• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTAKARYA - DOCRPIJM 7d432a432b BAB IIIBAB III. ARAHAN KEBIJAKAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTAKARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTAKARYA - DOCRPIJM 7d432a432b BAB IIIBAB III. ARAHAN KEBIJAKAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTAKARYA"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTAKARYA

3.1. Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta

Karya adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan

bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,

pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan

serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, proses

perencanaan perlu diselenggarakan dengan mengacu kepada amanat

perundangan (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan

Presiden), baik spasial maupun sektoral. Selain itu, perencanaan

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya juga memperhatikan

kondisi eksisting, isu strategis, serta potensi daerah.

Dalam pelaksanaan pembangunan Infrastruktur keciptakayaan,

Ditjen cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu

membangun sistem, memfasilitasi pemerintah daerah provinsi, kota

dan kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui

program-program pemberdayaan masyarakat. Untuk memahami strategi

pendekatan pembangunan bidang ciptakarya dapat disajikan pada

(2)

Pendekatan Strategi Pelaksanaan

Membangun Sistem 1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Skala

Regional (TPA Regional atau SPAM Regional)

2. Pembangunan Infrastruktur Permukiman pada

kawasan strategis (kawasan perbatasan, KSN, PKN, WPS) atau kawasan khusus (kawasan kumuh perkotaan, kawasan nelayan, kawasan rawan air/perbatasan/pulau terluar)

3. Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai alat sinergisasi seluruh sektor dalam menata kawasan

Fasilitasi Pemda 1. Pendampingan penyusunan NSPK daerah antara lain

Perda Bangunan Gedung, SK Kumuh, dsb.

2. Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan/Induk Sektoral seperti Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM), dan Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

3. Pembangunan Indrastruktur Permukiman Skala kawasan seperti fasilitasi PDAM, fasilitasi kota hijau dan kota pusaka, penanganan kumuh perkotaan, serta penataan bangunan dan lingkungan.

Pemberdayaan

Masyarakat

1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakt melalui kegiatan Pamsimas, Sanimas, dan P2KP.

2. Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat

(3)

pembangunan berdasarkan Perpres 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 dan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019

Mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres No. 2) Tahun 2015

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional bahwa sistem

perencanaan pembangunan nasional merupakan satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana

pembangunan dalam jagka panjang, jangka menengah dan tahunan. Salah

satu nrma strategi pembangunan nasional yang perlu diterapkan untuk

mendapatkan perhatian dalam hal pembangunan bidang keciptakaryaan

adalah segala aktivitas pembangunan yang dilakukan tidak boleh merusak,

menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem.

Mengacu pada sasaran utama serta analisis yang hendak dicapai serta

mempertimbangkan lingkungan strategis dan tantangan-tantangan yang

akan dihadapi bangsa Indonesia kedepan, maka arah kebijakan umum

pembangunan nasional 2015-2019 diantaranya adalah mempercepat

pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.

Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas

nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat

penyediaan infrastruktur perumahan dan kawasan permukiman (air minum

dan sanitasi) serta infrastruktur kelistrikan, menjamin ketahanan air,

pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan

mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan. Kesemuanya

dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran

kerjasama pemerintah-swasta.

Tujuan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya

merupakan penjabaran visi dan sasaran strategis yang hendak dicapai

dalam rangka mencapai sasaran nasional yang tertuang dalam RPJMN

2015-2019. Selain itu, tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan

penjabaran dari tujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

(4)

serta kualitas dan cakupan pelayanan yang produktif dan cerdas,

berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat,

menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta

berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai

masyarakat yang lebih sejahtera.”.

Berdasarkan arahan tersebut, tujuan Direktorat Jenderal Cipta

Karya 2015-2019 adalah penyelenggaraan dukungan layanan

infrastruktur dasar permukiman yang berkualitas dengan prinsip

“infrastruktur untuk semua” melalui pembangunan yang terpadu,

inklusif dan berkelanjutan.

3.1.2. Arahan Penataan Ruang

Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun

2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN) merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan

jangka panjang nasional; penyusunan rencana pembangunan jangka

menengah nasional; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan

ruang di wilayah nasional; mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan

keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi serta keserasian

antarsektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; penataan

ruang kawasan strategis nasional; dan penataan ruang wilayah provinsi dan

kabupaten/kota.

Uraian berikut ini akan menjelaskan tentang kebijakan dan strategi

penataan ruang wilayah nasional dengan mengacu pada Peraturan

Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional.

A. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional

1. Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan :

a. ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan

(5)

c. keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan

kabupaten/kota;

d. keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia;

e. keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional,

provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang

dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat

pemanfaatan ruang;

f. pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat;

g. keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah;

h. keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan

i. pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi

nasional.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut ditempuh kebijakan dan

strategi penataan ruang wilayah nasional yang meliputi kebijakan dan

strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang.

2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang

Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi peningkatan akses

pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang

merata dan berhierarki; serta peningkatan kualitas dan jangkauan

pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan

sumberdaya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional.

Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat

pertumbuhan ekonomi wilayah adalah sebagai berikut :

a. Menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan

perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan

(6)

terlayani oleh pusat pertumbuhan;

c. Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan

d. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih

kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di

sekitarnya.

Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan

prasarana adalah sebagai berikut :

a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan

keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut dan udara;

b. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di

kawasan terisolasi;

c. meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi

terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan

keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;

d. meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan

keterpaduan sistem jaringan sumberdaya air; dan

e. meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas

bumi, serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi

nasional yang optimal.

3. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional

Sistem Perkotaan Nasional

Sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW dan PKL. PKN,

PKW dan PKL dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan

metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang atau

kawasan perkotaan kecil. Selain sistem perkotaan nasional tersebut juga

dikembangkan PKSN untuk mendorong perkembangan kawasan

perbatasan negara. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan

perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional,

nasional, atau beberapa provinsi. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

(7)

(PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani

kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. Sedangkan

Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan

yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan

negara.

4. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara

Tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara

dirumuskan berdasarkan visi dan misi, rencana pembangunan daerah

serta karakteristik dan isu strategis tata ruang wilayah provinsi. Atas

dasar tersebut, maka rumusan tujuan penataan ruang wilayah Provinsi

Sulawesi Tenggara adalah untuk mewujudkan tatanan ruang wilayah

Provinsi Sulawesi Tenggara yang berbasis pada sektor pertanian dalam

arti luas, pertambangan serta kelautan dan perikanan terkait pariwisata

guna mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat dengan

mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh

wilayah provinsi serta menjaga kelestarian dan daya dukung lingkungan

hidup dalam rangka mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

Kebijakan yang ditempuh untuk mewujudkan penataan ruang wilayah

provinsi adalah :

a. menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan secara proporsional

melalui berbagai pertimbangan pengelolaan sumberdaya alam

secara berkelanjutan di sektor unggulan pertanian, pertambangan

serta kelautan dan perikanan;

b. meningkatkan aksesibilitas dan pengembangan pusat-pusat kegiatan

sektor terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal

melalui pengembangan struktur ruang secara terpadu;

c. menetapkan pola ruang secara proporsional untuk mendukung

pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, seimbang dan

(8)

unggulan dan pengembangan sosial ekonomi secara terintegrasi

dengan wilayah sekitar; dan

e. pengembangan sumberdaya manusia yang mampu mengelola sektor

unggulan secara profesional dan berkelanjutan.

Untuk mewujudkan penataan ruang wilayah provinsi

Sulawesi Tenggara tentu tidak terlepas dari dukungan penataan

ruang wilayah kabupaten/ kota yang ada. Kota Kendari sebagai

pusat Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara yang ditetapkan

sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah

(PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) tercantum dalam rencana

pengembangan sistem perkotaan. Adapun rencana pengembangan

sistem perkotaan dapat dlihat pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan di Kota Kendari,

Tahun 2016

No. Pusat

Kegiatan

Standar Infrastruktur

Minimal Lokasi Fungsi Utama

1 Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Transportasi : bandara pusat penyebaran sekunder, dan/atau pelabuhan nasional/utama tersier dan/atau terminal penumpang tipe A dan jalan nasional

Ekonomi: Pasar Induk Antar Wilayah, Perbankan Nasional dan/atau Internasional, Pusat Ekspor dan Impor Kesehatan: Rumah Sakit

Umum Tipe A

Pendidikan: Universitas/ Akademi

Kota Kendari • Pusat pemerintahan kota dan provinsi • Pintu primer

transportasi udara regional-nasional • Pusat transportasi

laut (umum) regional-nasional • Pusat transportasi

laut barang kontainer regional-nasional

• Pusat transportasi laut (fery) regional • Pusat jasa

transportasi darat regional – nasional • Pusat jasa

(9)

• Pusat jasa pendidikan tinggi regional-nasional • Pusat jasa keuangan

regional-nasional • Pusat koleksi dan

distribusi perdagangan regional-nasional • Pusat jasa

kesehatan regional – nasional

Kota Bau-bau

• Pusat pemerintahan kota

• Pintu sekunder transportasi udara regional-nasional • Pusat transportasi

laut (umum) regional-nasional • Pusat transportasi laut (fery) regional - nasional

• Pusat jasa transportasi darat regional – nasional • Pusat jasa

pariwisata regional-nasional

• Pusat jasa pendidikan tinggi regional-nasional • Pusat jasa keuangan

regional-nasional • Pusat koleksi dan

distribusi perdagangan regional-nasional • Pusat jasa

(10)

• Pusat distribusi

§ Transportasi: bandara pusat penyebaran tipe B, jalan nasional, jalan provinsi

§ Ekonomi: pasar induk regional, perbankan regional dan/atau nasional, pusat ekspor dan impor

§ Kesehatan: Rumah Sakit Umum Tipe B § Pendidikan: Perguruan

Tinggi D3

Unaaha § Pusat

pemerintahan kabupaten

§ Pusat jasa transportasi darat regional – nasional § Pusat jasa pariwisata regional § Pusat jasa pendidikan tinggi regional-nasional distribusi komoditi pertanian tanaman pangan,

perkebunan dan perikanan

§ Pusat jasa kesehatan regional

Lasolo § Pusat pelayanan pemerintahan kecamatan

§ Pusat jasa transportasi darat regional – nasional § Pusat jasa pariwisata regional - nasional

(11)

pendidikan tinggi regional

§ Pusat jasa keuangan regional-nasional

§ Pusat koleksi dan distribusi

perdagangan regional

§ Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian,

perkebunan dan perikanan

§ Pusat jasa kesehatan regional

Raha § Pusat

pemerintahan kabupaten

§ Pintu sekunder transportasi udara regional-nasional § Pusat transportasi

laut (umum) regional - nasional § Pusat jasa transportasi darat regional

§ Pusat transportasi laut (fery) regional § Pusat jasa pariwisata regional § Pusat jasa pendidikan tinggi regional-nasional § Pusat jasa

keuangan regional-nasional

§ Pusat koleksi dan distribusi

perdagangan regional

(12)

perkebunan dan perikanan

§ Pusat jasa kesehatan regional

Kolaka § Pusat

pemerintahan kabupaten

§ Pusat Kawasan Industri

Pertambangan § Pintu sekunder

transportasi udara regional-nasional § Pusat transportasi

laut (umum) regional - nasional § Pusat jasa transportasi darat regional

§ Pusat transportasi laut (fery) regional § Pusat jasa pariwisata regional § Pusat jasa pendidikan tinggi regional-nasional § Pusat jasa

keuangan regional-nasional

§ Pusat koleksi dan distribusi

perdagangan regional

§ Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian,

perkebunan dan perikanan

§ Pusat jasa kesehatan regional

Pasarwajo § Pusat

pemerintahan kabupaten

(13)

(fery) regional Pusat jasa transportasi

darat regional Pusat jasa pariwisata

regional

Pusat jasa pendidikan tinggi regional Pusat jasa keuangan

regional-nasional Pusat koleksi dan

distribusi perdagangan regional Pusat koleksi dan

distribusi komoditi pertanian,

perkebunan dan perikanan Pusat jasa kesehatan

regional

Wangi-wangi § Pusat

pemerintahan kabupaten

Pintu sekunder transportasi udara regional-nasional Pusat transportasi laut

(umum) regional-nasional

Pusat transportasi laut (fery) regional Pusat jasa transportasi

darat regional Pusat jasa pariwisata

regional – nasional - internasional Pusat jasa pendidikan

tinggi regional-nasional - internasional Pusat jasa keuangan

regional-nasional Pusat koleksi dan

(14)

distribusi komoditi

Pusat jasa transportasi darat regional Pusat jasa keuangan distribusi komoditi perkebunan, perikanan dan kehutanan

§ Transportasi : terminal penumpang tipe C, jalan provinsi, jalan kabupaten

§ Ekonomi : pasar, perbankan regional dan/atau nasional § Kesehatan : Rumah

Pusat transportasi laut (umum) regional-nasional

Pusat transportasi laut (fery) regional - nasional

Pusat jasa transportasi darat regional – nasional

Pusat jasa pariwisata regional

Pusat jasa pendidikan tinggi regional Pusat jasa keuangan

regional-nasional Pusat koleksi dan

(15)

Pusat koleksi dan distribusi komoditi perkebunan dan perikanan

Pusat jasa kesehatan

Andoolo § Pusat

pemerintahan kabupaten

Pusat pelayanan umum lokal

Pusat jasa dan perdagangan lokal Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian,

perkebunan, peternakan dan perikanan

Torobulu § Pusat

pemerintahan kecamatan

Pusat kawasan industri

pertambangan Pusat transportasi laut

(umum) regional Pusat transportasi laut

(fery) regional Pusat jasa transportasi

darat regional - nasional

Pusat koleksi dan distribusi

perdagangan regional

Pusat pelayanan umum regional

Kasipute § Pusat

pemerintahan kabupaten

(16)

umum lokal Pusat jasa dan

perdagangan local Pusat koleksi dan

distribusi komoditi pertanian,

perkebunan, peternakan dan perikanan

Buranga § Pusat

pemerintahan kabupaten

Pusat jasa transportasi darat regional Pusat jasa pariwisata

regional

Pusat jasa pendidikan tinggi regional Pusat jasa keuangan

regional-nasional Pusat koleksi dan

distribusi perdagangan regional Pusat koleksi dan

distribusi komoditi perkebunan dan perikanan Pusat jasa kesehatan

regional

Kulisusu § Pusat

pemerintahan kecamatan Pusat pelayanan

umum lokal Pusat jasa dan

perdagangan lokal

Lakudo § Pusat

pemerintahan kecamatan

Pusat jasa transportasi darat regional Pusat pelayanan

(17)

perdagangan lokal

Asera § Pusat

pemerintahan kecamatan Pusat kawasan

industri pertambangan Pusat transportasi laut

(umum) regional Pusat jasa transportasi

darat regional Pusat jasa pariwisata

regional

Pusat jasa pendidikan tinggi regional Pusat jasa keuangan

regional-nasional Pusat koleksi dan

distribusi perdagangan regional Pusat koleksi dan

distribusi komoditi pertanian,

perkebunan dan perikanan Pusat jasa kesehatan

regional

Wanggudu § Pusat

pemerintahan kabupaten

Pusat jasa transportasi darat regional Pusat pelayanan

umum lokal Pusat jasa dan

perdagangan lokal Pusat koleksi dan

(18)

A. Arahan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi

pembangunan 2015-2019 adalah terbatasnya ketersediaan

infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi.

Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan

untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang

tercantum dalam Nawacita seperti membangun Indonesia dari

pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas

rakyat dan daya saing ekonomi. Oleh karena itu, salah satu arahan

kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat

pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.

Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat

konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan

pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar

(perumahan, air bersih, sanitasi dan listrik). Adapun sasaran

pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan

perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya

kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian

layak yang disukung oleh prasarana, sarana utilitas yang

memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang

layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka

meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.

Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam

RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

a. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi

(19)

penduduk Indonesia;

c. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

d. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui

penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara

nasional;

e. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman

yang mendukung;

f. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air

limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100

persen pada tingkat kebutuhan dasar;

g. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung

termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.

B. Arahan Rencana Pengembangan Wilayah dan Indikasi Program di 35 WPS

Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya diarahkan

untuk mendukung pengembangan wilayah pada Wilayah

Pengembangan Strategis (WPS). WPS merupakan wilayah-wilayah

yang dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung

keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran

serta seluruh stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR

2015-2019 telah ditetapkan 35 WPS yang merepresentasikan

keseimbangan pembangunan antar wilayah dan mereflksikan amanat

NAWACITA yaitu pembangunan wilayah dimulai dari pinggiran dan

perwujudan konektivitas dan keberpihakan terhadap maritim. Untuk

lebih jelasnya peta wilaya pengembangan strategis kementerian PUPR

2015-2019 dapat dilihat pada 3.1 berikut.

(20)

Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019

Selanjutnya untuk pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat akan dilakukan secara terpadu melalui:

pertama, dengan pengembangan 16 Kawasan Srategis Pariwisata Nasional Prioritas (KSPNP) yang terdiri dari Pulau Sumatera (KSPNP Danau Toba dsk);

Pulau Jawa (KSPNP: Kep Seribu dsk, Kota Tua-Sunda Kelapa dsk, Borobudur

dsk, dan BromoTengger- Semeru dsk); Pulau Bali- Nusa Tenggara (KSPNP:

Kintamani-Danau Batur dsk, Menjangan- Pemuteran dsk, Kuta-Sanur-Nusa

Dua dsk, Rinjani dsk, Pulau Komodo dsk, dan Ende- Kelimutu dsk); Pulau

Kalimantan (KSPNP Tanjung Puting dsk); Pulau Sulawesi (KSPNP: Toraja dsk,

Bunaken dsk, dan Wakatobi dsk); dan Kepulauan Maluku (KSPNP Raja Ampat

dsk).

Kedua, diterpadukan dengan program pengembangan 22 Kawasan Industri Prioritas (KIP), yaitu Pulau Sumatera (KIP: Kuala Tanjung, Sei Mangkei, dan

Tanggamus); Pulau Jawa (KIP: Tangerang, Cikarang, Cibinong, Karawang,

(21)

dan Konawe); Kepulauan Maluku (KIP Buli /Halmahera Timur); dan Pulau Papua

(KIP Teluk Bintuni).

Ketiga, diterpadukan dengan program Pengembangan Perkotaan KSN, PKW dan PKSN/ Kota Perbatasan yang terdiri dari Pulau Sumatera (9 PKN, 58 PKW, 4

PKSN); Pulau Jawa-Bali (12 PKN, 35 PKW); Kepulauan Nusa Tenggara (2 PKN, 10

PKW, 3 PKSN); Pulau Kalimantan (5 PKN, 25 PKW, 10 PKSN); Pulau Sulawesi (5

PKN, 27 PKW, 2 PKSN); Kepulauan Maluku (2 PKN,11 PKW, 4 PKSN); dan Pulau

Papua (3 PKN, 11 PKW, 3 PKSN).

Keempat, diterpadukan dengan program pengembangan Tol Laut sebanyak 24 buah (pelabuhan hub dan pelabuhan feeder) yang meliputi

Pulau Sumatera (Malahayati, Belawan, Kuala Tanjung, Teluk Bayur, Panjang,

Batu Ampar, Jambi: Talang Duku, dan Palembang: Boom Bar); Pulau Jawa

(Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas); Pulau Kalimantan (Sampit,

Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan: Kariangau, dan Pontianak); Pulau Bali dan

Nusa Tenggara (Kupang); Pulau Sulawesi (Makasar, Pantoloan, Kendar dan

Bitung); Kepulauan Maluku (Ternate: A. Yani dan Ambon); dan Pulau Papua

(Sorong dan Jayapura). Untuk lebih jelasnya data 35 wilayah pengembangan

strategis (WPS) dapat disajikan pada Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3 Daftar 35 Kelompok Wilayah Pengembangan Strategis

Kelompok WPS WPS

WPS Pusat Pertumbuhan

Terpadu

Merak-Bakauheni-Bandar

Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api; Metro

Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru; Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang; Malang-Surabaya Bangkalan;

Yogyakarta-Solo-Semarang;

Balikpapan-Samarinda-WPS Pertumbuhan Terpadu Kemaritiman

(22)

Terpadu Kemaritiman

Jambi-Palembang-Bangka Belitung (Pangkal Pinang)

WPS Konektivitas

Keseimbangan

Pertumbuhan Terpadu

Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi; Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi

WPS Pusat Pertumbuhan

SedangBerkembang

Sibolga-Padang-Bengkulu;

Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang; Banjarmasin-

Batulicin-Palangkaraya;

Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas; Gorontalo- Bolaang

Mongondow;Palu-Banggai;

Sorong-Manokwari; Manokwari-Bintuni WPS Konektivitas dan Pusat

Pertumbuhan Wisata

Denpasar-Padang Bay

WPS Pusat Pertumbuhan

SedangBerkembang dan

Hinterland

Sabang-Banda Aceh-Langsa

WPS Pusat Pertumbuhan Baru, Hinterland dan Perbatasan

Jayapura-Merauke

WPS Pusat Pertumbuhan

Wisata dan Hinterland

Pulau Lombok

WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan

Kupang-Atambua

Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019

Salah satu isu strategis dalam pembangunan infrastruktur permukiman

adalah isu urbanisasi. Hal ini hal ini disebabkan dengan semakin besarnya jumlah

penduduk yang tinggal di perkotaan, maka dibutuhkan infrastruktur perkotaan

yang handal untuk menunjang kegiatan sosial ekonomi penduduk perkotaan.

Oleh karena itu, Ditjen Cipta Karya diberi mandat untuk turut berkontribusi

dalam pencapaian sasaran pembangunan perkotaan nasional sesuai RPJMN

2015-2019 sebagaimana ditampilkan pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Sasaran pembangunan Perkotaan Nasional RPJMN 2015 - 2019

No Pembangunan Sasaran 2019 Arahan Kebijakan

1 Pembangunan Kawasan

Metropolitan baru di luar Pulau Jawa – Bali

(23)

guna mempercepat pemerataan

pembangunan di luar Jawa

2 Peningkatan peran dan

fungsi sekaligus

perbaikan manajemen

pembangunan di

Kawasan Perkotaan

Metropolitan yang sudah ada

7 Kawasan

Perkotaan Metropolitan yang sudah ada

Pusat kegiatan

berskala global guna meningkatkan daya saing dan kontribusi ekonomi

3 Optimalisasi kota

otonom berukuran

sedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa

diarahkan sebagai pusat pertumbuhan

ekonomi bagi

wilayah sekitarnya

serta menjadi

percontohan (best

practices)

perwujudan kota

berkelanjutan

metropolitan di luar Pulau Jawa – Bali yang diperuntukkan

bagi masyarakat

berpenghasilan menengah ke bawah

serta diarahkan

sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan

(24)

5 Memperkuat

pusat-pusat pertumbuhan

sebagai Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW) atau

Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

39 pusat

pertumbuhan diperkuat perannya

peningkatan

keterkaitan perkotaan

dan perdesaan

bertujuan

menghubungkan keterkaitan

fungsional antara pasar dan kawasan produksi.

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019

3.1.4. Arahan Rencana Pembangunan Daerah

Penyusunan Visi, misi, kebijakan dan program RPJMD Kota

Kendari disusun sebagai penjabaran dari visi dan misi pasangan Walikota

dan Wakil Walikota terpilih. Visi dan misi tersebut kemudian dijabarkan

dalam bentuk dokumen perencanaan dengan memperhatikan kondisi,

gambaran umum daerah serta kebijakan pengembangan pembangunan

Kota Kendari.

Penetapan visi dan misi RPJMD adalah untuk menjembatani harapan

yang ingin dicapai pada visi dan misi yang ditetapkan dalam Perda No. 10

Tahun 2001 dengan kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5

(lima) tahun masa jabatan Walikota dan Wakil Walikota terpilih.

Visi

Visi jangka panjang Kota Kendari, berdasarkan Peraturan Daerah

(PERDA) Kota Kendari Nomor 10 Tahun 2001 adalah “Mewujudkan Kota Kendari Tahun 2020 Sebagai Kota Dalam Taman yang Bertaqwa, Maju, Demokratis dan Sejahtera”, sedangkan Visi Walikota dan Wakil Walikota Kendari adalah “Terwujudnya Kota Kendari

Tahun 2017 sebagai Kota bersih dan Hijau yang Berakhlak, Maju, Demokratis dan Sejahtera”.

(25)

beberapa Misi yang dapat mendukung penjabaran visi tersebut. Misi

merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan

sasaran yang ingin dicapai. Adapun Misi Kota Kendari adalah sebagai

berikut:

a. Misi Lingkungan, Mempertahankan dan meningkatkan kualitas,

keseimbangan dan keserasian lingkungan kota yang indah sejuk sehat

dan lestari;

b. Misi Sosial Kemasyarakatan, mendukung penciptaan suasana

kehidupan masyarakat kota yang agamais, aman, rukun, damai dan

harmonis serta mendorong pemberdayaan lembaga kemasyarakatan

untuk semakin berperan dalam pembangunan kota;

c. Misi Pelayanan Prima, mengembangkan sistem pelayanan yang prima

bagi masyarakat secara adil, cepat, dan transparan, terjangkau (layak

harga), mandiri dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable);

d. Misi Perekonomian, mendorong pertumbuhan perekonomian kota

yang berbasis pada ekonomi kerakyatan serta menciptakan iklim yang

kondusif bagi pelaksanaan investasi sesuai potensi daerah.

e. Misi Profesionalisme Aparat, mengembangkan kualitas sumberdaya

aparat yang profesional, bermoral dan berdedikasi tinggi dalam

menjalankan tugas dan pelayanan.

f. Misi Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance), menciptakan

tatanan pemerintahan yang bersih, demokrasi, berwibawa dan

(26)

Strategi pembangunan daerah adalah pilihan-pilihan strategis yang

menjadi payung kebijakan dalam mengimplementasikan program kepala

daerah. Strategi pembangunan diperlukan agar setiap program dan kegiatan

dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Proses penentuan strategi

pembangunan dilakukan dengan menganalisis isu-isu pokok yang

berkembang secara sistematis, melalui identifikasi berbagai faktor-faktor

dalam lingkungan internal dan eksternal.

Analisis lingkungan ini menggunakan pendekatan SWOT analysis

(Strength, Weakness, Oppurtunity, Threat) yang mengidentifikasikan

Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang dimiliki/dialami

Pemerintah Kota Kendari.

Strategi pembangunan yang digunakan mengatasi permasalahan

pembangunan Kota Kendari selama tahun 2013-2017 untuk mencapai visi

dan misi adalah berpijak pada kerangka “3 – 4 – 5”.Kerangka “3 – 4 – 5”,

adalah suatu strategi pendekatan pembangunan yang komprehensif dan

berjenjang, dengan memfokuskan manusia sebagai pusat dan awal dari

orientasi pembangunan (3), kemudian dilanjutkan dengan pembangunan dan

pengembangan kelembagaan di tingkat lingkungan (4) dan selanjutnya

harapan sasaran di tingkat kota (5).

Untuk mengimplementasikan kerangka tersebut maka ditetapkan

beberapa strategi sebagai berikut:

a. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia

b. Strategi Pengembangan Kelembagaan Masyarakat

c. Strategi Pengembangan Sektor-Sektor Strategis

2. Arah dan Kebijakan serta Agenda Pembangunan

Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Kota Kendari, maka ditetapkan

beberapa kebijakan umum dan kebijakan khusus sebagai perencanaan

menengah yang diharapkan menjadi landasan bagi tahap pembangunan lima

(27)

atas, maka Arah Kebijakan Umum Pemerintah Kota Kendari Tahun

2013-2017 adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang

berkelanjutan (Environment).

b. Meningkatkan Fungsi Kota Kendari sebagai Kota Pelayanan Skala

Regional dan terpenuhinya tingkat kebutuhan masyarakat (Environment,

Employment, Engagement).

c. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat sesuai dengan Visi

Indonesia Sehat 2010 (Equity dan Engagement).

d. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah serta Pelestarian Nilai-Nilai Budaya (Ethic, Employment dan

Equity).

e. Meningkatkan Rasa Aman, Sikap Hidup yang tertib dan disiplin bagi

seluruh masyarakat (Ethic, Engagement).

f. Menegakkan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan yang baik (good

governance) dan Penegakkan Supremasi Hukum (Ethic, Equity dan

Engagement).

g. Meningkatkan Iklim Usaha yang kondisif dan adil bagi semua pelaku

usaha dalam mengembangkan perekonomian kota yang berbasis ekonomi

kerakyatan, pengentasan kemiskinan dan pengangguran (Environment,

Employment, Engagement dan Equity).

h. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur daerah (Ethic dan

Engagement).

Selain kebijakan umum, dalam RPJMD juga ditetapkan sejumlah kebijakan

khusus yang diarahkan untuk percepatan pembangunan Kota Kendari dalam

lima tahun kedepan. Kebijakan khusus tersebut dirangkum dalam sebuah

Program Unggulan Strategis, yang penjelasannya sebagai berikut:

a. Program Peningkatan Kualitas Moral, Akhlak, dan Disiplin.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1) Pengajian Eksekutif

(28)

4) Keluarga sakinah.

5) Intensifikasi Majelis Taklim

6) Karakter Building masyarakat

7) Pemberdayaan dan Peningkatan Kesejahteraan RT/RW/Imam

8) Mesjid/Pendeta

b. Program peningkatan sarana dan prasarana dasar perkotaan.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1) Lanjutan Pembangunan jalan lingkar luar (outer ring road).

2) Penuntasan Pembangunan Jembatan Talia-Bungkutoko

3) Penanganan Drainase Kota Secara Komprehensif dan Terintegrasi.

4) Pembangunan dan Pembukaan jaringan Jalan dan Jembatan Baru.

5) Penuntasan Pengaspalan Jalan Wilayah Kota

6) Pengaspalan Jalan Dalam Lingkungan Perumahan.

7) Optimalisasi Operasional PDAM Tirta Anoa Kendari.

8) Perbaikan dan Pemasangan Jaringan Distribusi dari Tempat

Penampungan ke Pelanggan.

c. Program peningkatan pengelolaan DAS dan Teluk Kendari.

1) Normalisasi Sungai dalam Wilayah Kota Kendari.

2) Lanjutan pembangunan jaringan irigasi di Kawasan Labibia dan

Amohalo.

d. Program pengelolaan sampah dan kebersihan.

1) Menjaga Kota Kendari tetap bersih secara konsisten

2) Optimalisasi program Bougenville City

e. Program penataan perumahan, permukiman, dan prasarana sosial dan

pendidikan

1) Implementasi dari Perda RTRW.

2) Pembangunan Kawasan Pemuda dan Olahraga yang Terintegrasi

3) Memfasilitasi Terwujudnya Sultra culture center (Pusat Budaya

Sulawesi Tenggara)

4) Peningkatan SDM Melalui Pelatihan dan Beasiswa Pendidikan

(29)

6) Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Pendidikan Tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK.

f. Program pembangunan Sarana dan Prasarana Perekonomian Kota

1) Penuntasan Pembangunan dan Perbaikan Pasar.

2) Optimalisasi Pemanfaatan Pasar Sentral Kota

3) Penyelesaian Pembangunan dan Pemanfaatan Pasar Wua-wua

4) Perbaikan Pasar baruga

5) Meningkatan/Perbaikan Pasar Anduonohu

6) Perbaikan Pasar Lapulu

7) Optimalisasi Pemanfaatan Kawasan PKL

8) Perluasan dan Optimalisasi Kawasan Kuliner Kendari Beach

g. Program kerjasama multipihak/multi stakeholders

1) Kemudahan Investasi Bagi Sektor Swasta, Seperti: Tax Holiday,

Memfasilitasi IMB bertahap.

2) Peningkatan kerjasama antar Sektor Swasta (Reinventing

Government) seperti perhotelan, Franchise, SPBU,Dll).

h. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat

1) Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis bagi Seluruh Masyarakat Kota

Kendari Melalui JAMKESDA.

2) Peningkatan Sarana, Prasarana dan Optimalisasi Operasional RSUD

Abunawas.

3) Peningkatan Sarana Prasarana dan Operasional Puskesmas

(Perwujudan Kota Kendari sebagai Kota Sehat.

4) Pelayanan Prima Bidang Kesehatan (PHBS, CITRA PELAYANAN

PRIMA).

5) Program KOTA SEHAT.

i. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan

1) Pengembangan BLUD menjadi Lembaga Keuangan Mikro

2) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Program Persaudaraan Madani

3) Intensifikasi Program PNPM-MP & Pengembangan P2MK Serta

(30)

5) Pemberian Raskin Gratis (Pada Kondisi Darurat)

6) Subsidi Pemasangan Daya Listrik Gratis bagi MBR

7) Sertifikasi Tanah Bagi MBR (Proda)

8) Subsidi Pemasangan Jaringan Air Bersih bagi MBR

9) IMB Gratis Untuk RSS Bagi MBR

10) Pelatihan dan Sertifikasi Keterampilan Tenaga Kerja (Tukang Kayu,

Bangunan, Home Industri, DLL)

11) Akte Kelahiran Gratis

12) Biaya Pemakaman Gratis bagi MBR.

j. Program Perwujudan GREEN CITY (Kota Ramah Lingkungan) dengan 8

Atributnya :

1) Green Planning and Design RTRW; Ruang Terbangun : Ruang

Terbuka (60 : 40)

2) Green Waste; 3R (Reuse, Reduce, Recycle) Menuju Konsep Zero

Waste (Pengolahan Sampah Terpadu, Tidak ada yang Terbuang).

3) Green Community; Kampung Hijau

4) Green Open Space; RTH (Mengatasi Masalah Banjir dan Kawasan

Kumuh melalui Penataan Kawasan Bantaran Sungai dan Rusunami)

5) Green Transportation; Orientasi Transportasi Publik, penggunaan

Transportasi Massal, Ramah Lingkungan, mendorong Penggunaan

Transportasi Bukan Kendaraan Bermotor, berjalan kaki, bersepeda

melalui konsep Invitation Planning.

6) Green Building; Green Wall & Green Roof

7) Green Water; Konsep Zero Run-Off (Semua air harus bisa

diresapkan kembali ke dalam tanah konsep ekodrainase artinya

setiap bangunan mempunyai sumur resapan, Bio Pori di ruang

terbuka.

8) Green Energy; Bahan Bakar Terbarukan (Pemanfaatan Gas Metan,

(31)

3.2.1. Rencana Kawasan Permukiman (RKP)

A. Visi dan Misi Pengembangan Kawasan Permukiman

Permukiman yang layak huni merupakan lingkungan tempat tinggal

sekaligus tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan

penghidupan. Hal ini menjadi urusan wajib pemerintah daerah untuk

dapat melaksanakan penyelenggaraan pengembangan permukiman.

Namun, fungsi dan peran Pemerintah Daerah tak bisa terlepas dari

fungsi dan peran Pemerintah Pusat dalam turbinwas sebagai fasilitator

dan motivator. Sinergi harmonis pemerintah pusat dan daerah mampu

mewujudkan misi pengembangan permukiman yang mendukung

pembangunan nasional. Untuk menjalankan fungsi dan peran penting

tersebut Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan

Umum menetapkan visi pengembangan kawasan permukiman yaitu:

“Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak,

produktif, berdaya saing dan berkelanjutan melalui penyediaan

infrastruktur yang andal dalam pengembangan permukiman,

pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan

penyehatan lingkungan permukiman serta penataan bangunan dan

lingkungan”

B. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten/Kota

Ditjen Cipta Karya menyelenggarakan kegiatan pengaturan,

pembinaan, pengawasan dan penyelenggaraan dalam pengembangan

kawasan permukiman yang dilaksanakan oleh Direktorat

Pengembangan Kawasan Permukiman. Adapun indikator kinerja

program adalah meningkatnya kontribusi penanganan kawasan

permukiman pada kawasan kumuh perkotaan, kawasan permukiman

perdesaan, kawasan permukiman khusus, dengan sasaran kegiatan dan

(32)

tersusunnya 10 NSPK bidang pengembangan kawasan permukiman

2. Pembinaan dan pengawasan pengembangan kawasan permukiman

dengan indikator terselenggaranya pembinaan dan pengawasan

pengembangan permukiman di 507 kabupaten/kota

3. Pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan dengan

indikator meningkatnya kualitas permukiman di 38.431 Ha daerah

perkotaan

4. Pembangunan dan pengembangan kawasan Khusus dengan

indikator meningkatnya kualitas permukiman di 3.0991 Ha

kawasan khusus

5. Pendampingan pemberdayaan masyarakat dengan indikator

terselenggaranya pendampingan masyarakat di 11.607 Kelurahan.

6. Fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan

pengembangan kota ayak huni dengan indikator terselenggaranya

fasilitasi di 18 kota, 12 kawasan perkotaan metropolitan dan 744

kota/kawasan perkotaan.

7. Peritisan inkubasi kota baru dengan indikator terselenggaranya

perintisan inkubasi d 10 kota baru.

Adapun pengelompokan kegiatan pengembangan kawasan

permukiman berdasarkan strategi pendekatan pembangunan bidang

Cipta Karya dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Sasaran Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman

Strategi Pendekatan Sasaran Kegiatan

Membangun Sistem Permukiman Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Permukiman di Perkotaan

Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Permukiman di Perdesaan

Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Permukiman di Kawasan

(33)

Fasilitasi Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota

Layanan pendukung kegiatan Pengaturan, Pembinaan Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengambangan Kawasan Permukiman

Pengaturan Pengembangan Kawasan

Permukiman

Pembinaan dan Pengawasan

Pengembangan Kawasan Permukiman

Perintisan Inkubasi Kota Baru

Memberdayakan Masyarakat Pendampingan Pemberdayaan

Masyaraakat

3.2.2. Rencana Penyediaan Air Minum (RISPAM) A. Rencana Sistem Pelayanan

Dalam mendukung pencapaian target dalam RPJMN 2015 –

2019 maka Ditjen Cipta Karya menyelenggarakan kegiatan

Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan penyelenggaraan sistem

Penyediaan Air minum yang dilaksanakan oleh Direktorat

Pengembangan Sistem Penyediaan Air minum. Adapun indikator

kinerja programnya adalah meningkatnya kontribusi pemenuhan

kebutuhan air minum bagi masyarakat yang terdiri dari peningkatan

sambungan rumah SPAM jaringan perpipaan dan peningkatan

cakupan SPAM bukan jaringan perpipaan.

Rencana kegiatan pengembangan SPAM tahun 2015-2019

dilaksanakan dengan memperoyeksikan pencapaian pengembangan

SPAM dengan sasaran kinerja yang terukur :

1. Pengembangan infrastruktur SPAM Regional dan SPAM di

Kawasan Perkotaan dengan indikator terbangunnya SPAM

regional dan pembangunan SPAM kawasan perkotaan

berkapasitas 27.479 L/d dan 2.729.750 SR;

2. pembangunan Infrastruktur SPAM dikawasan khusus dengan

indikator terbangunnya SPAM di kawasan kumuh, SPAM

(34)

dan 621.107 SR;

3. fasilitasi SPAM dikawasan perkotaan melalui bantuan program

dan pengembangan jaringan perpipaan dengan indikator 4.527

kawasan.

4. Fasilitasi SPAM di kawasan khusus melalui pengembangan

jaringan perpipaan dengan indikator 473 kawasan.

5. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan Pengembangan Air Minum

dengan indikator terselenggaranya pengaturan, pembinaan, dan

pengawasan pengembangan air minum.

Adapun pengelompokan kegiatan pengembangan SPAM berdasarkan strategi

pendekatan pembangunan bidang Cipta Karya dapat dilihat pada Tabel 3.6

Tabel 3.6 Sasaran Kegiatan Pengembangan SPAM

Sasaran Pendekatan Sasaran Kegiatan

Membangun Sistem

Permukiman

Pembangunan Infrastruktur SPAM Regional Pembangunan Infrastruktur SPAM IKK

Pembangunan SPAM Ibu Kota Pemekaran/ Perluasan

Pembangunan Infrastruktur SPAM di Kawasan Kumuh Perkotaan

Pembangunan infrastruktur SPAM di Kawasan Nelayan

Pembangunan Infrastruktur SPAM di Kawasan Rawan Air/Perbatasan/ Pulau terluar

Pengembangan Jaringan Perpipaan Air minum Fasilitasi Pemda Provinsi

/Kabupaten Kota

Fasilitasi PDAM

Fasilitasi UPTD / Nn – PDAM

Penyelenggaraan, Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan Pengembangan air minum di Kab./Kota

(35)

PDAM Kota Kendari Sebagai satu-satunya perusahaan jasa penyedia

layanan air bersih. PDAM Kota Kendari berusaha untuk selalu

meningkatkan pelayanan semaksimal mungkin. Saat ini cakupan

layanan PDAM sebesar 38%, tingkat pelayanan ini relatif kecil jika

dibandingkan perkembangan fasilitas dan pertumbuhan penduduk

yang ada. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), pelayanan

minimum untuk pemenuhan kebutuhan air bersih adalah 55-75 %.

Tingkat kepadatan penduduk yang tidak merata, membuat area

pelayanan PDAM Kota Kendari saat ini hanya dapat menjangkau

daerah-daerah tertentu saja. Di sisi lain topografi perbukitan

bergelombang rendah dengan kemiringan ke arah Teluk Kendari turut

mempengaruhi pendistribusian air pada area pelayanan.

Rencana Pengembangan SPAM PDAM Kota Kendari yang mendesak

saat ini adalah:

1. Pengembangan Daerah Layanan untuk Kecamatan Abeli yang

saat ini belum terlayani oleh PDAM kota kendari, Kecamatan

Poasia dengan kondisi eksisting yang terlayani baru sekitar 40 %,

dan pengembangan Jaringan Kecamatan Kambu yang bersumber

dari Unit Anggoeya dengan kapasitas air baku 40 liter/ dtk.

Kualitas air produksi yang semakin menurun menjadi keluhan

masyarakat, sehingga diperlukan pembangunan instalasi

pengolahan air dengan kapasitas 40 liter/detik

2. Pengembangan Daerah Layanan untuk Kecamatan Puwatu

dengan kondisi eksisting yang terlayani saat ini baru sekitar 25 %,

Kecamatan Kendari yang saat ini baru terlayani 20 % Melalui

Booster Kendari Beach dan pengembangan Layanan pada

kecamatan Kadia yang bersumber dari Unit Punggolaka/Pohara.

Rencana Pengembangan SPAM Kota Kendari Jangka Menengah

dan Jangka Panjang :

1. Pengembangan Daerah Layanan Kecamatan Puwatu,

(36)

Punggolaka/Pohara Melalui Booster Kendari Beach ditambah

Unit Gunung Jati, dengan meningkatkan Kapasitas produksi

menjadi 350 liter/detik

2. Pengembangan Daerah Layanan Untuk Kecamatan Abeli,

Kecamatan Poasia, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Baruga

yang berasal dari Unit Anggoeya.

Untuk lebih jelasnya rencana pengembangan SPAM di Kota Kendari dapat

disajikan pada Gambar 3.2.

Gambart 3.2 Peta Rencana Pengembangan SPAM di Kota Kendari, Tahun 2016

(37)

Tingkat kebocoran yang terjadi di PDAM Kota Kendari tergolong

tinggi. Penyebab utamanya disebabkan oleh oleh dua hal, yaitu

kebocoran teknis dan kebocoran non teknis. Kebocoran teknis

disebabkan oleh kerusakan pada pipa-pipa distribusi yang sudah tua

dan kerusakan pada sambungan aksesoris pipa. Sedangkan kebocoran

non teknis disebabkan oleh pencurian air yang dilakukan oleh pihak

yang tidak bertanggung jawab serta ketidakakuratan pencacatan meter

air pelanggan oleh petugas. Untuk memperbaiki tingkat kebocoran air

minum dilakukan beberapa rencana tindak.

Untuk lebih jelasnya data tentang tingkat kebocoran PDAM Kota

Kendari dapat disajikan pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7 Data Tingkat Kebocoran Air PDAM Kota Kendari Tahun 2014 hingga Juni 2016

NO TAHUN

JUMLAH M³ PENDISTRIBUSIAN AIR SUMBER

POHARA WANGGU

DISTRIBUSI TERCATAT HILANG (%) DISTRIBUSI TERCATAT HILANG (%)

1

2016

2.851.115 1.223.648 1.627.467 57.08 147.034 80.272 66.762 45,41

(s/d Juni)

2 2015 5.244.141 2.369696 2.874.445 54.81 303.571 160.902 142.67 47

3 2014 5.437.410 2.489.410 2.948.000 54,22 351.137 167.656 183481 52,25

Sumber: PDAM Kota Kendari, 2016

Selanjutnya untuk mengetahui penyebab kebocoran air PDAM Kota

Kendari, dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Data Penyebab Masalah Kebocoran Air PDAM Kota Kendari, Tahun 2016

NO PENYEBAB MASALAH RENCANA TINDAK

1. Meter induk dalam kondisi

rusak

1. Pengadaan/penggantian : • Water meter di intake Pohara

Ǿ 500 mm

• Meter induk Ǿ 300 mm

(Kendari Beach)

• Meter Induk Ǿ 250 mm

(Anggoeya)

(38)

3.

4.

jaringan berbentuk zona (Distrik Pelayanan)

Belum optimalnya sistim

penggantian meter pelanggan yang Bermasalah

Kebocoran pipa transmisi dari

intake Pohara hingga ke

booster Puwatu

beberapa lokasi perumahan

3. Penggantian water meter

pelanggan yang bermasalah sebanyak 7.500 unit

4. Pembenahan jaringan pipa

transmisi dari intake Pohara hingga ke Booster Puwatu

Sumber : PDAM Kota Kendari, 2016

3.2.3. Rencana Sanitasi Kota (SSK)

A. Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi

Dalam upaya mendukung pencapaaian target RPJMN 2015-2019,

maka Ditjen Cipta Karya menyelenggarakan kegiatan pengaturan,

Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan (Air

Limbah dan Drainase) serta Pengembangan persampahan yang

dilaksanakan oleh direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan

Permukiman yang menitik beratkan pada kontribusi pemenuhan akses

sanitasi bagi masyarakat yang terdiri dari pelayanan Air Limbah,

Pelayanan Persampahan, dan Pelayanan Drainase.

Pengelompokan sasaran kegiatan Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman berdasarkan Strategi Pendekatan Pembangunan

Bidang Cipta Karya dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Sasaran Kegitan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Tahun 2016

Strategi Pendekatan Sasaran Kegiatan

Membangun Sistem Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat

Skala Kota

Infrstruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kawasan

(39)

Infrastruktur Tempat Pemprosesa Akhir

Infrtastruktur Fasilitas Pengolahan Akhir Sampah

Infrastruktru Drainase

Fasilitasi Pemda Provinsi

Kabupaten/Kota

Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Pembinaan dan Pengawasan

Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Memberdayakan Masyarakat Infrastruktur air Limbah Sistem Terpusat Skala Komunal

Infrastruktur TPST/3R

Sumber : Bappeda Kota Kendari, 2016

B. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sanitasi

Adapun tujuan, sasaran dan strategi Sanitasi Kota Kendari dapat disajikan

pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Data tentang Tujuan, Sasaran dan Strategi Sanitasi Kota Kendari

Tujuan Sasaran Strategi

Air limbah

Mengurangi resiko pencemaran akibat warga yang buang air besar sembarangan karena tidak memiliki jamban (di kawasan kepadatan <25 jw/ha)

Meningkatnya jumlah warga yang memiliki jamban sesuai dengan standar teknis

1. Penguatan

Kelembagaan dan peningkatan Kapasitas SDM dengan pelatihan, melalui dukungan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat

2. Penyusunan Perda yang mengatur Pengelolaan air Limbah domestik

3. Meningkatkan Akses Layanan Air Limbah (onsite individu dan komunal) melalui berbagai sumber Mengurangi resiko penyakit

akibat jamban yang tidak sehat

meningkatnya jumlah warga yang memiliki jamban sesuai dengan standar teknis

Mengurangi potensi pencemaran akibat jamban warga yang tidak

memiliki/tidak bermuara ke tangki septik (dikawasan

Meningkatnya jumlah warga yang memiliki tangki septik

(40)

memiliki kepadatan >50

jiwa/ha) 4. Memaksimalkan peran

aktif stakeholder (swasta, lembaga donor) dalam upaya meningkatkan kegiatan komunikasi dan

sosialisasi dalam Pengelolaan Air limbah Domestik

5. Meningkatkan alokasi pendanaan dalam rangka penanganan air limbah

Mencegah potensi

kontaminasi bakteri e coli pada tanah dan air tanah akibat penggunaan sistem onsite individual pada kepadatan penduduk >50 jiwa/ha pencemaran akibat jamban warga yang tidak

memiliki/tidak bermuara ke tangki septik (dikawasan pesisir) dengan teknologi yang tepat

Meningkatnya jumlah warga yang memiliki tangki septik

(dikawasan pesisir)

Mengurangi potensi pencemaran akibat warga masih membuang grey water (air buangan) ke badan tanah atau badan air tanpa pengolahan

Berkurangnya potensi pencemaran akibat warga masih

membuang grey water (air buangan) ke badan tanah atau badan air tanpa pengolahan Mengurangi potensi

pencemaran akibat tangki septik yang bocor/tidak sesuai standar teknis (dikawasan dengan kepadatan <25 jw/ha)

Berkurangnya potensi pencemaran akibat tangki septik yang bocor/tidak sesuai standar teknis (dikawasan dengan kepadatan <25 jw/ha) Meningkatkan jumlah

lumpur tinja yang terangkut ke iplt

Meningkatnya lumpur tinja yang terangkut dan terolah ke iplt Optimalnya fungsi IPLT

dalam pengolahan lumpur tinja

Terolahnya lumpur tinja di iplt sesuai dengan standar teknis

Persampahan

Meningkatkan kualitas dan kuantitas sdm di bidang pengelolaan persampahan

Meningkatnya sumber daya manusia yang berkompeten di bidang pengelolaan

persampahan

1. Penguatan

(41)

sampah rumah

tangga/domestik dengan meningkatkan pengolahan sampah pada sumbernya

pelaksanaan praktek 3r, (khususnya di wilayah kelurahan dengan kepadatan >50 jiwa/ha)

Persampahan melalui dukungan pemerintah provinsi dan

pemerintah pusat 2. Meningkatkan Akses

Layanan Persampahan komprehensif mulai dari TPS sampai TPA 4. Memaksimalkan peran

aktif stakeholder utamanya ibu rumah tangga dan kelompok pengelola

persampahan dalam upaya Meningkatkan kegiatan komunikasi dan sosialisasi dalam Pengelolaan

Persampahan Menghilangkan titik-titik

lokasi pembuangan sampah ilegal di permukiman

Terbebasnya seluruh wilayah permukiman dari titik-titik

pembuangan sampah ilegal di tahun 2017 Menyediakan armada

pengangkutan setempat yang mendukung 3r

Adanya pemisahan sampah pada armada pengangkutan setempat Mengintegrasikan

pembangunan tps dengan rute pengangkutan sampah

Terintegrasinya seluruh tps dengan rute

pengangkutan sampah Meningkatkan kapasitas tps

di beberapa titik

mengurangi luberan sampah

Tersedianya kapasitas tampung tps yang sesuai dengan produksi sampah

Mengoptimalkan proses pemisahan sampah pada tempat penampungan 1. Melakukan revitalisasi

fungsi TPST yang ada

1. Berfungsinya kembali TPST yang telah terbangun 2. Menambah sarana

pengolahan sampah terpadu tingkat kawasan

2. Adanya

pembangunan TPST baru di beberapa kawasan pengangkutan sampah yang mendukung 3r

Tersedianya layanan pengangkutan sampah yang mendukung 3R Meningkatkan standar upah

bagi tenaga pengangkut sampah sesuai standar ump

Meningkatnya standar upah bagi tenaga pengangkut sampah sesuai standar UMP Mengurangi pencemaran

lingkungan yang ditimbulkan oleh TPA

(42)

Menambah lokasi TPA untuk mewujudkan visi dan misi tpa kota kendari

Terpenuhinya

kebutuhan lokasi untuk mewujudkan visi dan misi TPA kota kendari

Drainase

Mewujudkan sistem drainase yang terencana, terintegrasi dan sesuai standar teknis mulai dari user interface hingga kepemrosesan akhir

Tersedianya kerangka/guideline yang jelas bagi perencanaan dan pembangunan drainase

1. Menyiapkan Perda Pengelolaan Drainase sosialisasi dalam Pengelolaan Drainase

4. Mengembangkan

perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi dan komprehensif Mewujudkan kebijakan

yang mengatur mengenai aturan umum, aturan teknis dan aturan pengelolaan drainase dari user interface hingga ke pemrosesan akhir

Tersedianya aturan baik itu aturan umum, aturan teknis dan aturan pengelolaan drainase

Meningkatkan kualitas dan kuantitas sdm di bidang perencanaan, pembangunan dan pengelolaan drainase

Meningkatnya sumber daya manusia yang berkompeten di bidang perencanaan,

pembangunan dan pengelolaan drainase Meningkatkan pengawasan,

sinkronisasi pembangunan drainase tersier di kawasan permukiman dengan

rencana induk drainase kota

Meningkatnya jumlah saluran drainase yang berfungsi dengan baik

Meningkatnya

Meningkatnya jaringan dan fungsi drainase sebagai pematus air hujan dan air limbah

Meningkatnya jaringan dan fungsi drainase sebagai pematus air hujan dan air limbah Menciptakan lingkungan

permukiman yang bersih sehat dan nyaman bebas genangan

Mengurangi area genangan

(43)

3.2.4. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) A. Program Tata Bangunan dan Lingkungan

Rencana Strategis Penataan Bangunan adalah menyelenggarakan

kegiatan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan penyelenggaraan dalam

pembinaan Penataan Bangunan yang dilaksanakan oleh Direktorat Bina

Penataan Bangunan. Untuk mencapai hal tersebut maka Ditjen Cipta

Karya menetapkan indikator sasaran kinerja sebagai berikut :

1. Layanan perkantoran dengan indikator jumlah bulan layanan

pendukung kegiatan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan

pelaksanaan bina penataan bangunan yang terselenggara selama 60

bula

2. Terwujudnya 744 kawasan tematik perkotaan yang terdiri dari :

- Terwujudnya 537 kawasan Ruang terbuka hijau (RTH)

- Terwujudnya Kebun Raya Prioritas

- Terwujudnya 45 revitalisasi kota pusaka

- Terwujudnya 150 penataan Kawasan Strategis

3. Tersusunya 250 RTBL sebagai dokumen induk penaaan kawasan

permukiman

4. Terwujudnya 32 Bangunan gedung negara yang berstatus bangunan

gedung hijau

5. Tersedianya 10 NSPK terkait penataan bangunan dan lingkungan

selama periode 2015 – 2019

6. Tercapainya seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki

perturan daerah Bangunan Gedung

7. Tercapainya 60% Bangunan Gedung yang telah memiliki IMB

8. Terwujudnya fasilitasi ruang terbuka Publik di 1200 kecamatan untuk

menonton film bertema Revolusi mental di Seluruh Indonesia

Adapun pengelompokan kegiatan bina Penataan Bangunan berdasarkan

strategi pendekatan pembangunan bidang cipta karya dapat disajikan pada Tabel

(44)

Membangun Sistem Permukiman Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Penyelenggaraan penataan Bangunan

Fasilitasi Pemda

Provinsi/Kabupaten/Kota

Fasilitasi pemenuhan SPP dan pengembangan Kota layak huni, kota Hijau dan Kota cerdas

Peraturan Penataan Bangunan Lingkungan

Pembinaan dan Pengawasan bangunan Gedung di Kab/Kota

Memberdayakan Masyarakat Ruang Terbuka Publik Percontohan

B. Rencana umum dan panduan rancangan

Konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan terkait

dengan konsep struktur ruang secara makro. Lokasi rencana pengembangan

kawasan salah satunya kawasan Kota Lama yang meliputi Kecamatan

Kendari Barat dan Kecamatan Kendari. Fungsi utama wilayah perencanaan

yaitu sebagai kawasan permukiman, perdagangan, jasa, dan pariwisata,

adapun Sub – sub pengembangan kawasan Kota Lama meliputi :

1. Spot 1 (Kel. Watu-watu – Kemaraya)

2. Spot 2 ( Kendari Beach)

3. Spot 3 (Kota Lama)

4. Spot 4 (Pantai Mayaria)

Untuk lebih jelasnya rencana pengembangan kawasan dan program

(45)

Tabel 3.11 Rencana Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya di Kota Kendari, Tahun 2016.

No. Konsep Pengembangan Arahan Pengembangan

Rencana Pengembangan

1. Dikembangkan menjadi kawasan pendidikan khusus/informal dan kawasan religious

Arahan

pengembangannya yaitu menata fungsi pendukung di mulut Main Enterance Mesjid Al-Alam dalam kawasan kendali

Rencana pengembangan yaitu sebagai tempat parkir, fungsi pengembangan

islamiyah/muamalah dan zona pintu masuk kawasan mesjid terapung sekaligus berperan sebagai pengarah yang memperkuat keberadaan mesjid terapung

2. Dikembangkan menjadi Waterfront City Base Contextual Approach dengan fungsi kawasan jasa dan perhotelan

Arahan menjadi kawasan fungsi jasa dan perhotelan yang memungkinkan dijadikan sebagai Plaza Kota untuk menampung berbagai kegiatan seperti pementasan/pagelaran Festival Market Place.

Rencana sebagai kawasan Waterfront Kendari Beach dan mengatur pola lalulintas sehingga menimbulkan konflik penataan ruang pada kegiatan – kegiatan yang bersifat seremonial

3. Dikembangkan menjadi kawasan wisata belanja, Tourism Zone berbasis Cultural Local yang menandai awal perkembangan Kota Kendari

Memaksimalkan fungsi pelabuhan perikanan (Pelabuhan Tradisional

Phinisi) dan

mengembangkan fungsi komersil yang berskala kecil tetapi berbasis pariwisata

Rencana pengembangan yaitu melakukan penataan ulang kawasan

dalam rangka

mengakomodasi kebutuhan pengembangan

Jembatan Bahteramas ke bagian teluk

4. Diarahkan sebagai kawasan rekreasi umum dan khusus dan mengakomodasi

kegiatan wisata yang bersifat private (Resort Hotel, Cottage, Viewing Gallery, Kegiatan seminar terbatas dan kegiatan lain yang bersifat privasi)

Memaksimalkan

pemanfaatan zona rekreasi pantai untuk dikembangkan menjadi fungsi-fungsi pendukung

(46)

88

 

berisikan rangkuman dari uraian masing - masing sektor ke dalam satu Tabel

3.12 berikut.

Tabel 3.12 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya, Tahun 2016

NO PRODUK

2. Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Permukiman di Kawasan Kumuh perkotaan

3. Layanan pendukung kegiatan Pengaturan, Pembinaan

Pengawasan, dan

Pelaksanaan

Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan

Kec Kendari, Kec Kendari Barat, Kec. Kadia, Kec

Penanganan Kawasan

Kumuh Perkotaan

NUSSP-2

Kota Kendari

2. Rencana Penyediaan Air Minum

Ada 1. Pembangunan Intake

dan WTP Baru guna memenuhi kebutuhan air masyarakat 2. Optimalisasi Intake

dan WTP yang telah ada

3. Pembangunan

Infrastruktur SPAM di Kawasan Kumuh Perkotaan

4. Pembangunan infrastruktur SPAM di Kawasan Nelayan 5. Pengembangan

Jaringan Perpipaan Air minum

6. Penurunan tingkat kebocoran

7. Fasilitasi PDAM 8. Penyelenggaraan,

Pengaturan,

Penyediaan Prasarana dan Sarana Air minum

bagi Masyarakat

berpenghasilan rendah

Puwatu, Poasia, Puday, Benuanirae, kasilampe,

Lahundape, Kendari Caddi, Bonggoeya, Dapudapura, Watu, Lalolara, Tobuha, Alolama,

Wawombalata, Labibia, Rahandouna, Matabubu, Lapulu, Petoaha,

Watulondo, Andounohu, Baruga, Tobimeita, Kemaraya,

Anawai, Mandonga, Punggolaka

(47)

89

 

Pembinaan, dan

Pengawasan

Pengembangan air

minum 9. Pembangunan

Infrastruktur SPAM Berbasis Masyarakat

dan Sarana Air minum

bagi Masyarakat

berpenghasilan rendah

Kendari Barat, Kec. Kadia, Kec

Instalasi Air Bersih Kota Kendari

Pembangunan Sistem

Penyediaan Air

Minum

SPAM

Nanga-nanga

Peningkatan cakupan sistem penyediaan air Minum

Kec mandonga,

Kendari barat, Puwatu

SPAM Di Kawasan Kumuh /Nelayan ( Pemasangan Instalasi

Air Minum +

Pemasangan

Sambungan Rumah

(SR) Petoaha, Sodohoa, Sanua, Lalolara, Kambu, Mandonga, Korumba, Bende, Manggadua, Kasilampe, Kendari Caddi, Dapudapura, Jati Mekar, Kandai, Labibia, Lalodati, Mokoau, Sambuli, Tondonggeu, Purirarno, Mata, Watubangga, Anawai

Penambahan

Kapasitas Pengolahan

Air Minum IPA

Gambar

Tabel 3.1 Pendekatan Pembangunan Bidang Cipta karya
Tabel 3.2  Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan di Kota Kendari,
Gambar 3.1 Peta Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR 2015-2019
Tabel 3.3 Daftar 35 Kelompok Wilayah Pengembangan Strategis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan.. data kepada pengumpul

Proses pembentukan biogas dilakukan secara anaerob, bakteri merombak bahan organik yang terdapat pada kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk organik, proses pelapukan

“Penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih yang saya lakukan adalah menyuruh siswa

Dalam penelitian ini, metode wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur.Metode wawancara ini digunakan untuk menggali data dari Kepala Sekolah, Guru Fiqih,

segala rahmat dan karunianya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Kontrol Diri dengan Intensitas Perilaku

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Aplikasi Metode

Simpulan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kadar kortisol pada kedua kelompok yang diberi obat analgetik ketorolak ataupun kelompok yang diberi

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN