• Tidak ada hasil yang ditemukan

IX - 166 BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA 9.1 PETUNJUK UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IX - 166 BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA 9.1 PETUNJUK UMUM"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Bab IX - 166

BAB IX

ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

9.1PETUNJUK UMUM

Pembahasan mengenai aspek keuangan dalam menyusun RPIJM pada dasarnya adalah dalam rangka membuat taksiran dana yang tersedia untuak memenuhi kebutuhan pembelajanaan prasana Kabupaten/Kota , yang meliputi :

1. Pembelanjaan untuk pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun; 2. Pembelajaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasana yang telah ada;

3. Pembelanjaan untuk pembangunan prasana baru

Penambahan aspek ekonomi dalam menyusun RPIJM perlu memperhatikan hasil total atau produktifitas dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumber daya bagi masyarakat dan keuntungan ekonomi secara menyeluruh tanpa melihat siapa yanbg menyediakan sumber dana tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil adanya kegiatan. Pembahasan aspek ekonomi dalam menyusun RPIJM yang perlu diperhatikan adalah hasil total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk msyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut.

9.1.1 Komponen Keuangan

A. Komponen Penerimaan Pendapatan

Komponen penerimaan pendapatan merupakan penerimaan yang merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan Pendapatan terdiri atas:

(1) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) dana perimbangan; dan

(3) Pendapatan lainnya yang syah.

(2)

Bab IX - 167

9.1.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalahpendapataan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD bersumber dari:

1. Pajak daerah, antara lain: Pajak Kendaraan bermotor, Pajak Kendaraan Diatas Air, Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air Tanah, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Galian Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lain-lain. Pajak-pajak daerah ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No. 65/2001 tentang Pajak Daerah.

2. Retribusi Daerah, antara lain: retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan persampahan, retribusi biaya cetak kartu, retribusi pemakaman, retribusi parkir di tepi jalan, retribusi pasar, Retribusi pengujia kendaraan bermotor, retribusi pemadam kebakaran, danlain-lain. Retribusi ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentan Retribusi Daerah.

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan antara lain hasil Deviden BUMD: dan

4. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain: hasil penjualan kakayaan Daerah yang tidak dipisahkan jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar, komisi, potongan, dan lain-lain yang sah.

A. Dana Perimbangan

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terdiri atas:

(3)

Bab IX - 168

probadi; sedangkan BPBP antara lain: kehutanan, pertambangan umum, perikanan, penambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.

2. Dana Alokasi Umum (DAU) Dibagikan berdasarkan “celah Fiskal” yaitu selisih antara kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal ditambah alokasi dasar.

3. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus, misalnya: reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan bencana alam.

9.2Komponen Pengeluaran Belanja

Komponen pengeluaran belanja terdiri dari : 1. Belanja Operasi

2. Belanja Modal

3. Transfer ke Desa/Keluarah 4. Belanja tak terduga

Tabel 9.1 Struktur Pengeluaran Belanja Kota Palu Realisasi Tahun 2013

No Sub-Komponen Belanja Rp

1

Belanja Operasi

- Belanja Pegawai 465.593.056.052

- Belanja Barang 159.248.504.208

- Belanja Bunga 42.832.889,09

- Belanja Subsidi -

- Belanja Hibah 12.241.001.000

- Belanja Bantuan Sosial 2.705.600.000

- Belanja Bantuan Keuangan 19.525.846.668

Jumlah (1) 659.356.849.815,09

(4)

Bab IX - 169

- Belanja Tanah 4.169.607.507

- Belanja Peralatan dan Mesin 30.989.204.691

- Belanja Gedung dan Bangunan 45.186.737.572

- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 53.504.562.499

- Belanja Aset tetap lainnya 1.832.624.000

Jumlah (2) 135.682.736.309

3.

Transfer ke Desa/Kelurahan

- Bagi hasil Pajak 705.881.000

- Bagi Hasil Retribusi 271.285.000

- Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

Jumlah (3) 977.166.000

4

Belanja Tak Terduga 855.286.007

Jumlah (4) 855.286.007

Jumlah (1+2+3+4) 796.872.038.131,09

Sumber : Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban Bupati Poso 2013

Secara garis besar realisasi pengeluaran belanja Kabupeten Poso Tahun Anggaran 2013, terdiri dari 4 komponen belanja ;

1. Belanja Operasi; 2. Belanja Modal;

3. Transfer ke Desa / Kelurahan dan 4. Belanja tak terduga.

Berdasarkan data tersebut di atas, komponen belanja terbesar adalah 1. Belanja operasi Rp. 659.356.849.815,09 atau sebesar 88,71%. 2. Belanja modal sebesar Rp.135.682.736.309 atau 19,23% dan 3. Belanja tak terduga sebesar Rp.855.286.007 atau sebesar 1,02%

9.3Komponen Pembiayaan

(5)

Bab IX - 170

diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali dan / atau pengeluaran yang akan diterima kembali. Contoh konkretnya, didalam SAP-D yang lama, apabila daerah memperoleh pinjaman, pinjaman tersebut diakui sebagai penerimaan pendapatan. Selanjutnya, penerimaan pendapatan dari pinjaman ini tidak mempunyai konsekuensi atau dicatat pembayaran kembali; sedangkan didalam SAP-D yang baru, apabila daerah memperoleh pinjaman maka diterima sebagai penerimaan pembiayaan yang perlu dibayar kembali. Demikian pula bila daerah memberi pinjaman, maka dikeluarkan sebagai pengeluaran pinjaman karena akan diterima kembali. Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup 11 komponen, pengeluaran pembiayaan mencakup 10 komponen. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 9.2 Struktur Pembiayaan Kota Palu Realisasi Tahun 2013

No Sub Komponen Pembiayaan Rp.

1 Penerimaan Pembiayaan

a. Penggunaan Silpa 30.273.758.674,36

b. Pencairan dana Cadanagan -

c. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintgah Pusat -

d. Pinjaman Dalam Negeri – Pemda lain -

e. Pinajaman Dalam Negeri – Bank -

f. Pinjaman Dalam Negeri – Non-Bank -

g. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi -

h. Pinajaman Dalam Negeri - :Lainnya -

i. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pers. Negara -

j. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pers. Daerah -

k.Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemda Lainnya -

(6)

Bab IX - 171

2 Pengeluaran Pembiayaan

a. Pewmbentukan Dana Cadangan 109.325.284,60

b. Pembayaran Pokok Pinjaman DN. Pemerintah Pusat -

c. Pembayaran Pokok Pinjaman DN. Pemda Lain -

d. Pembayaran Pokok Pinjaman DN- Bank -

e. Pembayaran Pokok Pinjaman DN – Non-Bank -

f. Pembayaran Pokok Pinjaman DN – Obligasi -

g. Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya -

h. Pembayaran Pinjaman Kpd Pers. Negara -

i. Pembayaran Pinjaman Kpd Pers. Daerah 8.000.000.000

j. Pembayaran Pinajman Kpd. Pemda Lainnya. 60.842.923

Jumlah (2) 8.170.168.209,60

Pembiayaan Netto (1-2) 12.203.530.465,76

Sumber : Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban Bupati Poso 2013

Realisasi pembiayaan daerah sesuai tabel di atas, sebesar Rp. 20.373.698.673,36 yang berasal dari dana SILPA dan penggunaannya untuk pembayaran Pokok Pinjaman lainnya sebesar Rp. 12.203.530.465,76 atau sebesar 59,90% dan Pembayaran pinjaman kepada Perusahaan Daerah sebasar Rp. 8.000.000.000 (39,27%). Secara keseluruhan dana SILPA yang tersedia digunakan untuk komponen pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 8.170.168.209,60 (40,10%)

(7)

Bab IX - 172

9.4Profil Keuangan Kota Palu 9.4.1 Keuangan Daerah

Bab ini menguraikan profil keuangan Kota Palu dalam penyusunan RPJIM yang bertujuan untuk membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan investasi program PU/Ciptakarya Kabupaten meliputi:

Gambaran umum kondisi keuangan daerah selama 5 tahun terakhir, yang dipergunakan untuk mengetahui :

1. Struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), mencakup (i) Struktur Penerimaan; (ii) Struktur Belanja

2. Tren perkembangan penerimaan dari: (i) Dana Perimbangan; (ii) Pendapatan Asli Daerah; (iii) Penerimaan Daerah Yang Sah

3. Tren besaran penerimaan dana pembantuan dari pemerintah atasan (Pusat dan Propinsi);

4. Profil dan perkembangan APBD (catatan: Tampilan dalam bentuk tabel III – 1) a) Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) dalam APBD Kabupaen Poso b) Perkembangan bantuan Pemerintah Pusat (GOI) c) Perkembangan kontribusi dan masyarakat d) Perkembangan dana pinajaman

e) Perkembangan dana public saving

9.4.2 Keuangan Perusahaan Daerah

Untuk mendukung sumber pembiayaan dalam komponen proyek cost recovery dan telah memiliki BUMD (seperti sektor air minum, persampahan dan limbah aspek keuangannya meliputi konsisi existing, permasalahan, analisa dan proyeksi untuk: 1) Neraca, 2) Rugi/Laba, 3) Arus Dana Kas.

9.4.3 Permasalahan Dan Analisa Keuangan

9.4.3.1 Kondisi Keuangan Pemerintah Kabupaten

Segala permasalahan yang ada tentang kondisi keuangan daerah pada profil keuangan daerah,

(8)

Bab IX - 173

1. Permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan pungutan pajak dan retribusi yang sedikit mempunyai kaitan dengan kapasitas pelayanan yang diberikan Pemerintah Kabupaten

2. Mekanisme dan prosedur pungutan daerah terutama kurangnya keterpaduan fungsi yang efektif antara unit instansi yang bersangkutan. 3. Sarana dan prasarana operasional yang kurang

4. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya 5. Dan hal-hal lain yang berkaitan dengan operasionalisasi perolehan

pendapatan daerah.

9.4.3.2 Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten

Proyeksi kemampuan keuangan Kabupaten yang disesuaikan dengan kondisi keuangannya.

1. dihitung untuk kurun waktu lima tahun 2. Gunakan Asumsi dasar sebagai berikut:

a) Melihat kecenderungan trend (Past Trend) b) Estimasi pertumbuhan akibat adanya action plan c) Adanya kebijakan khusus pemerintah Kabupaten 3. Proyeksi ketersediaan dana untuk pelaksanaan RPIJM

4. Perhitungan kemampuan meminjam Pemerintah Kabupaten (ambang Batas DCR adalah 1,5

(9)

Bab IX - 174

9.4.3.3 Proyeksi Perimaan Dan Belanja Proyeksi penerimaan dihitung

1. Penghitungan berdasarkan kurun waktu 5-7 tahun

2. Menggunakan asumsi atas dasar trend historis yang disesuaikan dengan inflasi yang berlaku serta kesepakatan antara Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten.

3. Dianalisis berapa besar anggaran rutin dibandingkan dengan anggaran benaja barang dan modal untuk penyelenggaraan bidang ke-PU/Ciptakaya-an

(Catatan: data ditampilkan dalam bentuk tabel proyeksi APBD Kabupaten pada tabel III-1).

9.4.3.4 Belanja Daerah

Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Struktur belanja APBD terdiri dari belanja operasi, belanja modal, transfer ke desa/kelurahan dan belanja tak terduga adalah sebagai berikut:

Tabel 9.3 Rencana dan Realisasi Belanja tahun 2011 dan 2012 N0 Uraian Bagian

dan Pos

REALISASI RENCANA

2012 2013 2014 2015

1 Belanja Operasi 531.450.755.165,41 588.874.011.040 545.193.851.896,73 608.323.000.714,81

2 Belanja Modal 236.250.153.573,00 345.920.222.002 162.324.273.739 147.582.764.522

3 Transfer ke Desa/

Kelurahan 977.166.000,00 977.186.000 977.186.000 977.186.000

4 Belanja Tak

terduga 852.086.850,00 907.988.000 1.152.500.000 1.317.518.149

Jumlah Biaya

(10)

Bab IX - 175

Berdasarkan data tersebut di atas rencana penggunaan dana keseluruhan komponen belanja daerah mengalami kenaikan dari Rp. 799.530.161.588,00 Thn.2012 menjadi Rp. 736.679.047.402.00 Thn. 2013 atau naik sebesar 4,9%. Realisasi penggunaan dana dana yang tersedia masing-masing tahun anggaran adalah sebesar Rp. 709.647.811.635,73 Thn. 2011 yang terealisasi sebesar Rp. 699.530.161.588 atau sebesar (94,63%). Thn. 2012 direncankan sebesar Rp. 758.200.499.386 terealisasi sebesar Rp. 736.679.407.402 atau sebesar (97,16%). Rata-rata realisasi pengunaan belanja terhadapa rencana penggunaan dana dua tahun terakhir (2011 s/d 2012) sebesar (95,89%).

Realisasi komponen belanja sebesar 699.530.141.587,41 Thn.2011 belanja terbesar pada objek belanja operasi yaitu Rp. 398.500.643.390,41 atau sebsar (56,97%), kemudian belanja modal Rp.136.250.153.573,00 atau sebesar (19,48%). Realisasi komponen belanja sebesar 736.679.407.402 Thn.2012 belenja terbesar pada objek belanja operasi yaitu Rp. 588.874.011.040 atau sebsar (79,94%), kemudian belanja modal Rp. 145.920.222.002 atau sebesar (19,81%). Kondisi pengeluaran belanja untuk masing-masing komponen belanja 2 tahun terakhir (2011 s/d 2012) komponen belanja operasi merupakan pengeluaran belanja terbesar, kemudian belanja modal dan terakhir balanja tak terduga sekitar (7,15%) pada tahun 2012.

Tabel 9.4 Realisasi Belanja Kota Palu 5 tahun terakhir

N0 Uraian Bagian dan Pos

REALISASI

2008 2009 2010 2011 2012

1 Belanja Operasi 350.111.006.695,33 456.579.260.437,94 486.628.069.346,00 531.450.755.165,41 588.874.011.040

2 Belanja Modal 115.151.292.340,00 152.167.980.094,00 100.973.525.491,00 136.250.153.573,00 145.920.222.002

3 Transfer ke Desa/

Kel. 619.000.000,00 977.166.000,00 977.166.000,00 977.166.000,00 977.186.000

4 Belanja Tak

terduga 1.037.200.000,00 2.096.732.000,00 852.066.850,00 852.086.850,00 907.988.000

Jumlah Biaya

(11)

Bab IX - 176

Dari tabel di atas, realisasi belanja pemerintah Kota Palu 5 tahun terakhir (2008 s/d 2012) berfluktuasi dengan rata-rata sebesar Rp.620.876.006.848,94 atau mengalami kenaikan setiap tahun sebesar (8,69%). Pengeluaran terbesar pada belanja operasi dengan rata – rata per tahun sebesar Rp. 482.728.620.536,94 atau mengalami kenaikan setiap tahun sebesar (9,89%), kemudian diikuti belanja modal rata-rata kenaikan setiap tahun sebesar Rp. 130.092.634.700,00 atau sebesar (4,73%), Transfer ke Desa/Kelurahan Rp. 905.536.800,00 rata-rata mengalami kenaikan sebesar (7,91%)/thn.

Gambar 9.1

Diagram Batang Keuangan Sektor Belanja Kota Palu pada 5 tahun terakhir (DiagramBatang)

000 100,000,000,000 200,000,000,000 300,000,000,000 400,000,000,000 500,000,000,000 600,000,000,000

2008 2009 2010 2011 2012

Belanja operasi

Belanja Modal

Transfer ke Desa/Kel

(12)

Bab IX - 177

Gambar 9.2 Grafik Keuangan Sektor Belanja Kota Palu Lima Tahun terakhir

Tabel 9.5 Perhitungan Pertumbuhan Belanja selama lima tahun terakhir dan angka proyeksi pertumbuhan lima tahun mendatang

N0 Uraian Bagian dan Pos Pertumbuhan

Per tahun %

Proyeksi

Pertumbuhan %

1 Belanja Operasi 9,89 15%

2 Belanja Modal 4,73 10%

3 Transfer ke Desa/ Kel. 7,91 1,5%

4 Belanja Tak terduga -2,25 0.2%

Jumlah (1,2,3,4) 20,28 15%

000 100,000,000,000 200,000,000,000 300,000,000,000 400,000,000,000 500,000,000,000 600,000,000,000 700,000,000,000 800,000,000,000

2008 2009 2010 2011 2012

(13)

Bab IX - 178

Tabel 9.6 Perhitungan Proyeksi Sektor Belanja selama Lima Tahun Yang Akan Datang Kota Palu

2014 2015 2016 2017 2018

1

Belanja

Operasi 555,137,913,617.48 638,408,600,660.10 734,169,890,759.12 844,295,374,372.99 970,939,680,528.93

2

Belanja

Modal 143,101,898,170.00 157,412,087,987.00 173,153,296,785.70 190,468,626,464.27 209,515,489,110.70

3

Transfer ke

Desa/ Kel. 919,119,852.00 932,906,649.78 946,900,249.53 961,103,753.27 975,520,309.57

4

Belanja Tak

terduga 1,151,513,169.48 1,153,816,195.82 1,156,123,828.21 1,158,436,075.87 1,160,752,948.02

Jumlah Biaya (1,2,3, 4)

700,310,444,809 797,907,411,493 909,426,211,623 1,036,883,540,666 1,182,591,442,897

N0

2013 2014 2015 2016 2017

(14)

Bab IX - 179

9.4.3.5 Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan A. Kondisi PAD dan dana Perimbangan

1. Struktur dan perkembangan penerimaan rutin. dan belanja barang dan modal, serta prosentase pertumbuhannya

2. Kelompok pajak daerah dan retribusi yang memberikan kontribusi besar, terutama untuk menjadi dasar pada penguatan kapasitas keuangan daerah

3. Kelompok pajak daerah dan retribusi yang memberikan kontribusi kecil dikelompokkan dalam unsur penerimaan “lainnya”.

4. Analisis kemampuan penerimaan dengan analisis rasio, coverage rasio, collection rasio, rasio penetapan

(Catatan: tampilkan dalam bentuk tabel PAD dan perimbangan pada tabel III-2)

Perhitungan proyeksi PAD dan Perimbangan, antara lain sebagai berikut: 1. dihitung untuk kurun waktu 5-7 tahun

2. menggunakan asumsi atas dasar trend historis, yang disesuaikan dengan inflasi yang berlaku serta kesepakatan antara Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten 3. Analisis selama kurun waktu proyeksi tersebut unsur PAD dan penerimaan yang

memberikan kontribusi besar.

Target / Realisasi pos dana PAD :

1). Realisasi penerimaan/pendapatan thn.2011 sebesar Rp. 25.654.921.613 (92%) melebihi target yang direncanakan sebesar Rp. 27.822.037.499

2). Thn.2012 realisasi penerimaan/pendapatan Rp. 26.224.302.806 (88%) dari target yang direncankan sebesar Rp. 29.906.351.654

(15)

Bab IX - 180

Tabel 9.7 Proyeksi Penerimaan APBD Pemerintah Kota Palu

N0 Uraian Bagian dan Pos

%

Proyeksi

Pertumb.*)

PROYEKSI PENERIMAAN

2008 2009 2010 2011 2012

1

Pendapatan 10% 461.055.723.700 507.161.296.070 557.877.425.677 613.665.168.245 675.031.685.069

a. Dana Alokasi Umum 10% 363.277.200.000 399.604.920.000 439.565.412.000 483.521.953.200 531.874.148.520

b. Dana Alokasi Khusus 10% 51.899.100.000 57.089.010.000 62.797.911.000 69.077.702.100 75.985.472.310

c. Dana Bagi Hasil Pajak (pusat) 10% 30.431.247.000 33.474.371.700 36.821.808.870 40.503.989.757 44.554.388.733

d. DBH Sumber Daya Alam (Non Pajak) 10% 2.420.000.000 2.662.000.000 2.928.200.000 3.221.020.000 3.543.122.000

e. Dana Penyesuaian 4.400.000.000 4.400.000.000 4.400.000.000 4.400.000.000 4.400.000.000

f. Dana bagi hasil pajak (propinsi) 10% 3.683.676.700 4.052.044.370 4.457.248.807 4.902.973.688 5.393.271.056

g. Dana Hibah 10% 4.504.500.000 4.954.950.000 5.450.445.000 5.995.489.500 6.595.038.450

2

Pendapatan Asli Daerah 15% 13.628.995.130 15.673.344.399 18.024.346.059 20.727.997.968 23.837.197.664

a. Retribusi daerah 15% 5.104.643.561 5.870.340.095 6.750.891.110 7.763.524.776 8.928.053.493

b. Pendapatan Pajak Daerah 15% 1.859.504.000 2.138.429.600 2.459.194.040 2.828.073.146 3.252.284.118

c. Pendapatan Bunga /Pendapatan hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan

0% - - - - -

(16)

Bab IX - 181 3

Penerimaan Pembiayaan

a. Penggunaan SILPA 15% 46.572.372.705 53.558.228.610 61.591.962.902 70.830.757.337 81.455.370.938

b. Pencairan Dana Cadangan -

c. Pinajaman Dlm Negeri- Pemerintah

Pusat -

d. Pinjaman Dalam Negeri – Pemda Lain -

e. Pinjaman Dalam Negeri – Bank -

f. Panjaman Dalam Negeri – Non-Bank -

g. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi -

h. Pijmanan Dalam Negeri – Lainnya -

i. Pener. Kembali Pinj. kpd Pers. Negara -

j. Peneri kembali Pinj. kpd. Pers. Daerah -

k. Pener kembali Pinj. kpd. Pemda Lainnya -

Jumlah Pendapatan 474.684.718.830 522.834.640.469 575.901.771.736 634.393.166.213 698.868.882.733

(17)

Bab IX - 182

9.4.3.6 Proyeksi Public Saving

Kondisi existing Public Saving selama 5 tahun untuk mengetahui Public Saving (Tabungan Masyarakat) diperhitungkan dengan rumus:

PS = (PAD+PBB+DBH+DAU+DAK) – Belanja Wajib Belanja Wajib = Belanja Mengikat + Kewajiban Daerah

a) Gambaran besarnya public saving dan laju pertumbuhannya b) Besarnya angsuran pinjaman dan bunga

c) Besarnya DSCR, batas ketentuan adalah 2,5

d) Dengan DSCR ditentukan sebesar 2,5 dapat diperoleh besaran maksimum pinjaman yang dapat diperoleh

Perhitungan public saving, antara lain sebagai berikut; a) Dihitung untuk kurun waktu 5-7 tahun

b) Menggunakan asumsi atas dasar trend historis, yang disesuaikian dengan inflasi yang berlaku serta kesepakatan antara pemerintah propinsi dan pemerintah Kabupaten /Kota ;

c) Alokasi dana public saving untuk kawasan perkotaan dihitung dengan cara membandingkan penduduk perkotaan sesuai wilayah perencanaan dengan total penduduk kabupaten;

d) Dihitung dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Ciptakarya, dimana besaran prosentase dapat mempergunakan trend yang ada atau dengan hasil diskusi dengan pemerintah Kabupaten / Kota;

e) Hasil akhir adalah prakiraan dana pembangunan untuk bidang PU/Cipatakarya dari public saving selama 5 tahun;

f) Proyeksi belum termasuk perhitungan untuk pijaman baru (without project projection)

(18)

Bab IX - 183

Tabel 9.8 Realisasi Penerimaan dan Belanja Wajib tahun 2002 s/d tahun 2012

No Sumber

Penerimaan

Realisasi 2008 – 2012

2009 2010 2011 2012 2013

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

I

Penerimaan 271.128.055.950 274.226.459.706 214.017.438.799 410.316.974.665 838.283.134.000

1 PAD 6.419.508.404 5.722.067.478 6.538.333.758 21.166.679.005 4.095.000.000 2 DBHP 15.273.243.481 49.773.852.950 35.421.035.403 28.093.470.259

51.581.000.000

3 DBHBP 3.157.252.991 1.259.539.278 1.227.073.637 188.724.189 27.664.770.000 4 DAU 201.950.000.000 206.871.000.000 156.060.996.000 313.917.759.274 419.141.567.000 5 DAK 44.328.051.074 10.600.000.000 14.770.000.000 46.950.341.938 335.800.797.000 II

(19)

Bab IX - 184

Tabel 9.9 Pertumbuhan Penerimaan, Belanja Wajib Pablic Saving periode Tahun 2002/2012

No Sumber

Penerimaan

Realisasi 2008 –2012 Pertumbuhan

rata-rata Proporsi

2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) % %

I Penerimaan 3.098.403.757 (60.209.020.907) 196.299.535.866 20.675.892.448 13 100

1 PAD (697.440.926) 816.266.280 14.628.345.246 (9.315.378.892) 14 3

2 DBHP 34.500.609.470 (14.352.817.547) (7.327.565.144) 2.920.096.741 16 9

3 DBHBP (1.897.713.713) (32.465.641) (1.038.349.448) 2.011.275.811 8 1

4 DAU 4.921.000.000 (50.810.004.000) 157.856.763.274 16.334.240.726 11 77

5 DAK (33.728.051.074) 4.170.000.000 32.180.341.938 8.725.658.062 24 10

II Belanja Wajib 7.420.959.019 (56.459.037.693) 85.765.251.440 53.968.864.785 16 62

1 Pembiayaan 2.919.942.843 8.332.797.434 3.467.760.573 (69.760.968.618) (64) 1

2 Pembelanjaan 4.501.016.176 (36.844.761.093) 54.350.416.832 123.729.833.404 19 61

TOTAL PABLIC

(20)

Bab IX - 185

-50.000.000.000 100.000.000.000 150.000.000.000 200.000.000.000 250.000.000.000 300.000.000.000 350.000.000.000 400.000.000.000

Th. 2002 Th. 2003 Th. 2004 Th. 2005 Th. 2006 Th.2007 Th.2008

PAD DBHP DBHBP DAU DAK

-50.000.000.000 100.000.000.000 150.000.000.000 200.000.000.000 250.000.000.000 300.000.000.000 350.000.000.000 400.000.000.000

Th. 2002 Th. 2003 Th. 2004 Th. 2005 Th. 2006 Th.2007 Th.2008

PAD DBHP DBHBP DAU DAK

Gambar 9.4 Diagram Batang Tren Penerimaan Keuangan Kota Palu dari tahun 2002 s/d 2012

(21)

Bab IX - 186

Tabel 9.10 Proyeksi Penerimaan, Belanja Wajib Pablic Saving periode Tahun 2008/2012

No Sumber Penerimaan

Proyeksi Pertumb.

%

PROYEKSI

2012 2008 2009 20010 2011 2012

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

I Penerimaan 425.106.917.321 468.162.648.794 515.605.709.374 567.887.095.368 625.504.742.219 689.008.494.353

1 PAD 15% 10.900.794.801 12.535.914.022 14.416.301.125 16.578.746.293 19.065.558.237 21.925.391.973

2 DBHP 10% 29.408.630.137 32.349.493.151 35.584.442.466 39.142.886.712 43.057.175.384 47.362.892.922

3 DBHBP 10% 606.934.218 667.627.640 734.390.404 807.829.444 888.612.389 977.473.627

4 DAU 10% 330.252.000.000 363.277.200.000 399.604.920.000 439.565.412.000 483.521.953.200 531.874.148.520

5 DAK 10% 53.938.558.165 59.332.413.982 65.265.655.380 71.792.220.918 78.971.443.009 86.868.587.310

II Belanja Wajib 261.546.822.015 300.778.845.317 345.895.672.115 397.780.022.932 457.447.026.372 526.064.080.328

1 Pembiayaan 15% (38.346.134.011) (44.098.054.112) (50.712.762.229) (58.319.676.564) (67.067.628.048) (77.127.772.255)

2 Pembelanjaan 15% 299.892.956.026 344.876.899.430 396.608.434.344 456.099.699.496 524.514.654.420 603.191.852.583

(22)

Bab IX - 187

Tabel 9.11 Realisasi DSCR (Bagian Ususan Kas dan Perhitungan DSCR dan Komulatif Pinjaman)

N0 Uraian Bagian dan Pos

REALISASI APBD

2011 2012 2011 2012

1 RASIO PERHITUNGAN DSCR 566,90 1.087,66 497,96 826,71

2 BAGIAN PENDAPATAN ASLI

DAERAH (PAD) 7.862.453.357 10.900.794.801 8.728.553.816 11.851.300.113

3 POS DANA ALOKASI UMUM

(DAU) 313.917.759.274 330.252.000.000 313.868.000.000 330.252.000.000

4 POS DANA OTONOMI

KHUSUS 0 0 - -

5 POS DANA BAGI HASIL (DBH) 28.282.194.448 30.015.564.355 29.848.364.834 33.213.567.000

Pos Bagi Hasil Pajak 28.093.470.259 29.408.630.137 29.498.364.834 31.013.567.000

Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 188.724.189 606.934.218 350.000.000 2.200.000.000

6

POS DANA BAGI HASIL

DANA (DBHD)

REBOISASI

0 50.803.558.165 870.000.000 47.181.000.000

7 BELANJA WAJIB 189.744.609.004 192.821.905.054 212.493.017.471 199.475.935.359

8 ANGSURAN POKOK

PINJAMAN 149.325.285 109.325.285 149.325.285 149.325.285

9 ANGSURAN BUNGA

PINJAMAN 133.470.609 101.356.157 133.470.609 120.446.475

10

BIAYA LAIN (Biaya

komitmen + Jasa giro

Perbankan + Provisi)

0 0 - -

DSCR MINIMAL 2,5

Tabel 9.12 Prosen Pertumbuhan Pertahun dan Prosen royeksi Pertumbuhan dalam perhitungan proyeksi DSCR

N0 Uraian Bagian dan Pos % Pertumbuhan

Per Tahun

% Proyeksi

Pertumbuhan

1 RASIO PERHITUNGAN DSCR

2 BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 14,01 15%

3 POS DANA ALOKASI UMUM (DAU) 10,97 10%

4 POS DANA OTONOMI KHUSUS

(23)

Bab IX - 188

Pos Bagi Hasil Pajak 4,68

Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 221,60

6 POS DANA BAGI HASIL DANA (DBHD) REBOISASI 23,54 10%

7 BELANJA WAJIB 15,98 15%

8 ANGSURAN POKOK PINJAMAN -17,36 -17%

9 ANGSURAN BUNGA PINJAMAN -17,36 -17%

10 BIAYA LAIN (Biaya komitmen + Jasa giro Perbankan + Provisi)

(24)

Bab IX - 189

Tabel 9.13 Proyeksi Perhitungan DSCR dari tahun 2012 s/d 2017

N0 Uraian Bagian dan Pos PROYEKSI

2012 2008 2009 2010 2011 2012

1 RASIO PERHITUNGAN DSCR 826,71 765,16 961,67 1.200,99 1.489

2 BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

(PAD) 11.851.300.113 12.607.213.780 14.498.295.847 16.673.040.224 19.173.996.258 22.050.095.696

3 POS DANA ALOKASI UMUM (DAU) 330.252.000.000 352.336.940.000 387.570.634.000 426.327.697.400 468.960.467.140 515.856.513.854

4 POS DANA OTONOMI KHUSUS - - - -

5 POS DANA BAGI HASIL (DBH) 33.213.567.000 27.158.647.000 29.874.511.700 32.861.962.870 36.148.159.157 39.762.975.073

Pos Bagi Hasil Pajak 31.013.567.000 23.809.850.000 23.809.850.000 23.809.850.000 23.809.850.000 23.809.850.000

Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 2.200.000.000 3.348.797.000 3.348.797.000 3.348.797.000 3.348.797.000 3.348.797.000

6 POS DANA BAGI HASIL DANA

(DBHD) REBOISASI 47.181.000.000 58.591.000.000 64.450.100.000 70.895.110.000 77.984.621.000 85.783.083.100

7 BELANJA WAJIB 199.475.935.359 254.007.809.289 292.108.980.682 335.925.327.785 386.314.126.952 444.261.245.995

8 ANGSURAN POKOK PINJAMAN 149.325.285 149.325.285 123.402.415 101.979.756 84.276.070 69.645.744

9 ANGSURAN BUNGA PINJAMAN 120.446.475 107.725.643 89.024.471 73.569.823 60.798.102 50.243.551

10 BIAYA LAIN (Biaya komitmen +

Jasa giro Perbankan + Provisi) - -

(25)

Bab IX - 190

1 Rasio Perhitungan

(26)

Bab IX - 191

Provisi)

DSCR

MINIMAL 2,5

DSCR = (PAD+DAU+OTSUS+(DBH+DBHDR)-BELANJA

PKK PINJAMAN + BUNGA+BIAYA LAIN

9.5 Analisa Tingkat Ketersediaan Dana

Analisa yang diperlukan adalah terhadap ketersediaan dana Pemerintahan Kabupaten/Kota yang dapat digunakan dalam pembangunan RPIJM, misalnya indikasi sumber penerimaan yang harus diperhatikan yakni sebagaimana yang tertera pada lampiran yang meliputi :

1. Analisa perkembangan masa lalu dengan memperhatikan kebijaksanaan keuangan pemerintahan maka sibuat proyeksi anggaran pendapatan dan belanja yang dapat dilihat pada Tabel (Lampiran)

2. Analisa perkembangan pajak daerah termasuk perkembangan kontribusi 3. Analisa perkembangan PAD per tahun, kontribusi terhadap penerimaan rata-rata 4. Analisa pengeluaran pembangunan berkembang rata-rata, porsi rata-rata, terhadap

total pengeluaran, kecenderungan porsi naik/turun.

5. Analisa terhadap pinjaman yang telah diterima berkembang dengan bersarnya cicilan sebesar

9.5.1 Analisa Kemampuan Keuangan Daerah

Kemampuan keuangan daerah dapat bersumber dari :

1. Sumber internar dari pemerintah daerah sendiri (Public Saving)

2. Sumber extgernal dari luar pemerintah daerah (pemerintah pusat, pemerintah propinsi, pinjaman, partisipasi swasta (KPS), dan swadaya masyarakat)

a. Prediksi untuk dana dari pemerintah pusat dan pemerintah propinsi adalah menggunakan asumsi trend historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya;

b. Analisis dan teliti perkembangan sumber pendanaan external untuk pembiayaan pemerintah pusat dan pemerintah propinsi;

(27)

Bab IX - 192

d. Identifikasi dana partisipasi masyarakat yang dipergunakan untuk pembangunan khususnya dalam membiayai operasi dan pemeliharaan; e. Pisahkan biaya operasi dan pemeliharaan dan investasi baru dengan

asumsi masing-masing 50%

f. Identifikasi pinjaman minimal yang dapat diperoleh dengan memperhatikan Debt Service Ratio (DSR) maksimum 30%

g. Dalam melakukan estimasi pinjaman dapat menggunakan asumsi : a) Tingkat bunga berkisar 9 – 12 %

b) Masa tenggang 5 tahun c) Pengembalian 20 tahun

h. hitung DSCR pada kondisi setelah ada proyek / pinjaman apakah masih pada batas 2,5

i. estimasi sumber dana yang dapat dipergunakan untuk membiayai bidang PU/Ciptakarya termasuk kontribusi PDAM untuk pendanaan sektor air minum;

j. output dari analisa keuangan adalah total dana yang dapat dialokasikan untuk membiayai bidang PU/Ciptakarya selama 5 tahun.

(catatan: tabel estimasi sumber dana bidang PU/Ciptakarya)

9.5.2 Aspek Keuangan Perusahaan

Analisis keuangan ini penting untuk dapat menjabarkan arti dari data dan informasi yang tercantum dalam laporan keuangan. Analisis yang dipergunakan antara lain:

1. Analisis Ratio a) Ratio likuiditas

b) Ratio Kepatutan Kredit c) Ratio Efisiensi

d) Rasio Profitabilitas 2. Analisis prosentase

(28)

Bab IX - 193

b) Financial Internal Rate of Return (FIRR) yang dilihat dari pengasilan dan biaya

Dimana :

IRR > SOCC maka layak

SOCC = Dicount Rate yang berlaku

c) Ekonomic Internal Rate of Return (EIRR) yang dilihat dari benefit yang tidak bisa dinyatakan dalam bentuk financial, terutama terkait prasarana publik

IRR > 10%

d) Net Present Value (NPV) NPV > 0 maka layak e) Analisis Benefit and Cost (B/C)

B/C > 1 maka layak

Dalam perhitungan ini, apabila terdapat alternatif program yang lain, perlu dilakukan anlisis sesitifitas sebagai pembanding.

9.5.2.1 Beberapa Aspek Penting

1. Indikator Debt Service Cost Ratio (DSCR) minimal 1,5

2. Untuk analisis sub proyek yang bersifat non cost recovery menggunakan analisis manfaat (analisis ekonomi)

9.6 Rencana Pembiayaan Program 9.6.1 Rencana Pembiayaan

Sumber-sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Indonesia, Bantuan Luar Negeri dan Masyarakat. Untuk sektor air minum, limbah dan sampa biasanya komponen yang lebih dominan dalam membiayai adalah pemerintah Kabupaten/Kota, sebaliknya pada penanggulangan bencana, jalan negara, drainase makro pemerintah pusat lebih dominan.

(29)

Bab IX - 194

kekuatan sendiri dalam hal ini pemerintah kabupaten/Kota dan masyarakat (community base development).

9.6.2 Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM

(30)

Bab IX - 195

Tabel 9.15 Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota

No Sumber Penerimaan

Realisasi 2008 – 2012 Pertumbuhan rata2 Proporsi

2008 2004 2005 2011 2012 % %

1 Pajak Kendaraan Bermotor 743.405.708 818.360.000 981.447.128 1.097.798.457 950.124.080 7,10 18,42

2 Pajak Kendaraan diatas air 1.205.500 1.640.000 1.591.611 1.259.906 955.927 -2,97 0,03

3 Pajak Balik Nama 1.159.737.044 1.024.000.000 1.209.291.288 661.991.922 1.066.220.101 5,55 20,55

4 Pajak Bahan Bakar 2.993.962.849 950.000.000 1.157.333.485 2.030.655.051 1.818.491.856 4,64 35,91

5 Pajak Pengambilan air Tanah 0 - - - 4.017.371 0,00 0,02

6 Pajak Hotel 36.103.228 36.851.753 40.613.161 46.186.964 55.200.763 11,38 0,86

7 Pajak Restoran 31.859.080 32.519.612 35.838.844 34.069.749 41.234.213 7,09 0,70

8 Pajak Hiburan 3.950.500 4.032.417 4.444.000 5.053.000 775.000 -14,67 0,07

9 Pajak Reklame 84.825.000 86.583.083 95.420.500 121.794.100 126.225.000 10,89 2,07

10 Pajak Penerangan Jalan 799.938.691 816.523.741 899.865.205 874.741.605 959.459.666 4,79 17,45

11 Pajak Galian Golongan C 97.691.810 99.717.819 109.895.881 337.116.859 329.533.836 54,20 3,91

12 Pajak Parkir - - - 0,00 -

13 Pajak lain-lain 647.158 660.576 728.000 915.000 - -15,51 0,01

(31)

Bab IX - 196

Tabel 9.16 Perkembangan Realisasi Penerimaan Retribusi di Daerah Kota Palu dari tahun 2008 s/d 2012

No Sumber Penerimaan Realisasi 2008 – 2012

Pertumbuhan

rata2 Proporsi

2008* 2004* 2005 2011 2012 % %

1 Retribusi Pelayanan Kesehatan 1.452.059.400 1.588.608.200 1.637.934.789 1.663.093.136 2.739.298.830 19,69 53,46

2 Retribusi Pelayanan Persampahan 1.861.700 2.036.000 2.100.000 3.600.000 3.050.000 17,16 0,07

3 Retribusi biaya cetak kartu 182.459.000 199.617.000 205.815.000 118.970.000 44.755.000 -23,02 4,43

4 Retribusi Pemakaman - - - 1.180.000 2.220.000 0,00 0,02

5 Retribusi Parkir di tepi jalan 10.952.000 11.982.000 12.354.000 10.350.000 17.813.600 17,10 0,37

6 Retribusi Pasar 261.650.777 286.256.351 295.144.668 283.807.622 305.457.752 4,07 8,43

7 Retribusi Pengujian kendaraan bermotor 41.899.000 45.839.000 47.262.000 55.447.000 65.913.500 12,18 1,51

8 Retribusi IMB 110.059.685 120.409.734 124.148.210 212.817.148 338.940.607 35,80 5,34

9 Retribusi pemakaian kekayaan Daerah 424.486.711 464.404.572 478.824.426 740.097.315 760.324.067 17,45 16,89

10 Retribusi Pemadam kebakaran - - tidak ada tidak ada tidak ada 0,00 -

11 Retribusi lain-lain 310.872.893 340.106.743 350.667.125 290.986.130 317.370.680 1,14 9,48

(32)

Bab IX - 197

Tabel 9.17 Perkembangan Realisasi Penerimaan Laba BUMD, Dinas-dinas, Lain-lain Kabupaten Tahun 2012

No Sumber Penerimaan 2012 (Rp) Proporsi

I PENERIMAAN LABA BUMD

1 Penyertaan modal (Bank Sulteng) 317.132.533

2 PDAM (116.581.184)

3 (PDAM) -

BUMD 2 -

200.551.349

II PENERIMAAN DINAS-DINAS

1 Dinas Pendidikan 74.910.633

2 Dinas Kesehatan 354.987.435

3 Dinas Kesehatan RSU D 2.575.260.257

4 Dinas PU - Prasarana Wilayah 489.676.555

5 Dinas PU-Kimtawil 570.595.508

6 Dinas Perhubungan 430.801.317

7 Bapedalda 25.823.546

8 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 49.111.818

9 Dinas NakerTrans 4.992.306

10 Din Perindagkop 167.100.000

11 Sekretaris Daerah 633.325.342

12 Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (PAD) 4.654.305.782

13 Dinas Pertanian dan Peternakan 68.560.533

14 Dinan Pertanian - Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

pertanian 16.306.265

15 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 756.313.329

16 Dinas Pertambangan dan Energi 337.008.836

17 Pariwisata dan seni budaya 133.903.604

(33)

Bab IX - 198

SUB TOTAL II 11.507.729.019

III PENERIMAAN LAIN-LAIN -

1 Penerimaan dari Perijinan

2 Penerimaan ...

3 4

(34)

Bab IX - 199

Tabel 9.18 Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Bagi Hasil Kota Palu dari 2008 - 2012

No Sumber Penerimaan

Realisasi 2008 – 2012 Pertumbuhan

rata2

%

Proporsi

%

2008 2009 2010 2011 2012

I Sub Total Bagi Hasil Pajak

1 Pajak Bumi Bangunan (PBB) 8.724.674.284 11.557.642.800 12.624.688.000 22.112.406.397 23.063.871.720

2 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) 998.198.400 665.787.600 1.098.416.000 1.382.826.985 2.070.608.963

3 Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi 1.650.258.097 4.070.000.000 1.325.045.323 806.351.541 434.249.335

Total I 11.373.130.781 16.293.430.400 15.048.149.323 24.301.584.923 25.568.730.018

II Sub Total Bagi Hasil Bukan Pajak -

Kehutanan 69.918.558 -

Penambangan Minyak Bumi -

Penambangan Gas Bumi -

Perikanan 213,705 50.000.000 118.805.531 -

Pertambangan Umum -

(35)

Bab IX - 200

Tabel 9.19 Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kota Palu dari tahun 2008 s/d 2012

No Sumber

Penerimaan

Realisasi 2008 -2012 Pertumbuhan

rata2 %

Proporsi

%

2008 2009 2010 2011 2012

I

Dana

Alokasi

Umum

201.950.000.000 206.871.000.000 156.060.996.000 313.917.759.274 330.252.000.000 13,26 91,15

II

Dana

Alokasi

Khusus

Reboisasi 749.447.000 10.600.000.000 870.000.000 0 959.858.165 2,00 0,99

Non

Reboisasi 16.599.980.000 0 13.900.000 37.807.000.000 49.843.700.000 39,86 7,86

Total

(36)

Bab IX - 201

Tabel 9.20 Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten

No Sumber Penerimaan

Realisasi 2008-2012

Pertumbuhan

rata2 %

Proporsi

%

2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012

I Dana Alokasi

Umum 4.921.000.000 (50.810.004.000) 157.856.763.274 16.334.240.726 13,26

II

Dana Alokasi

Khusus - - - -

Reboisasi 9.850.553.000 (9.730.000.000) (870.000.000) 959.858.165 2,00

Non Reboisasi (16.599.980.000) 13.900.000 37.793.100.000 12.036.700.000 39,86

Total I+II+III (1.828.427.000) (60.526.104.000) 194.779.863.274 29.330.798.891 15,24 100%

(37)

Bab IX - 202

9.6 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari APBN dalam 3( Tiga ) Tahun terakhir

Pembangunan Infrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab dari kabupaten . Ditjen cipta karya dalam pembangunan infrastruktur bersifat stimulan. Pembiayan pembangunan bidang cipta karya melalui 4 sektor ;

1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman 2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

3. Sektor Pengembangan Lingkungan dan Permukiman 4. Sektor Pengembangan dan Pengelolaan Air Minum

Tabel 9.21 Pendanaan melalui APBN 3 Thn ( 2011-2013 )

Sektor Tahun

Bangkim 2.785.190.000 - 900.000.000 3.685.190.000

PBL 1.119.000.000 1.280.550.000 1.640.150.000 4.039.700.000

PLP 990.419.000 - - 990.419.000

AM 873.153.000 5.253.280.000 10.799.534.000 16.925.967.000

Total 5.767.762.000 6.533.830.000 13.339.684.000 25.641.276.000

Prioritas Nasional terkait dengan bidang cipta karya adalah pembangunan Air Minum dan Sanitasi untuk itu kementerian pekerjaan umum bekerja sama dengan kementerian keuangan memberikan dana DAK langsung ke kabupaten guna penangan air minum dan sanitasi

Tabel Pendanaan DAK Kota Palu

DAK Tahun

Air Minum 975.900.000 1.323.450.000 1.287.450.000 2.708.490.000

Sanitasi 1.430.500.000 1.004.189.000 921.105.000 3.355.794.000

(38)

Bab IX - 203

9.7 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari APBD dalam 3( Tiga ) Tahun terakhir

Pembangunan infrastruktur permukiman di Kota Palu penanganannya di laksanakan oleh beberapa SKPD

Tabel 9.22 Pendanaan melalui APBD 3 Thn ( 2011-2013 )

Sektor Tahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013 Total

Bangkim 217.400.000 1.308.840.000 1.065.405.000 2.501.645.000

PBL 1.835.465.000 6.492.054.000 2.062.400.000 10.389.919.000

PLP 2.365.540.000 5.205.097.000 4.869.743.000 12.440.380.000

AM 1.198.970.000 2.248.120.000 2.488.806.000 5.935.896.000

Total 5.617.375.000 15.254.111.000 10.486.354.000 31.267.768.000

Tabel 9.23 Proporsi Pendanaan selam 3 Thn ( 2011-2013 )

Sektor

Tahun

2011(,000)

Tahun

2012(,000)

Tahun

2013(,000)

APBN APBD APBN APBD APBN APBD

Bangkim 2.785.190 217.400 - 1.308.840 900.000 1.065.405

PBL 1.119.000 1.835.465 1.280.550 6.492.054 1.640.150 2.062.400

PLP 990.419 2.365.540 - 5.205.097 4.869.743

AM 873.153 1.198.970 5.253.280 2.248.120 10.799.534 2.488.806

(39)

Bab IX - 204

9.8 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari Swasta dalam 3( Tiga ) Tahun terakhir

Selain pemerintah Pembangunan infrastruktur permukiman di Kota Palu juga melibatkan sumber dana dari swasta.

Tabel 9.24 KPS Bidang Cipta karya 3 ( Tiga ) Terakhir

Sektor Tahun Kegiatan Satuan Volume Lokasi Nilai

Bangkim - - - -

PBL - - - -

PLP - - - -

AM - - - -

Gambar

Tabel 9.1   Struktur Pengeluaran Belanja Kota Palu Realisasi Tahun 2013
Tabel 9.2   Struktur Pembiayaan  Kota Palu Realisasi Tahun 2013
Tabel  9.3 Rencana dan Realisasi  Belanja tahun 2011 dan 2012
Tabel 9.4    Realisasi Belanja Kota Palu 5 tahun terakhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sepanjang kontrak kerja adalah „bebas‟, apa yang diperoleh pekerja tidak ditentukan oleh nilai sesungguhnya dari barang-barang yang dihasilkannya, tetapi oleh kebutuhan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh suhu penetasan yang berbeda terhadap perkembangan embrio, waktu inkubasi, daya tetas telur dan abnormalitas larva ikan

Sebelum melakukan perancangan burner untuk reaktor gasifikasi yang dirancang, terlebih dahulu dilakukan percobaan pembakaran gas keluaran reaktor dengan menggunakan burner

Mengingat pentingnya fungsi mangrove serta dibutuhkannya data perubahan luasan mangrove, maka dibutuhkan penelitian dalam menganalisis perubahan luasan mangrove di

Salah satu aspek teknis lain dari olah vokal klasik yang diterapkan dan mempunyai suatu jenis perbandingan yang cukup signifikan pada kedua jenis musik vokal klasik dan populer

Sebelum mendapatkan polis yang berisi syarat-syarat umum dan khusus, calon pemegang polis akan memperoleh gambaran 12 Terdapat dalam polis Unit Link Syariah PT. AXA Financial

Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh AMN 0,05 M pada stabilitas shellac terhadap waktu penyimpanan yaitu pada bulan ke-0 sampai dengan bulan ke-2 pada kondisi

Hal ini berarti bahwa kebanyakan pasien CKD untuk mempertahankan kualitas hidup di RSUD Pandan Arang sebelum diberikan pendidikan kesehatan mempunyai kepatuhan