• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI betet. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI DAN EVALUASI betet. docx"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Klien : Tn. D

No.RM : 05-96-72

Ruangan : Betet

Hari/

Tanggal Diagnosa danTujuan Kep. Implementasi Evaluasi Selasa/ yang muncul secara berulang dalam pikiran klien  Klien dapat hubungan saling percaya dengan perawat

- Memberi salam - Memperkenalkan diri,

menanyakan nama serta nama panggilan yang disukai

- Menjelaskan tujuan interaksi

- Meyakinkan klien dalam keadaan aman dan perawat siap mendampingi

- Meyakinkan klien bahwa kerahasiaan klien akan tetap gterjaga

- Menunjukkan sikap terbuka dan jujur - Memperhatikan

kebutuhan dasar dan member bantuan untuk memenuhinya  Membantu klien untuk

mengungkapkan perasaaan dan pikiran - Mendiskusikan

dengan klien pengalaman yang di alami selama ini termasuk hubungan dengan orang lain yang berarti, lingkungan, keluarga, sekolah, dll

- Mendengarkan

pernyataan klien dengan empati tanpa mendukung atau

S: Klien mengatakan: - Selamat pagi, namanya

Tn. D, asal dari Kedungbocok Ngasem, datang dari Sidoarjo, dan mempunyai 3 anak. - Tinggal dirumah dengan

anak, menantu serta cucu.

- Dulu bekerja di sawah, kemudian tiba – tiba mengatakan bahwa dirinya adalah seorang jenderal TNI dan saudaranya di Bali mempunyai mobil dan motor yang tidak terhitung jumlahnya, sekarang masih menjadi Jenderal TNI.

- Klien senang menjadi jenderal TNI dan temannya banyak O :

- Klien mau menerima kehadiran perawat di sampingnya

- Klien tidak menunjukan tanda – tanda curiga

- Klien mengijinkan perawat duduk disampingnya

(2)

kasi

menentang wahamnya - Mengatakan perawat memahami apa yang dikatakan klien

 Membantu klien untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

- Mendiskusikan

dengan klien tentang kejadian –kejadian yang trauma yang menimbulkan rasa takut, ansietas dan perasaan tidak dihargai

- Mendiskusikan

kebutuhan /harapan yang tidak terpenuhi - Mendiskusikan

dengan klien cara – cara mengatasi

kebutuhan –

kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kejadian yang traumatis

- Mendiskusikan

dengan klien apakah ada halusinasi yang meningkatkan

pikiran/ perasaan wahamnya

- Mendiskusikan

dengan klien antara kejadian – kejadian tersebut dengan wahamnya

 Membantu klien mengidentifikasi keyakinannya yang salah tenyang situasi yang nyata (bila klien sudah siap)

- Mendiskusikan

dengan klien pengalaman

wahamnya tanpa berargumentasi - Mengatakan kepada

berulang dalam pikiranya (seorang jenderal TNI mempunyai sawah yang luas dan saudaranya di Bali mempunyai, mobil dan motor yang tidak terhitung jumlahnya) - Klien belum dapat

menyebutkan kejadian – kejadian sesuai dengan urutan waktu serta harapan/ kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi seperti harga siri, rasa aman, dsb

- Klien tidak dapat menyebutkan

perbedaan antara kejadian traumatis/ kebutuhan tidak terpenuhi dengan wahamnya

- Klien belum bisa menyebutkan

pengalaman nyata dengan pengalaman wahamnya

- Klien belum bisa menjelaskan gangguan fungsi hidup sehari – hari yang diakibatkan ole hide – ide atau pemikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan

- Klien belum bisa melakukan aktivitas yang kontruktif sesuai dengan minatnya yang dapat mengalihkan focus terhadap wahamnya

A :

- Secara Kognitif

(3)

klien akan keraguan perawat terhadap pernyataan klien - Mendiskusikan

dengan klien respon perasaan terhadap waham

- Mendiskusikan

frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya waham

- Membantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang dipersepsikan salah oleh perawat  Mendiskusikan dengan

klien pengalaman – pengalaman yang tidak menguntungkan

sebagai akibat dari munculnya waham, seperti :

- Hambatan dalam berinteraksi dengan keluarga

- Hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain

- Hambatan dalam melakukan aktifitas sehari – hari

- Gangguan dalam prestasi kerja atau sekolah

- Mengajaka klien melihat bahwa waham tersebut adalah masalah yang membutuhkan

bantuan dari orang lain

- Mendiskusikan

dengan klien tentang orang/tempat ia minta bantuan ketika wahamnya

timbul/sulit dikendalikan  Mendiskusikan

pengertian dan penyebab waham - Secara Afektif

Klien belum

menyadari wahamnya - Secara Psikomotor

Klien belum

mempraktekan teknik distraksi sebagai cara menghentikan pikiran yang terpusat pada wahamnya

P :

- Untuk klien: - Untuk perawat:

Ulangi SP 1 tentang mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran klien, mengidentifikasi stressor/ pencetus waham,

menegidentifikasi waham,

(4)

hobi/aktivitas yang disukainya

- Menganjurkan klien

memilih dan

melakukan aktifitas yang membutuhkan perhatian dan kreatifitas fisik

- Mengikutsertakan klien dalam aktifitas

fisik yang

membutuhkan

perhatian sebagai pengisi waktu luang - Melibatkan klien

dalam TAK orientasi realita

- Berbicara dengan klien topik – topik yang nyata

- Menganjurkan klien untuk bertanggung jawab secara personal dalam

mempertahankan/ meningkatkan

kesembuhan dan pemulihanya

- Memberikan

(5)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama Klien : Tn. D

No.RM : 05-96-72

Ruangan : Betet

Hari/

Tanggal KeperawatanDiagnosa Implementasi Evaluasi Rabu/

16-04 2014

Gangguan proses pikir: waham kebesaran.

TUM:

Klien dapat mengontrol wahamnya. TUK :

 Klien dapat mengidentifi kasi perasaan yang muncul secara

berulang dalam pikiran klien perasaan dan pikirannya

- Mendiskusikan dengan klien pengalaman yang dialami selama ini termasuk hubungan dengan orang yang berarti,

lingkungan kerja, sekolah, dsb - Mendengarkan

pertanyaan klien dengan empati tanpa

mendukung/mene ntang pernyataan wahamnya

- Mengatakan perawat dapat memahami apa yang diceritakan klien

 Membantu klien untuk

mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta kejadian yang menjadi faktor pencetus wahamnya - Mendiskusikan

dengan klien tentang kegiatan-kegiatan

traumatis yang menimbulkan

S: Klien mengatakan:

- Masih sebagai Jenderal TNI.

- Senang menjadi Jenderal TNI.

- Teman-temannya banyak yang percaya. - Hubungan dengan

keluargnya tetap seperti yang dulu”

Sebagai seorang Jenderal TNI.

O:

- Klien menceritakan ide-ide dan perasaan yang muncul secara berulang dalam pikirannya.

- Klien belum dapat menyebutkan kejadian-kejadian sesuai dengan urutan waktu, serta harapan/kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. - Klien belum mampu

menyebutkan hubungan antara kejadian traumatis/kebutuhan tidak terpenuhi dengan wahamnya.

- Klien belum bisa menyebutkan perbedaan pengalaman nyata dengan pengalaman wahamnya.

(6)

menghentika n pikiran yang terpusat pada

wahamnya

rasa takut, ansietas maupun perasaan tidak dihargai

- Mendiskusikan dengan klien cara-cara

mengatasi

kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kejadian traumatis

- Mendiskusikan dengan klien apakah ada halusinasi yang meningkatkan pikiran/perasaan yang terkait wahamnya

- Mendiskusikan dengan klien antara kejadian-kejadian tersebut dengan

wahamnya

 Membantu klien mengidentifikasi keyakinannya yang salah tentang situasi yang nyata (bila klien sudah siap)

- Mendiskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tanpa berargumentasi - Mengatakan

kepada klien akan keraguan perawat terhadap pernyataan klien - Mendiskusikan

dengan klien respon perasaan terhadap

wahamnya - Mendiskusikan

frekuensi,

- Klien belum bisa melakukan aktivitas yang konstruktif sesuai dengan minatnya yang dapat mengalihkan fokus klien dari wahamnya.

A :

- Secara kognitif: Klien belum bisa menyebutkan pengertian waham, penyebab, tanda waham. - Secara afektif: Klien

belum dapat menyadari wahamnya.

- Secara psikomotor: Klien belum bisa mempraktekan tekhnik distraksi relaksasi

sebagai cara

menghentikan pikiran yang terpusat pada

- Untuk Perawat:

Ulangi SP 1 tentang mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulangdalam pikiran klien, mengidentifikasi stressor/pencetus waham (Triggers Factor), mengidentifikasi waham klien, mengidentifikasi konsekwensi waham klien, mengidentifikasi tekhnik distraksi relaksasi

sebagai cara

(7)

intensitas dan durasi terjadinya waham

- Membantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang

dipersepsikan salah oleh klien  Mendiskusikan

dengan klien pengalaman-pengalaman yang tidak

menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya, seperti:

 Hambatan dalam berinteraksi dengan keluarga  Hambatan

dalam berinteraksi dengan orang lain

 Hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari  Gangguan

dalam prestasi kerja/sekolah - Mengajak klien

melihat bahwa waham tersebut adalah masalah yang

membutuhkan bantuan dari orang lain - Mendiskusikan

(8)

dikendalikan  Mendiskusikan

hobi/aktivitas yang disukainya

- Menganjurkan klien memilih dan melakukan aktivitas yang membutuhkan perhatian dan keterampilan fisik

- Mengikutsertak an klien dalam aktivitas fisik yang

membutuhkan perhatian

sebagai pengisi waktu luang - Melibatkan

klien dalam TAK orientasi realita

- Berbicara dengan klien tentang topik-topik yang nyata

- Menganjurkan klien untuk bertanggungjaw ab secara personal dalam mempertahanka n/meningkatkan kesehatan dan pemulihannya - Memberi

(9)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama Klien : Tn. D

No.RM : 05-96-72

Ruangan : Betet

Tanggal Dx. Keperaawatan Implementasi Evaluasi

Kamis, 17 April 2014

Gangguan proses pikir : waham kebesaran

TUM :

Klien dapat mengontrol

wahamnya TUK :

 Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran klien  Klien dapat

mengidentifikasi stressor/pencetus wahamnya (triggers factor)  Klien dapat

mengidentifikasi wahamnya  Klien dapat

mengidentifikasi konsekuensi dari wahamnya  Klien dapat

melakukan teknik distraksi sebagai cara menghentikan pikiran yang terpusat pada wahamnya

 Membantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya

- Mendiskusikan dengan klien pengalaman yang dialami selama ini termasuk hubungan dengan orang yang berarti, lingkungan kerja, sekolah, dsb

- Mendengarkan

pertanyaan klien dengan

empati tanpa

mendukung/menentang pernyataan wahamnya - Mengatakan perawat

dapat memahami apa yang diceritakan klien  Membantu klien untuk

mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta kejadian yang menjadi faktor pencetus wahamnya - Mendiskusikan dengan

klien tentang kegiatan-kegiatan traumatis yang menimbulkan rasa takut, ansietas maupun perasaan tidak dihargai - Mendiskusikan dengan

klien cara-cara mengatasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kejadian traumatis

- Mendiskusikan dengan klien apakah ada halusinasi yang meningkatkan

pikiran/perasaan yang terkait wahamnya

- Mendiskusikan dengan klien antara kejadian-kejadian tersebut dengan

S: Klien mengatakan, - Masih seorang

Jenderal TNI

- Cita-citanya sebagai Jenderal TNI

O:

- Klien menceritakan ide-ide atau pikiran dan perasaan yang muncul secara berulang dalam pikirannya

- Klien belum dapat menyebutkan

hubungan antara kejadian traumatis/ kebutuhan tidak terpenuhi dengan wahamnya

- Klien belum bisa menyebutkan

perbedaan

pengalaman nyata dengan pengalaman wahamnya

- Klien belum bisa menjelaskan

gangguan fungsi hidup sehari-hari yang diakibatkan ide-ide atau pikirannya yang tidak sesuai dengan kenyataan

- Klien belum bisa melakukan aktivitas yang konstruktif sesuai dengan miniatnya yang dapat mengalihkan fokus klien dari wahamnya A:

Secara kognitif :

(10)

wahamnya

 Membantu klien mengidentifikasi

keyakinannya yang salah tentang situasi yang nyata (bila klien sudah siap) - Mendiskusikan dengan

klien pengalaman wahamnya tanpa berargumentasi

- Mengatakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap pernyataan klien

- Mendiskusikan dengan klien respon perasaan terhadap wahamnya - Mendiskusikan

frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya waham - Membantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang dipersepsikan salah oleh klien

 Mendiskusikan dengan klien pengalaman-pengalaman yang tidak menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya, seperti:

 Hambatan dalam berinteraksi dengan keluarga

 Hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain

 Hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

 Gangguan dalam prestasi kerja/sekolah - Mengajak klien melihat

bahwa waham tersebut adalah masalah yang membutuhkan bantuan dari orang lain

- Mendiskusikan dengan klien orang/tempat ia minta bantuan apabila

menyebutkan pengertian waham Secara afektif :

- Klien belum bisa menyadari wahamnya - Secara psikomotor :

Klien belum bisa mempraktekkan teknik distraksi sebagai cara menghentikan pikiran yang terpusat pada wahamnya

P:

- Untuk klien:

“ Coba ingat kembali alasan bapak dibawa kesini”

- Untuk Perawat : Ulangi SP1 tentang mengidentifikasi

perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran klien, mengidentifikasi

stressor/pencetus waham,

mengidentifikasi waham,

mengidentifikasi

(11)

waham timbul/sulit dikendalikan

 Mendiskusikan

hobi/aktivitas yang disukainya

- Menganjurkan klien

memilih dan

melakukan aktivitas yang membutuhkan perhatian dan keterampilan fisik - Mengikutsertakan klien

dalam aktivitas fisik yang membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu luang - Melibatkan klien dalam

TAK orientasi realita - Berbicara dengan klien

tentang topik-topik yang nyata

- Menganjurkan klien untuk

bertanggungjawab secara personal dalam mempertahankan/meni ngkatkan kesehatan dan pemulihannya

(12)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama Klien : Tn. D

No.RM :05-96-72 Ruangan :Betet

Hari Tanggal

Diagnosa

Keperawatan Implementasi Evaluasi

Um’at

kebesaran TUM : yang muncul secara berulang dalam pikiran klien  Klien dapat

perasaan dan pikiran - Mendiskusikan dengan

klien pengalaman yang di alami selama ini termasuk hubungan dengan orang yang berarti, lingkungan kerja, sekolah

- Mendengarkan

pernyataan klien dengan empati tanpa menentang pernyataan wahamnya - Mengatakan perawat

dapat memahami apa yang diceritakan klien  Membantu klien untuk

mengidentifikasi

kebutuhan yang tidak terpenuhi serta kejadian yang menjadi faktor pencetus wahamnya - Mendiskusikan dengan

klien tentang kejadian-kejadian traumatik yang menimbulkan rasa takut, ansietas, maupun perasaan tidak dihargai - Mendiskusikan

kebutuhan / harapan yang belum terpenuhi - Mendiskusikan dengan

klien cara-cara mengatasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kejadian yang traumatis - Mendiskusikan dengan

klien apakah ada halusinasi yang meningkatkan pikiran /

S :Klien mengatakan: - Menjadi Jenderal

TNI

- Dulu pernah bekerja di Bali

tapi cuma

sebentar, - Hubungannya

dengan tetangga nya baik-baik saja - Cita-citanya

waktu kecil , jadi direktur utama. - Klien tidak

percaya kalau Tn.

A sebagai

Jenderal TNI. - Klien jadi jauh

dengan keluarga dan temannya, suka tidur, lihat televisi, menyapu, yang paling klien sukai yaitu memimpin

olahraga. O :

- Klien

menceritakan ide-ide yang muncul secara berulang dalam pikirannya - Klien dapat

menyebutkan kejadian-kejadian sesuai dengan urutan waktu serta harapan/

(13)

distraksi

- Mendiskusikan dengan klien antara kejadian-kejadian tersebut dengan wahamnya

 Membantu klien mengidentifikasi

keyakinannya yang salah tentang situasi yang nyata (bila klien sudah siap)

- Mendiskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tanpa berargumentasi

- Mengatakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap wahamnya

- Mendiskusikan

frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya waham - Membantu klien

membedakan situasi nyata dengan situasi yang dipersepsikan salah oleh klien

 Mendiskusikan dengan klien pengalaman-pengalaman yang tidak menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya, seperti:

- Hambatan dalam berinteraksi dengan keluarga

- Hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain

- Hambatan dalam melakukan aktifitas sehari - hari

- Gangguan dalam prestasi kerj/ sekolah

- Mengajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah masalah yang membutuhkan bantuan dari orang lain

harga diri, rasa aman.

- Klien dapat menyebutkan hubungan antara kejadian

traumatis / kebutuhan tidak terpenuhi dengan wahamnya

- Klien

menyebutkan perbedaan

pengalaman nyata dengan

pengalaman usahanya

- Klien menjelaskan gangguan fungsi hidup sehari-hari yang di akibatkan

ide-ide /

pikirannya yang tidak sesuai dengan kenyataan. - Klien melakukan

aktivitas yang konstruktif sesuai dengan minatnya yang dapat mengalihkan fokus klien dari wahamnya.

A :

- Secara kognitif : klien mengetahui pengetian waham - Secara afektif :

klien menyadari wahamnya

- Secara

(14)

- Mendiskusikan dengan klien orang/ tempat ia minta bantu apabila wahamnya timbul/ sulit dikendalikan

 Mendiskusikan hobi/ aktivitas yang disukainya

- Menganjurkan klien memilih dan melakukan aktifitas fisik yang membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu luang

- Melibatkan klien dalam TAK orientasi realita - Berbicara dengan klien

untuk bertanggung jawab secara personal dalam mempertahankan/ meningkatkan kesehatan dan pemulihannya - Memberi penghargaan

bagi setiap upaya klien yang positif

saja hobi atau aktivitas fisik yang bapak sukai”

- Untuk perawat Lanjutkan SP 2 tentang melakukan aktivitas yang konstruktif sesuai dengan minatnya

yang dapat

(15)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama Klien : Tn. D

No.RM :05-96-72 Ruangan :Betet Hari

Tanggal

Diagnosa

Keperawatan Implementasi Evaluasi

saptu, 19 April 2014

Gangguan proses pikir : waham kebesaran

TUM :

Klien dapat mengontrol wahamnya

a. Klien dapat melakukan teknik distraksi dengan cara menghentikan pikiran yang terpusat pada wahamnya.

 Mendiskusikan hobi atau aktivitas yang disukainya. - Menganjurkan klien memilih

dan melakukan aktivitas fisik yang membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu luang. - Melibatkan klien dalam TAK

orientasi realita.

- Berbicara dengan klien tentang topik-topik yang nyata.

- Menganjurkan klien untuk bertanggung jawab secara

personal dalam

mempertahankan atau meningkatkan kesehatan dan pemulihannya.

- Memberi penghargaan bagi setiap upaya yang positif

S : Klien mengatakan, - Ada 3 fase dalam

senam yaitu pemanasan,

gerakan inti, pendinginan. - Teknik senam

kepala diputar ke kiri dan ke kanan, tangan dibuka lebar kemudian ambil nafas dalam dan keluarkan pelan-pelan.

- Fungsi pemanasan agar tidak terjadi cedera.

O :

- Klien melakukan aktivitas yang konstruktif sesuai dengan minatnya yang dapat mengalihkan fokus klien dari wahamnya.

A :

- Kognitif

Klien mengetahui fase senam

- Afektif

Klien menerima masukan perawat - Psikomotor

Klien bisa

memperagakan gerakan senam.

P :

(16)

(senam) untuk mengurangi waham bapak”

(17)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama Klien : Tn. D

No.RM :05-96-72 Ruangan :Betet

Hari Tanggal

Diagnosa

Keperawatan Implementasi

Evaluasi

 Mendiskusikan hobi atau aktfitas yang di sukai - Menganjurkan

klienmemilih dan melakukan aktifitas fisik yang membutuhakn perhatian sebagai pengisi waktu luang

- Melibatkan klien dala TAK orientasi realita

- Mengajurkann klien untuk bertanggung jawab secara personal dalam

mempertahankanke sehatan dan pemuilihanya - Memberi

pebghargaanbagi setiap upaya yang posiitif

S: Klien mengatakan,

- Sapu dan tempat sampah - Kolong-kolongnya juga

di sapu mbak

- Sampah di buang ke tempat sampah

- Kain pel, alat pel, aiir untuk mengepel

- Dari kiri ke kanan 3 kali O :

- Klien melakukan aktifitas yang kontruktif sesuai dengan minatnya yang dapat mengentiakn fokus kkliendari wahamhya

A:

- Kognitif:

Klien mengetahui cara menyapu dan megepel yang benar

- Afektif :

Klien dapat memelukan aktifitas secara benar - Psikommotor :

Klien bisa

mempraktekan menyapu dan mengepel secara kehidupan sehari-hari bapak”

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut FN (Formularium Nasional) edisi ke-2 suspensi adalah sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan ata tanpa zat tambahan, yang akan terdispersi

Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu terapan, adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada penerapan pendekatan

Proses pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar

b. Mengikuti pelatihan terkait dengan anti penyuapan. Kompetensi Tim Audit Internal SMAP diatur dalam Lampiran III Keputusan Anggota Dewan Komisioner ini. Pelaksana SMAP

sumber pembiayaan agar pemerintah kabupaten dapat menjalankan fungsi pemerintah daerah secara lebih efektif dan dapat mengurangi ketergantungan pembiayaan

Karena harga merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam kepuasan anggota sebagi pelanggan dan menjadi alasan untuk menentukan dimana ia akan membeli barang kebutuhannya,

Pada pratikum kali ini, yaitu pratikum Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC, pratikan akan mengukur besarnya nilai Arus terukur (Iterukur) , Impedansi terukur

Dengan adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan setiap personal dalam struktur organisasi sekolah maka memerlukan adanya koordinasi dan