• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Trans Studio Medan ( Arsitektur Rekreatif )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Trans Studio Medan ( Arsitektur Rekreatif )"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Kota Medan, sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara sedang menuju menjadi

kota Metropolitan seperti Jakarta. Dengan jumlah penduduk sekitar 2 juta jiwa dan

kepadatan penduduk 7.520/km2. Dengan tingkat kepadatan yang tinggi yang diikuti

dengan aktivitas yang padat dan melelahkan membuat masyarakat kota Medan mudah

jenuh dan stress. Meningkatnya rutinitas kerja, sering membuat seseorang lelah dan

bosan. Terutama bagi masyarakat perkotaan yang akrab dengan suasana kemacetan dan

hiruk pikuk keramaian. Kondisi ini tentu akan menimbulkan tekanan hidup bagi siapa saja

yang tinggal di dalamnya. Seperti kota Medan yang saat ini telah berkembang menjadi

kota Metropolitan.

Rekreasi pun menjadi pilihan tepat karena mampu mendorong kembalinya

kesegaran tubuh dan pikiran. Rekreasi juga telah tumbuh menjadi bagian dari gaya hidup

dan kebutuhan masyarakat kota Medan yang semakin menunjukkan peningkatan setiap

tahunnya. Rekreasi itu sendiri ada bermacam-macam jenisnya terutama jika ditinjau dari

sifat kegiatan rekreasi seperti bermain, bersuka dan bersantai. Saat ini pembangunan

sarana rekreasi yang paling dominan di kota Medan adalah pusat perbelanjaan yang

mengakomodasi kegiatan belanja yakni mencapai 60%. Sementara pembangunan sarana

rekreasi taman hiburan theme park yang memperhatikan fungsi permainan itu sendiri

seperti fungsi kognitif, sosial, dan emosi, masih sangat minim. Terutama setelah

dibongkarnya Taman Ria di tahun 2005.

Selain itu tempat rekreasi seperti taman hiburan yang cocok untuk keluarga

berada di luar kota Medan sehingga seringkali terkendala dengan jauhnya lokasi dan

terlalu banyak waktu yang dihabiskan di dalam perjalanan. Sehingga banyak keluarga

mengadakan kegiatan rekreasi hanya pada momen liburan saja. Dalam hal ini tentu

perencanaan tempat rekreasi yang berada di pusat kota pun menjadi alternatif keluarga

perkotaan yang cenderung lebih menyukai sesuatu yang praktis dan mudah dijangkau.

Adapun tempat rekreasi taman hiburan di kota Medan seperti Yuki Simpang Raya

masih banyak diminati oleh warga pada saat liburan panjang dikarenkan merupakan

satu-satunya tempat taman hiburan theme park yang berada di kota Medan. Akan tetapi

karena banyaknya pengunjung pada saat liburan yang tidak diimbangi dengan tempatnya

yang luas, menyebabkan suhu di tempat ini menjadi meningkat sehingga mengurangi

(2)

pengunjung terkadang harus mengumpulkan minimal 7-10 orang agar dapat beroperasi

sehingga pengunjung yang datang sering merasa kecewa. Wahana yang tersedia juga

kurang bervariasi.

Di kota lain seperti Jakarta, Bandung, dan Makasar memliki taman hiburan yang

menjadi tempat rekreasi permainan yang sangat luas seperti Taman Impian Jaya Ancol,

Trans Studio Bandung, Trans Studio Makasar, dan lainnya. Tersedianya taman bermain

indoor sebagai tempat rekreasi serta edukasi membuat tempat tersebut banyak di

kunjungin oleh masyarakat, tidak hanya masyarakat dalam kota, masyarakat dari luar

kota juga sering menjadikan Trans Studio menjadi sebuah objek wisata.

Berangkat dari wacana diatas, maka muncul suatu pemikiran untuk menyediakan

tempat rekreasi serta edukasi yang memfasilitasi seluruh sifat kegiatan rekreasi secara

lengkap dengan tetap memperhatikan fungsi kegiatan dan terpenting harus sesuai

dengan penggunanya yang dalam hal ini adalah seluruh anggota keluarga. Tentu saja

Trans Studio Medan ini berbeda dengan tempat rekreasi lainnya yang ada di medan,

apalagi ini dirancang tidak hanya menjadi tempat rekreasi melainkan juga memberikan

wawasan kepada pengguna (Edutainment). Serta sebagai wadah bersosialisai

masyarakat dan yang terpenting dapat mempererat hubungan antara sesama anggota

keluarga, dalam suatu wadah atau bangunan yang melingkupi berbagai macam aktivitas

rekreasi.

Pasar yang di jadikan targer proyek ini merupakan masyarakat kota Medan serta

turis domestik dan turis mancanegara dikarenakan Medan merupakan kota bisnis. Medan

juga sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara, yang merupakan kota terbesar ketiga di

Indonesia. Dengan posisi yang strategis sebagai pintu gerbang utama wilayah barat

Indonesia di butuhkan sebuah tempat rekreasi yang menjadikan objek wisata yang dapat

kedepannya menjadi sebuah icon kota Medan tersebut seperti Trans Studio Medan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari perencanaan dan perancangan Trans Studio Medan ini adalah

sebagai wadah bagi masyarakat kota Medan dan sekitarnya dalam memenuhi kebutuhan

rekreasi dalam bentuk permainan di satu site dan bangunan ideal, nyaman dan mudah

dijangkau atau dicapai.

Sedangkan tujuan dari proyek ini adalah :

1. Menciptakan suatu taman hiburan indoor yang menjadi tempat rekreasi serta edukasi

(Edutainment) yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan rekreasi masyarakat

kota Medan khususnya bahkan turis domestik dan turis mancanegara dalam bentuk

(3)

2. Meningkatkan keuntungan sosial yaitu dengan memberikan kesempatan terjadinya

kontak sosial antar masyarakat, serta keuntungan ekonomi yaitu dengan memperluas

lapangan kerja baru.

3. Memberikan image/citra baru bagi kota Medan.

4. Ikut mendukung visi dan kebijakan pemerintah dalam keanekaragaman objek

pariwisata dan rekreasi dalam usahanya untuk berbenah menata diri yang akhirnya

dapat menambah devisa daerah.

5. Tempat rekreasi indoor ini akan dapat menjadi salah satu alternatif tujuan wisata dan

meningkatkan kreatifitas serta imajinasi pengunjung.

1.3 Masalah Perancangan

Beberapa permasalahan yang akan dijawab dalam perancangan Trans Studio

Medan, antarlain adalah sebagai berikut :

1. Banagimana merancanakan sebuah tempat rekreasi permainan indoor?

2. Bagaimana merencanakan tempat rekreasi yang dapat menyediakan fasilitas rekreasi

berdasarkan kapasitas, ukuran, umur, karakteristik, standar, serta kualitas pelayanan?

3. Bagaimana menerapkan tema rekreatif ke dalam bangunan?

4. Bagaimana merencanakan tampilan bangunan rekreasi yang terintegrasi dengan

masalah teknik infrastruktur bangunan?

5. Bagaimana membuat tempat rekreasi permainan di kota Medan ini menjadi suatu

sarana rekreasi yang menyenangkan sehingga setiap pengunjung ingin kembali

menikmatinya secara berulang-ulang?

1.4 Pendekatan

Pendekatan ini dilakukan untuk mempertajam permasalahan tentang:

1. Studi literatur dengan mengumpulkan berbagai permasalah yang ada, kemudian

mencari pemcahannya melalui referensi-referensi yang dianggap relevan dan sesuai,

baik memalui buku panduan, artikel, ataupun blog, yang berkaitan dengan fungsi

proyek dan kelayakannya.

2. Studi banding dengan proyek sejenis ataupun yang memiliki kesamaan kasus baik

dalam fungsi maupun tema, atau permasalahan lain yang sesuai dengan proyek ini.

3. Studi langsung ke lokasi site guna menganalisa potensi maupun kendala yang ada

(4)

1.5 Lingkup Batasan

Adapun Iingkup dan batasan perancangan yang didapat adalah:

1. Pembahasan dibatasi pada masalah-masalah dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur,

sedangkan hal-hal diluar pemikiran arsitektur apabila dianggap berperan dalam

menemukan faktor-faktor perencanaan akan diusahakan untuk membahasnya dengan

asumsi-asumsi, pemikiran-pemikiran, studi banding pada bangunan sejenis dengan

melihat perkembangan teknologi serta menggunakan logika sederhana sesuai dengan

kemampuan yang ada.

2. Kajian terhadap tema, pengertian, dan penerapannya pada kasus proyek. Lingkup

batasan yang ada mempengaruhi proses perancangan meliputi : peraturan

pemerintah, asumsi kelayakan, dan program ruang.

3. Proyek ini merupakan inisiatif pihak swasta dan bekerja sama dengan pemerintah

serta dinas pariwisata kota Medan.

4. Kondisi perekonomian Indonesia khususnya di kota Medan menjadi lebih baik

(5)

1.6 Kerangka Berpikir

Sistematika yang dilakukan dalam perancangan proyek adalah:

Latar Belakang

 Meningkatnya rutinitas kerja, sering membuat seseorang lelah dan bosan. Terutama bagi masyarakat perkotaan yang akrab dengan suasana kemacetan dan hiruk pikuk keramaian.

 Rekreasi pun menjadi pilihan tepat karena mampu mendorong kembalinya kesegaran tubuh dan pikiran.  Saat ini pembangunan sarana rekreasi yang paling dominan di kota Medan adalah pusat perbelanjaan yang

mengakomodasi kegiatan belanja (sifat kegiatan bersuka).

 Sementara pembangunan sarana rekreasi taman hiburan berjenis theme park serta edukasi yang memperhatikan fungsi permainan itu sendiri seperti fungsi kognitif, sosial, dan emosi, masih sangat minim.

 Selain itu tempat rekreasi yang cocok untuk keluarga seperti taman hiburan berada di luar kota Medan.

Maksud dan Tujuan

 Menciptakan suatu taman hiburan indoor yang menjadi tempat rekreasi serta edukasi (Edutainment) yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan rekreasi masyarakat kota Medan khususnya bahkan turis domestik dan turis mancanegara dalam bentuk beraneka ragam permainan.

 Meningkatkan keuntungan sosial yaitu dengan memberikan kesempatan terjadinya kontak sosial antar masyarakat, serta keuntungan ekonomi yaitu dengan memperluas lapangan kerja baru.

 Memberikan image/citra baru bagi kota Medan.

 Ikut mendukung visi dan kebijakan pemerintah dalam keanekaragaman objek pariwisata dan rekreasi dalam usahanya untuk berbenah menata diri yang akhirnya dapat menambah devisa daerah.

 Tempat rekreasi indoor ini akan dapat menjadi salah satu alternatif tujuan wisata dan meningkatkan kreatifitas serta imajinasi pengunjung.

Permasalahan

 Banagimana merancanakan sebuah tempat rekreasi permainan indoor?

 Bagaimana merencanakan tempat rekreasi yang dapat menyediakan fasilitas rekreasi berdasarkan kapasitas, ukuran, umur, karakteristik, standar, serta kualitas pelayanan?

 Bagaimana menerapkan tema rekreatif edukatif ke dalam bangunan?

 Bagaimana merencanakan tampilan bangunan rekreasi yang terintegrasi dengan masalah teknik infrastruktur bangunan?

 Bagaimana membuat tempat rekreasi permainan di kota Medan ini menjadi suatu saran rekreasi yang menyenangkan sehingga setiap pengunjung ingin kembali menikmatinya secara berulang-ulang?

(6)

1.7 Sistematika Penulisan Laporan

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah:

BAB I: PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah, maksud dan

tujuan perencanaan, metode pendekatan perencanaan, ruang lingkup kajian, batasan

proyek, dan kerangka berpikir.

BAB II: DESKRIPSI PROYEK

Membahas tentang terminologi judul, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas

lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi, dan studi banding arsitektur

dengan fungsi sejenis.

BAB III: ELABORASI TEMA

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema

dengan judul, dan studi banding tema sejenis.

BAB IV: ANALISA

Membahas dan menganalisa masalah yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya secara

terperinci berdasarkan fakta dan standar yang ada, dimulai dengan analisa makro yang

berkaitan dengan lingkungan dan analisa mikro yang berkaitan dengan tapak dan

bangunan, analisa fasilitas dan kebutuhan ruang, organisasi ruang, dan pen-zoning-an.

BAB V: KONSEP PERANCANGAN

Membahas konsep dasar fisik tapak, konsep dasar fisik ruang, konsep dasar fisik

bangunan, dan teknologi struktur serta konstruksi bangunan yang akan dipakai.

BAB VI. PERANCANGAN ARSITEKTUR

Membahas hasil gambar rancangan arsitektur dan maket.

LAMPIRAN

Merupakan hasil keluaran berupa Gambar hasil Perancangan Arsitektur dan Dokumentasi

dan Maket.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian adapun hasil lembar pengamatan keterampilan sosial digunakan untuk mengetahui keterampilan sosial siswa dalam kelompok selama pembelajaran kooperatif tipe

Welis, Wida (2003) Analisis Faktor yang berhubungan dengan Gizi Lebih pada Siswa SLTP Kesatuan dan SLTP Bina Insani di Kota Bogor Tahun 2003 [tesis] Program Study

accounting records. For each store, there were income statements, selected balance sheet data and information about other resources. For this study, the following store-speci®c

Ayat-ayat yang telah disebutkan menerangkan bahwa perbuatan kaum Nabi Luth yang hanya melakukan hubungan seksual kepada sesama laki-laki melepaskan syahwatnya hanya

Menikah mempunyai peran serta dengan pemerintah, karena proses administrasi nikah melibatkan kerjasama antara pelaku pernikahan dengan pejabat yang berwenang,

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa menurut tinggi badan data menunjukan jumlah terbanyak pada rentang tinggi badan 148-158 cm dengan tingkat kadar gula darah terbanyak yaitu

Similarly, [11] conducted the investigation of thin- film zeolite-filled silicone/PVDF composite membranes which were fabricated by incorporating zeolite particles

Kandungan Fe pada daun kelor berdasarkan metode pengeringan, menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, dimana kandungan tertinggi ada pada metode pengeringan