• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minimal Intervensi di Kedokteran Gigi Ba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Minimal Intervensi di Kedokteran Gigi Ba"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Minimal Intervensi di Kedokteran Gigi : Bagian 3. Perawatan Kedokteran Gigi Anak - Protokol Pencegahan dan Penatalaksanaan dengan Menggunakan

Penilaian Resiko Karies untuk Bayi dan Anak-Anak

F. J. Ramos-Gomez,1 Y. O. Crystal,2 S. Domejean3 dan J.D.B. Featherstone4

ABSTRAK

Peningkatan prevalensi karies pada anak-anak di seluruh dunia baru-baru ini menunjukkan kebutuhan akan program perawatan mulut yang sederhana namun juga efektif. Program ini perlu untuk memasukkan contoh penatalaksanaan pencegahan penyakit medis dan pendekatan perawatan berdasarkan risiko pasien secara individual. Artikel ini menyajikan pendekatan terkini dengan bentuk dan alat yang praktis berdasarkan prinsip penatalaksanaan karies sesuai dengan penilaian risiko, CAMBRA. Metode ini akan membantu praktisi dokter gigi umum untuk mengembangkan dan memelihara protokol komprehensif yang memadai dalam kunjungan perawatan mulut pada bayi dan anak-anak. Kesehatan mulut perinatal sangat penting dalam mencegah karies anak usia dini (ECC) pada anak-anak. Pemberian perawatan dental kepada ibu hamil dan anak-anak mereka merupakan strategi inovatif yang efektif dan pembangun penatalaksanaan yang efisien. Hal ini mendorong pencegahan daripada intervensi, dan ini mungkin menjadi cara terbaik untuk mencapai kesehatan mulut yang lebih lama bagi pasien muda. Praktik dokter gigi umum dapat menggunakan dengan mudah protokol yang akan mengembangkan kunjungan pencegahan dini dan bimbingan / konseling antisipatif daripada menunggu kebutuhan akan perawatan restoratif.

PENDAHULUAN

Meskipun kemajuan yang dicapai dalam pengendalian karies di seluruh dunia dengan pengaruh perlindungan fluorida, peningkatan penyebaran informasi kebersihan mulut dan pendidikan makanan sehat yang meluas, karies gigi masih merupakan penyakit kronis yang paling umum. Oleh karena itu, karies gigi menjadi beban finansial utama masyarakat di berbagai banyak negara di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, laporan menunjukkan bahwa karies pada gigi sulung

(2)

meningkat di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Belanda dan negara-negara lain.1-8

Karies anak usia dini (ECC) lebih banyak terjadi di kalangan anak-anak muda dari penduduk dengan sosial ekonomi yang rendah, etnis minoritas.9 Distribusi yang tidak merata ini terjadi di berbagai banyak negara yang maju dengan 25% anak-anak memiliki 75% permukaan yang terkena. Karies gigi adalah penyakit menular yang dapat dicegah dan dapat ditularkan; dental karies terbukti secara benar bahwa kehadirannya pada gigi sulung merupakan salah satu indikator terbaik untuk karies masa depan pada gigi permanen.10, 11 Dengan demikian, identifikasi anak-anak yang berisiko secara dini dan akurat sangatlah penting untuk mengontrol karies dengan menghemat biaya. Tanda-tanda ECC dapat terdeteksi segera setelah erupsi gigi pertama. Jika indikator risiko teridentifikasi lebih awal, praktik pencegahan kesehatan mulut dapat dilaksanakan pada usia muda, penyakit ini dapat dikendalikan dan perkembangannya melambat.

(3)

melindungi anak-anak muda dari risiko karies dan merujuk untuk melakukan perawatan gigi.18 Namun, dokter gigi umum harus dipersiapkan dalam menerima anak-anak ini selama kunjungan evaluasi dan perawatan gigi pertama kali anak-anak. Artikel ini menyajikan sebuah enam langkah protokol yang terbaru, sederhana dan sistematis dalam pemeriksaan mulut bayi yang akan mempermudah pelaksanaan kunjungan dini ke praktik dokter gigi.19 Oleh karena sifat karies gigi yang infeksius dan menular, langkah pertama dalam pencegahan perkembangan ECC adalah dengan memberikan perawatan kesehatan perinatal kepada calon ibu sesegera mungkin.

KESEHATAN MULUT PERINATAL

Karies merupakan penyakit yang menular, infeksius. Jika penyakit ini terus menerus berlanjut, kavitasi permukaan dan detruksi jaringan gigi semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Kelompok bakteri Streptococci mutans (MS) (terutama Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus) merupakan patogen utama dalam proses karies, karena kemampuan bakteri tersebut untuk melekat ke permukaan gigi yang halus dan memproduksi asam.20 Umumnya, kolonisasi MS di dalam rongga mulut anak adalah hasil transmisi organisme ini dari pengasuh pertama anak-anak tersebut.21 Hubungan langsung terjadi antara jumlah MS pada perawat dan prevalensi karies pada anak-anak mereka.22 Faktor-faktor yang mempengaruhi kolonisasi meliputi konsumsi gula pada bayi dan kebiasaan yang memungkinkan pemindahan saliva dari ibu / pengasuh ke bayi. Faktor ibu, seperti jumlah MS yang tinggi, kesehatan mulut yang buruk, status sosioekonomi yang rendah dan seringnya mengkonsumsi snack dapat meningkatkan risiko transmisi bakteri untuk bayinya.23 Bayi dapat diidentifikasi dengan jumlah MS yang tinggi pada mulut mereka bahkan sebelum erupsi gigi pertama kali.19 Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan program perawatan mulut bayi dalam konteks dari pasangan yang berpartisipasi atau ibu dan anak keduanya, yang mencakup perawatan kesehatan mulut perinatal ibu, konseling dan perawatan yang komprehensif.

Dokter gigi yang profesional mulai menyadari peran penting yang dimainkan seorang ibu untuk menentukan kesehatan mulut anaknya. Peningkatan kesehatan gigi

(4)

dan mulut calon ibu yang hamil dengan mengurangi jumlah bakteri patogen di dalam mulut mereka sendiri, akan menunda akuisisi bakteri oral dan perkembangan ECC pada anak-anak mereka.20 Lesi karies yang sembuh dengan perawatan sendiri, tidak cukup untuk mengurangi risiko ibu mentransmisikan bakteri kariogenik untuk keturunannya. Program perinatal yang efektif harus menerapkan praktik seperti intervensi terapeutik dan konseling modifikasi gaya hidup selama pre dan post partum untuk mengurangi jumlah MS dan lactobacilli pada ibu.24 Sayangnya, wanita hamil seringkali tidak menerima perawatan kesehatan dan pendidikan tentang gigi dan mulut pada waktu yang tepat. Banyak wanita yang tidak tahu mereka harus mencari perawatan gigi selama kehamilannya. Dari mereka yang melakukannya, mereka sering menemui dokter gigi yang enggan memberikan perawatan kepada ibu hamil. Seseorang yang baru menjadi ibu juga lebih cenderung menerima gagasan yang dapat meningkatkan kesehatan mulut anak-anak mereka,25 yang menjadikannya sebagai 'jendela kesempatan' yang terbaik untuk perawatan pencegahan. Oleh karena itu, penyedia layanan gigi, medis dan kebidanan memiliki kesempatan besar dalam mendidik para ibu dengan menginformasikan kembali perubahan perilaku yang positif dan efektif yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut anak-anak mereka di masa depan secara signifikan.

KUNJUNGAN DINI PERAWATAN MULUT BAYI

(5)

Kunjungan kesehatan mulut bayi terdiri dari enam langkah protokol: 1. Penilaian risiko karies

2. Memposisikan anak yang tepat (knee-to knee exam) 3. Profilaksis menyikat gigi yang tepat berdasarkan usia 4. Pemeriksaan klinis rongga mulut dan gigi anak 5. Perawatan fluoride varnish

6. Penilaian risiko, bimbingan antisipatif dan konseling.

Penilaian resiko karies

Penilaian risiko bayi atau balita secara individual dalam mengembangkan karies berfungsi sebagai dasar bagi penyedia layanan kesehatan dan orang tua / pengasuh untuk mengidentifikasi dan memahami faktor risiko ECC pada anak. Penilaian risiko karies yang sistematis berfungsi sebagai panduan bagi dokter gigi untuk merancang protokol pengobatan dan pencegahan untuk anak-anak yang sudah menderita penyakit dan anak-anak yang berisiko. Untuk hasil yang optimal, penilaian risiko karies harus dilakukan sedini mungkin, dan sebaiknya sebelum onset proses penyakit. Karena karies pada gigi sulung adalah predictor yang kuat dari karies pada gigi permanen, penilaian dan pengelolaan risiko karies sangat penting, demikian juga tindak lanjut berikutnya.29,30 Konsep keseimbangan karies menunjukkan bahwa perkembangan atau penyembuhan karies gigi ditentukan oleh keseimbangan antara faktor patologis dan faktor pelindung karies.31,32,33 Faktor risiko ditentukan dari anamnesa dengan orang tua dan dari penilaian klinis anak (Tabel 1).

Selama wawancara dengan orang tua/pengasuh, penilaian harus mengeksplorasi faktor risiko biologis dan gaya hidup yang berkontribusi terhadap perkembangan atau progresi karies. Contoh faktor risiko termasuk restorasi gigi yang baru-baru ini dilakukan pada ibu, status sosial ekonomi keluarga yang rendah, literatur kesehatan perawat yang rendah, asupan karbohidrat yang dapat difermentasi pada anak, menggunakan botol yang mengandung cairan selain air dan penggunaan

(6)

'sippy cup’ yang mengandung susu, jus atau minuman manis ketika tidur dalam jangka waktu yang lama.

Tabel 1. CAMBRA sebagai alat penilaian faktor resiko gigi berlubang (0-5 tahun) **

Faktor biologis Faktor risiko

tinggi

Faktor risiko sedang

Faktor protektif Ibu / pengasuh yang pertama memiliki karies

aktif

Iya

Orang tua / pengasuh yang memiliki status sosioekonomi rendah

Anak yang tertidur dengan botol yang berisi susu manis

Iya

Anak yang memiliki kebutuhan perawatan kesehatan khusus

Iya

Anak yang merupakan imigran baru Iya Faktor Pelindung

Anak yang mengkonsumsi air minum dengan fluoride secara optimal atau suplemen fluoride

Iya

Anak yang menyikat gigi setiap hari dengan pasta gigi berfluoride

Iya

Anak menerima topikal fluorida dari tenaga kesehatan profesional permen karet / permen karet xylitol

Iya

Temuan Klinis

Anak yang memiliki lebih dari satu dmfs Iya

Anak yang memiliki lesi white spot yang

Anak yang memiliki plak pada gigi Iya Penilaian keseluruhan risiko karies gigi pada

anak: TinggiSedangRendah

** Dimodifikasi dari Ramos-Gomez dkk. Jurnal CDA 2007; 35: 687-702; Dan formulir penilaian risiko karies ADA yang

(7)

http://www.ada.org/sections/professionalRes ources/pdfs/topic_caries_over6.pdf (diakses Oktober 2012). Hak Cipta 2007/2010 California Dental Association. Dicetak ulang dengan izin

Indikator penyakit klinis dari pemeriksaan mulut digunakan untuk mendiagnosis karies. Dimana termasuk kavitasi lesi karies, lesi white spot / dekalsifikasi yang diamati secara visual atau dengan radiografi dan restorasi yang baru. Namun, manifestasi fisikal karies ini tidak memberi tahu kita mengapa penyakit ini ada (Gambar 1). Dalam tiga kasus klinis yang disajikan pada Gambar 1, tanda klinis (lesi karies pada tahap klinis yang berbeda) menunjukkan terdapatnya proses karies yang aktif. Penilaian risiko karies dan penentuan faktor patologis, khususnya, akan memandu pengambilan keputusan dan kustomisasi strategi terapeutik dan pencegahannya, yang spesifik untuk setiap pasien.

7 Gambar 1a - Lesi karies dengan tingkat klinis yang

berbeda: anak, 18 bulan, dengan lesi kavitasi yang telah lanjut

Gambar. 1.b. Anak, berusia tiga tahun, dengan lesi kavitasi yang terlokalisir pada permukaan labial gigi maksila anterior

(8)

Faktor risiko biologis, juga dikenal sebagai faktor patologis, meliputi adanya plak, gingival bleeding (indikator plak padat), pH yang rendah dan mulut yang kering. Salah satu indikator yang tercatat ini kemudian dapat dikombinasikan dengan data dari anamnesa untuk menentukan risiko pasien tersebut (Gambar 2). Pada anak yang lebih tua, adanya pemakaian orthodontik dapat meningkatkan retensi plak dan risiko karies.

Faktor pelindung, dimana merupakan indikator yang dapat mengurangi risiko anak terhadap ECC, juga dapat dinilai saat anamesa dengan orang tua. Faktor-faktor ini meliputi pemakaian fluorida yang optimal, akses terhadap perawatan gigi reguler (misalnya, adanya klinik gigi), penyikatan gigi dengan pasta gigi berfluorida secara konsisten, penggunaan air berfluoride dan xylitol di antara terapi kombinasi lainnya. Memposisikan anak dengan tepat

(9)

pengasuh mereka atau duduk sendirian di kursi. Pemeriksa dan pengasuh perlu bekerja sama dalam transisi anak dari anamnesa hingga pemeriksaan (Gambar 3). Dokter harus menjelaskan apa yang akan terjadi (tell, show and do) sebelum memulai, dan mengantisipasi bahwa anak kecil mungkin menangis disebabkan karena menangis merupakan sesuatu yang sesuai dengan perkembangan anak-anak seusia ini. Memposisikan knee to knee memungkinkan anak untuk melihat orang tua selama pemeriksaan. Hal ini juga memungkinkan orang tua / pengasuh untuk mengamati temuan klinis dan demonstrasi kebersihan secara langsung, dengan lemah lembut membantu untuk menstabilkan anak dengan aman ketika pemeriksaan klinis. Jika

anak dapat merasakan

interaksi yang ramah dan

nyaman antara dokter dan

perawat, dia akan cenderung

bekerja sama dan menghasilkan

pemeriksaan yang lebih baik.

Gambar 3. Posisi knee to knee

Profilaksis Penyikatan Gigi

Profilaksis penyikatan gigi sangatlah efisien dalam menghilangkan plak pada sebagian besar anak kecil. Profilaksis penyikatan gigi tidak membahayakan bagi anak-anak kecil dan berfungsi untuk menunjukkan teknik penyikatan gigi yang tepat terhadap pengasuh. Pemeriksa meretraksi bibir dan pipi anak tersebut dan

(10)

menunjukkan penyikatan sepanjang gingival margin. Pegangan spons dari sikat gigi dengan ukuran yang sesuai dengan usia dapat digunakan untuk membantu membuka mulut anak. Pegangan dari sikat gigi yang kedua bisa digunakan sebagai pengganjal mulut. Selama melakukan 'tell-show-do' ini, pengasuh harus didorong untuk menyikat gigi anak mereka setidaknya dua kali sehari, terutama sebelum tidur. Penggunaan pasta gigi berfluoride harus ditekankan karena fluoride telah terbukti efektif dapat mencegah karies. Orangtua dan pengasuh harus diinstruksikan untuk menggunakan jumlah pasta gigi berfluoride dengan 'pea-sized' untuk anak-anak yang berusia dua sampai enam tahun dan 'smear' untuk anak di bawah usia dua tahun.34, 35

Pemeriksaan klinis

Pemeriksa 'menghitung' gigi anak dengan keras, menggunakan pegangan sikat gigi sebagai alat bantu jika diperlukan. Banyak penyedia layanan membuat permainan dari tugas ini, menyanyikan lagu, menarik perhatian anak, dan jika semuanya gagal, mengalihkan anak-anak dengan sikat gigi berwarna cerah atau mainan. Memuji anak di setiap langkah atas kerja sama dan/atau perilaku baik mereka. Sementara 'menghitung' gigi, pemeriksa juga memeriksa jaringan lunak, jaringan keras dan oklusi, jika anak dapat bekerja sama. Data dari hasil pemeriksaan klinis harus dikombinasikan dengan data dari anamnesa pengasuh untuk mengetahui risiko karies secara keseluruhan pada anak dan menetapkan diagnosis oral dan merumuskan rencana perawatan (perawatan).

Informasi berikut yang harus didokumentasikan:  Terlihat plak dan lokasinya

 Lesi white spot

 Noda kecoklatanyang menunjukkan indikasi karies pada permukaan oklusal  Kerusakan gigi,pit fissure yang dalam, anomali gigi

 Kehilangan gigi dan kerusakan gigi  Restorasi yang ada

(11)

 Gingivitis atau kelainan jaringan lunak lainnya  Oklusi

Perawatan fluorida

Fluorida merupakan metode pencegahan yang penting dan hemat biaya untuk memperkuat email gigi dan mencegah karies. ADA dan UK NHS Departement of Health merekomendasikan agar anak-anak dengan risiko karies tinggi mendapatkan aplikasi topical fluoride varnish (FV) dan penggunaan ulang secara konsisten dengan interval tiga / empat bulan.36 Direkomendasikan minimal setiap enam bulan bagi anak-anak dengan risiko karies sedang bahkan jika anak-anak yang tinggal dalam masyarakat yang sudah mendapatkan manfaat air berfluoridasi. Penyedia harus mengulangi manfaat kumulatif dari flouride varnish, bahkan jika sebelumnya telah disebutkan pada kunjungan tersebut. Setelah aplikasi, pengasuh harus diingatkan untuk tidak membiarkan anak menyikat gigi atau makan makanan yang renyah / lengket sepanjang hari agar memungkinkan flouride varnish menjadi efektif.

FV merupakan salah satu metode yang paling manjur dan lazim yang digunakan oleh dokter gigi modern untuk memerangi karies anak usia dini. Menurut ADA, penelitian yang luas telah menunjukkan bahwa FV aman dan efektif bagi pasien dari semua umur.37 FV tidak menimbulkan rasa sakit, cepat dalam penggunaannya, dan oleh karena itu dapat digunakan pada anak-anak yang sangat muda.38 Namun, terdapat perdebatan yang meluas mengenai hasil referensi rekomendasi yang berbeda untuk frekuensi dan periodisitas aplikasi FV. Beberapa sumber menganjurkan perawatan FV setiap enam bulan, yang mengutip protokol ini sebagai metode yang paling hemat biaya dengan hasil terbaik.39 Yang lain berpendapat bahwa tiga varnish berturut-turut selama periode waktu seminggu, sekali setahun, lebih efektif dari pada perawatan setengah tahunan.40, 41, 42 Bagaimanapun, semua sumber setuju bahwa FV berguna sebagai standar penting komponen perawatan dalam mencegah karies gigi dan sangat penting sebagai alat dalam pemeliharaan kesehatan mulut untuk semua umur.40, 41, 42

Penilaian resiko, bimbingan antisipatif dan konseling

(12)

Rencana perawatan individual untuk setiap bayi / pengasuh dirancang berdasarkan risiko yang ditentukan dari anamnesa terhadap orang tua dan pemeriksaan klinis anak (Tabel 2 dan 3). Pendekatan ganda sangat penting untuk anak-anak yang beresiko karies sedang dan tinggi dan orang tua / pengasuh mereka. Strategi perlu direncanakan untuk menurunkan transmisi ibu atau pengasuh dari bakteri kariogenik ke bayi melalui penggunaan obat kumur chlorhexidine dan produk xylitol untuk perawat, dan fluoride varnish untuk pengasuh dan anak-anak keduanya.34 Selain itu, perubahan diperlukan pada diet anak-anak, menyikat gigi dan aplikasi fluorida dapat teridentifikasi dari analisis risiko.

Ilmu pencegahan karies terus berkembang. Tabel 2 menggambarkan bagaimana untuk mengembangkan jalur perawatan bagi pasien. Terdapat beberapa banyak pendekatan alternatif untuk pencegahan dan perawatan karies gigi, dengan semakin banyak yang muncul terus menerus. Jalur perawatan harus tetap dinamis dan berubah seiring berjalannya waktu sebagai keefektifan protokol baru dan terkini yang telah divalidasi oleh bukti ilmiah. Orang tua harus diberikan informasi tambahan dan panduan antisipatif tentang pencegahan kesehatan mulut yang spesifik untuk kebutuhan anak mereka. Informasi tersebut mencakup masalah kebersihan, pertumbuhan dan perkembangan (yaitu, erupsi gigi kebiasaan menghisap ibu jari), oral habit, diet dan gizi dan pencegahan cedera (Tabel 2 dan 3). Pendekatan panduan antisipatif dirancang untuk memanfaatkan dari waktu kritis untuk menerapkan praktik kesehatan preventif dan mengurangi risiko anak terhadap penyakit oral yang dapat dicegah.43, 44, 45

(13)

orang tua46 (Gambar 4). Hal ini termasuk membentuk aliansi terapeutik (yang membangun hubungan baik dan kepercayaan), dengan mengajukan pertanyaan untuk membantu orang tua mengidentifikasi masalah dan mendengarkan apa yang mereka katakan, mendorong pernyataan motivasi diri, bersiap menghadapi perubahan (mendiskusikan rintangan yang mengganggu tindakan), menanggapi dalam ketahanan dan penjadwalan follow up, serta mempersiapkan bagi orang tua untuk akibat yang tak terelakkan di jalan.47 Setelah wawancara motivasi singkat (konseling), orang tua / pengasuh diminta untuk memilih dua tujuan pengelolaan diri atau rekomendasi sebagai tugas mereka sebelum kunjungan evaluasi kembali dokter gigi berikutnya. Orang tua / pengasuh diminta untuk berkomitmen terhadap dua sasaran yang dipilih dan diberi tahu bahwa penyedia layanan kesehatan mulut akan menindaklanjuti tujuan tersebut dengan mereka pada pertemuan berikutnya (lihat Tabel 2 dan 3 untuk tujuan pengelolaan diri bagi orang tua / pengasuh)

Gambar 4. Wawancara Motivasi (Konseling)

Tabel 2. Protokol pelaksanaan karies untuk anak berusia 0-2 tahun

Kategori resiko (berusia 0

hingga 2 tahun)

Diagnostik Intervensi preventif

Pemeriksaan mulut periodik

Radiografi Uji saliva Fluoride Xylitol

Rendah Tahunan Bitewings posterior

dengan interval 12-24 bulan jika permukaan

proksimal tidak dapat diperiksa

Baseline

opsional Di klinik: tidakRumah: sikat dua kali sehari dengan ‘smear’ dari pasta gigi F

Tidak dibutuhkan

(14)

secara visual atau dengan probe

Sedang Setiap enam

bulan Bitewings posteriordengan interval 6-12 bulan jika

Tinggi Setiap tiga

(15)
(16)

fluoride yang dijual bebas

Tabel 3. Protokol pelaksanaan karies untuk anak berusia 0-2 tahun

Kategori resiko

Rendah Tidak Tidak Iya Tidak n/a n/a

Sedang Tidak Tidak Iya Tidak Perawatan

dengan

patuh Sealant yangmelepaskan

fluoride

Tinggi Sealant yang

melepaskan

(17)

remineralisasi memungkinkan

Lebih tinggi Setiap sebulan

hingga tiga

KUNJUNGAN KEMBALI DAN PERIODESITAS KUNJUNGAN

Dokter harus mempertimbangkan kebutuhan masing-masing anak dalam menentukan interval dan frekuensi yang tepat untuk pemeriksaan mulut;48 beberapa bayi dan balita dengan risiko karies yang tinggi harus dievaluasi ulang setiap bulan (Tabel 2 dan 3). Sebagian besar anak berisiko tinggi perlu dilihat dengan interval tiga bulan untuk evaluasi ulang. Anak-anak dalam kategori risiko sedang harus dievaluasi dengan interval enam bulan dan anak berisiko rendah dengan interval rentang 6-12 bulan (Tabel 2 dan 3).

Setelah orang tua mengikuti anjuran selama tiga sampai enam bulan, dan anak mereka datang kembali untuk melakukan penilaian ulang. Orang tua membutuhkan dorongan secara dini bila terdapat perubahan perilaku baru yang dibutuhkan dan waktu untuk pengajukan pertanyaan mengenai seberapa sulit dalam mengikuti anjuran. Mereka harus menyadari bahwa perubahan praktik di klinik gigi tidak terjadi dalam semalam. Pada kunjungan perawatan mulut bayi ini, penting untuk menilai kembali status risiko dan memantau perbaikan pada tujuan pengelolaan diri yang telah ditetapkan sebelumnya. Selama penilaian kunjungan ulang ini, perubahan dapat dilakukan dan protokol pencegahan diinformasikan ulang.

KESIMPULAN

Dokter gigi anak dan dokter gigi umum memiliki peran yang paling berpengaruh dalam mencegah dan mengurangi keparahan karies anak usia dini pada anak-anak. Dengan merangkul konsep 'klinik gigi', kesehatan mulut perinatal dan bayi, penyedia layanan dapat menerapkan protokol pencegahan dan perawatan. Jalur perawatan ini

(18)

didasarkan pada risiko karies yang ditentukan secara individu dan menggunakan penilaian risiko karies sesuai usia tertentu. Misalnya, perawatan untuk anak-anak yang masih sangat muda harus mencakup intervensi pencegahan seperti aplikasi varnish fluorida, sealant dan penggunaan produk xylitol. Bila diperlukan restorasi namun tidak dapat dilakukan dengan mudah karena berbagai alasan, praktisi harus mempertimbangkan restorasi terapi sementara (restorasi terapeutik sementaras/ITR), menggunakan penggunaan hand rotary instrument atau low speed instrument untuk menghilangkan karies yang sebagian diikuti dengan aplikasi adhesive, restorasi yang dapat melepaskan fluoride seperti glass ionomer sement yang dimodifikasi resin.49 Wawancara motivasi, bimbingan antisipatif dan mengatur tujuan pengelolaan diri yang meningkatkan probabilitas untuk hasil dan sifat kesehatan mulut yang lebih baik, tidak hanya untuk anak, tapi juga untuk seluruh keluarga. Kemitraan dengan dokter yang profesional lainnya dengan tujuan untuk menyediakan layanan pencegahan bagi penduduk yang berisiko tinggi kami yang sangat penting untuk mencapai pengaruh kesehatan mulut yang lebih baik di masa depan. Tujuan keseluruhannya adalah untuk menurunkan tingkat risiko dari waktu ke waktu dan menghilangkan kebutuhan restorasi lebih lanjut dengan mengendalikan proses karies.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Claudie Damour-Terrasson, direktur penerbitan Group Information Dentaire, Paris France, atas otorisasi terjemahan dan publikasi dari bagian dalam BDJ; Dr Norman Tinanoff, Dr Manwai Ng atas kontribusi dan pengetahuan mereka terhadap proyek ini; Ms Debra Tom atas bantuan editorialnya; dan HRSA Oral Health Disparities Collaborative untuk penerapan instrumen CAMBRA dan pengembangan instrumen tujuan pengelolaan diri melalui High Plains Health Center. Akhirnya, mereka ingin mengetahui AAPD dan AAP atas dukungan dan kepemimpinan mereka dalam pengembangan penilaian resiko karies.

DAFTAR PUSTAKA

(19)

2. Dye B A, Tan S, Smith V et al. Trends in oral health status: United States, 1988-1994 and 1999-2004. Vital Health Stat 112007: 1–92.

3. Pitts N B, Chestnutt I G, Evans D, White D, Chadwick B, Steele J G. The dentinal caries experience of children in the United Kingdom, 2003. Br Dent J 2006; 200: 313–320. | Article | PubMed | ISI | CAS |

4. Al-Jewair T S, Leake J L. The prevalence and risks of early childhood caries (ECC) in Toronto, Canada. J Contemp Dent Pract 2010; 11: 1–8.

5. Armfield J M, Spencer A J. Changes in South Australian children's caries experience: is caries re-surfacing? Aust Dent J 2004; 49: 98– 100. | Article | PubMed |

6. Truin G J, van't Hof M A, Kalsbeek H, Frencken J E, König K G. Secular trends of caries prevalence in 6- and 12-year-old Dutch children. Community Dent Oral Epidemiol 1993; 21: 249–252. | Article | PubMed |

7. Begzati A, Berisha M, Meqa K. Early childhood caries in preschool children of Kosovo – a serious public health problem. BMC Public Health 2010; 10: 788. | Article | PubMed |

8. Ferro R, Besostri A, Meneghetti B et al. Oral Health inequalities in preschool children in North-Eastern Italy as reflected by caries prevalence. Eur J Paedr Dent2007; 8: 13–18

9. Vargas C M, Crall J J, Schneider D A. Sociodemographic distribution of pediatric dental caries: NHANES III, 1988–1994. J Am Dent Assoc 1998; 129: 1229–1238. | PubMed |

10.Li Y, Wang W. Predicting caries in permanent teeth from caries in primary teeth: an eight-year cohort study. J Dent Res 2002; 81: 561– 566. | Article | PubMed | ISI | CAS |

11.Alm A, Wendt L K, Koch G, Birkhed D. Prevalence of approximal caries in posterior teeth in 15-year-old Swedish teenagers in relation to their caries experience at 3 years of age. Caries Res 2007; 41: 392– 398. | Article | PubMed |

12.American Dental Association. Statement on early chidlhood caries. Chicago:

ADA, 2007. ADA. Online statement available

at http://www.ada.org/2057.aspx(accessed October 2012).

13. American Academy of Pediatric Dentistry reference manual 2010– 2011. Pediatr Dent 2010–2011; 32: 1–334.

(20)

14.Hale K J, American Academy of Pediatrics Section on Pediatric Dentistry. Oral health risk assessment timing and establishment of the dental home. Pediatrics2003; 111: 1113–1116. | Article | PubMed |

15.American Association of Public Health Dentistry. First oral health assessment policy. AAPHD, 2004. Online policy available at http://www.aaphd.org/default.asp?page=FirstHealthPolicy.htm (accessed October 2012).

16.Academy of General Dentistry. Policies, guidelines, positions statements and

fact sheets. Online information available

at http://www.agd.org/issuesadvocacy/policies/dentalcare/ (accessed October 2012).

17.American Academy of Pediatric Dentistry. Definition of dental home.

Chicago: AAPD,

2006 http://www.aapd.org/media/policies_guidelines/d_dentalhome.pdf(acces sed October 2012).

18.Ismail A I, Nainar S M, Sohn W. Children's first dental visit: attitudes and practices of US pediatricians and family physicians. Pediatr Dent 2003; 25: 425–430. | PubMed |

19.Ramos-Gomez F, Ng M W. Six step protocol for a successful infant oral care

visit. Pediatric dentistry today,

2009. http://www.cdhp.org/resource/six_step_protocol_successful_infant_oral _care_visit(accessed October 2012).

20. Ramos-Gomez F. Bacterial salivary markers' role in ECC risk assessment in infants. J Dent Res 2006; 85B: poster 0516.

21.Seki M, Yamashita Y, Shibata Y, Torigoe H, Tsuda H, Maeno M. Effect of mixed mutans streptococci colonization on caries development. Oral Microbiol Immunol2006; 21: 47–52. | Article | PubMed |

22.Douglass J M, Li Y, Tinanoff N. Association of mutans streptococci between caregivers and their children. Pediatr Dent 2008; 30: 375–387. | PubMed | 23.Tinanoff N, Kanellis M J, Vargas C M. Current understanding of the

epidemiology mechanisms, and prevention of dental caries in preschool children. Pediatr Dent2002; 24: 543–551. | PubMed |

(21)

25.Gajendra S, Kumar J V. Oral health and pregnancy: a review. N Y State Dent J2004; 70: 40–44. | PubMed |

26. American Academy of Pediatric Dentistry, American Academy of Pediatrics, American Academy of Pediatric Dentistry Council on Clinical Affairs. Policy on early childhood caries (ECC): classifications, consequences, and preventive strategies. Pediatr Dent 2005–2006; 27: 31–33.

27. American Academy of Pediatric Dentistry, American Academy of Pediatrics. Policy on early childhood caries (ECC): classifications, consequences, and preventive strategies. Pediatr Dent 2008–2009; 30: 40–43.

28.Peretz B, Ram D, Azo E, Efrat Y. Preschool caries as an indicator of future caries: a longitudinal study. Pediatr Dent 2003; 25: 114–118. | PubMed | 29.Tagliaferro E P, Pereira A C, Meneghim Mde C, Ambrosano G

M. Assessment of dental caries predictors in a seven-year longitudinal study. J Public Health Dent2006; 66: 169–173. | Article | PubMed | 30.Featherstone J D. The caries balance: contributing factors and early

detection. J Calif Dent Assoc 2003; 31: 129–133. | PubMed |

31.Featherstone J D, Adair S M, Anderson M H et al. Caries management by risk assessment: consensus statement, April 2002. J Calif Dent Assoc 2003; 31: 257–269. | PubMed |

32.Featherstone J D. The caries balance: the basis for caries management by risk assessment. Oral Health Prev Dent 2004; 2: 259–264. | PubMed |

33.Featherstone J D. Caries prevention and reversal based on the caries balance. Pediatr Dent 2006; 28: 128–132. | PubMed |

34.Ramos-Gomez F J. Clinical considerations for an infant oral health care program. Compend Contin Educ Dent 2005; 26: 17–23. | PubMed |

35.Recommendations from MCHB Expert Panel. Topical fluoride recommendations for high-risk children – development of decision support matrix. Altarum Institute, Washington: 2007. Online article available at http:// www.ncdhhs.gov/dph/oralhealth/library/includes/IMBresources/

TopicalFluorideRpt%204-30-09%20edited%20with%20link%201-10.pdf (acc essed October 2012).

36. American Dental Association Council on Scientific Affairs. Professionally applied topical fluoride: evidence-based clinical recommendations. J Dent Educ 2007; 71: 393–402.

37.Autio-Gold J. Recommendations for fluoride varnish use in caries management. Dent Today 2008; 27: 64–67. | PubMed |

(22)

38.Moberg Sköld U, Petersson L G, Lith A, Birkhed D. Effect of school-based fluoride varnish programmes on approximal caries in adolescents from different caries risk areas. Caries Res 2005; 39: 273–279. | Article | PubMed | 39. Irigoyen M E, Luengas I, Zepeda M A, Sánchez-Pérez L T. Frequency of

fluoride varnish application in prevention of dental caries. Xochimilco, Mexico: Universidad Autonoma Metropolitana.

40. Marinho V C, Higgins J P, Logan S, Sheiham A. Fluoride varnishes for preventing dental caries in children and adolescents. Cochrane Database Syst Rev 2002: CD002279.

41. Marinho V C, Higgins J P, Logan S, Sheiham A. Topical fluoride (toothpastes, mouthrinses, gels or varnishes) for preventing dental caries in children and adolescents. Cochrane Database Syst Rev 2003: CD002782. 42. Marinho V C, Higgins J P, Sheiham A, Logan S. One topical fluoride

(toothpastes, or mouthrinses, or gels, or varnishes) versus another for preventing dental caries in children and adolescents. Cochrane Database Syst Rev 2004: CD002780.

43. American Academy of Pediatric Dentistry Clinical Affairs Committee, American Academy of Pediatric Dentistry Council on Clinical Affairs. Guideline on periodicity of examination, preventive dental services, anticipatory guidance/counseling, and oral treatment for infants, children, and adolescents. Pediatr Dent 2008; 30: 112–118.

44. American Academy of Pediatric Dentistry Clinical Affairs Committee, American Academy of Pediatric Dentistry Council on Clinical Affairs. Guideline on periodicity of examination, preventive dental services, anticipatory guidance, and oral treatment for children. Pediatr Dent 2005– 2006; 27: 84–86.

45. American Academy of Pediatric Dentistry. Clinical guideline on periodicity of examination, preventive dental services, anticipatory guidance, and oral treatment for children. Pediatr Dent 2004; 26: 81–83.

46.Weinstein P, Harrison R, Benton T. Motivating parents to prevent caries in their young children: one-year findings. J Am Dent Assoc 2004; 135: 731– 738. | PubMed |

47.Weinstein P. Provider versus patient-centered approaches to health promotion with parents of young children: what works/does not work and why. Pediatr Dent2006; 28: 172–176. | PubMed |

(23)

49. American Academy on Pediatric Dentistry Clinical Affairs Committee-Restorative Dentistry Subcommittee, American Academy on Pediatric Dentistry. Council on Clinical Affairs Guideline on pediatric restorative dentistry. Pediatr Dent 2008–2009; 30: 163–169.

Gambar

Tabel 1. CAMBRA sebagai alat penilaian faktor resiko gigi berlubang (0-5 tahun)
Gambar. 1.b. Anak, berusia tiga tahun, dengan lesi
Gambar 2 Anak berusia tiga tahun, dengan risiko karies yang tinggi. Terdapatnya plak gigi yangterlihat, perdarahan gingiva dan lesi white spot pada servikal gigi posterior
Gambar 3. Posisi knee to knee
+3

Referensi

Dokumen terkait

9uru "ersama sis(a meluruskan kesalah pahaman4 mem"erikan penguatan dan

identifikasi melalui suara echolokai juga dapat membedakan jenis kelamin dari jenis yang sama pada empat jenis yang diamati yaitu R..

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak terutama untuk senyawa yang tidak berwarna yang akan dianalisis yaitu

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa efektivitas pelaksanaan program imunisasi campak bagi anak di Puskesmas Juanda Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda sudah

Pikolih tetilik puniki, inggih ipun (1) kaiwangan Ejaan Bahasa Bali Yang Disempurnakan sane wenten ring sajeroning sasutaran awig-awig subak Kacangbubuan, desa adat

Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dengan fokus penelitian pada sub penyalur atau pangkalan LPG 3 kg karena berdasarkan observasi yang dilakukan

•Saya, wahai Bhante, akan menjalani kehidupan suci di bawah bimbingan Begawan, Begawan akan menyatakan kepada saya — ‘Dunia adalah kekal,’ atau ‘‘dunia adalah tidak