• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUBJEK DAN OBJEK KETENAGAKERJAAN MANAJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUBJEK DAN OBJEK KETENAGAKERJAAN MANAJ"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, sebagaimana yang telah banyak kita ketahui bahwa di negara-negara yang sedang berkembang tentu sangat memperhatikan masalah

ketenagakerjaan agar dapat memacu kualitas pelayanan sektor publik sehingga dapat menghasilkan pelayanan yang berkualitas. Ketenagakerjaan sebagai salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap pelayanan publik bukanlah hal yang mudah di atur ataupun dikembangkan karena banyaknya penduduk yang tinggal di sebuah negara. Oleh karenanya, sangat diperlukan Manajemen Sumber Daya Manusia sehingga masalah ketenagakerjaan ini dapat di atasi dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan negara.

Di Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang dalam pemerintahannya terdapat perundang-undangan yang mengatur mengenai ketenagakerjaan, yaitu UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Perundangan mengenai ketenagakerjaan ini mengatur ketentuan-ketentuan umum mengenai ketenagakerjaan. Selain itu adanya lembaga-lembaga ketenagakerjaan yang secara tidak langsung telah membuka mata kita betapa pentingnya ketenagakerjaan untuk di atur dan dikembangkan.

Menurut UU No. 13 Tahun 2003 bahwa Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.

(2)

sekaligus objek yang perlu diperhatikan dalam masalah ketenagakerjaan. Bicara mengenai tenaga kerja, seperti yang telah saya ungkap di paragraf pertama bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia tentu sangat diperlukan. Namun kenyataannya di dalam buku-buku mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia sangat jarang yang memberikan informasi mengenai apa saja subjek dan objek ketenagakerjaan. Seperti buku yang saya temui di Badan-Badan Perpustakaan, kebanyakan dari buku-buku tersebut hanya membahas mengenai apa itu sumber daya manusia dan

bagaimana mengaturnya. Namun tidak membahas mengenai apa itu ketenagakerjaan ataupun tenaga kerja.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah saya tulis, maka rumusan masalah yang saya ambil adalah:

1. Apa saja Subjek dan Objek Ketenagakerjaan?

2. Bagaimana pengertian-pengertian dari peristilahan dalam Subjek dan Objek Ketenagakerjaan tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan

(3)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Struktur Subjek dan Objek Ketenagakerjaan

Dalam ketenagakerjaan tentu memiliki klasifikasi-klasifikasi mengenai subjek dan objek ketenagakerjaan. Berikut merupakan struktur subjek dan objek

ketenagakerjaan:

Struktur Subjek dan Objek Ketenagakerjaan

Subjek dan objek ketenagakerjaan sebagaimana yang telah digambarkan pada struktur tidaklah serta merta, melainkan terdapat pengertian-pengertian yang telah banyak dikaji dan di analisis. Tidak hanya pengertian, subjek dan objek tersebut tentu memiliki bentuk nyata di dalam kependudukan negara. Pengertian-pengertian dan contoh bentuk nyata dari peristilahan dalam subjek dan objek ketenagakerjaan tersebut akan saya bahas dalam sub pembahasan yang selanjutnya.

(4)

2.2 Peristilahan dalam Subjek dan Objek Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan dibagi kedalam beberapa bagian-bagian subjek dan objek sebagaimana yang telah digambarkan dalam Struktur Ketengakerjaan. Bagian-bagian tersebut tentu memiliki pengertiannya masing-masing, entah itu pengertian secara umum, menurut para pakar ataupun menurut perundangan. Ketenagakerjaan sendiri diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 1 yang berbunyi:

“Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.”

Dikatakan bahwa ketenagakerjaan merupakan segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja. Maka tenaga kerja disini merupakan objek dari ketenagakerjaan. Sedangkan orang yang disebut sebagai tenaga kerja yaitu penduduk usia kerja

merupakan subjek ketenagakerjaan.

Ketenagakerjaan sebagai induk permasalahan menampilkan salah satu objek ketenagakerjaan yaitu tenaga kerja. Namun apakah hanya tenaga kerja yang

merupakan objek dari ketenagakerjaan, tentu saja tidak. Terdapat bagian-bagian lain yang merupakan penjelasan dari peristilahan yang ada di dalam Struktur

Ketenagakerjaan, dengan tidak melupakan bahwa penduduk merupakan subjek dari ketenagakerjaan tersebut.

Berikut ini adalah penjelasan dari peristilahan yang terdapat dalam Struktur Subjek dan Objek Ketenagakerjaan di awali dari tenaga kerja hingga bagian-bagian yang telah dikelompokkan yaitu angkatan kerja yang terdiri dari pekerja dan

penganggur dan bukan angkatan kerja yang terdiri dari sekolah, pengurus rumah tangga dan penerima pendapatan.

(5)

Definisi tenaga kerja:

 Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. (UU No. 13 Tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2)

 Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. (UU Pokok Ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1969)

Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah 15-64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut tenaga kerja.

Tenaga kerja berdasarkan batas kerjanya diklasifikasikan sebagai berikut: a. Angkatan Kerja

Menurut UU No. 20 Tahun 1999, angkatan kerja didefinisikan sebagai penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) baik yang bekerja maupun yang mencari kerja. Secara umum, angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan

menganggur.

Subjek dari angkatan kerja adalah penduduk usia kerja. Angkatan kerja dibagi ke dalam dua kelompok yaitu pekerja (employed) dan bukan pekerja atau

pengangguran (unemployed).

(6)

syarat sebagai pekerja penuh yaitu jam kerja minimal 40 jam per minggu, dan bekerja sesuai dengan keahlian atau berdasarkan pendidikan.

Sedangkan pekerja setengah pengangguran, adalah pekerja yang tidak memenuhi jam kerja minimal sehingga pendapatannya juga dibawah standar minimal. Pekerja seperti ini tingkat produktivitasnya rendah karena mereka bekerja bukan pada bidang keahliannya dan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Pengelompokkan angkatan kerja yang kedua adalah penganggur. Menurut Nanga, adalah suatu keadaan dimana seseorang tergolong dalam kategori angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Secara umum, penganggur adalah seseorang yang tidak bekerja (tidak bekerja sama sekali), tidak pula membantu pekerjaan orang lain.

Penganggur dikelompokkan menjadi beberapa jenis, diantaranya: 1) Pengangguran Friksional yaitu karena adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran; 2)

Pengangguran Musiman yaitu karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi; dan 3) Pengangguran Siklikal yaitu karena naik turunnya siklus ekonomi.

b. Bukan Angkatan Kerja

Menurut Badan Pusat Statistik, bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun atau lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga, atau melaksanakan kegiatan lainnya. Bukan angkatan kerja terdiri dari sekolah, pengurus rumah tangga dan penerima pendapatan.

Sekolah dalam perspektif ketenagakerjaan adalah penduduk berusia 15 tahun atau lebih yang masih bersekolah.

Pengurus rumah tangga adalah penduduk berusia 15 tahun atau lebih yang mengurus rumah tangga, karena sesuatu alasan mialnya pendapatan sudah cukup, mengurus anak, dan alasan lain sehingga tidak ingin bekerja atau mencari

(7)

penganggur. Pengurus rumah tangga laki-laki umumnya hanya di daerah yang wanitanya banyak menjadi TKW di luar negeri.

Sedangkan penerima pendapatan adalah penduduk berusia 15 tahun lebih yang tidak bekerja karena alasan telah menerima pendapatan dari pensiun, simpanan/sewa atas milik, dan lain-lain.

Demikian merupakan pengertian-pengertian dari Subjek dan Objek

Ketenagakerjaan yang menjadi fokus permasalahan dalam makalah ini. Selanjutnya saya akan membahas mengenai bentuk nyata dari subjek dan objek tersebut.

2.3 Bentuk Nyata dari Subjek dan Objek Ketenagakerjaan

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sub pembahasan sebelumnya bahwa objek dari ketenagakerjaan adalah tenaga kerja dan tenaga kerja sendiri telah

dikelompokkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Maka dalam sub pembahasan ini saya akan membahas mengenai Bentuk Nyata dari Subjek dan Objek Ketenagakerjaan. Yaitu:

1) Angkatan kerja, yang terdiri dari pekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan penganggur.

Pekerja. Memiliki bentuk nyata salah satunya seperti buruh/karyawan. Buruh adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainnya kepada pemberi kerja atau pengusaha. Bentuk nyata lainnya seperti Tenaga Kerja Indonesia yaitu warga negara yang bekerja di luar negeri dan Tenaga Kerja Borongan.

(8)

2) Bukan angkatan kerja, yang terdiri dari sekolah, pengurus rumah tangga dan penerima pendapatan.

Sekolah. Memiliki bentuk nyata seperti siswa/siswi yaitu peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama dan menengah atas. Mahasiswa yaitu peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. Taruna yaitu pelajar sekolah calon perwira. Pelajar yaitu peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat dasar maupun tingkat menengah. Murid yaitu peserta didik tingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Dan santri yaitu peserta didik suatu pesantren atau sekolah-sekolah salafiyah.

Pengurus rumah tangga. Memiliki bentuk nyata salah satunya seperti Ibu Rumah Tangga atau yang biasa disingkat IRT, yaitu seorang wanita menikah yang kegiatannya hanya menjalankan atau mengelola rumah keluarganya, bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya, memasak dan menghidangkan makanan, membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari, membersihkan dan memelihara rumah, menyiapkan dan menjahit pakaian untuk keluarga, dan lain sebagainya.

Penerima pendapatan. Memiliki bentuk nyata seperti Veteran

Republik Indonesia yaitu warga negara Indonesia yang bergabung dalam kesatuan bersenjata resmi yang diakui oleh pemerintahan yang berperan secara aktif dalam pertempuran membela dan

mempertahankan kedaulatan NKRI. Bentuk nyata lainnya yaitu seperti pensiunan Pegawai Negeri Sipil.

(9)

3.1 Kesimpulan

Tenaga kerja sebagai objek ketenagakerjaan dan penduduk sebagai subjek ketenagakerjaan tentu memiliki pengelompokkan/pengklasifikasiannya masing-masing. Dalam memberikan kajian mengenai Subjek dan Ketenagakerjaan ini, saya selaku penulis memberikan struktur, pembahasan peristilahan berikut dengan bentuk nyata nya. Penmbahasan dari peristilahan tersebut telah menjelaskan bahwa bagian-bagian dari tenaga kerja tidak lain merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan ketenagakerjaan.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh (Lingga et al., 2020), bahwa tampilan animasi dapat menembus ruang waktu, artinya antara penyaji dan

Senden bütün istediğim Küçük bir sevgidir, Gelen ve ağır ağır büyüyen Değil, gelen ve giden.... www.antoloji.com - kültür

Berdasarkan integrasi struktur geologi terhadap situs-situs di Kawasan Huu tersebut, maka dihasilkan data mengenai pemilihan lokasi situs yang terletak pada bagian yang

Setiap paradigma selalu mempunyai metode analisis tertentu, yang kadang-kadang sama dengan paradigma yang lain, tetapi selalu ada metode analisis data yang khas

Cost plus pricing adalah metode penentuan harga suatu produk atau jasa yang menggunakan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya tetap,.. baik yang terkait dengan

System EMS pada mobil bensin bermanfaat terutama untuk mengurangi emisi gas buang sehingga lebih ramah lingkungan, hemat bahan bakar, performa mesin yang

Kelebihan- kelebihan pendekatan Ki Hajar Dewantara adalah: (1) membiasakan siswa belajar aktif dan mandiri dalam memecahkan suatu persoalan/ masalah yang mampu mengurangi dominasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa platform Sistem Informasi Desa milik Desa Tulangan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo dikelola oleh pemerintah desa