• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Tata Cara Pendaftaran dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Tata Cara Pendaftaran dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Seperti yang kita ketahui bahwa pajak merupakan suatu kewajiban kenegaraan dan

pengabdian serta peran aktif setiap warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk

membiayai keperluan negara berupa pembangunan nasional, yang pelaksanaannya diatur

oleh undang undang dengan tujuan mensejahterakan bangsa dan negara, dimana pajak ini

telah memberikan prestasi balik yang langsung dirasakan masyarakat. Sehingga di dalam

menjalankan program pemerintah diperlukan perhatian khusus bagaimana agar target

tersebut dapat tercapai. Aplikasinya bahwa pembangunan nasional dan keperluan negara

lainnya tidak akan tercapai jika dana yang digunakan minim atau tidak mencukupi, maka

dengan itu pemerintah berupaya mencari solusi bagaimana cara meningkatkan penerimaan

negara tersebut sehingga dapat membiayai program pemerintah seperti yang ditargetkan

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Pajak yang merupakan sumber utama penerimaan negara yang paling dominan

sehingga pemerintah berupaya bagaimana agar penerimaan dari pajak tersebut dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan meliputi intensifikasi

yaitu perbaikan di dalam organisasi itu atau dalam Kantor Pelayanan Pajak itu sendiri

diimbangi dengan ekstensifikasi yaitu penambahan wajib pajak atau memperluas objek pajak

▸ Baca selengkapnya: tata cara pengukuhan paskibra

(2)

(NPWP) bagi wajib pajak orang pribadi atau nomor pengukuhan Pengusaha Kena Pajak bagi

wajib pajak badan.

Berdasarkan Undang - Undang Nomor 42 Tahun 2009 pasal 1 mengenai Pajak

Pertambahan Nilai disebutkan bahwa pengusaha orang pribadi atau badan sebagaimana

dimaksud dalam pasal satu ayat 14 yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya

menghasilkan barang, mengimpor barang atau mengekspor barang melakukan usaha

perdagangan, dan memanfaatkan barang kena pajak tidak terwujud di luar Daerah Pabean,

melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah

Pabean. Apabila pengusaha yang dimaksud di atas dikenakan pajak berdasarkan Undang -

Undang Nomor 42 Tahun 2009 mengenai Pajak Pertambahan Nilai dikatakan sebagai

Pengusaha Kena Pajak wajib mendaftarkan dan melaporkan usahanya untuk dikukuhkan

sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang terhutang

dan memperoleh Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Namun adakalanya wajib pajak khususnya pengusaha yang memenuhi syarat di atas,

masih belum memahami dan mengerti bagaimana proses mendaftarkan diri dan untuk

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak serta bagaimana melaksanakan kewajibannya.

Dalam hal ini terdapat prosedur dan tatacara pendaftaran pengusaha tersebut sehingga tujuan

pemungutan pajak yang baik dapat berjalan dengan semestinya.

Berdasarkan masalah di atas penulis tertarik mengambil topik Laporan Tugas Akhir

(3)

B. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan PKLM adalah :

1.1 Untuk mengetahui tatacara pendaftaran dan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan masalah yang timbul di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Polonia.

1.2 Untuk mengetahui kuantitas pendaftaran dan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang mempengaruhi jumlah penerimaan pajak di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Medan Polonia.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

PKLM ini tentunya sangat bermanfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah :

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan tentang tatacara pendaftaran dan pengukuhan

Pengusaha Kena Pajak.

b. Dapat mengetahui kuantitas pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang

mempengaruhi penerimaan pajak.

c. Dapat mengetahui faktor - faktor kendala para Wajib Pajak dan Pengusaha

Kena Pajak tidak mendaftarkan dirinya di Kantor Pelayanan Pajak.

2.2Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

a. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa

dituntut sumbangsihnya terhadap instansi, baik berupa saran maupun

kritik yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk

(4)

b. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

c. Sebagai sarana meningkatkan hubungan baik dan kerjasama dengan pihak

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

2.3Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dalam

memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima

mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

b. Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan

kurikulum yang berlaku di program Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

C. URAIAN TEORITIS 1. Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara

yang tertuang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang - Undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

2. Manfaat Pajak

Adapun beberapa manfaat pajak bagi negara adalah :

(5)

Penerimaan pajak dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara

(APBN) dalam sisi penerimaan dan di pakai untuk membiayai pengeluaran

pemerintah.

b. Sebagai Alat Pemerataan Pendapatan

Pajak sebagai alat pemerataan pendapatan dilakukan dengan menerapkan tarif

pajak lebih tinggi untuk golongon masyarakat yang berpendapatan tinggi. Akan

tetapi dengan tarif pajak ini bisa efektif sebagai pemerataan apabila dana yang

dikumpulkan dialokasikan betul - betul untuk kepentingan golongan masyarakat

berpendapatan menengah ke bawah yaitu untuk memperbaiki fasilitas pendidikan

dan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.

3. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai merupakan jumlah antara biaya yang dikeluarkan dalam

tingkat laba yang diharapkan dalam suatu proses produksi, maksudnya proses

pertambahan nilai timbul karena adanya biaya - biaya yang dikeluarkan mulai dari

bahan baku menjadi bahan barang setengah jadi sampai akhirnya menjadi barang jadi

yang siap dijual dengan tingkat laba yang diharapkan. Jadi secara logika maka yang

menjadi subjek pertambahan nilai ini adalah pengusaha.

4. Pengertian Pengusaha Kena Pajak

Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang

Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak, tidak

termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri

Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai

(6)

5. Pengertian Faktur Pajak

Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak

yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak atau bukti pungutan

pajak karena impor barang kena pajak yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea

dan Cukai

6. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai

Pengusaha dianggap sebagai Subjek Pajak. Adapun kategori Pengusaha Kena

Pajak yang dapat dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak adalah :

a. Pengusaha yang penghasilan Brutonya tidak kurang atau lebih dari 600 juta

pertahun.

b. Pengusaha yang memilih sebagai Pengusaha Kena Pajak meliputi : eksportir, dan

pedagang yang menjual Barang Kena Pajak pada Pengusaha Kena Pajak.

c. Pengusaha yang mempunyai hubungan istimewa dengan pabrikan dan atau

importer serta pemegang hak paten dan merek dagang.

Berdasarkan Pasal 4, Pasal 16C dan Pasal 16D Undang - Undang Nomor 42 Tahun

2009 diatur bahwa Objek Pajak yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai adalah:

a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah Pabean yang dilakukan oleh

pengusaha.

b. Impor Barang Kena Pajak.

c. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah Pabean yang dilakukan oleh

pengusaha.

d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di

(7)

e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean

f. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.

g. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.

h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

i. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau

pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau

digunakan pihak lain.

j. Penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan.

7. Tarif Pajak Pertambahan Nilai

Tarif PPN di kenal dengan tarif tunggal yaitu sebesar 10% untuk segala jenis

Barang Kena Pajak, tetapi untuk meningkatkan persaingan produksi kita di luar

Indonesia, maka untuk barang-barang yang akan diekspor dibebaskan dari

pemungutan PPN (PPN = 0%).

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam laporan praktek kerja lapangan mandiri ini, maka yang menjadi ruang

lingkup penulisan adalah :

1. Tatacara Pendaftaran Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Medan Polonia.

2. Masalah - masalah lain yang dihadapi oleh pengusaha untuk dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak khususnya di seksi Tata Usaha Perpajakan (TUP) Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

3. Jumlah yang mendaftar sebagai Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak

(8)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Mandiri maka penulis menggunakan metode

sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Mengajukan judul, penentuan judul, pengesahan judul, pembuatan Proposal

Praktik Kerja Lapangan Mandiri, seminar Proposal Praktik Kerja Lapangan

Mandiri, perbaikan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, persetujuan

penentuan Dosen Pembimbing, bimbingan dan konsultasi dengan Dosen

Pembimbing, pembuatan surat izin untuk Praktik Kerja Lapangan Mandiri ke

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

2. Studi Literatur

Penulis mengumpulkan data - data yang menyangkut masalah yang akan di bahas

melalui buku-buku, majalah, Undang - Undang, keputusan Menteri Keuangan,

keputusan Menteri Keuangan, keputusan Direktur Jendral Pajak dan bahan -

bahan lainnya yang berhubungan dengan objek pembahasan.

3. Observasi Lapangan

Penulis melaksanakan pengamatan secara langsung pada objek Praktik Kerja

Lapangan Mandiri untuk mengetahui tata cara pendaftaran dan pengukuhan

Pengusaha Kena Pajak dan masalah - masalah lain yang timbul.

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data - data yang berhubungan dengan apa

yang dikerjakan pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri nantinya yang diperlukan

(9)

Dalam pengumpulan data sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan

data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung.

Contoh data primer adalah yang diperoleh dari responden melalui

kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara

peneliti dengan nara sumber.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber

yang sudah ada. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi

perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan,

laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.

5. Analisis Data dan Informasi

Di sini penulis akan menganalisa data dan mengevaluasi kembali secara deskriftif

kualitatif ataupun kuantitatif, sehingga memberikan gambaran secara umum

maupun khusus dari objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

F. METODE PENGUMPULAN DATA

Hal ini berkaitan dengan pengumpulan data dan informasi serta keterangan dalam

pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Penulis menggunakan metode :

1. Wawancara (Interview)

Dengan cara melakukan Tanya jawab secara langsung dengan pihak Kantor

(10)

2. Observasi

Dengan melalukan pengamatan langsung dan melakukan pencatatan data yang

diperlukan untuk pembahasan masalah.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam laporan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini penulis

menguraikan penulisan tersusun secara sistematika. Adapun sistematika yang akan

dilakukan dalam penulisan laporan PKLM ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Di dalam Bab ini penulis menguraikan latar belakang, tujuan dan manfaat

PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup, metode PKLM, dan sistematika

penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Penulis menerangkan gambaran umum objek atau lokasi PKLM, sejarah

singkat, visi dan misi beserta dengan struktur organisasi Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Medan Polonia, khususnya Seksi Tata Usaha Perpajakan

(TUP)

BAB III : GAMBARAN DATA PKLM

Pada bab ini penulis nmenguraikan tentang ketentuan umum, tata cara

(11)

pendaftaran atau pelaporan kegiatan usaha, penyesuaian Pengusaha Tidak

Kena Pajak.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Bab ini membahas tentang analisis dan evaluasi data yang diperoleh

mengenai tata cara pendaftaran pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari dua hal yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan

merupakan intisari dan bersumber dari PKLM.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyediaan yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elekronik Kementerian Ketenagakerjaan ( LPSE ) dan memenuhi persyaratan.

Pembuatan modul interaktif merupakan suatu usaha untuk mempelajari suatu mata kuliah dalam hal ini adalah graf di mana setiap individu baik tua maupun muda dapat dengan

a) Tahap pertama adalah tahap dimana peserta mengirimkan desain softcopy dan hardcopy kepada panitia CIVIL CONFEST. b) Setiap tim hanya diperbolehkan membuat 1

• REDIRECT, sigunakan untuk transparent proxy ▫ Ipatbles –t nat –A PREROUTING –p tcp –d 0/0 –dport 80 –j. REDIRECT

The resulting rupture to business planning and operations came through clearly in our survey of 1,198 business leaders from around the world for the PricewaterhouseCoopers 13th

Req6 (constrains TIFF Section 15): A TIFF file storing tiled gridded elevation data SHALL NOT contain internal tiles as per TIFF Section 15. A.3

g. pengkoordinasian penyusunan laporan keuangan dan pelaksanaan kegiatan lingkup Dinas; h. penyiapan bahan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi pengelolaan keuangan lingkup Dinas;

The challenges for processing polygon retrieval in a large terrain dataset include how to organize, partition and distribute very large spatial datasets across