 1. username dan password

2. login()

3. CekAuth()

4. status 5. False

6. True

7. Pilih Submenu Pelaporan

8. Upload Dokumen

9. insertDokumen()

10. Logout()

Gambar 7 Sequence Diagram Pendidik Upload Dokumen Pelaporan

Pada Gambar 7 merupakan sequence diagram untuk proses Pendidik melakukan upload dokumen laporan satuan pendidikan. Pada tahap awal proses, Pendidik harus melakukan login pada halaman beranda aplikasi, karena sistem pelaporan satuan pendidikan hanya dapat dipergunakan bagi guru yang telah terdaftar pada aplikasi. Setelah login berhasil, Pendidik dapat melakukan unggah dokumen pada halaman dokumen pelaporan. Pada saat button Upload diklik, maka dokumen tersebut dikenai proses enkripsi algoritma base64, yang kemudian hasilnya berupa ciphertext dikirim dan disimpan basis data server oleh class control Pendidik dan pengelola entitas Model_Pendidik. Proses upload dokumen oleh actor Admin Sekolah memiliki proses yang ekuivalen dengan actor Pendidik.

Untuk dapat melihat dokumen pelaporan oleh Pendidik dan Admin Sekolah, aplikasi telah dirancang bahwa hanya actor Pengawas saja yang berhak melihat atau mengunduh berkas laporan tersebut. Rancangan aliran proses pada aplikasi untuk mengunduh dokumen laporan satuan pendidikan dari basis data server oleh actor Pengawas dapat dilihat pada Gambar 8.

(17)

: Pengawas : View_Beranda : Controller_Depan : Model_Login' : View_Beranda Pengawas

: View_Sekolah Binaan : Control_Pengawas : Model_Sekolah : Model_Pendidik 1. username dan password

2. Login()

3. CekAuth()

4. Status

5. False

6. True

7. Pilih Submenu Sekolah Binaan

8. Laporan()

9. GetDataSekolah()

10. GetDataPendidik()

11. Logout()

Gambar 8 Sequence Diagram Pengawas Download Dokumen Pelaporan

Seperti terlihat pada Gambar 8 tahap awal proses, Pengawas harus melakukan login pada halaman beranda aplikasi, karena sistem pelaporan satuan pendidikan hanya dapat dipergunakan bagi seorang pengawas yang telah terdaftar pada aplikasi. Setelah login berhasil, actor Pengawas dapat melakukan unduh dokumen pada halaman daftar laporan sekolah binaan. Pada saat button

Download Laporan diklik, maka dokumen laporan yang dipilih tersebut diambil dari basis data server oleh class control Pengawas dan pengelola entitas Model_Sekolah, lalu dilakukan proses

dekripsi algoritma base64, yang kemudian hasilnya berupa plaintext dikirim ke Client oleh pengelola entitas Model_Pendidik.

Class diagram menggambarkan interaksi antar class serta atribut-atribut yang melekat

pada class tersebut. Pada Gambar 9 berikut merupakan class diagram aplikasi pengawasan satuan pendidikan Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan yang dikembangkan. Pada class

diagram terlihat bahwa terdapat 8 (delapan) class pada aplikasi.

Class control depan memiliki hubungan one-to-one dengan class control yang lain, karena hanya mengelola proses registrasi dan login untuk mengarahkan pengguna ke halaman sesuai hak akses yang dimiliki, yaitu Super Admin, Pendidik, Pengawas atau Admin Sekolah. Sedangkan class Controller_Admin, Controller_Sekolah, Controller_Pengawas, dan Controller_Pendidik memiliki hubungan one-to-many dengan pengelola entitas, sehingga memungkinkan class control tersebut dapat mengakses berulangkali setiap operasi pengelohan data ke basis data server. Class pengelola entitas tersebut antara lain Mod_Login, Mod_Sekolah dan Mod_Pendidik. Proses enkripsi dan dekripsi menggunakan algoritma base64 diimplementasikan pada class controller.

(18)

Gambar 9 Class Diagram Aplikasi

4. Hasil dan Pembahasan

implementasi dari rancangan aplikasi sistem pengawasan satuan pendidikan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySql. Pembahasan juga berisi uraian hasil uji sistem dalam melakukan proses pengamanan data berupa berkas dokumen satuan pendidikan dengan studi kasus di Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan. Pengamanan data yang diimplementasikan pada aplikasi penelitian ini menggunakan module mcrypt yang telah disediakan bahasa pemrograman PHP dengan versi minimal 5.3.

Aplikasi sistem pengawasan satuan pendidikan Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan merupakan aplikasi yang dipergunakan oleh pihak sekolah, guru atau tenaga pendidik, dan

(19)

tenaga pendidik yang diberi tugas oleh Dinas Pendidikan sebagai pengawas. Sistem dibangun supaya membantu Dinas Pendidikan yaitu pengawas, dalam melaksanakan tugas pengawasan kinerja sekolah negeri maupun swasta, dan tenaga pendidik di wilayah kabupaten Grobogan. Dokumen pengawasan satuan pendidikan dari sekolah meliputi profil sekolah, rencana kerja sekolah (RKS) 4 tahunan, rencana kerja tahunan (RKT), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS). Sedangkan laporan tenaga pendidik meliputi hasil evaluasi kerja dalam 1 (satu) tahun akademik.

Metode pengembangan sistem yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metode

prototype. Oleh karena itu, dalam proses pengembangan sistem menghasilkan 3 (tiga) prototipe

yang telah dianggap memenuhi kebutuhan petugas pengawas pendidikan di Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan. Semua data berupa dokumen pengawasan satuan pendidikan dari pihak sekolah dan tenaga pendidik yang terdaftar, diamankan pada sistem karena telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan bahwa yang berhak membuka dan mengakses dokumen tersebut adalah seorang petugas pengawas pendidikan yang berwenang.

Tampilan utama sistem berisi halaman Beranda, Registrasi, dan Kontak. Pada halaman Beranda memiliki fasilitas login sistem, yaitu untuk membatasi pengguna dan memberikan halaman sistem berdasarkan hak akses actor yang telah ditentukan pada tahap perancangan, yaitu

actor Admin Sistem, Admin Sekolah, dan Tenaga Pendidik. Pengenal atau username bagi

Tenaga Pendidik dan Pengawas menggunakan NUPTK yang dimiliki seorang tenaga pendidik atau guru. Sedangkan bagi Admin Sekolah menggunakan NPSN yang dimiliki tiap sekolah. Fasilitas login pada halaman Beranda dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Halaman Beranda Aplikasi

Halaman Registrasi berisi layanan pendaftaran sebagai Admin Sekolah, Tenaga Pendidik, dan Pengawas pada sistem. Halaman Registrasi dapat dilihat pada Gambar 11.

(20)

Gambar 11 Tampilan Halaman Registrasi

Langkah awal dalam penggunaan sistem hasil penelitian ini adalah dilakukan pendaftaran Tenaga Pendidik dan Admin Sekolah. Admin Sekolah akan mendaftarkan Tenaga Pendidik yang bertugas di sekolah yang dikelola Admin Sekolah, jika Tenaga Pendidik tersebut telah terdaftar pada sistem. Begitu pula pada registrasi Pengawas, yaitu harus terdaftar sebagai Tenaga Pendidik. Admin Sistem memiliki kewenangan dapat melakukan setting non aktif dan aktif kembali bagi Tenaga Pendidik dan Admin Sekolah yang terdaftar pada sistem. Fasilitas ini disediakan bagi Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan untuk menutup hak akses bagi tenaga pendidik jika sudah pensiun, dan bagi actor yang melanggar peraturan yang berlaku. Tampilan halaman Admin Sistem dapat dilihat pada Gambar 12. Terlihat pada Gambar 12 bahwa disediakan fasilitas setting Non Aktif dan fasilitas Aktif kembali bagi actor Admin Sekolah dan Tenaga Pendidik.

Gambar 12 Tampilan Halaman Admin Sistem

Proses enkripsi dokumen satuan pendidikan dilakukan pada saat unggah dokumen yang dilakukan oleh actor Admin Sekolah maupun actor Tenaga Pendidik. Pada bagian bab ini akan

(21)

dibahas proses enkripsi dokumen laporan satuan pendidikan yang diunggah oleh seorang Tenaga Pendidik seperti terlihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Tampilan Halaman Unggah Dokumen

Laporan satuan pendidikan dilakukan seorang Tenaga Pendidik sekali dalam tahun akademik. Dokumen laporan yang diunggah harus sudah terkompresi atau berupa berkas dengan format zip atau rar. Hal ini dikarenakan dokumen laporan satuan pendidikan seorang tenaga pendidik terdapat lebih dari 1 (satu) berkas. Proses enkripsi dokumen dapat dilihat pada kode program 1.

Kode Program 1 Proses Enkripsi Dokumen

Pada Kode Program 1 dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu pada baris 1 merupakan penamaan fungsi. Baris 2 dan 3 menentukan kunci yang akan digunakan untuk proses enkrip data. Baris 4 perintah untuk mengecek modul php apakah sudah support mcrypt, jika modul tidak ada maka masuk perintah baris 12. Baris 5 mengecek apakah file atau berkas dokumen tersedia atau tidak, jika tidak tersedia maka masuk baris 11. Baris 6 mengubah file menjadi string. Baris 7 adalah proses enkripsi dengan memanggil fungsi

TripleDesEncrypt dengan mengirim 3 parameter. Baris 8 mengubah string hasil enkripsi menjadi file, jika

berhasil dilakukan mengembalikan nilai true, jika tidak berhasil dilakukan baris 10. Fungsi

TripleDesEncrypt dapat dilhat pada Kode Program 2.

Kode Program 2 Fungsi TripleDesEncrypt

1. function Encrypt($source, $destination) { 2. $key = "passwordDR0wSS@P6660juht"; 3. $iv = "password";

4. if (extension_loaded('mcrypt') === true) { 5. if (is_file($source) === true) {

6. $source = file_get_contents($source);

7. $encryptedSource = $this->TripleDesEncrypt($source, $key, $iv); 8. if (file_put_contents($destination, $encryptedSource, LOCK_EX)

!== false) { return true;} 9. return false; } 10. return false; } 11. return false; }

(22)

Pada Kode Program 2 dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu pada baris 1 merupakan penamaan fungsi. Baris 2 menentukan tipe modul enkripsi yang akan digunakan. Baris 3 dan 4 menambahkan karakter ‘_’ pada buffer. Baris 5 sampai 8 melakukan cek yaitu jika karakter kurang dari 8 maka akan melakukan proses penambahan karakter ‘_’ untuk menjadikan data menjadi 8 karakter. Baris 9 menetapkan tipe enkripsi pada baris 2 dengan menyertakan password. Baris 10 memproses enkripsi file pada buffer dengan blok kunci dalam variabel $cipher yang telah dibuat pada baris 9. baris 11 menutup module enkripsi yang dibuka pada baris 2. Baris 12 proses encode hasil mcrypt menggunakan base64_encode dan mengembalikan hasil enkripsi.

Proses dekripsi dokumen satuan pendidikan dilakukan pada saat unduh dokumen, yang dilakukan oleh actor Admin Sekolah, actor Tenaga Pendidik dan actor Pengawas. Pengawas hanya dapat mengunduh dokumen yang diunggah oleh Tenaga Pendidik dan Admin Sekolah yang ditetapkan berdasarkan surat tugas dari Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan.

Pada bagian ini dibahas proses dekripsi dokumen laporan satuan pendidikan yang diunduh oleh seorang actor Pengawas seperti terlihat pada Gambar 14. Proses dekripsi dilakukan pada saat button Download Laporan dipilih oleh actor Pengawas. Dokumen laporan akan dikirim ke

client Pengawas jika proses dekripsi yang dilakukan di server telah berhasil.

Gambar 14 Tampilan Halaman Unduh Dokumen pada Actor Pengawas

Pada Gambar 14 terlihat bahwa actor Pengawas dapat melihat daftar dokumen laporan yang telah dilakukan oleh actor Tenaga Pendidik seperti pada Gambar 13. Dokumen laporan hasil enkripsi berupa ciphertext tersebut tersimpan di dalam server, akan diproses dekripsi oleh sistem dalam proses unduh. Proses dekripsi dapat dilihat pada Kode Program 3.

Kode Program 3 Proses Dekripsi Dokumen

1. function TripleDesEncrypt($buffer, $key, $iv) {

2. $cipher = mcrypt_module_open(MCRYPT_3DES, '', 'cbc', ''); 3. $buffer.='___EOT';

4. $extra = 8 - (strlen($buffer) % 8); 5. if ($extra > 0) {

6. for ($i = 0; $i < $extra; $i++) { 7. $buffer .= '_'; }

8. }

9. mcrypt_generic_init($cipher, $key, $iv); 10. $result = mcrypt_generic($cipher, $buffer); 11. mcrypt_generic_deinit($cipher);

(23)

Pada Kode Program 3 dapat dijelaskan yaitu pada baris 2 dan baris 3 adalah menentukan

password yang akan digunakan. Baris 4 mengecek module php sudah apakah sudah support mcrypt atau belum, jika belum maka masuk baris 14-15. Baris 5 mengecek apakah file sudah

tersedia atau tidak, jika tidak akan dilakukan perintah baris 12-13. Baris 6 mengubah file menjadi string. Baris 7 proses dekripsi dengan memanggil fungsi TripleDesDecrypt dengan mengirim 3 parameter. Baris 8 mengubah string hasil dekripsi menjadi file, jika tidak berhasil maka masuk baris 10-11. Fungsi TripleDesDecrypt dapat dilihat pada kode program 4.

Kode Program 4 Fungsi TripleDesDecrypt

Pada Kode Program 4 dapat dijelaskan yaitu pada baris 1 merupakan penamaan fungsi. Baris 2 mengembalikan string dengan proses decode base64 pada buffer. Baris 3 menentukan tipe

module dekripsi yang akan digunakan. Baris 4 menetapkan tipe dekripsi baris 3 dengan

menyertakan password. Baris 5 memproses dekripsi file buffer dengan tipe dekripsi ditentukan pada baris 4. Baris 6 menghilangkan karakter tertentu atau karakter tambahan. Baris 7 menutup tipe dekripsi baris 3. Baris 8 mengembalikan hasil ke dalam fungsi.

Pengujian dilakukan untuk mengetahui performa dari sistem yang dibangun, yaitu mampu melakukan pengamanan data berupa dokumen pengawasan satuan pendidikan menggunakan base64. Data dikenai proses enkripsi pada saat proses unggah dokumen dilakukan. Hasil enkripsi disimpan di dalam directory file/enkrip pada server. Data hasil enkripsi dalam bentuk berkas kompresi tidak dapat dibuka tanpa melalui mekanisme unduh yang dimiliki oleh sistem. Tampilan hasil proses membuka berkas kompresi hasil enkripsi dapat dilihat pada Gambar 15. Dengan demikian, sistem keamanan data pengawasan satuan pendidikan dapat berhasil dilakukan.

1. function Decrypt($source, $destination) { 2. $key = "passwordDR0wSS@P6660juht"; 3. $iv = "password";

4. if (extension_loaded('mcrypt') === true) { 5. if (is_file($source) === true) {

6. $source = file_get_contents($source);

7. $decryptedSource = self::TripleDesDecrypt($source, $key, $iv); 8. if (file_put_contents($destination, $decryptedSource, LOCK_EX)

!== false) { 9. return true;} 10. echo "no read"; 11. return false; } 12. echo "no file"; 13. return false;} 14. echo "no mcrypt"; 15. return false;}

1. function TripleDesDecrypt($buffer, $key, $iv) { 2. $buffer = base64_decode($buffer);

3. $cipher = mcrypt_module_open(MCRYPT_3DES, '', 'cbc', ''); 4. mcrypt_generic_init($cipher, $key, $iv);

5. $result = mdecrypt_generic($cipher, $buffer);

6. $result = substr($result, 0, strpos($result, '___EOT')); 7. mcrypt_generic_deinit($cipher);

(24)

Gambar 15 Tampilan Gagal Buka Berkas Dokumen Hasil Enkripsi

5. Simpulan

Berdasarkan hasil dari perancangan dan pembahasan hasil implementasi sistem keamanan data pengawasan satuan pendidikan Dinas Pendidikan kabupaten Grobogan menggunakan base64, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut pertama, data pengawasan satuan pendidikan dilakukan kompresi Zip atau Rar supaya dapat mengakomodir kebutuhan unggah beberapa ekstensi file dokumen laporan. Kedua, base64 dipergunakan untuk melakukan proses encode atau decode data, setelah data dilakukan proses enkripsi atau dekripsi menggunakan algoritma TripleDES yang terdapat pada module mcrypt pada bahasa pemrograman PHP.

Saran pengembangan bagi penelitian ini adalah sistem mampu mengamankan data berbagai format atau ekstensi berkas dokumen laporan pengawasan satuan pendidikan.

(25)

6. Pustaka

[1] Kemendikbud, 2013, Kemdikbud Keluarkan Data Terbaru Jumlah Sekolah Pelaksana Kurikulum

2013, http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2013/05/kemdikbud-keluarkan-data-terbaru-jumlah-sekolah-pelaksana-kurikulum-2013-1309-1309-1309, Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.

[2] Tuwanakotta F., Suprihadi, 2015, Perancangan Sistem Keamanan Data pada Konsultasi

Online Menggunakan AES (Studi Kasus: Gereja GPM Bethel Ambon), Salatiga: Skripsi

UKSW.

[3] Nufus H., 2009, Pembuatan Aplikasi Kriptografi Algoritma Base64 Menggunakan JAVA JDK 1.6, http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/computer-science/2009/Artikel_10105755.pdf. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.

[4] Fathansyah, 2007, Basis Data, Jakarta: Informatika.

[5] Siagian, Sondang P, 2006, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta, Bumi Aksara. [6] Jogiyanto, 2003, Pengertian Sistem Informasi, Jogjakarta: Skripta Media.

[7] Indrajit, Richardus Eko. 2001. Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

[8] O’Brien, James. A. (2005). Pengantar Sistem Informasi Perseptif Bisnis dan Manajerial. Salemba.

[9] Agry_alfiah. 2015. Sistem Keamanan Komputer.

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja& uact=8&ved=0CEMQFjAHahUKEwjSoPvS-q3HAhXPA44KHbiQBLU&url=http%3A%2F%2Fagry_alfiah.staff.gunadarma.ac.id%2 FDownloads%2Ffiles%2F30551%2FAspek%2BKeamanan%2BData.pdf&ei=oLHQVdL QHM-HuAS4oZKoCw&usg=AFQjCNHARcDNsZ5VhGu0nPTldRV1NhrBMA&bvm=bv.998042 47,d.c2E. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2015.

[10] Kurniawan, Yusuf. 2004. Kriptografi Keamanan Internet dan Jaringan Telekomunikasi. Bandung : Informatika.

[11] Akbar, 2002, Diktat Kuliah Keamanan Komputer,

http://www.akbar.staff.gunadarma.ac.id/, Diakses tanggal 21 Februari 2013.

[12] Kemendiknas. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan PSDM dan PMP Kementerian Pendidikan Nasional.

[13] Permenag dan RB. 2010. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Birokrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.

[14] Pressman, 2001, Software Enginering: A Practicioner’s Approach 5th Edition, America:

Gambar

Gambar 1 Prototype Model[14]
Gambar 2 Diagram Alir Proses Enkripsi Data Satuan Pendidikan
Gambar  4  merupakan  use  case  diagram  aplikasi  web  pengawasan  satuan  pendidikan  Dinas  Pendidikan  kabupaten  Grobogan
Gambar 4 Use Case Diagram Sistem Pengawasan Satuan Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

b) Meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas yang ada pada poin c... 17) Guru menuliskan nilai yang diperoleh peserta didik, baik nilai sikap, nilai pengetahuan serta

atively, the prohibition of cyberporn acts has been regulated in Law Number 11 Year 2008 and Law Number 44 Year 2008, the judges are chal- lenged to integrate the normative

sendiri dan dilakukan tidak terkait dengan jual beli murabahah sendiri. Dengan kata lain, dalam murabahah tanpa pesanan, bank syariah atau lembaga keuangan syariah

Dengan memahami fungsi manajemen. Maka akan memudahkan pula untuk memahami fungsi SDM yang selanjutnya akan memudahkan kita dalam mengindentifikasikan tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui rasio likuiditas berpengaruh terhadap rasio aktivitas pada Perusahaan

Secara keseluruhan dari hasil penelitian menggunakan model CIPP (context, input, process, product) bahwa kinerja kemitraan agribisnis Gapoktan Maju Bersama dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh norma subjektif dan kewajiban moral, kesadaran perpajakan, pelayanan fiskus, persepsi tentang pelaksanaan sanksi

Dengan demikian maka diketahui nilai Liliefors hitung lebih kecil dari nilai Liliefors tabel yakni 0,139 &lt; 0,213 maka disimpulkan bahwa data hasil belajar menulis