• Tidak ada hasil yang ditemukan

GI Garuda Sakti .doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GI Garuda Sakti .doc"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN OPERASI

(SOP)

GARDU INDUK GARUDA SAKTI

NO. UPBSBT/PED/OPS/021/GRDSK

Februari 2011

PT PLN (PERSERO)

(2)

I. LEMBAR PENGESAHAN

No Nama Pembuat Pedoman Jabatan Tanda Tangan Tanggal

1 Hasanuddin, ST Asman Op UPB Sumbagteng

2 Safnir By Spv Pengendalian Op Real Time

3 M Alfin Syukri JE Pengendalian Operasi Real Time

4 Ismail Hakim JE Pengendalian Operasi Real Time

5 Feri Mardani JE Pengendalian Operasi Real Time

DIPERIKSA DAN DISAHKAN

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Asep Samsudin Manajer UPB Sumbagteng

(3)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

PEDOMAN OPERASI GI GARUDA SAKTI No. Dokumen : UPBSBT/PED/OPS/021/GRDSK Berlaku Efektif : Februari 2011

II. DAFTAR DISTRIBUSI

No. Bidang/Unit/Pelakasana Personil

P3B Sumatera Dispatcher P3BS UPB Sumbagteng Manajer

Asman Operasi

Supervisor Perencanaan dan Evaluasi

Dispatcher UPB Sumbagteng UPT Pekanbaru Manajer

Manajer Tragi

Operator Gardu Induk Garuda Sakti

III. NOMOR PENGENDALIAN DOKUMEN

(4)

IV. CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN

Revisi

ke Tanggal Halaman Paragraf Alasan Disahkanoleh Fungsi/Jabatan TandaTangan 1 25 Feb

2009 3 3 Hasil rapat line charging PLTA Koto Panjang (5-09-2008)

Denden Ruhdani M. K.

Manajer UPB SBT

2 Januari

2011 2, 3,4 & 5 PemutakhiranSOP & Penambahan Instalasi Baru

Asep

Samsudin Manajer UPB SBT

*)

(5)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

PEDOMAN OPERASI GI GARUDA SAKTI No. Dokumen : UPBSBT/PED/OPS/021/GRDSK Berlaku Efektif : Februari 2011

KATA PENGANTAR

Pedoman Operasi Gardu Induk ini adalah Bahasa Kesatuan Operasional bagi Para Pelaku Operasi di Lingkungan PT PLN ( Persero ) P3B Sumatera yang sudah tergabung dalam Subsistem Sumbagteng guna diperolehnya operasi sistem yang handal, ekonomis dan aman serta diperolehnya kecepatan pemulihan sistem dari kondisi gangguan ke kondisi normal, dan yang lebih penting agar terhindar dari kesalahan operasi yang berakibat fatal terhadap peralatan maupun para pelaku operasi itu sendiri.

Wewenang dan tanggung jawab operasi antara kedua belah pihak dalam hal ini UPB Sumbagteng dan UPT Pekanbaru untuk menjalankan tugas masing-masing dituangkan di dalam pedoman ini.

Pedoman Operasi Gardu Induk edisi ini merupakan hasil kesepakatan dan pembahasan yang disesuaikan dengan kebutuhan operasi dan keadaan sistem mutakhir.

Pedoman operasi ini akan selalu dimutakhirkan mengikuti kebutuhan operasi dan perkembangan Sistem Tenaga Listrik Sumatera.

Lubuk Alung , Februari 2011 Manajer UPB Sumbagteng

Asep Samsudin

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

I. LEMBAR PENGESAHAN...ii

II. DAFTAR DISTRIBUSI...iii

III. NOMOR PENGENDALIAN DOKUMEN...iii

IV. CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR GAMBAR...viii

1 PENDAHULUAN...1

1.1 Maksud dan Tujuan...1

2 TUGAS DAN WEWENANG...1

2.1 Operator Gardu Induk...1

3 KONDISI NORMAL...2

3.1 Konfigurasi Normal GI Garuda Sakti...2

3.2 Pemeliharaan / Perbaikan Instalasi Terencana...2

3.3 Pemeliharaan / Perbaikan Instalasi tidak Terencana...2

3.4 Rekonfigurasi Jaringan...2

4 KONDISI GANGGUAN...3

4.1 Padam Total ( hilang tegangan)...3

4.1.1 Operator Gardu Induk...3

4.2 Gangguan Parsial...4

4.2.1 Operator Gardu Induk...4

5 MENGATASI GANGGUAN...4

5.1 Operator Gardu Induk...4

6 KONDISI DARURAT...4

6.1 Operator Gardu Induk...4

7 KOMUNIKASI OPERASIONAL...5

7.1 Alur komunikasi...5

(7)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

PEDOMAN OPERASI GI GARUDA SAKTI No. Dokumen : UPBSBT/PED/OPS/021/GRDSK Berlaku Efektif : Februari 2011

8 ATURAN TAMBAHAN...5

8.1 Pengoperasian Instalasi Baru...5

8.2 Gangguan Internal Trafo...5

8.3 Gangguan Permanen pada Penghantar 150 kV...5

8.4 Pengoperasian Reaktor dan Kapasitor...5

8.5 Gangguan UFR pada PMT 150 kV dan Penyulang 20 kV...6

8.6 Gangguan UVLS pada PMT 20 kV Trafo...6

8.7 Gangguan UVR pada PMT 20 kV Trafo...6

8.8 Gangguan OLS pada PMT 20 kV Trafo dan Penyulang 20 kV...6

8.9 Gangguan OVR pada PMT 150 kV...6

8.10Gangguan UVLS pada PMT 20 kV Trafo...6

8.11Gangguan UVR pada PMT 20 kV Trafo...6

8.12Lain – lain...6

KOSAKATA...7

(8)

D

AFTAR GAMBAR

(9)

1 PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan SOP ini merupakan pedoman dan petunjuk bagi Dispatcher dan Operator Gardu Induk untuk melaksanakan manuver dalam mengatasi gangguan listrik pada instalasi yang sedang beroperasi di GI Garuda Sakti.

Manuver pengoperasian dan manuver pembebasan pada instalasi tegangan tinggi, baik secara remote control (R/C) dari UPB Sumbagteng maupun secara lokal dari gardu induk adalah wewenang dan tanggung jawab Dispatcher UPB Sumbagteng.

Pelaksanaan manuver oleh Operator Gardu Induk merupakan pelimpahan wewenang dari Dispatcher UPB Sumbagteng atau dapat dikatakan Operator Gardu Induk sebagai kepanjangan tangan Dispatcher UPB Sumbagteng.

Pedoman Operasi ini bertujuan untuk mengatur koordinasi pekerjaan operasional yang berkaitan dengan Interkoneksi antara GI Garuda Sakti dan Sistem Tenaga Listrik Sumatera.

2 TUGAS DAN WEWENANG

2.1 Operator Gardu Induk Manuver PMT 150 kV serta PMS Line dan Bus yang tidak dapat diremote dari Dispatcher UPB Sumbagteng, dilakukan oleh Operator Gardu Induk atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

3 KONDISI NORMAL

(10)
(11)

3.2 Pemeliharaan / Perbaikan Instalasi Terencana

Pemeliharaan instalasi penyaluran yang direncanakan dapat dilaksanakan setelah ada kesepakatan yang dibahas pada pertemuan bulanan antara PT PLN (Persero) P3BS, UPT Pekanbaru, UPB Sumbagteng, dan Cabang Pekanbaru.

3.3 Pemeliharaan / Perbaikan Instalasi tidak Terencana

Pemeliharaan instalasi penyaluran yang tidak terencana dapat dilaksanakan setelah ada permintaan dari UPT Pekanbaru dan mendapat persetujuan UPB Sumbagteng. Jika terkait dengan pemadaman konsumen harus mendapat persetujuan dari Cabang Pekanbaru.

3.4 Rekonfigurasi Jaringan Untuk mempertahankan kondisi keandalan sistem atau untuk manuver keandalan dalam rangka pemeliharaan, maka dilakukan rekonfigurasi jaringan yang bersifat sementara, dan segera dikembalikan ke kondisi normal apabila pekerjaan pemeliharaan telah selesai. Pelaksanaan manuver pembebasan dan penormalan instalasi yang tidak dapat diremote dari Dispatcher UPB Sumbagteng, dilakukan oleh Operator Gardu Induk atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

4 KONDISI GANGGUAN

4.1

Padam Total ( hilang tegangan)

Jika terjadi gangguan hilang tegangan di Gardu Induk Garuda Sakti, Operator Gardu Induk harus memastikan bahwa penunjukan kV meter pada panel penghantar dan rel (busbar) menunjuk nol dan selanjutnya melaksanakan tugas sesuai dengan batas wewenangnya.

(12)

2. Membuka PMT-PMT untuk persiapan pengiriman atau penerimaan tegangan dari Gardu Induk lain. Pembukaan PMT-PMT tersebut di atas dilakukan secara manual oleh Operator Gardu Induk. PMT-PMT yang dibuka yaitu :

1. PMT 150 kV Pht Koto Panjang,

2. PMT 150 kV Pht Teluk Lembu 1 & 2,

3. PMT 150 kV Pht Duri 1 & 2,

4. PMT 150 kV Kapasitor 1 & 2,

5. PMT 20 kV semua Penyulang Kecuali PS.

3. Mencatat dan mereset semua indikator dan rele yang muncul,

4. Menyesuaikan Tap Trafo,

(13)

Gambar 4–2 PMT yang dibuka di GI Garuda Sakti saat hilang tegangan

4.2

Gangguan Parsial Jika terjadi gangguan parsial atau PMT trip, operator Gardu Induk harus memastikan indikator PMT tersebut dalam posisi keluar.

4.2.1 Operator Gardu Induk 1. Memberikan informasi sementara kepada

UPB Sumbagteng bahwa telah terjadi gangguan,

2. Mencatat dan mereset semua indikator dan rele yang muncul,

3. Melaporkan kepada Dispatcher UPB Sumbagteng bahwa instalasi yang terganggu siap menerima tegangan.

5 MENGATASI GANGGUAN

5.1 Operator Gardu Induk Menutup kembali PMT pada butir 4.1.1 dan 4.2 atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

6 KONDISI DARURAT

6.1 Operator Gardu Induk Jika terjadi kondisi darurat pada instalasi tegangan tinggi, Operator Gardu Induk dapat segera membebaskan peralatan dari tegangan dan selanjutnya melaporkan segera kepada Dispatcher UPB Sumbagteng.

7 KOMUNIKASI OPERASIONAL

7.1

Alur komunikasi Dalam pengoperasian Sistem Tenaga Listrik di Sistem Sumbagteng, baik dalam kondisi normal maupun gangguan digambarkan sebagai berikut :

OPERATOR GI GARUDA SAKTI

DISPATCHER UPB SUMBAGTENG

Gambar 7–3 Alur Komunikasi

(14)

4. HP (Hand Phone).

8 ATURAN TAMBAHAN

8.1 Pengoperasian Instalasi Baru Mengacu kepada SOP Pengoperasian Instalasi Baru.

8.2

Gangguan Internal Trafo Pengoperasian kembali trafo yang trip dengan indikasi Differensial, REF, Bucholz, Jansen, Sudden Pressure, Fire protection harus dikonfirmasi siap operasi oleh Asman Ophar atau Manajer Tragi ke Asman Operasi dan Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.3

Gangguan Permanen pada Penghantar 150 kV

Pengoperasian kembali penghantar 150 kV yang trip dengan indikasi Auto Reclose Final trip atau SOTF harus dikonfirmasikan siap operasi oleh Asman Ophar atau Manajer Tragi, setelah ada pemeriksaan di jaringan, ke Asman Operasi dan Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.4

Pengoperasian Reaktor dan Kapasitor

Pengoperasian Reaktor dan Kapasitor untuk pengaturan tegangan atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.5

Gangguan UFR pada PMT 150 kV dan Penyulang 20 kV

Pengoperasian kembali PMT 150 kV dan penyulang 20 kV yang trip dengan indikasi Under Frekwensi Rele (UFR) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.6 Gangguan UVLS pada PMT 20 kV

Trafo Pengoperasian kembali PMT 20 kV Trafoyang trip dengan indikasi Under Voltage Load Shedding (UVLS) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.7 Gangguan UVR pada PMT 20 kV

Trafo Pengoperasian kembali PMT 20 kV Trafoyang trip dengan indikasi Under Voltage Rele (UVR) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.8

Gangguan OLS pada PMT 20 kV Trafo dan Penyulang 20 kV

(15)

8.9 Gangguan OVR pada PMT 150 kV Pengoperasian kembali PMT 150 kV yang trip dengan indikasi Over Voltage Rele (OVR) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng. 8.10 Gangguan UVLS pada PMT 20 kV

Trafo Pengoperasian kembali PMT 20 kV Trafoyang trip dengan indikasi Under Voltage Load Shedding (UVLS) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.11 Gangguan UVR pada PMT 20 kV

Trafo Pengoperasian kembali PMT 20 kV Trafoyang trip dengan indikasi Under Voltage Rele (UVR) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.12 Lain – lain Semua Pedoman Operasi Gardu Induk terdahulu yang tidak sesuai dengan pedoman operasi ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Lubuk Alung, Februari 2011

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT PEKANBARU

MANAJER,

MUKHIAR M.

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

MANAJER,

ASEP SAMSUDIN

(16)

GI : Gardu Induk

KV : Kilo Volt

MVA : Mega Volt Ampere

Operator Gardu Induk : Pelaksana operasi di pusat listrik / gardu induk PMS : Pemisah (disconnecting switch)

PMS tanah : Earthing switch

PMT : Pemutus tenaga (circuit breaker)

SCADA : Supervisory Control And Data Acquisition SUTT : Saluran Udara Tegangan Tinggi

UPB Sumbagteng : Unit Pengatur Beban Sumatera Bagian Tengah UPT Pekanbaru : Unit Pelayanan Transmisi Pekanbaru

Gambar

Gambar 3–1  Konfigurasi GI Garuda Sakti

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 dimaksudkan untuk

Untuk pengolahan data dalam penelitian ini, perhitungan nilai kestabilan lereng dilakukan dengan menggunakan perhitungan manual berdasarkan masing-masing teori pada

HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS 16.0.. Tabel 4.2

Hasil dari penelitian menyatakan kondisi kapasitas beberapa ruas jalan di Kecamatan Tembalang masih dapat menampung arus lalu lintas dan beberapa ruas jalan lainnya

Berdasarkan teori-teori yang telah disampaikan, maka dapat diasumsikan bahwa pengawas madrasah sebagai input dalam penelitian merupakan tenaga kependidikan dan

Demodulasi fase adalah proses pelepasan suatu sinyal informasi dari sinyal pembawa dimana sinyal yang termodulasi berubah sesuai dengan fase sinyal informasinya.. 2.2 Kelebihan

Perkuliahan ini bertujuan mengembangkan kemampuan mahasiswa memahami teori peluang secara lebih mendalam dengan pendekatan aksioma... Lingkup bahasannya meliputi:

Pada pengobatan anemia megaloblastik dalam kehamilan sebaiknya diberikan terapi oral asam folat bersama-sama dengan zat besi. Tablet asam folat diberikan dalam dosis 5-10