• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Butterfly Park (Arsitektur Rekreatif)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Butterfly Park (Arsitektur Rekreatif)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kedudukan terhormat di dunia dalam hal kekayaan keanekaragamaan jenis tumbuhan, hewan dan mikroba. Selain ada yang membahayakan dan merugikan, sebagian besar serangga justru member keuntungan pada manusia dan ekosistem. Salah satunya adalah kupu-kupu.

Kekayaan spesies kupu-kupu Indonesia diperkirakan mencapai 2.500 spesies yang hanya tertandingi oleh negara-negara tropis di Amerika Selatan, seperti Peru dan Brasil yang mempunyai sekitar 3.700 spesies. Sebagai negara kepulauan di kawasan tropis, Indonesia memiliki tingkat endemisitas yang tinggi dalam hal sebaran fauna. Hal ini berarti banyak spesies mempunyai sebaran yang terbatas, hanya dapat dijumpai di beberapa pulau saja atau bahkan di satu pulau tertentu.

Kupu-kupu Indonesia mempunyai tingkat endemisitas yang sangat tinggi, yang mencapai lebih dari 35% dari total jumlah spesiesnya. Tingkat endemisitas kupu-kupu di Peru, Brasil, dan negara-negara lain di Amerika Selatan hanya mencapai 10% dari total jumlah spesiesnya. Jadi Indonesia memilik spesies endemik terbanyak di seluruh dunia. (Peggie, 2008).

Kupu-kupu banyak dijumpai di daerah tropika, hidup di berbagai tipe habitat, mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Indonesia merupakan daerah tropis yang terdapat pada daerah geologi dan biogeografi yang amat kompleks di dunia. Pola sebaran spesies kupu-kupu yang berasal dari dataran Asia dan benua Australia menyebabkan keanekaragaman spesies kupu-kupu di Indonesia sangat tinggi.

Kupu-kupu merupakan salah satu jenis satwa liar bangsa serangga yang memiliki keindahan warna dan bentuk sayap. Di alam, kupu-kupu berperan penting sebagai penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Hal ini secara ekologis turut member andil dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman hayati. Dalam bidang ekonomi, kupu-kupu mempunyai nilai jual yang tinggi dan merupakan objek rekreasi.

(2)

bidang studi lingkungan, sebagai indicator lingkungan, serta perubahan yang mungkin terjadi di alam. Apabila populasi kupu-kupu di suatu tempat baik, maka dapat dipastikan bahwa lingkungan alam tempat tersebut cukup baik.

Sumatera Utara memiliki kupu-kupu yang bersifat endemisitas, berasal dari family Papilionoidea. Kupu-kupu ini sudah sangat jarang ditemukan dan hampir punah. Untuk itulah, diperlukan suatu tempat yang dapat berfungsi sebagai sarana pemeliharaan berbagai spesies kupu-kupu yang juga dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan dan rekreasi.

Rekreasi merupakan kebutuhan manusia terutama di daerah perkotaan yang memiliki tekanan hidup lebih tinggi. Dengan adanya rekreasi akan memberikan dampak bagi pelakunya baik secara sosial, fisik, dan psikologis dalam pemulihan energi akibat beban tekanan hidup tersebut.

Ruang terbuka publik merupakan salah satu sarana rekreasi bagi masyarakat. Berdasarkan fungsinya, kehadiran ruang terbuka publik cukup penting di tengah kehidupan masyarakat. Dimana fungsi utama ruang terbuka publik adalah sebagai tempat interaksi, aktivitas sosial, dan kebutuhan rekreasi. Ketersediaan ruang terbuka publik wajib ada baik pada tingkat kota.

Medan termasuk kota yang cukup berkembang di Indonesia. Tetapi suatu pembangunan tidak hanya tentang menciptakan hal yang baru saja. Kita juga harus tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan Kota Medan saat ini.

Kita sebagai manusia, terutama yang hidup di daerah perkotaan yang sibuk dan padat, sangat memerlukan waktu untuk santai, rekreasi dan bersosialisasi untuk menghilangkan ketegangan dan kesibukan sehari-hari. Dan banyak di antara masyarakat kota yang sangat memerlukan tempat untuk rekreasi dan bersantai yang berada di dalam kota, tanpa harus menunggu libur untuk pergi keluar kota.

Kebanyakan pada saat sekarang ini, masyarakat pergi ke tempat seperti

‘mall’ untuk bersantai dan berkumpul. Kegiatan cenderung dilakukan di dalam

ruangan. Dengan kepadatan dan kesibukan ini, masyarakat Kota Medan sangat membutuhkan suatu tempat untuk rekreasi, berkumpul dan bersantai yang berada di dalam kota, dapat dijangkau di tengah rutinitas sehari-hari. Akan tetapi fasilitas ini masih sangat jarang ditemui dan kebanyakan hanya bertumpuk di daerah pusat kota. Di Kota Medan, tempat untuk bersantai dan rekreasi dalam bentuk ‘outdoor’

(3)

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi kasus proyek ini adalah : Sebagai sarana untuk kegiatan rekreasi alam

Membantu pemerintah dalam hal menjaga kelestarian alam

Memperkenalkan, menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat akan indahnya keanekaragaman spesies kupu-kupu dan habitatnya Sebagai wadah untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dalam hal

melindungi dan melestarikan alam terutama habitat kupu-kupu, terutama spesies yang sangat berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistm alam.

Meningkatkan pendapatan negara dalam bidang pariwisata sekaligus membantu kemajuan perekonomian daerah setempat dan juga negara Indonesia

Sebagai salah satu sarana rekreasi di provinsi Sumatera Utara, khususnya kota Medan

I.3. Perumusan Masalah

Adapun rumusan maslaah dalam perencanaan Butterfly Park ini adalah : Bagaimana merancang sebuah taman rekreasi dan bangunan

pendukungnya agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal.

Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan. Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang digunakan dan

mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan karakter kegiatan yang ditampung dalam bangunan melalui tahapan perancangan.

Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility).

Bagaimana pengolahan ruang luar dan dalam yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda, misalnya ;

• Taman rekreasi sekaligus habitat buatan bagi kupu-kupu

• Area bermain dan belajar anak

(4)

I.4. Pendekatan Masalah

Adapun pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah :

Studi Pustaka yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang digunakan untuk memperoleh informasi dan bahan literature yang sesuai dengan materi laporan yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah.

Studi Literatur terhadap kasus dan tema yang sejenis yang mendukung proses perencanaan dan perancangan

Studi Lapangan mengenai kondisi sekitar lokasi studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus.

I.5. Batasan dan Lingkup Perencanaan

Adapun batasan dan lingkup kajian perencanaan proyek ini adalah bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan merancang sebuah Butterfly Park

Lingkup perencanaannya adalah :

Memperkenalkan keanekaragaman jenis kupu-kupu yang terdapat di alam bebas

Mempelajari karakteristik kupu-kupu dan kriteria habitatnya serta cara melestarikan keberlangsungan hidup kupu-kupu

Menelusuri pengetahuan akan pentingnya peranan kupu-kupu dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam

Mengembangkan potensi alam dan juga kupu-kupu sebagai sumber ilmu pengetahuan dan meningkatkan kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan kekayaan sumber daya alam

Sedangkan yang menjadi batasan dalam merencanakan proyek ini adalah: Membahas masalah-masalah yang dihadapi dalam menciptakan habitat

yang nyaman untuk tempat tinggal kupu-kupu sekaligus taman rekreasi Mencari solusi dari masalah-masalah tersebut dan menjadikannya

sebuah kriteria dalam merancang taman dan bangunan pendukung sebagai fasilitas rekreasi

(5)

I.6. Kerangka Berpikir

Latar Belakang

1. Sumatera memiliki spesies kupu-kupu endemik

yang sudah hampir punah

2. Kupu-kupu berperan penting dalam menjaga

keseimbangan ekosistem alam

3. Meningkatkan pariwisata Sumatera Utara dengan

membuat sarana wisata alam yang syarat akan

pengetahuan masyarakat tentang

keanekaragaman spesies

kupu-kupu dan habitatnya

4. Meningkatkan apresiasi

masyarakat dalam hal melindungi

dan melestarikan alam

5. Meningkatkan pendapatan negara

dalam bidang pariwisata Indonesia

• Konsep Perancangan Tapak

• Konsep Perancangan Bangunan

• Konsep Struktur Bangunan

• Konsep Utilitas Bangunan

Judul : Butterfly Park

Tema Perancangan :Arsitektur Rekreatif

Design Perancangan Perumusan Masalah

1. Bagaimana merancang sebuah taman rekreasi dan

bangunan pendukungnya agar setiap ruang, bentuk, dan

bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal.

2. Bagaimana untuk dapat mewujudkan rancangan

bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang

diinginkan.

3. Bagaimana merencanakan pencapaian / aksesibilitas

yang mudah.

4. Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu

mencerminkan karakter kegiatan yang ditampung

didalamnya sesuai dengan tema yang dipilih.

5. Bagaimana pengolahan ruang luar dan dalam yang

saling berintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan

yang berbeda

Pengumpulan Data

Survey Lokasi :

• Pemilihan lahan yang sesuai

• Kondisi lahan yang ada

(6)

I.7. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan ini meliputi: BAB I. PENLDAHULUAN

Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan pembahasan, sasaran, pendekatan, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan.

BAB II. DESKRIPSI PROYEK

Berisi terminologi judul, lokasi proyek, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

BAB III. ELABORASI TEMA

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

BAB IV. ANALISIS

Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional analisa teknologi, analisa dan penerapan tema dan kesimpulan.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Berisi konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

BAB VI. PERANCANGAN ARSITEKTUR

Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur dan maket.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

mengindikasikan bahwa kontribusi variabel bebas yaitu factor politik, ketidakpastian lingkungan dan kompetensi sumber daya manusia terhadap penerapan transparansi

Teknik dasar permainan musik Tobah suku Dayak Sekubang adalah adalah pola ritme yang saling bersahutan antara Ketawak atau gong yang satu dengan lainya atau yang disebut

 Merencanakan sistem drainase Kecamatan Menganti meliputi saluran primer dan saluran sekunder dan bangunan pelengkapd.  Merencanakan Standart Operation Prosedur

Pada proses penggorengan terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan seperti kompor,wajan,spatula,peniris,talan,basket,tabung gas,dan panci bahan yang di perlukan yaitu

Processor adalah sebuah IC yang mengontrol keseluruhan jalannya sebuah sistem komputer dan digunakan sebagai pusat atau otak dari komputer yang berfungsi untuk

Meningkatnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika tidak lepas dari peran metode pembelajaran Collaborative Learning dengan memanfaatkan Microsoft PowerPoint

Buku PILBUP DEMAK 2015 DALAM DATA adalah bentuk Penyampaian informasi hasil penyelenggarakan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2015 serta bagian dari