• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PERTANIAN DI SUMATRA SUMATRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HASIL PERTANIAN DI SUMATRA SUMATRA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PERTANIAN DI SUMATRA

Sumber Gambar

Kebun teh Pagar Alam

Potret Pertanian - Sumatera selatan merupakan salah satu Provinsi yang ada di Indonesia yang memliki luas wilayah 60.302,54 (km2) dengan populasi sekitar 6Juta jiwa lebih.

Sektor Pertanian untuk daerah Sumsel tersebar di Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, dan Musi Rawas yang merupakan lumbung bagi komoditas padi dan palawija. Hampir seluruh daerah kabupaten/kota di Sumatera Selatan memproduksi padi sawah maupun ladang kecuali kota Palembang. Dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya lahan yang tersedia secara keseluruhan melalui upaya peningkatan pelayanan jaringan irigasi dan rawa, penggunaan agroinput, peningkatan kemampuan petani mengakses modal perbankan dan pengembangan penggunaan alat mesin pertanian, maka kedepan Sumatera Selatan mampu meningkatkan produksi padi. Pertambahan produksi ini akan membuka kesempatan berusaha baru dan menambah pendapatan petani. Dengan Program Sumatera Selatan Lumbung Pangan semoga akan dapat mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran dan peningkatan pendapatan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan.

Perkebunan

(2)

 Kabupaten Banyuasin

 Kabupaten Muara Enim

 Kabupaten Lahat

 Kabupaten MusiBanyuAsin

 Kabupaten Ogan Ilir

 Kabupaten Musi Rawas

 Kabupaten OKI

 Kabupaten OKU

 Kabupaten Lubuk Linggau

 Kabupaten Pagar Alam

 Kabupaten Prabumulih (sumber: http://regionalinvestment.bkpm.go.id)

Produktivitas karet rakyat di Sumatera Selatan sebesar 840.000 ton tidak sesuai dengan luas lahan perkebunan karet yang ada. Faktor utama penyebabnya adalah bahan tanam yang digunakan oleh karet rakyat berbeda dengan perkebunan besar, ditambah lagi dengan kurang intensifnya pemeliharaan yang diterapkan pada perkebunan rakyat. Dengan berbagai prediksi potensi ketersediaan, dan konsumsi karet alam dunia, masa depan karet alam tampaknya masih cukup cerah. Lebih-lebih jika dilihat dari pesatnya perkembangan industri otomotif di negara China yang memerlukan pasokan karet alam cukup besar. Dengan kondisi demikian maka pemerintah Sumatera Selatan perlu memperhatikan sektor perkebunan karet, bagaimanan perkebunan karet tersebut bisa menghasilkan getah karet yang berlimpah. Program peremajaan bisa dilakukan pemerintah dengan revitalisasi perkebunan yang bisa meningkatkan produktivitas

dan kesejahateraan rakyat.

(3)

HASIL PERTANIAN DI RIAU

Gubri panen buah saat Hadiri Pembukaan Pekan Daerah XV KTNA Provinsi Riau 2016 di Desa Buluh Rampai Kecamatan

Seberida, Inhu

Hampir diseluruh wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau berpotensi untuk diolah menjadi lahan pertanian dan peternakan mengingat tanahnya subur. Sektor pertanian merupakan =omest yang strategis terutama di Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun dan Kota Batam.Luas lahan pertanian sawah pada Tahun 2011 di Provinsi Kepulauan Riau seluas

(4)

perkebunan memiliki potensi yang besar terutama Tanaman karet, kelapa ,cengkeh . Nilai produksi karet yang dihasilkan adalah 11.820.550 Kg dengan rata-rata produksi sebesar 291 Kg/ Ha. Demikian juga dengan komoditas kelapa yang berproduksi sebanyak 1 2.070.540 Kg / th dengan rata produksi 345 Kg/ Ha. Produksi komoditas cengkeh 3.139.801 Kg dengan rata-rata produksi 329 Kg/ Ha. Sektor peternakan khususnya populasi sapi meningkat dari 8.323 ekor di tahun 2011 menjadi 17.255 ekor pada tahun 2012. Sedangkan populasi kambing 22.402 pada tahun 2012 Berdasarkan kajian Komoditi/Produk/Jenis Unggulan (KPJu) di Provinsi Kepulauan Riau diperoleh KPJu di Provinsi Kepulauan Riau sebagai berikut : •sektor padi palawija adalah padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah dan sagu. •sektor sayuran adalah cabe, kacang panjang, ketimun, sawi, dan kangkung. •sektor buah-buahan adalah durian, pisang, buah naga, =omest, =omes. •sektor perkebunan adalah karet, kelapa, cengkeh, lada, gambir. •sektor peternakan adalah sapi, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, ayam buras, dan kambing

Berdasarkan kajian komoditas unggulan daerah lokasi prioritas pengembangan komoditas unggulan =omest tanaman pangan sebagai berikut : •Natuna : jagung, ubi kayu, bayam, kacang panjang

•Karimun : jagung, ubi Ialar, ketimun, •Kabupaten Natuna dapat diproyeksikan sebagal lokasi pengembangan sapi potong, kambing dan

ayam buras.

•Kabupaten Karimun diproyeksikan untuk lokasi pengembangan temak sapi potong, kambing,

dan itik.

•Kabupaten Lingga diproyeksikan sebagai lokasi pengembangan sapi potong dan kambingdan kerbau.

•Kabupaten Bintan di proyeksikan untuk lokasi pengembangan sapi potong, kambing dan kerbau.

•Kota Batam diproyeksikan sebagai lokasi pengembangan temak babi, sapi potong, ayam petelur

dan ayam pedaging.

•Kota Tanjungpinang menjadi pasar komoditi pangan asal hewan temak.

PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN

(5)

Jawa/ Sumatera). Potensi besar pertanian dan perkebunan , dapat menyuplai [menyediakan) kebutuhan pangan masyarakat baik skala =omes dan seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau khususnya ke kawasan Free Trade Zone Batam, Bintan dan Karimun, serta jika memungkinkan hasil pertanian dan perkebunan tersebut dapat diekspor ke luar negeri melalui kawasan FTZ BBK tersebut. Berdasarkan potensi dan kebijakan pengembangan =omest pertanian dan perkebunan memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan lahan pertanian untuk

Di =omest agro =omestic, Pembangunan =omestic/pabrik pengolahan produk tanaman pangan untuk memenuhi permintaan pasar di tingkat =omestic, nasional dan luar negeri masih memiliki peluang yang sangat besar terkait dengan trend saat ini sebagai makanan oleh-oleh (Rue/cake), keripik yang bisa didistribusikan ke luar daerah kabupaten/ kota setempat. Di =omest pertanian hortikultura Provinsi Kepulauan Riau memiliki lahan area yang belum dimanfaatkan sebesar 83,6% . Kebutuhan pasar internasional yang sangat tinggi Singapura membutuhkan 2.500 ton komoditas hortikultura per hari, tetapi Indonesia hanya mengekspor 200 ton per hari. Untuk memenuhi kebutuhan pasar Singapura, Indonesia hanya bisa memasok 6% dari total kebutuhan mereka. Pangsa pasar buah Malaysia terbesar, yaitu 34 persen, diikuti China 15 persen, Amerika Serikat 10 persen, Afrika Selatan 8 persen, Thailand 8 persen, dan Indonesia 0,6 persen. Pangsa pasar sayur Malaysia di Singapura adalah 43 persen, China 29 persen, India 5 persen, serta Indonesia dan Australia masing-masing 4 persen. Mercermati potensi pasar , serta kebijakan pengembangan pertanian hortikultura di propinsi kepri , peluang peluang yang dapat di

kembangkan antara lain

•Budidaya tanaman pangan pokok (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, padi, ubi kayu,

ubi jalar),

•Membuka lahan/kawasan pengembangan pertanian holtikultura pada beberapa kawasan

unggulan holtikultura

(6)

CONTOH KONVERSI LAHAN PERTANIAN MENJADI PEMUKIMAN

Yang menjadi faktor- faktor terjadinya peralihan fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian di Takkalala adalah Pemerintah kota Palopo lebih fokus memusatkan pembangunan di daerah Wara Selatan ketimbang daerah Wara Utara dikarnakan Wara Selatan memiliki sarana dan prasarana yang ada di wara selatan sudah lengkap di wara selatan sudah ada sekolah tinggi kemedian pengadaan jalan baru dan sekolah.

Kemudian masalah Dampak perubahan fungsi lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat selaku petani yang dilihat dari pendidikan, kualitas rumah tinggal dan kepemilikan barang berharga. Dilihat dari kondisi sosial ekonomi petani, adanya perubahan penggunaan lahan pertanian membawa dampak positif bagi kebutuhan hidup mereka.

(7)

Di daeara Wara Selata sudah di rancang dalam RPJMD Kota Palopo bahwa di daerah Songka akan di bangun sebuah terminal yang luas nya skitaran 10 Ha. Ini juga yang menjadi salah satu factor mengapa pemerintah Kota Palopo melakukan pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi perumahan. Di tambah lagi adanya salah satu sekolah tinggi ilmu ekonomi dan akademik kebidanan di kelurahan takalala sehingga masyarakat di daerah tersebut banyak yang mengali fungsikan lahan pertanian mereka menjadi lahan non-pertanian.

Alih fungsi lahan merupakan beralihnya fungsi penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian. Alih fungsi lahan tersebut secara langsung mengurangi jumlah lahan pertanian yang ada di Kota Palopo Kecamatan Wara Selatan. Berdasarkan wawancara langsung kepada bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan (P3) Kota Palopo, ada 2 ( dua ) faktor-faktor penyebab mengapa alih fungsi lahan semakin besar di Kota Palopo kecamatan.

DAMPAK NEGATIF

Tempat tersebut tidak akan sepi lagi... maksudnya jika pertanian tempat tersebut tidak ada yang menghuni dan jika di ubah menjadi lahan permukiman maka banyak penghuninya.

Dan menumbuhkan perkembangan penduduk.

SOLUSI

Menurut hemat saya pemerintah kota palopo seharus-nya tidak melakukan pengalihan fungsi lahan pertanian yang beririgasi teknis menjadi lahan non- pertanian seseuai dengan perda No. 21 tahun 2013 butir ke 5 Jika memang pengalihan fungsi lahan pertanian ke non pertanian ini harus dilaksanakan di karanakan tuntutan perkembangan Kota pemerintah setidak tidaknya menyediakan lahan untuk masyarakat sekitar untuk mereka kelolah agar kurangnya pengaguran di bidang pertanian.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas bahwa dalam penulisan ini yang menjadi daerah yang saya bahas adalah kelurahan takalala kecamatan wara selatan. Kelurahan takalala merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan wara selatan kota palopo.

(8)

tahunnya. Untuk daerah yang masih dalam tahap berkembang seperti kota palopo, tuntutan pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, pemukiman, maupun kawasan industri, turut mendorong permintaan terhadap lahan. Akibatnya, banyak lahan sawah, terutama yang berada dekat dengan kawasan perkotaan, beralih fungsi untuk penggunaan tersebut.

Sektor pertanian hingga tahun 2010 menjadi sumber perkembangan perekonomian yang mampu diandalkan di Kota Palopo. hal ini dimungkinkan karena dukungan sumber daya lahan dengan luas panen 5.140 ha dengan produksi padi sebesar 22.829 ton dan tingkat produktivitas 4,44 ton/ha yang tersebar diseluruh kecamatan. Kota Palopo terdapat 9 Wilayah Kecamatan.

Kemudian adapun faktor-faktor yang mengakibatkan pengalih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian itu di sebabkan karna adanya tuntutan pengembangan Kota Palopo yang kemudian sudah di masuk kan ke dalam RPJMD Kota Palopo. Kemudian karena tuntutan ekonomi masyarakat yang berda di daerah itu ini juga menjadi faktor yang mengakibatkan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian.

CONTOH KONFERSI LAHAN PERTANIAN MENJADI INDUSTRI

Memasuki era globalisai di perlukan saran dan prasarana untuk menunjang terlaksanakan pembangunan,salah satunya adalah tanah.Tanah memegang peranan yang penting sebagai lahan untuk mereasilasikan dan pembngunman dalam hal ini adalah pembangunan fisik.seperti diketahui ,tanahtidak dapat dipisahkan dengan manusia karena tanah merupakan salah satu factor pentinmg dalam kehidupan manusia .

(9)

Banjarmasin ,Selain itu,banyak factor lain yang mempengarihi tingkat konversi lahan pertanian .Tingginy alih funfsi lahan pertanian di kota Banjarmasin iini ,memerlukan kecermatan dalam mengatur tata ruang ,kota agar lahan lahan produktif tidak beralih fungsi menjadiarea perumahan dan pergudangan .Contohnya di kecamatan Banjarmasin selatan banyaklahan pertanian yang prodsuktif di alih fungsikan menjadi area perumahan dan pergudangan.

DAMPAK NEGATIF

 Dampak kebisingan

 Dampak pada kualitas udara

 Dampak pada kuantitas dan kualitas air

 Dampak pada iklim atau cuaca

 Dampak pada tanah

DAMPAK POSITIF

Berkurangnya pengangguran

Bertambahnya lahan pekerjaaan

SOLUSI

Agar Lahan pertanian di kota Banjarmasin yang berfungsi sebagai daerah resapan

air,maka pemerintah kota harus memperketat izin pendirian bangunan dan secara seoptimal

mungkin memberdayakan lahan pertanian tersebut,agar tidak menjadi lahan yang menganggur. Agar dalam pembangunan perumahan jangan menggunakan sistem uruk,gunakanlah

prinsip masyarakat lokal yang memakai sistem panggung atau bisa juga dengan menggunakan

sistem pembangunan kota rawa seperti kota Amsterdam yang dimana pola pembangunan disana

(10)

bagi kegunaannya untuk segala kebutuhan.Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi daya tekan

kepada tanah rawa yang lempung.

KESIMPULAN

Kota Banjarmasin mengalami degradasi penggunaan lahan pertanian secara drastis selama kurang lebih lima tahun.Pengaliahan fungsi lahan itu banayak berdampak pada kehidupan masyarakat baik itu berupa aspek fisik,sosial-budaya,sosial-ekonomi dan biologis.Penerapan Amdal dalam pendirian izin

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa Faktor penyebab kecelakaan bermotor di wilayah hukum Polres Kudus terdapat 2 (dua) faktor, yaitu faktor internal

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) Lampiran peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang kerangka dasar

[r]

Gambar 4.41: Kekaryaan seni rupa siswa SMP Negeri 4 Majalengka dipajang di ruang pajang, dikelompokkan berdasarkan jenis karya dan teknik berkarya

lebih banyak melibatkan siswa dalam belajar. Pada pembelajaran aktif posisi.. 12 guru sebagai fasilitator yang memberi kemudahan dalam proses belajar. Siswa. aktif dan

peneliti akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat. dimanfaatkan untuk memahami fenomena

Pyrodictium dapat ditemukan pada sumber air panas dengan pH netral, sedangkan Methanococcus janna sch yang tergolong bakteri termofilik metanogen berhasil

Ferdinda Manoppo, 2013, Kualitas Pelayanan dan Servicescape Pengaruhnya terhadap Kepuasan pelanggan pada Hotel GrandPuri Manado, Jurnal Emba Vol1, No.4 Desember 2013,