• Tidak ada hasil yang ditemukan

kurikulum pkn di sd pertemuan 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "kurikulum pkn di sd pertemuan 3"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 Etimologi (asal kata) berasal dari bahasa latin “Curere” berarti “berlari”

 Berikutnya lahir istilah “curicle” yang berarti “kereta dua yang ditarik oleh dua ekor kuda”  Setelah itu baru lahir istilah “curriculum”

yang berarti “mata pelajaran yang harus dilatihkan” (course of study or training)

 Secara tradisional kurikulum dapat diartikan “sejumlah mata pelajaran yang disajikan oleh sekolah kepada siswa untuk memperoleh

(3)

Kurikulum diartikan segala sesuatu

kegiatan yang

dipertanggungjawabkan oleh

lembaga pendidikan dan diberikan

kepada siswa dalam upaya mencapai

tujuan pendidikan.

Cakupannya lebih luas (tidak hanya

(4)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan

(5)

Kurikulum sebagai ide

(kurikulum

sebagai buah pikiran para

ahli/pengembang kurikulum)

Kurikulum sebagai rencana tertulis

(kurikulum sebagai pegangan

guru, yang berisi: materi/bahan

(6)

 Kurikulum sebagai kegiatan (merupakan

hasil terjemahan guru (operasional) tentang kurikulum di lapangan

berdasarkan pada kurikulum sebagai ide atau sebagai rencana tertulis). Faktor

kemampuan (pengalaman) dan sarana sekolah cukup menentukan.

 Kurikulum sebagai hasil belajar (berupa

(7)

 Pencapaian tujuan pendidikan (tujuan

nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional)

 Bagi anak (memperoleh sejumlah

pengetahuan/pengalaman)

 Bagi guru (pedoman: mengorganisasikan

belajar anak dan untuk evaluasi belajar anak)

 Bagi orang tua murid (agar orang tua

(8)

 Bagi kepala sekolah, pengurus yayasan

(sebagai organisator, supervisor,

koordinator, dan dinamisator sekolah) kurikulum berfungsi sebagai pedoman:

 Mengadakan supervisi

 Menciptakan situasi yang harmonis

 Memberikan bantuan

 Mengembangkan kurikulum lebih lanjut

 Mengembangkan evaluasi kegiatan

(9)

 Bagi sekolah tingkat atasnya:

(Untuk pemeliharaan keseimbangan

proses pendidikan/kesinambungan yang tepat/tidak tumpang tindih)

 Bagi masyarakat dan pemakai lulusan

(menarik perhatian dan simpati agar

masyarakat dan pemakai lulusan sekolah ikut memberikan bantuannya dan dapat memberikan saran serta kritik yang

(10)

Landasan yaitu nilai, tradisi,

kepercayaan, dan hal-hal lain yang

berpengaruh terhadap pendidikan

siswa di sekolah

Landasan Filosofis

Landasan Psikologis

Landasan Sosiologis

Landasan Historis

(11)

Pancasila merupakan dasar

negara di samping sebagai

falsafah negara, sebagai ideologi

negara, dan sebagai tata nilai

bangsa Indonesia.

Sistem nilai yang terkandung

dalam Pancasila menjadi

(12)

 Kurikulum disusun untuk

menumbuhkembangkan siswa melalui proses pembelajaran yang sesuai

dengan tingkat perkembangan fisik dan jiwa siswa.

 Landasan psikologis terkait dengan:

(13)

 Sekolah didirikan tidak lepas hubungan

dengan masyarakat/lingkungan sosial di suatu negara.

 Sekolah diharapkan mengembangkan,

mewariskan nilai-nilai luhur, norma-norma kehidupan, dan kebudayaan

kepada generasi muda untuk melahirkan masyarakat yang

berkualitas/berkemampuan tinggi.

 Produk sekolah harus memiliki

(14)

 Pengembangan kurikulum dari waktu ke

waktu senantiasa melandaskan pada

evaluasi pelaksanaan kuriklum sebelumnya.

 Sisi kelemahan, kendala, dan sisi baik suatu

kurikulum dijadikan sebagai acuan yang berharga untuk pengembangan kurikulum berikutnya.

 Misal kurikulum 1968 ke kurikulum 1975 ke

(15)

Pada dasarnya kurikulum merupakan

produk yuridis yang ditetapkan

melalui Kepmendiknas RI.

Pengembangan kurikulum di NKRI:

UUD 1945, peraturan

(16)

 Prinsip Relevansi (relevan dengan

tuntutan/kebutuhan siswa,

perkembangan zaman, tuntutan dunia kerja)

 Prinsip Efektivitas (sejauh mana tujuan

pembelajaran dapat dikuasai siswa)

 Prinsip Efisiensi (terkait dengan persoalan

tenaga, dana, sarana yang digunakan

(17)

 Prinsip Kontinuitas (kurikulum di setiap

jenjang pendidikan saling berkaitan atau saling terpadu dalam suatu mata

pelajaran maupun dengan mata pelajaran yang lain)

 Prinsip belajar sambil melakukan (materi

pelajaran akan mudah dipahami dan dikuasai apabalia setelah diterangkan

secara teoritis dilanjutkan dengan aplikasi melakukan latihan/percobaan dalam

(18)

 Prinsip menemukan (pembelajaran yang

sesuai dengan era informasi sekarang tidak lagi menempatkan guru sebagai sumber

belajar utama dan pertama)

 Prinsip Pemecahan Masalah (kehidupan

semakin kompleks, semakin banyak masalah yang harus dipecahkan)

 Prinsip Latar Belakang (latar belakang sosial,

budaya, keluarga, adat istiadat, penguasaan bahan, minat, tingkat kecerdasan siswa)

 Prinsip Perbedaan Individu (guru sebaiknya

(19)

 Dari mudah ke sukar (sesuai dengan

perkembangan anak)

 Dari sederhana ke rumit (melalui

pembiasaan, latihan atau keteladanan akan terbiasa hal-hal yang sifatnya

sederhana)

 Dari kongkrit ke abstrak (siswa SD lebih

mudah menerima hal-hal yang kongkrit)

 Dari lingkungan terdekat sampai yang

(20)

Mata pelajaran adalah unit

organisasi Kompetensi Dasar

yang terkecil.

Organisasi Kompetensi Dasar

(21)

 Di kelas IV, V, dan VI nama mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial tercantum

dalam Struktur Kurikulum dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing.

 Untuk proses pembelajaran,

Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial,

(22)

 Substansi muatan lokal termasuk

bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan

Prakarya. Sedangkan substansi muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan

(23)

 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun

2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

(24)

berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan

inovatif;

sehat, mandiri, dan percaya diri;

dan

toleran, peka sosial, demokratis,

(25)

 Struktur kurikulum adalah juga

merupakan aplikasi konsep

pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban

belajar dalam sistem pembelajaran.

 Struktur kurikulum adalah juga

gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang

(26)

 Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang

tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan

ekstrakurikuler SD/MI antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan

Palang Merah Remaja.

 Mata pelajaran Kelompok A adalah

(27)

 Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri

atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani,

Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang

(28)
(29)

 Beban belajar dinyatakan dalam jam

belajar setiap minggu untuk masa

belajar selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III

masing-masing 30, 32, 34

 Untuk kelas IV, V, dan VI

masing-masing 36 jam setiap minggu.

 Durasi jam belajar SD/MI adalah 35

(30)

 Dengan adanya tambahan jam belajar

ini dan pengurangan jumlah

Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk

mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif.

 Selain itu bertambahnya jam belajar

(31)

 Beban belajar di kelas I, II, III, IV, dan V

dalam satu semester paling sedikit 18 minggu, dan paling banyak 20 minggu.

 Beban belajar di kelas VI pada

semester ganjil paling sedikit 18

minggu, dan paling banyak 20 minggu.

 Sementara itu untuk kelas VI di

semester genap paling sedikit 14

(32)

 Kompetensi Inti merupakan terjemahan

atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah

menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang

pendidikan tertentu.

 Gambaran mengenai kompetensi utama

yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

(33)

 Kompetensi Inti dirancang dalam

empat kelompok yang saling terkait yaitu:

(34)

 Kompetensi yang berkenaan dengan

sikap keagamaan dan sosial

dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang

(35)

 Kompetensi dasar dirumuskan untuk

mencapai kompetensi inti.

 Ada empat kelompok kompetensi

dasar, yaitu:

Kelompok 1 : kelompok kompetensi

dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1.

Kelompok 2 : kelompok kompetensi

(36)

Kelompok 3 : kelompok kompetensi

dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3

Kelompok 4 : kelompok kompetensi

(37)

 Sudah siapkah anda menjadi guru SD

yang profesional?

 Sudah siapkah anda mengembangkan

kurikulum yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran?

 Apa yang sudah anda lakukan untuk

semua itu?

(38)

Referensi

Dokumen terkait

mempelajari hal-hal yang berkaitan perbaikan kualitas gambar (peningkatan kontras, transformasi warna, restorasi citra), transformasi gambar (rotasi, translasi, skala,

Isi yang disampaikan mencakup pengertian anatomi, sistem kerangka, sistem otot, sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem indera, sistem pencernaan, sistem urinaria,

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan di perempatan sebelah Banjar Lantang bejuh, Sesetan tida melebihi Nilai Ambang Batas menurut Kepmenaker No.. Jadi

• Bila itu tercipta maka kehidupan sosial akan tertata dengan baik, bila tidak maka manusia akan terjebak pada hukum alam (Yang Kuat.. Itulah yang Menang) HOMO HOMINI LUPUS (Manusia

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah suatu sikap yakin akan kemampuan yang dimiliki individu dalam meraih suatu tujuan, dimana

Pemilih pemula yang menjadi responden penelitian ini notabene memiliki latar belakang pendidikan dalam bidang komunikasi, dan otomatis cukup mengerti

bahwa dalam rangka pemenuhan salah satu hak sipil anak dan untuk mewujudkan Depok sebagai Kota Layak Anak sesuai ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf f Peraturan Daerah Kota Depok Nomor

Terdapat 4 Faktor Penghambat AICHR dalam Penegakan Hak Asasi Manusia di Asia Tenggara, diantaranya prinsip ASEANWay dimana penggunaan prinsip non-intervensi dan kedaulatan negara