• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PROFESIONALISME GURU DALAM PROSES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN PROFESIONALISME GURU DALAM PROSES"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERAN PROFESIONALISME GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Diajukan dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Perkembangan Profesi Guru Dosen Pengampu:

Reksiana, MA.Pd

Oleh Kelompok 7:

Zulfah Qurrotu Aini (15311497)

Azza Nabila Fauziah (15311468)

Dwi Putri Amalia (15311470)

Maudi Hanum (13311241)

FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

(2)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat rahmat dan nikmat Allah SWT. yang telah diberikan kepada kita. Dan atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pembuatan makalah ini selesai tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi besar kita, Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dan kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu “Perkembangan Profesi Guru” yang telah membimbing kami, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga dalam proses pembutannya lebih baik lagi kedepannya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kiranya pembaca bisa memberikan kritik dan sarannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 6 November 2017

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Massalah ... 1

C. Tujuan Pembahasan ... 1

BAB II: PEMBAHASAN A. Pengertian Profesionalisme Guru ... 2

B. Pentingnya Profesionalisme Guru Dalam Pendidikan ... 3

C. Syarat-syarat Guru Profesional ... 4

D. Indikator Kinerja Guru ... 9

E. Penilaian Kinerja Guru ... 13

BAB III: PENUTUP KESIMPULAN ... 15

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah profesi atau pekerjaan yang sangat terhormat dan mulia. Namun tak banyak guru yang kurang menyadari pentingnya memiliki profesionalisme dalam pekerjaan ini. Karena keberhasilan anak bangsa salah satunya adalah terletak pada keberhasilan guru dalam mengajar, mendidik dan mengarahkan muridnya.

Para guru di Indonesia idealnya menganggap ia telah tampil secara profesional dihadapan murid, dan mengajar adalah prioritas utama baginya. Maka pada makalah kali ini penulis akan memaparkan bagaimana menjadi guru yang profesional dan pentingnya profesionalisme guru dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari profesionalisme guru?

2. Apa pentingnya profesionalisme guru dalam pendidikan? 3. Apa saja syarat-syarat guru profesional?

4. Apa saja indikator kinerja guru? 5. Apa saja unsur penilaian kinerja guru?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari profesionalisme guru.

2. Untuk mengetahui pentingnya profesionalisnya guru dalam pendidikan. 3. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat guru profesional.

(5)

2 BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Profesionalisme Guru

Menurut lathifah husein, guru adalah seorang tenaga kependidikan yang berasal dari masyarakat , mengabdikan dirinya untuk mengajar dan sebagai penunjang dalam penyelenggaraan pendidikan. Guru adalah jabatan atau profesi yang sangat memerlukan keahlian khusus agar menjadi guru yang profesional.1

Dalam UU Sisdiknas Pasal 39 ayat (2) UU No.20/2003: Guru/Pendidik profesional merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menial hail pembelajaran, melakuan pembimbingan dan pelatihan-pelatihan.2

Guru/Pendidik yang profesional tidak berfikir haya mengajar saja melainkan ia akan berbuat yang lebih terbaik untuk siswanya, masyarakat, dan dirinya sendiri sebagai bekal kehidupannya di masa depan. Ia tidak akan mengabaikan tugas pokok dan akan melaksanakan tugas yang diembankan kepadanya.3

Profesionalisme berasal dari kata “profesi” artinya suatu pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang. Kata profesi juga mengandung arti sama dari kata occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus. Sedangkan pengertian profesionalisme adalah suatu pandangan terhadap keahlian tertentu yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu, dan membutuhkan keahlian yang diperoleh dari hasil pendidikan dan latihan.4

Profesionalisme guru adalah suatu kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dalam bidang pendidikan dan pembelajaran yang menjadi mata pencaharian. Sedangkan guru yang profesional adalah guru yang telah memenuhi

1 Latifah Husein, Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press,

2017), hlm. 21

2 Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2001 Tentang Sistem Pendidikan nasional (SISDIKNAS) 3 H. Isjoni, Gurukah Yang Dipersalahkan?: Menakar Posisi Guru Di Tengah dunia Pendidikan

Kita (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 15-16.

(6)

3

kompetensi-kompetensi sebagai guru untuk melakukan tugas pendidikan dan pembelajaran. 5

Dari beberapa definisi dan keterangan diatas dapat disimpulkan guru yang profesional adalah guru yang mempunyai ilmu dan pengalaman yang mampu merancang, mengelola pembelajaran, dengan tugas utama adalah mendidik. Sedangkan profesionalisme guru yaitu suatu keahlian dalam bidang pendidikan yang menjadi mata pencaharian yang diperoleh dari hasil pendidikan dan latihan.

B. Pentingnya Profesionalisme Guru dalam Pendidikan

Guru sangat berperan penting dalam dunia pendidikan karena seorang guru harus dapat mendidik, membimbing, melatih dan mengembangkan kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, sehingga membuat siswa merasa nyaman, aman, dan guru diharuskan memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya. Seorang guru yang memiliki profesionalisme guru yang tinggi maka akan menentukan proses pendidikan yang tinggi dan berkualitas.6

Mengenai pentingnya profesionalisme guru dalam pendidikan, Sanusi dalam buku karangan Rusman yang berjudul “Model-model Pembelajaraní”, mengutarakan enam asumsi yang menjadi landasan profesionalisasi dalam pendidikan, antara lain:

1. Subjek Pendidikan yaitu manusia yang memiliki kemauan yang sangat tinggi dan terarah, pengetahuan luas, dapat mengatur emosi dan perasan dan lain sebagainya. 2. Pendidikan dilakukan secara profesional.

3. Teori-teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipotesis dalam menjawab permasalahan pendidikan.

4. Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia.

5. Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya.

6. Sering terjadinya dilema antara tujuan utama pendidikan7

Pada zaman sekarang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pesat terutama di daerah perkotaan, namun berbanding balik dengan

5

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Depok: Rajagrafindo Persada, 2014), hlm. 18.

(7)

4

daerah pedesaan. Guru mempunyai amanah yang sangat besar dan berperan penting dalam perkembangan zaman ini, seorang guru yang mengajar di daerah perkotaan diharuskan mampu, menguasai dan mempelajari beberapa teknologi yang semakin berkembang sebagai salah satu alat dan sarana dalam mengajar anak didik. Sedangkan guru yang berada di pedesaan dengan fasilitas dan teknologi yang minim maka diharapkan tetap mampu melaksanakan tugas untuk mendidik generasi penerus anak bangsa dengan fasilitas dan alat sarana yang ada. Dari kondisi inilah diperlukannya guru yang profesional dalam menangani berbagai macam permasalahan dalam pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan.

C. Syarat-syarat Guru Profesional

Pada makalah sebelumnya telah dipaparkan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu mencakup kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Menurut Rusman setelah memiliki empat kompetensi tersebut, maka ia telah memenuhi syarat-syarat berikut ini:

1. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang keguruan yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dalam batas yanggung jawabnya dan ikut serta dalam proses pengembangan pendidikan setempat.

3. Menikmati teknis kepemimpinan dan dukungan pengelolaan yang efektif dan efisien dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari.

4. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha dan prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya.

5. Mengahyati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnya secara individual maupun secara institusional.8

Menurut Anas Sudjiono, secara umum syarat profesionalisme guru sebagai pendidik dalam islam adalah:

1. Sehat jasmani sehat rohani

Kesehatan jasmani kerap menjadi syarat bagi mereka yang akan melamar menjadi guru. Tentu saja guru yang berpenyakitan tidak akan bergairah dalam mengajar, dengan demikian, kesehatan badan setidaknya akan sangan

(8)

5

mempengaruhi semangat dalam mengajar. Disamping itu, guru harus sehat rohaninya. Orang yang ruhaninya tidak sehat, peluang untuk menderita stress akan terbuka lebar. Oleh karena itu islam mengajarkan berpuasa, dengan berpuasa orang akan sehat fisik dan mental.9

2. Taqwa kepada Allah

Seorang guru dengan tujuan ilmu pendidikan islam, tidak mungkin mendidik anak agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya. Sebab guru adalah teladan bagi anak didiknya sebagaimana Rasulullah menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh mana seorang guru mampu memberi teladan yang baik kepada semua anak didiknya, sejauh itu pulalah ia diperkirakakn berhasil mendidik.10

3. Berilmu pengetahuan yang luas

Ijazah sarjana bukan semata mata selembar kertas, akan tetapi merupakan bukti bahwa dirinya telah menyelesaikan pendidikan tingkat tinggi. Itu dapat diperoleh dengan belajar, karena syarat seorang guru secara administrative harus dibuktikan denganijazah sarjana. Sangatlah penting ilmu bagi manusia, namun yang paling penting adalah sosok guru sebagai pembawa ilmu pengetahuan yang disampaikan kepada anak didiknya. Karena Allah sangat senang kepada orang yang suka mencari ilmu, oleh karena itu, seorang guru harus menambah ilkmunya.11

4. Berlaku adil

Adil dalam islam adalah memiliki suatu basis hilaiah, berakal dalam moralitas, sehingga prinsip pertama adil adalah persamaan manusia dihadapan Tuhan serta dalam kehidupan social. Adil adalah meletakan sesuatu pada tempatnya. Bertindak atas dasar kebenaran, bukan mengikuti kehendak hawa nafsunya.12

9 Anas sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008),

hlm.1

10 Anas sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008)

hlm. 1

11 Anas sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008),

hlm. 1

12 Anas sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008),

(9)

6 5. Berwibawa

Kewibawaan berarti hak memerintah dan kekuasaan untuk membuat kita patuh dan ditaati. Sehingga dengan kewibawaan seperti itu, anak didik merasa memperoleh pengayoman dan perlindungan. Implikasinya juga terhadap anak didik merekan akan selalu bahagia dan selalu merasa diarahkan oleh seorang guru yang mempunyai kewibawaan.13

6. Ikhlas

Ikhlas menurut istilah adalah ketulusan hati dalam melakukan suatu amal yang baik, yang semata-mata karena Allah. Seorang guru yang ikhlas bukan berarti tidak menerima upah atau amplop setelah berdakwan. Dalam Al-Quran, orang yang menyebarkan agama islam “fisabilillah” dan berhak mendapatkan bagian dari zakat. Ketika guru menerima upah, ia tidak kehilangan ikhlasnya. Ikhlas tidak ada hubunganya dengan menerima/menolak upah.14

7. Mempunyai tujuan yang rabbani

Hendalnya guru mempunyai tujuan yang rabbani, dimana segala sesuatu bersandar kepada Allah dan selalu menaati-Nya, mengabdi kepada-Nya, mengikuti syariat-Nya dan mengenal sifat-sifat-Nya15

8. Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan

Perencanaan adalah suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat kedepan. Dengan demikian guru harus mampu merencanakan proses belajar mengajar dengan baik. Sedangkan evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya. evaluasi adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, petumbuhan dan perkembangan anak didik untuk tujuan pendidikan. Kalau pelajaran tidak dievaluasi, hasilnya tidak akan kelihatan dan juga tidak terencana.16

9. Menguasai bidang yang ditekuni

Seorang guru hidup dengan ilmunya, guru tanpa ilmu yang dikuasainya

13 Anas sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008),

hlm. 2

14 Anas sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008),

hlm. 2

15 Anas sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008),

hlm. 2

16Anas sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008),

(10)

7

bukanlah guru. Oleh karena itu, kewajiban guru adalah selalu menekuni dan menambah ilmunya lagi. Yang dimaksud adalah seorang guru yang ahli dalam mata pelajaran tertentu. Tidak menutup seorang guru bisa mengajar sampai dua mata pelajaran, yang penting dia professional dan menguasai.17

Dari beberapa syarat diatas dapatlah disimpulkan bahwa kalau ingin menjadi seorang guru harus memiliki kualitas akademik, pengalaman dan pengetahuan yang luas.

Sedangkan syarat-syarat dan karakteristik khusus guru profesional adalah: a) Memiliki kualifikasi akademik sarjana atau diploma empat (S1 atau D-IV) b) Memiliki kompetensi pedagogic, kepribadian, social, dan professional c) Sertifikat pendidikan

d) Sehat jasmanidan rohani

e) Memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 8 undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005).18

Menurut Departemen Agama RI (2005) pekerjaan guru adalah pekerjaan professional, maka untuk menjadi seorang pendidik atau guru harus pula memenuhi persyaratan yang berat. Beberapa diantarnya:

a) Harus memiliki bakat sebagai guru. b) Harus memiliki keahlian guru.

c) Memiliki kepribadian yang baik dan terintergritasi. d) Memiliki mental yang sehat.

e) Berbadan sehat.

f) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas g) Guru adalah manusia berjiwa pancasila.

h) Guru adalah seorang warga Negara yang baik.19

Semua argumen-argumen persyaratan guru profesional tersebut telah tercangkup dalam empat kompetensi yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Jadi, seorang guru telah memenuhi persyaratan sebagai guru profesional jika ia telah memiliki dan menguasai empat kompetensi tersebut.

17 Anas sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008),

hlm. 2

18

Zainal Aqib dan Elham Rohmanto, Membangun Professionalisme Guru Dan Pengawas Sekolah, (Bandung: CV Yrama Widya, 2006), hlm. 151

(11)

8 D. Indikator Kinerja Guru

Terdapat tiga kegiatan pembelajaran di kelas dalam indikator penilaian terhadap kinerja guru, antara lain:

1. Perencanaan Guru Dalam Program Kegiatan Pembelajaran

Pada tahap perencanaan kegiatan pembelajaran berkaitan dengan kemampuan guru untuk menguasai bahan ajar yang digunakan yang dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih Sukmadinata dalam buku karangan Rusman (2014), menyatakan bahwa: “Pada umumnya para guru dituntut untuk menyusun dua macam program pembelajaran, yaitu program pembelajaran untuk jangka waktu panjang seperti program semesteran (SMP dan SMA), atau program catur wulan untuk SD, dan program jangka waktu pendek, yaitu untuk setiap satu pokok pembahasan.”20

Komponen-komponen yang ada pada program semesteran, terdiri atas: a. Tujuan/kompetensi sesuai dengan kurikulum.

b. Poko materi sesuai dengan materi yang akan diajarkan. c. Alternatif yang akan digunakan.

d. Alternatif media dan sumber belajar yang akan digunakan. e. Evaluasi pembelajaran.

f. Alokasi waktu yang tersedia.

g. Santuan pendidikan, kelas, semester/cawu, topik pembahasan.21

Sedangkan komponen-komponen program jangka waktu pendek lebih rinci dan spesifik daripada program jangka waktu panjang, terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:

a. Tujuan pembelajaran khusus/indikator. b. Pokok materi yang akan disajikan. c. Kegiatan pembelajaran.

d. Alternatif penggunaan media dan sumber belajar. e. Alat evaluasi yang digunakan.22

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

20

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Depok: Rajagrafindo Persada, 2014), hlm. 76

(12)

9

Berlangsungnya kegiatan pembelajaran di kelas merupakan inti dari penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode dan strategi pembelajaran. Maka seorang guru dapat menguasai kegiatan-kegiatan pembelajaran tersebut.

a. Pengelolaan kelas

Seorang guru harus mempunyai kemampuan menciptakan suasan kelas yang kondusif agar terwujudnya proses pembelajaran yang menyenangkan yaitu dengan cara memupuk kerjasama dan disiplin siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan memulai proses pembelajaran, melakukan pengaturan tempat duduk siswa.23

b. Penggunaan media dan sumber belajar

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sebagai alat bantu agar siswa mudah dalam menangkap pembelajaran, terfokus dan mendorong siswa untuk bersemangat dalam belajar. Sedangkan sumber belajar adalah buku pedoman yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang guru, dapat pula mencari referensi-referensi pembahasan yang akan diajarkan kepada siswa. Guru juga dapat memanfaatkan media dan sumber belajar yang sudah ada seperti globe, peta, gambar, dll, atau dapat mendesain media untuk kepentingan pembelajaran seperti membuat media foto, film, dll.24

c. Penggunaan metode pembelajaran

Seorang guru sangat diharapkan dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar tercapai tujuan pembelajaran, karena siswa mempunyai interest yang sangat heterogen maka seorang guru harus mempunyai multimetode dengan cara memvariasikan metode pembelajaran seperti metode ceramah dipadukan dengan metode tanya-jawab atau penugasan atau diskusi agar para siswa tidak merasa jenuh dan bosan ketika berjalannya proses pembelajaran.25

23

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Depok: Rajagrafindo Persada, 2014), hlm. 77

(13)

10 3. Evaluasi dalam Kegiatan

Dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran haruslah terdapat penilaian hasil belajar. Seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan dan penggunaan hasil evaluasi.

Pendekatan atau cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar ada dua cara yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

PAN adalah cara penilaian yang selalu tidak tergantung pada jumlah soal atauhanya untuk mengetahui kedudukan hasil belajar yang dicapai berdasarkan norma kelas. Contoh siswa yang mendapatkan nilai tertinggi adalah siswa yang memiliki kedudukan tertinggi di kelasnya.26

PAP adalah cara penilaian, yang mana nilai siswa yang didapatkan tergantung pada sejauh mana soal tes yang dikuasai oleh siswa. Penilaian secara PAN maupun PAP ini sebagai acuan untuk memberikan penilaian dan memperbaiki sistem pembelajaran.

Alat evaluasi yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Bentuk tes tulis biasanya menggunakan: benar/salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi dengan jawaban singkat. Sedangkan tes lisan diajukan dalam bentuk pertanyaan lisan dan langsung dijawab oleh siswa. Dan tes perbuatan yaitu tes yang mana guru meminta kepada siswa untuk melakukan atau memperagakan sesuatu perbuatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Seperti tari, olahraga, keterampilan, dan komputer dll.

Selain pendekatan di atas hal yang harus diperhatikan pula yaitu pengolahan dan penggunaan hasil belajar. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam pendekatan ini, yaitu (1) jika bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran sebagian kecil siswa tidak atau kurang memahami bukan berarti akan mengubah metode pembelajaran tetapi dengan melakukan kegiatan remedial dengan siswa yang bersangkutan. (2) jika sebagian besar siswa tidak memahami maka diperlukan perbaikan terhadap program pembelajaran terutama materi yang sulit dipahami. 27

Seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi. Pendekatan yang digunakan untuk

(14)

11

mengevaluasi hasil belajar ada dua cara yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Ada pula alat yang digunakan untuk mengevaluasi hasil kerja yaitu tes tulis, tes lisan, dan tes perbuatan.

E. Penilaian Kinerja Guru

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, serta menafsirkan data tentang proses dan hasil yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.28

Terdapat tiga unsur kegiatan penilaian kinerja guru, antara lain: 1. Pendidikan

Keahlian dan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya dapat diliat dari upaya yang dilakukan dalam mengembangkan pendidikannya. Pengembangan pendidikan seorang guru dapat diliat dari hal-hal berikut ini: a. Pendidikan terakhir yang dimiliki guru saat pertama diangkat.

b. Pendidikan terakhir saat ini.

c. Upaya yang dilakukan seorang guru untuk mengembangkan pendidikannya. d. Pendidikan dan pelatihan kedinasan yang pernah diikuti.29

2. Pengembangan Profesi

Seorang guru haruslah berusaha meningkatkan atau mengembangkan kebutuhan akan kemampuan profesionalnya agar mengimbangi tuntutan pendidikan yang terus berkembang. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru biasanya dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang diikutinya, seperti kegiatan karya tulis/ilmiah dalam bidang pendidikan, membuat alat-alat peraga sederhana untuk proses pembelajaran, dan mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum. Senakin sering guru melakukan kegiatan-kegiatan tersebut maka semakin tinggi pula motivasinya dalam mengembangkan profesi.30

28

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Depok: Rajagrafindo Persada, 2014), hlm. 93

(15)

12

3. Kegiatan Penunjang Proses Pembelajaran dan Bimbingan

Kegiatan penunjang ini dapat membantu dalam upaya menambah wawasan dan pengalaman guru dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilhat dari keikutsertaan dan keaktifan guru dalam mengikuti kegiatan, sebagai berikut: a. Organisasi profesi, seperti PAGI, PGRI, dan HIPKIN.

b. Gugus Sekolah. c. Seminar. d. Lokakarya, dan e. Penataran.31

Penilaian adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh serta menafsirkan data tentang proses belajar sehingga dapat menjadi informasi untuk pengambilan keputusan. Terdapat tiga unsur penilaian kinerja guru, yaitu (1) pendidikan, (2) pengembangan profesi, dan (3) kegiatan penunjang proses pembelajaran dan bimbingan.

(16)

13 BAB III

KESIMPULAN

Guru yang profesional adalah guru yang mempunyai ilmu dan pengalaman yang mampu merancang, mengelola pembelajaran, dengan tugas utama adalah mendidik. Sedangkan profesionalisme guru yaitu suatu keahlian dalam bidang pendidikan yang menjadi mata pencaharian yang diperoleh dari hasil pendidikan dan latihan.

Profesionalisme guru sangat lah penting dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Karena guru yang profesional akan meningkatkan kualitas pendidikan dan dapat membantu dengan cepat untuk tercapainya tujuan pendidikan. Seorang guru yang telah menerapkan empat kompetensi yaitu kompetensi paedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional maka ia termasuk telah memenuhi syarat-syarat guru profesional.

Indikator kinerja guru antara lain: Perencanaan Guru Dalam Program Kegiatan Pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi dalam kegiatan.

(17)

14

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dkk. Membangun Professionalisme Guru Dan Pengawas Sekolah. Bandung: CV Yrama Widya. 2006.

Department Agama RI, Wawasan Tugas Guru Dan Tenaga Pendidikan. Jakarta: 2005.

Husein, Latifah. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. 2017.

Isjoni. Gurukah Yang Dipersalahkan?: Menakar Posisi Guru Di Tengah dunia Pendidikan

Kita. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2006.

Rusman, Model-model Pembelajaran. Depok: Rajagrafindo Persada. 2014.

Sudjiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. 2008. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2001 Tentang Sistem Pendidikan nasional

(18)

Referensi

Dokumen terkait

pengetahuan, pemahaman, dan pembelajaran yang lebih untuk masyarakat yang cinta akan daerah dan budayanya. Hal ini sebagai ajang pelestarian sekaligus menjaga agar budaya yang

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hutabarat [6] yang menyatakan bahwa time budget pressure berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas audit,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada ekstrak dan fraksi daun akar bambak dapat disimpulkan bahwa skrining fitokimia menunjukkan semua fraksi mengandung

Untuk mengetahui pengaruh perubahan sosial khususnya sikap maka digunakan analisis Skala Likert Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingginya pengaruh perubahan

Rancangan web pengarsipan surat masuk dan surat keluar memiliki halaman user berupa halaman transaksi surat keluar yang berisi data surat keluar yang diinput oleh admin seperti

5 Peserta didik aktif mengomentari kelompok lain 4 Sangat Aktif Memberikan tanggapan secara sempurna, memaparkan dengan jelas dan sistematis tanpa bantuan guru atau

Pustakawan sesuai dengan peran dasarnya, dalam menyediakan akses dapat bertindak sebagai pembimbing terutama bagi pengguna baru, konsultan seperti layaknya fungsi

Demikian juga perkiraan luas panen padi Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2008 merupakan penjumlahan perkiraan luas panen padi sawah dan luas panen padi ladang yaitu sebesar