• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA BISNIS DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ETIKA BISNIS DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA BISNIS DAN PELESTARIAN

LINGKUNGAN HIDUP

DISUSUN

OLEH

TEDDY

ANGGARA

PUTRA

( 1610210767 )

DIYNI FARID

IMTIYAZ (

16102

10667 )

DIPHA BAGUS

PRAKASA ( 1610210577 )

SM 6 / SEMESTER 4

Program Studi S-1 Managemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

5.1 Persoalan dan isu-isu Lingkungan Hidup

(2)

pengaruh negatif dari industri atas lingkungan hidup. Masalah sekitar lingkungan mengakibatkan timbulnya kota–kota yang suram dan kotor. Tempat penghunian yang ada disekitar pabrik– pabrik diasosiasikan dengan suasana asap, jelaga, dan bau tak sedap.

Menurut Jacson (1993), dewasa ini menusia hidup berada dalam empat krisis besar, yaitu :

1. Masalah populasi penduduk

Pertumbuhan penduduk membawa konsekuensi bertambahnya kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Selain itu, manusia yang bertambah banyak membutuhkan pula penambahan ruang hidup di muka bumi ini, sedangkan pada kenyataannya luas perumukaan bumi tetap. Akibatnya, dapat terjadi suatu ketimpangan antara kebutuhan dan ketersediaan alam. Manusia cenderung mendahulukan kepentingan jangka pendek daripada kepentingan jangka panjang.

2. Masalah sumber daya alam

Setiap sumber daya alam di muka bumi in pasti memiliki manfaat bagi umat manusia. Pemanfaatannya bergantung pada umat manusia itu sendiri. Manusia harus memiliki rasa kesadaran dan tanggung jawab untuk menjaga kelestariannya agar dapat dimanfaatkan sepanjang masa. Pelestarian berbagai jenis sumber daya alam merupakan bagian dari pelestarian lingkungan. Sumber daya alam merupakan bagian dari lingkungan. Dalam memanfaatkan sumber daya alam, harus menggunakan cara-cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya alam tidak merata di permukaan bumi, dan adanya sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui.

3. Masalah pencemaran lingkungan

(3)

peruntukannya untuk per orang, tetapi juga disebabkan oleh hasil buangannya yang meningkatkan setiap tahun.

4. Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi)

Kemajuan teknologi yang meningkat secara cepat dan terus-menerus tanpa perencanaan yang mantap dan matang akan membuka kemungkinan makin meningkatkan pencemaran lingkungan. Pada hakikatnya teknologi dapat membawa kesejahteraan bagi manusia tetapi teknologi dapat pula mengancam keselamatan manusia dan membawa bencana.

5.2 Lingkungan hidup dan ekonomi

1. Lingkungan hidup sebagai “the commons”

Di zaman modern, bisnis dikendalikan begitu saja, lingkungan dianggapnya sebagai milik umum sehingga perusahaan bebas saja melakukan bisnisnya meskipun bisnis tersebut dapat memperburuk keadaan lingkungan. The commons adalah ladang umum yang dulu dapat ditemukan dalam banyak daerah pedesaan di Eropa dan dimanfaatkan secara bersama-sama oleh semua penduduknya (pengertian ini mirip dengan “tanah hak ulayak” di beberapa daerah di Indonesia). The commons juga sering diartikan sebagai padang rumput yang dipakai oleh semua penduduk kampung sebagai tempat pengangonan ternak. Dalam zaman modern, sistem tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi. Bagi masyarakat yang bersangkutan hal tersebut merupakan suatu kejadian perubahan sosial ekonomi yang besar, karena menjadi awal mula kepemilikan tanah dalam kuantitas besar oleh orang kaya. Kemudian pada abad ke-12 the commons dihapuskan dan diganti dengan nama enclosure (pemagaran).

(4)

semua orang mengejar kepentingan diri masing-masing dalam konteks lingkungan hidup, tidak akan dihasilkan kemakmuran umum, melainkan justru kehancuran bersama.

2. Lingkungan hidup tidak lagi eksternalitas

Pengandaian tentang sumber-sumber daya alam itu tak terbatas harus disingkirkan. Mau tidak mau perlu kita akui bahwa lingkungan hidup dan komponen-komponen di dalamnya tetap terbatas, walupun barangkali tersedia dalam kuantitas besar. Sumber daya alampun ditandai dengan kelangkaan. Jika komponen-komponen lingkungan hidup mempunyai harga ekonomis, maka lingkungan hidup tidak lagi merupakan eksternalitas untuk ekonomi. Eksternalitas dalam ekonomi maksudnya adalah faktor-faktor yang sebenarnya bersifat ekonomis, tapi tetap tinggal diluar perhitungan ekonomis.

3. Pembangunan berkelanjutan

Jika krisis lingkungan dipertimbangkan dengan serius, bagi ekonomi masih ada suatu konsekuensi lain yang sulit dihindarkan, sedangka ekonomi selalu menekankan perlunya pertumbuhan. Pada tahun 1972 the Club of Roma menerbitkan buku Limits to Growt yang membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi terus-menerus tidak mungkin dicocokkan dengan keadaan terbatas dari sumber daya alam. Buku ini banyak memicu diskusi tentang perlunya membatasi pertumbuhan ekonomi. Karena, kapasitas alam untuk menampung tekanan polusi udara , air, dsb tidak dapat diimbangi dengan teknologi baru. Karena faktor itulah pembatasan pertumbuhan ekonomi harus dilakukan.

5.3 Dasar-dasar Etika tanggung jawab perusahaan pada upaya Pelestarian Llingkungan Hidup

(5)

bisnis adalah melestarikan lingkungan hidup atau memanfaatkan sumber daya alam sedemikian rupa hingga kualitas lingkungannya tidak dikurangi tetapi bermutu sama seperti sebelumnya.

1. Hak dan Deontologi

Dalam sebuah artikel terkenal yang untuk pertama kali terbit pada 1974, William T. Blackstone mengajukan pikiran bahwa setiap manusia berhak atas lingkungan berkualitas yang memungkinkan dia untuk hidup dengan baik. Ia menyebutnya the right to to a livable environment. Lingkungan yang berkualitas tidak saja merupakan sesuatu yang sangat diharapkan, tetapi juga sesuatu yang harus direalisasikan karena menjadi hak setiap manusia.. Manusia berhak atas lingkungan yang berkualitas karena mempunyai hak moral atas segala sesuatu yang perlu untuk hidup dengan pantas sebagai manusia, artinya yang memungkinkan dia memenuhi kesanggupannya sebagai mahluk yang rasional dan bebas. Jika kita mempunyai hak atas lingkungan yang berkualitas, bisa saja hak-hak ini mengalahkan hak lain. Menurut Blackstone, hal itu kini menjadi aktual dengan hak-hak ekonomis yang didasarkan atas hak milik pribadi. Dalam konteks ekonomi pasar bebas, setiap orang berhak untuk memakai miliknya guna menghasilkan keuntungan. Tetapi hak atas lingkungan yang berkualitas bisa saja mengalahkan hak seseorang untuk memakai miliknya dengan bebas. Jika perusahaan memiliki tanah sendiri, tetap tidak boleh membuang limbah disitu, karena dapat mencemari lingkungan yang tidak pernah menjadi milik pribadi begitu saja. Dengan banyak cara lain lagi hak milik pribadi dari beberapa orang bisa dibatasi atau malah dikalahkan oleh hak seluruh masyarakat atau lingkungan berkualitas. Pandangan hak ini akhirnya berdasarkan teori deontologi yang menegaskan bahwa manusia selalu harus diperlakukan juga sebagai tujuan pada dirinya dan tidak pernah sebagai sarana belaka.

2. Utilitarianisme

(6)

sudah jelas pelestarian lingkungan hidup membawa keadaan paling menguntungkan untuk seluruh umat manusia, termasuk juga generasi-generasi yang akan datang. Jika kelompok terbatas misalnya, para pemegang hak penguasaan hutan (HPH) mengeksploitasi alam dengan seenaknya dan dengan demikian memperoleh untung banyak, hal itu justru bisa mengakibatkan kondisi yang membawa penderitaan besar bagi banyak orang. Jika kita tidak melanjutkan pembangunan berkelanjutan kita akan merugikan semua generasi setelah kita. Perhitungan ekonomis tidak boleh dibatasi pada keuntungan untuk kelompokmkecil atau saat sekarang saja.

Dalam konsep utilitarianisme, sudah menjadi jelas bahwa lingkungan hidup tidak lagi boleh diperlukukan sebagai suatu eksternalitas ekonomis. Perhitungan cos benefit pada dasarnya menjalankan suatu pendekatan utilitarian, tetapi kalau begitu dampak atas lingkungan tidak diperhitungakan dalam biaya manfaat,pendekatan itu menjadi tidak etis, apalagi jika kerusakan dibebankan pada orang lain.

3. Keadilan

Pendasaran bagi tanggung jawab untuk untuk melestarikan lingkungan hidup dapat dicari juga dalam tuntutan etis untuk mewujudkan keadilan. Kalau begitu keadilan distributuf, artinya keadilan yang mewajibkan kita untuk membagi dengan adil. Sebagaimana sudah kita lihat, lingkungan hidup menyangkut tentang kelangkaan dan karena itu harus “di bagi” dengan adil. Perlu dianggap tidak adil, bila kita memanfaatkan alam demikian rupa, sehingga orang lain misalnya generasi-generasi yang akan datang tidak bisa lagi memakai alam untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan baik. Dibawah ini kami menyajikan tiga cara, tetapi tidak mustahil ada cara lain lagi untuk mengaitkan keadilan dengan masalah lingkungan hidup.

a) Persamaan

(7)

atau banjir akibat kerusakan lingkungan. Atau kita lihat saja bagaimana keadaan diperkampungan kumuh yang mengelilingi daerah industri. Hal-hal semacam itu harus dinilai tidak adil, karena menurut keadilan distributif semua orang harus diperlakukan sama, jika tidak ada cara relevan untuk memperlakukan dengan cara berbeda.

b) Prinsip Penghematan Adil

Dalam rangka pembahasannya tentang keadilan distributif,John Rawls pun berbicara tentang masalah lingkungan hidup, tetapi ia mengaitkannya bukan dengan keadaan sekarang, melainkan dengan generasi-generasi yang akan datang. Kita tidak berlaku dengan adil, bila kita mewariskan lingkungan yang rusak kepada generasi-generasi sesudah kita. Untuk itu ia merumuskan the just saving principle, “prinsip penghematan adil”. Artinya, kita harus menghemat dalam memakai sumber daya alam, sehingga masih tersisa cukup bagi generasi-generasi yang akan datang. Waktu Rawls merumuskan prinsip ini agaknya ia terutama memikirkan sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui seperti batu bara, gas, logam, dan minyak bumi. Tetapi sumber daya alam semacam itu mau tidak mau kita habiskan, bila kita pakai terus. Kalau kita mengekstraksi minyak bumi sekarang, tidak mungkin kita serentak juga menyimpannya untuk semua generasi yang akan datang. Keadilan hanya menuntun bahwa kita meninggalkan sumber-sumber energi alternatif bagi generasi-generasi sesudah kita. Tetapi prinsip penghematan adil lebih mendesak untuk diterapkan pada integritas alam.

a. Keadilan Sosial

(8)

lingkungan hidup. Jika di Eropa satu perusahaan memutuskan untuk tidak lagi membuang limbah industrinya ke dalam laut utara, kualitas air laut dan keadaan flora dan faunanya hampir tidak terpengaruhi, selama terdapat ribuan perusahaan di kawasan itu yang tetap mencemari laut dengan membuang limbahnya.

Kini sudah tampak beberapa gejala yang menunjukkan bagaimana lingkungan hidup memang mulai disadari sebagai suatu masalah keadilan social yang berdimensi global. Di mana-mana ada Lembaga Swadaya Masyarakat yang aktif di bidang lingkungan hidup. Di beberapa Negara di Eropa Barat malah ada partai politik yang memiliki sebagian program pokok memperjuangkan kualitas lingkungan hidup. Walaupun di bidang lingkungan hidup sebagai masalah keadilan social para individu masing-masing tidak berdaya, itu tidak berarti bahwa manusia perorangan sebaiknya diam saja. Keadilan social dalam konteks lingkungan hidup barangkali lebih mua terwujud dengan kesadaran atau kerja sama semua individu, ketimbang keadilan social pada taraf perburuan, karena pertentangan kelas dan kepentingan pribadi di sini tidak begitu tajam. Masalah lingkungan hidup menyangkut masa depan kita semua. Jika ada kesadaran umum, bersama-sama akan dicapai banyak kemajuan.

KASUS PT GALUH CEMPAKA

(9)

keasaaman air sungai mencapai ph 2,97. Hal ini sangat bertentangan dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan, yaitu tingkat ph normal air sungai sebesar 6 hingga 9 ph. Selain itu efek dari penambangan tersebut mengancam ketahanan pangan dikota Banjarbaru. Lumbung padi kota banjarbaru terancam dengan aktivitas penambangan PT Galuh Cempaka. Dampak lingkungan ini juga menuruni fungsi sungai sebagai pengatur tata air, minimal pada tiga sungai di kelurahan palam. Penyebabnya tak lain pengelolaan tambang yang carut marut dimana perencanaan pertambangan tidak mengakomodir kepentingan masyarakat sekitar dan terkesan arogan.

Setelah ditelusuri ternyata dokumen AMDAL yang dibuat PT Galuh Cempaka cacat hukum dan pada implementasinya juga tidak dijalankan. Dengan kata lain dokumen amdal hanya sebagai persyaratan administrasi belaka. Dampak langsung yang terjadi adalah penurunan kualitas air yang menyebabkan rusaknya fungsi biologis. Hal ini terlihat dari ikan-ikan yang mati, tidak mengalirnya air secara normal bahkan dua sungai tidak berfungsi. Belum lagi genangan air banjir yang mengakibatkan terendamnya ribuan hektare sawah masyarakat yang berakibat pada keterlambatan panen untuk musim tanam. Jika hal ini terus dibiarkan dapat mengakibatkan penurunan kualitas air yang akan mengancam kepunahan biota air. Sungai yang tidak berfungsi sebagai pengatur tata air akan mengakibatkan krisis yang lebih jauh dan berdampak besar berupa krisis ketahanan pangan yang dapat mengakibatkan krisis ekonomi. Masalah ini dianggap sebagai kejahatan korporasi lingkungan karena sudah jelas melanggar UU yang telah ditatapkan, yaitu UU No 23 Tahun 1997, Tentang pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab VI Pasal 20 ayat 1 “Tanpa suatu keputusan izin, setiap orang dilarang melakukan pembuangan limbah ke media lingkungan hidup.

(10)

Solusinya

Referensi

Dokumen terkait

Haastateltava kokee, että hänellä on omassa työyhteisössään sosiaalista pääomaa, joka ilmenee seuraavalla tavalla: ” Se ilmenee silleen, että sielä niinkun prosessit

ini masuk dalam kategori “rendah”, namun yang perlu menjadi perhatian adalah akumulasi “dampak rendah” tersebut dalam periode waktu revolusi satelit yang

“Sistem atau aturan metode usmani yaitu 1) membaca langsung tanpa di eja, dalam hal ini ustadzah tidak boleh mendekte kecuali untuk juz pemula dan juz 1. 2)

Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Dr.R.Ismoyo sebelum dilakukan pengecekkan terhadap kelayakan berkas persyaratan oleh petugas verifikator BPJS.

Berdasarkan pada hasil olahan statistik yang digunakan dalam penelitian ini hasil analisis regresi linier berganda yang terdapat dalam lampiran diketahui bahwa koefisien determinasi

Masyarakat di harapkan mengetahui ciri – ciri uang palsu dan lebih teliti dalam menerima uang sehingga pada akhirnya di harapkan peredaran uang palsu

Jika Anda memerlukan bantuan, layanan, bantuan teknis, atau informasi lebih lanjut tentang produk Lenovo, ada sejumlah sumber dari Lenovo yang dapat digunakan untuk membantu

Sedangkan pengalaman tidak menyenangkan yang dirasakan informan yaitu di tempat pendaftaran pasien (pasien harus menulis sendiri identitas pada status pasien dan terjadi