• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS (2) docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS (2) docx"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar belakang

Dalam kehidupan sehari - hari, bahasa dan komunikasi yang baik sangat diperlukan agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Setiap manusia pasti melakukan komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal.Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlibat dalam tindakan-tindakan komunikasi.

Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru dengan muridnya, orang tua dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara sesama karyawan dan lain sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari semua aktivitas, agar timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing - masing.

Komunikasi merupakan proses penyampaian ide, pemikiran, pendapat dan berita ke suatu tempat tujuan serta menimbulkan reaksi umpan balik.

I.2 Rumusan masalah

I.2.a Apa Pengertian bahasa? Dan apa fungsi dari bahasa?

I.2.b Apa sebenarnya “Makna” itu?, Apa saja jenis - jenis dari “makna”? I.2.c Apa itu Simbology, simbol, dan fungsi dari simbol/ lambang?

I.2.d Apa yang dimaksud dengan Komunikasi verbal?, bagaimana ciri - ciri dari komunikasi verbal? I.2.e Apa saja Hukum komunikasi, prinsip komunikasi, dan faktor yang mempengaruhi

kelancaran komunikasi verbal?

I.2.f Bagaimana Komunikasi yang efektif?, apa saja pondasi pembangun komunikasi efektif? I.2.g Apa ciri - ciri komunikasi efektif?

I.2.h Bagaimana bentuk dan karakteristik komunikasi efektif?

(2)

I.3 Tujuan penulisan

I.3.a Mengetahui pengertian bahasa beserta fungsinya I.3.b Mengetahui “makna” dan jenis – jenis “makna”

I.3.c Mengetahui tentang Simbology, simbol dan fungsi simbol/ lambang I.3.d Mengetahui komunikasi verbal dan ciri - ciri komunikasi verbal I.3.e Mengetahui hukum komunikasi, prinsip komunikasi, dan faktor yang

mempengaruhi kelancaran komunikasi verbal

I.3.f Mengetahui komunikasi yang efektif dan 5 pondasi pembangun komunikasi efektif I.3.g Mengetahui 5 Ciri komunikasi efektif menurut Kumar (2000)

I.3.h Mengetahui bentuk dan karakteristik komunikasi efektif I.3.i Mengetahui proses dan unsur komunikasi efektif

I.4 Maanfaat penulisan

(3)

BAB II

Pembahasan

II.1 Pengertian bahasa beserta fungsinya

Bahasa merupakan merupakan seperangakat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol – simbol tersebut.

Bahasa adalah sarana untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita.

Menurut Larry L barker (Mulyana, 243), bahasa memiliki 3 fungsi sebagai berikut : 1) Penamaan

Penaamaan merupakan fungsi bahasa yang mendasar. Penaman atau penjulukan merujuk pada usaha untuk mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya untuk merujuk pada komunikasi.

2) Interaksi

Fungsi interaksi menunjuk pada gagasan dan emosi yang dapat mengundang simppati dan pengertian ataupun kemarahan dan kebingungan.

3) Transmisi informasi

Bahasa merupakan media untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Mahasa merupakan media transmisi informasi yang bersifat lintas waktu, artinya melalui bahasa dapat disampaikan informasi yang berhubungan dengan masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang sehingga memungkinkan adanya kesinambungan budaya dan tradisi.

II.2 Makna, jenis – jenis makna

Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki.

Jenis makna :  Makna leksial

Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa (leksem) sebagai lambang benda, peristiwa, obyek, dan lain-lain. Makna ini dimiliki unsur bahasa lepas dari penggunaan atau konteksnya.

 Makna langsung atau konseptual (denotatif)

Makna langsung adalah makna kata yang didasarkan atas penunjukkan yang langsung (lugas)pada suatu hal atau onyek di luar bahasa. Makna langsung atau makna lugas bersifat obyektif, karena langsung menunjuk obyeknya.

 Makna kiasan

(4)

 Makna struktural

Makna struktural adalah makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara unsur bahasa yang satu dengan unsur bahasa yang lain dalam satuan yang lebih besar, baik yang berkaitan dengan unsur fatis maupun unsur musis. Unsur fatis adalah unsur-unsur segmental yang berupa morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat, sedangkan unsur musis adalah unsur-unsur bahasa yang berkaitan dengan supra-segmental seperti irama, jeda,tekanan, dan nada. Makna struktural yang berkaitan dengan unsur fatis disebut makna gramatikal, sedangkan yang berkaitan dengan unsur musis disebut makna tematis.

 Makna gramatikal

Makna gramatikal adalah makna struktural yang munculsebagai akibat hubungan antara unsur-unsur gramatikal dalamsatuan gramatikal yang lebih besar. Misalnya, hubungan morfemdan morfem dalam kata, kata dan kata lain dalam frasa atauklausa, frasa dan frasa dalam klausa atau kalimat.

 Makna tematis

Makna tematis adalah makna yang muncul sebagai akibat penyapa memberi penekanan atau fokus pembicaraan pada salahsatu bagian kalimat.

II.3 Simbology, simbol dan fungsi simbol/ lambang

Simbology adalah ilmu membaca makna lambang yang telah dibuat oleh manusia. Simbology tidak hanya mempelajari mengenai lambang modern, tetapi juga lambang- lambang kuno. Maka dari itu kita sekarang dapat mengetahui kejadian – kejadian dimasa lampau / sejarah yang tertulis di prasasti atau semacamnya.

Simbol/ lambang adalah bahasa verbal yang memiliki arti tertentu.

Lambang berfungsi melengkapi bahasa tulis. Sifat lambang “Universal” yakni dapat dibaca oleh orang banyak sekalipun mereka memiliki latar kebudayaan yang berbeda.

Fungsi lambang :

1) Menambah nilai berita/ informasi

Fungsi lambang dalam penulisan adalah sebagai pelengkap agar nilai informasi dapat diterima dengan baik oleh pihak ke dua. Misalnya memakai titik, koma, dan sebagainya. 2) Bahasa perintah

Slah satu faungsi simbol/ lambang adalah menyuruh pembaca melakukan perintah yang ada dalam lambang tersebut. Ketika kita di dalam mobil, ada gambar orang memakai sabuk

pengaman. Hal itu berarti kita harus memakai sabuk pengaman agar tidak berakibat fatal ketika terjadi kecelakaan.

3) Bahasa larangan

Salah satu fungsi lambang adalah sebagai bentuk larangan yang harus di patuhi. Seperti di pinggir jalan ada tanda huruf “P” di beri garis merah berarti dilarang parkir.

4) Bahasa pengkodean

Fungsi lambang yang lain adalah sebagai bahasa penbgkodean. Contohnya barcode merupakan bukti penbyandian modern dengan menggunakan bantuan komputer.

5) Identitas bangsa

Lambang juga dipakai sebagai identitas suku, masyarakat dan bangsa. Contohnya Negara kita memakai burung garuda sebagai lambang negara.

(5)

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol – simbol verbal baik secara tertulis maupun secara lisan.

Komunikasi verbal di tandai dengan : 1) Disampaikan secara lisan/ bicara atau tulisan

2) Proses komunikasio eksplisit dan cenderung dua arah

3) Kualitas proses komunikasi seringkali ditentukan oleh komunikasi non verbal II.5 Hukum komunikasi, prinsip komunikasi, faktor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi verbal

Hukum komunikasi : 1) Respect

Sikap saling menghargai antara komunikator dengan komunikan. 2) Empathy

Kemampuan komunikan untuk mau mendengarkan apa yang sedang di bahas oleh komunikator. Tidak jarang pula ada komunikan yang ikut merasakan/ benar – benar terbawa dalam apa yang di sampaikan oleh komunikator.

3) Audible

Sesuatu yang di sampaikan oleh komunikator dapat didengar/ dimengerti dengan baik oleh komunikan.

4) Clarity

Sesuatu yang disampaikan oleh komunikan harus jelas, tidak menggunakan bahasa yang aneh/ sulit dimengerti oleh komunikan.

5) Humble

Sikap rendah hati yang akan membuat komunikasi terasa hidup dan nyambung setiap apa yang disampaikan oleh kkomunikator kepada komunikan.

Faktor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi verbal : 1) Faktor intelegensi

Orang yang intelegensinya rendah kurang bisa menyampaikan atau memahami apa yang sedang dibicarakan karena perbendaharaan kata yang kurang.

2) Faktor budaya

Setiap orang berasal dari budaya yang berbeda, jika mereka tetap mempertahankan bahasa budaya masing – masing, maka komunikasi yang terjadi tidak akan efektif bahkan bisa terjadi kesalahpahaman antara mereka.

3) Faktor pengetahuan

Makin luas pengetahuan yang seseorang miliki maka makin mudah bgai seseorang itu untuk melakukan komunikasi karena perbendaharaan kata yang ia miliki juga pasti luas.

4) Faktor kepribadian

Orang yang mempunyai sifat pemau dan kuramng bergaul, biasanya kurang lancar dalam berbicara.

5) Faktor biologis

Kelumpuhan organ dapat menimbulkan Kelainan – kelainan, seperti :

 Sulit mengatakan kata desis (lipsing), karena terdappat kesalahan pada gigi, rahang, bibir

(6)

Makin banyak pengalaman seseorang, makin terbiasa orang untuk menghadapi sesuatu begitu juga dalam berkomunikasi.

II.6 Komunikasi yang efektif, 5 pondasi pembangun komunikasi efektif

Komunikasi yang mampu merubah sikap (attitude change) bagi orang yang terlibat dalam komunikasi. Hal ini bertujuan emberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan dari pemberi kepada penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap , pengiriman dan umpan baklik seimbang dan melatih penggunaan bahasa secara baik.

Lima pondasi pembangun komunikasi yang efektif :  Berusaha mengerti orang lain (Emphaty communication)  Memenuhi komitmen/ janji

 Menjelaskan harapan

 Meminta maaf dengan tulus ketika membuat kesalahan  Memperlihatkan integritas pribadi

II.7 Ciri – ciri komunikasi

5 Ciri komunikasi efektif menurut Kumar (2000) :  Keterbukaan

 Empati  Dukungan  Rasa positif  Kesetaraan

II.8 Bentuk dan karakteristik komunikasi efektif

• Jelas dan ringkas

Penggunaan contoh untuk membuat penjelasan lebih mudah dipahami dan mengulang baian – bagian yang penting.

• Pembendaharaan kata

Menyampaikan pesan dengan istilah yang dimengerti oleh lawan bicara

• Anti denotatif dan konototif

• Intonasi

Menggunakan intonasi yang sesuai dengan lawan bicara.

• Kecepatan berbicara

Dalam berbicara jangan terlalu cepat, jangan terlalu lambat pula.

(7)

• Humor

Dugan (1988) “Tertawa mambantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stress sehingga memberikan dukungan emosional terhadap lawan bicara.

II.9 Unsur komunikasi efektif

Unsur – kunsur komunikasi efektif adalah :

 Komunikator

Pandai menggunakan bahasa, intonasi, simbol, mimik yang mampu menarik perhatian sang komunikan

 Pesan

Cara penyampaian, isi pesan sesuai dengan kebutuhan dan diminati oleh komunikan

 Media

Menggunakan media yang cocok pada saat berkomunikasi

 Komunikan

Perlu memperhatikan latar belakang dari sang komunikan dll.

 Pengaruh/ umpan balik

(8)

BAB III

Penutup

III.1 Kesimpulan

Dalam berkomunikasi yang efektif perlu mempertimbangkan banyak aspek, seperti bahasa, intonasi, kecepatan berbicara, maupun dari segi subjeknya sendiri yaitu komunikator atupun komunikan haruslah saling mendukung satu sama lain.

Bahasa harus mudah dimengerti, intonasi yang baik dan perhatian kepada lawan bicara/ lawan berkomunikasi, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat dalam berbicara semu itu harus di usahakan sebaik mungkin agar mudah dipahami oleh lawan bicara.

III.2 Saran

(9)

Contoh Komunikasi Verbal dan Non-Verbal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk social. Ia hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah komunikasi.

Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat dikemas secara verbal dengan kata-kata atau nonverbal tanpa kata-kata.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

a. Pengetian komunikasi verbal dan contoh komunikasi verbal

b. Pengertian komunikasi non verbal dan contoh komunikasi non verbal

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:

a. Agar mahasiswa mengetahui apa yang di maksud dengan komunikasi verbal dan apa saja contohnya.

(10)

BAB II PEMBAHASAN A. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar.

Beberapa contoh komunikasi verbal yang sering diucapkan perwat di rumah sakit adala sebagai berikut:

1. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah analisa, dimana perawat mengidentifikasi respon-respon individu terhadap masalah-masalah kesehatan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar petunjuk untuk memberikan terapi yang pasti dimana perawat bertanggung jawab di dalamnya.

Diangnosa sering sekali di ucapkan oleh perawat untuk mengalanisa penyakit pasien, sehingga perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien. 2. Injeksi

Injeksi adalah mendorong obat ke dalam tubuh dengan menggunakan jarum suntik. Injeksi bisa dilakukan ke dalam otot (intramuskular/IM), ke dalam vena (intravena/IV) atau ke dalam jaringan lemak di bawah kulit (subkutan).

Sebelum perawat melakukan injeksi kepada pasien, perawat terlabih dahulu memberitahukan kepada pasien bahwa pasien akan di injeksi. Namun, sabagian besar pasien tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan injeksi. Maka perawat akan menggunakan kata lain yang mudah dimengerti pasien yaitu “menyuntik”.

3. Pemeriksaan Fisik

(11)

dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis.

4. Auskultasi

Auskultasi adalah keterampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantung, pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen. Suara-suara penting yang terdengar saat auskultasi adalah suara gerakan udara dalam paru-paru, terbentuk oleh thorax dan viscera abdomen, dan oleh aliran darah yang melalui sistem kardiovaskular. Auskultasi dilakukan dengan “Stetoskop”.

Sebelum melakukan aukultasi kepada pasien, perawat terlabih dahulu meminta izin kepada pasien agar si pasien juga mempersiapkan diri.

5. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Melalui observasi, deskripsi objektif dari individu-individu dalam hubungannya yang aktual satu sama lain dan hubungan mereka dengan lingkungannya dapat diperoleh. Dengan mencatat tingkah laku ekspresi mereka yang timbul secara wajar, tanpa dibuat-buat, teknik observasi menjadi proses pengukuran (evaluasi) itu tanpa merusak atau mengganggu kegiatan-kegiatan normal dari kelompok atau individu yang diamati. Data yang dikumpulkan melalui observasi mudah dan dapat diolah dengan teknik statistik konvensional.

6. Hacting Pada Luka

Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjahitan merupakan tindakan menghubungkan jaringan yang terputus atau terpotong untuk mencegah pendarahan dengan menggunakan benang.

Kata Hacting mungkin tidak sering diucapkan perawat kepada pasien. Karena ini merupakan istilah medis yang tidak semua pasien mengetahui artinya. Hacting diucapkan terhadap sesama perawat atau kepada dokter maupun kepada tenaga medis yang lain.

7. Antibiotik

Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat

pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.

(12)

organisme hidup terutama fungi dan bakteri ranah. Yang memiliki kahsiat mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.

Pemberian antibiotik kepada pasien dilakukan untuk mencegah infeksi. Misalnya pasien mengalami luka dan terinfeksi, maka perawat akan memberikan antibiotik kepada pasien, dengan diberikannya antibiotik diharapkan infeksi luka tersebut tidak akan bertambah parah. Kata antibiotik sudah umum di dengar dalam masyarakat. Sebagian masyarakat sudah mengerti apa pengertian dan fungsi antibiotik. Namun tidak semua masyarakat awam sudah mengetahuinya sehingga perawat juga perlu memberitahukan kepada pasien jika akan memberikan antibiotik kepada pasien.

8. Pasien Rawat inap

Seseorang yang menggunakan tempat tidur rumah sakit untik tujuan mendapatkan layanan kesehatan. Jika pasien sudah terdaftar sebagai pasien pasien rawat inap tetapi meninggal atau keluar sebelum sempat dihitung dalam sensus hari tersebut, maka pasien ini tetap diperhitungkan sebagai pasien rawat inap, walaupun tindakan pelayanan yang telah direncanakan belum sempat dilaksanakan. Sedangkan pasien yang masih dalam status observasi lainnya, atau masih mempertimbangkan apakah akan di rawat inap atau tidak, tidak boleh dihitung sebagai pasien rawat inap, maka waktu yang dicatat sebagai jam admisi adalah jam kedatangan pasien tersebut di unit gawat darurat atau unit observasi lainnya.

Pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan lebih lanjut akan di rawat inap di rumah sakit. Perawat akan memberitahukan kepada pasien bahwa si pasien harus di rawat inap di rumah sakit, jika pasien setuju maka perawat akan menyediakan tempat untuk si pasien.

9. Pasien keluar/Discharge

Menunjukkan proses formal keluarnya seorang pasien rawat inap meninggalkan rumah sakit dan menandai akhir dari episode perawatannya. Jumlah pasien keluar meliputi pasien yang pulang ke rumah, dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan lain, dan pasien yang meninggal.

10. Inspeksi

(13)

B. Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.

Beberapa contoh komunikasi non-verbal adalah sebagai berikut: 1. Metakomunikasi

Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.

2. Penampilan Personal

Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.

3. Intonasi (Nada Suara)

(14)

Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.

5. Sikap tubuh dan langkah

Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.

6. Sentuhan

Kasih sayang, dudkungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan, perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan pakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. Bradley & Edinburg (1982) dan Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak bermanfaat ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-hati.

7. Proxemik

Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :

(15)

Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.

 Jarak personal (75-120cm)

Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.

 Jarak sosial (120-210 atau 210-360 formal)

Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.

 Jarak publik (360-450 cm)

Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.

8. Kontak Mata

Kontak mata merupakan alat komunikasi nonverbal paling penting. Hal ini memungkinkan Anda untuk berhubungan dengan audiens dalam memproyeksikan kesungguhan dan keterbukaan, dan menjaga perhatiannya. Apakah kontak mata Anda agresif, apakah lunak, apakah itu mengundang, apakah Anda dapat mengasihi dengan mata? Kontak mata adalah seni namun sangat sulit untuk menguasainya, tetapi penting untuk menghasilkan komunikasi yang efektif.

Kontak mata memberikan informasi sosial terhadap orang yang Anda ajak mendengarkan dan berbicara. Terlalu banyak kontak mata akan dipandang sebagai seseorang yang agresif, kontak mata Anda yang terlalu sedikit, dapat dipandang sebagai seseorang yang tidak memiliki kepentingan didepan lawan bicara Anda.

9. Paralanguage

Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari percakapan, seperti kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-bentuk vokal: tertawa, pekikan, rintihan, uh, ahh, dan sebagainya.

10. Diam

Diam bukan berarti tidak melakukan komunikasi. Diam sapat diartikan sebagai berikut:

 Memberi kesempatan berpikir

 Menyakiti

(16)

 Mencegah komunikasi

 Mengkomunikasikan perasaan

(17)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:

 Berdasarkan bentuk informasi yang diberikan oleh komunikator kepada komunikan, komunikasi dapat dibedakan menjadi komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.

 Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Contohnya: diagnosa keperawatan, injeksi, pemeriksaan fisik, auskultasi, observasi, hacting pada luka, antibiotik, pasien rawat inap, pasien keluar/discharge dan inspeksi.

 Sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang dilakukan tanpa melalui kata-kata. Contohnya : Metakomunikasi, penampilan personal, intonasi (nada suara), ekspresi wajah, sikap tubuh dan langkah, sentuhan, proxemik, kontak mata, paralanguage, dan diam.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas penyusun dapat sedikit memberi saran kepada calon perawat /perawat, yaitu seorang perawat mau pun calon perawat harus bisa berkomunikasi dengan baik baik itu di rumah sakit mau pun di luar rumah sakit , berkomunikasi dengan sesama perawat mau pun dengan orang lain. Dan menggunakan komunikasi verbal dan non-verbal dengan baik.

(18)

9.36 PM Education No comments

BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar belakang

Dalam kehidupan sehari - hari, bahasa dan komunikasi yang baik sangat diperlukan agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Setiap manusia pasti melakukan komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal.Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlibat dalam tindakan-tindakan komunikasi.

Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru dengan muridnya, orang tua dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara sesama karyawan dan lain sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari semua aktivitas, agar timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing - masing.

Komunikasi merupakan proses penyampaian ide, pemikiran, pendapat dan berita ke suatu tempat tujuan serta menimbulkan reaksi umpan balik.

I.2 Rumusan masalah

I.2.a Apa Pengertian bahasa? Dan apa fungsi dari bahasa?

I.2.b Apa sebenarnya “Makna” itu?, Apa saja jenis - jenis dari “makna”? I.2.c Apa itu Simbology, simbol, dan fungsi dari simbol/ lambang?

I.2.d Apa yang dimaksud dengan Komunikasi verbal?, bagaimana ciri - ciri dari komunikasi verbal? I.2.e Apa saja Hukum komunikasi, prinsip komunikasi, dan faktor yang mempengaruhi

kelancaran komunikasi verbal?

I.2.f Bagaimana Komunikasi yang efektif?, apa saja pondasi pembangun komunikasi efektif? I.2.g Apa ciri - ciri komunikasi efektif?

I.2.h Bagaimana bentuk dan karakteristik komunikasi efektif?

(19)

I.3 Tujuan penulisan

I.3.a Mengetahui pengertian bahasa beserta fungsinya I.3.b Mengetahui “makna” dan jenis – jenis “makna”

I.3.c Mengetahui tentang Simbology, simbol dan fungsi simbol/ lambang I.3.d Mengetahui komunikasi verbal dan ciri - ciri komunikasi verbal I.3.e Mengetahui hukum komunikasi, prinsip komunikasi, dan faktor yang

mempengaruhi kelancaran komunikasi verbal

I.3.f Mengetahui komunikasi yang efektif dan 5 pondasi pembangun komunikasi efektif I.3.g Mengetahui 5 Ciri komunikasi efektif menurut Kumar (2000)

I.3.h Mengetahui bentuk dan karakteristik komunikasi efektif I.3.i Mengetahui proses dan unsur komunikasi efektif

I.4 Maanfaat penulisan

(20)

BAB II

Pembahasan

II.1 Pengertian bahasa beserta fungsinya

Bahasa merupakan merupakan seperangakat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol – simbol tersebut.

Bahasa adalah sarana untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita.

Menurut Larry L barker (Mulyana, 243), bahasa memiliki 3 fungsi sebagai berikut : 1) Penamaan

Penaamaan merupakan fungsi bahasa yang mendasar. Penaman atau penjulukan merujuk pada usaha untuk mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya untuk merujuk pada komunikasi.

2) Interaksi

Fungsi interaksi menunjuk pada gagasan dan emosi yang dapat mengundang simppati dan pengertian ataupun kemarahan dan kebingungan.

3) Transmisi informasi

Bahasa merupakan media untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Mahasa merupakan media transmisi informasi yang bersifat lintas waktu, artinya melalui bahasa dapat disampaikan informasi yang berhubungan dengan masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang sehingga memungkinkan adanya kesinambungan budaya dan tradisi.

II.2 Makna, jenis – jenis makna

Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki.

Jenis makna :  Makna leksial

Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa (leksem) sebagai lambang benda, peristiwa, obyek, dan lain-lain. Makna ini dimiliki unsur bahasa lepas dari penggunaan atau konteksnya.

 Makna langsung atau konseptual (denotatif)

Makna langsung adalah makna kata yang didasarkan atas penunjukkan yang langsung (lugas)pada suatu hal atau onyek di luar bahasa. Makna langsung atau makna lugas bersifat obyektif, karena langsung menunjuk obyeknya.

 Makna kiasan

(21)

 Makna struktural

Makna struktural adalah makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara unsur bahasa yang satu dengan unsur bahasa yang lain dalam satuan yang lebih besar, baik yang berkaitan dengan unsur fatis maupun unsur musis. Unsur fatis adalah unsur-unsur segmental yang berupa morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat, sedangkan unsur musis adalah unsur-unsur bahasa yang berkaitan dengan supra-segmental seperti irama, jeda,tekanan, dan nada. Makna struktural yang berkaitan dengan unsur fatis disebut makna gramatikal, sedangkan yang berkaitan dengan unsur musis disebut makna tematis.

 Makna gramatikal

Makna gramatikal adalah makna struktural yang munculsebagai akibat hubungan antara unsur-unsur gramatikal dalamsatuan gramatikal yang lebih besar. Misalnya, hubungan morfemdan morfem dalam kata, kata dan kata lain dalam frasa atauklausa, frasa dan frasa dalam klausa atau kalimat.

 Makna tematis

Makna tematis adalah makna yang muncul sebagai akibat penyapa memberi penekanan atau fokus pembicaraan pada salahsatu bagian kalimat.

II.3 Simbology, simbol dan fungsi simbol/ lambang

Simbology adalah ilmu membaca makna lambang yang telah dibuat oleh manusia. Simbology tidak hanya mempelajari mengenai lambang modern, tetapi juga lambang- lambang kuno. Maka dari itu kita sekarang dapat mengetahui kejadian – kejadian dimasa lampau / sejarah yang tertulis di prasasti atau semacamnya.

Simbol/ lambang adalah bahasa verbal yang memiliki arti tertentu.

Lambang berfungsi melengkapi bahasa tulis. Sifat lambang “Universal” yakni dapat dibaca oleh orang banyak sekalipun mereka memiliki latar kebudayaan yang berbeda.

Fungsi lambang :

1) Menambah nilai berita/ informasi

Fungsi lambang dalam penulisan adalah sebagai pelengkap agar nilai informasi dapat diterima dengan baik oleh pihak ke dua. Misalnya memakai titik, koma, dan sebagainya. 2) Bahasa perintah

Slah satu faungsi simbol/ lambang adalah menyuruh pembaca melakukan perintah yang ada dalam lambang tersebut. Ketika kita di dalam mobil, ada gambar orang memakai sabuk

pengaman. Hal itu berarti kita harus memakai sabuk pengaman agar tidak berakibat fatal ketika terjadi kecelakaan.

3) Bahasa larangan

Salah satu fungsi lambang adalah sebagai bentuk larangan yang harus di patuhi. Seperti di pinggir jalan ada tanda huruf “P” di beri garis merah berarti dilarang parkir.

4) Bahasa pengkodean

Fungsi lambang yang lain adalah sebagai bahasa penbgkodean. Contohnya barcode merupakan bukti penbyandian modern dengan menggunakan bantuan komputer.

5) Identitas bangsa

Lambang juga dipakai sebagai identitas suku, masyarakat dan bangsa. Contohnya Negara kita memakai burung garuda sebagai lambang negara.

(22)

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol – simbol verbal baik secara tertulis maupun secara lisan.

Komunikasi verbal di tandai dengan : 1) Disampaikan secara lisan/ bicara atau tulisan

2) Proses komunikasio eksplisit dan cenderung dua arah

3) Kualitas proses komunikasi seringkali ditentukan oleh komunikasi non verbal II.5 Hukum komunikasi, prinsip komunikasi, faktor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi verbal

Hukum komunikasi : 1) Respect

Sikap saling menghargai antara komunikator dengan komunikan. 2) Empathy

Kemampuan komunikan untuk mau mendengarkan apa yang sedang di bahas oleh komunikator. Tidak jarang pula ada komunikan yang ikut merasakan/ benar – benar terbawa dalam apa yang di sampaikan oleh komunikator.

3) Audible

Sesuatu yang di sampaikan oleh komunikator dapat didengar/ dimengerti dengan baik oleh komunikan.

4) Clarity

Sesuatu yang disampaikan oleh komunikan harus jelas, tidak menggunakan bahasa yang aneh/ sulit dimengerti oleh komunikan.

5) Humble

Sikap rendah hati yang akan membuat komunikasi terasa hidup dan nyambung setiap apa yang disampaikan oleh kkomunikator kepada komunikan.

Faktor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi verbal : 1) Faktor intelegensi

Orang yang intelegensinya rendah kurang bisa menyampaikan atau memahami apa yang sedang dibicarakan karena perbendaharaan kata yang kurang.

2) Faktor budaya

Setiap orang berasal dari budaya yang berbeda, jika mereka tetap mempertahankan bahasa budaya masing – masing, maka komunikasi yang terjadi tidak akan efektif bahkan bisa terjadi kesalahpahaman antara mereka.

3) Faktor pengetahuan

Makin luas pengetahuan yang seseorang miliki maka makin mudah bgai seseorang itu untuk melakukan komunikasi karena perbendaharaan kata yang ia miliki juga pasti luas.

4) Faktor kepribadian

Orang yang mempunyai sifat pemau dan kuramng bergaul, biasanya kurang lancar dalam berbicara.

5) Faktor biologis

Kelumpuhan organ dapat menimbulkan Kelainan – kelainan, seperti :

 Sulit mengatakan kata desis (lipsing), karena terdappat kesalahan pada gigi, rahang, bibir

(23)

Makin banyak pengalaman seseorang, makin terbiasa orang untuk menghadapi sesuatu begitu juga dalam berkomunikasi.

II.6 Komunikasi yang efektif, 5 pondasi pembangun komunikasi efektif

Komunikasi yang mampu merubah sikap (attitude change) bagi orang yang terlibat dalam komunikasi. Hal ini bertujuan emberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan dari pemberi kepada penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap , pengiriman dan umpan baklik seimbang dan melatih penggunaan bahasa secara baik.

Lima pondasi pembangun komunikasi yang efektif :  Berusaha mengerti orang lain (Emphaty communication)  Memenuhi komitmen/ janji

 Menjelaskan harapan

 Meminta maaf dengan tulus ketika membuat kesalahan  Memperlihatkan integritas pribadi

II.7 Ciri – ciri komunikasi

5 Ciri komunikasi efektif menurut Kumar (2000) :  Keterbukaan

 Empati  Dukungan  Rasa positif  Kesetaraan

II.8 Bentuk dan karakteristik komunikasi efektif

• Jelas dan ringkas

Penggunaan contoh untuk membuat penjelasan lebih mudah dipahami dan mengulang baian – bagian yang penting.

• Pembendaharaan kata

Menyampaikan pesan dengan istilah yang dimengerti oleh lawan bicara

• Anti denotatif dan konototif

• Intonasi

Menggunakan intonasi yang sesuai dengan lawan bicara.

• Kecepatan berbicara

Dalam berbicara jangan terlalu cepat, jangan terlalu lambat pula.

(24)

• Humor

Dugan (1988) “Tertawa mambantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stress sehingga memberikan dukungan emosional terhadap lawan bicara.

II.9 Unsur komunikasi efektif

Unsur – kunsur komunikasi efektif adalah :

 Komunikator

Pandai menggunakan bahasa, intonasi, simbol, mimik yang mampu menarik perhatian sang komunikan

 Pesan

Cara penyampaian, isi pesan sesuai dengan kebutuhan dan diminati oleh komunikan

 Media

Menggunakan media yang cocok pada saat berkomunikasi

 Komunikan

Perlu memperhatikan latar belakang dari sang komunikan dll.

 Pengaruh/ umpan balik

(25)

BAB III

Penutup

III.1 Kesimpulan

Dalam berkomunikasi yang efektif perlu mempertimbangkan banyak aspek, seperti bahasa, intonasi, kecepatan berbicara, maupun dari segi subjeknya sendiri yaitu komunikator atupun komunikan haruslah saling mendukung satu sama lain.

Bahasa harus mudah dimengerti, intonasi yang baik dan perhatian kepada lawan bicara/ lawan berkomunikasi, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat dalam berbicara semu itu harus di usahakan sebaik mungkin agar mudah dipahami oleh lawan bicara.

III.2 Saran

Dalam menyampaikan informasi harus memperhatikan lawan bicara atau penerima informasi, baik dari segi usia, pengetahuan, situasi dan kondisi waktu penyampaiannya, agar dengan begitu pesan atau informasi yang kita sampaikan mendapat balasan yang positif dan memusat.

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Reaksi:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Poskan Komentar

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh dari uji kuat tekan dan kuat tarik belah beton kertas adalah beban maksimum yaitu pada saat beton hancur menerima beban maksimum tersebut, dari

Desa Naku merupakan salah satu sub wilayah pengembangan yang diperuntukan sebagai kawasan pengembangan tanaman hortikultura dan parawisata, dan merupakan salah satu desa dari

Standar : Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.8/VI-BPPHH/2011 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan

Akuisisi citra adalah tahap untuk mendapatkan citra digital. Citra yang didapat terbagi atas citra latih dan citra uji. Proses pengambilan citra telur ayam negeri adalah

Propagasi line of sight, disebut dengan propagasi dengan gelombang langsung (direct wave), karena gelombang yang terpancar dari antena pemancar langsung berpropagasi menuju

Maret 2020 bahwa karena terjadinya pandemi COVID-19, maka penilaian IKPA tahun 2020 pada aplikasi OM-SPAN tidak dilakukan sampai dengan batas waktu yang akan diatur lebih

Dari penjelasan opini di atas, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum,

dihasilkan oleh sistem untuk memuaskan kebutuhan yang diidentifikasi. Output yang tak dikehendaki a) Merupakan hasil sampingan yang tidak dapat dihindari dari sistem yang