BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Sehubungan negara membutuhkan sejumlah dana yang tidak sedikit didalam
menjalankan pemerintahan dan pembangunan. Karenanya potensi sumber daya yang
dimiliki suatu negara harus di manfaatkan secara optimal, baik berupa hasil kekayaan
alam maupun iuran yang didapat dari masyarakat berupa pajak.
Pajak merupakan fungsi yang sangat penting dan strategis dalam
penyelenggaraan negara dan pemerintah. Pajak bersama pendapatan lainnya seperti
laba Badan Usaha Milik Negara, retribusi daerah kini semakin diandalkan perannya
dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah seiring menurunnya peran migas terhadap penerimaan negara. Dengan
demikian peranan bantuan luar negeri diusahakan semakin bergeser, hanya sebagai
pelengkap dan penunjang untuk pencapaian program – program pembangunan.
Sejak tahun 2007 Indonesia menerapkan asas Self Assessment dalam Undang -
Undang pajak menggantikan Official Assessment yang berlaku sebelumnya. Dalam
Self Assessment, wajib pajak diberikan kepercayaan atau wewenang penuh dalam
menghitung pajak terutangnya dan melaporkannya sendiri secara teratur jumlah
kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan perundang - undangan yang
adalah adanya pengalihan sebagian wewenang Direktorat Jenderal Pajak dalam
menetapkan kewajiban pajak kepada wajib pajak.
Membangun sebuah kesadaran adalah hal yang tidak mudah, apabila yang ingin
dibangun merupakan suatu kesadaran permanen. Kesadaran membayar pajak dengan
sukarela dan patuh sampai saat ini juga masih sulit dilakukan. Untuk itu pemerintah
mengimbangkan kepercayaan yang diberikan kepada wajib pajak melalui penegakan
hukum dan pengawasan yang ketat atas kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan
kepercayaan tersebut.
Pajak merupakan penerimaan negara yang sangat penting. Membayar pajak
merupakan kewajiban setiap negara. Besarnya pajak ditetapkan berdasarkan Undang -
Undang atau dalam Undang - Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat 2 yang menyatakan
bahwa : Segala penerimaan pajak harus berdasarkan Undang -Undang.
Namun demikian masih banyak wajib pajak yang menghindarinya karena kurang
menyadari akan arti dan fungsi pajak. Beberapa ahli perpajakan mengemukakan
pendapat yang berbeda mengenai pajak, tetapi pada dasarnya pendapat yang
dikemukakan tersebut mempunyai makna dan tujuan yang sama.
Menurut Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat Atas Undang - Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang - Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya
kemakmuran rakyat.
Menurut S.I Djajadiningrat menyatakan bahwa pajak adalah suatu kewajiban
menyerahkan sebagian kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan,
kejadian, dan perbuatan yang memberi kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai
hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,
tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara
kesejahteraan umum (Resmi,2008:1).
Menurut Rochmat Soemitro bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan Undang - Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo,2006:1)
Dari pendapat diatas, jelas bahwa pajak kas negara yang sangat penting dalam
pemerintahan terutama bagi pembangunan yang bermanfaat untuk masyarakat umum.
Hanya saja sebagaimana baiknya sistem dan peraturan pajak itu diciptakan, namun
yang akan sangat menentukan keberhasilannya adalah kesadaran dari pelaksananya.
Direktorat Jenderal Pajak, dalam rangka melaksanakan tugas pemungutan pajak
pajak yang terutang dan keperluan - keperluan lain dalam rangka pengawasan
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan peraturan perundang -
undangan.
Menurut Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat Atas Undang - Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan menerangkan pengertian pemeriksaan pajak yang terdapat
didalam pasal 1 angka 25, pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standart pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang - undangan perpajakan. Pemeriksaan
pajak terdapat dua bagian yaitu :
1. Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan ditempat
kedudukan, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal wajib
2. Pemeriksaan Kantor
Pemeriksaan Kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat
Jenderal Pajak.
Dengan demikian sudah menjadi salah satu tugas pokok Direktorat Jenderal Pajak
yakni melakukan pengawasan terhadap wajib pajak dengan tujuan untuk
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
Dengan kata lain petugas pajak hanya menjalankan fungsi kontrol, agar penerapan
asas ini tidak melenceng dari tujuannya.
Dari pembahasan tersebut, penulis menyusun sebuah Laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri dengan judul : “Peranan Pemeriksaan Sederhana Dalam Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota”
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah:
1.1Untuk mengetahui proses pemeriksaan dalam menjalankan tugasnya
sebagai pemeriksa.
1.2Untuk mengetahui kendala – kendala yang dihadapi pemeriksa dalam
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.1.Bagi Mahasiswa
a. Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang pemeriksa pajak
yang kelak dapat membekali penulis untuk terjun langsung
kelingkungan kerja.
b. Melihat penerapan disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam
permasalahan yang timbul selama melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Medan Kota.
c. Meningkatkan motivasi.
d. Mempelajari perilaku dan keahlian baru serta mempelajari bentuk
tim dan kerjasama.
e. Agar dapat mempraktikkan teori - teori yang telah diperoleh selama
masa perkuliahan dalam kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM).
f. Agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang
perpajakan maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
g. Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja
diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM).
h. Mempersiapkan mahasiswa yang terampil dalam menghadapi
persaingan bebas.
2.2. Bagi Instansi/Tempat PKLM (KPP Pratama Medan Kota)
a. Membina kerjasama antar lembaga pendidikan dengan instansi
pemerintah.
b. Meningkatkan mutu dan kualitas dengan adanya Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM).
c. Mmemperoleh masukan atau pemikiran baru.
d. Mempromosikan image Institusi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Medan Kota.
2.3. Bagi Universitas
a. Sarana bagi praktikum mahasiswa.
b. Memberi uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan.
c. Membuka interaksi antara program studi Administrasi Perpajakan
dan instansi pemerintah.
d. Mempromosikan kegunaan sumber daya
e. Mengusahakan adanya umpan baik untuk revisi dan evaluasi
2.4. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi pajak sekaligus menambah pengetahuan
tentanng perpajakan terutama dalam hal Pemeriksaan Sederhana.
C. Uraian Teoritis
1. Definisi dan Fungsi Pajak 1.1. Definisi pajak
Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yaitu
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang – Undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo,2006:1)
Pengertian pajak menurut S.I Djajadiningrat menyatakan bahwa
pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke kas
negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang
memberi kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut
peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi
tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk
Mr. Dr. N. J. Feldman, memberi definisi sebagai berikut : pajak
adalah prestasi yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa
(menurut norma – norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa
adanya kontraprestasi dan semata – mata digunakan untuk menutup
pengeluaran - pengeluaran umum (Mardiasmo,2003).
Sedangkan pengertian pajak menurut Undang – Undang Nomor 16
Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
– Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang,
dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.
Dari berbagai definisi tentang pajak di atas, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa pajak memliki beberapa apek dasar :
1. Pembayaran pajak harus berdasarkan Undang – Undang.
2. Sifatnya dapat dipaksakan
3. Tidak ada kontraprestasi yang langsung dapat dirasakan oleh
4. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara baik pemerintah
maupun daerah.
5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran
pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan
masyarakat umum.
1.2. Fungsi Pajak
1. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran – pengeluarannya.
2. Funggsi Regurelend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi (Mardiasmo,2006,2).
1.3. Jenis Pajak
a. Menurut golongannya
Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak (WP) dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada
orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan.
Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dibebankan
atau dilimpahkan pada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan
b. Menurut Sifatnya
Pajak Subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib
pajak. Contoh : Pajak Penghasilan.
Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak .
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.
c. Menurut Lembaga Pemungutnya
Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.
Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak
Daerah terdiri atas dua yaitu Pajak Provinsi (Pajak Kendaraan
Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) dan pajak
1.4. Asas Pemungutan Pajak a. Asas Domisili
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan
Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan
yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk
Wajib Pajak dalam negeri.
b. Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib
Pajak.
c. Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak di hubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
1.5. Sistem Pemungutan Pajak a. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang
b. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
c. Withholding System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
1.6. Pengertian Pemeriksaan
Menurut SE-04/PJ.7/2000 (Kebijakan Pemeriksaan Tahun 2009)
pemeriksaan adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak,
untuk seluruh jenis pajak atau jenis – jenis tertentu, dan/atau untuk
tujuan lain, baik untuk tahun berjalan dan/atau tahun – tahun
sebelumnya yang dilakukan dengan menerapkan teknik – teknik
pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana.
Selain itu menurut Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2009
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang
Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang –
Perpajakan menerangkan pengertian pemeriksaan pajak yang terdapat
didalam pasal 1 angka 25, pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan
menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standart
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan.
Pengertian pemeriksaan pajak menekankan pada pemeriksaan bukti
yang berupa buku – buku, dokumen dan catatan yang dilaksanakan
secara objektif oleh pemeriksa pajak yang profesional berdasrkan suatu
standart pemeriksaan ; pemeriksaan pajak tidak mencari – cari kesalahan
wajib pajak tetapi untuk kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
1.7. Jenis – Jenis Pemeriksaan
Direktorat Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan
dengan tujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang –undangan perpajakan yang dimana
tertuang dalam Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 5
6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
pemeriksaan pajak terdapat dua bagian yaitu :
1. Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan yang
dilakukan ditempat kedudukan, tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas, tempat tinggal wajib pajak, atau tempat lain
yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
2. Pemeriksaan Kantor
Pemeriksaan Kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan di
kantor Direktorat Jenderal Pajak.
1.8. Tujuan Pemeriksaan pajak
Pemeriksaan juga mempunyai tujuan yaitu :
a. Menguji kepatuhan perpajakan.
b. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang –undangan
perpajakan.
Selain itu, pemeriksaan juga dapat dilakukan dalam hal :
a. Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak
dan/atau rugi.
b. Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak
c. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban
penyampaian Surat Pemberitahuan yang tidak dipenuhi.
d. Surat Pemberitahuan memenuhi kriteria yang ditentukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak.
e. Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang – undangan perpajakan.
f. Pengumpulan bahan guna penyusunan norma perhitungan.
g. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau pencabutan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
h. Wajib Pajak mengajukan keberatan atau banding pemberian
Norma Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) dan
pengukuhan atau pencabutan Norma Penghitungan Pengusaha
Kena Pajak (NPPKP).
i. Penentuan besarnya jumlah angsuran pajak dalam suatu Masa
Pajak bagi Wajib Pajak baru.
j. Pencocokan data dan/atau alat keterangan.
k. Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang – undangan
perpajakan untuk tujuan lain selain huruf a sampai huruf f.
l. Penentuan Wajib Pajak berlokasi didaerah tertentu.
m. Penentun satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dalam suatu penelitian sangat penting dibuat ruang lingkup masalah
terlebih dahulu dengan jelas. Hal ini dimaksudkan agar peneliti memiliki fokus
dan arah yang jelas. Pnegasan tersebut sekaligus menggambarkan fokus yang
diteliti nantinya dalam proses penelitian.
Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam menjalani Praktik Kerja
Lapangan Mandiri yaitu :
1. Proses pemeriksaan dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa.
2. Kendala – kendala dalam peningkatan penerimaan pajak melalui
pelaksanaan Pemeriksaan Sederhana serta upaya untuk mengatasi
kendala tersebut.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM) adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan persiapan – persiapan mulai dari
penentuan judul Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), penentuan
tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), pengajuan proposal
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), seminar proposal Praktik Kerja
Mandiri (PKLM), dan penentuan dosen pembimbing Praktik Kerja Lapangan
Mandiri (PKLM).
2. Studi Literature
Penulis mencari berbagai sumber - sumber bacaan seperti buku - buku,
majalah, Undang - Undang maupun literature yang berhubungan dengan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
3. Observasi Lapangan
Di dalam tahap ini penulis melakukan observasi lapangan selama satu
bulan. Yaitu dengan mencari key informan, mengetahui waktu untuk
memberikan surat pengantar, melaksanakan wawancara dan mengamati
peranan pemeriksaan sederhana dalam penerimaan pajak di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota.
4. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data - data yang berhubungan dengan peranan
pemeriksaan sederhana.
5. Analisis dan Evaluasi Data
Kegiatan - kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis dan
a. Penggunaan teknik – teknik analisis yang sesuai dengan bentuk dan
macam data yang diperoleh sesuai dengan tuntutan permasalahan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
b. Pengolaha n data dengan memberikan penjelasan secara sistematis
atas permasalahan yang diangkat.
F. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut :
1. Observasi Lapangan
Pengumpulan data tentang peranan pemeriksaan sederhana, melakukan
pengamatan langsung tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM) serta mempelajari laporan – laporan yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas.
2. Wawancara
Pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung dengan
melibatkan pegawai (key informan) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Medan Kota baik secara lisan maupun tulisan yang berhubungan dengan
3. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi yang berhubungan
dengan peranan pemeriksaan sederhana.
G. Sistematika Penulisan Laporan
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Praktik Kerja Lapangan
Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam BAB I penulis mengemukakan Latar Belakang Praktik
Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Tujuan dan Manfaat
Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, (PKLM),
Ruang Lingkup Masalah, Metode Praktik Kerja Lapangan
Mandiri (PKLM), Metode Pengumpulan Data, dan
Sistematika Penulisan Laporan.
BAB II : GAMBARAN LOKASI PKLM
Dalam BAB II berisi tentang Sejarah Umum Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota, Tugas dan
Fungsi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota,
Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
BAB III : GAMBARAN DATA PKLM
Dalam BAB III ini penulis menggambarkan suatu data yang
didapat dari penelitian Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan
Kota.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Dalam BAB IV ini penulis menganalisis dan membahas
masalah yang dihadapi oleh para pelaksana Pemeriksa
Lapangan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Penulis menari kesimpulan dari uraian yang ada dan
memberikan saran yang dapat dijadikan masukan bagi Kantor
Pelayanan Pajak dalam menghadapi permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA