BAB II
SEJARAH ISLAM
Sejarah telah mencatat bahwa semua agama baik agama samawi atau
agama wad’i disiarkan dan dikembangkan oleh para pembawanya yang disebut
utusan Tuhan dan oleh para pengikutnya. Mereka yakin bahwa kebenaran dari
Tuhan itu harus disampaikan kepada umat manusia untuk menjadi pedoman
hidup. Para penyebar agama banyak yang menempuh perjalanan jarak jauh dari
tempat kelahirannya sendiri demi untuk menyampaika ajarannya. Misalnya Nabi
Ibrahim berhijrah dari Babylonia menuju Palestina, Mesir dan Makkah. Nabi
Musa pergi dan kembali lagi dari Mesir ke Palestina, Nabi Isa hijrah dari Bait
Lahm ke Yerusalem, dan Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah. Para
pemeluk agama menyebarkannya lagi ke tempat-tempat yang lebih jauh secara
langsung atau secara beranting (estafet), sehingga agama-agama sekarang telah
tersebar ke seluruh pelosok dunia.
Diantara agama-agama besar di dunia adalah Yahudi, Nasrani, Islam,
Hindu dan Budha, tetapi yang paling luas dan paling banyak pengikutnya ialah
Nasrani dan Islam. Hal tersebut tentu berhubungan dengan usaha penyiarannya
oleh para pemeluknya.
Usaha penyiaran agama pasti menghadapi rintangan, hambatan, gangguan
bahkan ancaman yang berat. Itulah sebabnya maka kadang-kadang penyiaran
suatu agama berjalan dengan lancar, kadang tersendat-sendat dan
Pengembangan dan penyiaran agama Islam termasuk yang paling dinamis
dan cepat dibandingkan dengan agama-agama lainnya.11
Pengertian Islam
Hal itu diukur dengan
dengan kurun waktu yang sebanding dan dengan situasi dan kondisi, alat
komunikasi dan transportasi yang sepadan. Catatan sejarah telah membuktikan
bahwa Islam dalam waktu 23 tahun dari kelahirannya sudah menjadi tuan di
negrinya sendiri, yaitu jazirah Arabia. Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab,
Islam masuk secara potensial di Syam Palestina, Mesir dan Iraq. Pada zaman
Usman bin Affan, Islam telah masuk di negri-negri bagian Timur sampai ke
Tiongkok dibawa oleh para pedagang zaman dinasti Tang. Kesimpulannya ialah,
Islam telah tersebar jauh sampai ke Tiongkok, ke Afrika bagian Utara, ke Asia
Kecil dan ke Asia bagian Utara (Lembah Sungai Everat dan Tigris). Sedangkan
agama-agama lain memerlukan beberapa abad untuk dapat menyeber ke luar
negrinya dalam jarak yang jauh dan daerah yang luas atau untuk menjadi tuan di
negrinya sendiri.
2.1 Pengertian Islam
Kata “Islam” berasal dari kata aslama artinya berserah diri. Ia tidak hanya
berarti kedamaian, keselamatan, berserah diri kepada Allah, tetapi juga berarti
berbuat kebajikan. Orang-orang yang mengakui agama Islam disebut Muslim
(Mahmudunnasir, 2005:3).
11
L. Storddard, Dunia Baru Islam, (The New World of Islam). Dalam Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam.
Sedangkan defenisi Islam, secara etimologi asal kata dari Aslama, kata
dasarnya adalah salima, yang berarti sejahtera. Dari kata ini terjadi kata
masdar selamat. Ada juga yang menganggap Islam itu salam yang berarti
sejahtera, selamat, damai dan seimbang.
Secara istilah, Islam adalah patuh dan berserah diri pada Allah. Dengan
patuh dan berserah diri pada Allah akan terwujud kehidupan damai dunia
akhirat.12
2.1.1 Sistem Kepercayaan
Ajaran yang utama di dalam Islam adalah beriman kepada Allah
Yang Mahakuasa, yang dengan kuat ditegakan oleh Nabi Muhammad
SAW sebagai penerima wahyu yaitu berupa Al-Qur’an. Dan karenanya
hal itu menjadi dasar bagi semua ajaran Islam.
Beriman kepada Allah merupakan ajaran yang paling pokok dan
paling mendasar. Hal ini dinyatakan di dalam kalimat yang pertama
yaitu ”Tidak ada Tuhan kecuali Allah”. Itulah jalan yang ditempuh
semua ajaran Islam. Umat Islam pada pokoknya diwajibkan
melaksanakan shalat lima kali setiap hari, dan dalam shalat mereka
selalu berkata kepada Tuhan mereka: “Kepada Engkaulah kami
menyembah, dan kepada Engkaulah kami minta pertolongan”.
12
Arti kalimat la ilaha illallah akan sangat membantu di dalam
memahami pengaruh yang baik dari idiologi tauhid, yaitu keesaan
Allah. Maulana Maududi menerangkan kalimat itu sebagai berikut:
Dalam bahasa Arab kata illah berarti “sesuatu yang disembah”,
yaitu suatu zat yang karena keagungan dan kekuatannya dianggap tepat
untuk disembah, dipuja dengan merendahkan dan menundukan diri.
Sesuatu atau zat yang memiliki kekuatan terlalu besar untuk dapat
dipahami oleh manusia juga disebut illah. Pengertian Illah mencakup
juga pemilikan kekuasaan yang tidak terbatas. Kata illah juga
mengandung pengertian kegaiban dan misteri, yaitu kata illah adalah
zat yang tak terlihat dan tidak teramati. Kata khuda dalam bahasa
Persa, deva dalam bahasa Hindi, dan God dalam bahasa Inggris, kurang
lebih mengandung makna yang sama. Bahasa-bahasa lainya di dunia
juga mengandung makna dan arti yang sama (baca dalam
Mahmudunnasir yang diterjemahkan oleh Adang affandi yang berjudul
“Islam Konsepsi dan Sejarahnya”, 2005:55-56).
Di pihak lain, kata Allah adalah nama diri yang pokok bagi Tuhan.
La Illaha Illallah secara harfiah berarti “tidak ada illah selain Zat Yang
Tunggal dan Agung yang dikenal dengan nama Allah”. Hal itu berarti
bahwa di seluruh alam semesta tidak ada zat yang patut disembah selain
Allah, bahwa hanya kepada Dialah kepala-kepala harus ditundukan
dalam pengabdian, bahwa hanya Dialah zat yang memiliki segala
kekuasaan, bahwa semua makhluk memerlukan karuniaNya, dan bahwa
dari indera kita, dan kecerdasan kita tidak mampu mengamati apa Dia
itu.
Ajaran yang terpenting dalam Islam adalah ajaran tauhid. Ajaran
ini yang menjadi dasar dari segala dasar yaitu pengakuan tentang
adanya Tuhan yang Maha Esa. Ajaran yang di bawa Nabi Muhammad
wajib di percaya oleh umat Islam. Hubungan manusia dengan manusia,
hubungan manusia dengan pencipta, akhir hidup manusia di surga
ataupun neraka, semuanya merupakan ajaran dari Islam. Di dalam Islam
juga tersimpul nilai ibadat seperti halnya shalat, puasa, zakat, dan haji
serta mengenal moral dan akhlak, yang kesemua itu merupakan aspek
penting dalam Islam.
Mengenai Tauhid, Maulana Maududi telah mengemukakan
pendapatnya di dalam bukunya, Towars Understanding Islam, bahwa
tauhid adalah konsepsi tertinggi dari ketuhanan, yang untuk
mengetahuinya Allah telah mengutus kepada umat manusia
nabi-nabinya disegala zaman. Pengetahuan inilah yang pada zaman
permulaan dibawa oleh Adam ke bumi, juga disampaikan kepada Nuh,
Ibrahim, Musa, dan Isa. Pengetahuan ini pulalah yang menyebabkan
Muhammad diutus kepada umat manusia (ibid).
Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad merupakan utusan Allah
yang terakhir, dan tidak ada nabi-nabi lain sesudahnya. Sebagai bukti
akan kepenutupan nabi itu terdapat dalam wahyu terakhir yang
“hari ini telah Aku sempurnakan agamamu bagimu, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kamu, dan telah Aku pilih bagi kamu suatu undang-undang kehidupan – al-Islam.”
“Muhammad bukanlah bapak seseorang diatara kamu, tetapi dia adalah rasul Allah dan penutup nabi-nabi.
Ringkasnya Islam memiliki Idiologi-idiologi sebagai berikut:
- Islam menekankan kepada kesaan Allah dalam zat-Nya dan
sifat-sifat-Nya. Di dalam Islam sekalipun Nabi Muhammad yang dianggap
sebagai manusia paling mulia sepanjang masa, dia tidak lain dari pada
manusia biasa pula dan menjadi hamba Tuhan.
- Ajaran-ajaran nabi terdahulu telah mencapai kesempurnaannya dalam
ajaran-ajaran Nabi Muhammad.
- Ajaran Nabi Muhammad itu telah diyakini merupakan ajaran yang
terpelihara (keasliannya) untuk petunjuk bagi manusia hingga akhir
dunia.
- Islam meyakini bahwa Nabi dikirim untuk menjadi pembimbing
seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
- Nabi Muhammad diutus sebagai Nabi terakhir.
2.1.2 Al-Qur’an Sebagai Kitab Suci
kepada
Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah
kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil
cetakan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada
bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya belia
Al-Qur'an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai
tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya
pada tulang, batu-batu dan dedaunan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama
dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan
lagi kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi
Al Qur'an tersebut. Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi
Al-Qur'an yang ada saat ini pertama kali dikompilasi pada masa
antara 650 hingga 656 M
duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam
pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu
dimusnahkan untuk keseragaman.13
Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat
perbedaan tergantung cara menghitung).
14
13
Al-Qaththan, Syaikh Manna’ Khalil. Mahabits Fi ‘Ulum Al-Qur’an (Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an), Pustaka Al-Kautsar, 2006, Jakarta. (dalam situs: Wikipedia.org)
Hampir semua Muslim
menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an,
14
Nasr, Seyyed Hossein (2007). “Qur’an” Encyclopedia Britannica Online.
mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur'an dikenal sebagai
(jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang,
dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur'an diseluruh
dunia. Di
membaca Al-Qur'an dengan tartil atau baik dan benar. Yang
membacakan disebut Qari (pria) atau Qariah (wanita).
Muslim juga percaya bahwa Al-Qur'an hanya
Hasil terjemahan dari Al-Qur'an ke berbagai bahasa tidak merupakan
Al-Qur'an itu sendiri. Oleh karena itu terjemahan hanya memiliki
kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur'an ataupun bentuk usaha
untuk mencari makna Al-Qur'an, tetapi bukan Al-Qur'an itu sendiri.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam
diwajibkan untuk beriman dan meyakini kebenaran kitab suci dan
firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'a
dan suhuf para nabi-nabi yang lain) melalui nabi dan rasul terdahulu
sebelum Muhammad.15
Umat Islam meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi
dan rasul utusan Allah sejak masa Adam adalah satu agama yang sama Umat Islam juga percaya bahwa selain
al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh
manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini
bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli
dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
15
dengan tauhid (satu Tuhan yang sama), dengan demikian tentu saja
Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni) yang
menjadikannya seoran16
Pandangan ini meletakkan Islam
bersama agam
mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an, penganut Yahudi
dan Kristen sering direferensikan sebagai
yang diberi kitab.
2.1.3 Praktek-praktek Islam
Islam telah memasukan kewajiban-kewajiban praktis tertentu ke
dalam ajaran-ajarannya. Diantaranya yaitu:
1. Shalat
Nilai shalat dianggap sebagai alat peningkatan moral dan
penyucian batin, seperti yang telah dinyatakan dalam Al-Qur’an.
“Bacalah apa yang telah diturunkan kepadamu dari al-kitab, dan dirikanlah shalat, karena itu mencegah perbuatan-perbuatan keji dan munkar, dan mengingati Allah benar-benar merupakan
Waktu-waktu shalat telah ditetapkan, dan terdapat lima
shalat yang dianggap wajib. Yaitu Shubuh, Dzuhur, Ashar,
Magrib, dan Isya.
2. Puasa
16
Puasa di dalam Islam mempunyai tujuan yang sah untuk
menahan nafsu-nafsu dengan pantangan untuk waktu yang
terbatas dan tertentu dari segala yang memuaskan indera-indera,
dan mengarahkan luapan nafsu hewani ke dalam saluran sehat.
Puasa ditetapkan bagi mereka yang mampu dan kuat. Bagi
orang-orang yang lemah, sakit, yang sedang berpergian, siswa
atau mahasiswa yang sibuk menuntut ilmu, tentara yang sedang
berjuang, dan kaum wanita yang sedang haid, puasa tidak
diizinkan. Namun dalam puasa bulan ramadhan, apabila terdapat
puasa-puasa yang tidak terlaksana akibat masalah tersebut diatas
wajib digantikan di hari yang lain sebanyak yang
ditinggalkannya, dan bagi mereka yang merasa sukar
melaksanakannya, dapat membayar fidyah.
3. Zakat
Menurut hukum Islam, setiap orang harus mengeluarkan
sebagian dari hartanya untuk membantu tetangga-tetangganya
yang miskin. Bagian ini biasanya 2 ½ persen dari nilai seluruh
barang. Akan tetapi, zakat itu harus dikeluarkan hanya apabila
kekayaan tersebut mencapai nilai tertentu dan telah dan telah
dimiliki seseorang selama satu tahun.
4. Ibadah Haji
Kata haji secara harfiah berarti “keinginan seseorang untuk
berbagai penjuru dunia ke Ka’bah di Mekkah dikenal dengan
sebutan haji. Haji wajib dilakukan bagi orang-orang yang
sanggup melakukan perjalanan kesana.
Kebudayaan Islam menganggap bahwa seni, sebagai nilai
tempat bergantungnya seluruh validitas Islam. Karena nilai seni
keindahan Al-Qur’an, merupakan Hujjah untuk kebenaran dari
Illahi.17 Dalam konteks pemikiran dan kebudayaan, seni Islam telah diakui sebagai bagian dari aktifitas religius.18Contoh saja, bacaan Shalawat Nabi, yang dilantunkan dengan berbagai
macam lagu, dimana hal tersebut sudah menjadi kebudayaan
religius dalam masyarakat. Oleh karena itu seni dianggap
sebagai salah satu pokok dari kebudayaan, yang merupakan
salah satu aspek dari agama Islam.
2.2 Sejarah Peradaban Islam di Timur Tengah
Sebelum membahas sejarah Islam terlebih dahulu perlu disinggung kondisi
sosial bangsa Arab sebelum kedatangan Islam. Hal ini untuk mengetahui latar
belakang sosial bangsa Arab ketika Islam datang, sehingga dengan mudah
memperbandingkan antara kondisi Arab sebelum dan sesuadah kedatangan
Islam.
17
Ismail Buah Faruqi, Islam Dan Kebudayaan, (Bandung : Mizan, 1984), hlm. 69 18
2.2.1 Zaman Sebelum Kedatangan Islam
Sebelum Islam datang wilayah sekitar semenanjung Arabia di latar
belakangi oleh dua imperium, Romawi Timur di sebelah Barat dan
imperium Persia di sebelah timur. Wilayah utama Romawi Timur
sangat luas meliputi Syiria, Palestina, Mesir, Turki, Asia kecil, dan
sebagian kecil Eropa.
Romawi Timur mengalami puncak kejayaannya setelah masa
Konstantin Agung (280-337 M), ketika dipengang oleh Yustinus
(483-565 M), Di masa ini wilayah terus diperluas; pertanian, perdagangan
dan perusahaan maju pesat. Namun karena keinginannya untuk
ekspansi , menjadikan imperium ini harus berhadapan dengan imperium
Persia, dimana peperangan terus terjadi. Pemerintahan yang kacau,
perbudakan tumbuh subur, dan peperangan dengan Persia tidak dapat ia
hindari, bahkan ketika Islam datang dan kuat, maka wilayahnya banyak
yang masuk ke dalam pemerintahan Islam hingga akhirnya runtuh.
Kristen merupakan salah satu agama besar yang dianut oleh
masyarakat imperium Romawi. Meskipun mendapat perlawanan dari
berbagai kaisar Romawi, namun masyarakat Kristen mulai
menampakan pengaruhnya terhadap Negara yang pada akhirnya agama
ini berkembang. Namun, ketika Islam yang baru lahir dan sempat
mulain berkembang di romawi, maka Kaisar Konstantin memberikan
pengakuan yang sah terhadap agama yang mulai banyak diminati oleh
Sementara itu imperium Persia di bagian timur mulai dikenal pada
226 M dengan kaisar Ardesir sebagai pendirinya. Ia mencoba
membangun militer yang kuat, dan melakukan ekspansi wilayah.
Shapur Agung memimpin (309-379) Persia paling lama dan berhasil
secara gemilang, namun ia terlibat peperangan dengan romawi. Kaisar
Parwiz (590) merupakan penguasa terakhir yang sejaman dengan
Heraclius di Imperium Bizantine. Kekuasaannya sangat absolute, ia
mencintai kekuasaan, kemewahan, kekayaan dan istrinya yang
beragama Kristen. Ia pernah merobek surat Nabi Muhammad yang
dikirim melalui utusannya dan mengusirnya. Pada masa Yazdigard III
(634-652) kekuasaan Persia baru dapat ditaklukan oleh pasukan Muslim
Arab.
Agama bangsa Persia adalah Zoroaster. Agama ini sangat
berpengaruh kepada peradaban dunia dari pada agama-agama kuno
lainnya. Ia bukan hanya agama bangsa Persia saja, tetapi juga
berpengaruh sebagian ajarannya kepada para pemeluk agama Yahudi
dan Nasrani. Namun tidak berpengaruh terhadap kaum Muslim, kecuali
sebagian terkecil dari para mu’allaf.
Hubungan antara Imperium Romawi (Bezantine) dengan imperium
Persia (sasania) adalah hubungan relativitas, peperangan demi
peperangan terus terjadi di kedua belah pihak. Hingga pasukan kalum
muslimin memasuki wilayah-wilayah di bawah kekuasaan kedua
Kondisi sosial politik internal wilayah Arabia di masa menjelang
kedatangan Islam pada dasarnya terpecah-pecah, tidak mengenal
kepemimpinan sentral ataupun persatuan. Kepemimpinan politik di sana
didasarkan pada suku-suku atau kabilah-kabilah guna mempertahankan
diri dari serangan suku-suku yang lain. Ikatan sosial dibuat berdasarkan
hubungan darah dan kepentingan mempertahankan diri.
2.2.1.1 Kondisi Sosial-Ekonomi
Kondisi alam Arabia gersang dan tandus karena terdiri dari
padang pasir dan batu-batuan. Terletak di bagian barat daya
Asia. Secara umum iklim di jazirah Arab amat panas, bahkan
termasuk yang paling panas dan paling kering di muka bumi.
Air merupakan kebutuhan primer yang sulit diperoleh secara
melimpah seperti sekarang. Karena itu, pertanian tidak
berkembang. Salah satu pencaharian yang mungkin pada saat itu
adalah beternak dan berdagang.
Gustave Le Bon menulis dalam bukunya The World of
Islamic Civilization (1974) bahwa orang-orang Arab pintar
berdagang. Sebelum orang-orang Eropa membuka jalur
perdagangan keluar, orang-orang Arab telah membuka jalur
perdagangan dengan India, Cina, Afrika, dan sebagian Eropa
seperti sekarang masuk wilayah Rusia, Swedia dan Denmark.
Bahkan setelah Islam menguasai Timur Tengah, perdaganga
melalui Cina dan India. Menurut beberapa teori, karena
memanfaatkan jalur dan media perdagangan ini. Bahkan,
masuknya Islam ke Indonesia diakui banyak kalangan
sejarahwan melalui para pedagang Gujarat di India, di samping
melalui cara-cara yang lain seperti pengajaran oleh para guru
sufi dari Arab secara langsung.19
2.2.1.2 Kondisi Sosial dan Moral
Memang pada dasarnya masyarakat Arab memiliki
sejumlah sifat-sifat positif dan kelebihan-kelebihan. Seperti sifat
dermawan, pemberani, setia, ramah sederhana, serta cinta
kebebesan, ingatannya kuat, dan pandai bersyair.
Kehidupan masyarakat Arab berpindah-pindah dari satu ke
lain tempat yang dianggap dapat memberikan kemudahan untuk
hidup. Kondisi alam seperti ini membuat mereka bersikap
sebagai pemberani dan bersikap keras dalam mempertahankan
prinsip dan kepercayaan.
Masa sebelum lahir Islam disebut jaman jahiliah. Kata
jahiliah berasal dari kata jahl, tetapi yang dimaksud disini bukan
jahl lawan dari ilm, melainkan lawan dari hilm, yaitu mereka
yang pada saat itu dianggap mengalami kemerosotan moral.
19
Struktur masyarakat menempatkan perempuan pada posisi
yang rendah, tidak diperbolehkan untuk tampil sebagaimana
laki-laki, karenanya mereka tidak mempunyai
keterampilan-keterampilan dalam sector public seperti memimpin peperangan
dan mencari nafkah. Hal ini membuat tradisi menanam anak
perempuan yang baru dilahirkan.
Struktur masyarakat Arab pra Islam juga mengikuti sistem
perbudakan sebagaimana itu telah menjadi tradisi kuat
bangsa-bangsa seluruh dunia saat itu termasuk Yunani yang terkenal
sistem perbudakannya itu. Sistem perbudakan berlaku dan
berkembang di kalangan bangsa Arab. Mereka dipekerjakan
dengan sekehendak majikan, dan diperjual belikan serta ditukar
dengan barang sebagai layaknya pedagang melakukan transaksi
jual beli secara barter.
Selanjutnya, struktur sosial membedakan kelas papan atas
dari kaum bangsawan dengan kelas papan bawah dari rakyat
jelata. Diantara dua kelas ini terjadi perbedaan yang sangat
tajam sehingga melahirkan jarak dan kerawanan sosial.
2.2.1.3 Kondisi Sosial-budaya
Salah satu kelebihan bangsa Arab adalah terletak pada
bahasanya. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa rumpun
yang paling sempurna dan mampu bertahan dari seleksi alam
sangat pesat karenanya. Sehingga, Philip K. Hitti dalam
bukunya A History of the Arabs memberika penilaian, bahwa
keberhasilan penyebaran Islam di antaranya didukung oleh
keluasan bahasa Arab, khususnya bahasa Arab Al-Qur’an (Hitti,
1973).
2.2.1.4 Sistem Kepercayaan dan Agama
Bangsa Arab pra Islam percaya dan mewarisi mitos-mitos
dari nenek moyang yang bertumpu pada sistem kepercayaan
watsaniyah (paganisme)20. Seperti kepercayaan terhadap dewa, hantu, roh jahat, azimat, tuah, dan lain sebagainya, di mana hal
ini sering disinyalir oleh Al-Qur’an sebagai kemusyrikan21
Mayoritas bangsa Arab pra Islam menyembah berhala
kecuali para penganut Yahudi dan Nasrani yang jumlahnya
kecil. Selain itu mereka menyembah matahari, bintang dan
angin. Bahkan terkadang ada yang menyembah batu-batu kecil
dan pohon-pohon keramat. Mereka mempunyai berhala-berhala
sesembahan, dan yang paling besar lagi terkenal adalah Lata,
Mana, ‘Uzza dan Hubal. Disekeliling ka’bah terdapat sekitar yang
amat dilarang dalam Islam.
20
Paganisme adalah sebuah kepercayaan/praktik spiritual penyembahan terhadap pengikutnya disebut Pagan. Pagan pada zaman kuno percaya bahwa terdapat lebih dari satu dan untuk menyembahnya mereka menyembah patung, contoh dan lain-lain.
21
360 berhala yang setiap tahun mereka kunjungi untuk disembah
bersamaan dengan diselenggarakan pecan raya Ukadz.
Namun demikian, di sisi lain terdapat sejumlah orang dari
kalangan Yahudi dan Nasrani yang masih mempertahankan
ajaran-ajaran agamanya seperti ajaran tentang ke-Esaan Tuhan
(monotheisme).
2.2.2 Masa Awal Kedatangan Islam
2.2.2.1 Nabi Muhammad
Nabi Muhammad lahir dari kalangan bangsawan Quraisy.22
Muhammad saw dilahirkan sebagai yatim pada 12 Rabi’ul
Awal Tahun Gajah, bertepatan dengan 20 April 571. Ketika
berumur 40 tahun dia dianggkat menjadi Rasul dengan turunnya
wahyu pertama oleh Allah melalui malaikat Jibril yaitu Surat
al-Alaq ayat 1-5.
Ayahnya bernama Abdullah ibn al-Muthalib dan ibunya
bernama Aminah binti Wahab. Apabila silsilahnya ditarik ke
atas beliau samapai kepada Ismail as.
Dakwah beliau pertama kali kepada bangsa Quraisy di
Makkah adalah mengenalkannya Allah yang Maha Esa (tauhid).
22
Allah adalah pencipta alam semesta, pemberi kehidupan dan
penentu kematian, pemberi rizki, dll. Selanjutnya, mula-mula
misi itu disampaikan kepada keluarga terdekat secara
diam-diam, kemudian kepada masyarakat umum secara
terang-terangan setelah kondisi memungkinkan. Sebahagian kecil
masyarakat menerima dakwahnya, seperti Khadijah istri nabi,
Abu Bakar, dan Ali, karena mereka mengetahui kebenaran akan
kerasulan Muhammad itu melalui Kitab-kitab suci terdahulu.
Namun, sebagian banyak diantara mereka menolak dakawah
nabi tersebut, karena tauhid yag dibawakannya dianggap sangat
bertolak belakang dari kepercayaan dan agama-agama yan
selama ini mereka ikuti.
Penolakan demi penolakan atas dakwah Muhammad
dilakukan oleh kaum Quraisy hingga mereka menyakiti dan
menganiaya Muhammad serta orang-orang yag mengikutinya.
Beberapa strategi dakwah yang dilakukan Muhammad
ialah:
Pertama, nabi memperkenalkan tauhid kepada Allah
sebagai pondasi kehidupan dalam arti yang menyeluruh. Dalam
arti, setelah seseorang beriman kepada Allah, maka sekaligus
sikap keimanan tersebut diaplikasikan dalam bentuk kehidupan
sehari-hari dan perjuangan membela agama Allah. Maka,
bersedia berjuang mati-matian serta berkorban untuk
kepentingan dakwah.
Kedua, nabi menggunakan strategi pertahapan yang jelas.
Dimulai dari dakwah di lingkungan keluarga serta masyarakat
sekitar yang mempunyai potensi untuk dapat dipergunakan
dalam membantu dakwah. Seperti beliau mengajak Ali putra
pamannya, melibatkan Abu Bakar sebagai mertua, mengawini
Khadijah yang setia dan kaya, serta Umar pemimpin Quraisy
yang sangat disegani.
Ketiga, nabi mendayagunakan berbagai macam sumber
potensi manusia secara efektif. Sahabat yang mempunyai
kekayaan lebih seperti Khadijah, Abu Bakar dan Usman untuk
mendanai dakwah. Mereka yang mempunyai pengaruh besar di
kalangan Quraisy seperti Umar bin Khattab dan Hamzah yang
Muslim, menyiapkan diri untuk menjadi perisai Nabi dari
serangan-serangan musuh besarnya. Sebagai para sahabat yang
mempunyai kelebihan dalam bidang intelektualitas seperti Ali
bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud dan Zaid bin Tsabit
menjalankan misi dalam pengembangan ilmu-ilmu agama dan
lain sebagainya.
Selanjutnya setelah Muhammad telah hijrah ke madinah dan
menjalankan dakwahnya, telah terjadi beberapa peperangan,
Pertama, Perang Badar, terjadi setelah kurang lebih satu
tahun Nabi di Madinah. Peperangan terjadi antara Nabi dan
kaum Quraisy di Makkah. Peperangan ini akhirnya
dimenangkan oleh pihak Nabi.
Kedua, Perang Uhud, terjadi di tahun ke tiga Hijriah antara
pasuka nabi dan penduduk mekah, 70 pasukan Muslim gugur,
sedangkan penduduk mekah sebanyak 23 jiwa.
Ketiga, perang khadaq, Muslim diikuti 3000 pasukan
dengan 10.000 pasuka gabungan antara penduduk mekah,
suku-suku Badui sekitar Madinah, dan Yahudi dari Bani Nazir di
Madinah. Peperangan ini dimenangkan oleh pihak Muslim
berkat strategi berupa penggalian parit yang mengelilingi
wilayah kota.
Keempat, perang Khaibar, yaitu penaklukan tanah khaibar
oleh kaum Muslimin dengan 1600 pasukan untuk menyerbu
Yahudi di tanah itu secara tiba-tiba. Kelima, perang Mu’tah,
terjadi antara pasukan kaum Muslimin dengan pasukan Kristen
yang dipimpin oleh Surabhil di Mu’tah perbatasan kekuasaan
Romawi saat itu. Dan Nabi memerintahkan Khalid bin Walid
untuk memimpin penyerangan hingga akhirnya dapat
memenangkan pertempuran.
Kelima, penaklukan makkah, terjadi pada 1 januari 630 M.
berdamai, tetapi mereka menolak. Akhirnya Nabi mengirimkan
sebanyak 10.000 pasukan dari Madinah yang beliau pimpin
sendiri.
Nabi Muhammad wafat pada tahun 632, hampir semua suku
Arab telah bergabung dan masuk Islam tanpa paksaan. Dan
konflik yang sebelumnya terus terjadi di kalangan Arab telah
berakhir.
2.2.2.2 Kulafaur-Rasyidin
Pengganti Muhammad bukan nabi, tetapi harus
mengandalkan pandangan manusia yang ada pada dirinya.
Bagaimana mereka akan menjamin kalau umat Islam terus
mematuhi perintah-perintah Islam.
Empat khalifah pertama yang menggantikan Muhammad
adalah sahabat-sahabat terdekat Nabi dan memainkan peran
penting di Mekkah dan Madinah. Periode pemerintahan mereka
sama formatnya dengan masa Nabi sendiri.
Yang menjadi khalifah pertama pada saat itu ialah Abu
bakar yang dipilih berdasarkan suara terbanyak. Masa
pemerintahannya singkat (632-634) tetapi sangat penting.
Terutama dalam berperang melawat riddah (kemurtadan) ketika
beberapa suku mencoba melepaskan diri dari umat dan
menegaskan lagi kemerdekaan mereka. Pemberontakan terjadi,
tertarik dengan agama Muhammad. Beberapa kepala suku
menganggap perjanjian mereka hanya berlaku dengan
Muhammad dan tidak dengan penerusnya, sehingga setelah
wafatnya, mereka bebas menyerbu suku-suku lain dalam Islam.
Abu Bakar memadamkan pemberontakan-pemberontakan
dengan kebijaksanaan dan pengampunan. Dia menangani
keluhan-keluhan pemberontak dengan baik, sehingga tidak akan
ada pembalasan bagi pemberontak yang kembali ke masyarakat.
Sebagian terpikat kembali ke Islam.
Khalifah yang kedua ialah Umar ibnu Khathab (634-644).
Di bawah kepemimpina Umar orang-orang Arab menyerbu Iraq,
Syiria, dan Mesir dan mencapai serangkaian kemenangan besar.
Mereka mengalahkan pasukan Persia dalam perang Qadisiyyah
(637), yang menyebabkan runtuhnya ibukota Persia Sanssanid di
Ctesiphon. Segera setelah pasukan mereka terkumpul,
orang-orang Muslim bisa menduduki Kekaisaran Persia secara
keseluruhan. Mereka mengahadapi pertahanan yang lebih kuat
di Kekaisaran Byzantium, dan tidak berhasil menaklukan
wilayah pusat kekuatan Byzantium di Anatolia. Namun, Muslim
menang di Perang Yarmuk (636) di palestina utara, menaklukan
Jerusalem pada tahun 638 dan menguasai seluruh Syiria,
Palestina, dan Mesir. Pada tahun 641, pasukan Muslim merebut
setelah perang Badar, orang-orang Arab telah menjadi penakluk
kerajaan lain yang lebih lemah. Ekspansi ini terus berlanjut.
Satu abad setelah nabi wafat, kerajaan Islam meluas dari
Pyrenees sampai Himalaya. Sementara sebelum datangnya
Islam, orang Arab adalah kelompok yang dipandag rendah;
tetapi hanya dalam waktu yang cukup singkat mereka telah
mengalahkan dua kerajaan dunia.
Telah sering kita dengar perkataan orang Barat yang
menganggap Islam sebagai kepercayaan yang kejam dan
militeristik yang dipaksakan pada orang-orang dengan ancaman
pedang. Sementara Umar sendiri tidak merasa mendapatkan
mandat dari Tuhan untuk menaklukan dunia. Tujuan Umar dan
para pejuangnya ialah menginginkan harta rampasan dan
melakukan kegiatan yang biasa mereka lakukuan untuk
mempertahankan kesatuan Islam.
Periode Umar berakhir ketika di ditikam di masjid Madinah
oleh seorang tawanan perang Persia yang mempunyai dendam
pribadi dengannya (644 M). dan kemudian Utsman ibnu Affan
dipilih sebagai khalifah ketiga oleh enam orang sahabat Nabi.
Karakternya lebih lemah daripada pendahulu-pendahulunya,
tetapi selama enam tahun kepemimpinannya, umat tetap hidup
sejahtera. Utsman memerintah dengan baik dan menaklukan
akhirnya mengusir mereka dari Mediterania timur dan di Afrika
Utara pasukan mencapai Tripoli yang sekarang menjadi Libya.
Di timur, pasukan Muslim merebut sebagian besar Armenia,
menyusup ke Kaukasus dan membangun kekuasaan Muslim
sampai di Sungai Oxus di Iran, Heart di Afganistan, dan Sind di
anak benua India.
Di balik kemengan-kemengan itu, para prajurit merasa
tidak puas. Mereka sudah mengalami perubahan besar-besaran.
Dalam waktu sekitar sepuluh tahun, mereka telah merubah
sistem ketentaraan menjadi tentara professional. Ustma
melarang kepada komandan dan keluarga-keluarga kaya Mekah
untuk membangun pemukiman pribadi di Negara-negara yang
baru ditaklukan, ini membuatnya tidak disenangi. Mereka
menuduhnya menganut nepotisme, misalnya ia telah menunjuk
Muawiyah, anak lelaki Abu Sufyan musuh lama Muhammad,
sebagai gubernur Syiria. Dia adalah seorang Muslim yang taat
dan ahli administrasi yang handal. Tetapi, pemilihan itu tamapak
salah di mata Muslim Madinah. Para pemimpin keagaamaan,
sangat marah saat utsaman bersikeras hanya ada satu versi kitab
suci yang boleh digunakan, dan memusnakan variasi-variasi
yang banyak. Orang yang tidak puas memihak Ali ibnu Thalib,
sepupu Nabi, yang sepertinya tidak menyetujui kebijaksanaan
Umar dan Utsman, dia mendukung hak prajurit melawan
Pada tahun 656, ketidakpuasan memuncak dalam
pemberontakan. Sekelompok prajurit Arab dari Fustat pulang ke
Madinah untuk menuntut hak mereka dan ketika ditolak, mereka
mengepung rumah sederhana Utsman, menyerbu masuk, dan
membunuhnya. Para pemberontak mengangkat Ali sebagai
Khalifah baru.
Ali tumbuh dalam rumah tangga Nabi dan diilhami ide-ide
yang dikembangkan Muhammad. Dia adalah prajurit terbaik dan
dia menulis surat-surat yang menyemangati para prajuritnya.
Walaupun dekat dengan Nabi, kepemimpinannya tidak diterima
semua orang. Ali didukung kaum Anshar madinah, dan
orang-orang Mekkah yang menolak kebangkitan Umayyah. Tetapi
pembunuhan Utsman, sebagaimana Ali sendiri, adalah menantu
Muhammad dan merupakan orang-orang pertama yang masuk
Islam, menjadi peristiwa yang mengejutkan dan menyebabkan
perang saudara selama lima tahun, yang dikenal sebagai fitnah,
periode ujian. hal itu disebabkan karena Ali tidak menghukum
pembunuh Utsman.
Ali berada di posisi sulit. Dia sendiri terguncang oleh
pembunuhan Utsman yang tidak bisa dimaafkan. Tetapi
pendukungnya bersikeras bahwa Utsman memang layak
dibunuh karena dia tidak memerintah dengan baik dan tidak
sesuai dengan cita-cita Al-Qur’an. Pemerintahan Ali juga tidak
Muawiyah meningkat di ibukota Damaskus. Utsman adalah
keluarganya, dan sebagai pimpinan baru keluarga Umayyah,
tugasnya sebagai kepala suku Arab untuk membalas kematian
Utsman.
Muawiyah terus memperoleh simpatisan, sementara banyak
warga Arab yang tetap netral. Sementara Ali mulai hilang
pendukungnya. Tentara Muawiyyah mengalahkan pertahanan
kepemimpinan Ali di Arab, dan pada tahun 661, Ali dibunuh
oleh Khawarij23
2.2.3 Masa Perkembangan Islam
. Orang-orang yang tetap setia pada tujuan Ali di
Kufah mengangkat anaknya, Hasan, sebagai pemimpin, tetapi
Hasan kemudia membuat perjanjian dengan Muawiyah dan
dengan pertimbangan keuangan, dia mundur dan menyerahkan
kekuasaanya kepada Muawiyah, sementara ia tinggal di
Madinah tanpa terlibat gerakan politik apapun sampai wafatnya
pada tahun 669.
2.2.3.1 Dinasti Umayah
Dalam literatur sejarah, Dinasti Umayah selalu dibedakan
menjadi dua: pertama, Dinasti Umayah yang didirikan oleh
Muawiyah Ibn Abi Sufyan yang berpusat di Damaskus (Syiria).
Fase ini berlangsung sekitar satu abad dan mengubah sistem
23
pemerintahan dari sistem khalifah kepada sistem kerajaan atau
monarki24
a) Peradaban Umayah di Syiria (661- 680)
; dan kedua, Dinasti Umayah di Andalusia (Iberia).
Dinasti Umayah di Syiria (Damaskus) berlangsung selama
91 tahun dengan jumlah khalifah 14 orang.25
Ekspansi wilayah oleh Bani Umayah dalam rangka
memperluas wilayah kekuasaan, dilakukan sebagai lanjutan dari
ekspansi yang dilakukan oleh para pemimpin Islam sebelumnya.
Muawiyah berhasil menaklukan Tunis, Khurasan sampai ke
sungai Oxus dan Afganistan sampai Kabul; dan angkatan laut
Muawiyah menyerang Konstantinopel (ibu kota Byzantium).
Ekspansi ini kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik.
Ia berhasil menunduka Balkh, Bukhara, Khawarizm, Fergana, Khalifah yang
dipandang memajukan umat Islam adalah Abd al-Malik dan
Umar Ibn Abd al-Aziz. Umat Islam ketika itu telah bersentuhan
dengan peradaban Persia dan Bizantium. Oleh karena itu,
Muawiyah juga bermaksud meniru cara suksesi kepemimpinan
yang ada di Persia dan Bizantium, yaitu monarki (kerajaan).
Akan tetapi, gelar pemimpin pusat tidak disebut raja, mereka
tetap menggunakan khalifah dengan makna konotatif yang
diperbaharui.
24
Siti Maryam, dkk. (ed), Sejarah Peradaban Islam dari Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta: 2003), hal. 79. 25
Samarkand, dan bahkan sampai ke India dengan menguasai
Balukhistan, Sind, dan daerah Punjab samapai Maltan.26
Selain itu, Walid Ibn al-Malik adalah khalifah yang berhasil
menundukan Maroko dan al-Jazair. Kemudian serangan juga
dilanjutkan ke Eropa atas pimpinan Thariq Ibn Jiyad. Tentara
Spanyol dapat dikalahkan oleh pasukan Thariq, oleh karena itu,
ibu kota spanyol, Kordova, dapat dikuasai. Setelah itu dikuasai
pula kota Seville, Elvira, dan Toledo. Pada zaman Umar Ibn
Abd al-Aziz, serangan dilakukan ke Prancis yang dipimpin oleh
Abd al-Rahman Ibn Abd Allah al-Gafiqi. Di Prancis umat Islam
berhasil menundukan Bordeau dan Poitiers, kemudian serangan
dilanjutkan untuk menundukan kota Tours. Namun al-Ghafiqi
mati terbunuh, akhirnya tentara Islam mundur dan kembali ke
Spanyol.27
Harun Nasution menjelaskan bahwa keberhasilan
penaklukan yang dilakukan oleh Dinasti Umayah membuat
wilayah Dinasti Umayah begitu luas sehingga mencakup
Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak,
sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, India, daerah yang
sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di
Asia Tengah.28
26
Ibid., h. 86-87. 27
Badri Yatim, h. 43-44 28
b) Umayah di Andalusia
Andalusia adalah nama bagi semenanjung Iberia pada zaman
kejayaan Umayah. Umat Islam mulai menaklukan semenanjung
Iberia pada zaman khalifah al-Walid Ibn Abd al-Malik (86-96
H/705-715).
Kemajuan Dinasti Umayah di Andalusia dicapai pada zaman
al-Munatshir, pengganti Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemajuan
Kordova ditandai dengan pembangunan kota satelit yang di
dalamnya terdapat gedung-gedung istana megah; istana yang
dikelilingi oleh taman di sebelah barat laut Cordova); mesjid
jami Kordova (786 M) yang hingga kini masih tegak.
Pada abad 9 Masehi, para pelajar Andalusia banyak yang
pergi ke Bagdad untuk belajar filsafat. Perkembangan filsafat
mendorong berkembangnya ilmu eksakta, antara lain
matematika. Ilmu pasti yang dikembangkan orang Arab
berpangkal dari buku India, yaitu Sinbad, yang diterjemankan ke
dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-Fazari pada tahun 771 M.
dengan penerjemahan buku ini, kemudian Nasawi (pakar
matematika) memperkenalkan angka-angka India (0,1,2 hingga
9;29
29
Nurcholish Madjid dkk, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Van Hoeve, 1994), h. 269.
sehingga angka-angka India di Eropa dikenal dengan Arabic
tumbuh-tumbuhan untuk kepentingan pengobatan sehingga
melahirkan ilmu apotek dan farmasi.
c) Kemunduran Umayah
Kemunduran Umayah di Spanyol ditandai dengan
perebutan kekuasaan secara internal dinasti. Khalifah seperti
Hisyam II (976 M) diangkat menjadi khalifah ketika berusia 10
tahun dianggap tidak pantas sehingga dipecat oleh pemuka
Umayah; dan setelah itu perebutan jabatan khalifah terjadi.
Selama 22 tahun setelah Hisyam II, terjadi 14 kali pergantian.
Sejak saat khalifah di Andalusia di hapuskan untuk selamanya,
karena tidak ada lagi orang yang layak untuk menjadi khalifah.
Kehancuran Dinasti Umayah dilanjutkan oleh Murabithun,
Muwahidin, dan Bani Ahmar. Ketika Spanyol dikendalikan oleh
Bani Ahmar yang saling memerangi antara satu dinasti kecil
dengan dengan dinasti kecil lainnya. Karena pertentangan
internal itu, tentara Kristen dengan mudahnya mengalahkan
Islam di Spanyol. Pada tahun 1499 M. Cardinal Ximenez de
Cisnores mengunjungi Granada dan diskusi dengan para hakim
dan ahli hukum di sana. Hasilnya adalah, pada tahun 1502 M,
atau keluar dari Spanyol.30
2.2.3.2 Peradaban Islam pada Zaman Dinasti Abasiah (750-1258 M) Setelah itu, umat Islam dapat
dikatakan tidak adala lagi.
Awal kekuasaan Dinasti Bani Abbas ditandai dengan
pembangkangan yang dilakukan oleh Dinasti Umayah di
Andalusia (Spanyol). Dari segi durasi, kekuasaan Dinasti Bani
Abbas termasuk lama, yaitu sekitar lima abad.
Abu al-Abbas al-Safah (750-754 M) adalah pendiri dinasti
Bani Abbas. Pada masa Abu Ja’far al-Manshur (754-775 M) ibu
kota dipindakhkan dari Damaskus ke Hasyimiyah, kemudian
dipindahkan lagi ke Bagdad. Pada zaman Harun al-Rasyid
(786-809) bagdad menjadi pusat persentuhan budaya dan ilmu
pengetahuan. Ia banyak memanfaatkan kekayaan Negara untuk
keperluan sosial: mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan
kedokteran dan lembaga pendidikan farmasi. Pada zaman Harun
al-Rasyid, umat Islam sudah memiliki 800 dokter. Ia juga
mendirikan perpustakaan, tempat penerjemahan, dan penelitian.
Pada masa kekhalifahan al-Mutawakkil pada tahun 874 M.
telah terdapat ulama seperti Ahmad Ibn Hanbal yang melahirkan
karya al-musnad dalam bidang hadis yang masih dapat dibaca
hingga saat ini. Studi hadits di zaman ini merupaka studi
30
lanjutan dari zaman Umayah. Ahmad Ibn Hanbal memiliki
beberapa murid yang mempelajari dan menekuni hadis; diantara
mereka ialah Imam Bukhari yang telah mengumpulkan hadis
dari berbagai daerah selama 16 tahun. Karya terbesarnya yang
dikenal dengan Shahih al-Bukhari. Ulama bidang hadis yang
sejaman dan saling berkomunikasi dengan Imam Bukhari adalah
Imam Muslim yang berhasil menyusun hadis dengan judul
Shahih Muslim.
Pada masa ini juga telah lahir ilmuan-ilmuan besar yang
juga melahirkan karya-karya besar. Diantara mereka adalah:
-Zakaria al-Razi (865-925)
Terkenal dengan Razhes (bahasa Latin). Beliau adalah ahli
kedokteran klinis, dan penerus Ibn Hayyan dalam
pengembangan ilmu kimia. Ia melakukan penelitian empiris
dengan menggunakan peralatan yang lebih caggih dibanding
dengan kegiatan ilmiah sebelumnya. Bukunya merupakan buku
manual laboratorium kimia yang pertama.
-Al-Farabi (870-950)
Dikenal di Barat dengan nama Alpharabius adalah filosof yang
juga ahli dalam bidang logika, matematika, dan pengobatan.
Dalam bidang fisika, al-Farabi menulis kitab al-Musiqa;
kitab-kitab yang ditulisnya begitu banyak dan sebagian masih dapat
-Al-Biruni (973-1048)
Ia dijuluki sebagai Ahli Antropologi pertama (Bapak
Antropologi).31
Kemunduran Dinasti Abbasiyah
Argumentasinya adalah karena al-Biruni
merupakan observer patrisipan yang luas tentang masyarakat
“asing” dan berupaya mempelajari naskah primer dan
pembahasannya. Disamping itu ia juga ahli matematika,
astrinomi, dan sejarah. Ia menulis buku Kitab al-Hindi atau
Tahqiq al-Hindi (Investigasi atas India) yang kemudian
diterjemahkan dalam bahasa Jerman oleh E. Sachau pada tahun
1887.
Kemunduran Bani Abbas ditandai dengan adanya
pertikaian internal. Sebelum meninggal Harun al-Rasyid telah
menyiapkan dua anaknya yang diangkat menjadi putra mahkota
untuk menjadi khalifah: al-Amin dan al-Ma’mun. al-Amin
diberi hadiah berupa wilayah bagian barat; sedangkan
al-Ma’mun diberi hadiah berupa wilayah bagian timur. Setelah
Harun al-Rasyid wafat (809 M), al-Amin putra tertua tidak
bersedia membagi wilayahnya dengan al-Ma’mun, hingga
terjadi pertempuran dua bersaudara yang akhirnya dimenangkan
oleh al-Ma’mun. setelah itu al-Ma’mun berusaha menyatukan
kembali wilayah Dinasti Bani Abbas. Untuk keperluan itu ia
31
dikukung oleh Tahir panglima militer. Sebagai imbalan terhadap
Tahir di samping berkedudukan sebagai panglima tertinggi
tentara Bani Abbas diangkat oleh al-Ma’mun juga sebagai
gubernur Khurasan (820-822) dengan janji bahwa jabatan itu
dapat diwariskan oleh anak-anaknya. Akhirnya, ketergantungan
khalifah pada Tahir sangat tinggi yang membuat khalifah tidak
dapat mengendalikan tentara secara langsung.
Hingga kemudian Tahir mendirikan dinasti kecil, yang
kemudian diikuti oleh berbagai kalangan yang membentuk
dinasti-dinasti yang lain seperti dinasti Safari, Smani, Gaznawi,
Buwahi, Saljuk, Idrisi, Aghlabi, Thulun, Hamdani, Ikhsyid,
murabithun, muwahidun, Fatimiah, Ayubiyah, dan Mamalik.
Akhir dari dinasti Bani Abbas yang berkuasa sekitar lima
Abad di sibukan oleh konflik internal (mereka yang
dikendalikan oleh dinasti-dinasti bawahannya) dan menghadapi
perang salib dalam beberapa gelombang. Karena perhatian
terhadap perang salib yang begitu besar, kedatangan pasukan
Mongol ke Bagdad tidak terantisipasi.
Mangu membentuk dua pasukan untuk memperluas
wilayah: Kubai dan Hulagu. Kubai menaklukan Cina;
sedangkan Hulagu menaklukan kerajaan-kerajaan Islam.32
32
Hulagu menyerang Islam karena dua faktor: pertama, benci kepada Islam karena informasi dari isterinya yang beragama Kristen; dan kedua, ia sudah berjanji kepada raja Armenia aka menyerahkan Jerussalem kepada tentara salib apabila berhasil menaklukan Islam ketika raja itu berkunjung ke Mongol.
tahun 1256 H, Hulagu berhadapan dengan pasukan Hasyasyin
yang sulit dikalahkan. Ia meminta bantuan kepada khalifah
Abasiyah di Baghdad. Akan tetapi, khalifah Baghdad menolak.
Tanpa bantuan khalifah Bagdad, Hasyasyin pun akhirnya dapat
dikalahkan.
Setelah berhasil mengalahkan Hasyasyin, Hulagu meminta
agar khalifah menyerah, permintaan itu ditolak. Akhirnya
Hulagu menyerang Bagdad (1258 M) hingga Bani Abbas di
Bagdad berakhir; dan Hulagu kemudian mendirikan dinasti
Ilkhan.
2.3 Masuknya Islam ke Indonesia
Azyumardi Azra menginformaskan sejumlah teori tentang datangnya
Islam ke Asia Tenggara. Pertama, Pijnappel (sejarawan Universitas Leiden)
berpendapat bahwa Islam datang ke Nusantara berasal dari anak Benua India,
yaitu Gujarat dan Malabar. Pendapat ini didukung oleh Snouck Hurgronye.
Kedua, Moquette, sarjana Belanda lainnya, juga berpendapat bahwa Islam
datang ke Nusantara berasal dari Gujarat meskipun juga terdapat beberapa
pendapat lain yang mengatakan dari Arab.
Siti Maryam dkk. Menginformasikan pendapat tentang waktu datangnya
Islam. Pertama, sebagian ahli berpendapat bahwa Islam datang ke Asia
Tenggara pada abad pertama hijriah (abad ke-7 M); dan kedua, Islam masuk
Badri Yatim (1997:193) menginformasikan bahwa Islam disebarkan dan
dikembangkan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) dengan tiga tahap:
pertama, Islam di pelabuhan-pelabuhan Nusantara; kedua, terbentuknya
komunitas-komunitas Islam di beberapa kepulauan Nusantara; dan ketiga,
berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.
Azyumi Azra mengatakan bahwa perkembangan Islam di Asia Tenggara
mengalami tiga tahap: pertama, Islam disebarkan oleh para pedagang yang
berasal dari Arab, India, dan Persia di sekitar pelabuhan. Pada tahap ini, para
ulama yang merangkap sebagai pedagang memiliki peran besar dalam
penyebaran agama Islam. Di samping itu, penyebaran Islam tahap pertama ini
sangat diwarnai oleh aspek mistik Islam (tasauf). Tidak berarti syariat atau
fiqih diabaikan sama sekali. Tahap pertama ini berlangsung hingga Majapahit
runtuh (abad 15 M).
Kedua, sejak datang dan berkuasanya Belanda di Indonesia, Inggris di
semenanjung Malaya, dan Spanyol di Pilipina, sampai abad 19 M; dan tahap
liberalisasi kebijakan pemerintahan kolonial, terutama belanda di Indonesia.
Pada tahap ini, proses Islamisasi di Asia Tenggara sampai bentuknya seperti
sekarang ini.
Islamisasi di Asia Tenggara dimulai sejak dunia Islam melakukan
hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara. Meskipun masih
diperdebatkan, I’Tsing yang pernah berkunjung ke Sriwijaya Palembang (671
M) sudah menjalin hubungan dengan khalifah Mu’awiyah Ibn Abi Sufyan
menjelaskan bahwa jalinan hubungan tidak semata menyangkut bidang
perdagangan, tetapi juga bidang politik dan diplomatic.
K.N. Sofyan Hasan dan Warkum Sumitro (1994) menyederhanakan
perdebatan mengenai kedatangan Islam di Nusantara. Menurutnya, sejarawan
terbagi menjadi dua kelompok dalam menjelaskan asal-usul Islam di
Nusantara (termasuk Indonesia).
Pertama, Husin Jayadiningrat dan Cristien Snouck Hurhgronje (ahli
hukum dari Belanda) berpendapat bahwa Islam datang ke Nusantara pada
abad ke 13 yang dibawa oleh para da’i dan pedagang dari Persia melalui
India. Argumentasinya adalah: (a) kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah
Samudra Pasai di Aceh Utara (Lhoksmawe). Nama Samudra Pasai berasal
dari kata Persia; (b) mistik yang diajarkan di Indonesia sama dengan mistik
yang dijalankan di Persia; buktinya adalah adanya kesamaan ajaran al-Hallaj
dengan Syekh Siti Jenar; dan (c) cara membaca Al-Qur’an di Indonesia sama
dengan cara membaca Qur’an di Persia.
Kedua, Hamka dan W. P. Goenevelt berpendapat bahwa Islam datang ke
Nusantara langsung dari Arab (Mesir) tidak melalui Persia dan India.
Alasannya adalah: madzhab Syafi’I; dan madzhab itu berasal dari Mekkah;
dan (b) gelar-gelar raja Pasai yang dipakai pada waktu itu adalah gelar
raja-raja Pasai yang dipakai pada waktu itu adalah gelar raja-raja-raja-raja Mesir.
Pada seminar yang membahas tentang masuknya Islam di Indonesia yang
di adakan di Medan pada tahun 1963 dapat diambil kesimpulan: (a) Islam
pertama yang didatangi Islam adalah Pesisir Sumatera dan kerajaan Islam
pertama adalah Samudra Pasai; (c) pada awalnya, Islam disebarkan oleh
orang Asing yang beragama Islam; pada tahap berikutnya, umat Sialam
Indonesia turut aktif dalam penyebaran Islam; (d) mubaligh (penyebar Islam)
merangkap sebagai pedagang; (e) Islamisasi dilakuka dengan cara damai; dan
(f) kedatangan Islam mendorong lahirnya peradaban bangsa Indonesia.
Pusat-pusat Penyebaran Islam di Indonesia
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Malik al-Saleh setelah
mendapat dukungan dari masyarakat dalam mengalahkan raja Rajenra I
dari India.33
Sultan al-Malik al-Saleh (1297 M) adalah raja pertama dari Kerajaan
Samudera. Beliau kemudian menikah dengan putri raja Perlak dan
memiliki dua anak. Oleh karena itu, dua kerajaan ini kemudian digabung
menjadi kerajaan Samudera Pasai (gabungan antara kerajaan Samudera
dengan kerajaan Perlak). Kerajaan ini bertahan lama sampai ditundukan
oleh Portugis (1521 M).
Para pedagang muslim mengislamkan penduduk urban; sedangkan di
daerah pedalaman tetap melanjutkan tradisi lama mereka. Cerita tentang
33
kerajaan ini terdapat dalam sejumlah literature berdasarkan perjalanan
Marco Polo, Ibn Batuthah, dan Fe-Hien (dari China).
2. Malaka
Islam berkembang di Malaka sepanjang jalur perdagangan. Pendiri
kerajaan Malaka adalah Parameswaran (sekitar 1400 M). Kemudian ia
mengganti nama menjadi Muhammad Iskandar Syah setelah menikah
dengan saudara perempuan raja Pasai.
Pada zaman Muzhaffar Syah (1445-1459 M), Islam disebarkan secara
langsung oleh raja (sultan) sehingga mengalami perkembangan pesat dan
mampu menguasai perdagangan. Ibu kota kerajaan adalah Johor. Pada
tahun 1511 M, Portugis menguasai Malaka, sehingga peran Malaka yang
berperan sebagai pusat penyebaran Islam. Ibu kota Malaka dari Johor
dipindahkan ke Kepulauan Riau. Aceh kemudian menggantikan peran
Malaka sebagai pusat penyebaran Islam dan mempunyai pemerintahan
yang kuat.
3. Aceh
Sultan Aceh pertama adalah Ali Mugayat. Syah; dan kemudian ia
diganti oleh anaknya, Ala’ al-Din (1548-1527 M). kesultanan Aceh
berhasil menguasai Aru dan Johor; dan bahkan dengan bantuan dari Turki
Usmani (1562 M), Aceh menyerang Portugis di Malaka.34
34
Puncak kejayaan Aceh adalah pada zaman sultan Iskandar Muda
(1608-1637 M). pada masanya, Gayo dan Minangkabau diislamkan.35
4. Jawa
Ma Huan menyatakan bahwa pada tahun 1455-1432 M, komunitas
muslim di Jawa dibedakan menjadi tiga komunitas: muslim yang berasal
dari Barat, Cina, dan Pribumi.
Sejarah Islam di Jawa didasarkan pada nisan makam Malik Ibrahim
(1419 M); dan makam nisan putrid Campa (1448 M), istri Prabu
Brawijaya, raja Majapahit terakhir yang mendukung pemkaman istrinya
dengan cara masuk Islam.
Putrid Campa adalah bibi Raden Rahmat dari Ampel Denta yang
diangkat oleh raja sebagai imam umat Islam di Majapahit. Raden Rahmat
menyebarkan Islam di sepanjang Jawa. Raden Paku, murid Raden Rahmat,
mengislamkan penduduk Giri. Di samping itu, Raden Rahmat juga
mengirim Syekh Khalifah Husen ke Madura; akhirnya Islam berkembang
di Pulau Jawa atas kerjasama antara penguasa local dengan ulama.
Kerjasama itu akhirnya melahirkan Demak sebagai kerajaan Islam pertama
di Jawa.
Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 1945-1949 dan Peranan Teuku Hamid Azwar sebagai Pejuang, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998) h. 25-26.
35
Raden Fatah adalah raja Demak pertama. Dalam menjalankan
pemerintahan, ia dibantu oleh ulama (kemudian dikenal denga Wali
Songo). Meski pun gagal, Pati Unus (pengganti Raden Fatah) menyerang
Malaka yang dikuasai oleh Portugis (1512-1513).
Sultan Trenggono (pengganti Pati Unus) telah berhasil melakukan
penyebaran Islam da menaklukan Sunda Kelapa, Majapahit, dan Tuban
(sekitar 1527 M). daerah-daerah lain yang ditaklukan adalah Madiun,
Blora, Surabaya, Pasuruan, Lamongan, Blitar, dan Kediri.
Setelah kerajaan Demak runtuh maka terdapat kerajaan mataram. Pada
tahun 1619 ketika Mataram berada dibawah pemerintahan Sultan Agung
Praktis seluruh Jawa Timur berada di bawah pemerintahan Islam. Mulai
dari sinilah konflik-konflik bersenjata antara Mataram dan VOC mulai
terjadi.
Di Jawa bagian barat, telah terdapat kerajaan Islam awal abad ke16 M
yang didirikan oleh Syarif Hidayat yang lebih dikenal sebagai Sunan
Gunung Jati. Kerajaan itu dikenal sebagai Kesultanan Cirebon. Dari
Cirebon Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam ke daerah-daerah lain di
Jawa barat seperti Kawali (Galuh), Majalengka, Kuningan, Sunda Kelapa
sampai Banten. Kemudian di teruskan oleh putranya yaitu Hasanuddin
meluaskan ajaran Islam sampai Lampung dan Sumatera Selatan.
5. Maluku dan Sulawesi
Penyebaran Islam mencapai Maluku mengikuti jalur perdagangan
mulai pertengahan akhir abad ke-15. Data-data lokal menunjukan adanya
komunitas Muslim justru sejak masa sebelumnya. Raja Ternate ke 12 yaitu
Molomateya (1350-1357) telah bersahabat dengan orang Arab untuk
membuat kaligrafi pada kapalnya tetapi bukan berarti dia telah memeluk
Islam. Raja Tidore telah menggunakan nama Islam, Hasan Shah, tetapi
belum ada komunitas muslim yang besar.
Raja Zainal Abidin (1486-1500) dianggap sebagai raja pertama yang
beragama Islam. Tertekan oleh perdaganga Muslim, raja lebih memilih
belajar Islam ke Madrasah Giri. Sekembalinya ke Maluku diajaknya
Tuhubahahul untuk ikut membantu menyebarkan Islam di kepulauan
Maluku. Upaya Portugis untuk melakukan Kristenisasi terhalang.
Kedatangan Portugis tahun 1522 memunculkan persaingan penyebaran
agama Islam dengan Kristen tetapi usaha portugis tidak begitu berhasil.
Kekuata Islam di wilayah ini didukung oleh kerajaan Gowa dan Tallo
yang menjalin hubungan baik dengan Ternate dan Giri di Gresik. Tradisi
setempat turut mempercepat menyebarkan Islam. Konflik-konflik internal
mulai terjadi seiring camput tangan Portugis dan Belanda. Demak dan
Jepara menjadi sekutu kerajaan Hitu melawan kolonisasi Portugis di
6. Kalimantan
Islam di Kalimantan hampir sama dengan daerah lain, yaitu banyak
berkembang di daerah pesisir. Islam telah ada sejak abad ke-16 yang
dianut oleh sebagian masyarakat Banjarmasin. Islam yang berkembang
tidak lepas dari usaha yang dilakukan oleh kerajaan Islam di Jawa yaitu
Demak sebagai syarat yang harus dipenuhi Banjarmasin untuk
mendapatkan bantuan kekuatan melawan musuhnya.
Di pantai barat laut yang sekarang masuk ke wilayah Brunei,
orang-orang spanyol telah menemukan kerajaan Islam ketika mereka mendarat di
sana tahun 1521. Kemudian menyebar ke Sukadana di Kalimantan Barat
pada tahun 1550 dibawa oleh orang-orang Islam dari Palembang. Tahun
1600 agama Islam telah menjadi agama umum rakyat di sepanjang pesisir
setalah raja mereka memperistri putri kerajaan Demak pada tahun 1590.
Seorang Syeikh dari Mekah bernama Syamsuddin datang ke Sukadana
memberikan penghargaan kepada rajanya berupa Kitab Suci Al-Qur’an,
cincin berukir, dan piagam serta pemberian gelar kehormatan sebagai
Sultan Muhammad Safiuddin.36
Suku Idaan di Kalimantan bagian Utara memandang orang Islam
sebagai bangsa yang lebih mulia dari mereka sendiri. Suku Dayak sejak
tahun 1671 sampai tahun 1764 telah banyak yang beralih memeluk agama
Islam. Hal ini tidak terlepas dari masuknya bangsa-bangsa lain dari luar
seperti Arab, Bugis, Melayu, Cina yag telah berlangsung sejak abad ke-7.
36
Memang mayoritas Muslim Kalimantan adalah keturunan asingd an bukan
penduduk asli.37
7. Bali, Lombok, Sumbawa
Islamisasi di Bali erat hubungannya dengan Jawa. Setelah runtuhnya
majapahit oleh Raden Patah, banyak bangsawan Hindu yang melarikan diri
ke Bali (1481). Islam yang ada sedikit dan myoritasnya adalah pendatang.
Masuknya Islam di Lombok khususnya pada bangsa sasak tidak lepas dari
peranan mubaligh bangsa bugis yang telah banyak diislamkan oleh raja
Bone. Kemudian bangsa bugis melalui perdagangan dan akibat dari
perkawinan maka bangsa bugis yang muslim banyak menetap di Lombok.
Beralihnya orang sasak menjadi Islam membuat Lombok terbagi
menjadi dua kelompok yang sangat bertentangan yaitu suku sasak dengan
Islamnya dan suku Bali yang masih menganut Hindu. Pada abad ke-18
Bali justru mampu menguasai suku Sasak walaupun komunitas suku Sasak
lebih besar. Ketidak seimbangan kekuatan menyebabkan Sasak meminta
bantuan pada Belanda pada tahun 1894, barulah Islam dapat berkembang.
37