ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTAKARYA
3.1. Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta
Karya adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan
bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,
pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan
serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, proses
perencanaan perlu diselenggarakan dengan mengacu kepada amanat
perundangan (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan
Presiden), baik spasial maupun sektoral. Selain itu, perencanaan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya juga memperhatikan
kondisi eksisting, isu strategis, serta potensi daerah.
Dalam pelaksanaan pembangunan Infrastruktur keciptakayaan,
Ditjen cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu
membangun sistem, memfasilitasi pemerintah daerah provinsi, kota
dan kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui
program-program pemberdayaan masyarakat. Untuk memahami strategi
pendekatan pembangunan bidang ciptakarya dapat disajikan pada
Pendekatan Strategi Pelaksanaan
Membangun Sistem 1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Skala
Regional (TPA Regional atau SPAM Regional)
2. Pembangunan Infrastruktur Permukiman pada
kawasan strategis (kawasan perbatasan, KSN, PKN, WPS) atau kawasan khusus (kawasan kumuh perkotaan, kawasan nelayan, kawasan rawan air/perbatasan/pulau terluar)
3. Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai alat sinergisasi seluruh sektor dalam menata kawasan
Fasilitasi Pemda 1. Pendampingan penyusunan NSPK daerah antara lain
Perda Bangunan Gedung, SK Kumuh, dsb.
2. Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan/Induk Sektoral seperti Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM), dan Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
3. Pembangunan Indrastruktur Permukiman Skala kawasan seperti fasilitasi PDAM, fasilitasi kota hijau dan kota pusaka, penanganan kumuh perkotaan, serta penataan bangunan dan lingkungan.
Pemberdayaan
Masyarakat
1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakt melalui kegiatan Pamsimas, Sanimas, dan P2KP.
2. Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat
pembangunan berdasarkan Perpres 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 dan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019
Mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres No. 2) Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional bahwa sistem
perencanaan pembangunan nasional merupakan satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jagka panjang, jangka menengah dan tahunan. Salah
satu nrma strategi pembangunan nasional yang perlu diterapkan untuk
mendapatkan perhatian dalam hal pembangunan bidang keciptakaryaan
adalah segala aktivitas pembangunan yang dilakukan tidak boleh merusak,
menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem.
Mengacu pada sasaran utama serta analisis yang hendak dicapai serta
mempertimbangkan lingkungan strategis dan tantangan-tantangan yang
akan dihadapi bangsa Indonesia kedepan, maka arah kebijakan umum
pembangunan nasional 2015-2019 diantaranya adalah mempercepat
pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.
Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas
nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat
penyediaan infrastruktur perumahan dan kawasan permukiman (air minum
dan sanitasi) serta infrastruktur kelistrikan, menjamin ketahanan air,
pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan
mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan. Kesemuanya
dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran
kerjasama pemerintah-swasta.
Tujuan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya
merupakan penjabaran visi dan sasaran strategis yang hendak dicapai
dalam rangka mencapai sasaran nasional yang tertuang dalam RPJMN
2015-2019. Selain itu, tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan
penjabaran dari tujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
serta kualitas dan cakupan pelayanan yang produktif dan cerdas,
berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat,
menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta
berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai
masyarakat yang lebih sejahtera.”.
Berdasarkan arahan tersebut, tujuan Direktorat Jenderal Cipta
Karya 2015-2019 adalah penyelenggaraan dukungan layanan
infrastruktur dasar permukiman yang berkualitas dengan prinsip
“infrastruktur untuk semua” melalui pembangunan yang terpadu,
inklusif dan berkelanjutan.
3.1.2. Arahan Penataan Ruang
Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan
jangka panjang nasional; penyusunan rencana pembangunan jangka
menengah nasional; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang di wilayah nasional; mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan
keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi serta keserasian
antarsektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; penataan
ruang kawasan strategis nasional; dan penataan ruang wilayah provinsi dan
kabupaten/kota.
Uraian berikut ini akan menjelaskan tentang kebijakan dan strategi
penataan ruang wilayah nasional dengan mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
A. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional
1. Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan :
a. ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
c. keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota;
d. keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
e. keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang
dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat
pemanfaatan ruang;
f. pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat;
g. keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah;
h. keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan
i. pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi
nasional.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut ditempuh kebijakan dan
strategi penataan ruang wilayah nasional yang meliputi kebijakan dan
strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang.
2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang
Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi peningkatan akses
pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang
merata dan berhierarki; serta peningkatan kualitas dan jangkauan
pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan
sumberdaya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional.
Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat
pertumbuhan ekonomi wilayah adalah sebagai berikut :
a. Menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan
terlayani oleh pusat pertumbuhan;
c. Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan
d. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih
kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di
sekitarnya.
Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan
prasarana adalah sebagai berikut :
a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut dan udara;
b. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di
kawasan terisolasi;
c. meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi
terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan
keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;
d. meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan
keterpaduan sistem jaringan sumberdaya air; dan
e. meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas
bumi, serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi
nasional yang optimal.
3. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
Sistem Perkotaan Nasional
Sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW dan PKL. PKN,
PKW dan PKL dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan
metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang atau
kawasan perkotaan kecil. Selain sistem perkotaan nasional tersebut juga
dikembangkan PKSN untuk mendorong perkembangan kawasan
perbatasan negara. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional,
nasional, atau beberapa provinsi. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
(PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. Sedangkan
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan
yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan
negara.
4. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara
Tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara
dirumuskan berdasarkan visi dan misi, rencana pembangunan daerah
serta karakteristik dan isu strategis tata ruang wilayah provinsi. Atas
dasar tersebut, maka rumusan tujuan penataan ruang wilayah Provinsi
Sulawesi Tenggara adalah untuk mewujudkan tatanan ruang wilayah
Provinsi Sulawesi Tenggara yang berbasis pada sektor pertanian dalam
arti luas, pertambangan serta kelautan dan perikanan terkait pariwisata
guna mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat dengan
mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh
wilayah provinsi serta menjaga kelestarian dan daya dukung lingkungan
hidup dalam rangka mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Kebijakan yang ditempuh untuk mewujudkan penataan ruang wilayah
provinsi adalah :
a. menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan secara proporsional
melalui berbagai pertimbangan pengelolaan sumberdaya alam
secara berkelanjutan di sektor unggulan pertanian, pertambangan
serta kelautan dan perikanan;
b. meningkatkan aksesibilitas dan pengembangan pusat-pusat kegiatan
sektor terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal
melalui pengembangan struktur ruang secara terpadu;
c. menetapkan pola ruang secara proporsional untuk mendukung
pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, seimbang dan
unggulan dan pengembangan sosial ekonomi secara terintegrasi
dengan wilayah sekitar; dan
e. pengembangan sumberdaya manusia yang mampu mengelola sektor
unggulan secara profesional dan berkelanjutan.
Untuk mewujudkan penataan ruang wilayah provinsi
Sulawesi Tenggara tentu tidak terlepas dari dukungan penataan
ruang wilayah kabupaten/ kota yang ada. Kota Kendari sebagai
pusat Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara yang ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) tercantum dalam rencana
pengembangan sistem perkotaan. Adapun rencana pengembangan
sistem perkotaan dapat dlihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan di Kota Kendari,
Tahun 2016
No. Pusat
Kegiatan
Standar Infrastruktur
Minimal Lokasi Fungsi Utama
1 Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Transportasi : bandara pusat penyebaran sekunder, dan/atau pelabuhan nasional/utama tersier dan/atau terminal penumpang tipe A dan jalan nasional
Ekonomi: Pasar Induk Antar Wilayah, Perbankan Nasional dan/atau Internasional, Pusat Ekspor dan Impor Kesehatan: Rumah Sakit
Umum Tipe A
Pendidikan: Universitas/ Akademi
Kota Kendari • Pusat pemerintahan kota dan provinsi • Pintu primer
transportasi udara regional-nasional • Pusat transportasi
laut (umum) regional-nasional • Pusat transportasi
laut barang kontainer regional-nasional
• Pusat transportasi laut (fery) regional • Pusat jasa
transportasi darat regional – nasional • Pusat jasa
• Pusat jasa pendidikan tinggi regional-nasional • Pusat jasa keuangan
regional-nasional • Pusat koleksi dan
distribusi perdagangan regional-nasional • Pusat jasa
kesehatan regional – nasional
Kota Bau-bau
• Pusat pemerintahan kota
• Pintu sekunder transportasi udara regional-nasional • Pusat transportasi
laut (umum) regional-nasional • Pusat transportasi laut (fery) regional - nasional
• Pusat jasa transportasi darat regional – nasional • Pusat jasa
pariwisata regional-nasional
• Pusat jasa pendidikan tinggi regional-nasional • Pusat jasa keuangan
regional-nasional • Pusat koleksi dan
distribusi perdagangan regional-nasional • Pusat jasa
• Pusat distribusi
§ Transportasi: bandara pusat penyebaran tipe B, jalan nasional, jalan provinsi
§ Ekonomi: pasar induk regional, perbankan regional dan/atau nasional, pusat ekspor dan impor
§ Kesehatan: Rumah Sakit Umum Tipe B § Pendidikan: Perguruan
Tinggi D3
Unaaha § Pusat
pemerintahan kabupaten
§ Pusat jasa transportasi darat regional – nasional § Pusat jasa pariwisata regional § Pusat jasa pendidikan tinggi regional-nasional distribusi komoditi pertanian tanaman pangan,
perkebunan dan perikanan
§ Pusat jasa kesehatan regional
Lasolo § Pusat pelayanan pemerintahan kecamatan
§ Pusat jasa transportasi darat regional – nasional § Pusat jasa pariwisata regional - nasional
pendidikan tinggi regional
§ Pusat jasa keuangan regional-nasional
§ Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
§ Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan
§ Pusat jasa kesehatan regional
Raha § Pusat
pemerintahan kabupaten
§ Pintu sekunder transportasi udara regional-nasional § Pusat transportasi
laut (umum) regional - nasional § Pusat jasa transportasi darat regional
§ Pusat transportasi laut (fery) regional § Pusat jasa pariwisata regional § Pusat jasa pendidikan tinggi regional-nasional § Pusat jasa
keuangan regional-nasional
§ Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
perkebunan dan perikanan
§ Pusat jasa kesehatan regional
Kolaka § Pusat
pemerintahan kabupaten
§ Pusat Kawasan Industri
Pertambangan § Pintu sekunder
transportasi udara regional-nasional § Pusat transportasi
laut (umum) regional - nasional § Pusat jasa transportasi darat regional
§ Pusat transportasi laut (fery) regional § Pusat jasa pariwisata regional § Pusat jasa pendidikan tinggi regional-nasional § Pusat jasa
keuangan regional-nasional
§ Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
§ Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan
§ Pusat jasa kesehatan regional
Pasarwajo § Pusat
pemerintahan kabupaten
(fery) regional Pusat jasa transportasi
darat regional Pusat jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan tinggi regional Pusat jasa keuangan
regional-nasional Pusat koleksi dan
distribusi perdagangan regional Pusat koleksi dan
distribusi komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan Pusat jasa kesehatan
regional
Wangi-wangi § Pusat
pemerintahan kabupaten
Pintu sekunder transportasi udara regional-nasional Pusat transportasi laut
(umum) regional-nasional
Pusat transportasi laut (fery) regional Pusat jasa transportasi
darat regional Pusat jasa pariwisata
regional – nasional - internasional Pusat jasa pendidikan
tinggi regional-nasional - internasional Pusat jasa keuangan
regional-nasional Pusat koleksi dan
distribusi komoditi
Pusat jasa transportasi darat regional Pusat jasa keuangan distribusi komoditi perkebunan, perikanan dan kehutanan
§ Transportasi : terminal penumpang tipe C, jalan provinsi, jalan kabupaten
§ Ekonomi : pasar, perbankan regional dan/atau nasional § Kesehatan : Rumah
Pusat transportasi laut (umum) regional-nasional
Pusat transportasi laut (fery) regional - nasional
Pusat jasa transportasi darat regional – nasional
Pusat jasa pariwisata regional
Pusat jasa pendidikan tinggi regional Pusat jasa keuangan
regional-nasional Pusat koleksi dan
Pusat koleksi dan distribusi komoditi perkebunan dan perikanan
Pusat jasa kesehatan
Andoolo § Pusat
pemerintahan kabupaten
Pusat pelayanan umum lokal
Pusat jasa dan perdagangan lokal Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan
Torobulu § Pusat
pemerintahan kecamatan
Pusat kawasan industri
pertambangan Pusat transportasi laut
(umum) regional Pusat transportasi laut
(fery) regional Pusat jasa transportasi
darat regional - nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat pelayanan umum regional
Kasipute § Pusat
pemerintahan kabupaten
umum lokal Pusat jasa dan
perdagangan local Pusat koleksi dan
distribusi komoditi pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan
Buranga § Pusat
pemerintahan kabupaten
Pusat jasa transportasi darat regional Pusat jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan tinggi regional Pusat jasa keuangan
regional-nasional Pusat koleksi dan
distribusi perdagangan regional Pusat koleksi dan
distribusi komoditi perkebunan dan perikanan Pusat jasa kesehatan
regional
Kulisusu § Pusat
pemerintahan kecamatan Pusat pelayanan
umum lokal Pusat jasa dan
perdagangan lokal
Lakudo § Pusat
pemerintahan kecamatan
Pusat jasa transportasi darat regional Pusat pelayanan
perdagangan lokal
Asera § Pusat
pemerintahan kecamatan Pusat kawasan
industri pertambangan Pusat transportasi laut
(umum) regional Pusat jasa transportasi
darat regional Pusat jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan tinggi regional Pusat jasa keuangan
regional-nasional Pusat koleksi dan
distribusi perdagangan regional Pusat koleksi dan
distribusi komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan Pusat jasa kesehatan
regional
Wanggudu § Pusat
pemerintahan kabupaten
Pusat jasa transportasi darat regional Pusat pelayanan
umum lokal Pusat jasa dan
perdagangan lokal Pusat koleksi dan
A. Arahan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi
pembangunan 2015-2019 adalah terbatasnya ketersediaan
infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi.
Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan
untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang
tercantum dalam Nawacita seperti membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas
rakyat dan daya saing ekonomi. Oleh karena itu, salah satu arahan
kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat
pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.
Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat
konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan
pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar
(perumahan, air bersih, sanitasi dan listrik). Adapun sasaran
pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian
layak yang disukung oleh prasarana, sarana utilitas yang
memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang
layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka
meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.
Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam
RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:
a. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi
penduduk Indonesia;
c. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;
d. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui
penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara
nasional;
e. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman
yang mendukung;
f. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air
limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100
persen pada tingkat kebutuhan dasar;
g. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung
termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.
B. Arahan Rencana Pengembangan Wilayah dan Indikasi Program di 35 WPS
Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya diarahkan
untuk mendukung pengembangan wilayah pada Wilayah
Pengembangan Strategis (WPS). WPS merupakan wilayah-wilayah
yang dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung
keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran
serta seluruh stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR
2015-2019 telah ditetapkan 35 WPS yang merepresentasikan
keseimbangan pembangunan antar wilayah dan mereflksikan amanat
NAWACITA yaitu pembangunan wilayah dimulai dari pinggiran dan
perwujudan konektivitas dan keberpihakan terhadap maritim. Untuk
lebih jelasnya peta wilaya pengembangan strategis kementerian PUPR
2015-2019 dapat dilihat pada 3.1 berikut.
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019
Selanjutnya untuk pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat akan dilakukan secara terpadu melalui:
pertama, dengan pengembangan 16 Kawasan Srategis Pariwisata Nasional Prioritas (KSPNP) yang terdiri dari Pulau Sumatera (KSPNP Danau Toba dsk);
Pulau Jawa (KSPNP: Kep Seribu dsk, Kota Tua-Sunda Kelapa dsk, Borobudur
dsk, dan BromoTengger- Semeru dsk); Pulau Bali- Nusa Tenggara (KSPNP:
Kintamani-Danau Batur dsk, Menjangan- Pemuteran dsk, Kuta-Sanur-Nusa
Dua dsk, Rinjani dsk, Pulau Komodo dsk, dan Ende- Kelimutu dsk); Pulau
Kalimantan (KSPNP Tanjung Puting dsk); Pulau Sulawesi (KSPNP: Toraja dsk,
Bunaken dsk, dan Wakatobi dsk); dan Kepulauan Maluku (KSPNP Raja Ampat
dsk).
Kedua, diterpadukan dengan program pengembangan 22 Kawasan Industri Prioritas (KIP), yaitu Pulau Sumatera (KIP: Kuala Tanjung, Sei Mangkei, dan
Tanggamus); Pulau Jawa (KIP: Tangerang, Cikarang, Cibinong, Karawang,
dan Konawe); Kepulauan Maluku (KIP Buli /Halmahera Timur); dan Pulau Papua
(KIP Teluk Bintuni).
Ketiga, diterpadukan dengan program Pengembangan Perkotaan KSN, PKW dan PKSN/ Kota Perbatasan yang terdiri dari Pulau Sumatera (9 PKN, 58 PKW, 4
PKSN); Pulau Jawa-Bali (12 PKN, 35 PKW); Kepulauan Nusa Tenggara (2 PKN, 10
PKW, 3 PKSN); Pulau Kalimantan (5 PKN, 25 PKW, 10 PKSN); Pulau Sulawesi (5
PKN, 27 PKW, 2 PKSN); Kepulauan Maluku (2 PKN,11 PKW, 4 PKSN); dan Pulau
Papua (3 PKN, 11 PKW, 3 PKSN).
Keempat, diterpadukan dengan program pengembangan Tol Laut sebanyak 24 buah (pelabuhan hub dan pelabuhan feeder) yang meliputi
Pulau Sumatera (Malahayati, Belawan, Kuala Tanjung, Teluk Bayur, Panjang,
Batu Ampar, Jambi: Talang Duku, dan Palembang: Boom Bar); Pulau Jawa
(Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas); Pulau Kalimantan (Sampit,
Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan: Kariangau, dan Pontianak); Pulau Bali dan
Nusa Tenggara (Kupang); Pulau Sulawesi (Makasar, Pantoloan, Kendar dan
Bitung); Kepulauan Maluku (Ternate: A. Yani dan Ambon); dan Pulau Papua
(Sorong dan Jayapura). Untuk lebih jelasnya data 35 wilayah pengembangan
strategis (WPS) dapat disajikan pada Tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3 Daftar 35 Kelompok Wilayah Pengembangan Strategis
Kelompok WPS WPS
WPS Pusat Pertumbuhan
Terpadu
Merak-Bakauheni-Bandar
Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api; Metro
Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru; Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang; Malang-Surabaya Bangkalan;
Yogyakarta-Solo-Semarang;
Balikpapan-Samarinda-WPS Pertumbuhan Terpadu Kemaritiman
Terpadu Kemaritiman
Jambi-Palembang-Bangka Belitung (Pangkal Pinang)
WPS Konektivitas
Keseimbangan
Pertumbuhan Terpadu
Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi; Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi
WPS Pusat Pertumbuhan
SedangBerkembang
Sibolga-Padang-Bengkulu;
Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang; Banjarmasin-
Batulicin-Palangkaraya;
Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas; Gorontalo- Bolaang
Mongondow;Palu-Banggai;
Sorong-Manokwari; Manokwari-Bintuni WPS Konektivitas dan Pusat
Pertumbuhan Wisata
Denpasar-Padang Bay
WPS Pusat Pertumbuhan
SedangBerkembang dan
Hinterland
Sabang-Banda Aceh-Langsa
WPS Pusat Pertumbuhan Baru, Hinterland dan Perbatasan
Jayapura-Merauke
WPS Pusat Pertumbuhan
Wisata dan Hinterland
Pulau Lombok
WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan
Kupang-Atambua
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019
Salah satu isu strategis dalam pembangunan infrastruktur permukiman
adalah isu urbanisasi. Hal ini hal ini disebabkan dengan semakin besarnya jumlah
penduduk yang tinggal di perkotaan, maka dibutuhkan infrastruktur perkotaan
yang handal untuk menunjang kegiatan sosial ekonomi penduduk perkotaan.
Oleh karena itu, Ditjen Cipta Karya diberi mandat untuk turut berkontribusi
dalam pencapaian sasaran pembangunan perkotaan nasional sesuai RPJMN
2015-2019 sebagaimana ditampilkan pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Sasaran pembangunan Perkotaan Nasional RPJMN 2015 - 2019
No Pembangunan Sasaran 2019 Arahan Kebijakan
1 Pembangunan Kawasan
Metropolitan baru di luar Pulau Jawa – Bali
guna mempercepat pemerataan
pembangunan di luar Jawa
2 Peningkatan peran dan
fungsi sekaligus
perbaikan manajemen
pembangunan di
Kawasan Perkotaan
Metropolitan yang sudah ada
7 Kawasan
Perkotaan Metropolitan yang sudah ada
Pusat kegiatan
berskala global guna meningkatkan daya saing dan kontribusi ekonomi
3 Optimalisasi kota
otonom berukuran
sedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa
diarahkan sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi bagi
wilayah sekitarnya
serta menjadi
percontohan (best
practices)
perwujudan kota
berkelanjutan
metropolitan di luar Pulau Jawa – Bali yang diperuntukkan
bagi masyarakat
berpenghasilan menengah ke bawah
serta diarahkan
sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan
5 Memperkuat
pusat-pusat pertumbuhan
sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) atau
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
39 pusat
pertumbuhan diperkuat perannya
peningkatan
keterkaitan perkotaan
dan perdesaan
bertujuan
menghubungkan keterkaitan
fungsional antara pasar dan kawasan produksi.
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
3.1.4. Arahan Rencana Pembangunan Daerah
Penyusunan Visi, misi, kebijakan dan program RPJMD Kota
Kendari disusun sebagai penjabaran dari visi dan misi pasangan Walikota
dan Wakil Walikota terpilih. Visi dan misi tersebut kemudian dijabarkan
dalam bentuk dokumen perencanaan dengan memperhatikan kondisi,
gambaran umum daerah serta kebijakan pengembangan pembangunan
Kota Kendari.
Penetapan visi dan misi RPJMD adalah untuk menjembatani harapan
yang ingin dicapai pada visi dan misi yang ditetapkan dalam Perda No. 10
Tahun 2001 dengan kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5
(lima) tahun masa jabatan Walikota dan Wakil Walikota terpilih.
Visi
Visi jangka panjang Kota Kendari, berdasarkan Peraturan Daerah
(PERDA) Kota Kendari Nomor 10 Tahun 2001 adalah “Mewujudkan Kota Kendari Tahun 2020 Sebagai Kota Dalam Taman yang Bertaqwa, Maju, Demokratis dan Sejahtera”, sedangkan Visi Walikota dan Wakil Walikota Kendari adalah “Terwujudnya Kota Kendari
Tahun 2017 sebagai Kota bersih dan Hijau yang Berakhlak, Maju, Demokratis dan Sejahtera”.
beberapa Misi yang dapat mendukung penjabaran visi tersebut. Misi
merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan
sasaran yang ingin dicapai. Adapun Misi Kota Kendari adalah sebagai
berikut:
a. Misi Lingkungan, Mempertahankan dan meningkatkan kualitas,
keseimbangan dan keserasian lingkungan kota yang indah sejuk sehat
dan lestari;
b. Misi Sosial Kemasyarakatan, mendukung penciptaan suasana
kehidupan masyarakat kota yang agamais, aman, rukun, damai dan
harmonis serta mendorong pemberdayaan lembaga kemasyarakatan
untuk semakin berperan dalam pembangunan kota;
c. Misi Pelayanan Prima, mengembangkan sistem pelayanan yang prima
bagi masyarakat secara adil, cepat, dan transparan, terjangkau (layak
harga), mandiri dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable);
d. Misi Perekonomian, mendorong pertumbuhan perekonomian kota
yang berbasis pada ekonomi kerakyatan serta menciptakan iklim yang
kondusif bagi pelaksanaan investasi sesuai potensi daerah.
e. Misi Profesionalisme Aparat, mengembangkan kualitas sumberdaya
aparat yang profesional, bermoral dan berdedikasi tinggi dalam
menjalankan tugas dan pelayanan.
f. Misi Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance), menciptakan
tatanan pemerintahan yang bersih, demokrasi, berwibawa dan
Strategi pembangunan daerah adalah pilihan-pilihan strategis yang
menjadi payung kebijakan dalam mengimplementasikan program kepala
daerah. Strategi pembangunan diperlukan agar setiap program dan kegiatan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Proses penentuan strategi
pembangunan dilakukan dengan menganalisis isu-isu pokok yang
berkembang secara sistematis, melalui identifikasi berbagai faktor-faktor
dalam lingkungan internal dan eksternal.
Analisis lingkungan ini menggunakan pendekatan SWOT analysis
(Strength, Weakness, Oppurtunity, Threat) yang mengidentifikasikan
Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang dimiliki/dialami
Pemerintah Kota Kendari.
Strategi pembangunan yang digunakan mengatasi permasalahan
pembangunan Kota Kendari selama tahun 2013-2017 untuk mencapai visi
dan misi adalah berpijak pada kerangka “3 – 4 – 5”.Kerangka “3 – 4 – 5”,
adalah suatu strategi pendekatan pembangunan yang komprehensif dan
berjenjang, dengan memfokuskan manusia sebagai pusat dan awal dari
orientasi pembangunan (3), kemudian dilanjutkan dengan pembangunan dan
pengembangan kelembagaan di tingkat lingkungan (4) dan selanjutnya
harapan sasaran di tingkat kota (5).
Untuk mengimplementasikan kerangka tersebut maka ditetapkan
beberapa strategi sebagai berikut:
a. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia
b. Strategi Pengembangan Kelembagaan Masyarakat
c. Strategi Pengembangan Sektor-Sektor Strategis
2. Arah dan Kebijakan serta Agenda Pembangunan
Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Kota Kendari, maka ditetapkan
beberapa kebijakan umum dan kebijakan khusus sebagai perencanaan
menengah yang diharapkan menjadi landasan bagi tahap pembangunan lima
atas, maka Arah Kebijakan Umum Pemerintah Kota Kendari Tahun
2013-2017 adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang
berkelanjutan (Environment).
b. Meningkatkan Fungsi Kota Kendari sebagai Kota Pelayanan Skala
Regional dan terpenuhinya tingkat kebutuhan masyarakat (Environment,
Employment, Engagement).
c. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat sesuai dengan Visi
Indonesia Sehat 2010 (Equity dan Engagement).
d. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah serta Pelestarian Nilai-Nilai Budaya (Ethic, Employment dan
Equity).
e. Meningkatkan Rasa Aman, Sikap Hidup yang tertib dan disiplin bagi
seluruh masyarakat (Ethic, Engagement).
f. Menegakkan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan yang baik (good
governance) dan Penegakkan Supremasi Hukum (Ethic, Equity dan
Engagement).
g. Meningkatkan Iklim Usaha yang kondisif dan adil bagi semua pelaku
usaha dalam mengembangkan perekonomian kota yang berbasis ekonomi
kerakyatan, pengentasan kemiskinan dan pengangguran (Environment,
Employment, Engagement dan Equity).
h. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur daerah (Ethic dan
Engagement).
Selain kebijakan umum, dalam RPJMD juga ditetapkan sejumlah kebijakan
khusus yang diarahkan untuk percepatan pembangunan Kota Kendari dalam
lima tahun kedepan. Kebijakan khusus tersebut dirangkum dalam sebuah
Program Unggulan Strategis, yang penjelasannya sebagai berikut:
a. Program Peningkatan Kualitas Moral, Akhlak, dan Disiplin.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:
1) Pengajian Eksekutif
4) Keluarga sakinah.
5) Intensifikasi Majelis Taklim
6) Karakter Building masyarakat
7) Pemberdayaan dan Peningkatan Kesejahteraan RT/RW/Imam
8) Mesjid/Pendeta
b. Program peningkatan sarana dan prasarana dasar perkotaan.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:
1) Lanjutan Pembangunan jalan lingkar luar (outer ring road).
2) Penuntasan Pembangunan Jembatan Talia-Bungkutoko
3) Penanganan Drainase Kota Secara Komprehensif dan Terintegrasi.
4) Pembangunan dan Pembukaan jaringan Jalan dan Jembatan Baru.
5) Penuntasan Pengaspalan Jalan Wilayah Kota
6) Pengaspalan Jalan Dalam Lingkungan Perumahan.
7) Optimalisasi Operasional PDAM Tirta Anoa Kendari.
8) Perbaikan dan Pemasangan Jaringan Distribusi dari Tempat
Penampungan ke Pelanggan.
c. Program peningkatan pengelolaan DAS dan Teluk Kendari.
1) Normalisasi Sungai dalam Wilayah Kota Kendari.
2) Lanjutan pembangunan jaringan irigasi di Kawasan Labibia dan
Amohalo.
d. Program pengelolaan sampah dan kebersihan.
1) Menjaga Kota Kendari tetap bersih secara konsisten
2) Optimalisasi program Bougenville City
e. Program penataan perumahan, permukiman, dan prasarana sosial dan
pendidikan
1) Implementasi dari Perda RTRW.
2) Pembangunan Kawasan Pemuda dan Olahraga yang Terintegrasi
3) Memfasilitasi Terwujudnya Sultra culture center (Pusat Budaya
Sulawesi Tenggara)
4) Peningkatan SDM Melalui Pelatihan dan Beasiswa Pendidikan
6) Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK.
f. Program pembangunan Sarana dan Prasarana Perekonomian Kota
1) Penuntasan Pembangunan dan Perbaikan Pasar.
2) Optimalisasi Pemanfaatan Pasar Sentral Kota
3) Penyelesaian Pembangunan dan Pemanfaatan Pasar Wua-wua
4) Perbaikan Pasar baruga
5) Meningkatan/Perbaikan Pasar Anduonohu
6) Perbaikan Pasar Lapulu
7) Optimalisasi Pemanfaatan Kawasan PKL
8) Perluasan dan Optimalisasi Kawasan Kuliner Kendari Beach
g. Program kerjasama multipihak/multi stakeholders
1) Kemudahan Investasi Bagi Sektor Swasta, Seperti: Tax Holiday,
Memfasilitasi IMB bertahap.
2) Peningkatan kerjasama antar Sektor Swasta (Reinventing
Government) seperti perhotelan, Franchise, SPBU,Dll).
h. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1) Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis bagi Seluruh Masyarakat Kota
Kendari Melalui JAMKESDA.
2) Peningkatan Sarana, Prasarana dan Optimalisasi Operasional RSUD
Abunawas.
3) Peningkatan Sarana Prasarana dan Operasional Puskesmas
(Perwujudan Kota Kendari sebagai Kota Sehat.
4) Pelayanan Prima Bidang Kesehatan (PHBS, CITRA PELAYANAN
PRIMA).
5) Program KOTA SEHAT.
i. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan
1) Pengembangan BLUD menjadi Lembaga Keuangan Mikro
2) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Program Persaudaraan Madani
3) Intensifikasi Program PNPM-MP & Pengembangan P2MK Serta
5) Pemberian Raskin Gratis (Pada Kondisi Darurat)
6) Subsidi Pemasangan Daya Listrik Gratis bagi MBR
7) Sertifikasi Tanah Bagi MBR (Proda)
8) Subsidi Pemasangan Jaringan Air Bersih bagi MBR
9) IMB Gratis Untuk RSS Bagi MBR
10) Pelatihan dan Sertifikasi Keterampilan Tenaga Kerja (Tukang Kayu,
Bangunan, Home Industri, DLL)
11) Akte Kelahiran Gratis
12) Biaya Pemakaman Gratis bagi MBR.
j. Program Perwujudan GREEN CITY (Kota Ramah Lingkungan) dengan 8
Atributnya :
1) Green Planning and Design RTRW; Ruang Terbangun : Ruang
Terbuka (60 : 40)
2) Green Waste; 3R (Reuse, Reduce, Recycle) Menuju Konsep Zero
Waste (Pengolahan Sampah Terpadu, Tidak ada yang Terbuang).
3) Green Community; Kampung Hijau
4) Green Open Space; RTH (Mengatasi Masalah Banjir dan Kawasan
Kumuh melalui Penataan Kawasan Bantaran Sungai dan Rusunami)
5) Green Transportation; Orientasi Transportasi Publik, penggunaan
Transportasi Massal, Ramah Lingkungan, mendorong Penggunaan
Transportasi Bukan Kendaraan Bermotor, berjalan kaki, bersepeda
melalui konsep Invitation Planning.
6) Green Building; Green Wall & Green Roof
7) Green Water; Konsep Zero Run-Off (Semua air harus bisa
diresapkan kembali ke dalam tanah konsep ekodrainase artinya
setiap bangunan mempunyai sumur resapan, Bio Pori di ruang
terbuka.
8) Green Energy; Bahan Bakar Terbarukan (Pemanfaatan Gas Metan,
3.2.1. Rencana Kawasan Permukiman (RKP)
A. Visi dan Misi Pengembangan Kawasan Permukiman
Permukiman yang layak huni merupakan lingkungan tempat tinggal
sekaligus tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Hal ini menjadi urusan wajib pemerintah daerah untuk
dapat melaksanakan penyelenggaraan pengembangan permukiman.
Namun, fungsi dan peran Pemerintah Daerah tak bisa terlepas dari
fungsi dan peran Pemerintah Pusat dalam turbinwas sebagai fasilitator
dan motivator. Sinergi harmonis pemerintah pusat dan daerah mampu
mewujudkan misi pengembangan permukiman yang mendukung
pembangunan nasional. Untuk menjalankan fungsi dan peran penting
tersebut Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan
Umum menetapkan visi pengembangan kawasan permukiman yaitu:
“Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak,
produktif, berdaya saing dan berkelanjutan melalui penyediaan
infrastruktur yang andal dalam pengembangan permukiman,
pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan
penyehatan lingkungan permukiman serta penataan bangunan dan
lingkungan”
B. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten/Kota
Ditjen Cipta Karya menyelenggarakan kegiatan pengaturan,
pembinaan, pengawasan dan penyelenggaraan dalam pengembangan
kawasan permukiman yang dilaksanakan oleh Direktorat
Pengembangan Kawasan Permukiman. Adapun indikator kinerja
program adalah meningkatnya kontribusi penanganan kawasan
permukiman pada kawasan kumuh perkotaan, kawasan permukiman
perdesaan, kawasan permukiman khusus, dengan sasaran kegiatan dan
tersusunnya 10 NSPK bidang pengembangan kawasan permukiman
2. Pembinaan dan pengawasan pengembangan kawasan permukiman
dengan indikator terselenggaranya pembinaan dan pengawasan
pengembangan permukiman di 507 kabupaten/kota
3. Pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan dengan
indikator meningkatnya kualitas permukiman di 38.431 Ha daerah
perkotaan
4. Pembangunan dan pengembangan kawasan Khusus dengan
indikator meningkatnya kualitas permukiman di 3.0991 Ha
kawasan khusus
5. Pendampingan pemberdayaan masyarakat dengan indikator
terselenggaranya pendampingan masyarakat di 11.607 Kelurahan.
6. Fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan
pengembangan kota ayak huni dengan indikator terselenggaranya
fasilitasi di 18 kota, 12 kawasan perkotaan metropolitan dan 744
kota/kawasan perkotaan.
7. Peritisan inkubasi kota baru dengan indikator terselenggaranya
perintisan inkubasi d 10 kota baru.
Adapun pengelompokan kegiatan pengembangan kawasan
permukiman berdasarkan strategi pendekatan pembangunan bidang
Cipta Karya dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Sasaran Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman
Strategi Pendekatan Sasaran Kegiatan
Membangun Sistem Permukiman Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman di Perkotaan
Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman di Perdesaan
Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman di Kawasan
Fasilitasi Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota
Layanan pendukung kegiatan Pengaturan, Pembinaan Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengambangan Kawasan Permukiman
Pengaturan Pengembangan Kawasan
Permukiman
Pembinaan dan Pengawasan
Pengembangan Kawasan Permukiman
Perintisan Inkubasi Kota Baru
Memberdayakan Masyarakat Pendampingan Pemberdayaan
Masyaraakat
3.2.2. Rencana Penyediaan Air Minum (RISPAM) A. Rencana Sistem Pelayanan
Dalam mendukung pencapaian target dalam RPJMN 2015 –
2019 maka Ditjen Cipta Karya menyelenggarakan kegiatan
Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan penyelenggaraan sistem
Penyediaan Air minum yang dilaksanakan oleh Direktorat
Pengembangan Sistem Penyediaan Air minum. Adapun indikator
kinerja programnya adalah meningkatnya kontribusi pemenuhan
kebutuhan air minum bagi masyarakat yang terdiri dari peningkatan
sambungan rumah SPAM jaringan perpipaan dan peningkatan
cakupan SPAM bukan jaringan perpipaan.
Rencana kegiatan pengembangan SPAM tahun 2015-2019
dilaksanakan dengan memperoyeksikan pencapaian pengembangan
SPAM dengan sasaran kinerja yang terukur :
1. Pengembangan infrastruktur SPAM Regional dan SPAM di
Kawasan Perkotaan dengan indikator terbangunnya SPAM
regional dan pembangunan SPAM kawasan perkotaan
berkapasitas 27.479 L/d dan 2.729.750 SR;
2. pembangunan Infrastruktur SPAM dikawasan khusus dengan
indikator terbangunnya SPAM di kawasan kumuh, SPAM
dan 621.107 SR;
3. fasilitasi SPAM dikawasan perkotaan melalui bantuan program
dan pengembangan jaringan perpipaan dengan indikator 4.527
kawasan.
4. Fasilitasi SPAM di kawasan khusus melalui pengembangan
jaringan perpipaan dengan indikator 473 kawasan.
5. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan Pengembangan Air Minum
dengan indikator terselenggaranya pengaturan, pembinaan, dan
pengawasan pengembangan air minum.
Adapun pengelompokan kegiatan pengembangan SPAM berdasarkan strategi
pendekatan pembangunan bidang Cipta Karya dapat dilihat pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Sasaran Kegiatan Pengembangan SPAM
Sasaran Pendekatan Sasaran Kegiatan
Membangun Sistem
Permukiman
Pembangunan Infrastruktur SPAM Regional Pembangunan Infrastruktur SPAM IKK
Pembangunan SPAM Ibu Kota Pemekaran/ Perluasan
Pembangunan Infrastruktur SPAM di Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan infrastruktur SPAM di Kawasan Nelayan
Pembangunan Infrastruktur SPAM di Kawasan Rawan Air/Perbatasan/ Pulau terluar
Pengembangan Jaringan Perpipaan Air minum Fasilitasi Pemda Provinsi
/Kabupaten Kota
Fasilitasi PDAM
Fasilitasi UPTD / Nn – PDAM
Penyelenggaraan, Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan Pengembangan air minum di Kab./Kota
PDAM Kota Kendari Sebagai satu-satunya perusahaan jasa penyedia
layanan air bersih. PDAM Kota Kendari berusaha untuk selalu
meningkatkan pelayanan semaksimal mungkin. Saat ini cakupan
layanan PDAM sebesar 38%, tingkat pelayanan ini relatif kecil jika
dibandingkan perkembangan fasilitas dan pertumbuhan penduduk
yang ada. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), pelayanan
minimum untuk pemenuhan kebutuhan air bersih adalah 55-75 %.
Tingkat kepadatan penduduk yang tidak merata, membuat area
pelayanan PDAM Kota Kendari saat ini hanya dapat menjangkau
daerah-daerah tertentu saja. Di sisi lain topografi perbukitan
bergelombang rendah dengan kemiringan ke arah Teluk Kendari turut
mempengaruhi pendistribusian air pada area pelayanan.
Rencana Pengembangan SPAM PDAM Kota Kendari yang mendesak
saat ini adalah:
1. Pengembangan Daerah Layanan untuk Kecamatan Abeli yang
saat ini belum terlayani oleh PDAM kota kendari, Kecamatan
Poasia dengan kondisi eksisting yang terlayani baru sekitar 40 %,
dan pengembangan Jaringan Kecamatan Kambu yang bersumber
dari Unit Anggoeya dengan kapasitas air baku 40 liter/ dtk.
Kualitas air produksi yang semakin menurun menjadi keluhan
masyarakat, sehingga diperlukan pembangunan instalasi
pengolahan air dengan kapasitas 40 liter/detik
2. Pengembangan Daerah Layanan untuk Kecamatan Puwatu
dengan kondisi eksisting yang terlayani saat ini baru sekitar 25 %,
Kecamatan Kendari yang saat ini baru terlayani 20 % Melalui
Booster Kendari Beach dan pengembangan Layanan pada
kecamatan Kadia yang bersumber dari Unit Punggolaka/Pohara.
Rencana Pengembangan SPAM Kota Kendari Jangka Menengah
dan Jangka Panjang :
1. Pengembangan Daerah Layanan Kecamatan Puwatu,
Punggolaka/Pohara Melalui Booster Kendari Beach ditambah
Unit Gunung Jati, dengan meningkatkan Kapasitas produksi
menjadi 350 liter/detik
2. Pengembangan Daerah Layanan Untuk Kecamatan Abeli,
Kecamatan Poasia, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Baruga
yang berasal dari Unit Anggoeya.
Untuk lebih jelasnya rencana pengembangan SPAM di Kota Kendari dapat
disajikan pada Gambar 3.2.
Gambart 3.2 Peta Rencana Pengembangan SPAM di Kota Kendari, Tahun 2016
Tingkat kebocoran yang terjadi di PDAM Kota Kendari tergolong
tinggi. Penyebab utamanya disebabkan oleh oleh dua hal, yaitu
kebocoran teknis dan kebocoran non teknis. Kebocoran teknis
disebabkan oleh kerusakan pada pipa-pipa distribusi yang sudah tua
dan kerusakan pada sambungan aksesoris pipa. Sedangkan kebocoran
non teknis disebabkan oleh pencurian air yang dilakukan oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab serta ketidakakuratan pencacatan meter
air pelanggan oleh petugas. Untuk memperbaiki tingkat kebocoran air
minum dilakukan beberapa rencana tindak.
Untuk lebih jelasnya data tentang tingkat kebocoran PDAM Kota
Kendari dapat disajikan pada Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7 Data Tingkat Kebocoran Air PDAM Kota Kendari Tahun 2014 hingga Juni 2016
NO TAHUN
JUMLAH M³ PENDISTRIBUSIAN AIR SUMBER
POHARA WANGGU
DISTRIBUSI TERCATAT HILANG (%) DISTRIBUSI TERCATAT HILANG (%)
1
2016
2.851.115 1.223.648 1.627.467 57.08 147.034 80.272 66.762 45,41
(s/d Juni)
2 2015 5.244.141 2.369696 2.874.445 54.81 303.571 160.902 142.67 47
3 2014 5.437.410 2.489.410 2.948.000 54,22 351.137 167.656 183481 52,25
Sumber: PDAM Kota Kendari, 2016
Selanjutnya untuk mengetahui penyebab kebocoran air PDAM Kota
Kendari, dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8 Data Penyebab Masalah Kebocoran Air PDAM Kota Kendari, Tahun 2016
NO PENYEBAB MASALAH RENCANA TINDAK
1. Meter induk dalam kondisi
rusak
1. Pengadaan/penggantian : • Water meter di intake Pohara
Ǿ 500 mm
• Meter induk Ǿ 300 mm
(Kendari Beach)
• Meter Induk Ǿ 250 mm
(Anggoeya)
3.
4.
jaringan berbentuk zona (Distrik Pelayanan)
Belum optimalnya sistim
penggantian meter pelanggan yang Bermasalah
Kebocoran pipa transmisi dari
intake Pohara hingga ke
booster Puwatu
beberapa lokasi perumahan
3. Penggantian water meter
pelanggan yang bermasalah sebanyak 7.500 unit
4. Pembenahan jaringan pipa
transmisi dari intake Pohara hingga ke Booster Puwatu
Sumber : PDAM Kota Kendari, 2016
3.2.3. Rencana Sanitasi Kota (SSK)
A. Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi
Dalam upaya mendukung pencapaaian target RPJMN 2015-2019,
maka Ditjen Cipta Karya menyelenggarakan kegiatan pengaturan,
Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan (Air
Limbah dan Drainase) serta Pengembangan persampahan yang
dilaksanakan oleh direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Permukiman yang menitik beratkan pada kontribusi pemenuhan akses
sanitasi bagi masyarakat yang terdiri dari pelayanan Air Limbah,
Pelayanan Persampahan, dan Pelayanan Drainase.
Pengelompokan sasaran kegiatan Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman berdasarkan Strategi Pendekatan Pembangunan
Bidang Cipta Karya dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8 Sasaran Kegitan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Tahun 2016
Strategi Pendekatan Sasaran Kegiatan
Membangun Sistem Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat
Skala Kota
Infrstruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kawasan
Infrastruktur Tempat Pemprosesa Akhir
Infrtastruktur Fasilitas Pengolahan Akhir Sampah
Infrastruktru Drainase
Fasilitasi Pemda Provinsi
Kabupaten/Kota
Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Pembinaan dan Pengawasan
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Memberdayakan Masyarakat Infrastruktur air Limbah Sistem Terpusat Skala Komunal
Infrastruktur TPST/3R
Sumber : Bappeda Kota Kendari, 2016
B. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sanitasi
Adapun tujuan, sasaran dan strategi Sanitasi Kota Kendari dapat disajikan
pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Data tentang Tujuan, Sasaran dan Strategi Sanitasi Kota Kendari
Tujuan Sasaran Strategi
Air limbah
Mengurangi resiko pencemaran akibat warga yang buang air besar sembarangan karena tidak memiliki jamban (di kawasan kepadatan <25 jw/ha)
Meningkatnya jumlah warga yang memiliki jamban sesuai dengan standar teknis
1. Penguatan
Kelembagaan dan peningkatan Kapasitas SDM dengan pelatihan, melalui dukungan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat
2. Penyusunan Perda yang mengatur Pengelolaan air Limbah domestik
3. Meningkatkan Akses Layanan Air Limbah (onsite individu dan komunal) melalui berbagai sumber Mengurangi resiko penyakit
akibat jamban yang tidak sehat
meningkatnya jumlah warga yang memiliki jamban sesuai dengan standar teknis
Mengurangi potensi pencemaran akibat jamban warga yang tidak
memiliki/tidak bermuara ke tangki septik (dikawasan
Meningkatnya jumlah warga yang memiliki tangki septik
memiliki kepadatan >50
jiwa/ha) 4. Memaksimalkan peran
aktif stakeholder (swasta, lembaga donor) dalam upaya meningkatkan kegiatan komunikasi dan
sosialisasi dalam Pengelolaan Air limbah Domestik
5. Meningkatkan alokasi pendanaan dalam rangka penanganan air limbah
Mencegah potensi
kontaminasi bakteri e coli pada tanah dan air tanah akibat penggunaan sistem onsite individual pada kepadatan penduduk >50 jiwa/ha pencemaran akibat jamban warga yang tidak
memiliki/tidak bermuara ke tangki septik (dikawasan pesisir) dengan teknologi yang tepat
Meningkatnya jumlah warga yang memiliki tangki septik
(dikawasan pesisir)
Mengurangi potensi pencemaran akibat warga masih membuang grey water (air buangan) ke badan tanah atau badan air tanpa pengolahan
Berkurangnya potensi pencemaran akibat warga masih
membuang grey water (air buangan) ke badan tanah atau badan air tanpa pengolahan Mengurangi potensi
pencemaran akibat tangki septik yang bocor/tidak sesuai standar teknis (dikawasan dengan kepadatan <25 jw/ha)
Berkurangnya potensi pencemaran akibat tangki septik yang bocor/tidak sesuai standar teknis (dikawasan dengan kepadatan <25 jw/ha) Meningkatkan jumlah
lumpur tinja yang terangkut ke iplt
Meningkatnya lumpur tinja yang terangkut dan terolah ke iplt Optimalnya fungsi IPLT
dalam pengolahan lumpur tinja
Terolahnya lumpur tinja di iplt sesuai dengan standar teknis
Persampahan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sdm di bidang pengelolaan persampahan
Meningkatnya sumber daya manusia yang berkompeten di bidang pengelolaan
persampahan
1. Penguatan
sampah rumah
tangga/domestik dengan meningkatkan pengolahan sampah pada sumbernya
pelaksanaan praktek 3r, (khususnya di wilayah kelurahan dengan kepadatan >50 jiwa/ha)
Persampahan melalui dukungan pemerintah provinsi dan
pemerintah pusat 2. Meningkatkan Akses
Layanan Persampahan komprehensif mulai dari TPS sampai TPA 4. Memaksimalkan peran
aktif stakeholder utamanya ibu rumah tangga dan kelompok pengelola
persampahan dalam upaya Meningkatkan kegiatan komunikasi dan sosialisasi dalam Pengelolaan
Persampahan Menghilangkan titik-titik
lokasi pembuangan sampah ilegal di permukiman
Terbebasnya seluruh wilayah permukiman dari titik-titik
pembuangan sampah ilegal di tahun 2017 Menyediakan armada
pengangkutan setempat yang mendukung 3r
Adanya pemisahan sampah pada armada pengangkutan setempat Mengintegrasikan
pembangunan tps dengan rute pengangkutan sampah
Terintegrasinya seluruh tps dengan rute
pengangkutan sampah Meningkatkan kapasitas tps
di beberapa titik
mengurangi luberan sampah
Tersedianya kapasitas tampung tps yang sesuai dengan produksi sampah
Mengoptimalkan proses pemisahan sampah pada tempat penampungan 1. Melakukan revitalisasi
fungsi TPST yang ada
1. Berfungsinya kembali TPST yang telah terbangun 2. Menambah sarana
pengolahan sampah terpadu tingkat kawasan
2. Adanya
pembangunan TPST baru di beberapa kawasan pengangkutan sampah yang mendukung 3r
Tersedianya layanan pengangkutan sampah yang mendukung 3R Meningkatkan standar upah
bagi tenaga pengangkut sampah sesuai standar ump
Meningkatnya standar upah bagi tenaga pengangkut sampah sesuai standar UMP Mengurangi pencemaran
lingkungan yang ditimbulkan oleh TPA
Menambah lokasi TPA untuk mewujudkan visi dan misi tpa kota kendari
Terpenuhinya
kebutuhan lokasi untuk mewujudkan visi dan misi TPA kota kendari
Drainase
Mewujudkan sistem drainase yang terencana, terintegrasi dan sesuai standar teknis mulai dari user interface hingga kepemrosesan akhir
Tersedianya kerangka/guideline yang jelas bagi perencanaan dan pembangunan drainase
1. Menyiapkan Perda Pengelolaan Drainase sosialisasi dalam Pengelolaan Drainase
4. Mengembangkan
perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi dan komprehensif Mewujudkan kebijakan
yang mengatur mengenai aturan umum, aturan teknis dan aturan pengelolaan drainase dari user interface hingga ke pemrosesan akhir
Tersedianya aturan baik itu aturan umum, aturan teknis dan aturan pengelolaan drainase
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sdm di bidang perencanaan, pembangunan dan pengelolaan drainase
Meningkatnya sumber daya manusia yang berkompeten di bidang perencanaan,
pembangunan dan pengelolaan drainase Meningkatkan pengawasan,
sinkronisasi pembangunan drainase tersier di kawasan permukiman dengan
rencana induk drainase kota
Meningkatnya jumlah saluran drainase yang berfungsi dengan baik
Meningkatnya
Meningkatnya jaringan dan fungsi drainase sebagai pematus air hujan dan air limbah
Meningkatnya jaringan dan fungsi drainase sebagai pematus air hujan dan air limbah Menciptakan lingkungan
permukiman yang bersih sehat dan nyaman bebas genangan
Mengurangi area genangan
3.2.4. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) A. Program Tata Bangunan dan Lingkungan
Rencana Strategis Penataan Bangunan adalah menyelenggarakan
kegiatan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan penyelenggaraan dalam
pembinaan Penataan Bangunan yang dilaksanakan oleh Direktorat Bina
Penataan Bangunan. Untuk mencapai hal tersebut maka Ditjen Cipta
Karya menetapkan indikator sasaran kinerja sebagai berikut :
1. Layanan perkantoran dengan indikator jumlah bulan layanan
pendukung kegiatan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan
pelaksanaan bina penataan bangunan yang terselenggara selama 60
bula
2. Terwujudnya 744 kawasan tematik perkotaan yang terdiri dari :
- Terwujudnya 537 kawasan Ruang terbuka hijau (RTH)
- Terwujudnya Kebun Raya Prioritas
- Terwujudnya 45 revitalisasi kota pusaka
- Terwujudnya 150 penataan Kawasan Strategis
3. Tersusunya 250 RTBL sebagai dokumen induk penaaan kawasan
permukiman
4. Terwujudnya 32 Bangunan gedung negara yang berstatus bangunan
gedung hijau
5. Tersedianya 10 NSPK terkait penataan bangunan dan lingkungan
selama periode 2015 – 2019
6. Tercapainya seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki
perturan daerah Bangunan Gedung
7. Tercapainya 60% Bangunan Gedung yang telah memiliki IMB
8. Terwujudnya fasilitasi ruang terbuka Publik di 1200 kecamatan untuk
menonton film bertema Revolusi mental di Seluruh Indonesia
Adapun pengelompokan kegiatan bina Penataan Bangunan berdasarkan
strategi pendekatan pembangunan bidang cipta karya dapat disajikan pada Tabel
Membangun Sistem Permukiman Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Penyelenggaraan penataan Bangunan
Fasilitasi Pemda
Provinsi/Kabupaten/Kota
Fasilitasi pemenuhan SPP dan pengembangan Kota layak huni, kota Hijau dan Kota cerdas
Peraturan Penataan Bangunan Lingkungan
Pembinaan dan Pengawasan bangunan Gedung di Kab/Kota
Memberdayakan Masyarakat Ruang Terbuka Publik Percontohan
B. Rencana umum dan panduan rancangan
Konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan terkait
dengan konsep struktur ruang secara makro. Lokasi rencana pengembangan
kawasan salah satunya kawasan Kota Lama yang meliputi Kecamatan
Kendari Barat dan Kecamatan Kendari. Fungsi utama wilayah perencanaan
yaitu sebagai kawasan permukiman, perdagangan, jasa, dan pariwisata,
adapun Sub – sub pengembangan kawasan Kota Lama meliputi :
1. Spot 1 (Kel. Watu-watu – Kemaraya)
2. Spot 2 ( Kendari Beach)
3. Spot 3 (Kota Lama)
4. Spot 4 (Pantai Mayaria)
Untuk lebih jelasnya rencana pengembangan kawasan dan program
Tabel 3.11 Rencana Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya di Kota Kendari, Tahun 2016.
No. Konsep Pengembangan Arahan Pengembangan
Rencana Pengembangan
1. Dikembangkan menjadi kawasan pendidikan khusus/informal dan kawasan religious
Arahan
pengembangannya yaitu menata fungsi pendukung di mulut Main Enterance Mesjid Al-Alam dalam kawasan kendali
Rencana pengembangan yaitu sebagai tempat parkir, fungsi pengembangan
islamiyah/muamalah dan zona pintu masuk kawasan mesjid terapung sekaligus berperan sebagai pengarah yang memperkuat keberadaan mesjid terapung
2. Dikembangkan menjadi Waterfront City Base Contextual Approach dengan fungsi kawasan jasa dan perhotelan
Arahan menjadi kawasan fungsi jasa dan perhotelan yang memungkinkan dijadikan sebagai Plaza Kota untuk menampung berbagai kegiatan seperti pementasan/pagelaran Festival Market Place.
Rencana sebagai kawasan Waterfront Kendari Beach dan mengatur pola lalulintas sehingga menimbulkan konflik penataan ruang pada kegiatan – kegiatan yang bersifat seremonial
3. Dikembangkan menjadi kawasan wisata belanja, Tourism Zone berbasis Cultural Local yang menandai awal perkembangan Kota Kendari
Memaksimalkan fungsi pelabuhan perikanan (Pelabuhan Tradisional
Phinisi) dan
mengembangkan fungsi komersil yang berskala kecil tetapi berbasis pariwisata
Rencana pengembangan yaitu melakukan penataan ulang kawasan
dalam rangka
mengakomodasi kebutuhan pengembangan
Jembatan Bahteramas ke bagian teluk
4. Diarahkan sebagai kawasan rekreasi umum dan khusus dan mengakomodasi
kegiatan wisata yang bersifat private (Resort Hotel, Cottage, Viewing Gallery, Kegiatan seminar terbatas dan kegiatan lain yang bersifat privasi)
Memaksimalkan
pemanfaatan zona rekreasi pantai untuk dikembangkan menjadi fungsi-fungsi pendukung
88
berisikan rangkuman dari uraian masing - masing sektor ke dalam satu Tabel
3.12 berikut.
Tabel 3.12 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya, Tahun 2016
NO PRODUK
2. Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Permukiman di Kawasan Kumuh perkotaan
3. Layanan pendukung kegiatan Pengaturan, Pembinaan
Pengawasan, dan
Pelaksanaan
Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan
Kec Kendari, Kec Kendari Barat, Kec. Kadia, Kec
Penanganan Kawasan
Kumuh Perkotaan
NUSSP-2
Kota Kendari
2. Rencana Penyediaan Air Minum
Ada 1. Pembangunan Intake
dan WTP Baru guna memenuhi kebutuhan air masyarakat 2. Optimalisasi Intake
dan WTP yang telah ada
3. Pembangunan
Infrastruktur SPAM di Kawasan Kumuh Perkotaan
4. Pembangunan infrastruktur SPAM di Kawasan Nelayan 5. Pengembangan
Jaringan Perpipaan Air minum
6. Penurunan tingkat kebocoran
7. Fasilitasi PDAM 8. Penyelenggaraan,
Pengaturan,
Penyediaan Prasarana dan Sarana Air minum
bagi Masyarakat
berpenghasilan rendah
Puwatu, Poasia, Puday, Benuanirae, kasilampe,
Lahundape, Kendari Caddi, Bonggoeya, Dapudapura, Watu, Lalolara, Tobuha, Alolama,
Wawombalata, Labibia, Rahandouna, Matabubu, Lapulu, Petoaha,
Watulondo, Andounohu, Baruga, Tobimeita, Kemaraya,
Anawai, Mandonga, Punggolaka
89
Pembinaan, dan
Pengawasan
Pengembangan air
minum 9. Pembangunan
Infrastruktur SPAM Berbasis Masyarakat
dan Sarana Air minum
bagi Masyarakat
berpenghasilan rendah
Kendari Barat, Kec. Kadia, Kec
Instalasi Air Bersih Kota Kendari
Pembangunan Sistem
Penyediaan Air
Minum
SPAM
Nanga-nanga
Peningkatan cakupan sistem penyediaan air Minum
Kec mandonga,
Kendari barat, Puwatu
SPAM Di Kawasan Kumuh /Nelayan ( Pemasangan Instalasi
Air Minum +
Pemasangan
Sambungan Rumah
(SR) Petoaha, Sodohoa, Sanua, Lalolara, Kambu, Mandonga, Korumba, Bende, Manggadua, Kasilampe, Kendari Caddi, Dapudapura, Jati Mekar, Kandai, Labibia, Lalodati, Mokoau, Sambuli, Tondonggeu, Purirarno, Mata, Watubangga, Anawai
Penambahan
Kapasitas Pengolahan
Air Minum IPA