Review Film “Music Box” terhadap Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 dan Etika Profesi Advokat Indonesia.
Directed by Costa-Gavras Prduced by Irwin Winkler Written by Joe Eszterhas Music by Phillippe Sarde Starring Jessica Lange, Armin
Mueller, Stahl Frederic Forrest
Cinematography Patrick Blossier
Edited by Joele Van effenterre Production Company Carolco Pictures Distributed by TriStar Pictures Release dates December 22. 1989 Country United States Languange English Hungarian
sumber : wikipedia.com
Latar Cerita Film “Music Box”
Anne Talbot seorang pengacara di Chicago, mempunyai seorang anak bernama Mikey. Mikey sangat mencintai kakeknya bernama Michael J.Laszlo. Michael J.Laszlo dituntut oleh
Jaksa Penuntut bernama Jack Burke karena telah melakukan kejahatan perang di Budapest, kala itu M.J.Laszlo Komandan. M.J.Laszlo tidak menerima tuduhan tersebut dengan alasan
itu adalah kasus kesalahan identitas terkait imigrasinya dari Hungaria ke Amerika Serikat. Sementara itu rekening M.J.Laszlo juga terdapat transaksi besar terhadap Tibor Zoldan, seorang Hungaria. Namun M.J.Laszlo mengklaim bahwa transaksi tersebut hanya pinjaman
seorang teman karena tidak mampu untuk membayar hutangnya sebelum kematiannya. Singkat kata, Anne Talbot memutuskan untuk membela ayahnya di pengadilan. Pada
persidangan -pembuktian- sakksi-saki yang dihadirkan jaksa Burke merupakan saksi yang memberatkan bagi M.J.Laszlo, kesemua saksi membenarkan bahwa M.J.Laszlo adalah orang yang menyiksa mereka yang disebut dengan istilah “Mishka”. Terhadap kartu identitas dengan gambar dan nama “Lazlo Miklos” berdasarkan pemeriksaan forensik dinyatakan asli.
Akan tetapi oleh M.J.Laszlo mengklaim bahwa itu semua adalah jebakan/tuduhan palsu dari
Pemerintah Komunis Hungaria dan polisi rahasia dengan alasan itu adalah pembalasan atas protes yang dilakukannya terhadap rombongan balet Hungaria di AS beberapa tahun sebelumnya. Dengan kepandaiannya Anne menghadirkan saksi yang dapat membantah saksi
seolah “dibuat-buat”. Jaksa Burke mengumumkan bahwa ada saksi yang dapar bersaksi bahwa M.J.Laszlo adalah “Mishka”, namun saksi tersebut tidak dapat hadir di persidangan di
AS karena masalah kesehatan, sehingga tidak mampu meninggalkan Budapest. M.J.Laszlo menolak ajakan Anne Talbot pergi ke Budapest dengan alasan komunis akan membunuhnya bila ia kembali. Akhirnya yang pergi ialah Anne Talbot, jaksa Burke dan Hakim. Dalam
perjalanan ke Hungaria, asisten Anne Talbot memberikannya dokumen yang berkaitan dengan Tibor Zoldan yang meninggal dalam kecelakaan mobil tabrak lari. Asistennya
tersebut memberikan alamat adik Tibor Zoldan bernama Tibor Melinda. Di hotel tempat anne Talbot menginap, secara sengaja dan diam-diam seseorang mengaku teman M.J.Laszlo memberikan dokumen terhadap Anne Talbot, yang kemudian dokumen tersebut digunakan
Anne Talbot untuk membantah kesaksian dari saksi yang di Budapest tersebut. Akhirnya Hakim menolak kasus Jaksa Burke, meskipun dengan permohonan dari Jaksa Burke sendiri
dan saksi. Di akhir kisar cerita dari film tersebut, Anne Talbot mengunjungi saudara Tibor Zoldan, yaitu Melinda Zoldan. Disana Anne menyadari bahwa Tibor Zoldan adalah seperti Mishka. Melinda Zoldan, meminta tolong kepada Anne untuk mengambil apapun yang telah
digadaikan oleh Tibor Zoldan dan mengirimkannya kepadanya. Sekembalinya ke Chicago, Anne mengujungi toko gadai tersebut dan mengambil barang gadaian itu berupa kotak musik.
Dalam kotak musik tersebut merupakan bukti foto hitam-putih yang menggambarkan bahwa ayahnya adalah seorang Mishka yang dengan sadis menyiksa dan membunuh orang yahudi,
wanita dan anak-anak. Anne Talbot mempertanyakan hal tersebut dengan ayahnya, karena ayahnya, M.J.Laszlo tidak menceritakan yang sesungguhnya terhadapnya. Dan akhirnya, Anne Talbot mengirimkan surat kepada Jaksa Burke berikut foto dan negatif foto Tibor
Bagaimana kaitan cerita film di atas terhadap Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat dan Kode Etik Profesi Advokat di Indonesia?
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat
Advokat adalah orang yang memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Advokat dalam membela perkara yang menjadi tanggungjawabnya bebas menjalankan tugas profesinya, bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan di dalam
sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik profesi. Dalam menjalankan profesinya advokat berhak memperoleh informasi, data dan dokumen lainnya, baik dari instansi pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan yang diperlukan
untuk pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sesuai dengan cerita film di atas, Anne Talbot sebagai pengacara telah memperoleh
informasi, data dan dokumen yang dibutuhkan yakni sebagaimana yang telah diterimanya dari pemerintahan Hongaria untuk dapat dipelajarinya, berkaitan dengan kasus M.J.Laszlo. Anne Talbot juga memperoleh informasi berkaitan dengan kasus M.J.Laszlo, sebagaimana
diberikan oleh asistennya. Mengenai atribut, untuk peradilan di Indonesia Advokat wajib mengenakan atribut sesuai peraturan perundang-undangan dalam menjalankan tugasnya
menangani perkara pidana di sidang pengadilan. Pada cerita film di atas, pengenaan atribut bukanlah suatu keharusan, karena negara Indonesia dengan negara Amerika menganut sistem
Sesuai dengan Kode Etik Profesi Advokat di Indonesia
Berkaitan dengan cerita film di atas,
1. Bagian pembukaan paragraf ke 5 (Kode Etik Advokat dalam hal ini di Indonesia adalah sebagai hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang menjamin dan
melindungi namun membebankan kewajiban kepada setiap Advokat untuk jujur
dan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya baik kepada klien,
pengadilan, negara atau masyarakat dan terutama kepada dirinya sendiri).
Pasal 2 (Advokat dalam hal ini di Indonesia adalah WNI yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur dalam mempertahankan keadilan
dan kebenaran dilandasi moral yang tinggi, luhur dan mulia dan yang dalam
melaksanakan tugasnya menjunjung tinggi hukum, UUD RI, Kode Etik advokat
serta sumpah jabatannya).
Kedua hal tersebut di atas telah ditunjukkan dan dilaksanakan oleh Anne Talbot dalam Film Music Box, dia (Anne Talbot) adalah seorang advokat yang jujur, bersikap satria, luhur, mulia dan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya kepada
klien, pengadilan, negara atau masyarakat terutama kepada dirinya sendiri. Hal ini terlihat dari bagaimana Anne Talbot membela kliennya (bentuk tanggung jawabnya
terhadap kliennya) dan bagaimana ia dengan jujur menyerahkan ayahnya kepada Jaksa Penuntut karena bukti baru yang ia temukan menunjukkan ayahnya adalah
seorang yang melakukan kejahatan perang, tindakan Anne Talbot menyerahkan ayahnya (M.J.Laszlo) kepada Jaksa adalah sifat satria. Sifat satria dan perbuatan mulia serta luhur yang dilakukan Anne Talbot adalah demi keadilan hukum.
hukum dengan pertimbangan oleh karena tidak sesuai dengan keahliannya dan
bertentangan dengan hati nuranninya,... dan kedudukan sosialnya).
Anne Talbot pada awalnya telah menolak permintaan ayahnya untuk membela kasusnya karena tidak sesuai dengan keahliannya, yakni spesialisasi Anne Talbot adalah bagian kriminal, Anne Talbot telah menawarkan akan mencarikan pengacara
yang hebat terhadap ayahnya (M.J.Laszlo), namun ayahnya ingin dibela oleh anaknya karena Anne Talbot adalah pengacara yang hebat, walaupun pada akhirnya ia
memutuskan membela kasus ayahnya dikarenakan kecintaannya terhadap ayahnya dan anaknya Mikey yang selalu bangga terhadap kakenya tersebut dan ditambah bahwa M.J.Laszlo adalah seorang ayah yang hebat dan penuh kasih sayang serta tidak
mungkin melakukan hal yang dituduhkan Jaksa kepada ayahnya menurut Anne Talbot.
3. Berkaitan dengan pasal 3 huruf h (Advokat dalam menjalankan profesinya harus bersikap sopan terhadap semua pihak namun wajib mempertahankan hak dan
martabat advokat).
mengenai sikap sopan, dalam cerita Anne Talbot adalah seorang yang sopan, namun terkadap sikap sopan bisa berubah karena suasana hati. Hal ini terlihat dari
percakapan antara Anne Talbot dengan Jaksa Burke yang mana Anne Talbot terbawa emosi atas perkataan Jaksa Burke yang menyatakan bahwa ayahnya (M.J.Laszlo)
adalah orang yang tidak punya hati dan empati. Pernyataan itu membuat Anne Talbot terbawa emosinya dengan menuduh jaksa Burke membunuh istrinya yang baru meninggal. Hal ini bisa terjadi terhadap siapa saja bila bersinggungan dengan masalah
Kesimpulan
Anne Talbot (pengacara), melakukan pembelaan atas perkara pidana kliennya, tak lain adalah
ayahnya sendiri (M.J.Laszlo) dengan dakwaan melakukan kejahatan perang. Sebagai seorang pengacara, Anne Talbot dalam melaksanakan pembelaan, ternyata telah terperangkap secara subyektif yakni karena yang menjadi terdakwa adalah ayahnya sendiri, yang menurutnya
ayahnya tidak mungkin melakukan perbuatan sekejam yang didakwakan Jaksa terhadap ayahnya. Menurutnya ayahnya adalah ayah yang penyayang dan penuh cinta kasih, begitu
pun dengan ananya Mikey, yang sangat bangga dan cinta terhadap kakenya (M.J.Laszlo). Sebagai seorang pengacara yang hebat, Anne Talbot tidak menyadari bahwa ayahnya tidak memberikan informasi yang dibutuhkannya secara jujur, bahkan berbohong mengenai
pekerjaannya dan alasan imigrasinya ke Amerika. Namun seperti istilah berisi bahwa kebenaran akan selalu terungkap. Hal itu pun terjadi seketika perjalannya (Anne Talbot) ke
Buddapest yang kala itu bertemu dengan Melinda Zoldan, yakni saudari dari Tibor Zoldan sipemilik bukti berupa foto yang menggambarkan bahwa M.J.Laszlo adalah seorang penjahat perang dan pantas dihukum. Pengambilan sikap yang dilakukan oleh Anne Talbot dengan
menyerahkan foto beserta negatif-foto tersebut ke Pengadilan merupakan tindakan yang mulia, luhur dan satria serta telah menunjukkan bahwa profesi pengacara adalah profesi yang
terhotmat (Officium Nobile).
Saran
Sesuai dengan review film di atas hendaknya dalam pelaksanaan persidangan baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk mencapai suatu keadilan hukum sebaiknya:
Hal ini diperlukan untuk menghindari subjektifitas pengacara dalam melakukan pembelaan.
2. Sebagi klien, hendaknya memberikan informasi yang sejujurnya terhadap Advokat-nya, karena informasi, data maupun dokumen yang diberikan oleh klien terhadap Advokat-nya dijamin oleh Undang-undang Advokat dan Kode Etik Profesi Advokat
untuk menjaga kerahasiaannya, baik selama maupun setelah berakhirnya hubungan antara Advokat dengan klien tersebut.
3. Seorang Advokat harus tetap menjunjung tinggi nilai keadilan, kejujuran sebagai tanda menjaga harkat martabat seorang Advokat serta menjunjung tingga profesi Advokat yang officium nobile.