• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penawaran Produk dan Jasa Pada Pegadaian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penawaran Produk dan Jasa Pada Pegadaian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Penawaran Produk dan Jasa Pada Pegadaian Syariah

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu : Zein Muttaqin S.E.I., M.A.

Disusun oleh :

Magfirah Dewi Alfaiz 14423114

Setianing Tanjung

14423120

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 16 Desember 2016

(3)

DAFTAR ISI

Cover………..1

Kata pengantar………2

Daftar isi……….3

Bab I, Pendahuluan………..4

A. Latar belakang masalah B. Rumusan masalah Bab II, Pembahasan………5

A. Pengertian B. Dasar hukum C. Produk dan jasa gadai syariah D. Mekanisme operasional gadai syariah E. Analisis SWOT gadai syariah Bab III, Penutup………9 Kesimpulan

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan perekonomian dan dunia bisnis selalu diikuti oleh perkembangan kebutuhan akan kredit dan pemberian fasilitas kredit yang selalu memerlukan jaminan dimana hal ini dilakukan demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam arti piutang yang terjamin dengan adanya jaminan, inilah yang mendasari pentingnya lembaga jaminan. Bentuk lembaga jaminan, sebagian besar mempunyai ciri-ciri internasional yang dikenal hampir di semua negara dan perundang-undangan modern, yaitu bersifat menunjang perkembangan ekonomi dan perkreditan serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas modal. Gadai merupakan lembaga jaminan yang dikenal di kehidupan masyarakat dalam upaya mendapatkan dana yang digunakan untuk berbagai kebutuhan.

Islam datang dengan serangkaian pemahaman tentang kehidupan yang membentuk pandangan hidup tertentu. Islam hadir dalam bentuk garis-garis hukum yang global yakni makna makna tekstual yang umum, yang mampu memecahkan seluruh problematika kehidupan manusia baik yang meliputi aspek ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah). Dengan demikian akan dapat digali berbagai cara pemecahan setiap masalah yang timbul dalam kehidupan manusia. Agama islam juga mengajarkan kepada umatnya supaya hidup saling tolong-menolong, yang kaya harus menolong yang miskin yang mampu harus menolong ini bisa berupa pemberian dan bisa berupa pinjaman.

Hadirnya pegadaian syariah sebagai sebuah lembaga keuangan formal yang berbentuk unit dari perum pegadaian di Indonesia, yang bertugas menyalurkan pembiayaan dalam bentuk permberian uang pinjaman kepada masyarakat yang embutuhkan berdasarkan hukum gadai syariah merupakan suatu hal yang perlu mendapatkan sambutan positif. Dalam gadai syariah yang terpenting adalah dapat memberikan kemaslahatan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat dan menjauhkan diri dari praktik-praktik riba’, qimar (spekulasi), maupun gharar (ketidaktransparan) yang berakibat terjadinya ketidakadilan dan kedzaliman pada masyarakat dan nasabah.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana mekanisme operasional pegadaian syariah ?

2. Bagaimana penawaran pedagaian syariah terhadap produk dan jasa ?

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian

Transaksi hukum gadai dalam fikih Islam disebut ar-rahn. Ar-rahn adalah suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai tanggungan utang. Pengertian ar-rahn dalam bahasa Arab adalah ats-tsubut wa ad-dawam, yang berarti “tetap” dan “kekal” seperti dalam kalimat maun rahin, yang berarti air yang tenang. Hal itu, berdasarkan firman Allah SWT dalam QS. Al Muddatstsir (74) ayat (38) yaitu : “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yarg telah diperbuatnya.”. Pengertian “tetap” dan “kekal” dimaksud, merupakan makna yang tercakup dalam kata al-habsu, yang berarti menahan. Kata ini merupakan makna yang bersifat materiil. Karena itu, secara bahasa kata ar-rahn berarti menjadikan sesuatu barang yang bersifat materi sebagai pengikat utang (Ali Zainuddin, 2008).

Pengertian gadai (rahn) dalam hukum Islam (syara') adalah menjadikan suatu barang yang mempunyai nilai harta dalam pandangan syara’ sebagai jaminan utang yang memungkinkan untuk mengambil seluruh atau sebagian utang dari barang tersebut (Anshori, 2007).

Sedangkan imam Taqiyyudin Abu Bakar Al-Husaini mendefenisikan rahn sebagai akad atau perjanjian utang piutang dengan menjadikan marhun sebagai kepercayaan atau penguat marhun bih dan murtahin berhak menjual dan melelang barang yang di gadaikan itu pada saat itu menuntut haknya.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gadai (rahn) adalah menahan barang jaminan yang bersifat materi milik peminjam (rahin) sebagai jaminan atau pinjaman yang diterimanya, dan barang yang diterima tersebut bernilai ekonomi sehingga pihak yang menahan (murtahin) memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian utangnya dari barang gadai dimaksud bila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar utang pada waktu yang telah ditentukan.

B. Dasar hukum

Dasar hukum yang menjadi landasan gadai syariah adalah ayat-ayat Al-Qur’an, hadist dan ijtihad sebagai berikut:

1. Al-Qur’an

(6)

sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikan-nya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Hadi solikul Muhammad, 2003)

2. Hadist

Hadist (sabda, perbuatan, takrir atau ketetapan, Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan hukum Islam) A'isyah ra berkata: “bahwasanya Rasulullah saw membeli makanan dari seorang Yahudi dengan menggadaikan baju besinya”. (HR. Muslim)

3. Ijtihad

Berdasarkan Al-qur’an dan hadist di atas menunjukkan transaksi atau perjanjian gadai di benarkan dalam islam bahkan nabi pernah melakukannya. Namun demikian,perlu di lakukan pengkajian mendalam dengan melakukan ijtihad.

C. Produk dan jasa gadai syariah

Produk dan jasa yang dapat di tawarkan oleh gadai syariah kepada masyarakat, yaitu antara lain: 1. Pemberian pinjaman atau pembiayaan atas dasar hukum gadai syariah (rahn), yaitu

pegadaian syariah mensyaratkan penyerahan barang gadai oleh nasabah (rahin) untuk mendapatkan uang pinjaman, yang besarnya sangat ditentukan oleh nilai barang yang digadaikan.

2. Penaksiran nilai barang, pegadaian syariah memberikan jasa penaksiran atas nilai barang yang akan digadaikan oleh calon nasabah (rahin). Demikan juga nasabah yang bermaksud menguji kualitas barang yang dimilikinya dan tidak hendak menggadaikan barangnya. Jasa tersebut diberikan karena pegadaian syariah mempunyai alat penaksir yang keakuratannya dapat diandalkan, serta sumber daya manusia yang berpengalaman dalam menaksir. Jasa penaksiran ini hanya dipungut berupa biaya penaksiran.

3. Penitipan barang, pegadaian syariah memberikan jasa penitipan barang untuk masyarakat yang ingin menitipkan barang berdasarkan pertimbangan keamanan dan alasan lainnya. Atas jasa penitipan tersebut pegadaian syariah memungut ongkos penyimpanan.

(7)

D. Mekanisme operasional gadai syariah

Mekanisme operasional gadai syariah sangat penting untuk diperhatikan, karena jangan sampai operasional gadai syariah tidak efektif dan efisien. Mekanisme operasional gadai syariah haruslah tidak menyulitkan calon nasabah yang akan meminjam uang atau akan melakukan akad hutang-piutang. Ketentuan pelaksanaan gadai atau rahn dapat dirumuskan apabila telah diketahui beberapa hal yang terkait diantaranya :

1. Kedudukan barang gadai

Selama ada di tangan pemegang gadai, kedudukan barang gadai hanya merupakan suatu amanat yang dipercayakan kepadanya oleh pihak penggadai (basyir, 1983:53). Untuk menjaga keselamatan barang gadai tersebut dapat diadakan persetujuan untuk menyimpannya pada pihak ketiga, dengan ketentuan bahwa persetujuan itu baru diadakan setelah perjanjian gadai terjadi.

2. Pemanfaatan barang gadai

Pada dasarnya barang gadai tidak boleh di ambil manfaatnya, baik oleh pemiliknya maupun oleh penerima gadai. Hal ini disebabkan status barang tersebut hanya sebagai jaminan utang dan sebagai amanat bagi penerimanya. Namun apabila mendapat izin dari masing-masing pihak yang bersangkutan, maka barang tersebut boleh dimanfaatkan. 3. Risiko atas kerusakan barang gadai

Apabila murtahin sebagai pemegang amanat telah memelihara barang gadai dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keadaan barang, kemudian tiba-tiba barang tersebut mengalami kerusakan atau hilang tanpa disengaja, maka para ulama dalam hal ini berbeda pendapat mengenai siapa yang harus menanggung risikonya.

Ulama mazhab syafi’I dan hambali berpendapat bahwa murtahin tidak menanggung risiko apapun. Namun ulama mazhab hanafi berpendapat bahwa murtahin menanggung risiko sebesar harga barang yang minimum. Perhitungan mulai pada saat diserahkannya barang gadai kepada murtahin sampai hari rusak atau hilangnya. (basyir, 1983:54)

4. Pemeliharaan barang gadai

Para ulama syafi’iyah dan hanabilah berpendapat bahwa biaya pemelihaaan barang gadai menjadi tanggungan penggadai dengan alasan bahwa barang tersebut berasal dari penggadai dan tetap merupakan miliknya. Sedangkan ulama hanifiah berpendapat lain biaya yang diperlukan untuk menyimpan dan memelihara keselamatan barang gadai menjadi tanggungan penerima gadai dalam kedudukannya sebagai orang yang menerima amanat.

5. Kategori barang gadai

(8)

E. Kekuatan kelemahan peluang dan ancaman gadai syariah

Dengan analisa SWOT,maka dapat diidentifikasi berbagai faktor yang secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Lembaga Gadai Syariah). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength)dan peluang (opportunity) namun secara bersamaan dapat memanimalkan kelemahan (weaknes) dan ancaman (treath). Berdasarkan analisa SWOT dapat dilihat kelebihan maupun kekurangan gadai syariah apabila di bandingkan pegadaian konvensional. (Rais sasli, 2006)

Kekuatan (strength) gadai syariah bersumber dari:

a) Dukungan umat islam merupakan mayoritas penduduk Indonesia b) Dukungan lembaga keuangan islam diseluruh dunia

c) Pemberian pinjaman lunak qardhul hasan dan pinjaman /pembiayaan mudharabah dan bai’ al muqayadah dengan sistem bagi hasil pada gadai syariah sangat sesuai dengan kebutuhan pembangunan.

Kelemahan (weakness) gadai syariah, adalah :

a) Berprasangka baik kepada semua nasabah nya dan berasumsi bahwa semua orang yang terlibat dalam perjanjian bagi hasil adalah jujur, yang hal akan menjadi boomerang bagi lembaga gadai syariah.

b) Memerlukan metode penghitungan yang rumit, apabila digunakan bagi hasil terutama dalam menghitung biaya yang dibolehkan dan pembagian laba untuk nasabah-nasabh kecil.

c) Karena menggunakan konsep bagi hasil, pegadaian syariah lebih banyak memerlukan tenaga-tenaga professional yang handal, bukan hanya mengerti operasional gadai syariah, namun juga mengerti tentang “aturan” islam nya itu sendiri, yang hal ini masih minim dimiliki oleh pegadaian syariah.

d) Keterbatasan murtahin yang dapat dijadikan jaminan.

e) Memerlukan adanya seperangkat peraturan dalam pelaksanaan nya untuk pembinaan dan pengawasan nya.

Peluang (opportunity) gadai syariah adalah :

a) Munculnya berbagai lembaga bisnis syariah (lembaga keuangan syariah) b) Adanya peluang ekonomi bagi berkembangnya pegadaian syariah Ancaman (Threath) gadai syariah adalah :

a) Dianggap adanya fanatisme agama

(9)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Gadai (rahn) adalah menahan barang jaminan yang bersifat materi milik peminjam (rahin) sebagai jaminan atau pinjaman yang diterimanya, dan barang yang diterima tersebut bernilai ekonomi sehingga pihak yang menahan (murtahin) memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian utangnya dari barang gadai dimaksud bila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar utang pada waktu yang telah ditentukan.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Rais sasli. 2006. Pegadaian syariah:konsep dan sistem operasional. Uii press. Hadi solikul Muhammad. 2003. Pegadaian syariah. Salemba diniyah.

Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Gadai Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.

Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Gadai Syariah di Indonesia. Jakarta: Gadjah Mada Univercity Press.

Sholikul Hadi, M. 2003. Pegadaian Syariah. Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba Diniyah. ejournal.unesa.ac.id/article/8904/57/article.pdf

Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Gadai Syariah. Bandung : Alfabeta. jurnalskripsi.com/search/pegadaian-syariah-pdf

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja.2005. Hak Istimewa, Gadai, dan Hipotek. Kencana: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

trn darr kulit ikan patin sebagai bahan baku dengan melakukan penelitian terhadap penanganan bahan baku, penentuan kondisi yang terbaik untuk proses pengembangan kulit

Berdasarkan hasil observasi di PT Mitra Beton Perkasa Kudus, permasalahan yang terjadi pada perusahaan tersebut adalah penurunan kinerja karyawan terhadap disiplin

Untuk pengendali 2 derajat kebebasan tipe paralel, jenis – jenis pengendali yang dirancang meliputi pengendali Proporsional Derivative (PD), pengendali

Islam tidak menolak usaha menghasilkan laba, oleh karenanya tidak ada alasan bagi lembaga keuangan bank untuk tidak masuk dalam suatu kemitraan dengan pengusaha dan meminjamkan

Ingin menembusi pasaran tempatan dan antarabangsa dalam sektor industri daging Ingin menembusi pasaran tempatan dan antarabangsa dalam sektor industri daging  puyuh setanding

Dapat disimpulkan bahwa mobile XXX handal dan dapat dipercaya, mobile XXX dapat menjaga janji dan komitmennya terhadap konsumen, mobile XXX selalu mengedepankan konsumen

“Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

Dari definisi yang dikemukakan tersebut dapat diambil intisari bahwa gadai ( rahn ) adalah menjadikan suatu barang sebagai jaminan atau utang dengan ketentuan