Problem Based Learning - 2
Home Group 3
▸ Baca selengkapnya: penentu solusi adalah
(2)ABSTRAK
Salah satu masalah yang kini cukup mengkhawatirkan bagi masyarakat maupun pemerintah DKI
Jakarta adalah penurunan permukaan tanah. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mencatat
penurunan permukaan tanah di DKI Jakarta sebesar 5-12 cm per tahun. Hal ini utamanya
disebabkan oleh berkurangnya air tanah sehingga menyebabkan terbentuknya rongga di dalam
tanah yang mengakibatkan terjadinya penurunan permukaan tanah. Akibatnya, diperlukan solusi
agar penggunaan air tanah dapat dikurangi. Solusi yang ditawarkan dalam makalah ini secara
garis besar diambil melalui tiga aspek yaitu persebaran informasi dalam masyarakat,
pemanfaatan
Internet of Things (IoT)
untuk mengendalikan penggunaan air tanah, dan alternatif
sumber air bersih. Dari aspek persebaran informasi, ditawarkan solusi melalui iklan dan website
pengaduan. Tujuan dari kedua solusi ini adalah edukasi masyarakat dan pengawasan
antarmasyarakat. Melalui solusi ini diharapkan masyarakat melalui pikirannya sendiri dapat
menghemat penggunaan air tanah. Dari aspek
IoT
, ditawarkan solusi penggunaan
flowmeter
yang
termodifikasi. Melalui solusi ini, diharapkan penggunaan air tanah oleh masyarakat dapat
dipantau langsung oleh pemerintah, sehingga diharapkan segala bentuk pelanggaran dapat segera
ditindaklanjuti dan penggunaan air tanah secara berlebihan dapat dikurangi. Dari aspek alternatif
sumber air bersih, ditawarkan solusi penggunaan teknik
rainwater harvesting
. Melalui teknik ini,
diharapkan masyarakat mampu memperoleh alternatif air bersih selain air tanah, sehingga
penggunaan air tanah di kalangan masyarakat dapat dikurangi. Melalui solusi-solusi ini,
diharapkan penggunaan air tanah dapat ditekan serendah mungkin. Dengan penekanan
penggunaan air tanah, kevakuman ruang di bawah tanah dapat dicegah. Akibatnya, diharapkan
penurunan permukaan tanah dapat dikurangi maupun dihentikan.
Kata kunci
: permukaan tanah, iklan, situs pengaduan,
flowmeter
termodifikasi,
rainwater
harvesting
.
DAFTAR ISI
Daftar Isi ………...2
BAB 1 ………....3
Pendahuluan ……….3
Latar Belakang……….3
Rumusan Masalah ………...3
Tujuan dan Manfaat Penulisan ………....3
BAB 2 ………....5
Isi ………...5
Penggunaan Iklan dan Situs Web Pengaduan Masyarakat ………..5
Penggunaan Flowmeter yang Termodifikasi ………...8
Penggunaan Teknik Rainwater Harvesting………..8
BAB 3………...11
Penutup ………...11
Kesimpulan ………....11
Saran ………..11
Ucapan Terima Kasih ………....12
BAB 1
PENDAHULUAN
Terkait penurunan tanah yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, terdapat beberapa rumusan masalah yang menjadi pertimbangan dalam arah penulisan makalah. Dengan pertimbangan tersebut, makalah diharapkan mampu mencapai tujuan penulisan makalah, serta mampu memberikan manfaat kepada para pembacanya.
I.
Latar Belakang
Sejumlah wilayah di Jakarta mengalami penurunan tanah setiap tahun. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mencatat penurunan tanah di Jakarta adalah sebesar 5 - 12 cm per tahun. Dengan penurunan tanah sebesar itu, Jakarta diproyeksikan akan tenggelam dalam beberapa puluh tahun lagi.
Salah satu penyebab penurunan tanah di Jakarta adalah pengambilan air tanah yang berlebihan. Pengambilan air tanah yang berlebihan akan meninggalkan rongga kosong di dalam tanah. Rongga kosong ini membutuhkan waktu lama untuk regenerasi karena airnya diambil dalam jumlah berlebihan. Jika rongga kosong ini tidak terisi lagi dalam batas waktu tertentu maka tanah akan turun karena kehilangan penyangganya, yaitu air yang sebelumnya sudah diambil.
II.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penurunan tanah di Jakarta dapat terjadi?
2. Bagaimana cara menangani masalah penurunan tanah di wilayah DKI Jakarta?
3. Bagaimana cara menerapkan solusi alternatif untuk masalah ini dan bagaimana
keefektifannya?
III.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan
1. Mengetahui masalah penurunan tanah yang terjadi di Jakarta
2. Memberikan beberapa solusi penurunan tanah yang berasal dari aspek- aspek nya di DKI
Jakarta.
3. Menunjukan cara penerapan solusi dan tingkat keefektifannya terhadap
masyarakat/penduduk DKI Jakarta.
BAB 2
ISI
Terkait dengan begitu maraknya penurunan tanah yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia terutama di DKI Jakarta, diperlukan adanya solusi yang mampu mencegah penurunan tanah secara terus menerus. Berikut merupakan solusi-solusi berdasarkan pemikiran kritis kami bersama yang dianggap mampu mengatasi permasalahan penurunan tanah.
I.
Penggunaan Iklan dan Situs Web Pengaduan Masyarakat
Iklan
Iklan adalah salah satu bentuk promosi yang sangat lazim digunakan di masa kini untuk
memengaruhi pilihan masyarakat. Menurut KBBI, iklan adalah 1. n berita pesanan untuk
mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan; 2. n
pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media
massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum1. Secara lebih umum, iklan dapat
diartikan sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk memengaruhi pikiran dan perasaan seseorang sehingga memengaruhi pandangan orang tersebut mengenai suatu produk.
Fandy Tjiptono menuliskan iklan memiliki sifat-sifat diantaranya2:
1. Public Presentation, yang berarti informasi yang diterima setiap orang mengenai suatu produk bersifat sama.
2. Pervasivness, yang berarti untuk memantapkan informasi yang ingin disampaikan dalam iklan tersebut, iklan tersebut harus diulang-ulang.
3. Amplified expressiveness, yang berarti melalui gambar maupun suara, iklan dapat mendramatisasi produk maupun perusahaannya.
4. Impersonality, yang berarti sifat iklan yang monolog tidak memaksa konsumennya untuk menanggapinya maupun memperhatikannya.
Lebih jauh, menurut Ibid iklan memiliki fungsi antara lain3:
1 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/iklan diakses pada tanggal 3 Desember 2017, 19:18 WIB.
2 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset, 1995. Hal. 206 sebagaimana dikutip dalam A., F. Indra Santoso. Tinjauan Yuridis terhadap Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dikaitkan dengan Iklan-Iklan yang Menyesatkan Konsumen. Jakarta : Universitas Indonesia, 2010. Hal. 13.
1. Memberikan Informasi,
2. Membujuk dan memengaruhi,
3. Menciptakan kesan (image),
4. Memuaskan keinginan,
5. Sebagai alat komunikasi.
Sifat dan fungsi inilah yang kemudian membuat banyak iklan terus terlekat di pikiran kita walaupun jangka waktu yang terlewat sudah cukup lama. Sebut saja bagaimana iklan sebuah hunian mewah yang terus teringat, atau iklan toko online yang terus terngiang. Bahkan, karena sifat iklan tersebut, Liza Marielly Djapri, seorang psikolog dan pakar hipnoterapis klinis, pernah menyatakan bahwa "Paparan iklan rokok yang begitu sering dilihat anak akan terekam begitu jelas dan nyata dalam alam pikiran bawah sadar anak. Sehingga mengakibatkan anak menjadi
begitu akrab dengan rokok akibat paparan berulang-ulang,"4. Terlepas dari jenis iklan tersebut, hal
ini setidaknya menunjukkan bagaimana iklan memengaruhi pikiran, perasaan, maupun keputusan konsumen yang ditujunya.
Oleh karena itu, mengapa tidak kita memanfaatkan iklan sebagai salah satu sarana memengaruhi pikiran masyarakat mengenai bahaya penurunan air tanah. Menggunakan iklan ini diharapkan masyarakat kemudian mengerti akan bahaya dari penurunan permukaan tanah baik terhadap lingkungan maupun diri mereka sendiri. Setelah mereka mengerti, diharapkan penurunan permukaan tanah ini dapat dicegah bahkan dihentikan.
Penggunaan iklan untuk memengaruhi perilaku masyarakat sejatinya bukanlah hal yang baru. Sudah beberapa kali pemerintah memanfaatkan iklan ini untuk mensosialisasikan program mereka. Sebut saja bagaimana iklan KB yang ditayangkan secara terus menerus hingga slogan “Dua anak lebih baik” menjadi sangat terkenal, atau sosialisasi program wajib beajar sembilan tahun maupun sosialisasi imunisasi yang sempat mewarnai dunia periklanan Indonesia. Melihat cukup suksesnya iklan-iklan sebelumnya memengaruhi masyarakat, kenapa tidak rencana pembuatan iklan mengenai dampak kurangnya air tanah ini dicoba untuk dijalankan.
Sayangnya, walaupun iklan ini kemungkinan besar memiliki pengaruh positif bagi masyarakat luas. Tetap saja tidak ada jaminan semua elemen masyarakat akan mengikuti apa yang diinginkan oleh iklan yang dibuat ini. Terlebih pemilik gedung tinggi yang justru cenderung
untuk tetap menggunakan air dengan jumlah yang banyak karena bisa saja kegiatan yang dilakukan harus dikurangi seiring dengan pengurangan air tanah. Hal inilah yang menjadi masalah, bagaimana cara agar setelah sebagian masyarakat mengerti masalah ini, seluruh elemen masyarakat dapat bekerja sama tanpa ada satupun yang tertinggal?
Situs Web Pengaduan
Salah satu solusi yang selanjutnya ditawarkan adalah situs web pengaduan. Dengan adanya situs web pengaduan, masyarakat yang sudah mengerti mengenai hal ini kemudian dapat mengadu jika melihat adanya pelanggaran-pelanggaran mengenai penggunaan air bersih dalam batas normal. Dengan demikian, elemen yang memang tidak dapat diingatkan oleh masyarakat secara langsung, dapat langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah. Akibatnya, seluruh elemen masyarakat dapat menaati peraturan mengenai penggunaan air tanah secukupnya.
Sebenarnya, sebelumnya telah ada situs web yang dapat menampung pengaduan
masyarakat yaitu http://lapor.go.id. Walaupun situs web ini tidak secara spesifik menangani kasus
kekurangan air tanah, situs web ini tetap dapat digunakan untuk melaporkan pelanggaran apa saja. Dari situs web tersebut juga, tertulis bahwa Hingga April 2015, LAPOR! telah digunakan oleh lebih dari 290.000 pengguna dan menerima rata-rata lebih dari 800 laporan masyarakat per
harinya5. Hal inilah yang menaikkan optimisme penulis bahwa perpaduan antara edukasi dan situs
web pengaduan akan membawa dampak yang besar.
Sayangnya situs web ini tidak begitu terkenal. Dua faktor utama yang menyebabkan kurang terkenalnya situs web ini adalah kurangnya sosialisasi dan tampilan situs web yang tidak begitu menarik. Sehingga solusi agar situs web ini lebih diketahui oleh masyarakat luas diantaranya edukasi, iklan, dan perbaikan tampilan situs web.
Dengan memanfaatkan iklan sebagai sarana edukasi masyarakat mengenai masalah kurangnya air tanah, serta situs web pengaduan sebagai sarana saling mengawasi antar masyarakat, diharapkan permasalahan penurunan permukaan air tanah dapat diatasi bahkan dihentikan. Dengan demikian, kekhawatiran masyarakat mengenai bahaya dari tempat tinggal mereka dapat dikurangi sehingga masyarakat merasa lebih aman, dan kekhawatiran serta kepanikan yang dialami masyarakat dapat lebih terkontrol.
II.
Penggunaan
Flowmeter
yang Termodifikasi
Salah satu alternatif solusi untuk mengatasi masalah penurunan tanah di Jakarta adalah
dengan menggunakan flowmeter, sebuah alat yang digunakan untuk menghitung jumlah cairan
atau gas yang melewati suatu pipa. Namun flowmeter yang dimaksud disini adalah flowmeter
yang termodifikasi dimana menggunakan konsep Internet of Things, flowmeter ini akan
dihubungkan ke internet.
Bagaimana ini akan bekerja? Setelah terhubung dengan internet, flowmeter akan
mengunggah data-data tentang aliran air dari pipa tersebut ke database milik pemerintah atau PAM sehingga dapat dimonitor penggunaan air tanahnya. Kemudian, air tanah hanya boleh diambil saat aliran air dari PAM sedang bermasalah sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat. Namun jika aliran air dari PAM tidak bermasalah dan terjadi pengambilan air
tanah, flowmeter ini akan mendeteksinya dan mengirimkan peringatan kepada PAM bahwa ada
indikasi pengambilan air tanah saat aliran PAM sedang normal. Untuk bangunan-bangunan yang saat ini memiliki sumur namun belum memasang alatnya, maka akan dilakukan sweeping dan pengecekan berkala untuk memastikan seluruh sumur di Jakarta menggunakan alat ini.
Alat ini harus terpasang pada setiap pipa utama untuk sumur yang mengambil air tanah di Jakarta. Setiap pembangunan sumur untuk pengambilan air tanah harus menyetujui dan membiayai penggunaan dan pemasangan alat ini pada pipa utama mereka. Sebenarnya konsep seperti ini sudah pernah dilakukan di sebuah lapangan golf di California, dimana penyedia layanan untuk hal ini adalah sebuah perusahaan bernama Valarm. Konsepnya sangat mirip,
flowmeter menggunakan IoT, kemudian data dikirim ke server milik Valarm untuk dapat dimonitor secara langsung. Artinya hal ini mungkin dilakukan, hanya memerlukan pengembangan dan sedikit inovasi dari pemerintah, atau bisa juga dilakukan dengan bekerjasama dengan perusahaan yang dipandang mampu.
III.
Penggunaan Teknik Rainwater Harvesting
Salah satu penyebab terjadinya penurunan permukaan tanah adalah pengambilan air tanah dalam volume yang cukup banyak. Pengambilan air tanah memberikan dampak buruk pada pori-pori tanah karena tekanan hidrostatik yang ada di bawah tanah berkurang, sehingga terjadi pemampatan pada lapisan akuifer. Lapisan akuifer merupakan lapisan tanah yang mengandung air. Akibat lapisan tersebut terpampat, maka dapat terjadi penurunan permukaan tanah. Oleh karena itu, masyarakat perlu melakukan konservasi air tanah dan mencari sumber alternatif, salah satunya melalui air hujan.
Rainwater Harvesting adalah suatu sistem yang bertujuan mengumpulkan air hujan untuk diolah kembali menjadi air bersih layak pakai. Sistem ini memiliki banyak manfaat, seperti memperbaiki persediaan air, produksi pangan, dan ketahanan pangan. Sistem ini juga cocok untuk diterapkan di Indonesia karena terdapat beberapa faktor pendukung seperti:
1. Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi (Rata-rata 2000-3000 mm/tahun)
2. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6 Tahun 2011 tentang
3. Sumber air bersih masih bertumpu pada air tanah, terutama di Pulau Jawa
Pada sistem Rainwater Harvesting harus ada tiga komponen dasar, yaitu Catchment
(Penangkap air hujan seperti permukaan atap), Delivery System (Sistem penyaluran air hujan dari
atap menuju tempat penampungan), dan Storage Reservoir (Tempat penampungan air hujan
seperti tong, bak, atau kolam). Selain itu, sistem juga dapat dilengkapi dengan komponen
pendukung, seperti pompa air. Contoh dari pemberlakuan sistem ini adalah Rooftop Garden
(Taman diatas gedung)dan sumur resapan.
Sayangnya, sistem Rainwater Harvesting mempunyai beberapa kendala, antara lain
frekuensi dan kuantitas hujan dan kualitas air hujan yang belum memenuhi standar air bersih WHO. Masalah tentang kualitas air hujan dapat dibagi menjadi dua isu, yaitu:
1. Bacteriological Water Quality Issue. Air hujan dapat terkontaminasi oleh kotoran yang ada di area penangkap air. Untuk mengatasi hal tersebut, disarankan atap selalu dijaga kebersihannya dan penampung air hujan ditutup agar terhindar dari kotoran. Penampung air hujan juga sebaiknya diletkkan di tempat yang teduh untuk menghindari tumbuhnya lumut
2. Insect Vector Issue. Air hujan juga dapat terkontaminasi oleh serangga, karena sebagian serangga dapat meletakkan telurnya ke dalam air. Oleh karena itu, penampung air sebaiknya ditutup dengan rapat untuk menghindari serangga yang masuk.
BAB 3
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Penurunan tanah di beberapa wilayah di Indonesia khususnya di DKI Jakarta bukan merupakan kesalahan beberapa pihak saja. Banyak faktor lain yang menyebabkannya, salah satunya adalah faktor alam6. Oleh karena itu, pelaksanaan solusi yang ada juga tidak dapat dilakukan oleh
beberapa pihak saja melainkan merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai
II.
Saran
Menurut penulis, permasalahan penurunan permukaan tanah di Jakarta adalah permasalahan yang serius dan berpotensi menimbulkan masalah besar kedepannya. Dimana penurunan tanah di Jakarta disebabkan oleh pengeksploitasian air tanah secara ekstensif dan ilegal. Masalah ini adalah masalah yang tidak hanya melibatkan pihak tertentu, tetapi seluruh pihak termasuk masyarakat, organisasi, dan pemerintah.
Diantara berbagai solusi yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi masalah penurunan permukaan tanah di Jakarta, khususnya karena eksploitasi air tanah, solusi-solusi yang telah dipaparkan di makalah ini dapat digunakan karena solusi-solusi tersebut akan terintegrasi satu sama lain. Penggunaan iklan dan pengadaan website pengaduan akan memudahkan
masyarakat, pemasangan flowmeter termodifikasi akan memudahkan pengawasan gedung oleh
pemerintah, serta melakukan teknik Rainwater Harvesting juga memaksimalkan pemanfaatan
sumber daya lain yaitu air hujan.
UCAPAN TERIMA KASIH
INI BUAT APA DAH
DAFTAR PUSTAKA
A., F. Indra Santoso. Tinjauan Yuridis terhadap Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dikaitkan dengan Iklan-Iklan yang
Menyesatkan Konsumen. Jakarta: Universitas Indonesia, 2010. http://geotek.lipi.go.id/?p=3693
http://jakarta.bisnis.com/read/20170731/77/676518/dki-tindak-pemilik-bangunan-tanpa-izin-penggunaan-
air-tanah- http://properti.kompas.com/read/2017/07/27/120628821/setiap-tahun-permukaan-tanah-jakarta-turun-5-12-sentimeter
http://www.ahlilingkungan.com/rain-harvesting_Manfaat-rain-harvesting.php
http://www.instructables.com/id/Water-Monitoring-Systems-Flow-Meter-IoT-Sensors-fo/
http://www.valarm.net/blog/monitoring-water-usage-in-southern-california/
http://www.valarm.net/blog/remote-water-well-telemetry-with-a-web-dashboard-to-see-levels-and-flow-meter-rates/
http://sda.pu.go.id/pages/posts/Begini-Cara-Jepang-Atasi-Penurunan-Muka-Tanah-Di-Jakarta
https://en.wikiversity.org/wiki/Rainwater_harvesting
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/iklan