• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pengembangan Wilayah Kabupaten malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep Pengembangan Wilayah Kabupaten malang "

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP

PENGEMBANGAN WILAYAH

oleh

Farida Puspita Rini 3613100009

Erlina Maghroh 3613100022

Inggar Rayi Arbani 3613100033

Della Sara 3613100076

JURUSAN PERENCANAAN

WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN

PERENCANAAN

2016

MATA KULIAH

PERENCANAAN WILAYAH A

KABUPATEN SLEMAN PROVINSI D.I.Y

(2)

Konsep Pengembangan Wilayah

Kabupaten Sleman Provinsi D.I.Y dengan Penguatan

Sistem Inovasi Daerah (SIDa)

Oleh:

Farida Puspita Rini 3613100009

Erlina Maghfiroh 3613100022

Inggar Rayi Arbani 3613100033

Della Safira 3613100076

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaaan

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Konsep Pengembangan Wilayah Kabupaten Sleman Provinsi D.I.Y dengan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)”. Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perencanaan Wilayah kelas A. Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ema Umilia, ST,MT. selaku dosen pengajar dalam mata kuliah Perencanaan Wilayah.

2. Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg. selaku dosen pengajar dalam mata kuliah Perencanaan Wilayah.

3. Pihak lain yang turut membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini mungkin belum sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya.

Surabaya , Mei 2016

(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Sistematika Penulisan ... 2

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 3

2.1 Konsep SIDa ... 3

2.2 Dasar Pengembangan SIDa ... 6

BAB III PEMBAHASAN ... 9

3.1 Gambaran Wilayah ... 9

3.2 Analisis Persoalan Pengembangan Wilayah ... 14

3.3 Konsep Penanganan Persoalan Pengembangan Wilayah ... 17

BAB IV PENUTUP ... 29

4.1 Kesimpulan ... 29

4.2 Rekomendasi ... 29

4.3 Lesson Learned ... 29

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta...9

Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta...10

Gambar 3. Peta SIDa Padi Kabupaten Sleman...22

Gambar 4. Peta SIDa Salak Kabupaten Sleman...23

Gambar 5. Peta SIDa Kambing PE Kabupaten Sleman...24

Gambar 6. Peta SIDa Bambu Kabupaten Sleman...25

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Lahan Sawah dari tahun 2007 s/d 2011...12

Tabel 2. PDRB Kabupaten Sleman Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011...13

Tabel 3. Prasarana Bangunan/Gedung Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman tahun 2010...15

Tabel 4. Luas, Produksi dan Produktivitas Padi Tahun 2008 - 2012...21

Tabel 5. Program dan Kerjasama Pengembangan Padi dengan Lembaga...22

Tabel 6. Program dan Kerjasama Pengembangan Salak dengan Lembaga...23

Tabel 7. Program dan Kerjasama Pengembangan Kambing PE dengan Lembaga...24

(6)
(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang. Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, implikasi perencanaan sangat berkaitan dengan proyeksi/prediksi, penjadwalan kegiatan, monitoring dan evaluasi. Merencanakan berarti memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang lebih baik, dan memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan tersebut.

Di Indonesia konsep perencanaan tata ruang mempunyai kaitan erat dengan konsep pengembangan wilayah. Pengembangan wilayah berkaitan dengan Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, dan lokal terkait dengan RTRW, RPJM, rencana-rencana sektoral. Salah satu bentuk kebijakan wilayah untuk mengembangkan wilayahnya, salah satunya adalah dengan menggunakan konsep pengembangan wilayah dengan penguatan Sistem Inovasi Daerahnya (SIDa) yang menggunakan 3 (tiga) elemen kunci utama, yaitu sumber daya, kelembagaan, dan jaringan.

SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuh kembangkan inovasi yang dilakukan antar institusi pemerintah, pemerintah daerah, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha dan masyarakat di daerah. Penguatan SIDa diperlukan untuk mengefektifkan dan efisiensi pengelolaan inovasi dalam rangka eksistensi peningkatan ekonomi daerah. Tujuan SIDa salah satunya adalah pemerataan pertumbuhan suatu wilayah.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai permasalahan pengembangan wilayah di Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus cara pengembangan wilayahnya dengan menggunakan SIDa.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

 Apa saja permasalahan dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Sleman Provinsi D.I.Y?

 Bagaiman upaya untuk mengatasi permasalahan dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Sleman Provinsi D.I.Y?

(8)

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

 Mengidentifikasi penyebab timbulnya persoalan pengembangan wilayah dan menilai dampak / implikasi persoalan pengembangan wilayah.

 Menyusun upaya untuk mengatasi persoalan pembangunan wilayah yang telah diidentifikasi.

 Menyusun lesson learned terkait dengan upaya untuk mengatasi persoalan pembangunan wilayah yang telah dirumuskan.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Pada bab ini membahas mengenai konsep SIDa dan dasar pengembangan SIDa BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi mengenai gambaran wilayah, analisis persoalan pengembangan wilayah, konsep penanganan persoalan pengembangan wilayah.

BAB IV PENUTUP

(9)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Konsep SIDa

Pengertian Sistem Inovasi dan Kebijakan Inovasi

Inovasi merupakan faktor penting dalam mendukung perkembangan ekonomi dan daya saing daerah. Terjadinya pergeseran ekonomi berbasis industri menuju ekonomi berbasis pengetahuan menunjukkan bahwa pengetahuan dan inovasi merupakan faktor yang semakin menentukan dalam kemajuan ekonomi.

Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan :

- Membangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap “simpul” (fungsi/ kegiatan/ proses) dalam sistem inovasi

- Meningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan antar fungsi/ kegiatan/ proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem), dan

- Memperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi.

SIDa merupakan salah satu strategi utama dalam sistem inovasi nasional yang mewadahi proses interaksi antara komponen penguatan sistem inovasi.

Isu yang Melatarbelakangi SIDa

1. Kelemahan kerangka umum, menyangkut:

 Regulasi yang menghambat

 Kelemahan lingkungan legal;

 Kelemahan infra- dan supra-struktur pendukung perkembangan inovasi;

 Administrasi yang birokratif

 Keterbatasan pembiayaan/pendanaan inovasi dan bisnis

 Isu perpajakan yang tidak kompetitif bagi aktivitas inovasi

 Kelemahan kepedulian dan implementasi perlindungan HKI.

2. Kelemahan kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang serta rendahnya kemampuan absorbsi UKM, antara lain :

 Belum berfungsinya lembaga yang ada sebagaimana yang diperlukan,

(10)

 Belum berkembangnya sistem inovasi daerah

 Rendahnya daya saing daerah

 Pelaku usaha (UKM) memiliki keterbatasan antara lain dalam mengakses, memanfaatkan dan mengembangkan iptek untuk meningkatkan daya saing bisnisnya.

3. Kelemahan keterkaitan, interaksi dan kerjasama difusi inovasi yang disebabkan:

 Kesenjangan relevansi antara penghasil ptek dengan pengguna,

 Terbatasnya pola hubungan dan transaksi bisnis maupun non bisnis antar- dan antara berbagai aktor,

 Asimetri informasi

 Keterbatasan dalam dukungan interaksi dalam sistem inovasi 4. Persoalan budaya inovasi, ini berkaitan dengan:

 Masih rendahnya apresiasi masyarakat terhadap pentingnya semangat kreativitas/inovasi dan profesi kewirausahaan;

 Belum berkembangnya pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan dan sistem pendidikan yang belum mendukung perkembangan hal ini;

 Keterbatasan SDM bertalenta di daerah, dan masih rendahnya mobilitas dan interaksi dari dan antar aktor penting bagi perkembangan kewirausahaan dalam masyarakat;

 Kelemahan di lingkungan pemerintahan yang umumnya juga belum menghargai pentingnya kewirausahaan dan inovasi.

5. Kelemahan fokus, rantai nilai, kompetensi dan sumber pembaruan ekonomi dan

sosial.

 Keragaman aktivitas bisnis yang belum mengarah pada, dan belum berkembangnya kompetensi daerah yang penting bagi pembentukan potensi keunggulan yang lebih terfokus;-

 Struktur dan keterkaitan dalam bisnis beserta aktivitas non-bisnis pendukungnya yang lemah;

 Masih rendahnya kepemimpinan dan kepeloporan di daerah dalam pemajuan inovasi dan difusinya;

 Relatif rendahnya perkembangan/regenerasi perusahaan-perusahaan baru (pemula) yang inovatif di daerah;

(11)

6. Tantangan global

 Tingkat kesiapan Indonesia (pada tataran nasional maupun daerah) berperan di arena global beserta beragam kecenderungan perubahan yang berkembang untuk dapat meminimalisasi dampak negatifnya dan memaksimumkan kemanfaatan bagi masyarakat.

Konsep Penguatan SIDa

1. Penataan Pilar-Pilar SIDa

Reformasi kebijakan inovasi dengan menghapus segala regulasi yang menghambat atau yang berbelit-belit. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah juga harus mendukung adanya inovasi daerah..

2. Pengembangan Fokus Prioritas

Sebuah proses komprehensif dengan analisis mendalam dan meninjau peraturan perundangan yang berlaku.

3. Implementasi Kerangka Kerja Inovasi

Kegiatan ini dilakukan dalam penguatan klaster industri spesifik sesuai fokus prioritas yang telah ditetapkan.

Elemen Kunci SIDa

Pembangunan SIDa terdiri atas beberapa pelaku mulai dari pemerintah daerah sampai dengan masyarakat. Kesluruhan pelaku tersebut akan terintegrasi dengan elemen utama adalah sumber daya, kelembagaan dan perkembangan jaringan.

Gambar 1. Elemen Kunci SIDa

(12)

Langkah-Langkah Awal Penyusunan Roadmap Penguatan SIDa

Gambar 2. Langkah-langkah awal penyusunan roadmap penguatan SIDa

Sumber: Panduan Penyusunan Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah, BPPT, 2013

Dalam penyusunan rancangan awal roadmap untuk penguatan Sistem Inovasi Daerah, maka tahapan yang harus dilakukan adalah:

 Tahap 1. Pengoalahan data dan informasi

 Tahap 2. Analisis gambaran umum daerah, analisis kondisi SIDa saat ini, analisis tantangan dan peluang penguatan SIDa

 Tahap 3. Perumusan kondisi SIDa yang akan dicapai

 Tahap 4. Perumusan tujuan dan sasaran

 Tahap 5. Perumusan fokus dan program prioritas

 Tahap 6. Penetapan indikator kerja

 Tahap 7. Perumusan rencana aksi.

2.2 Dasar Pengembangan SIDa

Lima landasan perlunya pengembangan SIDa (Sistem Inovasi Daerah) yaitu : 1. Globalisasi, aspek

- standarisasi,

- hak kekayaan intelektual (HKI), - kelestarian lingkungan.

(13)

2. Perkembangan Iptek, berdampak - siklus produk makin pendek, - pasar makin terfragmentasi, dan - persaingan makin ketat.

3.Perkembangan Ekonomi Jaringan

makin kompetitif terjadi pergeseran dalam aktivitas usaha dari “semuanya dikerjakan

sendiri” menjadi masing-masing mengerjakan sesuai keahliannya (keunggulan

kompetensinya)” saling melengkapi melalui suatu jaringan keterkaitan/kemitraan usaha 4. Kecenderungan ke Arah Ekonomi Pengetahuan (knowledge ekonomy)

Iptek menjadi penggerak utama pertumbuhan, pengembangan kesejahteraan,dan penciptaan/perluasan lapangan kerja di semua industri/sektor ekonomi

5. Kecenderungan Tumpuan atas Kekhasan Faktor Lokal, antara lain - pengetahuan lokal,

- motivasi

- sumberdaya alam lokal, sumberdaya manusia, religi dan sosial budaya

 Pengembangan SIDa didasarkan pada dasar hukum berikut ini:

1. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang berisikan untuk : - Mendorong kemandirian daerah dalam rangka menciptakan kondisi perekonomian yang

lebih baik, berdasarkan preferensi dan kebutuhan masyarakatnya.

- Daya saing daerah perlu ditingkatkan antara lain dengan mengembangkan kompetensi produk yang khas sebagai produk unggulan. Apabila daya saing daerah meningkat dengan sendirinya daya saing nasional juga meningkat.

- Produk unggulan daerah harus mempertimbangkan berkembangnya kemitraan antar daerah (antar desa, kecamatan dan antar kabupaten) dan menghindari persaingan tidak sehat antar daerah tersebut.

2. UU No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas P3 Iptek), tujuan Sisnas P3Iptek adalah (Pasal 4) ayat 1 yang berisikan bahwa

- memperkuat daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara, serta

- meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan internasional.

(14)

pengetahuan dan teknologi (secara konsep Sisnas P3Iptek merupakan bagian dari sistem inovasi nasional)

3. Peraturan Bersama Menristek dan Mendagri No 3 Tahun 2012 dan No 36 Tahun

2012 Tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah. Di dalamnya dijelaskan bahwa setiap daerah harus melakukan beberapa poin penting tentang penguatan SIDa, yaitu kebijakan membuat tim koordinasi dan Roadmap SIDa, penataan SIDa baik kelembagaan maupun sumberdaya SIDa, mengembangkan SIDa melalui potensi lokal, dan melakukan koordinasi dan pelaporan hingga pemerintah pusat.

- Kecenderungan dalam perkembangan sistem inovasi daerah (SIDa) ternyata tidak sekedar dipengaruhi oleh sumber daya alam setempat, melainkan faktor-faktor

“upaya/buatan”, terutama pengetahuan yang dikembangkan, dimanfaatkan, dan disebarluaskan sehingga mendorong berkembangnya inovasi secara terus menerus. - Daya saing dan kohesi sosial suatu daerah ditentukan oleh sistem inovasi daerah dalam

upaya mengembangkan potensi spesifik daerahnya

 Pengembangan SIDa di Kabupaten Sleman terdapat dijabarkan dalam dokumen rencana: 1. RTRW Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

2. RTRW Kabupaten Sleman

(15)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Wilayah

Kabupaten Sleman merupakan salah satu dari 5 daerah di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada disisi utara. Wilayah Kabupaten Sleman membentang dari Sungai Opak pada sisi timur sampai Sungai Progo pada sisi barat dan perbatasan Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Gunung Kidul pada sisi selatan, dan pada sisi utara sampai dengan lereng Gunung Merapi yang termasuk 10 besar gunung teraktif di dunia berketinggian 2.968 meter. Dengan posisi tersebut menjadikan Kabupaten Sleman sebagai wilayah hulu dari Propinsi DIY.

Pengembangan Wilayah Kabupaten Sleman, dikembangkan sebagai bagian integral dari Daerah Istimewa Yogyakarta tidak dapat terlepas dari kawasan-kawasan bawahan seperti Daerah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah serta sosial ekonomi masyarakat, pengembangan pembangunan.Kabupaten Sleman lebih diarahkan sebagai pusat pendidikan, lumbung pangan DIY, pengembangan kebudayaan sebagai pendukung kepariwisataan DIY, serta industri kecil dan menengah, agro industri dan industri jasa.

Gambar 1. Peta Administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta

(16)

Luas dan Batas Wilayah

Kabupaten Sleman adalah sebuah kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ibukota kabupaten ini adalah Sleman. Luas wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 ha atau 574,82 km2 atau sekitar 18% dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang seluas 3.185,80 km2. Secara administratif, Kabupaten Sleman terdiri atas 17 wilayah kecamatan, 86 desa, dan 1.212 padukuhan. Kecamatan dengan padukuhan terbanyak adalah Tempel (98 padukuhan), sedangkan kecamatan dengan padukuhan paling sedikit adalah Turi (54 padukuhan). Dan kecamatan dengan desa terbanyak adalah Tempel (8 desa), sedangkan kecamatan dengan desa paling sedikit adalah Depok (3 desa). Berikut ini merupakan batas wilayah Kabupaten Sleman:

 Utara : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali

 Timur : Kabupaten Klaten

 Barat : Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Magelang

 Selatan : Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul

Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

(17)

Letak dan Kondisi Geografis

Letak Kabupaten Sleman secara geografis terbentang mulai 110012’57’’ sampai 110032’48’’ BT dan 7032’28’’ sampai dngan 7050’11’’ LS. Bagian utara kabupaten ini merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Merapi di perbatasan dengan Jawa Tengah. Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang subur.

Topografi

Kabupaten Sleman keadaan tanahnya dibagian selatan relatif datar kecuali daerah perbukitan dibagian tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian di Kecamatan Gamping. Makin ke utara relatif miring dan dibagian utara sekitar Lereng Merapi relatif terjal serta terdapat sekitar 100 sumber mata air. Hampir setengah dari luas wilayah merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis di bagian barat dan selatan. Topografi dapat dibedakan atas dasar ketinggian tempat dan kemiringan lahan (lereng).

a. Ketinggian

Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara < 100 sd >1000 m dari permukaan laut. Ketinggian tanahnya dapat dibagi menjadi empat kelas yaitu ketinggian < 100 m, 100 – 499 m, 500 – 999 m dan > 1000 meter dari permukaan laut. Ketinggian < 100 m dari permukaan laut seluas 6.203 ha atau 10,79 % dari luas wilayah terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir, Godean, Prambanan, Gamping dan Berbah. Ketinggian > 100 – 499 m dari permukaan laut seluas 43.246 ha atau 75,32 % dari luas wilayah, terdapat di 17 Kecamatan.

Ketinggian > 500 – 999 m dari permukaan laut meliputi luas 6.538 ha atau 11,38 % dari luas wilayah, meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan. Ketinggian > 1000 m dari permukaan laut seluas 1.495 ha atau 2,60 % dari luas wilayah meliputi Kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan.

b. Kemiringan Lahan (Lereng)

(18)

c. Iklim

Wilayah Kabupaten Sleman termasuk beriklim tropis basah dengan musim hujan antara bulan Nopember-April dan musim kemarau antara bulan Mei-Oktober. Pada tahun 2000 banyaknya hari hujan 25 hari terjadi pada Bulan Maret, namun demikian rata-rata banyaknya curah hujan terdapat pada Bulan Februari sebesar 16,2 mm dengan banyak hari hujan 20 hari.

Adapun kelembaban nisbi udara pada tahun 2000 terendah pada Bulan Agustus sebesar 74% dan tertinggi pada Bulan Maret dan Nopember masing-masing sebesar 87%, sedangkan suhu udara terendah sebesar 26,10C pada Bulan Januari dan November dan suhu udara yang tertinggi 27,40C pada Bulan September .

Penggunaan Lahan

Hampir setengah dari luas wilayah merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis dibagian barat dan selatan. Keadaan jenis tanahnya dibedakan atas sawah, tegal, pekarangan, hutan, dan lain-lain. Perkembangan lahan selama 3 tahun terakhir menunjukkan luas lahan sawah turun, rata-rata per tahun sebesar 0.006%.

Tabel 1. Luas Lahan Sawah dari tahun 2007 s/d 2011

No. Tahun Luas (Ha)

Jumlah penduduk Kabupaten Sleman pada tahun 2011 tercatat sebanyak 1.126.888 jiwa. Penduduk laki-laki berjumlah 559.302 jiwa (49,70%), perempuan 566.067 jiwa (50,30%) dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,73%. Pada tahun 2010 berjumlah 1.093.110 orang. Dan pada akhir tahun 2012 sebanyak 1.136.602 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 305.376. rata-rata jumlah jiwa setiap rumah tangga sebanyak 3,29 jiwa per rumah tangga.

(19)

Produk Domestik Regional Bruto

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Sleman pada tahun 2011 sebesar Rp 15.097.600 juta, kemudian pada tahun 2012 menjadi Rp 16.878.820 juta. Pada tahun 2013 diperkirakan sebesar Rp 18.291.962 juta. Sedangkan untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Sleman tahun 2011 sebesar Rp 6.704.100 juta, kemudian pada tahun 2012 sebesar Rp 7.052.595 juta. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman dapat dikatakan cukup tinggi maka diperkirakan pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kabupaten Sleman mencapai 5,19%. Berikut ini merupakan tabel PDRB Kabupaten Sleman Atas Dasar Harga Berlaku.

Tabel 2. PDRB Kabupaten Sleman Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011

NO SEKTOR

TAHUN

2010 2011 2012

1. Pertanian -0,31 -2,26 2,59

2. Pertambangan dan Penggalian 15,24 14,35 3,93

3. Industri Pengolahan 3,05 6,35 5,34

4. Listrik, gas dan air bersih 4,82 4,28 3,82

5. Bangunan 6,59 6,95 6,91

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,62 6,27 5,98

7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,51 6,61 4,49

8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 5,98 6,88 5,83

9. Jasa-jasa 5,58 6,64 5,07

PDRB 4,49 5,19 5,20

Sumber: BPS Kabupaten Sleman, 2012

Produk Unggulan

Produk unggulan merupakan produk yang potensial untuk dikembangkan dalam suatu wilayah denganmemanfaatkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia setempat, serta mendatangkan pemdapatan bagi masyarakat maupun pemerintah. Produk unggulan juga merupakan produk yang memiliki daya saing, berorientasi pasar dan ramah lingkungan, sehingga tercipta keunggulan kompetitif yang siap menghadapi persaingan global.

Penetapan produk unggulan daerah dalam Sistem Inovasi Daerah (SIDa) diperlukan untuk dapat memberikan focus dan prioritas yang jelas dalam pelaksanaan kegiatan dan pengembangan Sistem Inovasi Daerah.

Berdasarkan Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 050.05/30 Bangda tanggal 7 Januari 1999 produk unggulan suatu daerah mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

a. Kandungan teknologi yang cukup menonjol baik industri kecil dan jasa

b. Mempunyai jangkauan pemasaran yang luas baik lokal, nasional maupun ekspor. c. Mempunyai cirri khas daerah, inovatif dan melibatkan masyarakat banyak (tenaga

(20)

d. Mempunyai kandungan bahan baku lokal yang banyak dan stabil atau melalui pembudidayaan.

e. Ramah lingkungan

f. Dapat mempromosikan budaya lokal

Kemudian, menurut Alkadri, dkk 2001 dalam Daryanto 2003 kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah suatu komoditas tergolong unggul atau tidak bagi suatu wilayah yaitu sebagai berikut:

a. Mampu menjadi penggerak utama (prime mover) pembangunan perekonomian, b. Mempunyai keterkaitan kedepan dan kebelakang kuat, baik sesame komoditas

unggulan maupun komoditas lainnya,

c. Mampu bersaing dengan produk/komoditas sejenis dari wilayah lain di pasar nasional maupun internasional, baik dalam hal harga produk, biaya produksi, maupun kualitas pelayanan,

d. Memiliki keterkaitan dengan wilayah lain baik dalam hal pasar maupun pasokan bahan baku,

e. Memiliki status teknologi yang terus meningkat,

f. Mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksinya,

g. Dapat bertahan dalam jangka panjang tertentu, h. Tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal,

i. Pengembangannya harus mendapatkan berbagai bentuk dukungan, baik dari segi keamanan, sosial, budaya, informasi dan peluang pasar, kelembagaan, asilitas insentif/disinsentif dan lain-lain,

j. Pengembangannya berorientasi pada kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Dengan melihat kriteria tersebut, maka produk unggulan Kabupaten Sleman yang dipilih untuk penguatan SIDa meliputi:

a. Padi

b. Salak Pondoh c. Kambing PE d. Budidaya Bambu

3.2 Analisis Persoalan Pengembangan Wilayah

(21)

Struktur perekonomian daerah cenderung berubah dari sektor primer beralih ke pendukung utama perekonomian di Kabupaten Sleman adalah perdagangan, hotel dan restoran, jasa-jasa, industri pengolahan dan pertanian.

Pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian terus turun, permasalahan yang dihadapi adalah semakin tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian dan belum optimalnya penerapan inovasi di sektor pertanian. Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian perlu ditingkatkan melalui inovasi sehingga meningkatkan daya saing dan menyejahterakan petani mengingat penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 137.003 jiwa dan potensi lahan di Kabupaten Sleman mempunyai mikrobia spesifik dengan adanya gunung api Merapi.

Berikut ini adalah beberapa potensi dan masalah pengembangan wilayah yang terdapat di Kabupaten Sleman.

1. POTENSI

Kabupaten Sleman memiliki berbagai fasilitas penelitian yang merupakan milik Pemerintah daerah. Berikut ini merupakan tabel yang menyajikan data berbagai fasilitas tersebut.

Tabel 3. Prasarana Bangunan/Gedung Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman tahun 2010

NO UNIT

KERJA

ALAMAT

1 UPT BP3K I Pandeyan, Sumberagung, Moyudan

2 UPT BP3K II Brongkol, Sidomulyo, Godean

3 UPT BP3K III Tegalweru, Margodadi, Seyegan

4 UPT BP3K IV Temon, Pendowoharjo, Sleman

5 UPT BP3K V Plembon, Harjobinangun, Pakem

6 UPT BP3K VI Jl. Ngemplak Cangkringan, Pondok Klewonan,

Bimomartani, Ngemplak

7 UPT BP3K VII Pondok Kulon, Kalitirto, Berbah

8 UPT BP3K VIII Rejodani, Madurejo, Prambanan

9 UPT Pasar Hewan dan Rumah

Potong Hewan

(22)

10 UPT Yan Keswan Jl. Dr Radjimin, Sucen, Triharjo, Sleman

11 UPT STA Sub Terminal Agribisnis

Sleman

Jl. Magelang Km 18 Lumbungrejo, Tempel

12 UPT Pengembangan Budidaya

Pemasaran Perikanan

Sempu, Pakembinangun, Pakem

13 Sekretariat Dinas Jl. Dr Radjimin, Sucen, Triharjo, Sleman

14 Bidang Perikanan Jl. Dr Radjimin, Sucen, Triharjo, Sleman

15 Bidang Peternakan Jl. Dr Radjimin, Sucen, Triharjo, Sleman

16 Bidang TPH Jl. Dr Radjimin, Sucen, Triharjo, Sleman

17 Bidang Hutbun Jl. Dr Radjimin, Sucen, Triharjo, Sleman

18 Bidang Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan

Jl. Dr Radjimin, Sucen, Triharjo, Sleman

19 Kebun Dinas Sawungan Sawungan, Hargobinangun, Pakem

Sumber: Bappeda Sleman, 2011

Selain prasarana bangunan/gedung tersebut masih ada prasarana pendukung lain yaitu sebagai berikut:

a. Balai benih ikan Moyudan, Godean, Berbah, Ngemplak yang sekarang dimasukkan dalam lembaga UPT Pengembangan Budidaya dan pemasaran perikanan Sempu, Pakembinangun, Pakem.

b. Pusat Kesehatan Hewan (Puskewan) sebanyak 9 unit (Prambanan, Ngemplak, Pakem, turi, Tempel, Seyegan, Sleman, Ngalik, dan Gamping) dengan koordinasi ada di UPT Pelayanan Kesehatan Hewan.

c. Laboratorium Kesehatan Hewan sebanyak 2 unit (Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Laboratorium Type-C)

d. Rumah Pemotongan Hewan (RPH) sebanyak 2 unit (Mancasan dan Keuntungan) e. Gudang obat sebanyak 1 unit.

f. Kebun plasma Nutfah “Salak Nusantara” sebanyak 1 unit (Turi)

Kemudian potensi yang berikutnya yaitu dari sumberdaya manusia Kabupaten Sleman yang prestatif. Hal ini dapat dilihat dari prestasi-prestasi yang telah diperoleh, baik secara individu maupun kelompok tani. Berikut ini merupakan kegiatan-kegiatan lomba yang sudah dimenangkan oleh Kabupaten Sleman terkait komoditas padi, salak pondoh, kambing PE dan bambu.

(23)

b. Juara III Evaluasi Peningkatan Mutu Instensifikasi Padi (PMI) tingkat Provinsi DIY Tahun 2008 atas nama kelompok tani Dadi Luwi Manunggal, Klangkapan Margoluwih (Kecamatan Seyegan)

c. Juara II Evaluasi Peningkatan Mutu Instensifikasi Padi (PMI) tingkat Provinsi DIY Tahun 2009 atas nama kelompok tani Mulyo Dliring, Argomulyo (Kecamatan Cangkringan)

d. Petani Pengembang Perkebunan Berprestasi dalam rangka Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2009 atas nama H. Madyo Wardoyo, KPTR Sidomakmur budidaya tanaman tebu, salak, kelapa, jagung, umbi-umbian dan padi, Sariharjo (Kecamatan Ngaglik).

e. Juara III Pengelolaan tanaman Terpadu (PTT) Kategori PTT Padi tahun 2011 atas nama

Kelompok Tani “sumber Mulyo” Berjo Sumberharjo (Kecamatan Prambanan)

2. MASALAH

Permasalahan kegiatan penelitian dan pengembangan di Sleman antara lain:

a. Hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan lembaga litbang dan perguruan tinggi belum tercatat dalam suatu sistem database yang kontinu sehingga banyak hasil penelitian yang tidak diketahui oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dan belum dimanfaatkan secara optimal.

b. Koordinasi dan sinergi lembaga penelitian dalam menghadirkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi masih perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan mengarahkan kegiatan penelitian bagi kepentingan agar produk yang dihasilkan lebih bermanfaat.

c. Belum adanya bagan organisasi yang dapat memperjelas pelaksanaan sistem inovasi daerah di Kabupaten Sleman. Sehingga, tidak diketahui lembaga yang menjadi koordinator utama dalam pelaksanaan sistem inovasi daerah di Kabupaten Sleman.

3.3 Konsep Penanganan Persoalan Pengembangan Wilayah

Dalam menerapkan sistem inovasi daerah, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah. Langkah – langkah tersebut diantaranya :

 Membuat arahan kebijakan dan strategi penguatan SIDa

 Membuat fokus dan program prioritas SIDa

(24)

1. Arahan Kebijakan Dan Strategi Penguatan SIDa

Arah kebijakan dan strategi penguatan SIDa dalam review RPJMD Kabupaten Sleman masuk dalam prinsip-prinsip dan nilai – nilai dan masuk dalam bidang fokus Agenda Riset Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2011-2015. Prinsip prinsip dan nilai- nilai organisasi yang perlu dikembangkan untuk mencapai visi – misi daerah Kabupaten Sleman sebagai berikut.

NO PRINSIP PENJELASAN

1 Demokrasi Menjunjung tinggi kebebasan mengeluarkan pendapat dalam

kehidupan masyarakat

2 Partisipasi Setiap warga memiliki hak yang sama dalam pembuatan

keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya

3 Transparansi Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi.

Proses - proses, lembaga - lembaga, dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor.

4 Akuntabilitas Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta,

dan masyarakat (civil society) bertanggungjawab kepada publik dan para pemangku kepentingan (stakeholders).

5 Desentralisasi Penyerahan sebagian wewenang kabupaten kepada

pemerintah di bawahnya.

6 Inovasi Adalah “proses” atau “hasil” pengembangan atau

pemanfaatan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses atau Sistemyang baru, yang memberikan nilai tambah. Persaingan global yang tinggi, adanya isu-isu penting seperti lingkungan, penurunan sumberdaya alam, meningkatnya jumlah penduduk dan masalah social, menuntut kualitas manusia yang kompetitif untuk dapat bersaing memanfaatkan sumberdaya yang terbatas untuk pemenuhan kebutuhan sehingga diperlukan inovasi. Sehingga mengubah 33 keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif.

7 Sistem

Inovasi Daerah (SIDa)

Merupakan sebuah pola pendekatan pembangunan daerah yang dilakukan secara Sistemik dan Sistematis. Melalui pembangunan SIDa ini, keseluruhan pelaku, lembaga, jaringan, kemitraan aksi, proses produksi dan kebijakan yang mempengaruhi arah perkembangan, kecepatan dan difusi inovasi serta proses pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai pembangunan daerah. Tiga unsur utama yang

mendorong terbangunnya sistem inovasi yakni ABG

(Akademisi, Bisbis dan Government). Pemerintah untuk dapat

menciptakan dimensi “budaya”, termasuk iklim usaha dan

insentif lainnya, dalam menghadapi dinamika politik dan tuntutan good governance dalam pengaturan dan pelayanan publik. Kelompok bisnis merupakan tumpuan perekonomian pada lini terdepan dalam menghadapi dinamika pasar,

berkutat dengan produksi, pemasaran, pendanaaan,

(25)

 Kebijakan Penguatan SIDa

1. Meningkatkan kerjasama lembaga litbang dan perguruan tinggi dengan industri Kerjasama ini sebagai interaksi antara aktor sistem iptek dan sistem produksi sehingga dapat menjadi kunci kesuksesan dalam aktivitas inovasi. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan interaksi tersebut antara lain melalui forum komunikasi dan kerjasama antara ilmuwan, perekayasa, praktisi di industri, serta masyarakat, dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam merumuskan kebijakan iptek.

Kerjasama ini perlu dijalin sebagai langkah peningkatan inovasi dimana litbang dan perguruan tinggi merupakan salah satu sumber inovasi namun memiliki keterbatasan dalam pendanaan. Peran industri adalah sebagai penyedia dan serta sebagai lembaga pemasaran hasil inovasi oleh litbang dan perguruan tinggi. Inovasi teknologi yang dihasilkantidak hanya teknologi canggih, namun juga mampu menciptakaninovasi sederhana.Kerjasama ini di masa mendatang akan mendorong industrialisasi yang mendorong penguasaan iptek sebagai sumber penggerak kemajuan dan modal utama kemandirian.

Salah satu langkah mempercepat pengembangan budaya inovasi maka perlu dilakukan pengembangan kawasan percontohan. Dalam kawasan tersebut akan dilakukan aktivitas yang melibatkan semua elemen pendukung inovasi. Di wilayah Sleman telah terdapat kawasan - kawasan sentra produksi untuk padi, salak, kambing PE dan bambu. Pengembangan kawasan tersebut merupakan pilot project yang didalamnya terdapat aktivitas produksi sampai dengan pengolahan dan terdapat pula upaya pengembangan jaringan pasar baik lokal, nasional maupun internasional.

 Strategi Penguatan SIDa

1. Peningkatan inovasi daerah melalui research and development R & D) dengan membentuk inkubator teknologi

(26)

banyak.Hasil penelitian dapat berupa kearifan lokal melalui riset akan menjadi berkembang.

2. Peningkatan Promosi Produk Inovasi

Penyebarluasan informasi terhadap produk inovasi merupakan upaya yang sangat penting dalam menciptakan kesinambungan produksi dan pemasaran serta menjaga keseimbangan subsektor hulu sampai hilir.

3. Peningkatan Keterlibatan dan Dukungan Masyarakat dalam Penguatan SIDa

Hal ini menjadi penting karena SIDa dibangun atas dasar partisipasi masyarakat agar dapat berjalan secara kontinu. Masyarakat perlu pula didukung dengan upaya peningkatan SDM melalui pelatihan dan pendidikan.

4. Pengembangan Bisnis Inovation Centre (BIC) / Business Technology Centre (BTC) Struktur perekonomian Sleman salah satunya terbentuk sebagai sumbangan dari UMKM. UMKM mampu menyerap tenaga kerja cukup besar dan memberikan sumbangan PDRB Sleman cukup besar. Untuk pengembangan UMKM maka diperlukan program bimbingan terhadap UMKM, baik administrasi, manajemen dan teknis produksi serta pengembangan jaringan pasar sehingga produk-produk yang dihasilkan UMKM bisa diekspor.Hal ini perlu diwadahi dalam suatu wadah forum bisnis (BIC/BTC). Kegiatan yang dilaksanakan BIC/BTC antara lain temu bisnis, matching technology dan penyusunan database hasil riset.

5. Pemanfaatan Teknologi Informasi Sebagai Media Sebaran Inovasi

Pemanfaatan teknologi informasi akan mempermudah penyebaran hasil inovasi. Beberapa teknologi informasi antara lain website. Webesite digunakan untuk berbagi informasi dari dan kepada warga desa serta untuk penyebaran hasil inovasi maupun untuk mempromosikan potensi komoditas unggulan di Sleman kepada masyarakat luar. Website tersebut merupakan bagian dari media informasi yang dibuat dan dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Selain itu dapat pula memanfaatkan SMS. Teknologi ini digunakan untuk menyampaikan informasi dari instansi Pemkab kepada warga maupun sebaliknya secara cepat. Selain itu, teknologi ini juga digunakan untuk imbauan kewaspadaan kepada warga jika terjadi kondisi darurat.

2. Fokus dan Program Prioritas SIDa

(27)

tingginya alih fungsi lahan, biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual, belum optimalnya manajemen agribisnis,dan akses pemodalan yang belum merata. Isu strategis pada urusan ketahanan pangan adalah belum optimalnya diversifikasi produk pangan lokal. Kondisi ini tidak terlepas dari adanya kecenderungan bergesernya pola konsumsi masyarakat. Kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi produk pangan lokal cenderung menurun. Selain Itu dibeberapa daerah di Kabupaten Sleman juga rawan terhadap bencana alam, khususnya dari erupsi Gunungapi Merapi.

Permasalahan lainnya adalah masih banyaknya penggunaan bahan adiktif yang berpengaruh pada keamanan pangan.Berbagai masalah pertanian di Kabupaten Sleman membutuhkan penyelesaian secara sinergis baik dalam lingkup pemamngku kepentingan maupun di tingkat masyarakat. Pemecahan masalah tersebut didekati salah satunya dengan pengembangan inovasi pada komoditas unggulan di Kabupaten Sleman sehinggga Pemerintah Kabupaten Sleman memiliki fokus penguatan SIDa bidang pertanian pada 4 komoditas utama dan strategis yakni padi, salak, kambing PE dan bambu.

Padi

Padi menjadi salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Sleman. Hal ini dikarenakan terus terjadi kenaikan pada hasil produksi padi tiap tahunnya. Berikut ini merupakan tabel kenaikan hasil produksi padi di Kabupaten Sleman.

Tabel 4. Luas, Produksi dan Produktivitas Padi Tahun 2008 - 2012

(28)

Tabel 5. Program dan Kerjasama Pengembangan Padi dengan Lembaga

No Lembaga Program yang Dilaksanakan

1 Sekolah Lapangan

Pengendalian Tanaman Terpadu (SLPTT)

Pemberian bantuan teknologi, bantuan bibit varietas unggul, pupuk organik dan pembinaan pengendalian organisme pengganggu

tanaman dalam budidaya padi.

2 Gabungan Kelompok Tani Melakukan pengelolaan terhadap Dana PUAP

(Penembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) dari pemerintah, agar dana tersebut terbagi secara merata kepada para petani padi

3 Dinas Pertanian Melakukan pendampingan meliputi

manajemen organisasi kelompok, pengelolaan modal kelompok dan simpan pinjam,

perencanaan usaha kelompok, dan perencanaan pembentukan koperasi

Sumber: Dokumen Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Sleman

Gambar 3. Peta SIDa Padi Kabupaten Sleman

Salak

(29)

Populasi salak pondoh tahun 2012 mencapai 4.549.816 rumpun, dengan produksi salak pondoh mencapai 493.764 Kw. Komoditas ini dibudidayakan hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Sleman ,produksinya mencapai 97,19% dari total produksi Kabupaten Sleman. Menurutdata Dinas Pertanian leman, jumlah kebun teregister saat ini ada 1.180 kebun dengan potensi ekspor 3.741 ton.

Dengan potensi yang begitu besar, salak termasuk komoditas unggulan di Kabupaten Sleman. Berikut ini merupakan lembaga yang berpengaruh dan perannya dalam mengembangkan komoditas salak.

Tabel 6. Program dan Kerjasama Pengembangan Salak dengan Lembaga

No Lembaga Program yang Dilaksanakan

1 Kementerian Pertanian; Dinas

Melakukan sertifikasi terhadap hasil salak di Kabupaten Sleman.

2 PT. Agung Mustika Selaras,

Escorindo, Alamanda Sejati Utama

Kerjasama dalam pemasaran dan penjualan salak pondoh, bahkan sampai ke luar negri, yaitu Cina dan Singapura

3 Kerja sama antara Pemda

Sleman dengan BPTP DIY

Inovasi pembuatan kurma salak

4 Gapoktan di tiap Kecamatan Melakukan pengolahan salak seperti dibuat

keripik salak (kapasitas 1,5 kw/bln), suwar - suwir salak,wajik salak, dodol salak, jenang salak, sirup salak dan selai salak

Sumber: Dokumen Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Sleman

(30)

Kambing PE

Kambing PE merupakan salah satu komoditas strategis karena kambing PE memiliki nilai ekonomi yang tinggi diantaranya sebagai penghasil susu, penghasil daging, penghasil pupuk dan kulit. Di sisi lain biaya perawatan nya lebih murah dibandingkan dengan kambing lokal. Dengan tinggi nya nilai ekonomi dan murahnya biaya perawatan, Kambing PE dijadikan komoditas unggulan di Kabupaten Sleman. Budidaya Kambing PE dilakukan di beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan Depok, Kalasan, Gamping, Seyegan, Sleman, Tempek, Turi, Ngemplak dan Ngaglik. Sedangkan pusat pengemangan Kambing PE terletak di Kecamatan Turi. Berikut ini merupakan tabel lembaga yang berpengaruh beserta program yang dilakukan dalam mengembangkan Kambing PE.

Tabel 7. Program dan Kerjasama Pengembangan Kambing PE dengan Lembaga

No Lembaga Program yang Dilaksanakan

1 Kerjasama antara Kelompok

Barak dengan LSM

Pengolahan pupuk organik dari urine kambing.

2 Kerjasama antara Kelompok

Nganggring dengan FKH UGM

Mengadakan KKN dalam rangkan pengembangan Desa Agrowisata

3 Bank Pembangunan Daerah Pemberian Bantuan dana pada tahun 2012

4 Marlin Brother Melakukan pemasaran sampai ke luar negri dan

ekspor ke Malaysia

Sumber: Dokumen Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Sleman

(31)

Bambu

Potensi bambu di Kabupaten Sleman saat ini adalah 94,8 ha yang mencapai 485.266 batang. Selain itu kondisi Kabupaten Sleman sangat cocok untuk budidaya bambu. Semua kecamatan di Kabupaten Sleman membudidayakan tanaman bambu. Berikut ini merupakan tabel dari lembaga yang berpengaruh dalam budidaya bambu beserta program yang dilakukan.

Tabel 8. Program dan Kerjasama Pengembangan Bambu dengan Lembaga

No Lembaga Program yang Dilaksanakan

1 Gerakan Kebangkitan Bambu di

DIY

Memfasilitasi para petani bambu seperti dalam pengadaan forum, semiloka, talkshow, dialog multipihak, workshop untuk sosialisasi dan memperkuat eksistensi bambu

2 RKA Dinas Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan

Alokasi dana dana sebesar 119 juta untuk pengembangan kelembagaan bambu dan 212 juta untuk pengembangan hutan bambu

3 BPDAS SOP Mengadakan kegiatan pengembangan hutan

rakyat bambu seluas 30 ha dengan anggaran 130 juta

4 Industri Kerajinan Lokal Pengolahan hasil bambu memilki beberapa jenis

produk diantaranya gazebo, mebel bambu, lncak, kerei, gedek, keranjang, kap lampu, pithi, besek, tudung saji, tempat tisu, slintru, dll

Sumber: Dokumen Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Sleman

(32)

3. Rencana Aksi Penguatan SIDa

a. Rencana aksi pengembangan inovasi padi

No Komoditas Rencana Aksi

1 Padi • Perlindungan kawasan

• Insentif generasi muda dalam pertanian

• Menyiapkan sarana prasarana penunjang

• Peningkatan produksi

• Penyuluhan dan pelatihan kelompok tani

• Penguatan permodalan

• Jaminan harga

• Pengembangan desa agrowisata

Sumber: Dokumen Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Sleman

b. Rencana aksi penguatan inovasi salak

No Komoditas Rencana Aksi

2 Salak • Pengembangan kawasan

• Penataan management rantai pasokan

Sumber: Dokumen Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Sleman

c. Rencana aksi penguatan inovasi kambing PE

No Komoditas Rencana Aksi

3 Kambing PE • Perbaikan teknis buddaya

• Penguatan kelembagaan dan permodalan

kelompok

• Peningkatan sarana dan prasarana

• Pelatihan dan pedampingan pengolahan

hasil

Sumber: Dokumen Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Sleman

d. Rencana aksi penguatan inovasi bambu

No Komoditas Rencana Aksi

4 Bambu • Perumusan kebijakan pengembangan

bambu

• Peningkatan daya saing wilayah

• Peningkatan pemasaran

• Penguatan kelembagaan

(33)

Perencanaan Wilayah “Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Sleman Provinsi D.I.Y” 27

Kelembagaan pada Sistem Inovasi Daerah di Kabupaten Sleman Provinsi daerah Istimewa Yogyakarta, adalah sebagai berikut:

1) Institusi pemerintah dimana penataannya dilakukan dengan cara mensinergikan program dan kegiatan kementerian dan lembaga dalam penguatan SIDa

2) Pemerintah daerah dimana penataannya dilakukan dengan cara : a) membentuk badan penelitian dan pengembangan daerah

b) meningkatkan kapasitas dan peran BPPD sebagai koordinator dalam penguatan SIDa

3) Lembaga kelitbangan dimana penataannya dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas dan peran ilmu pengetahuan dan teknologi

4) Lembaga pendidikan dimana penataannya dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan kelitbangan di lingkungan lembaga pendidikan sesuai kebutuhan daerah

5) Lembaga penunjang inovasi dimana penataannya dilakukan dengan cara mensinergikan program dan kegiatan semua lembaga yang dapat menunjang penguatan SIDa

6) Dunia usaha dimana penataannya dilakukan dengan cara memanfaatkan hasil kelitbangan yang menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai ekonomis dan meningkatkan kemitraan dengan lembaga/organisasi SIDa

(34)

Perencanaan Wilayah “Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Sleman Provinsi D.I.Y” 28

Dalam proses untuk saling berkoordinasi dalam proses penguatan SIDa pemerintah Kabupaten Sleman dapat dilakukan dengan cara FGD (Focus Grup Discussion) untuk membahas perkembangan dan permasalahan yang dialami setiap stakeholder.

Untuk tim koordinasi, Tim koordinasi sebagaimana dimaksud di atas terdiri atas : Pengarah : Kepala daerah

Penanggung jawab : Sekretaris daerah Ketua : BAPPEDA

Sekretaris : Bidang Pengendalian dan Evaluasi BAPPEDA Anggota : 1. Kepala Dinas/Badan/Kantor yang terkait

2. Lembaga/Organisasi lainnya yang kuat

(35)

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah kelebihan dari SIDa di Kabupaten Sleman adalah sudah banyak lembaga yang turun tangan berinovasi untuk mengembangkan komoditas unggulan yang ada. Namun kekurangan dari sistem ini di Kabupaten Sleman adalah masih belum adanya integrasi antara lembaga satu dengan lainnya sehingga masih belum terlihat pola sistem inovasi daerah yang sebenarnya dibutuhkan.

4.2 REKOMENDASI

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta perlu menetapkan kebijakan pembangunan dengan prioritas sektor unggulan/basis di masing-masing kabupaten/kota dengan tetap memperhatikan sektor non basis secara proporsional yang dikemas dengan konsep pengembangan wilayah SIDa.

Peran antar lembaga dan stakeholder dalam konsep SIDa di tingkat Kabupaten Sleman dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta perlu dikuatkan dan saling terintergrasi sehingga tidak terjadi peran yang tumpang tindih yang masih belum terlihat yang terbentuk di dalam suatu sistem yang berjalan secara kontinyu dan bukan hanya sekedar program. Sehingga dapat pula digunakan untuk proses pengevaluasian ke depan.

4.3 LESSON LEARNED

Konsep pengembangan wilayah dengan menggunakan Sistem Inovasi Daerah terdiri dar 3 (tiga) elemen kunci utama yaitu sumber daya, kelembagaan, dan jaringan. Ketiga elemen kunci ini penting dalam penguatan SIDa dan saling terintegrasi. Sumber daya berkaitan dengan sumber daya alam serta sumber daya manusia yang dimiliki, kelembagaan berkaitan dengan dukungan kelembagaan yang ada untuk berinovasi, jaringan yaitu perkembangan interaksi antar stakeholder atau kelembagaan terkait.

(36)

digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Serta memberikan mutiplier effect terhadap ekonomi wilayah, diantaranya adalah:

 Pada model integrasi pada SIDa, masing-masing sistem masih berjalan sebagaimana sebelumnya, hanya dibuat terhubung (interconnected) satu dengan yang lain, sehingga lebih mengoptimalkan manfaat dari setiap sistem yang terhubung tersebut. Sehingga ekonomi wilayah mampu berkembang dengan potensi yang dimiliki dengan sistem yang integrasi di dalam maupun di luar wilayah.

 Mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain.

 Penyerapan tenaga kerja.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda Kota Sleman. 2013. Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman.

(38)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Gambar

Gambar 1. Elemen Kunci SIDa
Gambar 2. Langkah-langkah awal penyusunan roadmap penguatan SIDa Sumber: Panduan Penyusunan Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah, BPPT, 2013
Gambar 1. Peta Administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Google.com
Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Google.com
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kuesioner yang peneliti gunakan untuk variabel Kepatuhan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan yaitu menggunakan kuesioner Pratiwi dan Setiawan

Penelitian ini merancang received date dengan model load-oriented manufacturing control dimana penentuan received date didasarkan pada perhitungan manufacturing lead time

Pemutar Media ASUS O!Play HD2 dapat digunakan untuk menikmati file media digital dari komputer melalui fungsi UPnP, perangkat penyimpanan USB/eSATA portabel, drive hard disk

Dengan adanya pendetilan model hidrodinamika pada lokasi polder blue-green city, konseptual model pada Gambar 7 berguna dalam perancangan detil model.. Secara

Kesimpulannya, yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan adalah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat

Salah satu yang menurut saya adalah suatu prestasi besar ialah ketika pada awal tahun ini MWA menjadikan Rektor penanggungjawab untuk pemenuhan kualitas aset tetap

dana tetap (impress fund method) dengan Metode dana tidak tetap (fluctuation fund method).. Siswa diminta untuk menganalisa dan menjelaskan prosedur perhitungan fisik dana kas

kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan Online Machine Translation (OMT) dalam pembelajaran bahasa Inggris.. Online Machine Translation (OMT) merupakan mesin