• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SERTIFIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SERTIFIKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SERTIFIKASI GURU

TERHADAP KINERJA GURU DI MAN GUNUNG, PADANG PANJANG

Yimmi Syavardie

yimmisyavardie678@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine: 1). How big is the influence of organizational culture on teacher performance, 2). How big is the effect of teacher certification on teacher performance, and 3) How much influence organizational culture and teacher certification together on teacher performance. The population in this study was the teacher of MAN Gunung, Padang Panjang least 39 people and entirely used as a sample study. For purposes of analysis, data were collected through questionnaires spread further in though descriptive, validity, reliability, correlation and multiple regression.

Descriptive analysis of the results obtained that the data is normally spread, all variables are reliable as a research instrument. Correlation analysis showed that organizational culture (X1) had a weak level of correlation as compared to certification (X2) on teacher performance, but both are positively correlated. Regression analysis that partially explains the organizational culture (X1) significantly affects the performance of teachers (t-hit = 2,219)> (t-tab0, 05 = 2.069), while the teacher certification (X2) was also significantly (t-hit = 2,742 )> (t-tab0, 05 = 2.069). Organizational culture (X1) and teacher certification (X2) simultaneously significan effect on teacher performance (F-hit = 4.206)> (F-tab0, 05 = 3.44 with R2 of 28.6%.

Suggested to teachers MAN Gunung Padang Panjang has a strong desire to develop organizational culture and leadership can not be separated from the developer, forming and heir to the culture of the organization, in addition to it that teachers are encouraged to be the best, then the provision of certification must be adapted to the standards and rules that apply. This recommendation is based on the findings in this study which shows that the low variation of organizational culture and teacher certification on teacher performance.

Keyword : organizational culture, certification, and performance.

PENDAHULUAN

Sekolah sebagai institusi pendidikan, berperan besar dalam pengembangan sumber

daya manusia. Sehingga dengan demikian sekolah akan mampu menanamkan sikap positif

pada seseorang untuk menerima perubahan dan mampu mengubah serta meningkatkan

cita-cita kehidupan kelompok manusia agar tidak terbelakang dan statis (Nawawi, Hadari. 1998).

Sekolah merupakan lembaga yang bertugas untuk mengembangkan dan membentuk

pribadi siswa, mengadakan transmisi kultural, integrasi, sosial, inovasi dan pra seleksi serta

(2)

2 Untuk pembangunan bidang pendidikan secara formal, pemerintah telah mengatur

sistem dan struktur organisasi sekolah yang tertuang dalam Bab XV Pasal 49 Undang-undang

No.2 tahun 1989 yang menyebutkan bahwa Pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah

tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pasal 50 menyebutkan bahwa

Pengelolaan satuan dan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah selain

oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, juga menteri lain atau pimpinan lembaga

pemerintahan lain yang menyelenggarakan satuan pendidikan yang bersangkutan. Dalam

melaksanakan tugas tugas pengelolaan ini, menteri mempunyai aparat Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (Rodli, A. Fathoni, et.al. 2005).

Menyadari bahwa sekolah sebagai sebuah organisasi memiliki peranan yang besar

dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang akan berdampak pada kualitas manusia

Indonesia secara menyeluruh, maka pemerintah berusaha menyempurnakan Sistem

Pendidikan Nasional berawal dari Undang-undang No. 22 dan No. 25 tahun 1999 tentang

otonomi daerah lalu diikuti oleh Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional yang secara langsung berpengaruh terhadap perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi pendidikan. Jika sebelumnya manajemen pendidikan merupakan wewenang dari

pusat dengan paradigma Top-Down atau Sentralistik, maka dengan berlakunya

undang-undang tersebut kewenangan bergeser pada pemerintah daerah kota dan kabupaten dengan

paradigma Botton-Up atau Desentralistik dalam wujud pemberdayaan sekolah/madrasah

(Muslich, Masnur. 2007)

Dalam kaitan ini; visi, misi dan strategi pemerintah pada tingkat kabupaten dan kota

harus dapat mempertimbangkan dengan bijaksana kondisi nyata sekolah dan masyarakat, dan

harus pula mendukung kebijakan nasional yang menjadi prioritas pemerintah, serta harus

mampu memelihara garis kebijakan dari birokrasi yang lebih tinggi (Steers, Richard M.

1990).

Disamping itu tujuan harus pula dapat dicapai dengan kemampuan yang ada serta

memiliki gambaran yang ideal tentang kondisi pendidikan yang diharapkan dimasa depan.

Untuk kepentingan tersebut diperlukan paradigma baru manajemen pendidikan, dimana

ketentuan tersebut telah diundangkan dalam undang-undang sisdiknas 2003, pasal 52 ayat 1

bahwa “ Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen

berbasis sekolah/madrasah” (UU Sisdiknas, 2003).

Dalam mengembangkan dirinya, orgasnisasi sekolah akan berusaha mengembangkan

(3)

3 dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan

dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi, eksternal dan masalah integrasi

internal (Phiti Sithi Amnuai dalam Pabundutika, 2006)

Guru sebagai salah satu unsur sekolah dan merupakan anggota organisasi sekolah,

dalam kinerjanya dituntut untuk lebih profesional, oleh karena itu perlu dikembangkan

budaya organisasi sekolah yang dapat menjadi sistem nilai yang akhirnya membentuk

perilaku guru dalam usaha meningkatkan kinerjanya. (Malayu, S.P., Hasibuan. 1994)

Pada sisi lain, pelaksanaan sertifikasi guru menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh

guru ditanah air, karena kedudukan guru sebagai tenaga profesional yang bertujuan untuk

melaksanakan sistem pendidikan Nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan Nasional,

yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. (Soedijarto.

1993).

Menyadari akan pentingnya tugas dan tanggung jawab guru, maka pemerintah

berupaya untuk dapat meningkatkan profesionalisme dan memberikan penghargaan terhadap

guru melalui pelaksanaan sertifikasi guru. (Bafadal, Ibrahim,1992)

Pelaksanaan sertifikasi guru merupakan suatu program pemerintah untuk mendapat

sertifikat pendidik yang merupakan pengakuan atas kedudukan guru sebagai tenaga

profesional dalam melaksanakan tugasnya. Dengan mendapatkan sertifikat pendidik tersebut

guru juga memperoleh penghasilan atas kebutuhan hidup serta memiliki kesempatan untuk

meningkatkan keprofesionalannya. Selain itu guru juga memiliki hak atas perlindungan

hukum, pembinaan dan pengembangan profesi, perlindungan profesi serta perlindungan

keselamatan dan kesehatan kerja (Thoha, Miftah. 1986).

Dengan adanya pelaksanaan sertifikasi guru, maka para guru yang selama ini kurang

memperhatikan perkembangan kualitas diri serta keprofesionalannya, mulai berbenah diri

agar dapat terjaring untuk mengikuti program tersebut, apalagi diketahui bahwa dengan

mendapatkan sertifikat pendidik itu akan membawa dampak peningkatan martabat dan taraf

hidup guru yang selama ini direndahkan. (Timpe, A. Dale. (1993).

Ambisi dan motivasi guru dalam mengikuti program sertifikasi tidak terlepas dari

organisasi sekolah dimana guru itu berada. Oleh karenanya dukungan organisasi sekolah

dengan budaya organisasinya dimungkinkan membantu pelaksanaan program sertifikasi ini

dimana akhirnya organisasi sekolah akan melahirkan guru-guru yang memiliki kinerja yang

(4)

4 Kecenderungan inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengetahui lebih jauh

tentang pengaruh budaya organisasi pada suatu sekolah terhadap kinerja guru. Selain itu

penulis juga mencermati bahwa pelaksanaan sertifikasi guru sebagai suatu program

pemerintah mendapatkan perhatian yang besar bagi guru dan organisasi sekolah

dimungkinkan hal ini akan mempengaruhi juga peningkatan kinerja guru yang lahir dari

budaya kerja organisasi sekolah.

Semua fakta diatas menuntun penulis untuk meneliti dan berupaya mengetahui secara

objectif, ilmiah dan sistematis mengenai besarnya pengaruh budaya organisasi dan

pelaksanaan sertifikasi terhadap peningkatan kinerja guru di MAN Gunung, Padang Panjang.

METODA PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Pebruari sampai Juli 2013 di MAN

Gunung, Padang Panjang. Dengan

menggunakan metode penelitian

kuantitatif, jenis penelitian Ex Post Facto.

Menurut Sugyono (1999) yaitu penelitian

yang situasinya telah terjadi, kemudian

meruntut kebelakang melalui data untuk

menentukan factor-faktor yang mendahului

atau menentukan sebab-sebab yang

mungkin atas peristiwa yang terjadi.

Analisis Data

Untuk pengolahan data, guna menggambarkan masalah yang dibahas, data yang

berhasil dihimpun dari responden dalam bentuk isian kuisioner akan diolah dengan SPSS

versi 17. melalui beberapa tahap :

 Editing

Tahap ini adalah untuk memeriksa data yang terhimpun, yaitu dengan memeriksa

apakah ada kesalahan/ kekeliruan dalam pengisian kuisioner dan apakah jumlah

kuisioner yang terkumpul sesuai atau sama dengan kuisioner yang dibagikan kepada

(5)

5  Skoring

Pada tahap ini merupakan tahap pemberian nilai/bobot dari jawaban responden pada

kuisioner dalam bentuk angka-angka berdasarkan skala Likert yang telah ditetapkan.  Tabulasi

Setelah data yang diperoleh dilakukan editing dan pemberian skor, maka pada tahap

ini data disusun dalam bentuk tabel, maksudnya adalah agar data tersebut mudah

dimengerti dan dipahami baik oleh penulis (peneliti) maupun oleh pembaca.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data dari hasil penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum

mengenai penyebaran atau distribusi data, baik yang berupa ukuran gejala sentral, ukuran

letak maupun distribusi frekuensi. Data yang akan disajikan setelah diolah dari data mentah

dengan menggunakan software SPSS versi 17.

Tabel 1 :

Klasifikasi guru MAN Gunung, Padang Panjang

Menurut Tingkat Pendidikan, Golongan, Masa Kerja, Status Kepegawaian dan Status Sertifikasi

No Latar Belakang Jumlah Guru

1 Pendidikan

D II/Lainnya -

D III 1

S1 34

S2 4

2 Golongan

Gol II 1

Gol III 28

Gol IV 10

3 Masa Kerja

> 15 Tahun 16

10 - 15 Tahun 19

(6)

6 4 Status Kepegawaian

PNS 29

Non PNS 10

5 Status Sertifikasi

Guru Sertifikasi 16

Guru Non Sertifikasi 23

Gambar 1

Struktur Organisasi MAN Gunung, Padang Panjang

Deskripsi data dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu : Kinerja Guru (Y), Budaya

Organisasi (X1), dan Sertifikasi Guru (X2) pada MAN Gunung, Padang Panjang. Jumlah

sampel sebanyak 39 orang guru dengan hasil perhitungan analisis statitik deskriptif masing –

masing variabel diuraikan secara berurutan sebagai berikut :

Komite Sekolah Kepala Sekolah Pengawas

Siswa Guru Bidang Studi

Kepala TU Wakil Kepala Sekolah

Wali Kelas Wali Kelas

(7)

7

1. Kinerja Guru

Distribusi skor variabel Kinerja Guru sekolah sebanyak 30 butir menyebar dari skor

terendah yaitu 1 sampai skor tertinggi 5. Perhitungan distribusi skor tersebut dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Rata-Rata Kinerja Guru MAN Gunung, Padang Panjang

Kinerja

N Valid 39

Missing 0

Mean 4.4092

Median 4.4000

Mode 4.37(a)

Std. Deviation .33390

Minimum 3.43

Maximum 4.87

Percentiles 25 4.3000

50 4.4000

75 4.6700

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat frekuensi skor data penelitian tentang kinerja guru

dengan rata – rata 4,4092; median 4,400; mode 4,37 dan standar deviasi 0,3339 selanjutnya

nilai minimum 3,43 dan nilai maksimum adalah 4,87.

Gambaran pengelompokan skor jawaban responden untuk variabel kinerja guru dapat

dilihat dari skor jawaban rata- rata (mean) 4,409 dengan standar deviasi 0,3339. Hal ini

menunjukkan bahwa jawaban responden terhadap dimensi kinerja guru berkisar antara tidak

pernah hingga selalu tetapi cenderung ke jawaban “Sering”. Berarti dari dimensi kinerja guru

mendekati maksimal, data ini dapat dilihat pada histogram dibawah ini,

Gambar 2.

(8)

8

2. Budaya Organisasi

Berdasarkan data yang terjaring dari 20 butir pernyataan, distribusi skor untuk

variabel Budaya Organisasi; skor terendah 1 sampai skor tertinggi 5. Sedangkan rata – rata

skor minimal dan maksimal yang terjadi adalah 1,80 dan 4,25. Perhitungan distribusi skor

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.

Statistik Distribusi Frequensi Variabel Budaya Organisasi MAN Gunung, Padang Panjang

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari tabel 3 diatas dapat dilihat distribusi frekuensi data penelitian tentang Budaya

Organisasi di MAN Gunung, Padang Panjang dengan rata – rata 2,91; median 3,00; mode

2,10; standar deviasi 0,60 selanjutnya nilai minimum 1,80 dan maksimumnya 4,25. Hasil

pengelompokan skor jawaban responden memperlihatkan bahwa klasifikasi untuk variabel

budaya organisasi di MAN Gunung, Padang Panjang berdasarkan rata – rata 2,91 yang berarti

budaya organisasi di MAN Gunung, Padang Panjang ini kurang baik. Hal ini terlihat dari

(9)

9 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50

Budaya_org

variabel Budaya Organisasi (X2) tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar histogramnya

dibawah ini.

Gambar 3.

Histogram jawaban rata-rata responden terhadap Budaya Organisasi Guru MAN Gunung, Padang Panjang

3. Sertifikasi Guru

Distribusi skor untuk variabel prestasi kerja guru diperoleh dari 34 butir pernyataan

menyebar dari skor terendah 1 sampai skor tertinggi 5. Skor terendah dan tertinggi yang

mungkin dicapai adalah (1,00) dan (5,00) untuk setiap responden. Perhitungan distribusi skor

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4

(10)

10 Dari tabel diatas dapat dilihat distribusi frekuensi data penelitian tentang sertifikasi

guru MAN Gunung, Padang Panjang dengan rata – rata 4,2833; median 4,4250; mode 4,45;

standar deviasi 0,53562; selanjutnya nilai minimum 2.75 dan maksimumnya 4,90.

Gambar 4.

Histogram jawaban rata-rata responden terhadap Sertifikasi Guru MAN Gunung, Padang Panjang

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja guru pada

MAN Gunung, Padang Panjang, karena r = 0,428 dan R2 = 0,183 dengan

t-hitung (2,219) > dari t-tabel (2,069) serta tingkat signifikan 0,037 < 5 %.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara sertifikasi guru dengan kinerja guru karena

r = 0,505 dan R2 = 0,255 dan t-hitung (2,742) > t tabel (2,069) serta tingkat signifikan

0,012 < 5 %.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan dengan hubungan positif antara sertifikasi dan

budaya kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru karena R = 0,535 dengan R2

(11)

11

Saran.

1. Organisasi ada dan terdapat dimana setiap orang berkumpul dan beraktivitas. Budaya

organisasi merupakan kekuatan yang ada dan dimiliki oleh setiap organisasi dan

anggota-anggotanya, oleh karena itu guru sebagai bahagian dari sebuah organisasi

hendaknya selalu menjaga dan memiliki keinginan yang kuat untuk mengembangkan

organisasi tersebut agar sekolah sebagai wahana bagi guru untuk mengeksploitasikan

diri menjadi kondusif yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja guru.

2. Pimpinan selaku pembentuk, pengembang dan pewaris budaya organisasi harus

berusaha untuk membuat situasi dan kondisi organisasi yang stabil dan timbul rasa

kekeluargaan, sebab guru akan memiliki kinerja yang baik jika sekolah / organisasi /

lembaga tempat mereka melaksanakan aktivitas juga dalam kondisi baik.

3. Sertifikasi sebagai bentuk sebuah penghargaan yang diberikan atas prestasi yang

diperoleh seseorang guru, hendaknya pelaksanaan penilaiannya benar-benar sesuai

dengan perosedur dan peraturan yang berlaku dan dilaksanakan tanpa ada keberpihakan

tim penilai, sehingga dengan demikian setiap guru akan terpacu untuk dinilai dan

memperoleh predikat yang terbaik.

4. Kepala Sekolah dalam hal ini selaku pemimpin maupun supervisor harus mampu

memberikan dorongan dan membantu bawahannya untuk selalu berprestasi dalam

(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. (1992). Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesionalisme Guru. Bumi Aksara – Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P, 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan, CV. Mas Agung – Jakarta

Montana, Ferli. 1998. Tesis UPI “Pengaruh Sertifikasi guru dan Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru SMA Negeri 1 Muara Bungo”.

Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Nawawi, Hadari. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Kompetitif. Gajahmada University Press. Yogyakarta.

Pabundutika, 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Penerbit Bumi Aksara - Jakarta.

Rodli, A. Fathoni, et.al. 2005. Pengembangan Model Sertifikasi Guru. Depdiknas. Jakarta.

Sahertian, Piet A. (1994). Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta : Ando Offset.

Soedijarto. (1993). Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional. Gramedia Widia Sarana Indonesia - Jakarta

Thoha, Miftah. (1986). Prilaku Ornganisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Gambar

Tabel 1 :    Klasifikasi guru MAN Gunung, Padang Panjang
Gambar 1   Struktur Organisasi MAN Gunung, Padang Panjang
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Rata-Rata Kinerja Guru
Tabel 3. Statistik Distribusi Frequensi Variabel Budaya Organisasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tesis utamanya adalah analisa tindakan ( operari ) manusia yang konkret yang menyatakan sifatnya secara penuh sebagai subjektivitas pribadi yang unik dan tidak dapat

Berdasarkan hasil tinjauan di atas tampak bahwa penggunaan video kasus pembelajaran mahasiswa calon guru matematika memiliki kemungkinan yang besar dalam membantu mahasiswa

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengaruh Pemberian Berbagai Kulit Jeruk sebagai Repelensi Kutu Beras ( Sitophillus oryzae L.), maka dapat

l6 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru; Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan

Ekspresi atau overekspresi reseptor-reseptor berikut telah dievaluasi pada KNF: EGFR, cKIT c-erbB-2 (HER-2) dan VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor), yang merupakan faktor

Rumah  sehat  adalah  bangunan  rumah  tinggal  yang  memenuhi  syarat  kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat 

Berdasarkan informasi dari paragraf  s/d , carilah kata yang sama artinya dengan kata-kata di..

Pada saat realisasi belanja modal dilakukan, maka pencatatannya di dalam Aplikasi SAKPA yaitu: Jurnal pencatatan atas biaya renovasi Rp 500.000.000,- adalah: Dr Belanja Modal Gedung