• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENIN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENIN (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperoleh data melalui siklus dalam treatment yang dilakukan melalui pendekatan bimbingan kelompok terhadap penyesuaian diri (adaptasi) siswa di kelas XB2 Jurusan Akuntasi SMK negeri 2 Ambon. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan durasi penelitian selama tiga bulan. Hasil akhir yang diperoleh adalah: Dari 38 siswa selaku subjek diketahui 36 siswa atau 95% siswa mampu memecahkan persoalan mereka dengan bentuk penyesuaian diri baik di lingkungan kelas, sekolah maupun masyarakat. 2 siswa atau 5% siswa masih membutuhkan pembimbingan secara individu. Dengan demikian dinyatakan bahwa penelitian dengan menggunakan metode bimbingan kelompok ini sangat efektif dalam memecahkan persolan siswa lewat penyesuaian diri (adaptasi) dengan komunitas baik di lingkup SMK Negeri 2 Ambon maupun dikalangan tempat tinggal siswa tersebut.

Kata Kunci: adaptasi siswa, bimbingan kelompok

PENDAHULUAN

Perubahan yang terjadi di masyarakat dalam era globalisasi ini sering dirasakan terlalu

cepat. Akibatnya ada orang yang mampu menyesuaikan diri dan menimbangi perubahan tersebut

dan adapula yang tidak, sesuai dengan kemampuannya. Proses globalisasi terus mengalir

sehingga dapat kita rasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan

emosional remaja di sekolah. Hal ini berdampak pula pada kemampuan bersosialisasi anak

disekolah. Ada yang dengan cepat bisa beradaptasi, ad aula yang terisolir atau ditolak dan tidak

disenangi oleh anggota kelompoknya (Syamsudin, 1999; Nasution, 1988).

Hasil analisis sosiometri di kelas XB2 Jurusan Akuntansi SMK negeri 2 Ambon pada

penelitian pendahuluan ditemui hamper setengah jumlah siswa dari rerata 38 siswa di kelas

tersebut masih belum dapat berinteraksi dengan baik apalagi bersosialisasi dengan teman-teman

dikelas mereka. Sifat canggung, malu, minder, merasa tidak se-level dan factor sosial lainnya

membuat ada gap yang memisahkan mereka. Menyikapi keberagaman tersebut diatas, guru

(2)

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved 25 dalam memecahkan masalah tersebut. Dipilihlah metode bimbingan kelompok untuk menjawab

tantangan diatas.

Bimbingan kelompok sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui

suasana kelompok yang memungkinkan individu dapat mengembangkan wawasan dan

pemahaman yang diperlukan tentang suatu masalah tertentu, mengeksplorasi dan menentukan

alternative terbaik untuk memecahkan masalahnya itu atau dalam upaya mengembangakan

pribadinya (Hidayat:2006). Definisi inilah yang memperkuat landasan berpikir penulis untuk

mengambil tindak lanjut sebagai wadah menyatukan gap yang terpisah tadi menjadi satu

kesatuan utuh. Bimbingan kelompok, dipercaya selaku metode yang menjembatani sikap

penyesuaian diri siswa kelas XB2 Jurusan Akuntansi untuk mengatasi krisis kepercayaan diri

mereka sehingga bisa bergabung dengan teman sejawat baik dalam bentuk sumbangsi pikiran

dalam kerja kelompok, menangani permasalahan teman, melakukan kegiatan-kegiatan ekstra

kurikuler dalam meningkatkan kemampuan mereka berinteraksi dengan orang lain. Penulisan ini

bertujuan untuk: (1) mengetahui efektifitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan

penyesuaian diri siswa kelas XB2 Jurusan Akuntasi pada SMK Negeri 2 Ambon; dan (2)

menemukan prosedur layananan bimbingan kelompok yang efektif untuk meningkatkan

penyesuaian diri siswa kelas XB2 Jurusan Akuntansi pada SMK Negeri 2 Ambon.

METODE

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini

berjumlah 38 siswa dari kelas XB2 jurusan Akuntasi pada SMK negeri 2 Ambon. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variable yakni variable tindalan:”layanan bimbingan kelompok”; dan variable masalaha:”penyesuain diri siswa”. Teknik pengumpulan data dilkukan melalui pengamatan langsung terhadap objek yang bermasalah, wawancara langsung dengan

objek, pemndistribusian angket dan pencatatan dokumen. Sementara teknik analisis data adalah

analisis deskriptif dimana cara penganalisaan data, dideskripsikan secara sistematis dan akurat

berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan (Miles dan Huberman, 2008).

Perencanaan tindakan dilakukan melalui: (1) menyusun satuan kegiatan layanan

bimbingan konseling (materi) tentang mengembangkan hubungan pribadi sosial di sekolah; (2)

menyiapkan angket untuk mengetahui kondisi penyesuaian diri sosial siswa kelas XB2 jurusan

(3)

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved 26 diatur sebagai berikut: (1) memberikan bimbingan klasikal di kelas; (2) siswa mengisi angket

penyesuaian diri sosial yang telah disiapkan; (3) melakukan pengolahan hasil angket untuk

mengetahui seberapa banyak siswa yang belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan,

utamanya lingkungan sekolah; (4) pemberian angket pengamatan wali kelas; (5) melakukan

observasi terhadap kegiatan siswa didalam kelas maupun diluar kelas; (6) studi dokumen tentang

absensi dan daftar keterlambatan siswa; dan (7) pemberian bimbingan kelompok diruang

bimbingan konseling.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kondisi Kelas XB2 Jurusan Akuntansi

Layaknya kelas X lainnya, siswa kelas XB2 jurusan Akuntansi pertama kali terdaftar

selaku siswa SMK Negeri 2 Ambon dating dari berbagai latar belakang sekolah dan

permasalahan berbeda. Kemajemukandalam keberagaman ini menuntut peran aktif siswa untuk

dapat menyesuaikan diri dengan siswa di deklasnya bahkan dengan jurusan lain di sekolah ini.

Siswa dengan total keseluruhan 38 ini, dikoordinir oleh guru bimbingan konseling dalam

pemantauannya terhadap sikap, tingkah laku dan peranannya semasa dalam proses orientasi

sekolah sampai kepada pembimbingan belajar di kelas. Diketahui bahwa masih banyak siswa

yang belum mampu menyesuaikan diri, baik terhadap teman/siswa lain dan guru maupun

terhadap peraturan yang ada di SMK Negeri 2 Ambon ini. Berkenan dengan penanggulangan

masalah penyesuaian diri, maka layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu bimbingan

yang tepat. Melihat fakta tersebut inilah, guru bimbingan konseling berencana membuat

penelitian sebagai tindak lanjut penanganan masalah ini. Maka, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

pun dilakukan dengan perencanaan dua siklus yang hasil deskripsinya sebagai berikut:

Deskripsi Siklus I

Dalam penerapannya di siklus I, guru memulai dengan: (a) Perencanaan. Pada tahap ini

guru menyusun instrument penyesuaian diri dan sosial untuk siswa agar bisa mengetahui

gambaran penyesuaian sosial di sekolah; satuan layanan bimbingan dan konseling; dan materi

layanan bimbingan kelompok. (b) Pelaksanaan. Tindakan dilakukan melalui ceramah dan

diskusi kelompok dengan pokok bahasan penyesuain diri dalam membina hubungan sosial

(4)

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved 27 peyesuaian diri dan juga angket sosiometri terkait hubungan antar teman dalam bergaul maupun

belajar dan sebuah angket penilaian dan tanggapan wali kelas terhadap siswa kelas XB2 Jurusan

Akuntansi. Dari hasil angket siswa terdampak lewat akumulasi presentase penyesuaian diri

dalam hubungan sosial di kelas sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Ketercapaian Penyesuaian Diri dalam Hubungan Sosial bagi Siswa Kelas XB2Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 2 Ambon

Berdasarkan tabel diatas, dapat digambarkan bahwa 14 siswa atau 36% diketahui masih

memiliki kurang adanya keterlibatan dalam menyesuaikan diri mereka dalam hubungan sosial di

kelas maupun di luar kelas, 16% atau 6 siswa berada pada rating sudah bisa beradapatasi, 45%

dari siswa atau 17 orang telah menunjukan sikap penyesuaian diri yang konsisten dan 3% atau 1

siswa dinyatakan sangat fleksibel dalam penyesuaian diri baik dalam kelas, dengan siswa jurusan

lain dan bahkan diluar sekolah. hasil ini diperkuat dengan hasil sosiometri bahwa masih ada

beberapa siswa tidak dipilih oleh teman sekelas untuk teman bergaul maupun bermain. Data

tersebut tidak berbanding jauh dengan data angket yang diberikan ke wali kelas. Data tersebut

(5)

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved 28

Tabel 1. Data Siswa Belum Mencapai Presentase Skor Penyesuaian Diri 75% Kelas XB2 Jurusan Akuntansi SMK Negeri 2 Ambon

No Inisial Nama

Dari peemerolehan data diatas dibuatlah sebuah kesimpulan dalam kegiatan refleksi. (c)

Refleksi: kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui cara terbaik dalam mengatasi siswa yang

masih bermasalah dengan sikap penyesuain diri mereka. Hasil diatas menunjukan bahwa belum

ada pengaruh yang signifikan yang diperoleh siswa dalam meningkatkan penyesuaian diri dalam

hubungan sosial di sekolaj maupun di masyarakat. Oleh sebab itu, terhadap siswa yang belum

mampu menyesuaikan diri, perlu dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya dengan

bimbingan kelompok diruang bimbingan dan konseling, melakukan kerja sama dengan wali

kelas dan OSIS pada saat kegiatan ekstra kurikuler.

Deskripsi Siklus II

Hasil pada siklus I mengindikasikan bahawa ketercapaian hubungan penyesuaian diri harus

ditingkatkan. Maka diberlakukan siklus II dan dimulai dengan kegiatan: (a) Perencanaan.

(6)

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved 29 maksimum dengan materi ajar yang ditetapkan, membuat pendekatan dengan wali kelas, orang

tua/wali siswa dan teman sekalas mereka. Pembimnaan berkelanjutan ini diharapkan mampu

meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menjalin hubungan antar sesama. Berdasarkan

perencanaan tersebut, peneliti kemudian melakukan tindakan lanjut untuk mengetahui hasil

ketercapaian penyesuain diri siswa. (b) Pelaksanaan Tindakan. Pelaksanaan tindakan dillakukan

lewat pembimbingan berkelanjutan dalan dalam bimbingan kelompok. 15 siswa yang menjadi

target penelitian ini kemudian dibagi kedalam dua kelompok. Diberikan materi pengayaan

sambil memberikan tugas terbimbing. Selain kegiatan ini, guru BK melakukan pendampingan

siswa dengan mengambil keterangan perubahan dari wali kelas dan orang tua wali siswa. Hasil

yang diperoleh sebagai berikut:

Gambar 2. Hasil Ketercapaian Penyesuaian Diri dalam Hubungan Sosial bagi Siswa Kelas XB2 Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 2 Ambon

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh bahwa hanya 1 siswa atau 7% yang masih memiliki

nilai ketercapaian yang sama yakni belum bisa menyesuaikan diri dalam hubungan sosial di

sekolah, 73% atau 11 siswa sudah bisa menyesuaikan diri sementara 20% atau 3 siswa sudah

sangat mampu secara fleksibel menyesuaikan diri dengan teman-temannya walau terkadang

masih dibutuhkan pendampingan berkelanjutan. Hasil ini diperkuat lewat pengamatan wali kelas

(7)

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved 30

Tabel 2. Data Siswa Belum Mencapai Presentase Skor Penyesuaian Diri 75% Kelas XB2 Jurusan Akuntansi SMK Negeri 2 Ambon

No Inisial Nama Siswa

Skor Presentase

1 AH 15 75%

2 DM 15 75%

3 IH 15 75%

4 MT 16 80%

5 MS 13 75%

6 MP 15 75%

7 NH 15 75%

8 PK 16 80%

9 RH 13 65%

10 RS 15 75%

11 TK 15 75%

12 YR 15 75%

13 AS 16 80%

14 NA 10 50%

15 RA 13 75%

Pembahasan

Setelah diberikan treatment dalam bentuk bimbingan kelompok secara berkelanjutan

diperoleh perubahan yang sungguh signifikan. Dari 38 siswa, 23 siswa dikategorikan berhasil

menyesuaikan diri dalam hubungan sosial di lingkuan sekolah sementara 15 siswa butuh

pendampingan dalam pembinaan berkelanjutan. Melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

mengajar, observasi pemantauan kemajuan, pendekatan persuasive dengan siswa bermasalah,

wali kelas dan orang tua wali murid, terjadi perubahan yang signifikan. Untuk mengetahui

(8)

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved 31

Tabel 3. Data Perbandingan Pemerolehan Skor dan presentase Penyesuaian Diri Siswa Kelas XB2 Akuntansi SMK Negeri 2 Ambon Tahun Ajaran 2014/2015

No Inisial Nama Siswa Siklus I Siklus II

Hasil ini mengindikasikan bahwa penelitian yang dilakukan pada siklus II ini dihentikan

walau dengan catatan bahawa ada dua siswa yang masih membutuhkan pendampingan yakni

(RH: 67.5% dan NA: 65%). Kedua siswa tersebut belum mencapai skor minimal yang

diharapkan sehingga perlu adanya tindak lanjut dalam konseling individu.

PENUTUP

Berdasarkan ketercapaian hasil bimbingan kelompok dalam meningkatkan kemampuan

siswa kelas XB2 jurusan Akuntansi dalam beradaptasi di SMK Negeri 2 Ambon dinyatakan

berhasil. Dari 38 siswa selaku subjek diketahui 36 siswa atau 95% siswa mampu memecahkan

persoalan mereka dengan bentuk penyesuaian diri baik di lingkungan kelas, seklah maupun

masyarakat. 2 siswa atau 5% siswa masih membutuhkan pembimbingan secara individu.

(9)

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved 32 bukan saja di kelas XB2 Jurusan Akuntansi namun dapat dilakukan di setiap kelas dan setiap

jurusan di lingkup SMK Negeri 2 Ambon dalam penelitian kedepan.

DAFTAR RUJUKAN

Fauziah, H. (2004). Pengembangan Program Penyesuaian Sosial. Skripsi. Unpublished. PPB

FIP UPT Bandung.

Hidayat, R. (2006). Pengembangan Program Layanan Bimbingan Kelompok untuk

Meningkatkan Penyesuaian Sosial Siswa. Disertasi. Unpublished. Disertasi Doktor pada

PPS UPL Bandung.

Natawijaya, R. (1987). Pendekatan dalam Penyuluhan Bimbingan Kelompok. Jakarta:

DEPDIKBUD. Ditjen DIKTI. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga

Kependidikan.

Rusmana, N. (2009). Bimbingan Konseling Kelompok di Sekolah (Teori dan Aplikasi),

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Surya, M. (1990). Psikologi Perkembangan. Bandung: Jurusan PPB FIP IKIP

Syamsudian, M. A. (1999). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Willis, S. S. (1993). Problema Remaja dan Pemecahanannya. Bandung: Remaja Rosdakarya

Winkel W. S. (1993). Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia

Gambar

Gambar 1.  Hasil Ketercapaian Penyesuaian Diri dalam Hubungan Sosial     bagi Siswa Kelas XB2Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 2 Ambon
Tabel 1. Data Siswa Belum Mencapai Presentase Skor Penyesuaian Diri 75%  Kelas XB2 Jurusan Akuntansi SMK Negeri 2 Ambon
Gambar 2. Hasil Ketercapaian Penyesuaian Diri dalam Hubungan Sosial bagi Siswa Kelas XB2   Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 2 Ambon
Tabel 2. Data Siswa Belum Mencapai Presentase Skor Penyesuaian Diri 75% Kelas XB2 Jurusan Akuntansi SMK Negeri 2 Ambon
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada orangtua yang menerapkan authoritative parenting, hubungan antara orangtua dan anak memiliki timbal balik yang baik karena tidak hanya orangtua bersikap

Sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti yaitu ada pengaruh yang signifikan dengan menngunakan model pembelajaran learning cycle 5E terhadap hasil

Untuk menentukan model pemisahan gas pengotor helium pendingin primer RGTT dan dapat menghasilkan gas helium dengan kemurnian tinggi yang sesuai persyaratan tergantung kepada

Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi yang dipaparkan diatas penulis memahami bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran pesan atau informasi antara dua orang

Maksud pembangunan nomunen ini selain untuk mengenang satu peristiwa sejarah yang telah menimpa rakyat pada waktu NICA, juga dimaksudkan sebagai satu peristiwa

Untuk memantapkan niat dan menyusun rencana, pihak amanatul ummah kemudian berkomunikasi dengan SMA Negeri 05 Surabaya dan perwakilan Cambridge untuk menjajaki

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana ses eorang melakukan tindakan yang eorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Kemudian wadah tersebut dilengkapi dengan aerasi untuk meningkatkan oksigen terlarut dalam air.Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan peres