• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah teori belajar bahasa cooperative (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah teori belajar bahasa cooperative (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I menyebabkan banyaknya metode pembelajaran yang variatif dan efektif. Metode-metode tersebut telah melalui percobaan-percobaan oleh para ahli dalam bidang pengajaran, sehingga sangat cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.

Akan tetapi kebanyakan guru yang ada pada saat ini, khususnya di Indonesia, masih tetap menggunakan metode-metode yang oleh sebagian orang dianggap sudah terlalu “usang”. Metode-metode tersebut yaitu seorang guru menjadi pusat pembelajaran dan merupakan satu-satunya sumber pengajaran dalam kelas. Guru menyampaikan materi dan siswa mendengarkan serta mencatat materi tersebut. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk terlibat secara langsung atau aktif dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya hasil yang didapat adalah kebanyakan dari peserta didik dapat mengetahui materi yang disampaikan tetapi sangat sedikit yang mampu memahami secara mendalam.

Salah satu metode yang dimaksud adalah metode ceramah yang pada saat ini masih merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran. Dalam metode tersebut proses pembelajaran benar-benar berpusat pada guru sehingga peserta didik tidak dapat berperan secara aktip dalam pembelajaran. Peserta didik hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru saja dan tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan sendiri apa yang yang telah diterimanya itu.

(2)

Oleh karena itu penulis mengangkat masalah penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud model pembelajaran kooperatif?

2. Bagaimanakah karakteristik model pembelajaran kooperatif?

3. Apakah kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif?

1.4. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Memahami dan mendalami model-model pembelajaran kooperatif

2. Mengetahui dan memahami karakteristik dari model pembelajaran kooperatif.

3. Mengenal dan memahami kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif.

1.5. Manfaat Penulisan

(3)

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam dunia pendidikan, model pembelajaran adalah sesuatu yang sangat biasa dicerna. Akan tetapi, masih banyak orang yang tidak dapat memahami apa yang dimaksud dengan model pembelajaran.

Menurut Joyce dan Weil (dalam Rusman, 2010:133) menyatakan bahwa : Model pembelajran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajran di kelas atau yang lain. Sementara itu, menurut Kemp ( dalam Rusman, 2010:132) “ strategi pembelajaran adalah suatu pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.”. Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah rencana tentang pola kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran dan merancang bahan-bahan pembelajaran.

Kooperatif dalam bahasa inggris ‘cooperative’ mengandung pengertian bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama (Hamid Hasan dalam Solihatin dan Raharjo. 2005:4). Sedangkan menurut Solihatin dan Raharjo (2005:4) bahwa :

‘cooperative learning’ mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok. Sementara itu, menurut Marno dan Idris (2008:84) bahwa :

(4)

informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu (Soejadi dalam Rusman, 2010:201). Menurut Slavin (dalam Rusman, 2010:201) pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Hal ini memperbolehkan pertukaran ide dan pendapat masing-masing siswa dalam suasana yang tidak mengancam sesuai dengan falsafah kontruktivisme. Dengan demikian, seorang pendidik harus mampu mengondisikan, memberikan dorongan, memaksimalkan dan membangkitkan potensi siswa serta menumbuhkan aktivitas dan kreativitas peserta didik agar tumbuh dinamika di dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar kontruktivisme yang lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky. Berdasarkan penelitian Piaget, dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak (Ratna dalam Rusman, 2010:201). Selain itu, pembelajaran kooperatif menempatkan peserta didik sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Keberhasilan belajar menurut model pembelajaran kooperatif bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan hasil belajar akan semakin baik jika dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.

Beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada keikutsertaan peserta didik dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif juga mendorong peningkatan kemampuan peserta didik dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran, oleh karena peserta didik dapat bekerja sama dengan peserta didik lain untuk menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadap masalah yang dihadapi dalam pembelajaran. Hal itu tentu saja dapat mengurangi beban seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran.

(5)

dapat belajar dengan nyaman dan proses pembelajaran berjalan lebih menarik. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

2.2. Karakterisrtik Model Pembelajaran Kooperatif

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menitikberatkan proses pembelajaran pada keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran melalui kerja sama dalam kelompok-kelompok kecil. Akan tetapi pembelajaran kooperatif bukanlah sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena belajar dalam model pembelajaran kooperatif harus ada struktur dorongan dan tugas-tugas yang sifatnya kooperatif sehingga terjadi interaksi yang saling membangun diantara peserta didik.

Menurut Stahl (dalam Solihatin dan Raharjo,2005:7-9) prinsip-prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

a. Perumusan tujuan belajar harus jelas

Sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif, guru harus merumuskan tujuan dengan jelas dan spesifik menyangkut apa yang diinginkan oleh guru untuk dilakukan oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya.

b. Penerimaan yang menyeluruh oleh peserta didik tentang tujuan belajar Guru harus bisa mengondisikan agar peserta didik dapat menerima tujuan pembelajaran dari sudut kepentingan diri dan kepentingan kelas. Oleh karena itu peserta didik harus memahami bahwa setiap orang dalam kelompoknya menerima dirinya untuk bekerja sama dalam belajar.

c. Ketergantungan yang bersifat positif

Guru harus mampu mengondisikan terjadinya interaksi antara peserta didik dalam kelompok dan mengorganisasikan materi dan tugas-tugas pelajaran sehingga peserta didik memahami dan mungkin melakukan hal itu dalam kelomponya

d. Interaksi yang bersifat terbuka

(6)

menerima masukan, ide, saran, dan kritik dari temannya secara positif dan terbuka.

e. Tanggung jawab individu

Salah satu dasar pembelajaran kooperatif adalah keberhasilan belajar akan lebih mungkin tercapai secara lebih baik apabila dilakukan secara bersama-sama. Oleh karena itu setiap peserta didik bertanggung jawab menerima dan memberi apa yang telah dipelajarinya kepada peserta didik lainnya.

f. Kelompok bersifat heterogen

Dalam pembentukan kelompok belajar, keanggotaan kelompok harus bersifat heterogen sehingga interaksi yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai karakteristik peserta didik yang berbeda. Dalam suasana belajar seperti itu akan tumbuh dan berkembang nilai, sikap, moral, dan perilaku peserta didik. g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif

(7)

mengevaluasi dan memberikan masukan terhadap hasil pekerjaan dan aktivitas

Beberapa variasi jenis model pembelajaran kooperatif, walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis tersebut adalah sebagai berikut :

a. Model Student Teams Achievement Division (STAD)

Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Model ini sangat mudah diadaptasi dan telah digunakan di berbagai jenis mata pelajaran seperti Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggirs pada tingat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu materi dan siswa dalam kelomponya memastikan menguasai materi tersebut secara bersama-sama. Akhirnya siswa mendapat kuis tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu.

b. Model Jigsaw

(8)

bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.

c. Investigasi Kelompok (Group Investigation)

Model belajar ini dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Secara umum pembelajaran model Investigasi Kelompok adalah siswa dibagi kedalam kelompok-kelompo yang beranggotakan 2-6 orang. Tiap kelompok bebas memilih dari subtopik yang akan diajarkan dan kemudian membuat laporan kelompok. Selanjutnya setiap orang mempresentasikan laporannya epada semua kelas.

d. Model Make a Match (Membuat Pasangan)

Model Make a Match dikembangan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan model ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Penerapan model pembelajaran ini dimulai dengan menyuruh siswa mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

e. Model TGT (Teams Games Tournaments)

(9)

2.3. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Keunggulan model pembelajaran kooperatif

Sebuah model pembelajaran tentunya mempunyai karakteristik tersendiri sehingga akan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Demikian juga dengan model pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan dan kekurangan di dalam implementasinya di dalam pembelajaran. Sehingga seorang guru dituntun untuk mampu menganalisa dan mencocokkan model pembelajaran yang akan digunakan dengan materiyang akan diajarkan.

Menurut Wina (2006:249-250) keunggulan model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

a) Siswa tidak terlalu tergantung pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, dan belajar dari siswa yang lain. b) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan

dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c) Membantu siswa untuk respek terhadap orang lain dan menyadari keterbatasannya.

d) Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

a) Cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, keterampilan mengatur waktu dan sikap positif terhadap sekolah.

b) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik.

c) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

d) Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal itu sangat berguna untuk endidikan jangka panjang.

(10)

Selanjutnya, juga diutarakan tentang kelemahan model pembelajaran kooperatif1. Kelemahan itu antara lain :

a) Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif butuh waktu yang lama. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.

b) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan pada hasil kerja kelompok, sehingga guru harus menyadari bahwa prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu.

(11)

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sehingga tingkat tercapainya tujuan pembelajaran bergantung pada kemampuan seorang guru mengelola pembelajaran agar para siswa benar-benar terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Sehingga terjadi interaksi timbal balik, baik antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa. Karakteristik model pembelajaran kooperatif ini harus ada struktur dorongan dan tugas-tugas yang sifatnya kooperatif sehingga terjadi interaksi yang saling membangun diantara peserta didik.

Kelebihan pembelajaran kooperatif ialah a) Siswa tidak terlalu tergantung pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, dan belajar dari siswa yang lain. Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa kelemahan dalam aplikasinya seperti a) Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif butuh waktu yang lama. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.

3.2. Saran

(12)
(13)

DAFTAR PUSTAKA

Rusman. 2010. Model Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers, hal. 132-133, 201,224.

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2005. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 4,7-9.

Sanjaya, Wina. `2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana, hal.249-250.

Marno dan Idris. 2008. Strategi dan Metode Pembelajaran. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, hal. 84

http://www.nesaci.com/contoh-metode-pembelajaran-cooperative-learning /

Referensi

Dokumen terkait

Pembimbing penulisan skripsi saudara Muhammad Ukbah , NIM: 50100109016, Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Alauddin Makassar, setelah dengan saksama

Data pengukuran P-Potensial dan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kombinasi bahan organik baik berupa kompos kulit durian dan pupuk kandang ayam

SHAH ALAM, 19 Dis 2017: Bahan Rujukan Malaysia Standard Emas (MyRM Gold) yang bertujuan memastikan semua alat pengukur ketulenan emas adalah berdasarkan Unit Sistem

Stabilitas sifat fisis dan kimia selama 8 minggu menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada setiap formula dengan adanya variasi konsentrasi sukrosa, kecuali

Dari paparan singkat di atas, dapat diketahui bahwa ada yang salah pada hukumnya atau perundang-undanganya, yaitu hukum materilnya (KUHP) yang sudah tidak sesuai lagi

Faktor penghambat dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita yaitu faktor penegak hukum, sarana prasarana dan lingkungan/ masyarakat

Hubungan FDR dengan CAR dalam jangka pendek yaitu hubungan yang signifikan negatif, sedangkan dalam jangka panjang terdapat hubungan (pengaruh) signifikan positif antara FDR

Ditinjau dari subjeknya, bahan ajar dapat dikatogorikan menjadi dua jenis, yakni bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar dan bahan yang tidak dirancang namun