• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat kedelai bagi manusia. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manfaat kedelai bagi manusia. docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Manfaat kedelai bagi manusia

Siapa yang meragukan khasiat kacang kedelai. Polong-polongan ini telah lama dikenal dunia dengan sejuta khasiatny. Kebiasaan mengkonsumsi kedelai telah dimulai ratusan tahun yang lalu utamanya di China dan Jepang. Dan terbukti, tingkat kesehatan orang-orang di kedua Negara tersebut cukup tinggi. Salah satunya adalah karena mengkonsumsi kedelai.

Tidak hanya di China dan Jepang, di Indonesia kedelai menempati urutan yang tinggi dalam piramida makanan. Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki peranan yang besar karena merupakan sumber bahan baku utama bagi industri tahu, tempe, dan pakan ternak berupa bungkil kacang kedelai.

Selain mudah diolah menjadi makanan ataupu minuman, kedelai rupanya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Diantaranya adalah :

1. Obat Awet Muda Sebagai anti oksidan bagi tubuh manusia, sangat dianjurkan

memakan olahan kacang kedelai seperti tahu dan tempe. Sel-sel tubuh akan terpelihara dari radikal bebas. Ternyata obat awet muda itu gampang ya? Cukup makan olahan tahu dan tempe.

2. Meningkatkan Kecerdasan Mengandung asam oeleat yang peranannya sangat

penting dalam pembentukan kecerdasan genetik pada manusia, jadi kacang kedelai sangat penting untuk membuat otak jadi cerdas, tarutama pada anak-anak.

3. Menghalau Kolesterol Kacang kedelai ternyata bisa mereduksi alias mengurangi

kadar kolesterol yang ada dalam darah.

4. Mengobati Diabetes Inisitol yang dibawanya bisa menanggulangi penyakit

(2)

insulin tersebut diproduksi oleh pankreas. kacang Kedelai membawa Lecithin yang dapat melindungi sel-sel pankreas sehingga insulin dapat lebih sempurna diproduksi.

5. Menyehatkan Jantung Kacang kedelai pun dipercaya membuat jantung menjadi

sehat dan membuat jantung dapat bekerja secara normal.

6. Menguatkan Daya Tahan Tubuh Kacang kedelai dengan semua kebaikan zat

yang dibawanya terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh manusia.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya krisis Kedelai di Indonesia

Negeri ini baru saja dihebohkan dengan berita menghilangnya tempe dan tahu dibeberapa kota besar, Jakarta terutama. Penyebabnya adalah pasokan kedelai yang berkurang sehingga harga kedelai melambung menyentuh harga 8000 per kg. Dan ketergantungan terhadap kedelai impor menyebabkan permasalahan menjadi pelik, ketika pasokan kedelai lokal tidak mencukupi dan quota impor kedelai belum terpenuhi

maka menghilanglah sumber gizi murah bangsa.

Sekedar diketahui, kebutuhan terhadap kedelai di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Tercatat kebutuhan kedelai pada tahun 2012 diperkirakan sebesar 2,2 juta ton dibandingkan dengan kebutuhan tahun 2011 sebesar 2,16 juta ton.

(3)

mekanisme impor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 produksi kedelai lokal hanya sebesar 851.286 ton atau 29% dari total kebutuhan. Sehingga Indonesia harus impor kedelai sebanyak 2.087.986 ton untuk memenuhi 71% kebutuhan kedelai dalam negeri.

Masalah pangan di Indonesia tentu saja tidak dapat dilepaskan dari kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat khususnya petani. Padahal potensi pertanian Indonesia ditinjau dari luas dan kesuburan lahan termasuk yang terbaik di dunia. Namun kenyataannya, saat ini Indonesia justru jatuh sebagai pengimpor produk pangan. Beberapa kebijakan pemerintah yang perlu dikritisi, karena berpotensi mengantarkan masyarakat pada keterpurukan ekonomi, adalah sebagai berikut:

Pertama, lemahnya peran pemerintah dalam proses intensifikasi pertanian, sehingga menyebabkan kegiatan pertanian semakin lesu dan pada akhirnya akan menurunkan produksi. Intensifikasi merupakan usaha untuk meningkatkan produktifitas tanah, khususnya terkait penyediaan benih tanaman unggul yang berkualitas dan pemupukan yang tepat dan efisien. Peran pemerintah paling tidak bisa dilihat dari anggaran yang disediakan untuk subsidi benih dan pupuk dalam APBN yang selalu mengalami penurunan terus menerus.

(4)

Kenaikan harga benih dan pupuk sebagai akibat makin berkurangnya subsisdi yang disediakan pemerintah. Sebagai perbandingan, pada APBN-P 2010 subsidi pupuk sebesar Rp 18.4 triliun, kemudian pada APBN 2011 turun menjadi Rp 16.4 triliun. Sementara subsidi benih, pada APBN-P 2010 dianggarkan sebesar Rp 2.3 triliun turun drastis menjadi hanya Rp 120.3 miliar pada APBN 2011. Menurunnya subsidi ini akan menyebabkan kenaikan harga pupuk, sehingga margin keuntungan yang dinikmati petani akan semakin tergerus bahkan bisa negatif.

Kedua, tidak hanya proses intensifikasi, pada proses ekstensifikasi, yaitu perluasan area pertanian, peran pemerintah juga sangat lemah. Bahkan beberapa kebijakan pemerintah justru menyebabkan penciutan area pertanian. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2010), terjadi penyusutan lahan pertanian sebesar 12.6 ribu hektar di pulau Jawa, sedangkan secara nasional lahan pertanian menyusut sebesar 27 ribu hektar. Sementara pada tahun 2009, menurut Badan Ketahanan Pangan Nasional telah terjadi alih fungsi lahan pertanian hingga mencapai 110 ribu hektar.

Alih fungsi yang terjadi adalah perubahan lahan pertanian menjadi penambahan pemukiman (real estate), pembangunan jalan, kawasan industri, dan lain-lain. Ironisnya, alih fungsi lahan tersebut justru terjadi pada area lahan-lahan produktif, sementara pada sisi lain proses tersebut tidak disertai pembukaan lahan pertanian baru, sehingga lahan pertanian produktif mengalami penyusutan dari tahun ke tahun.

(5)

Untuk mendukung impor produk pangan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.241 Tahun 2010 tentang impor beras. Melalui PMK ini pemerintah membebaskan bea masuk impor. Hal serupa kini dilakukan terhadap kedelai yaitu menghapus bea masuk impor kedelai. Tentu saja kebijakan ini akan merugikan sekitar 60 juta petani.

Keempat, Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa setiap tahun terjadi konversi lahan pertanian ke penggunaan lain tidak kurang dari 110 ribu hektar. Termasuk dalam lingkaran persoalan ini adalah lahan tidur yang tidak ditanami karena sudah dibeli dari petani dan pembelinya berspekulasi untuk dapat menjualnya lagi dengan harga jauh lebih tinggi. Infrastruktur bendungan dan jaringan irigasi yang kita miliki tidak berfungsi maksimal karena daerah tangkapan air di hulu terdegradasi dan jaringan irigasi rusak.

Keempat faktor diatas merupakan penyebab terjadinya krisis kedelai di Indonesia yang mengakibatkan daya produksi kedelai dalam negeri menjadi lesu. Para petani tidak tertarik lagi untuk memproduksi kedelai secara mandiri karena tidak adanya keuntungan yang dirasakan. Kebijakan pemerintah yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut tidak menyelamatkan daya produksi kedelai dalam negeri. Bila seperti ini, tentunya Indonesia akan selalu mengalami kesulitan dalam masalah pemenuhan bahan pangan khususnya kedelai.

3. Pihak-pihak yang berpengaruh dalam meningkatkan daya produksi kedelai di

Indonesia

(6)

a. Petani

Petani merupakan pihak terpenting dalam meningkatkan daya produksi kedelai di Indonesia. Melalui petani, kedelai dapat tumbuh dan dipanen setiap waktunya. Bila kemauan petani besar dalam menanam kembali kedelai tinggi, maka dapat dipastikan bahwa kedelai tak lagi menjadi bahan pangan yang langka pada saat-saat tertentu. Namun, tentunya untuk mendukung kemauan para petani dalam mengembangkan panen kedelai haruslah didukung dengan fasilitas maupun sarana yang memadai. Kesejahteraan petani dan margin keuntungan dalam memanen kedelai yang dihasilkan harus diperhatikan. Apabila petani merasa diuntungkan dalam penanaman kedelai, maka pertumbuhan produksi kedelai lokal dapat meningkat secara signifikan.

b. Pemerintah

Dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang melibatkan sektor ekonomi dan kesejahteraan rakyat, pemerintah selalu memiliki peranan yang penting didalamnya. Berbagai macam kebijakan yang pemerintah keluarkan untuk mengatur maupun mengatasi masalah yang ada tentunya berpengaruh terhadap berbagai pihak. Dalam masalah kedelai, pemerintah haruslah cermat mengambil kebijakan yang tepat. Bukan hanya memikirkan bagaimana cara agar kedelai mampu terpenuhi bila sedang mengalami kelangkaan, tetapi pembangunan sektor produksi kedelai yang berkelanjutan tentunya harus diperhatikan. Sudah saatnya pemerintah mulai memperhatikan kesejahteraan petani sehingga mampu merangsang kemauan untuk memproduksi kedelai lokal.

(7)

Pengrajin tempe dan tahu sangat berperan penting dalam pengolahan kedelai. Melalui proses pengolahannya, kedelai dapat diubah menjadi makanan tempe tahu yang biasa dijumpai dipasaran. Namun, selama ini banyak pengrajin tempe dan tahu yang lebih tertarik memperoleh kedelai dari luar negeri dibandingkan dari dalam negeri. Alasan bahwa membeli kedelai dari luar negeri akan menghasilkan jumlah tempe dan tahu yang lebih banyak dibandingkan bila membeli dari dalam negeri menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, harga kedelai di luar negeri pun jauh lebih murah dari kedelai dalam negeri. Padahal, hal ini terjadi karena jumlah petani yang menghasilkan kedelai lokal memang nyatanya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang dihasilkan dari luar negeri sehingga banyak pengrajin yang menganggap membeli kedelai dari luar negeri jauh lebih menguntungkan daripada membeli kedelai dari dalam negeri. Bila pengrajin tempe dan tahu lebih mengutamakan kedelai lokal, maka dapat dipastikan petani akan lebih bersemangat dalam menanam kedelai dalam jumlah yang lebih banyak.

d. Pedagang

Setelah pengrajin tempe dan tahu, kedelai memerlukan sarana distribusi untuk memasarkan produknya hingga sampai ke tangan konsumen. Saluran distribusi ini dengan cara melalui para pedagang. Para pedagang yang biasa dijumpai tentu sangat berjasa, karena membuat konsumen tidak lagi merasa kesulitan mencari makanan tempe dan tahu ini. Namun sayangnya, bila keadaan krisis melanda banyak pedagang tempe dan tahu yang harus gulung tikar akibat merugi. Tidak adanya permintaan dari konsumen untuk menikmati tempe tahu menjadi salah satu faktornya. Selain itu, harga yang cukup melambung tinggi juga mematikan minat para pedagang untuk kembali berjualan tempe dan tahu di pasaran.

(8)

Kedelai tentu bukan apa-apa tanpa konsumen yang selalu setia menikmatinya. Banyak sekali konsumen yang mencintai makanan olahan kedelai ini. Tidak heran bila masyarakat Indonesia sangat akrab dengan tempe dan tahu. Tempe dan tahu tidak hanya menjadi makanan di kios-kios kaki lima, tetapi restaurant bintang lima pun kini sudah semakin banyak yang menyajikan menu tempe dan tahu. Konsumen menjadi semakin mudah menikmati tempe dan tahu yang kaya akan manfaat dimana pun mereka berada. Konsumen merupakan sumber dari penghasilan bagi para petani, pengrajin tempe, maupun para pedagang. Permintaan akan kedelai yang tinggi sebagai bahan pangan yang diolah menjadi tempe dan tahu tentu akan memaksimumkan keuntungan untuk berbagai pihak.

4. Solusi mengatasi krisis kedelai di Indonesia

Mengatasi krisis kedelai di Indonesia tentu saja dapat dilakukan. Pihak-pihak diatas seperti petani, pemerintah, pengrajin tempe dan tahu, pedagang hingga konsumen mampu mengatasi kestabilan produksi dalam negeri kedelai bila secara bersama-sama

mampu bekerjasama.

Ketergantung dengan kedelai impor dapat kita hapuskan. Sebagai negeri agraris seharusnya Indonesia mampu secara mandiri menghasilkan kedelai lokal tanpa harus selalu bergantung kepada negara lain. Indonesia memiliki lahan pertanian yang subur dan luas hanya saja belum dioptimakalkan untuk lahan kedelai. Tentu bukan tanpa alasan bila petani enggan menanam kedelai, jika dilihat kebelakang dulu petani Nganjuk juga penghasil kedelai. Rasanya menjadi tugas bersama khususnya pemerintah untuk mampu mendorong gairah para petani dalam menanam kedelai.

(9)

Beberapa cara dibawah ini dapat dilakukan sebagai modal awal untuk meningkatkan gairah petani dalam penanaman kedelai, antara lain :

a. Meningkatkan pengetahuan petani tentang menanam kedelai dengan

memperhatikan suntikan dana untuk tanaman kedelai, benih dan pupuk yang berkualitas.

b. Kedelai sangat rawan hama penyakit, ulat, kutu kebul, cabuk yang semuanya bisa

menyebabkan gagal panen yang berujung pada peningkatan biaya produksi. Perlu adanya varietas yang relatif tahan terhadap hama mungkin gairah menanam kedelai akan muncul kembali.

c. Yang terakhir dan tak kalah pentingnya adalah harga. sudah jadi tradisi jika

panen raya tiba maka harga terjun bebas. Jika harga bisa di jaga pada kisaran petani untung setidaknya keuntungannya sama dengan jagung maka bukan mustahil kita bisa mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor.

Selain itu, perlunya bangsa ini mempunyai sistem produksi pangan yang tangguh. Beberapa tahun yang lalu, ketika harga kedelai naik kita pernah menyadari perlunya kesungguhan untuk membangun kemampuan produksi kedelai. Lalu, kita terlena dengan prioritas lain dan kejadian itu tidak mampu menghadirkan solusi mendasar atas persoalan ketergantungan kepada kedelai impor, sampai kejadian serupa kita alami kembali saat ini.

Untuk mengatasi kelangkaan kedelai kita tidak bisa hanya mengandalkan instrumen kebijakan perdagangan tetapi harus mencakup penguatan sistem produksi di dalam negeri, terutama untuk mencegah kejadian seperti ini terulang lagi pada masa yang akan datang.

(10)

ragam maupun volume dan waktu ketersediaannya. Inilah sesungguhnya target swasembada pangan secara berkelanjutan yang mestinya terus menerus kita perjuangkan untuk dapat ditegakkan. Dengan demikian, grand strategy kita dalam bidang produksi pangan tidak akan terjebak pada penanganan persoalan jangka pendek dan terbatas pada komoditas tertentu tetapi menjangkau rentang waktu yang lebih panjang dengan cakupan yang lebih luas sehingga lebih tangguh.

Tantangan pengembangan kedelai di Indonesia sebagian telah coba dijawab oleh IPB, dalam berbagai penelitian yang dilakukan pada penambahan luas area tanam dan bibit unggul. Untuk mengkaji kemungkinan penambahan luas areal tanam kedelai, telah dilakukan penelitian untuk menjadikan lahan pasang surut sebagai tambahan areal untuk tanaman kedelai. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kemungkinan penurunan areal tanam jagung dan palawija lain karena perluasan areal tanam kedelai. Mengingat potensi lahan kering di tanah air yang masih belum dimanfaatkan secara optimal terutama tanah asam maka sebagai kelanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya, IPB juga telah mengembangkan formula inokulan bakteri bintil akar untuk peningkatan produksi kedelai pada lahan kering asam (pH 4,0).

Dengan memanfaatkan inokulan tersebut, lahan kering asam dapat ditanami kedelai dengan produktifitas yang tinggi dan penggunaan pupuk nitrogen dapat dikurangi 50% (Rachmania et al., 2011). Selain itu, telah dikembangkan juga galur varietas unggul kedelai yang mirip kedelai impor yang disukai perajin tempe. Pada saat ini telah ada lima galur kedelai yang produktivitasnya di atas varietas Anjasmoro yang digunakan sebagai pembanding karena produktivitasnya tinggi (2,59 ton/ha) dan berbiji besar. Dari lima galur kedelai tersebut dua galur kedelai tercatat mencapai produktivitas 2,94 ton/ha (Suharsono, 2012).

(11)

peningkatan sistem produksi dan perbaikan sistem tata niaga secara komprehensif menjadi kunci perwujudan hal tersebut.

(12)

karena harganya lebih tinggi. "Jagung dan kedelai ditanam dalam waktu yang sama. Saat ini petani cenderung beralih ke jagung. Sebab dengan harga kedelai Rp 5 ribu, petani berat untuk kedelai," kata Menteri Pertanian Suswono saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa, 24 Juli 2012.Pada Januari lalu harga eceran kedelai hanya Rp 5.500 - Rp 5.600 per kilogram. Namun saat ini harganya sudah mencapai Rp 8 ribu per kilogram.

Kenaikan harga kedelai juga disebabkan produksi kedelai di Amerika Serikat menurun. Padahal, Negeri Abang Sam ini adalah penghasil kedelai terbesar di dunia dan sumber ekspor kedelai ke Indonesia. Selain itu, kata Suswono, Cina mulai membeli kedelai secara besar-besaran. Akibatnya, pasokan kedelai di pasar dunia menipis

Harga kedelai yang melonjak ini membuat perajin tempe dan tahu berniat mogok kerja. "Inilah persoalan ketika harga kedelai tinggi, maka produsen tempe dan tahu yang akan berteriak. Karena kita masih impor kedelai 60 persen dan 40 persen lokal," ujar Suswono.

Bayangkan saja kebutuhan nasional kedelai 2,4 juta ton/tahun. Demand (permintaan) sebesar itu hanya bisa dipenuhi di dalam negeri sekitar 600 ribu/ tahun. Terdapat kekurangan yang mencapai 1,8 juta ton/tahun.Ini adalah peluang !!!! Peluang bagi penduduk anak negeri. Peluang itu bisa menciptakan ratusan ribu pekerjaan baru bagi anak negeri. Bahkan bisa berdampak efek domino, menggerakan ekonomi dalam negeri dalam skala luas.

Permasalahan kedelai ini dapat digolongkan dalam 5 kategori : 1. Kebijakan Pemerintah

Ini adalah masalah utama. Contohnya adalah kepemilikan lahan. Beberapa tahun yang lalu, sudah ada RUU Lahan Pertanian abadi

(13)

2. Bea Masuk Kedelai

Selanjutnya, Menaikkan biaya masuk kedelai. Menurut saya, biaya masuk tarif impor kedelai 5 % terlalu rendah. Dengan menaikkan biaya ini, maka harga kedelai bisa mahal. Dan ini peluang bagi petani kedelai. Bukannya malah menjadikan tarif impor menjadi 0 %. Dimana logikanya?

Malah hari ini, pemerintah telah menghapus bea masuk kedelai. Alasannya karena darurat. Alasanyang tidak tepat. Masa darurat terjadi berkali-kali. Ingat tahun 2008, kita juga sudah pernah mengalaminya.

3. Tata Niaga Kedelai

Bila harga sedang naik, petani cendrung latah tanam kedelai. Hasilnya, harga jeblok. Petani rugi. Tak mau lagi tanam kedelai. Ini adalah dilema. Menentukan tata niaga kedelai bisa dijadikan ajuan bagi petani kedelai. Ada harga ekonomis terendah bagi kedelai.

4. Pola Pikir

Saya sudah menjelasakan dalam tulisan mengenal musim tanam dan pola tanam dan pola tanam padi sawah dan IP 400. Dengan cara sederhana, menerapkan pola tanam yang benar maka hasil kedelai bisa tingkatkan. Bahkan bisa swasembada kedelai. Tapi pola pikir pengambil kebijakan dan sebagian besar para petani terbalik. Mereka ingin agar sawahnya, ditanam padi selama 1 tahun. Bahkan kalau bisa menjadi IP 400. agar swasembada padi berkelanjutan. Pola pikir terbalik juga terdapat pada SL PTT padi dan kedelai. Di daerah tertentu dengan SL PTT padi, kadang poktan diberikan benih yang lama seperti Ciherang (2000). Padahal, di daerah tsb sudah ada yang tanamin padi. Demikian pula dengan kedelai. Ada daerah tertentu yang mendapatkan SL PTT kedelai. Yang didapat varietas anjasmoro, padahal ada varietas lain seperti grobogan yang jelas-jelas di daerah tsb sudah terbukti unggul. Akibatnya yaitu hasil padi yang digadang-gadang malah hasilnya kurang. Jumlah air yang dibutuhkan banyak. Hama dan penyakit padi meningkat. Dan banyak kerugian lagi yang didapatkan. Bila ada contoh dari daerah tertentu seperti Grobogan. Harusnya daerah lain mencontoh. Dan tugas pemerintah menyebarkan keberhasilan daerah yang sudah bagus dalam hal ini penanganan kedelai. 5. Program Berkelanjutan

(14)

Belum lagi, di kebun pangkar perlu pupuk organik, pupuk kimia dll. Dari pupuk organik, akan tercipta ribuan tenagakerja baru. Dari mulai proses distribusi akan ada tenaga kerja baru yang tercipta dst dst. Keempat, menciptakan daerah unggul kedelai. Untuk jagung, provinsi Gorontalo sudah menjadi pelopornya. Kelima, memetakan daerah-daerah yang lahannya terlantar. Lahan-lahan ini bisa dijadikan lahan kedelai.

Faktor lain yang tak kalah penting, yaitu ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor menjadikan industri pengguna kedelai terbelenggu oleh harga komoditas ini di pasar global. Maklum, hampir 90% kebutuhan kedelai dalam negeri masih harus dipasok dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat (AS) dan Amerika Selatan. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2011, total produksi kedelai produksi dalam negeri hanya mencapai 851.286 ton atau memasok 29% dari total kebutuhan dalam negeri yang mencapai hampir 2,6 juta ton (lihat tabel).

Alhasil, sisa kebutuhan ditutup oleh kedelai impor yang mencapai 2,09 juta ton. Hampir 80% di antaranya berasal dari AS (1,85 juta ton). Oleh karena itu, kondisi di negara penghasil kedelai sangat berpengaruh pada pasokan dan harga. Tren kenaikan harga kedelai saat ini, misalnya, dipicu oleh kekeringan di sebagian wilayah AS, termasuk di sebagian setra pertanian. Departemen Pertanian AS menyatakan, 1.300 kota di 29 negara bagian mengalami kekeringan sehingga mengakibatkan kondisi lahan berada pada level terburuk sejak 1988. Saat itu, produksi kedelai negara itu anjlok 20% dibanding tahun sebelumnya.

Katakanlah kekeringan di AS tidak terjadi. Problem lain yang menggelayuti industri pengguna kedelai adalah tata niaga kedelai masih dikuasai oleh beberapa perusahaan. Ada empat importir besar dan beberapa puluh distributor yang leluasa menentukan harga. Jadi, tidak mudah mengubah system perdagangan yang sudah mengakar ini.

C. MENANTI SOLUSI DARI PEMERINTAH

(15)

yang diinventarisasi oleh Badan Pertanahan Nasional. Kementerian Pertanian dan BPN sepakat untuk meretribusi lahan untuk kebutuhan pertanian. Dalam satu bulan ke depan, pihaknya bersama BPN akan mengkaji lahan mana yang bisa didistribusikan kepada petani. Namun, jika ternyata tak kunjung terealisasi, maka akan diterapkan pola inti-plasma. Suswono juga punya rencana lain. Untuk menggenjot produksi kedelai, maka akan dilakukan dengan sistem tumpang sari. Potensi penanaman sistem tumpang sari ini bisa setara perluasan lahan 200 ribu hektare. Musim kemarau dianggap cocok untuk mulai menanam kedelai.

Agar tidak bergantung pada penambahan lahan, Kementerian Pertanian akan mengupayakan peningkatan produktivitas dari 1,3 ton per hektare menjadi 1,54 ton per hektare. Lalu pemberian bantuan benih unggul, meningkatkan penggunaan pupuk, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. "Dalam dua tahun masih memungkinkan untuk swasembada," katanya.

Aksi mogok para produsen tempe dan tahu selama tiga hari sampai akhir pekan lalu memaksa pemerintah bergerak. Menjawab aspirasi para produsen tempe tahu yang mengeluhkan harga kedelai yang makin tinggi sejak Mei 2012 lalu, lewat Kementerian Perdagangan (Kemendag), pemerintah member solusi.

Pertama, menghapus bea masuk impor kedelai dari 5% menjadi 0% mulai Agustus hingga Desember 2012, sebagai solusi krisis kedelai dalam jangka pendek. Kedua, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan juga menyebutkan bahwa pemerintah akan memfasilitasi Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) untuk mengimpor kedelai sendiri, termasuk kemungkinan kerjasama dengan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).

Meski pemerintah berharap solusi jangka pendek itu begitu manjur, para pelaku industri kedelai menganggap kebijakan ini kurang efektif. Menurut Sutaryo, Ketua Umum Induk Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Inkopti), penghapusan bea masuk tak serta-merta bisa dinikmati oleh para perajin tempe dan tahu. Sebab, kebijakan itu baru berlaku untuk kedelai impor yang masuk mulai 1 Agustus 2012. “Pengaruhnya ke harga baru bisa dirasakan pada September atau Oktober nanti,” tuturnya.

(16)

lahan produksi kedelai hanya 630.000 hektare. “Indonesia butuh minimal 1,2 juta hektare tambahan lahan untuk mencapai swasembada kedelai,” ujar Benny A. Kusbini, Ketua Umum Dewan Kedelai Nasional.

Selain itu, produktivitas tanaman kedelai lokal juga harus ditingkatkan. Sebagai contoh, tingkat produktivitas pertanian kedelai di AS bisa mencapai 2,6 juta ton per hektare. Sementara, rata-rata produktivitas tanaman kedelai di Indonesia baru mencapai 800 kilogram (kg) hingga 1 ton per hektare. Kualitas hasil panen kedelai juga perlu jadi perhatian. Menurut Rachmat Hidayat, Direktur Urusan Perusahaan PT Cargill Indonesia, para produsen makanan lebih menyukai kedelai impor asal AS lantaran warnanya putih dengan ukuran yang lebih besar dan seragam. Beda dengan kedelai lokal yang ukurannya lebih kecil. “Kedelai lokal banyak diserap oleh produsen pakan ternak,” katanya

Pengelolaan sektor pertanian lebih mudah untuk dikonsepkan daripada dilaksanakan. Ada empat hal yang harus ditata dalam sektor pertanian, yaitu inovasi teknologi pertanian, alih fungsi lahan, kelembagaan dan stabilisasi harga. Inovasi teknologi pertanian di Indonesia sebenarnya sudah dilakukan dengan tingkat kemajuan luar biasa. Kemampuan beberapa perguruan tinggi dan lembaga riset pertanian untuk mengembangkan bibit unggul dan teknik pengendalian hama bisa diandalkan. Hanya saja respons pemerintah untuk menggunakan teknologi ini sebagai prosedur standar dalam pengelolaan tanaman produktif tidak bisa diharapkan. Alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman di beberapa kota besar tidak terkendali sehingga berdampak pada produksi pertanian.

Perubahan peran Bulog sebagai lembaga yang mempunyai kemampuan mengatur pasokan produk pertanian sangat mempengaruhi jumlah pasokan produk pertanian yang strategis. Dalam kasus krisis tahu tempe, peran pihak swasta importir kedelai sangat besar. Penulis yakin jika dampak kekeringan di AS sudah selesai dan pasokan kedelai di sana normal, harga kedelai tidak akan turun serta merta karena perilaku mencari untung dari para importir.

Kelemahan utama sektor pertanian adalah harga produk pertanian yang fluktutatif. Hal ini juga terkait dengan peran Bulog yang tidak diberi kewenangan untuk melaksanakan stabilisasi harga. Dalam pengelolaan sektor pertanian, pemberlakuan kebijakan harga tetap diperlukan karena akan menjamin petani bersedia menanam komoditas pertanian strategis seperti kedelai. Kebijakan harga tetap jelas membutuhkan subsidi, namun mekanismenya bisa disesuaikan dengan pemberian subsidi pada pengadaan bibit dan pupuk sehingga harga jual tetap menguntungkan petani.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

DIPLOMA 3 (r€rakreditasi) STRATA 1 Cr€rakreditasi) STRATA 2 (Terakeditasi). Akuntai5i. STRATA 3Ferahedit

1000 Days, Academy of Breastfeeding Medicine, Action Against Hunger, Alive and Thrive, A Promise Renewed, Bill and Melinda Gates Foundation, Carolina Global Breastfeeding

Hasil uji Simmons citrate terhadap isolat bakteri menunjukkan sebagian besar isolat bakteri dapat memfermentasikan asam (simmons citrate +) ditunjukkan dengan adanya

persyaratan melampirkan contoh cetak, mohon untuk memperjelas materi yang akan dicetak.. Apakah materi yang akan dicetak, satu materi atau data

pahtumat kohtauksessa Kuningataräidin synnyttämään blendiin. Kun tiedämme Jeesuksen lausuneen kyseiset sanat hetkellä, jolloin hän koki maanpäällisen tehtävänsä

tidak hanya bertautan dengan masalah intelektual semata, tetapi juga dengan persoalan ideology dan keragaman budaya di masyarakat.Implikasi yang lebih urgen

Hasil penelitian menggunakan perhitungan manual, program Autodesk Ecotect Analysis 2011, dan Armstrong Reverberation Time menunjukkan bahwa penggunaan material seperti