• Tidak ada hasil yang ditemukan

memahami pertumbuhan dan perkembangan an

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "memahami pertumbuhan dan perkembangan an"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MEMAHAMI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA

SEKOLAH DASAR

Nama : Cindy Febrianti Utami / 06131381520087 PGSD 1B PALEMBANG

Mata Kuliah : Pancasila

Dosen Pengarah : Dra. Nuraini Usman, S.Pd. M. Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 2

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan ... 2

2.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar ... 11

2.3 Cara Belajar dan Mengajar Anak Usia Sekolah Dasar yang Efektif ... 13

BAB III PENUTUP ... 16

3.1 Kesimpulan ... 16

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan usaha yang terus berlangsung dan berkembang. Seiring dengan perkembangannya, studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia telah menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan dan pertumbuhan manusia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

Perkembangan anak merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya ada banyak faktor yang berpengaruh dan saling berhubungan dalam proses perkembangan anak. Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur-unsur-unsur pengalaman yang didapat dalam interaksi lingkungan. Yang keduanya (unsur bawaan dan lingkungan ) memiliki pengaruh tertentu terhadap proses perkembangan anak tersebut.

Guru terutama guru SD diharapkan mempunyai pemahaman konseptual tentang perkembangan dan cara belajar anak SD. Pemahaman konseptual ini meliputi gambaran tentang siapa anak SD dan bagaimana mereka berkembang, yang mencakup tentang karakteristik perkembangan anak usia SD dalam berbagai aspek fisik biologis, kognitif, bahasa, dan psikososial. Selain itu diperlukan adanya pemahaman-pemahaman tentang perinsip belajar anak serta peran motivasi dalam belajar anak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan? 2. Bagaimana karakteristik anak usia sekolah dasar?

3. Bagaimana cara belajar dan mengajar anak usia sekolah dasar yang efektif? 1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian pertumbuhan dan perkembangan. 2. Mengetahui karakteristik anak sekolah dasar.

3. Mengetahui cara belajar dan mengajar anak usia sekolah dasar yang efektif.

(5)

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Di dalam seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan sampai meninggal di dalamnya terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang senantiasa digunakan secara bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan tetapi saling bergantung satu dengan lainnya bahkan bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.

Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikhis atau perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu mulai dari massa konsepsi samppai mati

Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.

Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memperoleh penyesuaian diri terhadap lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan maka realisasi diri “aktualisasi diri” sangat penting perannya. Realiasasi diri memainkan peran penting dalam kesehatan mental, maka seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik secara pribadi dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat dan keinginannya dengan cara memuaskan dirinya. Tetapi pada saat yang sama harus menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima. Kurangnya kesempatan berdampak pada kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang lain dan bahkan terhadap kehidupan pada umumnya.

(6)

pola kehidupan mereka. Suatu bukti hampir semua orang takjub terhadap masa pubertas, pertumbuhan melonjak dari akhir masa kanak-kanak ke awal masa remaja. Sama halnya dengan usia lanjut ketika proses penuaan terus berlangsung seseorang telah menyadari bahwa kesehatan mulai “berkurang” dan pikiran mulai “mundur” sehingga perlu ada penyesuaian baru terhadap perubahan dalam pola kehidupan mereka.

A. Pentingnya Mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa keuntungan. Pertama, kita akan mempunyai ekspestasi yang nyata tentang peserta didik. Dari psikologi perkembangan akan diketahui pada umur berapa anak mulai berbicara dan mulai mampu berfikir abstrak. Hal-hal itu merupakan gambaran umum yang terjadi pada kebanyakan anak, disamping itu akan diketahui pula pada umur beberapa anak tertentu yang akan memperoleh keterampilan perilaku pada emosi khsusus. Kedua, pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari seorang anak. Bila seorang anak dari Sekolah Dasar tidak mau sekolah lagi karena diganggu temannya, apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang tuanya? Bila anak selalu ingin merebut mainan dari temannya apakah dibiarkan saja? Psikologi perkembangan akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukan sumber-sumber jawaban serta pola-pola anak mengenai pikiran, perasaan dan prilakunya. Ketiga, pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal. Keempat, terakhir, dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri serta bagaimana cara mengahadapi berbagai macam peserta didik dengan baik.

B. Aspek Perkembangan Anak

A. Perkembangan Fisik Anak Usia Sekolah Dasar

(7)

1) Pertumbuhan Tinggi

Pertumbuhan tinggi badan setiap anak berbeda-beda, tapi mengikuti pola yang sama.

1. Anak usia 5 tahun : tinggi tubuh 2x dari tinggi/panjang tubuh saat lahir. Setelah itu melambat 7 cm setiap tahun.

2. Anak usia 12/13 thn : tinggi anak 150 cm, masih bertambah sampai usia 18 tahun ketika mengakhiri masa remaja.

Pada akhir usia SD dan anak masuk masa puber, pertumbuhan anak laki-laki lebih lambat dari anak perempuan. Namun setelah itu, pertumbuhan laki-laki lebih cepat.

2) Perkembangan Berat Tubuh Peserta Didik.

1. Anak usia 5 tahun : berat 5x setelah dilahirkan. 2. Anak masa anak : berat 35-40 kg.

3. Anak usia 10-12 tahun (permulaan masa remaja): 4. Anak mengalami periode lemak :

a. Mengalami pematangan kelamin yang berasal dari hormone. b. Nafsu makan anak semakin besar.

c. Pertumbuhan tubuh yang cepat.

d. Penumpukan lemak pada perut, pinggul,pangkal paha, dada, sekitar rahang, leher dan pipi. Berdasarkan tipologi Sheldon (Hurlock, 1980) ada tiga kemungkinan bentuk primer anak SD, yaitu:

1.Bentuk tubuh endomorph: yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan besar.

2.Bentuk tubuh mesomorf: kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar.

3.Berat tubuh ektomorf: tampak jangkung, dada pipih, lemah dan seperti tak berotot

3) Pertumbuhan Tulang, Gigi, Otot dan Lemak.

1. Pertumbuhan tulang (jumlah dan komposis) pada peserta didik usia SD cenderung lambat dibandingkan anak awal dan remaja.

(8)

3. Pertumbuhan tulang terjadi tidak serempak dan kecepatannya berbeda, tergantung pada hormone, gizi dan zat mineral yang dikonsumsi.

4. Pada dua tahun terakhir masa anak akhir dimana terjadi periode lemak, terjadi pembengkokkan tulang karena tulang belum/tidak cukup keras menompang berat badan.

5. Pergantian gigi susu menjadi gigi tetap terjadi pada peserta didik usia SD menjadi peristiwa penting karena dapat mempengaruhi perilaku anak.

6. Perkembangan susunan syaraf pada otak dan tulang belakang mempengaruhi perkembangan indra dan berpikir anak yang berdampak pada kemampuan anak dalam belajar.

7. Sebagian peserta usia SD juga berbeda pada masa awal remaja/puber :

a) Masa ini terjadi perubahan fisik yang sangat pesat dalam ukuran tinggi, berat badan, proporsi tubuh.

b) Kematangan kelenjar dan hormone yang berkaitan engan pertumbuhan seksual.

c) Mengalami ketidakseimbangan, terlalu memperhatikan perubahan fisik, menarik diri dari pergaulan, perubahan minat/aktivitas bermain, bersikap negative/menentang, kurang PD dan sebagainya.

1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik

Pertumbuhan fisik peserta didik usia SD lebih lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa sebelumnya (masa bayi dan TK awal) dan sesudahnya (masa puber dan remaja). Jadwal waktu pertumbuhan fisik tiap anak tidak sama, ada yang berlangsung cepat, sedang atau lambat. Banyak faktor yang mempengaruh iperkembangan fisik anak:

A.Pengaruh keluarga

a) Faktor keturunan

Membuat anak menjadi gemuk dari pada anak lainnya. Perbedaan ras suku bangsa (orang Amerika,Eropa, dan Australia cenderung lebih tinggi dari pada orang Asia).

b) Faktor lingkungan

Akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan anak tersebut. Lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi tubuh.

c) Jenis Kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun.

(9)

a. Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggitubuhnya dan relatif lebih cepat mencapai masa puber dibandingkan dengan anak yang bergizi kurang.

b. Anak yang sehat dan jarang sakit biasanya mempunyai tubuh sehat dan lebih berat dibanding dengan anak yang sering sakit.

e) Status sosial dan ekonomi

a. Fisik anak dari kelompok ekonomi rendah cenderung lebih kecil dibandingkan dengan keluarga ekonomi cukup atau tinggi.

b. Keadaan status ekonomi mempengaruhi peran keluarga dalam memberi makan, gizi dan pemeliharan kesehatan serta kegiatan pekerjaan yang dilakukan anak.

B. Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar

Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berpikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Kemampuan berpikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ke tingkat yang lebih rumit dan abstrak.

Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berpikir (usia 7-12 tahun). Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, diantaranya:

1) Anak adalah pembelajar yang aktif.

Anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar secara pasif, tetapi mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas tentang dunia yang mereka hadapi.

2) Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya.

Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta-fakta yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.

(10)

4) Proses equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih komplek.

Melalui proses asimilasi dan akomodasinya, sistem kognisi seseorang berkembang dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya di lingkungan.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif peserta didik usia SD, antara lain:

1. Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan indera dalam perjalanannya ke otak (kesadaran).

2. Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan memahami sesuatu. 3. Kesempatan belajar yang diperoleh anak.

4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak mendapat pengalaman seara tidak langsung dari orang lain atau informasi dari buku.

5. Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin.

6. Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan suatu kerangka acuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.

C. Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar

Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami dan menginterpretasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa. Anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar, menendang, atau menampar. Mereka belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuahan bahasa adalah pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi.

(11)

dibedakan menjadi 3, yaitu bahasa lisan, bahasa tulis, dan bahasa isyarat. Keterampilan dalam berbahasa memiliki 4 aspek atau ruang lingkup, yaitu:

1. Keterampilan mendengarkan

2. Keterampilan berbicara

3. Keterampilan membaca

4. Keterampilan menulis

Di sekolah dasar, keterampilan mendengarkan meliputi kemampuan memahami bunyi bahasa, perintah, dongeng, drama, petunjuk, denah, pengumuman, beruta, dan konsep materi pelajaran. Keterampilan berbicara meliputi kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan mengenai perkenalan, tegur sapa,pengenalan benda, fungsi anggota tubuh, kegiatan bertanya, percakapan, berita, deklamasi, memberi tanggapan, pendapat/saran, dan diskusi. Keterampilan membaca meliputi ketrampilan memahami teks bacaan melalui membaca intensif dan sekilas. Keterampilan menulis meliputi kemampuan menulis permulaan, dikte, mendeskripsikan benda, mengarang, menulis surat, undangan, dan ringkasan paragraf.

1. Faktor Kendala dalam Mempelajari Ketrampilan Berbahasa

Meskipun pada umumnya pula perkembangan keterampilan berbahasa anak sama, namun tetapada perbedaan individual.berikut ini adalah beberapa faktor penyebab perbedaan tersebut:

1. Kesehatan

Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara dibandingkan dengan anak yang kurang sehat, sebab perkembangan aspek aspek motorik dan aspek mental berbicaranya lebih baik sehingga lebih siap untuk belajar berbicara.

2. Kecerdasan

Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, akan belajar berbicara lebih baik dan memiliki penguasaan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan berpikir.

3. Jenis kelamin

Anak perempuan lebih dalam belajar bahasa daripada anak laki-laki, baik dalam pengucapan, kosa kata maupun keseringan berbahasa.

4. Keluarga

(12)

5. Keinginan dan Dorongan Komunikasi

Semakin kuat keinginan dan dorongan untuk berkomunikasi dengan orang lain terutama teman sebaya, akan semakin kuat pula usaha anak untuk berbicara dan berbahasa.

D. Perkembangan Emosi pada Anak Usia Sekolah Dasar

Pada masa anak sekolah dasar, pada masa ini ia umumnya mulai dituntut untuk dapat mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu dengan baik bahkan sempurna.

Kemampuan melakukan hal-hal tersebut menumbuhkan kepercayaan akan kecakapannya menyelesaikan sesuatu tugas. Kalau tidak akan tumbuh atau menimbulkan perasaan rendah diri yang akan dibawanya pada taraf perkembangan selanjutnya.

Pada masa ini anak usia sekolah dasar mulai mengalami ketidak senangan berdiferensiasi di dalam rasa malu, cemas dan kecewa sedangkan kesenangan, berdiferensiasi ke dalam harapan dan kasih orang.

Oleh karena itu, tidak heran kalau terdapat siswa-siswi yang membenci atau menyenangi guru atau bidang studi tertentu. Bergantung pada kemampuan guru untuk menyelenggarakan aspek-aspek emosional tersebut.

E. Perkembangan Sosial Anak Usia Sekolah Dasar

Anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri (egosentris) kepada yang kooperatif (bekerja sama) atau sosientris (mau memperhatikan kepentingan orang lain sehingga diterima menjadi anggota kelompok).

Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan social anak dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya dan guru.

1) Kegiatan bermain

Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis dan social anak. Dengan bermain anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan berbagai pengalaman berharga. Bermain secara kelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesame teman.

(13)

Teman sebaya memberikan pengaruh pada perkembangan social baik yang bersifat positif maupun yang negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembangan konsep diri dan pembentukan harga diri. Pengaruh negatif membawa dampak seperti merokok, mencuri, membolos, menipu serta perbuatan antisosial lainnya.

F. Perkembangan Psikologi Anak Usia Sekolah Dasar

Antara pendidikan dan perkembangan anak didik harus disesuaikan, maksudnya pengajaran yang diberikan pada anak didik harus dilakukan dalam tingkatan yang sesuai dengan kemampun anak didik. Dengan begitu proses belajar mengajar akan terjalin sesuai dua arah antara pegajar dan anak didik.

Salah satu keberhasilan guru adalah apabila ia memiliki pengeruh yang besar terhadap siswanya yang mendapat inspirasi mencintai ilmu pengetahuan, rajin bekerja dan belajar. Banyak pada awal pelajaran orang tua mengeluh anaknya tidak memiliki potensi untuk belajar rajin, tetapi setelah guru membina dan mendidik, anak didiknya menunjukkan peningkatan potensi yang tajam hingga melampaui siswa-siswi yang lain. Hal ini dapat terjadi karena setiap guru pun memiliki karakter dan kemmpuan yang berlainan.

1. Implementasi Dalam Pembelajaran di SD

Sebagai individu yang sedang berkembang, maka anak tingkat Sekolah Dasar akan memperlihatkan perbedaan personalnya. Baik perkembangan intelektual, moral maupun kemampuannya. Kondisi demikian dapat memberikan perhatian seorang guru terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Anak-anak SD memerlukan pelatihan khusus, sehingga potensi mereka yag bervariasi bisa muncul

Untuk memenuhi kebutuhan anak dalam perbedaan tersebut, sekolah dapat menyediakan kegiatan ekstrakurikuler seperti les mata pelajaran, kegiatan seni pramuka, dan lain-lain. Maka diperlukan suatu cara pembelajaran yang “hidup” dalam arti yang memberikan banya kesempatan kepada anak untuk memfungsikan unsure-unsur kemampuan yang dimilikinya.

G. Perkembangan Moral Anak Usia Sekolah Dasar

(14)

juga tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak. Perkembangan moral tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak.

Menurut Piaget, anatar usia 5-12 tahun konsep anak mengenaia keadilan sudah berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral menggantikan moral yang kaku. Misalnya: bagi anak usia 5 tahun, berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh karenanya berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpendapat bahwa anak yang lebih muda ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun mereka sudah bergerak ke tingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomous.

Kohlberg menyatakan adanya 6 tahap perkembangan moral. Ke-enam tahap tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yakni tingkatan:

1) Pra-konvensional, anak peka terhadap peraturan-peraturan yang belatar belakang budaya dan terhadap penilaian baik-buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu tindakan.

2) Konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap sebagai sesuatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak tidak perduli apapun akan akibat-akibat langsung yang terjadi. Sikap yang nampak pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal, ingin menjaga, menjunjung dan member justifikasi pada ketertiban.

3) Pasca-konvensional, ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang sohih serta dapat dilaksanakan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak.

2.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

(15)

1. Masa kelas rendah sekolah dasar (6 tahun sampai usia sekitar 8 tahun atau kelas 1 sampai kelas 3). Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah sebagai berikut : a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.

b. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional.

c. Adanya kecenderungan memuji sendiri.

d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu dirasainya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.

e. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting. f. Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

2. Masa kelas tinggi sekolah dasar ( ( tahun sampai kira-kira umur 12 tahun atau kelas 4 sampai kelas 6). Beberapa sifat khas anak0anak pada masa ini antara lain adalah sebagai berikut:

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

b. Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus. d. Sampai kira-kira umur 11 anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya. Setelah kira-kira umur 11 pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri.

e. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang paling tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.

f. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat aturan permainan yang tradisional, merek membuat peraturan sendiri.

g. Peran manusia idola yang sempurna. Karena itu guru acapkali dianggap sebagai manusia yang serba tahu.

(16)

Memahami cara belajar anak adalah kunci pokok untuk menunjang keberhasilan anak. Sebaliknya, jika cara belajar anak tidak dipahami, maka hasilnya akan kurang maksimal. Secara umum, cara belajar adalah bagaimana seseorang menangkap, mengerti, memproses, mengungkapkan, dan mengingat suatu informasi.

Cara belajar anak SD dibanding orang dewasa mempunyai perbedaan yang besar. Menurut Piaget (1950), setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata. Schemata adalah sistem konsep yang merupakan hasil pemahaman anak atas objek yang berada di sekitar anak. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi yaitu menghubungkan objek baru dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran, sedangkan akomodasi adalah proses memanfaatkan konsep-konsep yang sudah ada dalam pikiran untuk menafsirkan objek baru.

Kedua proses tersebut akan berlangsung secara terus menerus sehingga membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan demikian anak akan dapat membangun pengetahuan melalui interaksi secara langsung dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya. Demikianlah “Cara Belajar Anak Sekolah Dasar”

A. TAHAPAN BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia sekolah dasar tersebut, anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:

1. Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak.

2. Mulai berpikir secara operasional.

3. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan bendabenda. 4. Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah

sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat.

5. Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.

6. Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:

a. Konkret

(17)

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

b. Integratif

Pada tahap usia sekolah dasar, anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.

c. Hierarkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.

B. PENGEFEKTIFAN CARA BELAJAR ANAK SD

Agar proses pembelajaran efektif, artinya pengajar harus mampu memberikan pelajaran yang menggunakan semua indera tersebut di atas untuk bisa menjangkau semua murid. Yang dapat dilakukan:

A. Beberapa ide agar anak-anak yang cenderung visual dapat belajar dengan lebih baik: 1. Pilihkan buku dengan gambar yang berwarna-warni, namun bukan buku komik. 2. Menonton video dan melihat foto.

3. Membuat kliping dari majalah bekas.

4. Mewarnai, menggambar dan membuat kolase.

5. Menghias : ajak anak anda memilih hiasan rumah, kebun, hadiah atau hiasan apa saja.

6. Gunakan flash card untuk belajar warna, bentuk, pola, huruf dan angka.

B. Beberapa ide agar anak-anak yang cenderung auditorial dapat belajar dengan lebih baik :

1. Mendengarkan musik. Cari tahu musik apa yang mereka sukai dan gunakan musik untuk mengatur suasana hati mereka sebelum, saat (sebagai latar belakang) dan sesudah (sebagai hadiah/reward) belajar.

2. Masukkan musik ke dalam topik yang sedang dipelajari, misalnya irama tertentu untuk mengingat suatu pelajaran. Mereka akan lebih cepat menyerap pelajaran tersebut.

(18)

4. Berceritalah dalam mengajarkan sesuatu dan gunakan nada yang berbeda untuk menekankan topik tersebut.

C. Beberapa ide agar anak-anak yang cenderung kinestetik dapat belajar dengan lebih baik:

1. Menari : gunakan lagu dengan irama yang menyenangkan.

2. Memasak : biarkan mereka berkreasi dan belajar mengukur, menghitung, membaca sambil mengaduk sesuatu.

3. Pekerjaan tangan (art & craft) : menggunting, menempel, menggambar, finger painting, membuat sesuatu dengan ’play dough’.

4. Gunakan metode ’hands-on’ dimana anak harus mecoba melakukan sesuatu sendiri dan bukan hanya menyaksikan demo.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Adapun manfaat mempelajari pertumbuhan dan perkembangan peserta didi SD/MI bagi pendidik yaitu:

1. Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek fisik, aspek kognitif, emosi, sosial, psikologis dan moral.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2003. Hakekat Studi Sosial. Bandung: Alfabeta Bandung.

Setiadi, Elly M. Dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Prenada Media Group.

Sarwono, Sarlito W. Dan Eko A. Meinarno. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

http://nunckyastarinadewi.blogspot.co.id/2014/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html (di akses tanggal 28 November 2015)

https://dindhut.wordpress.com/2014/03/09/makalah-perkembangan-anak-pada-usia-sekolah/ (di akses tanggal 28 November 2015)

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diduga karena dosis vitamin C pada perlakuan D (24 mg/ 100 g) yang diimbangi dengan protein 35,01% dapat membantu pertahanan tubuh kepiting bakau ( Scylla

Bila jarak kota A ke kota B hendak ditempuh dengan kecepatan rata- rata 60 km/jam, maka waktu yang diperlukan Budi menempuh jarak tersebut adalah ….. Jika kecepatan rata-rata bis 60

Menurut Sitiatava (2013: 86) inkuiri merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi melalui observasi atau eksperimen untuk memecahkan suatu masalah

Manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan sumber acuan bagi penelitian lebih lanjut mengenai pelat timbal bekas tutup instalasi listrik pada atap rumah

Bentuk dasar VRP secara umum berkaitan dengan masalah penentuan suatu rute kendaraan ( vehicle ) yang melayani suatu pelanggan yang diasosiasikan dengan titik dengan permintaan

Pada saat ini begitu banyak kota kota di Indonesia yang mengalami perkembangan yang sangat pesat untuk terwujudnya kota yang maju dan sejahtera , seperti halnya kota semarang,

Proses mengajar yang diterapkan Pesantren Darul Hikmah dengan siswi senior sebagai pembimbing dalam kegiatan public speaking (muhadoroh) merupakan cara yang tepat karena

“rasio lancar digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, juga sangat membantu manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang