• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH Sejarah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH Sejarah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH

“Sejarah Akuntansi Syariah Secara Global Dan Yang Ada di

Indonesia”

Disusun Oleh:

Rizka Rahmadhana

4416050123

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Jl. Prof. Dr. G.A Siwabessy, Kampus Baru UI Depok 16424

Telp : +6221 7270036, ext 217

Telp : +6221 7270044

(2)

TUGAS MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH

“Sejarah Akuntansi Syariah”

Disusun Oleh:

Rizka Rahmadhana

4416050123

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

JURUSAN AKUNTANSI

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’a lamin, puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan tugas dari mata kuliah Akuntansi Syari’ah yang membahas tentang Sejarah dan perkembangan Akuntansi Syari’ah.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terutama kepada keluarga kami dan rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, kritik dan saran diharapkan dapat diberikan agar berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Jakarta, 22 Oktober 2016

(4)

DAFTAR ISI

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh negara di dunia dalam komunitas tunggal yang dijembatani perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin murah, menuntut adanya transparansi di segala bidang. Akuntansi adalah media komunikasi, oleh karena itu sering disebut sebagai “Bahasanya Dunia Usaha”(Business Language).

Sistem keuangan !slam bukan sekedar transaksi komersial, tetapi harus sudah sampai kepada lembaga keuangan untuk dapat mengimbangi tuntutan zaman. Bentuk sistem keuangan atau lembaga keuangan yang sesuai dengan prinsip !slam adalah terbebas dari unsur riba. Kontrak keuangan yang dapat dikembangkan dan dapat menggantikan sistem riba adalah mekanisme syirkah yaitu : musyarakah dan mudharaba.

Akuntansi merupakan salah satu pokok materi kehidupan keseharian kita. Berkenaan dengan prospek ekonomi ke depan, diharapkan kondisi perekonomian global yang masih belum pulih tidak akan begitu berpengaruh terhadap perekonomian domestik seiring dengan perbaikan produktifitas dan efisiensi perekonomian domestik. Bagi perbankan syariah, prospek ekonomi tersebut akan semakin mendorong pertumbuhan industri ke depan khususnya melalui: (i) potensi pasar yang masih besar yang belum tergarap sepenuhnya seiring dengan membaiknya pendapatan per kapita masyarakat ; (ii) ekspektasi investasi asing setelah tercapainya peringkat investment grade bagi !ndonesia sekaligus menurunkan risk premium !ndonesia dalam industry keuangannya di mata internasional; (iii) kuatnya sektor konsumsi domestik, kinerja investasi dan; (iv) keberhasilan program promosi dan edukasi publik tentang perbankan syariah.

Dengan adanya standar akuntansi syariah, laporan keuangan diharapkan dapat menyajikan informasi yang relevan dan dapat dipercaya kebenarannya. Standar akuntansi juga digunakan oleh pemakai laporan keuangan seperti investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat umum sebagai acuan untuk memahami dan menganalisis laporan keuangan sehingga memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang benar. Dengan demikian, standar akuntansi memiliki peranan penting bagi pihak penyusun dan pemakai laporan keuangan sehingga timbul keseragaman atau kesamaan interpretasi atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian akuntansi syari’ah?

b. Bagaimana prinsip-prinsip dalam akuntansi syari’ah?

c. Apa persamaan dan perbedaan skuntansi syari’ah dan konvensional? d. Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi syari’ah

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk memahami pengertian akuntansi syari’ah b. Untuk mengetahui prinsip-prinsip akuntansi syari’ah

c. Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan akuntansi syari’ah d. Untuk mengetahui sejarah perkembangan akuntansi syari’ah

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi Syari’ah

Menurut surat Al Baqarah ayat 282, Allah memerintahkan untuk melakukan penulisan secara benar atas segala transaksi yang pernah terjadi selama melakukan muamalah. Dan menurut sejarah pengertian akutansi adalah disebutkan muncul di Italia pada abad ke 13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli yang menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”.

Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu informasi yang mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan akibatnya yang dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba (Dapat dilihat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 282).

Akuntansi Syari’ah adalah secara etimologi, kata akuntansi berasal dari bahasa inggris, accounting, dalam bahasa Arabnya disebut “muhasabah” yang berasal dari kata hasaba, hasiba, muhasabah atau wazan yang lain adalah hasaba, hasban, hisabah, artinya menimbang, memperhitungkan mengkalkulasikan, mendata, atau menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang harus dicatat dalam pembukuan tertentu.

Kata “hisab” banyak ditemukan dalam Al-Qur’an dengan pengertian yang hampir sama, yaitu berujung pada jumlah atau angka, seperti firman Allah SWT.

Kata hisab dalam ayat-ayat tersebut menunjukkan pada bilangan atau perhitungan yang ketat, teliti, akurat, dan accountable. Oleh karena itu, akuntasi adalah mengetahui sesuatu dalam keadaan cukup, tidak kurang dan tidak pula lebih.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Akuntansi Syari’ah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, dan pelaporan melalui dalam mengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syari’ah, yaitu tidak mengandung zhulum (Kezaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan), barang yang haram dan membahayakan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas

5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat 6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan 7. Catatan Atas Laporan Keuangan

2.2 Prinsip-Prinsip Akuntansi Syari’ah

a. Prinsip Pertanggungjawaban (Accountanbility)

(7)

persoalan amanah merupakan hasil transaksi manusia dengan Sang Khalik mulai dari alam kandungan. Manusia dibebani oleh Allah >?.untuk menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi. !nti kekhalifahan adalahmenjalankan atau menunaikan amanah. Banyak ayat Al3<ur=an yang menjelaskantentang proses pertanggungja-aban manusia sebagai pelaku amanah Allah dimuka bumi.!mplikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bah-a indi idu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggungja-aban apa yang telah diamanatkan dandiperbuat kepada pihak3pihak yang terkait

b. Prinsip Keadilan

Menurut penafsiran Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 282 terkandung prinsip keadilan yang merupakan nilai penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, dan nilai Inheren yang melekat dalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untuk berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya. Pada konteks akuntansi, menegaskan kata adil dalam ayat 282 surat Al-Baqarah, dilakukan oleh perusahan harus dicatat dengan benar. Misalnya, bila nilai transaksi adalah sebesar Rp. 265 juta, maka akuntan (perusahaan) harus mencatat dengan jumlah yang sama dan sesuai dengan nominal transaksi. Secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dengan kata lain tidak ada window dressing dalam praktik akuntansi perusahaan.

c. Prinsip Kebenaran

Prinsip ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran laporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan nilai keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan tansaksi-transaksi dalam ekonomi. Maka, pengembangan akuntansi Islam, nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan harus diaktualisasikan dalam praktik akuntansi. Secara garis besar, bagaimana nilai-nilai kebenaran membentuk akuntansi syari’ah dapat diterangkan.

Dari penjelasan di atas bahwa kata keadilan dalam kontek aplikasi akuntansi mengandung dua makna:

1. Keadilan mengandung makna yang berkaitan dengan moral, yaitu kejujuran, yang menempatkan faktor yang sangat dominan. Tanpa kejujuran, informasi yang dihasilkan oleh seorang akuntan akan berakibat fatal pada pemakai dan pengguna laporan keuangan. Sehingga pengambilan keputusanpun salah dan secara tidak langsung berdampak pada masyarakat banyak.

2. Kata keadilan bersifat fundamental. Dimana kata adil disini merupakan sebagai pendorong untuk melakukan upaya-upaya dokontruksi terhadap keadaan akuntansi modern menuju pada akuntansi yang lebih baik dan termoderinisasi sesuai dengan nilai-nilai Islam yang ada.

Menurut pandangan beberapa kalangan yang lain akuntansi Islam(syari’ah)mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut adalah:

1. Prinsip Legitimasi Muamalat yaitu sasaran-sasaran, transaksi-transaksi, tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan itu sah dan benar menurut syariat.

(8)

3. Prinsip Kontinuitas yaitu prinsip yang keberadaanya dapat memberikan pandangan bahwa perusahaan itu akan terus menjalankan kegiatannya sampai waktu yang tidak diketahui, dan dilikuidasinya merupakan masalah pengecualian, kecuali jika terdapat indikasi yang mengarah kepada kebalikannya.

4. Prinsip Matching yaitu suatu cermin yang memantulkan hubungan sebab akibat antara dua sisi, dari satu segi, dan mencerminkan juga hasil atau dari hubungan tersebut dari segi lainnya

Dari prinsip ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: • Umur perusahaan tidak tergantung pada umur pemiliknya.

• Mendorong manusia agar salalu beramal dan bekerja keras, padahal ia mengetahui bahwa dia akan tiada suatu saat nanti.

Berdasarkan pada nash-nash Al-Qur’an yang telah dijelaskan tentang konsep akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi syari’ah, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri akuntansi syari’ah sebagai berikut:

1. Dilaporkan secara benar (QS. 10: 5)

2. Cepat dalam pelaporannya (QS. 2: 202, 19: 4,5) 3. Dibuat oleh ahlinya (akuntan) (QS. 13: 21, 13: 40) 4. Tearang, jelas, tegas dan informative (QS. 17: 12, 14: 41) 5. Memuat informasi yang menyeluruh (QS. 6: 225, 39: 10)

6. Informasi ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dan membutuhkan (QS. 2: 212, 3: 27)

7. Terperinci dan teliti (QS. 65: 8)

8. Tidak terjadi manipulasi (QS. 69: 20, 78: 27)

9. Dilakukan secara kontinyu (tidak lalai) (QS. 21: 1, 38: 26)

2.3 Persamaan dan Perbedaan Akuntansi Syari’ah

Akuntansi syari’ah dan akuntansi konvensional merupakan sifat akuntansi yang diakui oleh masyarakat ekonomi secara umum. Keduanya merupakan hal yang tidak terpisahkan dari masalah ekonomi dan informasi keuangan suatu perusahaan atau sejenisnya. Untuk membedakan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah dalam akuntansi syari’ah dan akuntansi konvensional, dapat diuraikan sebagai berikut:

Persamaan prinsip akuntansi syari’ah dan akuntansi konvensional

1. Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi;

2. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun pembukuan keuangan;

3. Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;

4. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;

5. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income dengan

cost (biaya);

6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan; 7. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.

Perbedaannya menurut Husein Syahatah, dalam buku Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, antara lain tercatat pada hal-hal sebagai berikut:

(9)

melindungi modal pokok dari segi kemampuan produksi di masa yang akan datang dalam ruang lingkup perusahaan yang kontinuitas;

b) Modal dalam konsep Akuntansi konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan didalam konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash)dan harta berupa barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang;

c) Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan hanya sebagai perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagi sumber harga atau nilai;

d) Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin, sedangkan konsep Islam sangat memperhatikan hal itudengan cara penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko;

e) Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba dagang,modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram, sedangkan dalamkonsep Islam dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika ada, dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha atau dicampurkan pada pokok modal;

f) Konsep konvensional menerapkan prinsip bah-a laba itu hanya ada ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjualmaupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh. g) Komponen laporan keuangan entitas syariah meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana qardh dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan komponen laporan keuangan konvensional tidak menyajikan laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana qardh.

Dari penjelasan di atas dapat di disimpulkan perbandingan akuntansi syariah dan akuntansi konvensional

Akuntansi Syari’ah

1. Keadaan entitas didasarkan pada bagi hasil.

2. Kelangsungan usaha tergantung pada persetujuan kontrak antara kelompok yang terlibat dalam aktivitas bagi hasil

3. Setiap tahun dikenai zakat, kecuali untuk pertanian yang dihitung setiap panen. 4. Menunjukkan pemenuhan hak dan kewajiban kepada Allah SWT, masyarakat dan

individu.

(10)

6. Berhubungan dengan pengukuran dan pemenuhan tugas atau kewajiban kepada Allah SWT, masyarakat dan individu.

7. Pemilihan teknik akuntansi dengan memperhatikan dampak baik buruknya pada masyarakat.

Akuntansi Konvensional

1. Keadaan entitas dipisahkan antara bisnis dan pemilik.

2. Kelangsungan bisnis secara terus menerus, yaitu didasarkan pada realisasi asset 3. Periode akuntansi tidak dapat menunggu sampai akhir kehidupan perusahaan

dengan mengukur keberhasilan aktivitas perusahaan. 4. Bertujuan untuk pengambilan keputusan.

5. Reabilitas pengurang digunakan dengan dasar pembuatan keputusan. 6. Dihubungkan dengan kepentingan relatif mengenai informasi pembuatan

keputusan.

7. Pemilihan teknik akuntansi yang sedikit berpengaruh pada pemilik. 2.4 Sejarah Perkembangan Akuntansi Syari’ah

10

/amun dokumen tertulis yang menyiratkan dan menermikan proses perjuangan perkembangan akuntansi syariah masih sangat terbatas jumlahnya. Demikian pula

dengansejarah perkembangan akuntansi syariah di !ndonesia. #ekurang tertarikan banyak orang terkaitmasalah ini, baik sebagai bagian dari kehidupan penelitian maupun sebagai sebuah ilmu pengetahuan menjadikan sejarah akuntansi syariah masih sangat minim di temukan.Bank syariah sebagai landasan a-al perkembangan akuntansi syariah.%erkembangan akuntansi syariah di !ndonesia tidak dapat dilepaskan dari proses pendirian Bank yariah. %endirian Bank 6uamalat !ndonesia (B6!) merupakan landasan a-alditerapkannya ajaran !slam menjadi pedoman bermuamalah. %endirian ini dimulai denganserangkaian proses perjuangan

sekelompok masyarakat dan para pemikir !slam dalam upayamengajak masyarakat !ndonesia bermuamalah yang sesuai dengan ajaran agama. #elompok inidiprakarsai oleh beberapa orang tokoh !slam, !katan endekia-an 6uslim !ndonesia (! 6!),serta 6ajelis Ulama !ndonesia (6U!)  

yang pada -aktu itu, sekitar tahun EE'3 EE . etelah didirikannya bank syariah, terdapat keganjilan ketika bank membuat laporankeuangan. Dimana pada -aktu itu proses akuntansi belumlah mengau pada akuntansi yangdilandasi syariah !slam. 6aka selanjutnya munulah kebutuhan akan akuntansi syariah !slam.Dan dalam proses kemunulannya tersebut juga mengalami proses panjang.Berdirinya bank syariah tentunya membutuhkan seperangkat aturan yang tidak terpisahkan, antara lain, yaitu peraturan perbankan, kebutuhan penga-asan, auditing, kebutuhan pemahaman terhadap produk3produk syariah dan !ain3!ain. Dengan demikian banyak penelitiyang meyakini bah-a kemunulan kebutuhan, pengembangan teori dan praktik akuntansi syariahadalah karena berdirinya bank syariah. %endirian bank syariah adalah

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda. Ada yang lambat dan ada pula yang sesuai dengan perkembangan tergantung pada kematangan anak. Kemampuan

(1998-2006), kemudian menjadi Ketua Umum (2007-2010), Penasihat Pembangunan Masjid Noor dan Masjid Agung Banjarmasin, Ketua Umum Badan Pengelola Masjid Raya (1999-2004),

Data hasil analisa tersebut dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui ukuran butir sedimen dan kandungan bahan organik dan mineral (N, P, K, Fe dan Mg) yang terdapat pada di

Kaulah bumi, yang tergelar lembut bagiku melepas lelah dan nestapa Gunung yang menjaga mimpiku siang dan malam. Mata air yang tak brenti mengalir

Perkembangan Islam di Jawa tidak semudah yang ada di luar Jawa yang hanya berhadapan dengan budaya lokal yang masih bersahaja (animisme-dinamisme) dan tidak begitu

Hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi kultur isolat bakteri selulolitik rumen kerbau melalui air minum sebagai sumber probiotik pada level 0,20%-0,40%

Bismillahirrahmaanirrahiim. Yang Mulia Ketua dan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi, kami akan menyampaikan ringkasan keterangan Presiden atas permohonan pengujian

Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai netonya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika dan hanya jika, saat ini memiliki hak