• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

13

TUGAS PENGELOLAAN

SUM BERDAYA ALAM DAN

LINGKUNGAN

JEIN ARIESTY SING

(2)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

2 1. uraikan dengan jelas

a. Pengertian Konsep Pengelolaan lingkungan secara terpadu

 Pengelolaan Lingkungan

Pengelolaan Lingkungan adalah satu proses intervensi publik yang sistematis dan menerus dalam pengalokasian dan pemanfaatan lingkungan dan sumber

daya alam (yang sekarang ini cenderung dikontrol oleh pasar) untuk mengkoreksi

distorsi pasar atau kegagalan pasar (dalam bentuk kerusakan lingkungan dan ketidak-adilan sosial)”

 Dasar Pengelolaan Lingkungan

 Konsep Pengelolaan Lingkungan Secara Terpadu

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,

penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan

pengembangan lingkungan hidup.

Konsep Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut.

1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup

sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.

2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.

3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.

(3)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

3

4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk

kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

5. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara

yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.

6. Melalui penerapan pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud

kedinamisan dan harmonisasi antara manusia dengan lingkungannya.

b. Mengapa Konsep ini di perlukan untuk dapat mewujudkan pembangunan secara

berkelanjutan

Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota,

bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang

tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut

Brundtland Report dari PBB, 1987. Pembangunan berkelanjutan adalah

terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor

yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah

bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan

(4)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

4

Konsep Pengelolaan Lingkungan secara Terpadu untuk mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Pengelolaan Lingkungan secara terpadu memiliki pengertian bahwa

pengelolaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan dilakukan melalui

penilaian secara menyeluruh (comprehensive assessment), merencanakan

tujuan dan sasaran, kemudian merencanakan serta mengelola segenap

kegiatan pemanfaatannya guna mencapai pembangunan yang optimal dan

berkelanjutan. Perencanaan dan pengelolaan tersebut dilakukan secara

kontinyu dan dinamis dengan mempertimbangkan aspek

social-ekonomi-budaya dan serta konflik kepentingan dan pemanfaatan yang mungkin ada.

Pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup memerlukan

keterpaduan dan koordinasi yang mantap antara pemanfaatan sumber daya

alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan dalam suatu kurun

(5)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

5 berdaya guna. Prinsip ini telah disadari sejak konferensi lingkungan hidup

di Stockholm tahun 1972, dimana salah satu butir deklarasinya menyatakan:

Bahwa dalam rangka pengelolaan sumber daya yang lebih rasional untuk

meningkatkan kualitas lingkungan, diputuskan suatu pendekatan terpadu

dan terkoordinasi dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan

berwawasan lingkungan (lihat lampiran Deklarasi Stockhlom 1972).

Pertimbangan lingkungan yang menyangkut ekonomi lingkungan, tata

ruang, AMDAL, dan social cost harus diinternalisasi dalam setiap

pembuatan keputusan pembangunan.

c. Berilah salah satu contoh penerapan konsep pengelolaan lingkungan secara

terpadu

Contohnya konsep pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dan berkelanjutan:

Keterpaduan perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir ini mencakup 4 (empat)

aspek, yaitu : (1) keterpaduan wilayah/ekologis; (2) keterpaduan sektor; (3)

keterpaduan disiplin ilmu; dan (4) keterpaduan stakeholder.

(1). Keterpaduan Wilayah/Ekologis

Secara keruangan dan ekologis wilayah pesisir memiliki keterkaitan antara lahan

atas (daratan) dan laut lepas. Hal ini disebabkan karena wilayah pesisir merupakan

daerah pertemuan antara daratan dan laut. Dengan keterkaitan kawasan tersebut,

maka pengelolaan kawasan pesisir dan laut tidak lepas dari pengelolaan lingkungan

yang dilakukan di kedua kawasan tersebut. Berbagai dampak lingkungan yang

mengenai kawasan pesisir dan laut adalah akibat dari dampak yang ditimbulkan

oleh kegiatan pembangunan yang dilakukan di lahan atas, seperti pertanian,

perkebunan, kehutanan, industri, pemukiman dan sebagainya. Demikian juga

dengan kegiatan yang dilakukan di laut lepas, seperti kegiatan pengeboran minyak

lepas pantai dan perhubungan laut.

Penanggulangan pencemaran yang diakibatkan oleh industri dan limbah rumah

tangga, sedimentasi akibat erosi dari kegiatan perkebunan dan kehutanan, dan

limbah pertanian tidak dapat hanya dilakukan di kawasan pesisir saja, melainkan

harus dilakukan mulai dari sumber dampaknya. Oleh karena itu, pengelolaan di

wilayah ini harus di integrasikan dengan wilayah daratan dan laut serta Daerah

(6)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

6 Pengelolaan yang baik di wilayah pesisir akan hancur dalam sekejap, jika tidak

diimbangi dengan perencanaan DAS yang baik pula. Keterkaitan antar ekosistem

yang ada di wilayah pesisir harus selalu diperhatikan.

(2). Keterpaduan Sektor

Sebagai konsekuensi dari besar dan beragamnya sumberdaya alam di kawasan

pesisir dan laut adalah banyaknya instansi atau sektor-sektor pelaku pembangunan

yang bergerak dalam pemanfataan sumberdaya pesisir dan laut. Akibatnya, sering

kali terjadi tumpang tindih pemanfataan sumberdaya pesisir dan laut antar satu

sektor dengan sektor lainnya. Agar pengelolaan sumberdaya alam di kawasan

pesisir dapat dilakukan secara optimal dan berkesinambungan, maka dalam

perencanaan pengelolaan harus mengintegrasikan semua kepentingan sektoral.

Kegiatan suatu sektor tidak dibenarkan mengganggu, apalagi sampai mematikan

kegiatan sector lain. Keterpaduan sektoral ini, meliputi keterpaduan secara

horizontal (antar sektor) dan keterpaduan secara vertikal (dalam sartu sektor). Oleh

karena itu, penyusunan tata ruang dan panduan pembangunan di kawasan pesisir

sangat perlu dilakukan untuk menghindari benturan antara satu kegiatan dengan

kegiatan pembangunan lainnya.

(3). Keterpaduan Disiplin Ilmu

Wilayah pesisir dan laut memiliki sifat dan karakteristik yang unik, baik sifat dan

karakteristik ekosistem pesisir maupun sifat dan karakteristik sosial budaya

masyarakat pesisir. Dengan sistem dinamika perairan pesisir yang khas,

dibutuhkan disiplin ikmu khusus pula seperti hidro-oseanografi, dinamika

oseanografi dan sebagainya. Selain itu, kebutuhan akan disiplin ilmu lainnya juga

sangat penting. Secara umum, keterpaduan disiplin ilmu dalam pengelolaan

sumberdaya pesisir dan laut adalah ilmu-ilmu ekologi, oseanografi, keteknikan,

ekonomi, hokum dan sosiologi.

(4). Keterpaduan Stakeholder

Segenap keterpaduan diatas, akan berhasil diterapkan apabila ditunjang oleh

keterpaduan dari pelaku dan pengelola pembangunan di kawasan pesisir dan laut.

Seperti diketahui bahwa pelaku pembangunan dan pengelola sumberdaya alam

wilayah pesisir antara lain terdiri dari pemerintah (pusat dan daerah), masyarakat

pesisir, swasta/investor dan juga lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang

(7)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

7 kawasan pesisir. Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Terpadu harus mampu

mengakomodir segenap kepentingan pelaku pembangunan sumberdaya pesisir dan

laut. Oleh karena itu, perencanaan pengelolaan pembangunan harus menggunakan

pendekatan dua arah, yaitu pendekatan dari atas (top down) dan pendekatan dari

bawah (bottom up).

Karakteristik Wilayah Pesisir Memerlukan Pendekatan Terpadu

Keunikan wilayah pesisir dan laut serta beragamnya sumberdaya yang ada,

mengisyaratkan pentingnya pengelolaan wilayah tersebut secara terpadu bukan

secara sektoral. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pertama, secara empiris, terdapat keterkaitan ekologis (hubungan fungsional) baik

antar ekosistem di dalam kawasan pesisir maupun antara kawasan pesisir dengan

lahan atas dan laut lepas. Dengan demikin perubahan yang terjadi pada suatu

ekosistem pesisir (mangrove, misalnya) cepat atau lambat, akan mempengaruhi

ekosistem lainnya. Begitu pula halnya, jika pengelolaan kegiatan pembangunan

(industri, pertanian, pemukiman, dan lain-lain) di lahan atas suatu DAS tidak

dilakukan secara arif (berwawasan lingkungan), maka dampak negatifnya akan

merusak tatanan dan fungsi ekologis kawasan pesisir dan laut. Fenomena inilah

yang kemungkinan besar merupakan faktor penyebab utama bagi kegagalan panen

tambak udang yang menimpa kawasan Pantai Utara Jawa. Karena, untuk

kehidupan dan pertumbuhan udang secara optimal diperlukan kualitas perairan

yang baik, tidak tercemar seperti Pantai Utara Jawa.

Kedua, dalam suatu kawasan pesisir (Kalianda – Bandar Lampung, misalnya),

biasanya terdapat lebih dari dua macam sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan

untuk kepentingan pembangunan.

Ketiga, dalam suatu kawasan pesisir, pada umumnya terdapat lebih dari satu

kelompok masyarakat (orang) yang memiliki keteramnpilan/keahlian dan

kesenangan (preference) bekerja yang berbeda : sebagai petani, nelayan, petani

tambak, petani rumput laut, pendamping pariwisata, industri dan kerajinan rumah

tangga, dan sebagainya. Padahal, sangat sukar atau hamper tidak mungkin, untuk

mengubah kesenangan bekerja (prefesi) sekelompok orang yang sudah secara

(8)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

8 P encegahan

dan Mitigasi

Kesiapsiagaan Tanggap

Dar ur at P em ulihan

BENCANA

Keempat, baik secara ekologis maupun ekonomis, pemanfataan suatu kawasan

pesisir secara monokultur (single use) adalah sangat rentan terhadap perubahan

internal maupun eksternal yang menjurus pada kegagalan usaha. Contohnya,

pembangunan tambak udang di Pantai Utara Jawa yang sejak tahun 1982

mengkonversi hampir semua pesisir termasuk mangrove (sebagai kawasan lindung)

menjadi tambak udang,mengaakibatkan pada akhir 1990-an sampai sekarang terjadi

peledakan wabah virus, dimana sebagian besar tambak udang di kawasan ini

terserang penyakit yang merugikan.

Kelima, kawasan pesisir pada umumnya merupakan sumberdaya milik bersama

(common property resources) yang dapat dimanfaatkan oleh semua orng (Open

access). Oleh karenanya, wajaar jika pencemaran, over-eksploitasi sumberdaya

alam dan konflik pemanfaatan ruang

2. Definisi dan upaya mitigasi bencana geologi

 Definisi Mitigasi

Serangkaian upaya bagian dari manajemen bencanauntuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007). Strategi mitigasi

dapat juga dianggap sebagai bagian dari proses recovery setelah bencana

terjadi.

Ada 2 bentuk mitigasi :

• Mitigasi struktural (membuat check dam, bendungan, tanggul sungai, dll.) • Mitigasi non struktural (peraturan, tata ruang, pelatihan)

(9)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

9

 Upaya Mitigasi Terhadap Bencana Geologi berdasarkan Karakteristik bencana Geologi

1) Gempa Bumi

Gempa Bumi adalah getaran dalam bumi yang terjadi sebaga akibat dari terlepasnya energi yang terkumpul secara tiba-tiba dalam batuan yang mengalami deformasi.

Upaya Mitigasi terhadap gempa bumi adalah:

1. Melakukan pemetaan penyebaran lokasi-lokasi gempa yang disajikan dalam bentuk Peta Rawan Bencana Gempa Bumi/Seismik

2. Membuat peraturan-peraturan yang berkaitan dengan desain struktur bangunan tahan gempa guna mencegah runtuhnya bangunan ketika terjadi gempa

3. Tidak membangun bangunan di wilayah-wilayah yang rawan bencana alam.

4. Menghidari lahan-lahan yang rawan gempa untuk areal pemukiman, dan aktivitas manusia

5. Melakukan penataan ruang baik yang berada di sekitar pantai ataupun di daratan guna mencegah dan menghindari terjadinya korban jiwa dan harta serta dampak yang mungkin timbul ketika bencana itu terjadi. 6. Memasang Sistem Peringatan Dini (Early Warning System)

(10)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

10

Tsunami adalah bagian dari gempa bumi yaitu pergeseran naik atau turun

yang terjadi secara tiba-tiba pada dasar samudra pada saat terjadi gempa bumi bawah laut, akan menimbulkan gelombang laut pasang yang sangat besar yang lazim disebut ‘tidal waves’

Gambar 5. Gempa Jateng , DIY

(11)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

11 Mekanisme terjadinya tsunami:

a. Diawali dengan terjadinya gempa yang disertai oleh pengangkatan sebagai akibat kompresi.

b. Gelombang bergerak keluar ke segala arah dari daerah yang terangkat.

2) Gerakan Tanah

Gerakan tanah adalah proses perpindahan suatu masa batuan/tanah akibat gaya gravitasi. Gerakan tanah seringkali disebut sebagai longsoran dari massa tanah/batuan dan secara umum diartikan sebagai suatu gerakan tanah dan atau batuan dari tempat asalnya karena pengaruh gaya berat (gravitasi)

Gambar 7. Proses Tsunami

Gambar 8. Tsunami di Aceh 2006

(12)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

12

Tabel 1. Metoda Pencegahan dan Perbaikan Gerakan Tanah

Dampak yang bersifat kohesif

(13)
(14)
(15)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

(16)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

16

3) Gunung Api

Bahaya gunung api adalah bahaya yang di timbulkan oleh letusan/kegiatan gunung, berupa padat, cair dan gas serta campuran diantaranya yang mengancam atau cenderung merusak dan menimbulkan korban jiwa serta kerugian harta benda dalam tatanan (lingkungan) kehidupan manusia.

Gambar 10. Tanah Longsor

(17)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

17 Upaya Mitigasi bahaya gunung api:

1. Melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap gunung api aktif 2. Dengan melakukan pengamatan dan pemantauan yang terus menerus,

maka diharapkan dapat dipelajari tingkah laku dan aktifitas semua gunung api aktif yang ada sehingga usaha perkiraan erupsi dan bahaya gunung api akan tepat dan cepat. Penyampaian informasi dalam angka pengamanan penduduk dari kawasan rawan bencana dapat dilaksanakan tepat waktu sehingga korban bisa dihindarkan.

3. Melakukan pemetaan kawasan rawan bencana gunung api.

4. Untuk mengetahui dan menentukan kawasan rawan bencana gunung api, tempat-tempat yang aman jika terjadi letusan, tempat pengungsian, alur pengungsia, puskesmas. Sehingga pada saat terjadi peningkatan aktifitas/letusan, kita sudah siap dengan peta operasional lapangan.

5. Mengosongkan kawasan rencana bencana III

6. Daerah atau kawasan yang termasuk kedalam kawasan rawan bencana III harus dikosongkan dan dilarang untuk hunian tetap, karena daerah ini sering terlanda oleh produk letusan gunung api (lava,awan panas, jatuhan, piroklastika)

7. Melakukan usaha preventif

8. Upaya untuk mengurangi bahaya akibat aliran lahar, yaitu dengan cara membuat tanggul penangkis, tanggul-tanggul untuk menguragi kecepatan lahar, serta mengurangi volume air di kawah.

(18)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

18 3. Uraikan pendapat saudara terhadap pernyataan: ‘Manambang mangan = menambang

kehancuran’ ditinjau dari sudut pandang pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Jelaskan pendapat saudara tentang kegiatan penambangan mangan di Pulau Timor?

Manambang Mangan = Menambang kehancuran

Orang bilang jika di suatu daerah mengandung bahan tambang seperti menyimpan surga sekaligus mengenggam neraka, Kegiatan penambangan sering dikonotasikan sebagai salah satu kegiatan yang merusak lingkungan. Selain itu, kegiatan penambangan juga sering menimbulkan konflik diakibatkan tumpang tindih kepentingan penggunaan lahan. Hal itu dapat terjadi apabila kegiatan penambangan tidak dikelola dengan baik dan benar, seperti yang terjadi di Pulau Timor. Berikut ini akan saya paparkan beberapa dampak lingkungan yang terjadi akibat penambangan.

Dampak Ekologi

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis

dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan

mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup

yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,

pengawasan, dan penegakan hukum, (Undang-Undang No. 32 Tahun 2009

Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup), Pasal 1 (2).

a) Perubahan Bentangan Alam (land-scape)

Pertambangan tentunya membawa perubahan land-scape yang berakibat

pada penyempitan lahan pertanian, dan penghilangan padang

penggembalaan. Lebih dari itu akan berakibat pada terganggunya ekosistem

di wilayah tersebut seiring dengan berubahnya land-scape wilayah itu.

Apalagi pembongkaran permukaan tanah itu dilakukan di kawasan

penyangga tentunya akan berakibat fatal pada pengembangan persawahan

dan peternakan yang selama ini menjadi penopang hidup warga.

b) Mengganggu Tata Hidrologi air

Dikhatirkan bahwa konversi wilayah penyangga ini pun dapat berakibat

(19)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

19 Karena itu, pembangunan pabrik pengolahan biji mangan harus mendapat

kajian serius, terutama mempertimbangkan ketersedian air.

Apakah ketersedian air di wilayah tersebut mampu mengairi persawahan

bila air itu harus didistribusikan lagi untuk kepentingan proses pemurnian

mangan. Sebab, kebutuhan pabrik akan air untuk proses pemurnian mineral

mangan (Mn) tidak seperti yang dibayangkan mencuci perabot rumah

tangga.

c) Harus ada Kajian Analisa Resiko

Pertambangan mangan yang dilakukan pun harus berbasis analisa resiko.

Pembongkaran permukaan tanah yang luas dapat menimbulkan tanah

longsor. Selain itu, ledakan tambang, keruntuhan tambang serta keselamatan

warga pekerja apa sudah dipertimbangkan.

Tanpa pembongkaran tanah saja, Kabupaten TTU sering mengalami

bencana longor saat hujan dan kekeringan pada musim panas. Padahal

dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tengan Penanggulangan

Bencana, Pasal 6 (a dan b) menyatakan bahwa “Tanggung jawab

Pemerintah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi: a.

pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana

dengan program pembangunan; b.Perlindungan Masyarakat dari dampak

bencana;

d) Harus Diasaskan pada Kebijakan Tata Ruang

Kebijakan penataan ruang secara formal ditetapkan bersamaan dengan

diundangkannya Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan

Ruang, yang kemudian diperbaharui dengan Undang- undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Kebijakan

tersebut ditujukan untuk mewujudkan kualitas tata ruang yang semakin

baik, yang oleh undang-undang dinyatakan dengan kriteria aman, nyaman,

produktif dan berkelanjutan.

Apabila pertambangan mangan diberlakukannya sesuai dengan kebijakan

penataan ruang, semstinya tidak mengganggu ruang hidup rakyat. Tata

ruang menjadi produk dari rangkaian proses perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang sehingga tidak

(20)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

20 Kebijakan tata ruang berguna membantu mengupayakan perbaikan kualitas

rencana tata ruang wilayah maka Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS) atau Strategic Environmental Assessment (SEA).

Pemerintah Kabupaten TTU menjadikan KLH dan SEA sebagai salah satu

pilihan alat bantu melalui perbaikan kerangka pikir (framework of thinking)

perencanaan tata ruang wilayah untuk mengatasi persoalan lingkungan

hidup di Kabupaten TTU.

Pemerintah Kabupaten TTU perlu melakukan penataan ruang (Rencana Tata

Ruang Wilayah) sesuai dengan perintah Undang-Undang Nomor 26 Tahun

2007. Hanya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) secara

komprehensif Pemkab TTU mampu memetakan seluruh potensinya, baik di

bidang pertanian, peternakan, pariwisata, kehutanan, dll yang dilandasi pada

analisa keseimbangan ekologi dan analisa resiko ancaman.

Sebetulnya hal ini pun telah diatur dalam Udang-Uundang No.26 Tahun

2007 tentang Penataan Ruang terutama Pasal 34 (1), yang menyatakan

bahwa “Dalam pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan

kabupaten/kota dilakukan:

a. perumusan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata ruang

wilayah dan rencana tata ruang kawasan strategis; b. perumusan program

sektoral dalam rangka perwujudan struktur ruang dan pola ruang wilayah

dan kawasan strategis; dan c.pelaksanaan pembangunan sesuai dengan

program pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan strategis. Hal ini

dipertegas dalam (ayat 4) bahwa penataan ruang harus dilaksakan sesuai

dengan standar kualitas lingkungan; dan daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup.

Dengan dasar ini, kita bisa melihat bahwa apakah ijin pertambangan sudah

dilandaskan pada Penataan Ruang, sehingga kemudina tidak mengganggu

kualitas lingkungna dan daya dukung lingkungan.

3.3. Dampak Limba Industri

Setiap usaha pertambangan memiliki karakter yang berbeda antara mineral

(21)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

21 dilihat sebagai aktivitas yang sangat beresiko terhadap ekosistem dan

lingkungan hidup.

Begitu pun usaha pertambangan mangan pun harus dilihat dari dampak

industri yang mana dapat menimbulkan potensi gangguan antara lain;

· Pencemaran akibat debu dan asap yang mengotori udara dan air limbah

dari buangan tambang yang mengandung zat-zat beracun. Hal ini dapat

menyebabkan pencemaran air. Dengan demikian, pertambangan mangan

akan berdampak buruk pada persawahan dan peternakan akibat pencemaran

air dan udara yang ditimbulkan dari proses pencucian mangan tersebut.

· Gangguan berupa suara bising dari berbagai alat berat, berupa suara

ledakan eksplosive (bahan peledak) dan gangguan terhadap kesehatan

masyarakat sehingga dapat muncul jenis penyakit baru yang bersifat

endemik dan epidemik;

Karena itu, kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

kiranya menjadi fundamen dalam mengevaluasi kebijakan tersebut.

Bukannya AMDAL dilihat sebagai legal formal yang akan meligitimasi

sebuah prosudure formal dalam memenuhi ketentuan formal. Tetapi harus

dilakukan sebagai kiat baik dalam upaya menjaga keseimbangan ekologi di

setiap wilayah.

3.4. Dampak Kesehatan

Pertambangan adalah sebuah usaha yang tidak ramah lingkungan dan

berakibat fatal bagi kesehatan manusia. Karena itu, pertambangan mangan

perlu dilihat dampak kesehatan yang tentunya akan dialami warga. Sebab

dampak Mangan terutama terjadi di saluran pernapasan dan otak. Gejala

keracunan mangan adalah halusinasi, pelupa dan kerusakan saraf.

Manganese can also cause Parkinson, lung embolism and

bronchitis.Mangan juga dapat menyebabkan Parkinson, emboli paru-paru

dan bronkitis.. Ketika orang-orang yang terkena mangan untuk jangka

waktu yang lebih lama mereka menjadi impoten.

Suatu sindrom yang disebabkan oleh mangan memiliki gejala seperti

schizophrenia, kebodohan, lemah otot, sakit kepala dan insomnia.

Mangan senyawa alami ada di lingkungan sebagai padatan di tanah dan

(22)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

22 particles. Mangan partikel di udara yang hadir dalam partikel debu. Ini

biasanya menetap ke bumi dalam waktu beberapa hari. Manusia

meningkatkan konsentrasi mangan di udara oleh aktivitas industri dan

melalui pembakaran bahan bakar fosil.

Mangan yang berasal dari sumber manusia juga dapat memasukkan air

permukaan, air tanah dan air limbah. Melalui penerapan pestisida mangan,

sehingga mangan akan memasuki tanah.

Pertambangan Mangan dapat mengancam kesehatan dengan berbagai cara:

· Debu, tumpahan bahan kimia/limbah, asap-asap yang beracun,

logam-logam berat dan radiasi dapat meracuni penambang dan menyebabkan

gangguan kesehatan sepanjang hidup mereka;

· Mengangkat peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh yang

janggal dapat menyebabkan luka-luka pada tangan, kaki, dan punggung;

· Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkan

kerusakan pada urat syaraf serta peredaran darah, dan dapat menimbulkan

kehilangan rasa, kemudian jika ada infeksi yang sangat berbahaya seperti

gangrene, bisa mengakibatkan kematian;

· Bunyi yang keras dan konstan dari peralatan dapat menyebabkan

masalah pendengaran, termasuk kehilangan pendengaran;

· Jam kerja yang lama di bawah tanah dengan cahaya yang redup dapat

merusak penglihatan;

· Bekerja di kondisi yang panas terik tanpa minum air yang cukup dapat

menyebabkan stres kepanasan.Gejala-gejala dari stres kepanasan berupa

pusing-pusing, lemah, dan detak jantung yang cepat, kehausan yang sangat,

dan jatuh pingsan;

· Pencemaran air dan penggunaan sumberdaya air berlebihan dapat

menyebabkan banyak masalah-masalah kesehatan

· Lahan dan tanah menjadi rusak, menyebabkan kesulitan pangan dan

kelaparan.

· Pencemaran udara dari pembangkit listrik yang dibangun dekat dengan

daerah pertambangan dan mobilisasi transportasi dapat menyebabkan

penyakit-penyakit yang serius

(23)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

23 Setiap wilayah memiliki sebuah norma dan budaya yang dianut dalam

berbagai aspek kehidupan. Dalam konteks pengelolaan Sumber Daya Alam

pun pasti setiap wilayah memiliki konsep dasar pengelolaan atau yang

dikenal dengan istilah kearifan lokal (local wisdom)..

Sistem kepemilikan lahan adalah sistem kolektif artinya dimiliki bersama

oleh suku tersebut. Tidak benar bila kemudian dikampling oleh turunannya

sebagai milik pribadi, karena setiap turunan hanya diberi hak untuk

mengelola.

Hanya saja sistem ini kemudian tergerus oleh perkembangan zaman yang

bernuansa individualistik dan kapitalistik. Sehingga segala keputusan

kemudian tunduk dengan modal dan kepentingan pribadi.

3.6. Dampak Kebijakan dan Politik

Pertambangan yang dilakukan di Oekopa dan Oerinbesi adalah sebuah

kebijakan yang tentunya memiliki keterkaitan dengan keputusan politik.

Untuk itu, kebijakan ini perlu dicermati dalam kacamata politik yang lebih

detail agar kemudian tidak berimplikasi buruk bagi warga.

Pertambangan selalu menjadi arena perjudian dalam kanca perpolitikan.

Sering sumber daya alam menjadi bargaining potition dalam membuat

kesepakatan-kesepakatan. Alasan peningkatan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) hanyalah sebuah rasionalisasi pembenaran atas kerusakan

lingkungan. Mengapa? Karena selama sistem politik yang dijalankan itu

mementingkan kekuasaan dan modal maka rakyat hanyalah sebagai tumbal.

3.7. Dampak Ekonomi

Hampir semua aktivitas pertambangan dilandaskan pada analisis ekonomi.

Argumentasi peningkatan ekonomi warga dan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dipandang sebagai alasan mumpuni dari pertambangan. Dengan

pertambangan akan diserap tenaga kerja dan perubahan kualitas hidup

masyarakat sekitar wilayah pertambangan.

Padahal, secara ekonomi yang perlu dikaji lebih jauh adalah kegiatan

Produksi, Distribusi dan Konsumsi.

Untuk pertambangan perlu dicermati daya rusak tambang pada ekonomi

warga setempat, apakah terjadi penghancuran pada tata produksi, distribusi

(24)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

24 Melihat dampak-dampak tersebut tidak heran jika orang beranggapan menambang

(25)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

25

 Pendapat saya tentang kegiatan penambangan di Pulau Timor

(26)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

26 Kerusakan lingkungan akibat penambangan mangan yang terjadi di Propinsi

Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di Pulau Timor, benar-benar

sangat parah. Ini dikarenakan tidak ada upaya reklamasi dari perusahaan

pertambangan terkait maupun pemerintah daerah di empat Kabupaten di

Pulau Timor yakni Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor

Tengah Utara dan Belu.

Tambang mangan mulai marak sejak tahun 2008 karena setelah dilakukan

survei geologis ternyata di pulau Timor ini penuh dengan mangan, sehingga

pemerintah provinsi dan kabupaten ramai-ramai menggelontorkan izin

kepada perusahaan-perusahaan untuk melakukan tambang secara

besar-besara tanpa punya satu kesiapan dalam kajian, terutama dalam penataan

ruang wilayah tambang

Pemerintah setempat hanya mengeluarkan izin tanpa melihat apakah daerah

itu layak atau tidak. Karena itu menurutnya sangat aneh gaya pertambangan

di pulau Timor karena bertabrakan dengan ruang hidup rakyat, yang mana

di dalam areal pertambangan ada kebun warga, kawasan peternakan dan air

minum.

Sejak tahun 2008 sampai saat ini, sudah diciptakannnya ribuan

lubang-lubang dengan kedalaman di atas empat meter di wilayah Timor. Meskipun

demikian, tidak ada upaya untuk menutupi lubang-lubang tersebut.

"Siapa yang bertanggung jawab terhadap ribuan lubang tersebut? Apakah

investor atau pemerintah? seharusnya sebelum perizinan itu dikeluarkan

oleh pemerintah, ada satu surat yang namanya uang jaminan reklamasi dari

investor untuk menyiapkan uang jaminan reklamasi. Tetapi pascatambang

lubang tersebut tidak direklamasi sehingga muncul pertanyaan lagi,

kemanakah uang reklamasi itu?"

Pemerintah harus serius menyikapi kerusakan lingkungan ini, karena Timor

ini tergolong pulau kecil yang sangat rentan terhadap industri esktraktif

dengan menghitung kembali berapa besar kawasan penyanggah dan berapa

besar kawasan kelola rakyat.

Kondisi tersebut kalau benar-benar memungkinkan memiliki iklim mikro

(27)

PROGRAM STUDI ILM U LINGKUNGAN |

27 mendata ini, maka Timor ini akan mengalami iklim yang ekstrim,

contohnya di tahun 2009-2011 lalu, hujan berlangsung sepanjang tahun.

Untuk pulau Timor, kerusakan lingkungannya merata di empat kabupaten,

tetapi yang paling parah di dua kabupaten yaitu Kabupaten Timor Tengah

Selatan dan Belu. Pasalnya, di dua daerah ini, sistem pertambangannya

padat modal yang disponsori oleh pengusaha pengusaha besar, sedangkan di

Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Utara hanya investor-investor kecil

saja.

Pemanfaatannya harus bijak, melihat jauh kedepan secara sosial-ekonomi

dan berwawasan lingkungan. Metoda pengusahaan secara integrated, mulai

penambangan, pemilahan & pemisahan, pengolahan & pemurnian, dan

pemasaran di NTT.

Pada akhirnya saya sepakat dengan pengasuh mata kuliah ini bahwa mangan

memang harus di tambang tapi harus sesuai regulasi, perlu di lakukan kajian

dan anaslis tata ruang terlebih dahulu, mengatisipasi dampak yang mungkin

timbul, sehingga mangan harusnya membawa berkat bagi kesejahteraan

Gambar

Gambar 2. Dasar Pengelolaan Lingkungan
Gambar 2. Sustainable Development
Gambar 3. Manajemen Bencana PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN |
Gambar 4. Peta Wilayah Rawan Gempa Indonesia
+6

Referensi

Dokumen terkait

menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

4. Menetapkan tindakan atau prosedur untuk mengurangi potensi bahaya. Teknik ini bermanfaat untuk mengidentifikasi dan menganalisis bahaya dalam suatu pekerjaan. Hal ini

Pamerdi Giri Wiloso, M.Si, Phd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Satya Wacana Salatiga, sekaligus dosen pembimbing utama, yang dengan penuh apresiasi dan

E15 Gearshift drum E16 Kick starter spindle E17 Carburetor.. [ENSIONER, CAM CHAIN... Nomor Petunjuk NomorPart Description Nama-Part Reqd.. Notes Bagian yang diservis F.. Bagianyang

Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah batuan phosphate (Ca3(PO4)2) dan asam sulfat dengan perbandingan 3:1 yang direaksikan pada digester dengan suhu operasi

Before you can start the MongoDB service, you need to create a data directory for MongoDB to store its files in.. By default, MongoDB stores the data in the

Dengan meratifikasi Konvensi Internasional tentang Perlindungan Seluruh Hak-Hak Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya ( InternationalConvention on the protection of

Candidates for the A Level Further Mathematics examination use the List of Formulae and Statistical Tables (MF10).. The MF10 list is sent out to Centres as needed in a stationery