• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Sistem Penyediaan Air Minum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Sistem Penyediaan Air Minum"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Dibuat untuk memenuhi syarat untuk mengikuti ujian akhir

mata kuliah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Oleh:

Anissa Rizky Faradilla

082.11.005

Jurusan Teknik Lingkungan

Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti

(2)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem penyediaan air minum untuk masyarakat Indonesia masih

dihadapkan pada beberapa permasalahan yang cukup kompleks dan masih

belum dapat diatasi sepenuhnya. Masalah yang masih dihadapi pada saat ini

adalah rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat. Sehingga

sering dijumpai bahwa kualitas air minum yang berasal dari tanah maupun air

sungai yang digunakan kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang

sehat bahkan di berbagai tempat tidak layak untuk diminum.

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu

baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam

melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.

Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air

minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak

mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh

manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya

Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh

dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam,

tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Dan seiring dengan pertambahan

penduduk, air bersih semakin sulit untuk didapatkan. Untuk itu diperlukan

suatu sistem penyediaan air meliputi sumber-sumber penyediaan,

sarana-sarana penampungan, sarana-sarana-sarana-sarana pengolahan air baku, sarana-sarana penyaluran

penampungan, sarana distribusi, transmisi ait bersih, sarana pelayanan, dan

transmisi air baku.diperlukan pengolahan agar air dapat dikonsumsi oleh

manusia.

Dengan adanya analisis kebutuhan air bersih ini ditargetkan kebutuhan

air bersih masyarakat dapat dipenuhi dengan tingkat pelayanan hingga 100 %

(3)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 2

Goals (MDG) yang telah ditetapkan yaitu mengurangi separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi pada

tahun 2015 dapat terwujud.

Untuk memenuhi itu semua perlu dilakukan perencanaan harus

melihat proyeksi laju pertumbuhan penduduk di tahun perencanaan,

peruntukan kota, prasarana kota dan kondisi sosial ekonomi kota

perencanaan. Faktor –faktor tersebut sangat mempengaruhi pelayanan air

minum yang nantinya akan direncanakan. Sehingga sistem penyediaan air

minum pada kota perencanaan sesuai dengan target yang memenuhi standar.

1.2Maksud dan Tujuan

 Merencanakan sistem penyediaan air minum secara berkelanjutan,  Menghitung prediksi jumlah penduduk pada tahun perencanaan  Menghitung kebutuhan air pada tahun perencanaan

 Merancang sistem perpipaan distribusi, pipa transmisi, water intake

dan reservoir sesuai dengan kebutuhan kota perencanaan

1.3Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyelesaian perencanaan air minum ini, dibatasi oleh:  Daerah perencanaan adalah suatu kota yang telah ditunjuk pada peta

dengan tahun perencanaan adalah tahun 2020 dan tahun 2030

 Daerah perencanaan merupakan kota yang terbagi menjadi 3 wilayah

berdasarkan tingkat sosial ekonominya.

Perhitungan, penampilan gambar kebutuhan air kota didasarkan melalui

sistem perpipaan yang meliputi:  Proyeksi jumlah penduduk  Proyeksi kebutuhan air

 Mendisain bantuan penangkap air dari sumber mata air  Merencanakan jaringan pipa transmisi

(4)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 3

BAB II

GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI

2.1 Deskripsi Kota

Kota perencanaan adalah Kota Dewata yang merupakan kota industri dan

pariwisata. Seiring dengan berjalannya waktu, kota yang mempunyai luas

wilayah 421 Ha ini, memiliki penduduk yang terus meningkat setiap

tahunnya. Kota ini dibagi menjadi 3 wilayah sesuai dengan peruntukkan

wilayahnya masing-masing. Adapun pembagian wilayah tersebut adalah :

a. Wilayah utara : merupakan daerah industri yang dikelilingi oleh

pemukiman warga kelas bawah

b. Wilayah tengah : merupakan pusat kota yang terdiri dari perkatoran,

pusat perbelanjaan, sarana hiburan, fasilitas umum seperti; hotel,

sarana ibadah, rumah sakit dan sekolah. Di kawasan ini didirikan juga

beberap hunian mewah.

c. Wilayah Barat, Wilayah Selatan, dan sebagian Wilayah Timur :

merupakan kawasan hunian kelas menengah dan menengah ke atas

yang banyak dihuni penduduk, terdapat fasilitas bagi penduduk yang

terdiri dari beberapa sekolah, pasar, rumah sakit dan tempat ibadah.

2.2 Jumlah Penduduk

Dari tahun ke tahun pertumbuhan penduduk semakin meningkat. Jumlah

penduduk disuatu wilayah sangat berpengaruh pada jumlah kebutuhan air di

wilayah tersebut sehingga perlu dilakukan pengambilan data jumlah

penduduk yang akan digunakan untuk proyeksi jumlah penduduk sampai

tahun perencanaan. Data jumlah penduduk Kota Dewata 10 tahun terakhir

(5)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 4

Tabel 2.1 Data Jumlah Penduduk

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

2001 44520

2002 45508

2003 46120

2004 47015

2005 47927

2006 48395

2007 49128

2008 49981

2019 50672

2010 51540

Dari data tersebut, nantinya akan dapat memprediksi jumlah penduduk

untuk tahun perencanaan yang diinginkan. Sistem penyediaan air minum di

Kota Dewata dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan pada tahun perencanaan:

- Tahap I, sampai dengan tahun 2020

- Tahap II, sampai dengan tahun 2030

2.3 Domestik dan Non Domestik

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, untuk menghitung kebutuhan air

minum pada tahun perencanaan, tidak terlepas dari prediksi jumlah penduduk

kedepannya. Jika jumlah penduduk diketahui maka kebutuhan air pada tahun

perencanaan dapat dihitung. Dalam perhitungan kota Dewata di bedakan menjadi

2 yaitu :

a. Domestik

Domestik merupakan daerah kependudukan yang kebutuhan airnya

digunakan untuk melakukan kegiatan rumah tangga, seperti;

mencuci, memasak, mandi, kakus, dll. Data yang digunakan untuk

mengetahui jumlah kebutuhan airnya adalah data penduduk.

(6)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 5

:

A : B

1,3 : 1,05

Kedua blok tersebut tersebar di 3 wilayah yang persentase

pelayanannya berbeda. Persentase ini dibedakan berdasarkan

tingkat sosial ekonomi tiap-tiap wilayah. Daerah low income mendapat persentase pelayanan yang tinggi karena penduduk di

daerah low income harus mendapatkan akses air bersih yang

memadai untuk menunjang kebutuhan sehingga taraf hidup mereka

meningkat. Sedangkan tingkat persen pelayanan berikutnya adalah

untuk wilayah medium dan high income .

Wilayah high income, yaitu wilayah yang termasuk ke dalam distrik Zeus. Blok A pada distrik ini merupakan pemukiman

mewah, sementara blok B merupakan apartemen mewah yang

berada di pusat kota.

Wilayah medium income, yaitu wilayah yang termasuk ke dalam distrik Apollo. Blok A pada distrik ini merupakan

pemukiman warga bergaya residence atau kompleks perumahan

yang sebagian besar berada di dekat pusat kota. Blok B pada distrik

ini merupakan rumah susun yang terlatak di tengah kota.

Wilayah low income, yaitu wilayah yang termasuk ke dalam distrik Jupiter. Pada wilayah utara di distrik ini merupakan

pemukiman blok A yang diperuntukkan untuk buruh yang tinggal

di sekitar industri. Sebagian besar wilayah barat dan sebagian kecil

wilayah selatan adalah blok A yang merupakan pemukian kumuh

yang berada di daerah aliran sungai, sementara itu, blok B pada

distrik ini merupakan rumah susun bersubsidi yang terletak di

(7)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 6

b. Non Domestik

Non domestik merupakan daerah yang digunakan untuk

keperluan publik seperti; kantor, sekolah, tempat ibadah dan rumah

sakit. Daerah ini juga berfungsi sebagai sarana komersial seperti;

pusat perbelanjaan, hotel, pasar, dan pertokoan. Daerah industri

juga termasuk dalam daerah non domestik karena industri tidak

mempunyai kaitan dengan jumlah penduduk.

Pada kota Dewata daerah domestik seperti hotel, pusat

pertokoaan, kantor dan rumah sakit banyak terdapat di wilayah

pusat, sedangkan untuk daerah industri terdapat pada wilayah

Utara. Berikut ini adalah tabel sarana Kota Dewata :

Tabel 2.2 Data Sarana Kota

Sarana Lokasi Jumlah (2011)

(8)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 7

T2 115 toko

Pasar

Tradisional

P1

Kawasan

Industri

I1

I2

19 Ha

8 Ha

2.4 Peta Kota

Peta Kota Dewata (terlampir) yang dibagi berdasarkan wilayah dan

tingkat sosial ekonomi adalah sebagai berikut :

 Warna merah : merupakan distrik Jupiter yang menunjukkan

daerah low income

 Warna Biru : merupakan distrik Apollo yang menunjukkan daerah medium income

 Warna hijau : merupakan distrik Zeus yang menunjukkan daerah

(9)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 8

BAB III

PREDIKSI PENDUDUK

Jumlah penduduk pada tahun perencanaan dapat diprediksi berdasarkan

angka pertumbuhan pada masa yang lalu. Dalam studi ini, prediksi jumlah

penduduk dapat dihitung berdasarkan jumlah penduduk dari tahun 2001-2010.

Untuk memprediksi jumlah penduduk tahun perencanaan, dilakukan dengan 3

metode ,dari ketiga metoda tersebut dipilih metoda yang memiliki nilai standar

deviasi (nilai penyimpangan) terkecil. Berikut adalah prediksi jumlah penduduk

Kota Dewata dengan 3 metoda berbeda :

3.1 Metode Aritmatika

Pada metoda ini, laju pertumbuhan penduduk diasumsikan konstan dan

secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: 𝜹𝑷

𝜹𝒕

=

Ka

Pf = Pi + Ka. (tf – ti) Ka = (Pf – Pi) / (tf – ti)

Dimana :

Pf : Jumlah penduduk pada tahun perencanaan

Pi : Jumlah penduduk pada saat ini

Tf : Tahun perencanaan

Ti : Tahun saat ini

Ka : Konstanta aritmatik

Dengan mengaplikasikan rumus dari metoda aritmatik, laju pertumbuhan Kota

(10)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 9

Tabel 3.1 Prediksi Penduduk dengan Metode Aritmatika

Tahun Penduduk Ka Pf (Pi-Pf)^2

2001 44520 44520 0

2002 45508 988 45300 43264

2003 46120 612 46080 1600

2004 47015 895 46860 24025

2005 47927 912 47640 82369

2006 48395 468 48420 625

2007 49128 733 49200 5184

2008 49981 853 49980 1

2009 50672 691 50760 7744

2010 51540 868 51540 0

Total 7020 164812

Rata - rata 780

Standart Deviasi 128,379126

Standar Deviasi =

∑(𝐏𝐢−𝐏𝐟)^𝟐

𝐧 = 128,379126

3.2 Metode Geometrik

Metoda Geometrik digunakan jika pertumbuhan penduduk bertambah secara

eksponensial, dengan Kg adalah konstanta geometrik.Nilai Kg mudah didapatkan

jika kurva yang ekponensial dijadikan kurva garis lurus dengan mengubahnya ke

persamaan log, sehingga Kg dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan

garis lurus. Rumus secara sistematis adalah sebagai berikut : 𝜹𝑷

𝜹𝒕

=

Kg

Ln Pf = ln Pi + Kg (tf – ti) Kg = (ln Pf – ln Pi) / (tf – ti)

(11)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 10

Kg : Konstanta geometrik

Dengan mengaplikasikan rumus dari metoda geometrik, laju pertumbuhan Kota

Dewata dapat diketahui sebagai berikut :

Tabel 3.2 Prediksi Penduduk dengan Metode Geometrik

Tahun Penduduk ln(P) Kg ln(pf) Pf Pi-Pf (Pi-Pf)^2

2001 44520 10,703694 10,70369 44520 0 0

2002 45508 10,725643 0,02195 10,71955 45231,72 276,2833 76332,44 2003 46120 10,739002 0,013359 10,73541 45954,81 165,1887 27287,3 2004 47015 10,758222 0,01922 10,75127 46689,47 325,5344 105972,6 2005 47927 10,777434 0,019212 10,76713 47435,86 491,1356 241214,2 2006 48395 10,787152 0,009717 10,78299 48194,2 200,8045 40322,46 2007 49128 10,802184 0,015033 10,79885 48964,65 163,3504 26683,36 2008 49981 10,819398 0,017214 10,81471 49747,42 233,5795 54559,39 2009 50672 10,833129 0,013731 10,83057 50542,71 129,2949 16717,16 2010 51540 10,850113 0,016985 10,84643 51350,7 189,2965 35833,15

Jumlah 624922,1

Rata-rata 0,01586

Standart Deviasi 249,9844

Standar Deviasi =

∑(𝐏𝐢−𝐏𝐟)^𝟐

𝐧 = 249,9844

3.3 Metode Geometrik ( rumus bunga-berbunga)

Metoda Geometrik dapat juga diekspresikan menggunakan rumus

yang dikenal sebagai rumus bunga berbunga, seperti :

Pf = Pi. (1+r)n

Keterangan :

(12)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 11

n = perbedaan waktu (tf – ti)

Dengan mengaplikasikan rumus dari metoda geometrik (Rumus

Bunga Berbunga), laju pertumbuhan Kota Dewata dapat diketahui sebagai

berikut :

Tabel 3.3 Prediksi Jumlah Penduduk dengan Metode Geometrik (Bunga berbunga)

Tahun Penduduk r(%) Pf Pi-Pf (Pi-Pf)^2

2001 44520 44520 0 0

2002 45508 0,02219227 45231,863 276,136994 76251,6394 2003 46120 0,01344818 45955,1085 164,891487 27189,2025 2004 47015 0,0194059 46689,9185 325,081476 105677,966 2005 47927 0,01939806 47436,478 490,522048 240611,879 2006 48395 0,00976485 48194,9747 200,025332 40010,1333 2007 49128 0,01514619 48965,5995 162,400454 26373,9075 2008 49981 0,01736281 49748,5465 232,453489 54034,6246 2009 50672 0,01382525 50544,0126 127,987409 16380,777 2010 51540 0,01712978 51352,198 187,802038 35269,6054

Jumlah 621799,735

Rata-rata 0,01598974

Standart Deviasi 249,359126

Standar Deviasi =

∑(𝐏𝐢−𝐏𝐟)^𝟐

𝐧 = 249,359126

3.4 Metoda Terpilih

Setelah melakukan perhitungan terhadap ketiga metode, maka didapatkan

nilai standar deviasi dri masung – masing perhitungan sebagai berikut :

1. Metode aritmatika : 128,379126 2. Metode geometrik : 249,9844

(13)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 12

Sehingga dapat diketahui bahwa metoda yang terpilih adalah Metoda

aritmatika karena memiliki nilai standar deviasi paling kecil diantara kedua

metoda lainnya. Nilai perbedaan standar deviasi ini juga dapat di lihat dalam

bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 3.1 Grafik Perbandingan Metode

Pada grafik terlihat nilai perbedaan antara ketiga metoda hampir berhimpit satu

sama lain, hal ini disebabkan karena perbedaan nilai standar deviasi antara metoda

satu dengan yang lain tidak terlalu besar.

3.5 Prediksi Penduduk Tahun 2020 dan 2030 dengan Metoda Geometrik (Metoda Terpilih)

Metoda terpilih adalah Metoda aritmatika sehingga perhitungan

prediksi jumlah penduduk tahun perencanaan dapat dihitung sebagai berikut :

Pf = P2010 + Ka (tf – ti)

Dimana Ka adalah Ka rata-rata = 7020/9 = 780 P2020 = 51540 + 780 (2020-2010)

P2020 = 59340 Jiwa

44000 45000 46000 47000 48000 49000 50000 51000 52000

2001200220032004200520062007200820092010

(14)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 13

Pf = P2010 + Ka (tf – ti)

Dimana Ka adalah Ka rata-rata = 7020/9 = 780 P2020 = 51540 + 780 (2030-2010)

P2020 = 67140 Jiwa

Tabel 3.4 Proyeksi jumlah penduduk tahun 2020 dan 2030

Tahun Penduduk

2011 52320

2012 53100

2013 53880

2014 54660

2015 55440

2016 56220

2017 57000

2018 57780

2019 58560

2020 59340

2021 60120

2022 60900

2023 61680

2024 62460

2025 63240

2026 64020

2027 64800

2028 65580

2029 66360

(15)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 14

Grafik 3.2 Proyeksi jumlah penduduk tahun 2011-2030 52000

54000 56000 58000 60000 62000 64000 66000

Proyeksi Jumlah Penduduk

Tahun 2011-2030

(16)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 15

BAB IV KEBUTUHAN AIR

Air merupakan sumberdaya yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup

baik untuk memenui kebutuhannya maupun menopang hidupnya secara

alami. Kebutuhan air di Kota Dewata dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

 Taraf hidup (kondisi sosial ekonomi)  Aktivitas kota

 Sistem distribusi air  Iklim

 Harga air

 Ketersediaan sumber air pribadi  Kualitas air

 Tekanan pada sistem distribusi  Lengkapnya jumlah air

 Sistem management

4.1 Kebutuhan Domestik

Di Kota Dewata kebutuhan domestik dibedakan menjadi kebutuhan

domestik dan kebutuhan non domestik. Wilayah untuk melayani kebutuhan

domestik dibagi menjadi dua blok A dan blok B dengan perbandingan 1,05 :

1,3. Dari perbandingan tersebut maka, dapat diketahui penduduk setiap blok,

yaitu :

 Blok A

Tahun 2020 = 1,05 / 2,35 * jumlah penduduk thn 2020

= 1,05 / 2.35 * 59340 = 26514 jiwa

Tahun 2030 = 1,05 / 2,35 * jumlah penduduk thn 2030

= 1,05 / 2.35 * 67140 = 29999 jiwa

Blok B

(17)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 16

= 1,3 / 2,35 * 59340 = 32826 jiwa

Tahun 2030 = 1,3 / 2,35 * jumlah penduduk thn 2030

= 1,3 / 2,35 * 67140 = 37141 jiwa

Tiap-tiap blok memiliki persentase pelayanan yang berbeda-beda sesuai

dengan tingkat sosial ekonomi pada blok tersebut. Persentase pelayan wilayah

low income mendapatkan pelayanan yang besar karena diharapkan dengan

persentase yang lebih tinggi , wilayah tersebut mendapatkan sanitasi yang lebih

baik sehingga meningkatkan taraf hidup penduduk di wilayah tersebut. Jadi di

setiap blok, baik Blok A maupun Blok B, terdapat tiga jenis persen pelayanan

sesuai dengan tingkat sosial ekonominya Tingkat sosial ekonomi di

masing-masing blok juga mempengaruhi perbedaan konsumsi L/org/hari.

4.1.1 Perhitungan kebutuhan air domestik tahap I (tahun 2020)

Kebutuhan air domestik pada tiap – tiap blok berbeda satu dengan

yang lainnya sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya.

Berikut datanya :

 Presentase pelayanan dan konsumsi air pada wilayah high

income :

Presentase pelayanan : 40%

Konsumsi ( l/org/hari ) : 150

 Presentase pelayanan dan konsumsi air pada wilayah

medium income :

Presentase pelayanan : 50%

Konsumsi ( l/org/hari ) : 130

 Presentase pelayanan dan konsumsi air pada wilayah low income :

Presentase pelayanan : 70%

(18)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 17

Berikut ini merupakan data dan perhitungan dari kebutuhan air

tahap I pada tahun 2020 yang dibagi berdasarkan tingkat sosial

ekonominya.

Tabel 4.1 Kebutuhan Air (L/dtk) (Blok A dan B) Tahun 2020

(19)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 18

A17 1,5 110 70% 77 110 0,1mn

A18 2,75 202 70% 141 110 0,18

A19 14 1028 70% 720 110 0,92

A20 10,75 790 70% 553 110 0,7

A21 7,75 569 70% 398 110 0,51

A22 1 73 70% 51 110 0,07

B6 4,5 2462 70% 1723 110 2,19

B7 3 1641 70% 1149 110 1,46

B8 5,25 2872 70% 2011 110 2,56

B9 4,75 2599 70% 1819 110 2,32

B10 2 1094 70% 766 110 0,98

Total 121,5 18159 70% 12711 110 16,2

Total Penduduk tahun 2020

59340 53% 31477 46,12

4.1.2 Kebutuhan Air Domestik Tahap II (Tahun 2030)

Kebutuhan air domestik (L/org/hari ) dan persen pelayanan pada

tahap II, disesuaikan oleh keadaan sosial ekonomi tiap-tiap wilayah,

kebutuhan air penduduk pada tahun ini meningkat karena adanya

peningkatan taraf hidup masyarakat dan juga terjadi peningkatan

persentase pelayanan untuk mencapai target MDG’s. Kebutuhan air

dan persentase pelayanan dapat dilihat pada data berikut :

a. Presentase pelayanan dan konsumsi air pada Wilayah

High Income

Persentase pelayanan = 60 %

Konsumsi (L/org/hari) = 160

b. Kebutuhan air wilayah dan Persentase Pelayanan Wilayah

Medium Income

Persentase pelayanan = 80 %

(20)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 19

c. Kebutuhan air wilayah dan Persentase Pelayanan Wilayah

Low Income

Persentase pelayanan = 90 %

Konsumsi (L/org/hari) = 120

Berikut ini merupakan data dan perhitungan dari kebutuhan air

tahap I pada tahun 2030 yang dibagi berdasarkan tingkat sosial

ekonominya.

Tabel 4.2 Kebutuhan Air (L/dtk) (Blok A dan B) Tahun 2030

(21)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 20

B4 13,25 8202 80% 6562 140 10,63

4.1.3 Rekapitulasi Kebutuhan Domestik

Berdasarkan data kebutuhan air domestik tiap-tiap wilayah beserta persentase

pelayanannya. Maka kebututuhan Domestik Kota Dewata pada tahap I tahun 2022

dan tahap II tahun 2030 dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Rekapitulasi kebutuhan air domestik

LUAS

Tahun 2020 Tahun 2030

(22)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 21

161 31009 50% 11466 17,25 35083 80% 20755 33,63

121,5 18159 70% 12711 16,20 20547 95% 19520 27,11

421 59340 53% 31477 46,12 67140 82% 54729 87,51

4.2 Kebutuhan Non Domestik

Kebutuhan air non-domestik pada Kota Dewata pada tahap I dan II

dipengaruhi oleh banyak nya sarana domestik yang tersedia dan

peruntukannya sehingga kebutuhan air nya lebih beragam. Data yang

diperoleh melalui survei di tempat-tempat non-domestik seperti :

 Institusi, misalnya pemakaian air di gedung milik publik, seperti

kantor pemerintahan, kantor sarana kota, sekolah, serta untuk sarana

sosial lainnya seperti rumah sakit.

 Perkotaan, yaitu air yang dipakai untuk pemeliharaan kota, misalnya

pembersihan jalan, penyiraman tanaman, penggelontoran saluran

kota, air mancur, serta pemadam kebakaran

 Tempat komersil, seperti gedung perkantoran, restaurant, pertokoan,

hotel, pasar tradisioanal.

 Industri, industri mengkonsumsi air dalam jumlah besar tergantung

pada tipe industri dan juga wilayah industri tersebut.

4.2.1 Kebutuhan Perkantoran

Kota Dewata memiliki 4 kawasan perkantoran yang semuanya

tersebar di tengah kota. Jumlah pegawai di perkantoran ini mengalami

pertambahan dari tahun 2010 sampai tahun perencanaan 2020 dan tahun

2030 hal ini seiring dengan pertambahan penduduk yang tejadi di Kota

Dewata. Perhitungan pegawai di Kota Dewata dilakukan dengan cara

mengalikan jumlah pegawai pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk

total pada tahun perencanaan tahap I yaitu tahun 2020 lalu dibagi dengan

jumlah penduduk pada tahun 2010.

Contoh perhitungan pegawai K1 tahap I tahun 2022 :

(23)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 22

= 397 pegawai

Konsumsi air (L/org/Hari) bertambah tiap tahunnya, dikarenakan

adanya renovassi di tiap kantor yang menggunakan furnitue kaca. Berikut merupakan tabulasi kebutuhan air perkantoran tahun 2020 dan 2030 :

Tabel 4.4 Kebutuhan air perkantoran

Sarana Lokasi Jumlah (2010)

Perhitungan murid dilakukan dengan cara mengalikan jumlah murid pada tahun

2010 dengan jumlah penduduk total pada tahun perencanaan tahap I yaitu tahun

2020 lalu dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun 2010.

Contoh perhitungan murid S1 tahap I tahun 2020 :

Jumlah murid S1 = ( 90 murid x 59340 jiwa )/ 51540 jiwa

= 104 murid

Konsumsi air (L/murid/Hari) bertambah karena semakin meningkatnya

fasilitas dan aktivitas sehingga air yang dibutuhkan juga bertambah. Berikut

(24)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 23

Tabel 4.5 Kebutuhan air sekolah

Sarana Lokasi Jumlah (2010)

2020 2030

Jumlah

Pemakaian

(l/org/hari)

konsumsi

(l/dtk) Jumlah

Pemakaian

(l/org/hari)

konsumsi

(l/dtk)

Sekolah

S1 90 104 25 0,03 117 30 0,04

S2 185 213 25 0,06 241 30 0,08

S3 350 403 25 0,12 456 30 0,16

Total 625 720 75 0,21 814 90 0,28

4.2.3 Kebutuhan Rumah Sakit

Kota Dewata memiliki 1 rumah sakit. Perhitungan kebutuhan air

berdasarkan jumlah tempat tidur yang diasumsikan 1 tempat tidur

(bed) diisi 1 orang. Jumlah bed mengalami pertambahan dari tahap perencanaan I yaitu tahun 2020 dengan tahap II yaitu tahun 2030 hal

ini dikarenakan pertambahan penduduk yang tejadi. Perhitungan bed dilakukan dengan cara mengalikan jumlah bed pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk total pada tahun perencanaan tahap I yaitu

tahun 2020 lalu dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun 2010.

Contoh perhitungan bed S1 tahap I tahun 2020 :

Jumlah bed S1 = (70 bed x 59340 jiwa )/ 51540 jiwa = 81 bed

Kebutuhan air di rumah sakit terus bertambah dari tahun

perencanaan tahap I sapai tahun perencanaan tahap II seiring dengan

(25)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 24

Tabel 4.6 Kebutuhan air rumah sakit

Sarana Lokasi

Perhitungan kebutuhan air berdasarkan jumlah tempat tidur yang

diasumsikan 1 tempat tidur (bed) diisi 2 orang. Jumlah bed mengalami pertambahan dari tahap perencanaan I yaitu tahun 2020

dengan tahap II yaitu tahun 2030 hal ini seiring dengan ikon kota

Dewata sebagai kota pariwisata. Perhitungan bed dilakukan dengan cara mengalikan jumlah bed pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk total pada tahun perencanaan tahap I yaitu tahun 2020 lalu

dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun 2010.

Contoh perhitungan bed S1 tahap I tahun 2020 :

Jumlah bed S1 = (40 bed x 59340 jiwa )/ 51540 jiwa = 46 bed

Konsumsi air (L/bed/Hari) bertambah karena semakin meningkatnya fasilitas yang dibangun oleh hotel, seperti swimming pool, fitness center, spa, dll. Berikut merupakan tabulasi kebutuhan air hotel tahun 2020 dan tahun 2030 :

Tabel 4.7 Kebutuhan air hotel

Sarana Lokasi Jumlah

(26)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 25

Total 155 178 700 0,72 202 800 0,93

4.2.5 Kebutuhan Masjid

Kota Dewata memiliki 3 mesjid. Perhitngan kebutuhan air didasarkan oleh

konsumsi rata-rata per liter/ hari tiap- tiap mesjid. Konsumsi air mesjid diketahui

dari survey yang telah dilakukan. Satu mesjid mengisi reservoir 500 liter sebanyak

2 kali pengisian sehingga pemakaian air 1 mesjid dapat diasumsikan sebanyak

1000 liter. Hal ini juga diasumsikan untuk mesjid lainnya.

Kebutuhan air masjid terus bertambah dari tahun perencanaan tahap I yaitu

tahun 2020 sampai tahun perencanaan tahap II yaitu tahun 2030. Pertambahan ini

dikarenakan semakin banyaknya pengunjung yang menggunakan fasilitas masjid,

mengingat kota Dewata adalah kota pariwisata. Berikut merukapan tabulasi

kebutuhan air tiap masjid :

Tabel 4.8 Kebutuhan air masjid

Sarana Lokasi Jumlah (2010)

4.2.6 Kebutuhan Pertokoan / Plaza

Pertokoaan di Kota Dewata terletak di pusat kota. Kebutuhan air

berdasarkan pemakaian air rata-rata tiap-tiap toko dan bergantung pada jenis toko.

Restaurant membutuhkan rata-rata 1500 L/hari, salon dan laundry membutuhkan

rata-rata 2500 L/hari dan toko kering/kelontong/pernak-pernik 500 L/hari.

Kawasan pertokoan (T1) dan (T2) mengalami pertambahan seiring dengan

pertambahan penduduk di Kota Dewata begitu juga dengan kebutuhan airnya.

(27)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 26

Tabel 4.9 Kebutuhan air pertokoan

Sarana Lokasi Jumlah (2010)

4.2.7 Kebutuhan Pasar Tradisonal

Kota Dewata memiliki 2 pasar tradisional. Perhitungan kebutuhan air

didasarkan oleh konsumsi rata-rata per liter/ hari. Konsumsi air pasar

tradisional dapat diketahui dari survey yang telah dilakukan. Pasar

tradisional mengisi reservoir 1000 liter sebanyak 3 kali pengisian sehingga

pemakaian air pasar tradisional dapat diasumsikan sebanyak 3000 liter.

Berikut merupakan tabulasi kebutuhan air pasar tradisional tahun 2020 dan

2030 :

Tabel 4.10 Kebutuhan air pasar tradisional

Sarana Lokasi Jumlah (2010)

Utara. Perhitungan kebutuhan air didasarkan oleh konsumsi rata-rata per

liter/ hari tiap-tiap industri. Konsumsi air industri ini dapat diketahui dari

jenis industrinya yaitu industri hilir pengepakan buku (I1) dan industri hilir

pengepakan makanan dan miuman (I2). Sehingga kebutuhan air per harinya

(28)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 27

sebesar 0,8 liter per Ha per detik. Kawasan indusri ini berkembang sehingga

pada tahap II tahun perencanaan 2030 produksi industri ini meningkat

sehingga kebutuhan airnya juga meningkat menjadi 0,9 liter per Ha per detik

Berikut merupakan tabulasi kebutuhan air industri tahun 2020 dan 2030 :

Tabel 4.11 Kebutuhan air industri

Sarana Lokasi Jumlah (2010)

4.2.9 Rekapitulasi Non-Domestik

Rekapitulasi Non-Domestik adalah jumlah dari semua kebutuhan non

domestik seperti perkantoran, sekolah, rumah sakit, hotel, mesjid dan

pertokoan, pasar, dan industri. Rekapitulasi ini ditampilkan pada tabel

berikut :

Tabel 4.12 Rekapitulasi kebutuhan non domestik

Non Domestik

(29)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 28

Industri 12 24,30

Total 26,04 42,15

4.3 Rekapitulasi Kebutuhan Air Kota

Total kebutuhan air di Kota Dewata adalah total kebutuhan air domestik

dan non domestik pada tiap- tiap tahun perencanaan. Nilai kebutuhan

domestik dan non-domestik belum cukup untuk mengetahui besaran sarana

air bersih yang disediakan , sehingga harus diperhitungkan pertimbangan lain

seperti faktor kehilangan air pada jaringan distribusi akibat adanya kebocoran

pipa. Pada tahun perencanaan 2020 adalah 30% dan pada tahun perencanaan

2030 adalah 25%. Berikut adalah cara perhitungan untuk mencari kehilangan

air :

 Kehilangan air (L/det) tahun 2020 =

(

30

70

)

X 88,65 = 37,99 liter/detik

 Kehilangan air (L/det) tahun 2030 =

(

25

75

)

X 126,124 = 42,04 liter/detik

Terdapat variasi kebutuhan air pada kota Dewata karena konsumsi air

tidak selalu tetap, namun bervariasi sesuai dengan musim, variasi harian

dalam 1 minggunya dan variasi per jam pada tiap harinya. Kota Dewata

merupakan kota sedang sehingga aktivitasnya heterogen, oleh karena itu

perbedaan penggunaan air per-harinya tidak begitu terasa. Sehingga didapat

faktor hari maksimum sebesar 1, 3. Nilai ini didapat dari perhitungan dengan

rumus sebagai berikut :

Q

max day

= f

md

x Q

rata-rata

Fluktuasi pemakaian air di Kota Dewata terjadi setiap jamnya dalam waktu 1

hari karena adanya pemakaian air serentak dalam satu waktu. Kota Dewata

merupakan kota sedang sehingga didapat faktor jam puncak sebesar 1,5.

Nilai ini didapat dari perhitungan dengan rumus sebagai berikut :

(30)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 29

Berikut ini tabel rekapitulasi kebutuhan air yang merupakan kebutuhan air

yang harus dipenuhi pada tahun perencanaan tahap I tahun 2020 dan tahap II

tahun 2030 baik pada pipa distribusi maupun pipa transmisi.

Tabel 4.13 Rekapitulasi kebutuhan air

Deskripsi 2020 2030

Kebutuhan Domestik 46,12 87,51

Kebutuhan

Non-Domestik 26,04 42,15

Konsumsi Total

(l/detik) 72,16 129,66

Kehilangan Air 30% 25%

Kehilangan Air (l/detik) 30,93 43,221

Q rata-rata (l/detik) 103,09 172,89

Fhm 1,3 1,3

2010 2015 2020 2025 2030 2035

(31)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 30

BAB V

JARINGAN PIPA DISTRIBUSI

5.1 Kebutuhan Titik Tapping

Kebutuhan titik tapping merupakan titik daerah yang akan dilayani

kebutuhan airnya. Debit dalam titik tapping, merupakan konsumsi air rata –

rata dari penjumlahan tiap – tiap daerah yang dikalikan dengan faktor hari

maksimum dan faktor jam puncak yang sudah dikalikan juga dengan persen

kehilangan air, sehingga debit yang didistribusikan merupakan debit jam

puncak. Kebutuhan titik tapping dilakukan dua tahap perencanaan, yaitu

tahap perencanaan I tahun 2020 dan tahap perencanaan II pada tahun 2030.

5.1.1 Tahun perencanaan tahap I ( Tahun 2020 )

Kehilangan air pada titik tapping tahun perencanaan I diasumsikan

sebanyak 30 %. Kehilangan air ini dapat terjadi karena kebocoran pada pipa

jaringan distribusi maupun karena adanya sambungan liar. Qmd (kebutuhan

hari maksimum) adalah pemakaian air terbesar dalam satu hari dalam rentang

satu tahun. Faktor hari maksimum yang diasumsikan pada perencanaan ini

adalah 1.3. Pemakaian air dalam satu hari bervariasi setiap jamnya, namun

dalam satu hari terdapat 1 jam dimana pemakaian air paling besar

(maksimum), yaitu saat pemakaian air secara bersamaan. Pemakaian air yang

paling besar dalam satu hari tersebut dinamakan kebutuhan jam puncak atau

Qjp. Faktor jam puncak yang diasumsikan pada pada perencanaan ini adalah

sebesar 1,5. Berikut merupakan distribusi titik tapping tahap I.

Tabel 5.1.1 Titik tapping tahap 1

5.1.2 Tahun perencanaan tahap II ( Tahun 2030 )

Kehilangan air pada tahap kedua diasumsikan sebesar 25%. Kehilangan

air pada tahap ini lebih kecil, karena diasumsikan tingkat kebocoran pipa lebih

kecil dengan adanya perbaikan-perbaikan pada pipa tersebut dan penegasan

(32)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 31

puncak pada tahap II ini, sama dengan tahap I yaitu 1,3 untuk Fmd dan 1,5

untuk Fjp. Berikut merupakan tabelkebutuhan titik tapping pada tahap II.

Tabel 5.1 Titik Tapping Tahap 2

(33)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 32

Total Keseluruhan 129,66 43,22 172,88 224,74 337,12

5.2 Perencanaan Dimensi Pipa Distribusi

Jaringan pipa distribusi adalah jaringan pipa yang mengalirkan air

hasil olahan mulai dari reservoir distribusi hingga sampai kepada pelanggan

air. Dalam perencanaan sistem perpipaan distribusi, rancangannya harus

mampu mengalirkan air hingga akhir periode perencanaan pada saat debit jam

puncak. Dalam pendistribusian air, terdapat dua macam pola jaringan

distribusi yaitu sistem bercabang dan sistem loop. Konfigurasi dari kedua

sistem dipertimbangkan dari :

1. pola jalan

2. Topografi

3. Perkembangan wilayah daerah perencanaan

4. Lokasi instalasi dan reservoir

Gambar 5.1 Sistem jaringan distribusi

Dalam perencanaan air minum ini, sistem jaringan distribusi yang

digunakan adalah sistem loop, yang terdiri dari 3 loop. Pada pola ini semua

(34)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 33

tetapi mengalir dalam dua arah atau lebih membentuk loop ( jaringan

melingkar ) tanpa memiliki ujung mati, sehinggan terjadi sirkulasi air ke

seluruh jaringan distribusi. Sehingga satu daerah pemakaian air dapat disuplai

melalui beberapa jalur pipa utama, karena itu disebut juga sebagai sistem

terbuka. Sistem loop memiliki beberapa keuntungan dan kerugian.

Keuntungan dari sistem loop adalah :

1. Jika terjadi kerusakan seperti kebocoran pada satu titik, daerah lain

tetap mendapatkan distribusi air.

2. Diameter relatif kecil

3. Air terbagi pada semua titik dan kehilangan tekanannya kecil

Kerugian system pendistribusian dengan menggunakan loop antara lain :

1. Perlatan yang dibutuhkan lebih banyak (pada junction diperlukan katup yang banyak)

2. Perhitungan lebih rumit

3. Biaya pemasangan relatif mahal

Pipa yang digunakan pada jaringan pipa distribusi ada 3 macam,

yaitu :

1. Pipa induk

Pipa induk merupakan pipa utama yang mengalirkan air dari reservoir

ke daerah pelayanan, tidak dapat dihubungkan langsung dengan pipa

sambungan rumah, dan diameter yang digunakan adalah diameter

terbesar dalam sistem. Pada pipa ini sisa tekananan yang tersedia harus

dapat menjangkau titik kritis.

2. Pipa cabang

Pipa cabang merupakan cabang dari pipa induk dan biasanya

berbentuk loop-loop yang lebih kecil dari pipa induk. Pipa cabang

akan membagi air dari pipa induk ke beberapa area.

3. Pipa Pelayanan

Pipa pelayanan merupakan pipa pembawa air yang langsung melayani

(35)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 34

Pada perencanaan ini digunakan pengaliran sistem gravitasi, karena

letak reservoir lebih tinggi dari pada daerah yang akan dilayani, sehingga

tidak membutuhkan pompa untuk mengalirkan air.

5.2.1Hardy cross

Perhitungan aliran air di dalam jaringan distribusi dengan sistem

pengaliran terbuka atau pola jaringan tertutup (loop), dilakukan dengan

metode Hardy Cross. Prinsip dari metode ini adalah untuk mencapai suatu

keadaan dimana tekanan di dalam pipa berada dalam keadaan seimbang

antara satu loop dengan loop lainnya. Tahap pertama dalam perhitungan

hardy cross yaitu pembagian debit tiap-tiap jalur dengan menggunakan

kebutuhan jam puncak beserta dengan arah alirannya. Jika arah aliran

searah dengan jarum jam, maka debitnya positif (+), jika bertolak belakang

dengan jarum jam, maka debitnya bertanda negatif (-). Selanjutnya

mengasumsikan kecepatan dengan syarat kecepatan harus diantara 0.6 - 3

m/dtk. Pada perencanaan ini, asumsi kecepatan yang digunakan adalah 1

agar pada saat check v, kecepatan dapat memenuhi syarat. Tahap

selanjutnya yaitu menghitung S, kehilangan tekanan, dan faktor koreksi

sehingga dapat diketahui diameter pipa yang sebenarnya. Setelah didapat

diameter pipa yang sebenarnya, perlu dilakukan pengecekan terhadap

kecepatan. Jika kecepatan sudah memenuhi syarat, diameter yang telah

didapat dari hasil perhitungan dapat digunakan. Perhitungan Hardy Cross

terlampir pada lampiran I.

Tabel 5.2 Pembagian aliran tahun 2030

(36)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 35

7--2a 112,9 0,1129 1 0,309568 310 300 0,3 1,6

Tabel 5.3 Perhitungan Hardy Cross ( Iterasi 8 )

(37)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 36

5.2.2 Kehilangan Tekanan

Kehilangan tekanan disebabkan oleh adanya gesekan antara fluida

dengan dinding pipa dan perlengkapan perpipaan seperti belokan.

Kehilangan tekanandibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Major loses, yaitu kehilangan tekanan yang disebabkan oleh

gesekan antara fluida dengan dinding pipa. Rumus dari major

perlengkapan perpipaan. Minor loses dapa dihitung dengan

rumus : Hl = K × 𝑣2 2𝑔

Kehilangan tekanan pada tiap jalur perencanaan dapat dilihat

pada tabel berikut :

(38)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 37

Tabel 5.4 Headloss setiap jalur JALUR 1 HL

2—8 4,700828183 8—9 1,715166418 9—10 5,124110575 10—11 6,684692853 11—12 2,760845672

20,99

JALUR 2 HL

2--2a 1,017258435 2a—7 1,771566955 7—6 5,362407794 6—10 3,388716644 10—11 6,684692853 11—12 2,760845672

20,99

JALUR 3 HL

2--2a 1,017258435 2a—7 1,771566955 7—6 5,362407794 6—5 1,054495828 5—14 0,691547762 14—13 7,510149454 13—12 3,577986699

20,99

JALUR 4 HL

(39)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 38

14—13 7,510149454 13—12 3,577986699

20,99

5.2.3Hasil Perhitungan (Gambar) (Terlampir)

5.3 Lokasi Reservoir Distribusi

Reservoir dalam sistem penyediaan air bersih merupakan tempat

menampung air yang didistribusikan ke konsumen. Reservoir menampung air

pada saat pemakaian air konsumen (demand) lebih kecil dari air yang

dialirkan ke reservoir (suplai). Air ini kemudian dialirkan kembali pada saat

pemakaian konsumen lebih besar dari yang mengalir ke reservoir.

Berdasarkan peletakkannya, reservoir dapat dibedakan menjadi :

1. Reservoir Bawah Tanah yaitu reservior yang dibangun di bawah

atau pada permukaan tanah dan diletakkan di daerah yang cukup

tinggi dan menghasilkan tekanan yang memadai tetapi jarang

diperoleh lokasi yang cocok

2. Menara Reservoir yaitu reservoir yang dibangun dengan bentuk

menara menggunakan kaki/tiang penyangga

Berikut ini adalah perhitungan letak reservoir, headloss dan

kecepatan pada reservoir:

Diketahui :

Ketinggian reservoir : 139,00 m

Elevasi titik 2 : 89 m

Sisa tekan 1 : 49,438 m

Panjang Pipa : 190 m

f : 24 x 10-3

Q jam puncak (2032) : 0.33712 m3 /detik

(40)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 39

D asumsi = √ 𝑄𝑗𝑝 0.25 × 𝜋 ×𝑣

= √ 0,33712

0.25 × 3.14 ×1.5

= 0.535 m = 535 mm

D pasaran = 600 mm

Cek V = 𝑄 0..25 × 𝜋 × 𝐷2

= 0,33712

0..25 × 3.14 × 0.62 = 1.19 m/dtk

Hl = 𝑓𝐿 × 𝑣2 𝐷 ×2𝑔

= 0.024 190 × 1.192 0.6 × 2 ×9.81 = 0,5622 m

5.4 Sisa tekan

Syarat yang digunakan untuk sisa tekan adalah berkisar 20 m agar

tekanan yang mengalir di pipa tidak terlalu besar sehingga menghindari

adanya kebocoran pipa. Namun pada perhitungan sisa tekan, jika sisa tekan

20 m, ternyata sisa tekan pada titik ada yang tidak memenuhi persyaratan

kurang dari 20 m. Karena itu pada perhitungan sisa tekan, sisa tekan dinaikka

menjadi 25 m, sehingga semua titik memeniuhi persyaratan lebih dari 20 m.

Jika dalam perhitungan sisa tekan yang ada juga tidak baik, karena akan

memungkinankan terjadinya kebocoran pada pipa, karena itu dapat dilakukan

pemansangan bak peletekanyang mempunya fungsi menghilangkan tekanan

yang terdapat pada aliran air. Berikut adala sisa tekan di setiap titik :

Tabel 5.5 Sisa Tekan

SISA TEKAN KESELURUHAN

TITIK ELEVASI ELEVASI HGL SISA TEKAN

R 139 0 0

(41)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 40

4 89,5 132,867 43,367

5.5 Rencana pemasangan pipa

Pada tahap 1, yaitu tahun 2020 direncanakan hanya ada beberapa

pipa yang terpasang. Dengan kata lain, terdapat jalur yang belum

terpasang pada tahap 1, namun telah dipasang pada tahap 2. Berikut adalah

hasil perhitungan cek v tahap 1 dan pemasangan pipa pada tahap 1 dan 2.

Tabel 5.6.Pembagian aliran tahun2020

(42)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 41

7 – 6 250 300 -

6 – 10 200 350 -

2a – 3 300 - 300

3 – 4 300 - 800

4 – 5 200 - 400

5 – 14 300 - 250

14 – 13 200 - 700

13 – 12 100 - 900

6 – 5 250 - 300

5.6 Node detail

Node detail merupakan gambaran detail di tiap node dari pipa distribusi

yang terdiri dari accessoris atau fitting. Accessoris merupakan perlengkapan

tambahan yang digunakan dalam pemasangan pipa, seperti ditmating joint, all

flanged valve, wall pipe, dan lain sebagainya. Sedangkan fitting adalah

perlengkapan pipa yang berfungsi untuk memfitkan ukuran pipa dengan pipa

yang lain dengan kata lain menyesuaikan pipa satu dengan pipa yang lain,

contohnya adalah reducer, tee, flanged spigot, dan lain sebagainya. Gambar

(43)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 42

BAB VI

RESERVOIR DISTRIBUSI

Reservoir merupakan bagian penting dalam sistem penyediaan air bersih

ataupun air minum. Fungsi dari reservoir adalah:

1. Sebagai tempat penyimpanan (storage),

2. Untuk pemerataan tekanan,

3. Untuk meredam terjadinya fluktuasi,

4. Sebagai distributor.

Perencanaan kapasitas reservoir didasarkan pada debit hari maksimum

yang berdasarkan analisa dari suplai dan fluktuasi pemakaian air. Analisa ini

didasarkan pada pemakaian air perjam dan data suplai air. Metode penentuan

kapasitas reservoir efektif yang dapat digunakan adalah :

1. Secara analitis

2.Secara grafis

6.1 Metode Analitis

Metode analitis menghitung pemakaian air tiap jam dengan

mengalikan persentase pemakaian air per jam dengan kebutuhan air hari

maksimum, sehingga dapat dihitung kumulatif pemakaian air selama 24 jam.

Kemudian hitung selisih antara kumulatif suplai air dan kumulatif pemakaian

air tiap jam. Maka kapasitas reservoir yang dibutuhkan didapat dari jumlah

nilai mutlak selisih kumulatif suplai dan kumulatif pemakaian selama 1 hari

paling maksimum atau terbesar.

Persentase suplai air dianggap 100% dalam sehari. Suplai pada

reservoir ini dilakukan selama 24 jam maka dihitung 100% / 24 jam yaitu

4,17% / jam. Persentase pemakaian didapatkan dari tugas akhir “Perencanaan

(44)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 43

Tabel 6.1 Perhitungan Distribusi Reservoir Metode Analitis

Waktu

Pemakaian Kumulatif suplai kumulatif selisih Kumulatif kumulatif selisih

(%) Pemakaian

Bersih di Bukit Sentul”( Dika Sintowati Nugroho, 2004) ).

Volume reservoir = [Volume surplus] + [Volume defisit]

(45)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 44

= 2174,87 m3

Dimensi Reservoir :

T asumsi = 5 m

Diasumsikan batas permukaan air tidak boleh melebihi 0.5 m dibawah permukaan

tinggi reservoir. Maka T sebenarnya = 4.93 + 0.5 = 5.43 m

6.2Metode grafis

Metode grafis didapatkan dengan cara menarik garis singgung yang sejajar

dengan garis suplai pada titik puncak kurva kumulatif pemakaian air surplus

terbesar dan titik puncak kurva kumulatif defisit terbesar. Kapasitas reservoir

merupakan jarak vertikal antara kedua garis singgung tersebut.

Sumbu

X Y

WAKTU SUPLAI PEMAKAIAN

(46)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 45

15 12136,55 12676,38 16 12945,65 13319,14 17 13754,76 14325,01 18 14563,86 15313,41 19 15372,96 15956,17 20 16182,07 16598,92 21 16991,17 17167,88 22 17800,27 17639,75 23 18609,38 18366,00 24 19418,48 18880,59

Grafik 6.2 Kumulatif suplai dan fluktuasi pemakaian air 0

2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000

0 5 10 15 20 25 30

Ku

m

u

la

ti

f

Waktu

GRAFIK KUMULATIF SUPLAI DAN

FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR

(47)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 46

BAB VII PIPA TRANSMISI

Sistem transmisi adalah sistem perpipaan untuk membawa air dari sumber

air ke instalasi pengolahan air atau bila air diambil dari mata air dapat langsung

dihubungkan dengan reservoir. Dalam penyusunan pipa transmisi diperlukan

peninjauan dari diameter, jumlah jaringan pelayanan, dan jumlah lokasi sumber.

Pada dasarnya terdapat dua jenis pipa transmisi, yaitu pipa transmisi air baku dan

pipa transmisi air bersih. Pipa transmisi air baku merupakan pipa dari sumber air

ke instalasi pengolahan air, sedangkan pipa transmisi air bersih adalah pipa yang

membawa air dari sumber/reservoir kepada konsumen. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam merancang pipa trasmisi adalah :

1. Teknik Pengaliran

- Terbuka (open channel), digunakan jika letak elevasi sumber lebih tinggi dari tempat yang dituju, prinsipnya membawa air dengan memanfaatkan

tekanan atmosfir.

- Tertutup (closed condult) digunakan jika elevasi sumber lebih rendah dari tempat yang dituju, dengan gravitasi dan pemompaan.

2. Hidrolik:

- Elevasi (jarak dari mata air ke reservoir)

- Kecepatan aliran yang ekonomis sebesar 0.6m/dtk - 3 m/dtk

- Kehilangan tekanan

- Sisa tekan

Selain itu, pipa transmisi membutuhkan peralatan seperti:

1. Gate Valve, yang berfungsi untuk mengisolasi bila terjadi kerusakan lalu

di kuras.

2. Chek Valve, digunakan untuk mencegah aliran balik dan mengatur aliran

menjadi searah.

3. Air valve, digunakan untuk mencegah udara.

4. Blow off, digunakan untuk menguras endapan.

(48)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 47

6. Bak Pelepas Tekan, digunakan untuk mengurangi tekanan yang tersedia.

Perhitungan diameter pipa transmisi :

Rumus Hazzen Williams : Q = 0.2785  c  d2.63  S0.54

Keterangan :

Q : Debit (m3/dtk), debit yang digunakan adalah kebutuhan jam puncak

c : Koefisien kekasaran relatif Hazen Williams

d : Diameter (garis tengah pipa) dalam satuan meter

S : Kemiringan gradien hidraulik

Diketahui :

Panjang pipa transmisi = 190 m

Hl asumsi = 2 m

Qmd = 0,22475 m3/dtk

Perhitungan :

Q = 0.2785  c  d2.63  S0.54

0,22475 = 0.2785  120  d2.63  [ 2

190]

0.54

d = 0,380 m = 380 mm

d pasaran = 400 mm

Cek V :

V = 𝑄 𝐴

V = 0.60807

0.25 × 3.14 × 0.42

V = 1.78 m/dtk

(49)

SPAM / Anissa Rizky Faradilla / 08211005

Sistem Penyedian Air Minum 48

BAB VIII

SUMBER DAN INTAKE

Intake adalah sarana yang digunakan untuk menangkap air permukaan,

baik air sungai, danau, maupun waduk. Sesuai peta yang diberikan, sumber air

yang diambil berasal dari sungai terdekat pada kota perencanaan. Adapun hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi intake jika sumber berasal dari

sungai. Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah :

1.Intake ditempatkan pada arus yang tenang, sehingga tidak menyebabkan

terjadinya kerusakan pada bangunan

2.Tanah di sekitar intake stabil untuk mengurangi resiko longsor

3.Tidak dipengaruhi oleh pasang surut air

4.Intake diletakkan pada tempat yang rata untuk menghindari sedimentasi

8.1 Perhitungan Intake

 Diketahui : td = 20 menit = 1200 detik

Qhm = 224,75 m3 / detik

Freeboard ( t ) = 3 m

Asumsi kecepatan (v) = 1,5 m / detik

 Vintake = Qhm x td

= 0,22475 x 1200 = 269,700 m3  Vintake = p x l x t

269,700 = p x l x 3

P x l = 89,9 m2 Maka, p = l = 9,48 ᵙ 9,5

 A = 𝑄 𝑣 =

0,22475

1,5 = 0,1498

Jika setiap lubang panjangnya = 0,2

Maka banyaknya lubang = 0,1498

Gambar

Tabel 2.1 Data Jumlah Penduduk
Tabel 3.1 Prediksi Penduduk dengan Metode Aritmatika
Tabel 3.2 Prediksi Penduduk dengan Metode Geometrik
Tabel 3.3 Prediksi Jumlah Penduduk dengan Metode Geometrik (Bunga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Merencanakan sistem pelayanan jaringan distribusi air bersih dengan perhitungan jumlah penduduk yang akan dilayani berdasarkan debit dari reservoir Noborejo sebesar 70

Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk 10 tahun mendatang digunakan metode aritmatik, geometrik dan eksponensial, dari hasil perhitungan diperoleh jumlah

Pipa jenis ini dapat digunakan untuk perencanaan distribusi air dengan jalur yang panjang dan pipa jenis ini tidak cocok untuk perencanaan distribusi air di

Untuk itu yang akan digunakan sebagai proyeksi jumlah penduduk sampai 20 tahun kedepan atau sampai tahun 2034 adalah metode analisis regresi logaritma.. Berikut ini

Perhitungan yang diperlukan dalam perencanaan adalah perhitungan kebutuhan air yang harus dipenuhi, jumlah air yang dapat ditampung, total area tangkapan hujan yang dimungkinkan,

Tingkat kewajaran biaya investasi terhadap kemampuan membayar pelanggan berdasakan perhitungan yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No, 21 tahun 2009 dimana

Metode yang digunakan untuk menganalisis jumlah penduduk 10 tahun mendatang yaitu metode Geometrik, melalui metode geometrik mendapatkan hasil jumlah penduduk sebanyak 855 Jiwa, dan

SUMBER HUKUM PENYELENGGARAAN SPAM  Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum  Peraturan