• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JUDO 2.1 Sejarah Judo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "4 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JUDO 2.1 Sejarah Judo"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG JUDO

2.1 Sejarah Judo

Judo adalah kata yang mengingatkan orang-orang pada suatu pukulan

yang mematikan pada belakang leher atau pukulan berat 100 pound pada bahu

dengan jotosan pada pergelangan tangan yang berakibat fatal. Judo merupakan

olahraga dimana yang lemah dapat mengalahkan yang kuat. Judo terdiri dari dua

kata yaitu Ju dan Do. Awalnya judo ditulis dalam huruf Cina yang artinya: Ju

berarti lemah, lembut, dan Do berarti jalan atau cara. Judo juga berarti “Gentle

Way” atau “Cara Lembut”. Cara itu adalah suatu konsep hidup yang diciptakan

oleh Prof. Jigoro Kano.

Jigoro Kano merupakan Maha guru sekaligus pencipta olahraga Judo pada

tahun 1882. Beliau dilahirkan pada tahun 1860 di Setsu Mikage, prefecture

Hyogo di Jepang Barat.

Pada mulanya sebelum diciptakannya cara beladiri yang benar, cara

perkelahian dilakukan dengan bentuk primitif. Tetapi dari zaman ke zaman

berangsur-angsur terpengaruh oleh kebudayaan dan geografi sehingga

masing-masing bela diri berkembang menjadi lebih baik dan berkarakter istimewa. Di

Negara Eropa berkembang menjadi Tinju dan Gulat tetapi di Jepang berkembang

(2)

Jujitsu juga disebut Yawara dan Taijutsu, yang menjadi induk judo yang

sebenarnya adalah salah satu Bujutsu (seni bela diri tradisional Jepang), yaitu

perkelahian tangan kosong. Jujitsu yang dikembangkan dalam waktu yang lama

sehingga mencapai taraf yang tinggi, halus, dan baik dalam segi teknik makin

berkembang. Tujuan untuk mempelajari bujutsu pada zaman itu bukan hanya

untuk memahirkan teknik tetapi menjadi alat untuk mendidik watak manusia

menjadi seorang ksatria. Kejayaan Jujitsu tidak terlepas dari nasib kemunduran.

Itu adalah saat titik balik Jepang yang besar disebut revolusi Meiji.

Adapun aliran-aliran yang menonjol pada zaman itu adalah Takenouchi

-ryu, Sekiguchi-ryu, Shibukawa-ryu, Kito-ryu, Jikishin-ryu, Yoshin-ryu,

Tenjinshinyo-ryu, dan lain-lain.

Jigoro Kano pada usia 18 tahun keadaan fisiknya lemah atau tidak kuat

sehingga selalu kalah oleh orang lain sebaya dia dalam latihan, maka dengan

maksud ingin menjadi kuat dia mempelajari dua aliran Jujitsu yaitu: 1.

Tonjinshinyo-ryu , dengan berguru kepada Hachinosuko‟fukuda dan Masato Iso,

2. Kito-ryu, dengan berguru kepada Tsenetoshi Iikubo. Beliau sangat tertarik pada

teknik-teknik yang diberikan dan merasakan bahwa ini adalah harta kebudayaan

yang berharga dan penting yang turun temurun di Negara Jepang. Beliau juga

yakin bahwa selama mempelajari bujutsu juga sebagai penggembleng keluhuran

mental/rohani serta sebagai cara untuk mendarmabaktikan diri kepada masyarakat

Jepang dan Dunia (Kadir.2013:3).

Selain mempelajari kedua aliran Jujitsu tersebut, beliau juga mempelajari

(3)

baik dari setiap aliran. Bertahun-tahun beliau membandingkan dengan teori-teori ,

dan mencoba untuk menciptakan suatu teknik yang baru dalam Jujitsu. Dalam

segi teknik beliau berdasarkan Atewaza (teknik penyerangan terhadap

bagian-bagian yang fatal), katamewaza (teknik bergumul), dari Tenjinshinyo ryu, dan

Nage waza (teknik melempar/membanting) dari kito-ryu sebagai fundamen. Maka

terciptalah dengan lengkap gerakan Randori ataupun gerakan Judo dan kata yang

dipelajari pada masa sekarang ini.

Nama Judo tidak lain sama dengan Jujitsu yang diubah. Akan tetapi Judo

disempurnakan daripada Jujitsu, walaupun memiliki bentuk Randori dan kata

yang serupa, yang menjadi tujuan pokok diciptakannya Judo ialah “jalan

kebajikan”. Maka untuk memperjelas Do ini yang merupakan Jutsu/teknik, maka

beliau memberi nama Judo. Untuk pemain disebut dengan Judoka. Dan Dojo

diberi nama Kodokan. Kodokan merupakan panti menggembleng rohani dan

jasmani melalui latihan Judo. Dan menetapkan nama Kodokan Judo dengan

dihubungkannya nama Dojo di atas Judo.

Kodokan Judo pertama kali di Eisyo-ji, Kitainiri Shitaya di Tokyo, dengan

dojo yang hanya terdiri dari 12 lembar tatami. Pada waktu itu Jigoro Kano berusia

23 tahun dan hanya Sembilan orang yang berguru kepadanya.

Setelah Kodokan Judo melalui perjuangan berhasil mencapai kemenangan,

pada tahun 1893 kaum perempuan pertama kali diterima sebagai Judoka.

Walaupun pada saat itu kaum olahragawati dipandang sebelah mata dalam

struktur masyarakat Jepang. Jigoro Kano berkeinginan dengan adanya Judo dapat

(4)

dunia. Beliau menyebarkan Judo dimana-mana hingga akhirnya bergema nama

Judo di tiap-tiap Negara. Judo pada saat itu menjadi mata pelajaran di

sekolah-sekolah Jepang bahkan dipelajari juga di sekolah-sekolah kepolisian Jepang. Pada tahun

1911, beliau mendirikan Persatuan Olahraga Nasional Jepang, dan beliau terpilih

sebagai ketua untuk organisasi ini.

Pada tahun 1938, Jigoro Kano di utus untuk menghadiri konferensi di

Kairo dan berhasil memperjuangkan Jepang menjadi tuan rumah penyelenggaraan

olimpiade ke 13 di Tokyo, tetapi dalam perjalanan pulang beliau meninggal dunia

tepatnya pada usia ke 79 tahun.

Pada 1941, terjadi perang pasifik dan Judo dijadikan senjata sebagai

bujutsu untuk perang. Setelah perang pasifik berakhir Negara Jepang musnah oleh

kebakaran dan kerusakan berat Karena mengalami kekalahan perang.

Tahun 1947, Judo mulai diperkenalkan lagi keluar Jepang. Ini

membuktikan berkat hasil jerih payah yang pernah diperjuangkan oleh Jigoro

Kano sewaktu mengembangkan Judo ke luar negeri.

Sejak itu, dari Jepang banyak pelatih Judo yang diutus keluar negeri untuk

melatih Judo. Pada tahun 1964 Judo menjadi salah satu cabang olahraga resmi

Olimpiade ke-18 di Tokyo. Maka tercapailah Judo Dunia dari Judo Jepang

(5)

2.2 Pengetahuan Dasar Judo

Menurut (Cabang-olahraga-olahraga.blogspot.com.2012:7) di jelaskan

macam-macam pengetahuan dasar Judo secara umum, berikut penjelasannya :

2.2.1 Tingkatan Judo dan Warna Ikat Pinggang

Dimulai dari kelas pemula (shoshinsha) seorang Judoka mulai

menggunakan ikat pinggang dan disebut berada di tingkatan kyu kelima. Dari

sana, seorang Judoka naik ke tingkat menjadi kyu keempat, ketiga, kedua, dan

akhirnya kyu pertama. Setelah itu sistem penomoran dibalik menjadi dan

pertama (shodan), kedua, dan seterusnya hingga dan kesepuluh, yang merupakan

tingkatan tertinggi di Judo.

Warna ikat pinggang menunjukkan tingkatan kyu ataupun dan. Pemula,

kyu kelima dan keempat menggunakan warna putih; kyu ketiga, kedua, dan

pertama menggunakan warna coklat; warna hitam dipakai oleh Judoka yang sudah

mencapai tahapan dan, mulai dari shodan, atau dan pertama, hingga dan kelima.

Judoka dengan tingkatan dan keenam hingga dan kesembilan menggunakan ikat

pinggang kotak-kotak bewarna putih dan merah, walaupun kadang-kadang juga

menggunakan warna hitam.

2.2.2 Lantai Judo

Pertandingan Judo diselenggarakan diatas karpet atau matras (tatami)

berbentuk segi empat (belah ketupat) dengan sisi 14,55 meter atau sepanjang 8

(6)

menggunakan pegas di bawah lantai palsu, untuk menahan benturan akibat

bantingan.

Di awal pertandingan pertandingan, kedua Judoka berdiri di tengah-tengah

tepat dibelakang garis sejajar dengan diawasi oleh juri. Sebelum dimulai, kedua

Judoka tersebut menunduk memberi hormat satu sama lain dari belakang garis. Di

sudut atas dan bawah belah ketupat duduk dua orang hakim, dan di belakang

masing-masing judoka, diluar arena yang dibatasi matras, duduk Judoka-Judoka

dari regu yang sama, dan duduk pula seorang pencatat waktu dan seorang pencatat

nilai.

Pertandingan diselenggarakan didalam arena di dalam matras yang di

batasi oleh (dan termasuk didalamnya) garis merah (jonai). Luas arena tersebut

9,1 meter persegi dan terdiri dari 50 tatami. Waza atau teknik judo yang dipakai di

arena diluar garis merah (jogai) tersebut dianggap tidak sah dan tidak dihitung.

2.2.3 Seragam Judo

Seragam (gi) longgar yang dikenakan seorang Judoka (judogi) harus

sesuai ukurannya.

2.2.4 Jaket

Bagian bawah jaket menutupi pantat ketika ikat pinggang dikenakan.

Antara ujung lengan dengan pergelangan tangan selisih 5-8 cm.Lengan baju

panjangnya sedikit lebihnya dua pertiga panjang lengan. Karena jaket ini

dirancang untuk menahan benturan tubuh akibat di banting ke lantai, maka

(7)

2.2.5 Ikat Pinggang

Ikat pinggang harus cukup panjang sehingga menyisakan 20-30 cm

menjuntai pada masing-masing sisi.

2.2.6 Celana

Celana yang dipakai harus sedikit longgar. Antara ujung celana dengan

pergelangan kaki selisih 5-8 cm. Celana panjangnya sedikit lebihnya dari dua

pertiga panjang kaki.

2.2.7 Mengenakan Seragam

Celana dikenakan dan tali celana dikencangkan. Jaket kemudian

dikenakan dengan sisi kiri diatas sisi kanan. Kenakan ikat pinggang dengan cara

meletakkan tengah-tengah sabuk didepan perut, kemudian kedua ujung sabuk

diputar melingkar di belakang pinggang kembali ke depan, pegang kedua ujung

sabuk, lalu talikan dengan kedua ujung sabuk, lalu talikan dengan kedua ujung

berakhir secara horizontal. Talikan dengan kencang sehingga tidak lepas pada saat

pertandingan.

2.2.8 Peraturan Pertandingan

Pertandingan Judo diadakan antara perorangan dan beregu. Beberapa

kompetisi membagi pertandingan menjadi 8 kategori, berdasarkan berat tubuh.

Kompetisi lain membagi pertandingan berdasarkan tingkatan dan, umur, dan

lain-lain.

Satu pertandingan Judo berlangsung selama 3-20 menit. Pemenang

(8)

bantingan maupun kuncian. Juka setelah waktu yang ditentukan tidak ada pemain

yang memperoleh satu angka, pemain dengan nilai lebih tinggi menang atau

pertandingan berakhir seri.

Kedua Judoka membungkuk memberi hormat satu sama lain pada awal

dan akhir pertandingan.

2.2.9 Awal Pertandingan

Kedua Judoka saling menghadap, meluruskan telapak kaki di belakang

garis masing-masing di tengah-tengah arena dan berdiri tegak lurus. Kemudian

mereka maju satu langkah, diawali dengan kaki kiri, dan berdiri dengan posisi

kuda-kuda (shizen hon tai). Sang juri lalu berkata “mulai” (hajime) dan

pertandingan pun dimulai.

2.2.10 Akhir Pertandingan

Kedua Judoka kembali dalam posisi kuda-kuda dan menghadap satu sama

lain satu langkah di depan garis mereka masing-masing. Juri kemudian

mengumumkan hasil pertandingan, dan kedua kontestan mundur selangkah ke

belakang garis, dimulai dengan kaki kanan. Mereka lalu membungkuk lagi dan

keluar dari arena.

2.2.11 Pelanggaran

Menurut Kadir (2013:155-158) ada 32 hal yang tidak boleh dilakukan oleh

Judoka. Judoka akan dikenai empat tingkatan sanksi, tergantung seberapa berat

(9)

a. Pelanggaran ringan (Shido) adalah peringatan untuk pelanggar peraturan yang

tidak seberapa berbahaya. Judoka diberi peringatan awasete chui jika

melakukannya untuk kedua kalinya. Pelanggaran ini memiliki nilai berkebalikan

dengan satu koka (nilai yang tidak cukup bagus).

b. Pelanggaran kecil (Chui) adalah peringatan untuk pelanggaran ringan.

Pelanggaran ini memiliki efek negatif sebesar yuko (teknik yang diperagakan

tidak cukup bagus untuk memperoleh setengah).

c. Pelanggaran berat (Keikoku) adalah pelanggaran yang dapat dikenai sanksi

dan teguran keras. Judoka yang melakukan pelanggaran ini akan dikurangi

nilainya sebesar setengah angka. Dua pelanggaran kecil memungkinkan dikenai

sanksi yang sama.

d. Pelanggaran serius (Hansoku make) adalah pelanggaran yang dapat membuat

seorang Judoka didiskualifikasi karena melakukan pelanggaran yang sangat berat

sehingga membahayakan lawannya maupun orang lain. Empat kali peringatan

(shido) juga dapat dikenai sanksi ini.

2.2.12 Posisi Tubuh Dalam Judo

a. Posisi Duduk

Duduk bersila (Seiza) dari posisi berdiri, kaki kiri ditarik kebelakang. Lalu lutut

kiri diletakkan ke lantai di tempat di mana jari kaki kiri tadinya berada. Lakukan

hal yang sama dengan kaki kanan, dan kedua kaki pada saat ini harus bersangga

(10)

pantat diletakkan di atas pangkal kaki. Letakkan kedua tangan di atas paha

masing-masing sisi.

Memberi horrmat (Zarei) dengan bersila, bungkukkan badan ke depan sampai

kedua telapak tangan menyentuh lantai dengan jari tangan menghadap ke depan.

Diam dalam posisi ini selama beberapa saat kemudian kembali ke posisi bersila.

b. Posisi Berdiri

Memberi hormat (Ritsurei) berdiri dengan kedua pangkal paha didekatkan,

bungkukkan badan ke depan sekitar 30 derajat dengan telapak tangan di depan

paha. Diam dalam posisi ini selama beberapa saat, kemudian kembali ke posisi

berdiri.

Posisi alami (Shizen tai) tegakkan badan dalam keadaan berdiri, kaki dibuka

sekitar 30 cm dalam posisi natural. Istirahatkan otot bahu dan tangan. Ini adalah

postur dasar dan alami Judo.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan sumber skunder yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan data penduduk miskin, serta program kegiatan

Dalam grafik tersebut terlihat bahwa minat masyarakat Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk untuk melakukan olahraga bersepeda di masa pandemi Covid-19 ada pada

[r]

Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk, hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrument pengukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh

Makalah ini akan memberikan ulas balik teknologi densifikasi dan torrefaksi untuk peningkatan kualitas bahan bakar padat biomassa sehingga dapat menjadi setara

 Rajah 7.2 .1 menunjukkan beban dalam cengkerang disebarkan dalam banyak arah dalam satah permukaan cengkerang.  Cengkerang adalah terlalu nipis untuk mengatasi daya lenturan.

Setelah spermatozoa masuk, terjadi fertilisasi yaitu peleburan antara inti sel telur dengan inti spermatozoa sehingga tumbuh menjadi individu baru yang disebut zigot [1]

Prognosis pada dermatitis kontak iritan (DKI) dan dermatitis kontak alergi (DKA), apabila bahan atau agen penyebab tidak dihindari atau di singkirkan dengan sempurna,